• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERSONAL HYGIENE DAN SANITASI DASAR SERTA KELUHAN KESEHATAN KULIT DI PESANTREN AL-KAUTSAR KECAMATAN PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PERSONAL HYGIENE DAN SANITASI DASAR SERTA KELUHAN KESEHATAN KULIT DI PESANTREN AL-KAUTSAR KECAMATAN PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2019"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERSONAL HYGIENE DAN SANITASI DASAR SERTA KELUHAN KESEHATAN KULIT DI PESANTREN

AL-KAUTSAR KECAMATAN PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2019

SKRIPSI

Oleh

SYAFIAH AMALINA NASUTION NIM. 151000538

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

(2)

ANALISIS PERSONAL HYGIENE DAN SANITASI DASAR SERTA KELUHAN KESEHATAN KULIT DI PESANTREN

AL-KAUTSAR KECAMATAN PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

SYAFIAH AMALINA NASUTION NIM. 151000538

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

(3)

Judul Skripsi : Analisis Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar serta Keluhan Kesehatan Kulit di Pesantren Al-Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

Nama Mahasiswa : Syafiah Amalina Nasution Nomor Induk Mahasiswa : 151000538

Departemen : Kesehatan Lingkungan

Tanggal Lulus : 3 Juli 2019

(4)

Telah diuji dan dipertahankan Pada tanggal : 3 Juli 2019

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes.

Anggota : 1. Dr. dr. Taufik Ashar, M.K.M.

2. Ir. Evi Naria, M.Kes.

(5)

Pernyataan Keaslian Skripsi

Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar serta Keluhan Kesehatan Kulit di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Juli 2019

Syafiah Amalina Nasution

(6)

Abstrak

Kebersihan merupakan suatu perihal yang benar-benar penting dan perlu diperhatikan dalam kehidupan sehari – hari. Faktor yang mempengaruhi timbulnya keluhan kesehatan kulit ialah kebersihan diri yang kurang baik yaitu kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki dan kuku, kebersihan rambut dan kebersihan genital. Kelengkapan fasilitas sanitasi dasar yang tersedia juga berperan dalam mempengaruhi keluhan kesehatan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi personal hygiene, sanitasi dasar dan keluhan kesehatan kulit di Pondok Pesantren Al-Kautsar, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun.

Metode penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 455 orang dengan sampel sebanyak 82 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode systematic random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengalami keluhan kesehatan kulit sebanyak 71 orang (86,6%) dengan responden terbanyak jenis kelamin laki-laki sebanyak 36 orang (100%),tingkat pendidikan SMP sebanyak 52 orang (88,1%), dan kondisi sanitasi dasar yang tidak memenuhi kriteria. Keluhan kesehatan kulit yang dialami oleh santri disebabkan karena faktor personal hygiene yang kurang baik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kebersihan kulit dengan tingkat sedang sebanyak 46 santri (56,1%) dikarenakan kurangnya kesadaran untuk menjemur kasur, mengganti sprei dan saling meminjam barang. Kebersihan tangan, kaki dan kuku dengan tingkat sedang sebanyak 53 santri (64,6%) dikarenakan kurangnya kesadaran untuk mencuci tangan pakai sabun sebelum makan dan mencuci kaki sebelum tidur. Kebersihan rambut dengan tingkat sedang sebanyak 40 santri (48,8%) dikarenakan kebiasaan saling meminjam sisir sesama santri serta kebersihan genital dengan tingkat baik sebanyak 79 santri (96,3%). Kesimpulan pada penelitian ini adalah ditemukannya keluhan kesehatan kulit di Pondok Pesantren Al-Kautsar, Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun. Maka disarankan bagi santri agar lebih memperhatikan personal hygiene seperti kebersihan kulit, tangan, kaki dan kuku, rambut dan genitalia. Pihak asrama diharapkan menyediakan sarana fasilitas sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan, membuat peraturan tertulis dan pesan atau poster kesehatan terkait personal hygiene sehingga santri dapat memelihara kebersihan dirinya dengan baik.

Kata kunci : Personal hygiene, sanitasi, keluhan kulit

(7)

Abstract

Hygiene is very important and must be considered in daily life. Factor to influences skin health complaints is bad personal hygiene such as hygiene of skin ,hygiene of hand, feet and nails, hygiene of hair, and hygiene of genital.

Availability of basic sanitation facilities also to influences skin health complaints.

The aim of this study was to determine the conditions of personal hygiene, basic sanitation and skin health complaints at the Boarding School Al-Kautsar, Panei Subdistrict, Simalungun District. This research method is descriptive. The population is 455 people and the sample in this study was 82 people. Samples were taken using systematic random sampling method. The study results showed that the respondents who have a complaint about the health of skin totaling 71 people (86,6%), dominated by male respondents 36 people (100%), the education level of the Junior High School as much as 52 people (88,1%), and basic sanitation conditions does not meet the criteria. Skin health complaints experienced by the santri are due to factors that are less good personal hygiene.

The study results also showed that the hygiene of skin with an ordinary level as much 46 santri (56,1%) because the lack of awareness for the drying bed, change bed linen and borrow other people item. Hygiene of hand, feet and nails with an ordinary level as much 53 santri (64,6%) because the lack of awareness for wash their hands with soap before eat and wash their feet before sleep. Hygiene of hair with an ordinary level as much 40 santri (48,8%) because the habit of borrow friend’s comb and hygiene of genital with an good level. As a conclusion from this study is that the complaints about the health of the skin are found in Boarding School Al-Kautsar, Panei Subdistrict, Simalungun District. Therefore, it is recommended that santri pay more attention to personal hygiene such as hygiene of skin, hygiene of hand, feet and nails, hygiene of hair, and hygiene of genital.

The manager of dormitory was expected to give more concern to serve basic sanitation facilities which meet the health requirements, make regulations, and message or health poster about personal hygiene. So, that santri can maintain their personal hygiene well.

Keywords : Personal hygiene, sanitation, skin complaints

(8)

Kata Pengantar

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar serta Keluhan Kesehatan Kulit di Pesantren Al-Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019”. Skripsi ini disusun guna sebagai salah satu syarat untuk menyandang gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM). Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak sekali memperoleh bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun material. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. dr. Taufik Ashar, M.K.M. selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pemikiran serta dengan sabar dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

(9)

5. Ir. Evi Naria, M.Kes. selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah membimbing penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara khususnya di Departemen Kesehatan Lingkungan.

8. Pimpinan Pondok Pesantren Al-Kautsar, Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Pondok Pesantren Al-Kautsar.

9. Teristimewa untuk Orangtua tercinta, Nuryunita Nainggolan dan Isfan Dahriyan Nasution yang telah memberikan kasih sayang yang begitu besar dan kesabaran dalam mendidik dan memberi dukungan kepada penulis.

10. Teman- teman satu Peminatan Kesehatan Lingkungan Stambuk 2015.

Penulis menyadari penelitian ini masih terdapat kekurangan, oleh sebab itu, diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2019

Syafiah Amalina Nasution

(10)

Daftar Isi

Halaman

Halaman Persetujuan i

Halaman Penetapan Tim Penguji ii

Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii

Abstrak iv

Abstract v

Kata Pengantar vi

Daftar Isi viii

Daftar Tabel xi

Daftar Gambar xiii

Daftar Lampiran xiv

Riwayat Hidup xv

Pendahuluan 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 4

Tujuan umum 4

Tujuan khusus 4

Manfaat Penelitian 5

Tinjauan Pustaka 6

Personal Hygiene 6

Jenis personal hygiene 6

Faktor personal hygiene 8

Sanitasi Dasar 10

Penyediaan air bersih 10

Pembuangan kotoran manusia (jamban) 12

Pengelolaan sampah 12

Pembuangan air limbah 14

Kulit 15

Fungsi kulit 16

Keluhan kesehatan kulit 16

Landasan Teori 20

Kerangka Konsep 22

Metode Penelitian 23

Jenis Penelitian 23

Lokasi dan Waktu Penelitian 23

Populasi dan Sampel 23

Variabel dan Definisi Operasional 27

Metode Pengumpulan Data 29

(11)

Metode Pengukuran 29

Metode Analisis Data 34

Hasil Penelitian 35

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 35

Karakteristik Responden 36

Personal Hygiene 37

Distribusi responden berdasarkan kebersihan kulit 37

Distribusi responden berdasarkan kebersihan tangan, kaki dan kuku 38

Distribusi responden berdasarkan kebersihan rambut 39

Distribusi responden berdasarkan kebersihan genital 40

Distribusi personal hygiene responden meliputi kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki, dan kuku, kebersihan rambut dan kebersihan genital 40

Keluhan Kesehatan Kulit 42

Distribusi responden berdasarkan keluhan kesehatan kulit 42

Distribusi keluhan kesehatan kulit berdasarkan karakteristik responden 42

Distribusi keluhan kesehatan kulit responden berdasarkan personal hygiene yang meliputi kebersihan kulit 43

Distribusi keluhan kesehatan kulit responden berdasarkan personal hygiene yang meliputi kebersihan tangan, kaki dan kuku 46

Distribusi keluhan kesehatan kulit responden berdasarkan personal hygiene yang meliputi kebersihan rambut 47

Distribusi keluhan kesehatan kulit responden berdasarkan personal hygiene yang meliputi kebersihan genital 48

Sanitasi Dasar 49

Peraturan Personal Hygiene 50

Pembahasan 51

Karakteristik Responden 51

Personal Hygiene 52

Personal hygiene berdasarkan kebersihan kulit 52

Personal hygiene berdasarkan kebersihan tangan, kaki dan kuku 53

Personal hygiene berdasarkan kebersihan rambut 54

Personal hygiene berdasarkan kebersihan genital 55

Keluhan Kesehatan Kulit 55

Keluhan kesehatan kulit berdasarkan personal hygiene yang meliputi kebersihan kulit 56

Keluhan kesehatan kulit berdasarkan personal hygiene yang meliputi kebersihan tangan, kaki dan kuku 57

Keluhan kesehatan kulit berdasarkan personal hygiene yang meliputi kebersihan rambut 57

Keluhan kesehatan kulit berdasarkan personal hygiene yang meliputi kebersihan genital 58

(12)

Sanitasi Dasar 58

Sarana air bersih 58

Sarana pembuangan kotoran 59

Sarana pembuangan sampah 59

Sarana pembuangan air limbah 60

Peraturan Personal Hygiene 61

Keterbatasan Penelitian 61

Kesimpulan dan Saran 63

Kesimpulan 63

Saran 63

Daftar Pustaka 65

Lampiran 67

(13)

Daftar Tabel

No Judul Halaman

1 Jumlah Santri di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

24

2 Distribusi Sampel dari Jumlah Santri Putra Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

26

3 Distribusi Sampel dari Jumlah Santri Putri Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

26

4 Sarana dan Prasarana di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

36

5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Usia dan Riwayat Alergi di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

37

6 Distribusi Responden Berdasarkan Kebersihan Kulit di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

38

7 Distribusi Responden Berdasarkan Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

39

8 Distribusi Responden Berdasarkan Kebersihan Rambut di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

40

9 Distribusi Responden Berdasarkan Kebersihan Genital di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

40

(14)

10 Distribusi Personal Hygiene Responden Meliputi Kebersihan Kulit, Kebersihan Tangan, Kaki, dan Kuku, Kebersihan Rambut dan Kebersihan Genital di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

41

11 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Kesehatan Kulit Santri di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

42

12 Distribusi Keluhan Kesehatan Kulit Berdasarkan Karakteristik Responden Santri di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

43

13 Distribusi Keluhan Kesehatan Kulit Responden Berdasarkan Personal Hygiene yang Meliputi Kebersihan Kulit Santri di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

44

14 Distribusi Keluhan Kesehatan Kulit Responden Berdasarkan Personal Hygiene yang Meliputi Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku Santri di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

46

15 Distribusi Keluhan Kesehatan Kulit Responden Berdasarkan Personal Hygiene yang Meliputi Kebersihan Rambut Santri di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

47

16 Distribusi Keluhan Kesehatan Kulit Responden Berdasarkan Personal Hygiene yang Meliputi Kebersihan Genital Santri di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

48

17 Hasil Observasi Sanitasi Dasar di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

49

18 Hasil Wawancara Terkait Peraturan Personal Hygiene di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

50

(15)

Daftar Gambar

No Judul Halaman

1 Makula 17

2 Papula 17

3 Vesikula 18

4 Bula 18

5 Skuama 19

6 Pustula 19

7 Teori simpul keluhan kesehatan kulit 20

8 Kerangka konsep penelitian 22

(16)

Daftar Lampiran

Lampiran Judul Halaman

1 Lembar Observasi Sanitasi Dasar 67

2 Lembar Kuesioner Penelitian 69

3 Lembar Wawancara Peraturan Personal Hygiene 73

4 Dokumentasi Penelitian 74

5 Surat Izin Penelitian 78

6 Surat Telah Selesai Penelitian 79

7 Output SPSS 80

8 Master Data 88

(17)

Riwayat Hidup

Penulis bernama Syafiah Amalina Nasution berumur 21 tahun, dilahirkan di Medan pada tanggal 4 September 1997. Penulis beragama Islam, anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Isfan Dahriyan Nasution dan Ibu Nuryunita Nainggolan.

Pendidikan formal dimulai di TK Bunayya II pada Tahun 2001-2002.

Pendidikan sekolah dasar di SDIT Bunayya II pada Tahun 2003-2004, dilanjutkan di SDIT Al-hijrah pada Tahun 2005-2006 dan dilanjutkan di SDIT Al-Fityan pada Tahun 2007-2008, sekolah menengah pertama di SMPIT Al-fityan pada Tahun 2009-2011, sekolah menengah atas di SMAIT Al-fityan pada Tahun 2012-2014, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juli 2019

Syafiah Amalina Nasution

(18)

Pendahuluan

Latar Belakang

Kebersihan merupakan suatu perihal yang benar-benar penting dan perlu diperhatikan dalam kehidupan sehari – hari. Kebersihan dapat mempengaruhi kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan hidup seseorang. Bila seseorang menderita sakit, biasanya diakibatkan oleh persoalan kebersihan yang kurang diperhatikan. Hal ini berlangsung karena manusia memandang masalah kebersihan sebagai suatu masalah yang remeh (Isro’in & Sulistyo, 2012).

Kulit merupakan organ penting yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Sebagai organ yang berperan dalam proteksi, kulit memegang tugas penting dalam meminimalisir semua ancaman dan gangguan yang dapat masuk melalui kulit. Oleh karena itu, kulit perlu diperhatikan dan dijaga kebersihannya agar dapat menjalankan perannya secara optimal. Peran kulit dalam memproteksi keutuhan tubuh tidak mudah. Sebagai organ pelindung, kulit tidak luput dari berbagai masalah yang bisa membahayakan kulit itu sendiri. Kulit kering, tekstur kasar, bersisik, gatal, ruam atau bercak merah pada kulit merupakan suatu masalah pada kulit yang dikenal dengan keluhan kesehatan kulit (Isro’in & Sulistyo, 2012). Salah satu faktor yang berperan dalam timbulnya keluhan kesehatan kulit ialah personal hygiene yang buruk. Beberapa contoh personal hygiene yang buruk ialah berbagi pakaian dan handuk atau lap bergantian dengan orang lain, menggunakan seprei dan kasur secara bersama – sama sehingga memungkinkan terjadinya kontak langsung. Selain itu mengenakan pakaian yang lembab dan tidak bersih juga merupakan contoh dari personal

(19)

hygiene yang buruk (Zulkoni, 2011). Keluhan kesehatan kulit sering terjadi pada tempat – tempat umum yang mempunyai potensi sebagai tempat berlangsungnya penularan penyakit. Beberapa tempat umum yang berpotensi sebagai tempat penularan penyakit ialah sekolah, penjara, panti asuhan, pertokoan, hotel, panti jompo dan termasuk juga pondok pesantren. Tempat – tempat tersebut memiliki intensitas jumlah dan waktu kunjungan yang cukup tinggi. Oleh sebab itu tempat – tempat tersebut memungkinkan terjadinya penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya (Chandra, 2012).

Berdasarkan beberapa penelitian, yang menunjukan adanya keterkaitan erat antara personal hygiene dan sanitasi dasar terhadap keluhan kesehatan kulit.

Dalam penelitian Frenki (2011), terdapat hubungan yang bermakna antara personal hygiene yaitu kebersihan kulit, kebersihan tangan dan kuku, kebersihan genitalia, kebersihan pakaian, kebersihan handuk, kebersihan tempat tidur dan seprei dengan kejadian penyakit kulit infeksi scabies pada Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru. Pada penelitian Agusty (2015) tentang personal hygiene yang meliputi kebersihan tempat tidur dan seprei dapat dilihat bahwa responden yang tidak menjemur kasur tempat tidur adalah 16 orang (20,5%) dan 14 orang (18%) diantaranya mengalami keluhan kesehatan kulit pada Panti Asuhan Al- Jam’iyatul Washliyah Pulo Brayan. Hasil survei awal yang dilakukan pada tanggal 8 februari 2019 di Pondok Pesantren Modern Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun, pada hasil wawancara terhadap 20 santri didapatkan informasi bahwa 18 santri (90%) diantaranya pernah mengalami keluhan kesehatan kulit seperti gatal, bintik merah, kulit bersisik dan bernanah

(20)

semenjak tinggal di pesantren tersebut. Dari hasil wawancara juga ditemukan bahwa 5 santri (25%) diantaranya sering menggunakan handuk bergantian dengan temannya, sebanyak 5 santri (25%) sering menggunakan sabun batangan secara bergantian dan sebanyak 4 santri (20%) sering bertukar pakaian dengan sesama temannya. Selain itu, observasi awal yang dilakukan oleh peneliti ditemukan hasil bahwa Pesantren Al – Kautsar memiliki 2 gedung asrama yang terbagi atas 1 asrama putri dan 1 asrama putra. Gedung asrama putri terdiri dari 11 kamar yang setiap kamarnya dihuni oleh 13-25 santri. Sedangkan gedung asrama putra terdiri dari 10 kamar yang setiap kamarnya dihuni oleh 19-22 santri. Ruang kamar asrama putra dan asrama putri memiliki ukuran sebesar 12x10 m dan memiliki 2 ventilasi yang masing –masing berukuran 88 m. Setiap santri tidur di ruang kamar dengan menggunakan kasur yang terbuat dari busa. Kontak langsung dengan sesama santri sangat mungkin terjadi, karena baik di pondok putra maupun pondok putri kasur santri yang satu dengan kasur santri lainnya tidak memiliki jarak dan saling menempel.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tetarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar serta Keluhan Kesehatan Kulit di Pondok Pesantren Al – Kautsar, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun Tahun 2019”.

Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang dapat dikembangkan dalam penelitian ini adalah bagaimana personal hygiene dan sanitasi dasar serta keluhan kesehatan kulit di

(21)

Pondok Pesantren Al – Kautsar, Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun tahun 2019.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum. Mengetahui personal hygiene dan sanitasi dasar serta keluhan kesehatan kulit di Pondok Pesantren Al – Kautsar, Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun tahun 2019.

Tujuan khusus.

1. Mengetahui karakteristik santri berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan di Pondok Pesantren Al – Kautsar, Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun tahun 2019.

2. Mengetahui personal hygiene meliputi kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki dan kuku, kebersihan rambut dan kebersihan genitalia pada santri di Pondok Pesantren Al – Kautsar, Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun tahun 2019.

3. Mengetahui sanitasi dasar meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia (jamban), pengelolaan sampah dan pembuangan air limbah di Pondok Pesantren Al – Kautsar, Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun tahun 2019.

4. Mengetahui keluhan kesehatan kulit pada santri di Pondok Pesantren Al – Kautsar, Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun tahun 2019.

5. Mengetahui ada atau tidaknya peraturan terkait personal hygiene di Pondok Pesantren Al – Kautsar, Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun tahun 2019.

(22)

Manfaat Penelitian

1. Bagi pihak pesantren, dapat dijadikan sebagai masukan bagi pemilik pesantren tentang fasilitas sanitasi dasar yang baik di asrama.

2. Bagi siswa – siswi pesantren, dapat dijadikan sebagai masukan dan menambah wawasan pengetahuan bagi siswa tentang personal hygiene yang baik agar terhindar dari keluhan kesehatan kulit.

3. Bagi peneliti, berguna untuk menambah pengetahuan peneliti mengenai personal hygiene dan sanitasi dasar serta keluhan kesehatan kulit.

4. Bagi peneliti lain, dapat digunakan sebagai rujukan bagi peneliti - peneliti lain.

(23)

Tinjauan Pustaka

Personal Hygiene

Kebersihan diri atau personal hygiene adalah usaha dari seseorang demi mempertahankan kesehatan dan memelihara kebersihan diri sendiri. Kebersihan diri atau personal hygiene dapat dilakukan baik secara fisik maupun psikologis.

Tujuan dari personal hygiene untuk meningkatkan derajat kesehatan seseorang, menjaga kebersihan diri, meningkatkan dan membenahi personal hygiene yang kurang, menghindari terjadinya penyakit, menumbuhkan kepercayaan diri seseorang dan menghasilkan keindahan (Rejeki, 2015).

Personal hygiene juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk menjaga kebersihan seseorang demi mencapai kondisi fisik dan psikis yang sejahtera. Bila seseorang tidak memelihara kebersihan pribadinya dengan baik, maka akan menimbulkan dampak fisik maupun psikis bagi orang tersebut.

Gangguan fisik yang sering timbul ialah gangguan infeksi kulit dan gangguan fisik pada kuku. Sedangkan gangguan psikis yang biasanya timbul ialah gangguan interaksi sosial akibat menurunnya kepercayaan diri dan timbulnya rasa kurang nyaman (Isro’in & Sulistyo, 2012).

Jenis personal hygiene. Isro’in dan Sulistyo (2012) mengatakan bahwa Personal hygiene terbagi atas beberapa jenis yaitu :

a. Kebersihan Kulit

Salah satu bagian penting yang harus diberi perhatian dalam personal hygiene ialah kulit. Kulit merupakan lapisan terluar yang berguna untuk memproteksi jaringan tubuh dan organ lainnya dari berbagai jenis

(24)

mikroorganisme dan pengaruh lingkungan. Kulit memiliki peran yang penting dalam mengurangi dan meminimalkan gangguan atau bahaya yang akan masuk melalui kulit. Untuk itu diperlukan pemeliharaan pada kulit agar kulit tetap bersih dan sehat. Kebiasaan yang dapat dilakukan untuk memelihara kesehatan dan kebersihan kulit ialah mandi 2 kali sehari dengan menggunakan air dan sabun, mengganti pakaian minimal 2 kali sehari, mencuci pakaian hingga bersih, menggunakan perlengkapan sehari – hari yang merupakan milik sendiri seperti handuk, sabun, dan pakaian serta membersihkan tempat tidur setiap hari.

b. Kebersihan Tangan, Kaki, dan Kuku

Perawatan pada tangan, kaki dan kuku juga merupakan hal yang penting dalam menjaga kesehatan. Apabila tangan, kaki dan kuku dalam keadaan yang tidak bersih, dapat menimbulkan berbagai penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Beberapa kebiasaan yang dapat dilakukan untuk memelihara kesehatan dan kebersihan tangan, kaki, dan kuku ialah mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sesudah BAB/BAK, mencuci kaki sebelum tidur, serta memotong kuku sekali seminggu.

c. Kebersihan Rambut

Rambut merupakan mahkota tubuh yang beguna untuk menjaga kulit kepala dari pengaruh lingkungan luar. Apabila seseorang tidak memelihara kebersihan dan kesehatan rambutnya dengan baik maka dapat menimbulkan penyakit seperti kadas atau kurap pada kulit kepala.

(25)

Beberapa kebiasaan yang dapat dilakukan untuk memelihara kesehatan dan kebersihan rambut ialah mencuci rambut dengan menggunakan sampo minimal 2 kali seminggu, menyisir rambut menggunakan sisir milik pribadi dan mengeringkan rambut setelah keramas dengan menggunakan handuk yang bersih dan kering.

d. Kebersihan Genital

Kebersihan genital merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Bila seseorang tidak memelihara kebersihan alat genitalnya, maka dapat menimbulkan penyakit seperti jamur pada daerah genitalnya. Beberapa kebiasaan yang dapat dilakukan untuk memelihara kesehatan dan kebersihan genital ialah membersihkan alat genital saat mandi, mencuci pakaian dalam hingga bersih, dan tidak bertukar pakaian dalam dengan orang lain .

Faktor – faktor personal hygiene. Menurut Isro’in dan Sulistyo (2012), faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene ialah :

a. Praktik Sosial

Personal hygiene memberikan pengaruh yang cukup besar bagi seseorang.

Saat masa anak-anak kebersihan dipengaruhi oleh keberadaan keluarga.

Kebiasaan keluarga yang menanamkan praktik hygiene seperti mandi dan mencuci tangan dapat menciptakan pola kebersihan yang baik bagi anak tersebut. Saat dewasa kebersihan pribadi dipengaruhi oleh kelompok kerja.

Pada fase lansia biasanya mengalami penurunan hygiene yang disebabkan karna kondisi fisiknya mengalami penurunan.

(26)

b. Tingkat Sosial Ekonomi

Tingkat ekonomi dari seseorang memberikan pengaruh bagi tingkat hygiene orang tersebut. Tingkat sosial ekonomi yang rendah dapat berpengaruh terhadap rendahnya hygiene seseorang. Rendahnya tingkat ekonomi dapat menyebabkan seseorang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene seperti sabun, sampo, handuk yang bersih dan lain – lain.

c. Pengetahuan

Pengetahuan tentang hygiene dapat memberikan pengaruh terhadap tindakan hygiene seseorang. Pengetahuan mengenai hygiene sangat penting dalam mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan.

Rendahnya pengetahuan seseorang tentang hygiene dapat menyebabkan orang tersebut memiliki hygiene yang kurang atau buruk sehingga tubuh dari orang tersebut mudah terserang penyakit.

d. Budaya

Setiap budaya mempunyai tindakan hygiene yang berbeda. Terdapat beberapa budaya yang menganggap bahwa kebersihan kurang penting bagi dirinya. Pada benua Asia biasanya masyarakat tersebut mandi 2-3 kali sehari, sedangkan pada benua Eropa masyarakatnya hanya mandi sekali seminggu.

e. Kondisi Fisik

Kondisi fisik dapat mempengaruhi tingkat hygiene seseorang.

Keterbatasan fisik yang dimiliki seseorang dapat menimbulkan kesulitan

(27)

bagi orang tersebut untuk melakukan perawatan dan pemeliharaan pada tubuhnya. Contohnya ialah seseorang yang sedang kurang sehat atau sedang menggunakan infus dapat menyebabkan terbatasnya ketangkasan seseorang dalam menggerakkan tubuhnya untuk membersihkan tubuhnya.

Sanitasi Dasar

Sanitasi dasar ialah komponen penting yang meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia (jamban), pengelolaan sampah dan pembuangan air limbah. Keberadaan komponen tersebut merupakan suatu perihal yang penting untuk membantu kehidupan manusia. Oleh karena itu, komponen sanitasi dasar harus memiliki akses yang mudah dan terjaga kualitasnya (Chandra, 2012).

Penyediaan air bersih. Air merupakan salah satu instrumen yang krusial bagi setiap makhluk. Tanpa air, beragam mekanisme kehidupan tidak bisa berjalan. Oleh sebab itu, penyediaan air merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia untuk kesinambungan kehidupan dan sebagai penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan umat. Kebutuhan manusia terhadap air sungguh penting, antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci, pertanian, perikanan, industri, dan keperluan – keperluan lainnya. Demi kelangsungan hidup harus disadari bahwa sumber daya air, perlu mendapatkan perlindungan yang selayaknya. Sumber daya air yang terlindungi dapat memberi manfaat yang optimal dan mencegah terjadinya penurunan kuantitas, kualitas serta terjadinya penyakit yang ditularkan melalui sumber daya air (Sumantri, 2015).

Menurut Sumantri (2015) penularan penyakit melalui air terbagi atas :

(28)

a. Waterborn Mechanism

Pada penularan ini, kuman penyakit yang terdapat dalam air ditularkan terhadap manusia melewati mulut atau sistem pencernaan. Terdapat beberapa penyakit yang merupakan golongan Waterborn Mechanism.

Penyakit yang ditularkan antara lain thypoid, cholera, hepatitis dan lainnya.

b. Waterwashed Mechanism

Pada penularan ini, berkaitan dengan personal hygiene. Penularan dapat terjadi melalui alat pencernaan seperti penyakit diare, melalui kulit seperti penyakit scabies. Penularan juga dapat terjadi melalui binatang pengerat seperti penyakit leptospirosis.

c. Water - based Mechanism

Pada penularan ini, agen penyakit melewati sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor yang hidup di dalam air. Terdapat beberapa penyakit yang merupakan golongan Water – based Mechanism. Contohnya antara lain schistosomiasis dan penyakit akibat dranculus medinensis.

d. Water - related Insect Vector Mechanism

Pada penularan ini, agen penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang hidup di dalam air. Terdapat beberapa penyakit yang merupakan golongan Water - related Insect Vector Mechanism. Contoh penyakit yang ditularkan antara lain filariasis, dengue, malaria, yellow fever.

Menurut Kepmenkes RI/Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999, sarana air bersih dikategorikan baik apabila :

(29)

a. Tersedianya sarana air bersih dan merupakan milik sendiri.

b. Tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa.

Pembuangan kotoran manusia (jamban). Jamban adalah tempat yang difungsikan oleh manusia untuk membuang kotoran manusia berupa tinja dan air seni yang harus dikeluarkan dari tubuh karna sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Menurut Notoadmodjo (2011), syarat – syarat yang harus dipenuhi untuk membangun jamban yang sehat diantaranya :

a. Jangan mencemari permukaan tanah di sekitar jamban tersebut.

b. Jangan mencemari air permukaan di sekelilingnya.

c. Jangan mencemari air tanah di sekelilingnya.

d. Tidak bisa dijangkau oleh serangga.

e. Tidak menyebabkan bau.

f. Bangunan jamban sebaiknya tertutup agar terlindung dari panas, hujan dan pandangan orang lain.

g. Memiliki lantai yang kuat yang dapat dijadikan sebagai tempat berpijak.

h. Terdapat perangkat pembersih seperti air atau kertas pembersih.

Menurut Kepmenkes RI/Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999, sarana jamban dikategorikan baik apabila :

a. Tersedianya sarana jamban dan merupakan milik sendiri.

b. Memiliki leher angsa.

c. Memiliki septic tank.

Pengelolaan sampah. Sampah adalah suatu zat padat atau bahan yang tidak berguna, tidak digunakan lagi, dibuang yang bersumber dari segala kegiatan

(30)

manusia baik yang langsung ataupun tidak langsung. Sampah padat yang tidak dikendalikan dengan tepat bisa menimbulkan masalah lingkungan dan berdampak pada kesehatan manusia. Dampak yang ditimbulkan ialah gangguan estetik, terjadinya banjir akibat tersumbatnya saluran air, pencemaran lingkungan hingga munculnya penyakit yang ditularkan melalui vektor (Sumantri, 2015).

Beberapa tahap pengelolaan sampah padat yang baik dan benar sebagai berikut (Sumantri, 2015) :

a. Tahap Pengumpulan di Tempat Sumber

Sampah yang terdapat pada lokasi sumber ditempatkan di dalam tempat sampah. Tempat sampah wajib mempunyai fondasi yang kuat, tidak mudah bocor, mempunyai tutup yang mudah dibuka tanpa menodai tangan serta ringan untuk diangkut. Setelah dari tempat sampah, sampah tersebut dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam dipo (rumah sampah).

b. Tahap Pengangkutan.

Sampah yang telah dikumpulkan di dalam dipo kemudian diangkut dengan menggunakan truk pengangkut sampah menuju tempat pembuangan akhir untuk memusnahkan sampah – sampah tersebut.

c. Tahap Penghancuran

Dalam tahap penghancuran sampah terdapat beberapa metode, antara lain : 1. Sanitary Landfill, yaitu penghancuran sampah yang dilakukan melalui cara menimbun sampah menggunakan tanah yang dilakukan selapis demi selapis.

(31)

2. Incineration, yaitu penghancuran sampah dengan cara membakar menggunakan alat pembakaran. Biasanya metode ini digunakan oleh instansi atau perusahaan besar untuk memusnahkan sampah.

3. Composting, yaitu menghancurkan sampah dengan menggunakan proses penguraian zat organik oleh kuman pembusuk sehingga menghasilkan bahan berupa pupuk.

Menurut Kepmenkes RI/Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999, sarana pembuangan sampah dikategorikan baik apabila :

a. Tersedianya sarana pembuangan sampah.

b. Terbuat dari bahan yang kedap air.

c. Memiliki tutup.

Pembuangan air limbah. Air limbah merupakan campuran dari cairan dan sampah cair yang bersumber dari permukiman, perkantoran, pusat perbelanjaan, dan pabrik yang kemungkinan tercampur dengan air tanah, air permukaan, dan air angkasa. Berdasarkan sumber penghasilnya, air limbah dihasilkan dari bermacam – macam kegiatan seperti perumahan, industri, pertanian dan perkebunan. Air limbah perumahan terdiri atas tinja, air seni dan air bekas cucian atau mandi. Sedangkan air limbah industri menghasilkan kandungan yang berbeda tergantung dari jenis industrinya. (Sumantri, 2015).

Air limbah yang tidak dikendalikan dengan tepat setelah dibuang dapat menciptakan dampak negatif terhadap makhluk hidup dan lingkungan. Dampak negatif yang ditimbulkan ialah gangguan kesehatan, penurunan kualitas lingkungan, gangguan keindahan serta gangguan kerusakan benda sehingga

(32)

dibutuhkan pengolahan limbah yang baik dan benar. Tujuan pengolahan air limbah yaitu untuk menurunkan komposisi bahan pencemar air sehingga mencapai tingkat konsentrasi yang layak saat dibuang ke lingkungan. Pengolahan air limbah bisa dilakukan secara alami dengan menggunakan kolam stabilisasi maupun dengan bantuan peralatan khusus untuk mengolah air limbah (Sumantri, 2015).

Menurut Kepmenkes RI/Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999, sarana pembuangan air limbah dikategorikan baik apabila :

a. Tersedianya sarana pembuangan air limbah.

b. Dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) untuk diolah lebih lanjut.

Kulit

Kulit adalah organ tubuh terluar yang berperan sebagai pembatas antara lingkungan dalam dan lingkungan luar tubuh manusia. Oleh karena itu kulit merupakan lapisan pertama untuk melindungi tubuh dari gesekan fisik maupun berbagai penyakit. Kulit terdiri atas beberapa lapisan, mulai dari lapisan paling luar yang dikenal dengan epidermis, lapisan dibawah epidermis yang dikenal dengan sebutan dermis dan lapisan terakhir yang disebut dengan hipodermis (Zulkoni, 2011). Warna kulit sangat bervariasi. Mulai dari kulit yang berwarna terang, hitam, merah muda pada telapak kaki bayi, serta warna hitam kecoklatan pada genital orang dewasa. Kulit seseorang berbeda – beda berdasarkan lembut, kasar, tipis maupun tebalnya. Bagian muka memiliki kulit yang tipis, bagian leher dan badan memiliki tekstur kulit yang lembut, dan pada telapak kaki orang dewasa terdapat tekstur kulit yang tebal dan keras (Wasitaatmadja, 2000).

(33)

Fungsi kulit. Sebagai organ yang berperan untuk membungkus dan menutup bagian luar tubuh, maka kulit memiliki banyak fungsi yaitu (Zulkoni, 2011) :

a. Sebagai penghalang dan pelindung terhadap infeksi, kuman dan mikroorganisme dari luar tubuh.

b. Untuk melindungi organ dalam dan jaringan dibawah kulit terhadap gangguan fisik atau mekanis seperti tekanan, gesekan, dan lainnya.

c. Sebagai pengatur atau pengendali suhu tubuh. Misalnya ketika hari panas, kulit mensekresi keringat dan penguapannya menciptakan pendinginan.

d. Sebagai organ eksresi untuk mengeluarkan zat tubuh yang tidak digunakan lagi melalui keringat dan berperan dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Keluhan kesehatan kulit. Umumnya keluhan kesehatan kulit pada manusia ialah muncul bintik merah atau ruam seperti makula yang terbagi atas makula merah atau makula putih, papula, vesikula, bula, skuama, pustula, urtika, nodula, erosi, ulkus, sikatriks yang biasanya disertai gatal (Departemen Kulit dan Kelamin, 2007).

a. Makula

Makula adalah keluhan kesehatan kulit berupa perubahan warna kulit tanpa disertai penonjolan pada daerah permukaannya. Warna makula terbagi atas makula berwarna merah dan makula berwarna putih.

(34)

Gambar 1. Makula (Departemen Kulit dan Kelamin, 2007)

b. Papula

Papula adalah keluhan kesehatan kulit berupa penonjolan pada permukaan kulit dengan diameter dibawah 1 cm.

Gambar 2. Papula (Departemen Kulit dan Kelamin, 2007)

(35)

c. Vesikula

Vesikula adalah keluhan kesehatan kulit berupa gelembung berisi cairan dengan ukuran dibawah 1 cm.

Gambar 3. Vesikula (Departemen Kulit dan Kelamin, 2007)

d. Bula

Bula adalah keluhan kesehatan kulit berupa penonjolan kulit seperti gelembung berisi cairan dengan ukuran diatas 1 cm.

Gambar 4. Bula (Departemen Kulit dan Kelamin, 2007)

(36)

e. Skuama

Skuama adalah keluhan kesehatan kulit berupa sisik halus ataupun kasar, teksturnya kering ataupun berminyak, tipis ataupun tebal dan warnanya bervariasi seperti putih keabu – abuan, kuning, atau coklat.

Gambar 5. Skuama (Departemen Kulit dan Kelamin, 2007)

f. Pustula

Pustula adalah keluhan kesehatan kulit berupa gelembung berisi nanah dengan ukuran dibawah 1 cm.

Gambar 6. Pustula (Departemen Kulit dan Kelamin, 2007)

(37)

Landasan Teori

Gambar 7. Teori simpul keluhan kesehatan kulit

Berdasarkan pada gambar skema di atas, maka simpul – simpul dalam penelitian ini yang berhubungan dengan keluhan kesehatan kulit ialah :

a. Simpul 1, yaitu sumber penularan penyakit berupa jamur, bakteri, dan parasit. Sumber penularan tersebut dapat menimbulkan keluhan kesehatan kulit seperti rasa gatal terus menerus, bintik merah atau ruam dan keluhan lainnya.

b. Simpul 2, yaitu media transmisi berupa air, manusia, dan benda mati seperti pakaian, selimut, seprei dan handuk. Keluhan kulit dapat terjadi melalui media transmisi baik secara langsung seperti bersalaman atau kontak langsung dengan manusia (santri) yang mengalami keluhan kesehatan kulit dan tidak langsung melalui air atau pemakaian selimut, handuk, sprei, dan pakaian yang sebelumnya digunakan oleh seseorang yang mengalami keluhan kesehatan kulit.

Jamur Bakteri

Parasit

Air Manusia Benda Mati

(Pakaian, Selimut,

Seprei, Handuk)

Personal

Hygiene Sakit / Sehat Sumber

Penyakit (Simpul 1)

Media Transmisi (Simpul 2)

Perilaku Pemajanan (Simpul 3)

Dampak Kesehatan (Simpul 4)

(38)

c. Simpul 3, yaitu perilaku pemajanan berupa personal hygiene yang meliputi kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki dan kuku, kebersihan rambut dan kebersihan genital. Perilaku personal hygiene santri yang buruk seperti tidak menjaga kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki dan kuku, kebersihan rambut dan kebersihan genital dapat menimbulkan keluhan kesehatan kulit.

d. Simpul 4, yaitu dampak yang terjadi berupa kejadian sehat maupun sakit.

Kejadian sehat maupun sakit tersebut merupakan hasil hubungan antara manusia dengan lingkungannya.

(39)

Kerangka Konsep

Gambar 8. Kerangka konsep penelitian Karakteristik

Individu

1. Jenis Kelamin 2. Usia

3. Tingkat Pendidikan 4. Riwayat Alergi

Personal Hygiene 1. Kebersihan

Kulit 2. Kebersihan

Tangan, Kaki dan Kuku 3. Kebersihan

Rambut 4. Kebersihan

Genital

Sanitasi Dasar 1. Penyediaan Air

Bersih 2. Pembuangan

Kotoran Manusia (Jamban) 3. Pengelolaan

Sampah 4. Pembuangan

Air Limbah

Keluhan Kesehatan Kulit di Pesantren Al – Kautsar

Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

Peraturan Personal

Hygiene di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan

Panei Kabupaten Simalungun

(40)

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif untuk mengetahui personal hygiene, sanitasi dasar serta keluhan kesehatan kulit pada santri di Pondok Pesantren Modern Al – Kautsar.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Modern Al – Kautsar Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun, dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Belum pernah dilakukan penelitian yang sama pada pondok pesantren tersebut.

2. Sebagian besar santri pernah mengalami keluhan kesehatan kulit.

Waktu penelitian. Penelitian dilakukan mulai dari bulan februari 2019 sampai dengan Mei 2019.

Populasi dan Sampel

Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri di Pesantren Al – Kautsar yang berlokasi di Jalan Pelita, Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun yang berjumlah 455 orang dengan pembagian sebagai berikut :

(41)

Tabel 1

Jumlah Santri di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalu- ngun Tahun 2019

Jenis Kelamin SMP SMA

Laki – laki Perempuan

157 164

43 91

Total 321 134

Sampel. Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus slovin dengan perhitungan sebagai berikut :

a. Besar Sampel

𝑛 = 𝑁 1 + 𝑁𝑒²

𝑛 = 455 1 + 455 (0,1)²

𝑛 = 81,9 ~ 82

Keterangan :

n = Jumlah sampel N = Populasi

e = Batas toleransi kesalahan (0,1)

Dengan menggunakan rumus diatas maka sampel yang dibutuhkan ialah sebesar 82 santri. Untuk menentukan besar sampel antara santri putra dan santri putri ditentukan dengan rumus berikut :

(42)

n1 = 𝑁1

𝑁x n n1 =

200 455x 82 n1 = 36,1 ~ 36

n2 = 𝑁2

𝑁x n

n2 = 255 455x 82 n2 = 45,8 ~ 46

Keterangan :

N = Besar populasi seluruh santri N1 = Besar populasi santri putra N2 = Besar populasi santri putri n =Besar sampelseluruh santri n1 = Besar sampel santri putra n2 = Besar sampel santri putri

Dengan menggunakan rumus diatas maka sampel yang dibutuhkan adalah 36 santri putra dan 46 santri putri.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode systematic random sampling. Populasi diurutkan berdasarkan kamar dan setiap santri diberi nomor urut dengan pembagian sebagai berikut :

(43)

Tabel 2

Distribusi Sampel dari Jumlah Santri Putra Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

Kamar Jumlah Santri Nomor Urut

Kamar 1 23 1-23

Kamar 2 16 24-39

Kamar 3 13 40-52

Kamar 4 20 53-72

Kamar 5 16 73-88

Kamar 6 19 89-107

Kamar 7 18 108-125

Kamar 8 25 126-150

Kamar 9 25 151-175

Kamar 10 25 176-200

Tabel 3

Distribusi Sampel dari Jumlah Santri Putri Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

Kamar Jumlah Santri Nomor Urut

Kamar 1 22 1-22

Kamar 2 22 23-44

Kamar 3 22 45-66

Kamar 4 25 67-91

Kamar 5 24 92-115

Kamar 6 27 116-142

Kamar 7 24 143-166

Kamar 8 26 167-192

Kamar 9 20 193-212

Kamar 10 19 213-231

Kamar 11 24 232-255

Besar populasi santri putra adalah 200 santri dan sampel yang dibutuhkan sebesar 36 responden, dengan interval 200/36 = 5,5 atau dibulatkan menjadi 6. Untuk pertama kali ambil satu angka secara acak antara angka 1 hingga 6. Misalnya terpilih angka 3, maka anggota populasi santri putra yang

(44)

menjadi sampel adalah setiap santri putra yang mempunyai nomor urut kelipatan 3, yakni 3, 6, 9, 12, dan seterusnya hingga mencapai jumlah 36 responden.

Besar populasi santri putri adalah 255 dan sampel yang dibutuhkan sebesar 46 responden, dengan interval 255/46= 5,5 atau dibulatkan menjadi 6.

Untuk pertama kali ambil satu angka secara acak antara angka 1 hingga 6.

Misalnya, terpilih angka 4, maka anggota populasi santri putri yang menjadi sampel adalah setiap santri putri yang mempunyai nomor urut kelipatan 4, yakni 4, 8, 12, 16 dan seterusnya hingga mencapai jumlah 46 responden.

Variabel dan Definisi Operasional

Variabel penelitian. Variabel dalam penelitian ini ialah variabel personal hygiene yang meliputi kebersihan kulit, kebersihan kaki, tangan dan kuku, kebersihan rambut dan kebersihan genitalia ,variabel sanitasi dasar yang meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia (jamban), pengelolaan sampah, pembuangan air limbah dan variabel keluhan kesehatan kulit.

Definisi operasional. Berikut definisi operasional dalam penelitian ini : 1. Personal hygiene adalah usaha dari seseorang untuk mempertahankan

kesehatan dan memelihara kebersihan diri sendiri yang terdiri dari kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki dan kuku, kebersihan rambut dan kebersihan genital.

2. Kebersihan kulit ialah usaha seseorang untuk memelihara kebersihan kulitnya dengan cara mandi 2 kali sehari menggunakan air dan sabun, mengganti pakaian minimal 2 kali sehari, mencuci pakaian hingga bersih, menggunakan

(45)

handuk, sabun, dan pakaian milik sendiri serta membersihkan tempat tidur setiap hari.

3. Kebersihan tangan, kaki dan kuku adalah usaha seseorang untuk memelihara kebersihan tangan, kaki dan kukunya dengan cara mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sesudah BAB/BAK, mencuci kaki sebelum tidur serta memotong kuku sekali seminggu.

4. Kebersihan rambut adalah usaha seseorang untuk memelihara kebersihan rambutnya dengan cara mencuci rambut dengan menggunakan sampo minimal 2 kali seminggu, menyisir rambut menggunakan sisir milik pribadi dan mengeringkan rambut setelah keramas dengan menggunakan handuk yang bersih dan kering.

5. Kebersihan genital adalah usaha seseorang untuk memelihara kebersihan alat genitalnya dengan cara membersihkan alat genital saat mandi, mencuci pakaian dalam hingga bersih, dan tidak bertukar pakaian dalam dengan orang lain.

6. Peraturan personal hygiene ialah peraturan yang dibentuk oleh pesantren yang digunakan sebagai usaha dalam memperbaiki personal hygiene di pesantren.

7. Sanitasi dasar adalah penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia, pengelolaan sampah, dan pembuangan air limbah yang sesuai dengan Kepmenkes RI/Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999.

8. Penyediaan air bersih adalah sarana air bersih yang digunakan santri di pondok pesantren.

9. Pembuangan kotoran manusia adalah sarana pembuangan tinja yang digunakan oleh santri di pondok pesantren.

(46)

10. Pengelolaan sampah adalah sarana pembuangan sampah yang digunakan oleh santri di pondok pesantren.

11. Pembuangan air limbah adalah sarana pembuangan air limbah yang digunakan oleh santri di pondok pesantren.

12. Keluhan kesehatan kulit adalah terdapatnya salah satu keluhan yaitu ruam seperti makula, papula, vesikula, bula, skuama, pustula, urtika, nodula, erosi, ulkus, sikatriks pada kulit.

Metode Pengumpulan Data

Data primer. Data Primer diperoleh dari hasil pemeriksaan klinis oleh dokter, observasi dan wawancara langsung dengan santri pondok pesantren Al – Kautsar dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan dan pilihan jawaban yang telah disediakan.

Data sekunder. Data sekunder diperoleh dari pimpinan pondok pesantren modern Al – Kautsar meliputi profil singkat pesantren, jumlah santri serta sarana dan prasarana yang terdapat di pondok pesantren tersebut.

Metode Pengukuran

Personal hygiene. Pengukuran personal hygiene dalam penelitian ini terbagi atas kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki, dan kuku, kebersihan rambut dan kebershan genital.

Kebersihan kulit. Penilaian dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden. Kuesioner berisi pertanyaan sebanyak 16 buah yang terdiri atas pertanyaan positif dan negatif. Dalam setiap pertanyaan telah disediakan alternatif

(47)

jawaban sebanyak 3 pilihan (selalu, kadang-kadang atau tidak pernah). Adapun sistem pemberian skor sebagai berikut:

a. Untuk pertanyaan positif jika responden memilih jawaban selalu, mendapat skor 2.

b. Untuk pertanyaan positif jika responden memilih jawaban kadang-kadang mendapat skor 1.

c. Untuk pertanyaan positif jika responden memilih jawaban tidak pernah mendapat skor 0.

d. Untuk pertanyaan negatif jika responden memilih jawaban selalu, mendapat skor 0.

e. Untuk pertanyaan negatif jika responden memilih jawaban kadang-kadang mendapat skor 1.

f. Untuk pertanyaan negatif jika responden memilih jawaban tidak pernah mendapat skor 2.

Berdasarkan total nilai yang diperoleh dari 16 pertanyaan, maka total nilai maksimal adalah 32. Berdasarkan skala likert (Sugiyono, 2013) tindakan responden dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Baik, jika skor yang diperoleh responden ≥ 75 % atau ≥ 24

b. Sedang, jika skor yang diperoleh responden 45-74 % atau 14 – 23 c. Buruk, jika responden memperoleh nilai < 45 % atau < 14

Kebersihan tangan, kaki dan kuku. Penilaian dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden. Kuesioner berisi pertanyaan sebanyak 4 buah yang terdiri atas pertanyaan positif dan negatif. Dalam setiap pertanyaan

(48)

telah disediakan alternatif jawaban sebanyak 3 pilihan (selalu, kadang-kadang atau tidak pernah). Adapun sistem pemberian skor sebagai berikut:

a. Untuk pertanyaan positif jika responden memilih jawaban selalu, mendapat skor 2.

b. Untuk pertanyaan positif jika responden memilih jawaban kadang-kadang mendapat skor 1.

c. Untuk pertanyaan positif jika responden memilih jawaban tidak pernah mendapat skor 0.

d. Untuk pertanyaan negatif jika responden memilih jawaban selalu, mendapat skor 0.

e. Untuk pertanyaan negatif jika responden memilih jawaban kadang-kadang mendapat skor 1.

f. Untuk pertanyaan negatif jika responden memilih jawaban tidak pernah mendapat skor 2

Berdasarkan total nilai yang diperoleh dari 4 pertanyaan, maka total nilai maksimal adalah 8. Berdasarkan skala likert (Sugiyono, 2013) tindakan responden dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Baik, jika skor yang diperoleh responden ≥ 75 % atau ≥ 6 b. Sedang, jika skor yang diperoleh responden 45-74 % atau 4 – 5 c. Buruk, jika responden memperoleh nilai < 45 % atau < 4

Kebersihan rambut. Penilaian dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden. Kuesioner berisi pertanyaan sebanyak 4 buah yang terdiri atas pertanyaan positif dan negatif. Dalam setiap pertanyaan telah disediakan alternatif

(49)

jawaban sebanyak 3 pilihan (selalu, kadang-kadang atau tidak pernah). Adapun sistem pemberian skor sebagai berikut:

a. Untuk pertanyaan positif jika responden memilih jawaban selalu, mendapat skor 2.

b. Untuk pertanyaan positif jika responden memilih jawaban kadang-kadang mendapat skor 1.

c. Untuk pertanyaan positif jika responden memilih jawaban tidak pernah mendapat skor 0.

d. Untuk pertanyaan negatif jika responden memilih jawaban selalu, mendapat skor 0.

e. Untuk pertanyaan negatif jika responden memilih jawaban kadang-kadang mendapat skor 1.

f. Untuk pertanyaan negatif jika responden memilih jawaban tidak pernah mendapat skor 2

Berdasarkan total nilai yang diperoleh dari 4 pertanyaan, maka total nilai maksimal adalah 8. Berdasarkan skala likert (Sugiyono, 2013) tindakan responden dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Baik, jika skor yang diperoleh responden ≥ 75 % atau ≥ 6 b. Sedang, jika skor yang diperoleh responden 45-74 % atau 4 – 5 c. Buruk, jika responden memperoleh nilai < 45 % atau < 4

Kebersihan genitalia. Penilaian dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden. Kuesioner berisi pertanyaan sebanyak 4 buah yang terdiri atas pertanyaan positif dan negatif. Dalam setiap pertanyaan telah

(50)

disediakan alternatif jawaban sebanyak 3 pilihan (selalu, kadang-kadang atau tidak pernah). Adapun sistem pemberian skor sebagai berikut:

a. Untuk pertanyaan positif jika responden memilih jawaban selalu, mendapat skor 2.

b. Untuk pertanyaan positif jika responden memilih jawaban kadang-kadang mendapat skor 1.

c. Untuk pertanyaan positif jika responden memilih jawaban tidak pernah mendapat skor 0.

d. Untuk pertanyaan negatif jika responden memilih jawaban selalu, mendapat skor 0.

e. Untuk pertanyaan negatif jika responden memilih jawaban kadang-kadang mendapat skor 1.

f. Untuk pertanyaan negatif jika responden memilih jawaban tidak pernah mendapat skor 2.

Berdasarkan total nilai yang diperoleh dari 4 pertanyaan, maka total nilai maksimal adalah 8. Berdasarkan skala likert (Sugiyono, 2013) tindakan responden dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Baik, jika skor yang diperoleh responden ≥ 75 % atau ≥ 6.

b. Sedang, jika skor yang diperoleh responden 45-74 % atau 4 – 5.

c. Buruk, jika responden memperoleh nilai < 45 % atau < 4.

Keluhan kesehatan kulit. Penilaian keluhan kesehatan kulit terhadap responden dikategorikan sebagai berikut :

(51)

a. Ada, jika responden mengalami salah satu keluhan berupa ruam seperti makula, papula, vesikula, bula, skuama, pustula, urtika, nodula, erosi, ulkus, dan sikatriks.

b. Tidak ada, jika responden tidak mengalami salah satu keluhan berupa ruam seperti makula, papula, vesikula, bula, skuama, pustula, urtika, nodula, erosi, ulkus, dan sikatriks.

Sanitasi dasar. Penilaian sanitasi dasar dilakukan dengan menggunakan Kepmenkes RI Nomor 829/Menkes/SK/ VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan, yang terdiri dari 2 (dua) kriteria yaitu “memenuhi syarat” apabila skor ≥ 334 dan “tidak memenuhi syarat” apabila skor < 334. Adapun komponen yang dinilai pada lembar observasi dihitung berdasarkan nilai x bobot dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Sarana air bersih yaitu : ada,milik sendiri, tidak berbau,tidak berwarna, tidak berasa dengan skor 100.

b. Jamban yaitu : ada,leher angsa, septic tank dengan skor 100.

c. Sarana pembuangan air limbah yaitu : ada, dialirkan keselokan tertutup (saluran kota) untuk diolah lebih lanjut dengan skor 100.

d. Sarana pembuangan sampah yaitu : ada, kedap air,bertutup dengan skor 75.

Metode Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan mendistribusikan variabel personal hygiene, sanitasi dasar pesantren dan keluhan kesehatan kulit yang disajikan dalam bentuk tabel dan distribusi frekuensi.

(52)

Hasil Penelitian

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pesantren Al-Kautsar terletak di Jalan Pelita nomor 8 Karang Anom Panei Tongah, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun. Pesantren tersebut didirikan pada tanggal 5 Juni tahun 1986 dengan tujuan untuk mengembangkan syiar Islam di Kabupaten Simalungun dan membentuk sumber daya manusia yang muttaqin dan muhsinin, berbudi tinggi, berfikir bebas, beramal ikhlas, mandiri serta berkhidmat kepada masyarakat. Pembentukan Pesantren Al-Kautsar didasari dengan sebuah visi dan misi guna mencapai tujuan pondok pesantren tersebut.

Visi Pesantren Al-Kautsar ialah untuk beribadah kepada Allah SWT dan mengharapkan Ridho- Nya serta mengimplementasikan fungsi kepemimpinan di muka bumi. Misi Pondok Pesantren Modern Al-Kautsar ialah mempersiapkan individu yang unggul, berkualitas dan mampu melaksanakan dakwah sesuai kemampuannya.

Pesantren Al-Kautsar merupakan pesantren yang mempunyai dua program pendidikan. Program pendidikan yang pertama ialah program pendidikan Kulliyat Al-Mu’allimin Al-Islamiyah yang menggunakan kurikulum pondok modern dengan beberapa penyesuaian untuk tamatan SD dan yang sederajat selama enam tahun. Program pendidikan yang kedua ialah program pendidikan Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah (SMP dan SMA) yang menggunakan kurikulum kementrian Agama. Pesantren Al-Kautsar mempunyai tenaga pendidik (guru) dengan jumlah 44 orang yang terbagi atas 25 orang guru SMP dan 19 guru SMA. Pesantren Modern Al-Kautsar memiliki sarana dan prasarana antara lain :

(53)

Tabel 4

Sarana dan Prasarana di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

Jenis Sarana n

Sarana Santri Putra

Kamar Mandi 2

Bak Mandi Besar 4

Bak Mandi Kecil 8

Toilet 17

Ruang Kamar 10

Sarana Santri Putri

Kamar Mandi 4

Bak Mandi Besar 5

Bak Mandi Kecil 10

Toilet 17

Ruang Kamar 11

Sarana Guru

Kamar Mandi 1

Toilet 1

Sarana Umum

Masjid 1

Kamar Mandi Masjid 2

Toilet Masjid 2

Kamar Mandi Tamu 1

Toilet Tamu 1

Ruang kelas

Kelas SMP 14

Kelas SMA 6

Kantor

Ruang Kantor Pimpinan 1

Ruang Kantor Direktur 1

Ruang Kantor SMP dan SMA 1

Ruang Kantor KMI 1

Ruang Kantor Tata Usaha 1

Ruang Kantor Pengasuhan 1

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Modern Al-Kautsar yang terletak di Jalan Pelita nomor 8 Karang Anom Panei Tongah, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun. Karakteristik responden dalam

(54)

penelitian ini adalah jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia dan riwayat alergi di pondok pesantren tersebut.

Berdasarkan tabel 5 dibawah dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah pada wanita yaitu 46 responden (56,1%), jumlah responden menurut tingkat pendidikan terbanyak adalah pada SMP yaitu sebanyak 59 responden (72,0%), jumlah responden menurut usia terbanyak adalah pada usia 12-14 tahun yaitu sebanyak 60 orang (73,2%), dan jumlah responden menurut riwayat alergi terbanyak adalah kategori tidak ada riwayat alergi yaitu sebanyak 61 orang (74,4%).

Tabel 5

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Usia, dan Riwayat Alergi di Pesantren Al – Kautsar Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2019

Karakteristik Responden n %

Jenis Kelamin Pria 36 43,9

Wanita 46 56,1

Tingkat Pendidikan SMP 59 72,0

SMA 23 28,0

Usia 12-14 Tahun 60 73,2

15-16 Tahun 22 26,8

Riwayat Alergi Ada 21 25,6

Tidak Ada 61 74,4

Personal Hygiene

Distribusi responden berdasarkan kebersihan kulit. Distribusi jawaban responden berdasarkan kebersihan kulit santri di Pondok Pesantren Modern Al-Kautsar yang terletak di Jalan Pelita nomor 8 Karang Anom Panei Tongah, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada tabel dibawah. Berdasarkan tabel 6 dibawah dapat diketahui bahwa responden yang

Gambar

Gambar 1. Makula (Departemen Kulit dan Kelamin, 2007)
Gambar 4. Bula (Departemen Kulit dan Kelamin, 2007)
Gambar 5. Skuama (Departemen Kulit dan Kelamin, 2007)
Gambar 7. Teori simpul keluhan kesehatan kulit
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Personal Hygiene Santri dengan Kejadian Penyakit Kulit Infeksi Skabies dan Tinjauan Sanitasi Lingkungan Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru Tahun

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebersihan kulit, kebersihan tangan dan kuku dan kebersihan handuk paling banyak masuk dalam kategori buruk, sedangkan kebersihan

hubungan personal hygiene dengan keluhan penyakit kulit pada pemulung dan. fasilitas sanitasi di

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran personal hygiene, sarana sanitasi dasar, serta keluhan kesehatan penyandang disabilitas di Panti Karya Hephata

karena atas kehendaknya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Personal Hygiene, Sanitasi Dasar, Kondisi Kesehatan Asrama Serta Keluhan Kesehatan Kulit

Personal hygiene tentang kebersihan sehari-hari pada santri Wustho (SMP) kelas 1 di Pondok Pesantren Al-Falah Putra Banjarbaru mempunyai personal hygiene baik yaitu

Tabel 4.9 Distribusi Keluhan Kesehatan Kulit Responden Berdasarkan Personal Hygiene yang Meliputi Kebersihan Rambut Penghuni Rumah Kost Lingkungan VIII Kelurahan Padang

Personal hygiene pada lansia merupakan upaya individu dalam memelihara kebersihan diri meliputi; kebersihan kulit, mandi, mulut, rambut, kaki dan kuku, dan