i
PENGARUH MODAL KERJA DAN PERPUTARAN
MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON EQUITY
(ROE) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR PADA BURSA EFEK JAKARTA
SKRIPSI
Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Ika Yuli Wijayanti
3351402575
FAKULTAS EKONOMI
ii
Hari
:
Rabu
Tanggal
:
18 April 2007
Pembimbing
1
Pembimbing
2
Drs. Heri Yanto, MBA
Drs. Subkhan
NIP.
1316588238
NIP.
130686738
Mengetahui
Ketua Jurusan Akuntansi
iii
Hari
:
Rabu
Tanggal
:
18 April 2007
Penguji Skripsi
Drs. Fachrurrozie, M.Si
NIP. 131813667
Anggota
1
Anggota
2
Drs. Heri Yanto, MBA
Drs. Subkhan
NIP.
1316588238
NIP.
130686738
Mengetahui
Dekan
iv
dirajuk dengan berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
2007
v
matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda
kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya. (Al-Hadid 17)
•
Banyak orang hidup dan mati dengan kemampuan maksimal yang tidak
muncul, penyebabnya adalah karena mereka takut melakukan hal-hal baru.
(Mary Kay Ash)
•
Jalanilah kehidupan ini bagai air mengalir dengan tetap berada di jalan-Nya
niscaya kita dapat menghadapi masalah yang datang silih berganti dengan
mudah. (Ika Y.W)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
•
Orang tua yang telah memberikan dukungan serta kasih
sayangnya kepadaku
•
Adik-adikku Putri, Kiki, Rista jangan pada nakal ya…
•
Sahabat-sahabat terbaikku Dewi , Maya, Umi, Enjel
banyak kenangan baik susah ataupun senang yang telah
kita lalui bersama selama kuliah di UNNES.
•
Teman-teman kos yang lucu & error Atik, Festi, Ruti,
Lia, Yuli
vi
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Modal Kerja Dan Perputaran
Modal Kerja Terhadap Return On Equity (ROE) Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002-2004” dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini selesai berkat bantuan,
petunjuk, dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1.
Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2.
Drs. Agus Wahyudin, M.Si. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.
3.
Drs. Sukirman, M.Si. Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.
4.
Drs. Heriyanto, MBA. Dosen pembimbing I dan Drs. Subkhan. Dosen
pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan banyak kemudahan
serta memberikan banyak ilmu kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
5.
Drs. Fachrurrozie, M. Si. Dosen penguji yang telah memberikan banyak
masukan dan petunjuk untuk penyempurnaan skripsi ini.
6.
Dosen-dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
7.
Pegawai Pojok Bursa Efek Jakarta yang telah memberikan data-data yang
penulis perlukan untuk penelitian dalam penyusunan skripsi.
vii
berikutnya dimasa yang akan datang.
Semarang,
2007
viii
Kata Kunci: Modal Kerja (MK), Perputaran Modal Kerja (PMK), Return
On Equity (ROE)
Modal kerja dan perputaran modal kerja sangat penting untuk meningkatkan
kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan, karena dengan modal
kerja dan tingkat perputarannya yang tinggi perusahaan dapat beroperasi dan
menutup pengeluaran dan biaya yang ada di perusahaan. Rata-rata Return On
Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun
2002-2004 terjadi naik turun yang cukup material yang disebabkan kurangnya modal
kerja.
Permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah (1)
Bagaimanakah modal kerja dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ
tahun 2002-2004, (2) Bagaimana perputaran modal kerja dalam perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2002-2004, (3) Bagaimana Return On
Equity (ROE) dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun
2002-2004. penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mengetahui bagaimana modal kerja
dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2002-2004, (2)Untuk
mengetahui bagaimana perputaran modal kerja dalam perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEJ tahun 2002-2004, (3) Untuk mengetahui bagaimana Return
On Equity (ROE) dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun
2002-2004.
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan pada 31 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2002-2004. Sampel dalam
penelitian ini adalah sampel populasi yaitu keseluruhan laporan keuangan 31
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2002-2004.
Variabel dalam penelitian ini adalah modal kerja, perputaran modal kerja dan
ROE. Metode pengumpulan data adalah metode dokumentasi dan metode
kepustakaan. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan
regresi linier berganda.
ix
Kondisi perputaran modal kerja dan modal kerja dlam perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta sangat fluktuatif hal ini disebabkan karena
perusahaan harus menyesuaikan jumlah modal kerja untuk menghasilkan volume
penjualan yang tinggi, ROE perusahaan dipengaruhi oleh modal kerja dan
perputaran modal kerja. Dengan meningkatnya jumlah modal kerja dan
perputaran modal kerja diharapkan penjualan tinggi sehingga modal cepat
kembali sehingga keuntungan atau ROE perusahaan meningkat.
x
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ...viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GRAFIK ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang Masalah ... 1
B.
Permasalahan ... 6
C.
Penegasan Istilah ... 6
D.
Tujuan Penelitian ... 8
E.
Kegunaan Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9
A.
Profitabilitas ... 9
1.
Pengertian Profitabilitas ... 9
2.
Penilaian Profitabilitas ... 9
a.
Profitabilitas Ekonomi ... 10
b.
Profitabilitas Modal Sendiri ... 13
B.
Modal Kerja ... 15
1.
Pengertian Modal Kerja ... 15
2.
Jenis Modal Kerja ... 17
3.
Fungsi Modal Kerja ... 18
4.
Sumber Modal Kerja ... 19
xi
C.
Perputaran modal kerja ... 22
1.
Metode Perputaran Modal Kerja ... 23
2.
Komponen Perputaran Modal Kerja ... 24
D.
Kerangka Berpikir ... 29
E.
Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A.
Populasi dan Sampel ... 31
B.
Variabel Penelitian ... 32
C.
Metode Pengumpulan Data ... 33
D.
Metode Analisis Data ... 34
1.
Analisa deskriptif ... 34
a.
Modal Kerja ... 34
b.
Perputaran Modal Kerja ... 34
c.
Return On Equity (ROE) ... 34
2.
Analisa Statistik ... 36
a.
Uji Simultan (Uji F) ... 37
b.
Uji Partial (Uji T) ... 37
c.
Koefisien Determinasi (R
²
) ... 38
3.
Evaluasi Ekonometrika ... 38
a.
Uji Multikolonieritas ... 38
b.
Uji Heteroskedestisitas ... 39
c.
Uji Otokorelasi ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
A.
Hasil Penelitian ... 41
B.
Analisis Data ... 47
1.
Analisis Deskriptif ... 47
a.
Modal Kerja ... 47
b.
Perputaran Modal Kerja ... 50
xii
d.
Koefisien Determinasi ... 57
3.
Evaluasi Ekonometrika ... 59
a.
Uji Multikolonieritas ... 59
b.
Uji Heteroskedestisitas ... 61
c.
Uji otokorelasi ... 62
C.
Pembahasan ... 63
1.
Modal Kerja ... 63
2.
Perputaran Modal Kerja ... 65
3.
Return On Equity (ROE) ... 67
BAB V PENUTUP ... 70
A.
Simpulan ... 70
B.
Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72
xiii
Tabel 2 Durbin Watson ... 40
Tabel 3 Modal Kerja ... 48
Tabel 4 Descriptive Statistics Modal Kerja (MK) ... 49
Tabel 5 Perputaran Modal Kerja ... 50
Tabel 6 Deskriptif Perputaran Modal Kerja ... 52
Tabel 7 Return On Equity (ROE) ... 53
Tabel 8 Deskriptif Return On Equity ... 54
Tabel 9 Persamaan Regresi ... 55
Tabel 10 Uji Simultan F ... 56
Tabel 11 Uji Parsial (T) ... 57
Tabel 12 Koefisien Regresi (R
²
) ... 58
Tabel 13 Koefisien Regresi Parsial (r
²
) ... 59
Tabel 14 Uji Multikolonieritas Koefisien Korelasi ... 60
Tabel 15 Uji Multikolonieritas Koefisien ... 60
xiv
xv
Lampiran 2 Perputaran Modal Kerja Perusahaan Manufaktur
Tahun 2002-2004 ... 74
Lampiran 3 ROE Perusahaan Manufaktur Tahun 2002-2004 ... 75
Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS Deskriptive Statistics Modak Kerja,
Perputaran Modal Kerja, Return On Equity ... 76
Lampiran 5 Hasil Perhitungan SPSS Persamaan Regresi, Uji Simultan (F),
Uji
Partial
(T)
...
77
Lampiran 6 Hasil Perhitungan SPSS Koefisien Determinasi (R
²
)
Koefisien Parsial (r
²
), Multikolonieritas Koefisien Kolerasi ... 78
Lampiran
7 Hasil Perhitungan SPSS Multikolonieritas Koefisien, Uji
Otokolerasi ... 79
Lampiran 8 Grafik Scatterplot ... 80
Lampiran 9 Laporan Keuangan PT. Arwana Citra Mulia ... 81
Lampiran 10 Laporan Keuangan PT. Asahimas Flat Glass ... 82
Lampiran 11 Laporan Keuangan PT. Astra Graphia ... 83
Lampiran 12 Laporan Keuangan PT. Astra International ... 84
Lampiran 13 Laporan Keuangan PT. Astra Otoparts ... 85
Lampiran 14 Laporan Keuangan PT. Dinaplast ... 86
Lampiran 15 Laporan Keuangan PT. Delta Djakarta ... 87
Lampiran 16 Laporan Keuangan PT. Fast Food Indonesia ... 88
Lampiran 17 Laporan Keuangan PT. Good Year Indonesia ... 89
Lampiran 18 Laporan Keuangan PT. Indal Alumunium Industri ... 90
Lampiran 19 Laporan Keuangan PT. Indofarma ... 91
Lampiran 20 Laporan Keuangan PT. Jakarta kyoei Steel Works ... 92
Lampiran 21 Laporan Keuangan PT. Kabelindo Murni ... 93
Lampiran 22 Laporan Keuangan PT. Kimia Farma ... 94
xvi
Lampiran 27 Laporan Keuangan PT. Mandom Indonesia ... 99
Lampiran 28 Laporan Keuangan PT. Mayora Indah ...100
Lampiran 29 Laporan Keuangan PT. Merk Indonesia ...101
Lampiran 30 Laporan Keuangan PT. Metrodata Elektronics ...102
Lampiran 31 Laporan Keuangan PT. Multi Bintang Indonesia ...103
Lampiran 32 Laporan Keuangan PT. Mulia Industrindo ...104
Lampiran 33 Laporan Keuangan PT. Surya Toto Indonesia ...105
Lampiran 34 Laporan Keuangan PT. Schering Plough Indonesia ...106
Lampiran 35 Laporan Keuangan PT. Sorini Corporation ...107
Lampiran 36 Laporan Keuangan PT. Tira Austin ...108
Lampiran 37 Laporan Keuangan PT. Tunas Ridean ...109
Lampiran 38 Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia ...110
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan pada dasarnya membutuhkan modal yang cukup dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya. Tanpa adanya modal aktivitas usaha
tidak dapat dijalankan. Menurut Sudarsono dan Edilius (1994:169) modal
merupakan barang-barang yang konkrit yang masih ada dalam rumah tangga
perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debet maupun berupa daya beli
atau nilai tukar dari barang-barang yang tercatat di sebelah kredit. Modal
tersebut berasal dari kekayaan yang dimiliki perusahaan tersebut. Selain
digunakan dalam operasi perusahaaan sehari-hari, modal kerja menunjukkan
tingkat keamanan atau margin of safety para kreditur terutama kreditur jangka
pendek. Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan dapat
beroperasi seekonomis mungkin sehingga perusahaan tidak mengalami
kesulitan sebagai akibat adanya krisis atau kekacauan keuangan.
Penggunaan modal kerja harus berdasarkan salah satu dari tiga konsep
yaitu modal kerja kuantitatif yang menganggap modal kerja adalah
keseluruhan jumlah dari aktiva lancar, konsep kualitatif yang mengaitkan
modal kerja dengan jumlah utang lancar ataupun konsep fungsionil yang
mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income).
Untuk dapat menghindari bahaya adanya krisis keuangan atau
kelebihan dana, maka jumlah modal kerja harus cukup untuk membiayai
modalnya dengan seekonomis dan seefisien mungkin, sehingga tercipta
kesesuaian antara kebutuhan dan jumlah dana yang tersedia. Penggunaan
modal yang dilaksanakan secara efisien berarti bahwa setiap jumlah yang
tertanam dalam modal aktif dan modal pasif harus dapat digunakan sebaik
mungkin untuk menghasilkan tingkat keuntungan investasi, karena efisiensi
penggunaan modal secara langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat
keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut. Akan tetapi adanya modal
kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan hal
ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena menyia-nyiakan
keuntungan.
Dalam operasi perusahaan sumber dan penggunaan modal kerja
biasanya dibiayai dengan modal sendiri dan kredit jangka panjang. Jika
kebutuhan modal kerja seluruhnya dibiayai dengan modal sendiri tidak
mencukupi kebutuhan akan modal kerja karena modal sendiri digunakan untuk
membiayai harta tetap, sedangkan jika kebutuhan modal kerja dibiayai dengan
menggunakan kredit jangka panjang seluruhnya maka, hal ini tidak
menguntungkan karena penggunaan modal kerja dalam jangka waktu pendek
sedangkan perusahaan terikat pada beban tetap yang harus dibayar yaitu bunga.
Dalam suatu perusahaan kemampuan seorang manajer diperlukan untuk
menghadapi beberapa alternatif dalam memenuhi kebutuhan modal kerjanya,
alternatif yang dipilih haruslah menguntungkan bagi perusahaan.
Modal kerja dalam suatu perusahaan adalah sejumlah dana yang harus
tinggi akan menguntungkan bagi kreditur jangka pendek karena mereka
memperoleh kepastian bahwa modal kerja berputar dengan kecepatan yang
tinggi sehingga hutang akan segera dapat dibayar meski dalam kondisi operasi
yang sulit. Dalam perusahaan tingkat perputaran modal kerja yang tinggi
akibat adanya jumlah modal yang cukup dengan tingkat penjualan yang tinggi
sehingga modal cepat kembali kebentuk semula yaitu kas dan piutang. Namun,
adakalanya perputaran modal kerja yang tinggi bukan berarti efektif akan tetapi
sebagai akibat perusahaan kekurangan modal kerja sedangkan tingkat
penjualan dalam perusahaan tersebut tinggi. Sedangkan tingkat perputaran
modal kerja yang rendah disebabkan karena banyaknya dana yang tidak
dimanfaatkan dalam operasi perusahaan secara efektif dan efisien dengan
tingkat penjualan yang rendah.
Sehubungan dengan hal tersebut, dapat diambil suatu pegangan bahwa
modal kerja yang sifatnya permanen sebaiknya dibiayai dengan menggunakan
kredit jangka panjang sedangkan modal kerja yang berubah-ubah dibiayai
dengan kredit jangka pendek.
Usaha untuk memperoleh keuntungan, modal kerja dalam suatu
perusahaan harus dikelola dengan baik. Modal kerja tersebut harus cukup
jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran untuk
kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Dengan adanya modal kerja yang
cukup akan menguntungkan bagi perusahaan karena di samping
memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien
Pengelolaan modal kerja yang baik dapat dilihat dari ketepatan
penggunaannya, adapun penggunaan modal kerja tersebut biasanya digunakan
untuk:
1) Pembelian aktiva tetap
2) Pembayaran utang atau pembelian saham
3) Pembayaran deviden
4) Pembayaran beban atau biaya
Perusahaan pada umumnya sangat memperhatikan masalah laba atau
keuntungan, hal ini sangat penting agar perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan hidup usahanya. Rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Jumlah keuntungan (laba) yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan
keuntungan yang meningkat merupakan faktor yang sangat penting dalam
menilai rentabilitas atau profitabilitas suatu perusahaan. Bagi pimpinan,
profitabilitas dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui berhasil
atau tidaknya suatu perusahaan yang dipimpinnya, sedangkan bagi penanam
modal dapat digunakan sebagai tolok ukur prospek modal yang ditanamkan
dalam perusahaan tersebut.
Suatu perusahaan dikatakan rendabel apabila perusahaan tersebut dapat
beroperasi secara stabil dalam jangka waktu yang panjang. Profitabilitas bagi
perusahaan adalah kemampuan menggunakan modal kerja secara efisien dan
memperoleh laba yang besar sehingga perusahaan tidak akan mengalami
kesulitan mengembalikan hutang-hutangnya baik hutang jangka pendek
diharapkan terjadi dalam waktu relatif pendek, sehingga modal kerja yang
ditanamkan dalam perusahaan akan cepat kembali. Semakin tinggi tingkat
perputaran modal kerja berarti kemungkinan meningkatnya laba juga semakin
besar. Laba yang tinggi dipengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan tersebut.
Dengan melihat kondisi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tahun 1999-2001 dimana ROE, modal
kerja dan tingkat perputaran modal kerja untuk beberapa perusahaan
mengalami fluktuasi berupa kenaikan dan penurunan yang cukup material, hal
ini dapat dilihat dari Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1 Daftar profitabilitas
Perusahaan manufaktur tahun 1999-2001
NAMA SARI HUSADA
TAHUN Modal Kerja Perputaran Modal Kerja ROE (JUTA) (KALI) (%) 1999
2000
2001
189,967 2,25 26,30
336,286 1,80 28,70
433,549 2,15 33,06 KALBE FARMA
TAHUN Modal Kerja Perputaran Modal Kerja ROE (JUTA) (KALI) (%) 1999
2000
2001
561,02 1,99 92,49
497,94 3,13 15,05
557,25 3,67 14,80
Sumber: Institute For Economic And Finance Research. ICMD 1999-2001)
Bertitik dari hal tersebut di atas, maka dari itu dalam penelitian ini
penulis tertarik untuk meneliti tentang “PENGARUH MODAL KERJA DAN
PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON EQUITY
(ROE) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI
B. Permasalahan
Modal kerja merupakan sejumlah dana yang dibutuhkan perusahaan
untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan yang selalu berputar secara tetap
dalam satu periode, semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja diharapkan
Return On Equity (ROE) perusahaan juga semakin meningkat. Dengan melihat
kondisi laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
selalma tahun 1999-2001 dimana ROE, modal kerja dan perputaran modal
kerja mengalami kenaikan dan penurunan yang cukup material, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perputaran modal kerja pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta tahun 2002-2004?
2. Bagaimana modal kerja pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta tahun 2002-2004?
3. Bagaimana Return On Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2002-2004?
C. Penegasan Istilah
Untuk mewujudkan kesatuan pikir dan untuk menghindari berbagai
macam interpretasi, maka perlu ditegaskan istilah-istilah yang berhubungan
dengan judul:
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda)
yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang: besar
2. Modal kerja
Yang dimaksud modal kerja dalam penelitian ini adalah modal kerja dalam
konsep kualitatif. Modal kerja dalam konsep kualitatif adalah keseluruhan
dari jumlah aktiva lancar dalam kaitannya dengan hutang lancar (Bambang
Riyanto, 2002:58). Dalam penelitian ini modal kerja adalah jumlah
keseluruhan dari aktiva lancar dikurangi hutang lancar pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
3. Tingkat perputaran modal
Perputaran modal adalah peredaran uang yang dimulai pada saat kas
diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai kembali lagi menjadi
kas. Dalam penelitian ini perputaran modal kerja yang akan diteliti adalah
keseluruhan penjualan dibagi modal kerja rata-rata perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
4. Return On Equity (ROE)
Return on equity atau profitabilitas adalah suatu pengukuran dari
penghasilan atau income yang tersedia bagi pemilik perusahaan atas modal
yang mereka investasikan didalam perusahaan. ROE dalam penelitian ini
diperoleh melalui pengukuran return on equity (ROE) perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
5. Bursa Efek Jakarta
Bursa efek adalah suatu tempat pertemuan termasuk suatu sistem elektronik
tanpa tempat pertemuan yang diorganisasikan dan digunakan untuk
menyelenggarakan pertemuan penawaran jual beli perdagangan Efek
(Bambang Riyanto, 2002:222). Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana perputaran modal kerja pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta tahun 2002-2004?
2. Untuk mengetahui bagaimana modal kerja pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2002-2004?
3. Untuk mengetahui bagaimana Return On Equity (ROE) pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2002-2004?
E. Kegunaan Penelitian
Manfaat atau kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan serta
keputusan terutama yang berhubungan dengan pencapaian keuntungan atau
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
2. Bagi penulis
Sebagai wahana latihan atau pengembangan kemampuan dalam bidang
penelitian dan penerapan teori yang telah diperoleh dibangku kuliah.
3. Bagi lembaga perguruan tinggi
Untuk menambah referensi yang dapat memberikan informasi
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Profitabilitas
1. Pengertian Profitabilitas
Menurut Bambang Riyanto (2002:35) pengertian profitabilitas suatu
perusahaan merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan
laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal saham
tertentu.
Menurut Robert Ang (1997:18), profitabilitas adalah rasio yang
menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan.
Profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektifitas manajemen yang
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan investasi perusahaan.
(J. Fred & Thomas. E. Copeland, 1999:23)
Dari beberapa pengertian profitabilitas tersebut di atas dapat diambil
suatu kesimpulan profitabilitas adalah suatu ukuran yang digunakan untuk
mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama
periode waktu tertentu.
2. Penilaian profitabilitas
Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara
tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu
dengan lainnya. Dalam penelitian ini terdapat dua cara penilaian profitabilitas,
yaitu profitabilitas ekonomi dan profitabilitas modal sendiri yang akan
a. Profitabilitas ekonomi
Sinonim profitabilitas ekonomi adalah Rentabilitas, earning power,
rate of return, dan return on operating assets serta return on investment yaitu
perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang
dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam
persentase (Bambang Riyanto, 2002:36). Menurut Wasis laba usaha
dikapitalisasikan dengan jumlah seluruh modal yang dioperasikan perusahaan
akan diperoleh rate of return on investment (Wasis, 1998:36). Dari berbagai
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa profitabilitas ekonomi adalah
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari seluruh modal yang
dioperasikan perusahaan.
Modal yang diperhitungkan untuk mengukur profitabilitas ekonomi
hanyalah modal kerja yang bekerja di dalam perusahaan (operating capital
asset) dengan demikian modal yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau
modal yang ditanamkan dalam bursa efek (kecuali perusahaan kredit) tidak
diperhitungkan dalam menghitung profitabilitas ekonomi.
Demikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung
profitabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasinya perusahaan
yaitu yang disebut laba usaha (net operating income). Dengan demikian maka
yang diperoleh dari usaha-usaha di luar perusahaan atau dari efek tidak
diperhitungkan dalam menghitung profitabillitas ekonomi.
Profitabilitas ekonomi atau return on investment (ROI) merupakan
keuntungan dengan sejumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan perusahaan.
Return on investment dihitung sebagai berikut: Return On Investement = Net profit after taxes
Total assets
(Robert Ang, 1997:18.38)
Dengan menggunakan analisa di atas maka perusahaan tidak hanya
bekerja untuk memperoleh laba tetapi untuk mempertinggi profitabilitas hal ini
disebabkan karena bukanlah ukuran bahwa perusahaan tersebut telah bekerja
secara efisien. Efisien atau tidaknya suatu perusahaan dapat diketahui dengan
membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang
menghasilkan laba (rentabilitas). Dengan demikian, harus diperhatikan
perusahaan adalah tidak hanya mempertinggi laba tetapi yang lebih penting
yaitu usaha mempertinggi rentabilitasnya (Bambang Riyanto, 2002:36-37).
Profitabilitas ekonomi atau earning power mempunyai arti yang
penting bagi perusahaan. Oleh karena itu, perlu diusahakan agar tingkat
profitabilitas meningkat.
Menurut Bambang Riyanto (2002:37) faktor-faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya earning power adalah sebagai berikut:
1) Profit Margin, yaitu perbandingan antara net operating income atau laba
bersih usaha dibandingkan dengan net sales atau penjualan bersih dan
dinyatakan dalam persentase (%) yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Profit Margin = Net Opertaing Income Net Sales
2) Turner of operating asset, perbandingkan antara net sales atau penjualan
bersih dengan operating asset atau modal usaha yang dirumuskan dengan:
Turner Of Operating Assets = Net sales Operating Assets
(Bambang Riyanto, 2002:37)
Besarnya profitabiltas ekonomi dapat diketahui dengan mengalihkan
profit margin dengan turnover of operating asset.
Usaha untuk memperbesar profitabilitas merupakan harapan bagi
manajer perusahaan. Oleh karena itu, untuk mempertinggi profitabilitas perlu
diketahui faktor-faktor yang menentukan tinggi rendahnya profitabilitas
ekonomi.
Menurut Bambang Riyanto (2002:37-41), cara untuk meningkatkan
profitabilitas ekonomi adalah sebagai berikut:
1) Kenaikan profit margin
(a) Dengan menambah biaya usaha sampai tingkat tertentu diusahakan
tercapainya tambahan sales yang lebih besar daripada tambahan
operating expense.
(b)Dengan mengurangi pendapatan dari sales sampai tingkat tertentu atau
mengurangi usaha relatif lebih besar dari berkurangnya pendapatan dari
sales.
2) Menaikkan atau mempertinggi turnover of operating asset
(a) Dengan menambah modal usaha
(b)Dengan mengurangi sales sampai tingkat tertentu diusahakan
b. Profitabilitas modal sendiri
Profitabilitas modal sendiri atau sering dinamakan rentabilitas usaha
atau return on equity (ROE) adalah perbandingan antara jumlah laba yang
tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri
yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak atau dengan kata lain
profitabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal
sendiri yang bekerja didalamnyua untuk menghasilkan keuntungan (Bambang
Riyanto, 2002:44). Laba yang diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas
modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan modal asing dan
pajak perseorangan atau income tax (EAT= Earning After Tax). Sedangkan
modal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja dalam
perusahaan.
Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham
biasa maupun saham preferen) atas modal yang mereka investasikan didalam
perusahaan, secara umum tentu saja semakin tinggi return atau penghasilan
yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.
Return on equity (ROE) = Net Income After Tax Stockholder Equity
(Robert Ang, 1997:18.39)
Disamping cara perhitungan di atas, return on equity dapat pula
ditentukan dengan menggunakan sistem Du pont. Menurut Robert Ang
(1997:18.39) kinerja manajemen yang baik dengan Return On Invesment
kepada para pemegang saham (ROE). Akan tetapi suatu perusahaan yang
dikelola secara jelek yang memberikan ROI dibawah rata-rata, bias
menghasilkan ROE yang baik. Hal ini disebabkan oleh laverage (dana
pinjaman) yang dapat memperbesar tingkat pengembalian kepada pemilik
modal. Dupont formula diturunkan dari rumus ROE sebagai berikut:
Return On Equity = Net Income after Tax
Average Equity
Return On Equity = Net Income after Tax x Average Total Assets
Average Equity Average Total Assets
Return On Equity = Net Income after Tax x Average Total Assets
Average Total Assets Average Equity
Return On Equity = ROI x Equity Multiplier
Return On Equity = Return On Equity
(1-Debt Rasio)
Dengan menggunakan sistem Du pont di atas memungkinkan
manajemen melihat dengan jelas faktor pemicu ROE serta hubungan antara
profit margin, perputaran total aktiva, dan rasio hutang. Manajemen dipandu
dalam menentukan efektifitas pengelolaan sumber daya perusahaan untuk
memaksimumkan ROI para pemilik.
Dengan menggunakan sistem Du pont di atas dapat dilihat faktor-faktor
yang mempengaruhi profitabilitas yaitu penjualan, biaya operasi, total aktiva
dan total hutang.
Sedangkan menurut Wasis menggunakan istilah profitabilitas
dikemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi rate of return adalah
penjualan, efisiensi penggunaan biaya, profit margin dan struktur modal
Berdasarkan berbagai faktor-faktor di atas dalam penelitian ini hanya
membahas faktor modal kerja dan tingkat perputaran modal kerja. Hal ini
dikarenakan faktor-faktor ini sangat berperan penting dalam operasional
perusahaan.
B. Modal Kerja
1. Pengertian Modal Kerja
Modal kerja merupakan kekayaan/aktiva yang diperlukan oleh
perusahaan untuk menghasilkan barang/jasa atau untuk membelanjai kegiatan
perusahaan sehari-hari, dan selalu berputar dalam periode tertentu dalam
menopang usaha perusahaan.
Ada tiga konsep atau pengertian modal kerja yang umum dipergunakan
yaitu:
a. Konsep kuantitatif
Berdasarkan konsep ini, pengertian modal kerja adalah sejumlah dana yang
tertanam dalam aktiva lancar yang berupa kas, piutang, persediaan dan
persekot biaya. Dana tersebut akan mengalami perputaran dalam jangka
waktu yang pendek. Jadi, besarnya modal kerja adalah keseluruhan dari
jumlah aktiva lancar/sering disebut dengan modal kerja bruto (gross
working capital).
b. Konsep kualitatif
Dalam konsep ini pengertian modal kerja dikaitkan juga dengan besarnya
jumlah utang lancar/utang yang harus dibayar segera dalam jangka waktu
memenuhi kewajiban finansial yang harus segera dilakukan untuk menjaga
likuiditasnya. Besarnya modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar atas
utang lancar. Maka ini sering disebut dengan modal kerja netto (net
working capital).
c. Konsep fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana yang dimiliki dalam
menghasilkan pendapatan (income). Pendapatan yang dimaksud adalah
pendapatan dalam satu periode akuntansi (current income) bukan pada
periode-periode berikutnya (future income). Sehingga besarnya modal
kerja dalam konsep ini adalah:
1) Besarnya kas
2) Besarnya persediaan
3) Besarnya piutang dikurangi besarnya keuntungan
4) Besarnya sebagian dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap.
Perbedaan yang mendasar dari ketiga konsep diatas adalah terletak
pada penentuan jumlah modal kerja. Dan konsep modal kerja yang digunakan
dalam penelitian ini adalah konsep kualitatif. (Bambang Riyanto 2002:57-59).
Modal kerja yang cukup lebih baik daripada modal kerja yang
berlebihan, karena dengan modal kerja yang berlebihan menunjukkan bahwa
perusahaan tidak bisa menggunakan dana yang ada dengan baik, sehingga dana
tersebut menjadi tidak produktif. Begitu juga sebaliknya modal kerja yang
kurang dari cukup akan dapat menjadi penyebab kemunduran/bahkan
2. Jenis Modal Kerja
Menurut Gito Sudarmo (2000:33) modal kerja dalam suatu perusahaan
dapat digolongkan menjadi:
a. Modal kerja permanen (permanent working capital)
Yaitu modal kerja yang harus selalu ada pada perusahaan agar
berfungsi dengan baik dalam satu periode akuntansi. Modal kerja permanen
terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Modal kerja primer (Primary working capital), adalah sejumlah modal
kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin
kelangsungan kegiatan usahanya.
2) Modal kerja normal (Normal working capital), yaitu sejumlah modal kerja
yang dipergunakan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan produksi pada
kapasitas normal. Kapasitas normal mempunyai pengertian yang fleksibel
menurut kondisi perusahaan.
b. Modal kerja variabel (variable working capital)
Yaitu modal kerja yang dibutuhkan saat-saat tertentu dengan jumlah
yang berubah-ubah sesuai dengan perubahaan keadaan dalam satu periode.
Modal kerja variabel dapat dibedakan:
1) Modal kerja musiman (Seasonal working capital), yaitu sejumlah modal
kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan musim.
2) Modal kerja siklis (Cyclical working capital), yaitu sejumlah modal kerja
yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan permintaan
3) Modal kerja darurat (Emergency working capital), yaitu modal kerja yang
besarnya berubah-ubah yang penyebabnya tidak diketahui sebelumnya.
3. Fungsi Modal Kerja
Menurut Munawir (2001:116-117) modal kerja/dana yang cukup akan
menguntungkan bagi perusahaan, disamping memungkinkan bagi kesulitan
keuangan, juga akan memberikan keuntungan lain yaitu:
a) Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai
dari aktiva lancar.
b) Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat
pada waktunya.
c) Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan
memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya
atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
d) Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk
melayani para konsumennya.
e) Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang
lebih menguntungkan kepada para langganannya.
f) Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih
efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa
4. Sumber Modal Kerja
Pada dasarnya modal kerja terdiri dari dua pokok bagian, yaitu:
a. Bagian yang tetap, yaitu jumlah minimum yang harus tersedia agar
perusahaan dapat berjalan dengan lancar tanpa kesulitan keuangan.
b. Jumlah modal kerja variabel yang jumlahnya tergantung pada aktivitas
musiman dan kebutuhan-kebutuhan diluar aktivitas biasa.
Menurut Munawir (2001:119-122) pada umumnya sumber modal kerja
suatu perusahaan terdiri dari:
a. Hasil operasi perusahaan
Modal kerja perusahaan yang berasal dari hasil operasi perusahaan dapat
dihitung dengan menganalisa laporan penghitungan laba rugi perusahaan.
b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek).
Dengan adanya surat berharga ini menyebabkan perubahan dalam unsur
modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah bentuknya menjadi
uang kas. Keuntungan yang diperoleh dari penghitungan surat berharga ini
merupakan suatu sumber bertambahnya modal kerja.
c. Penjualan aktiva tidak lancar
Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan
aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya.
Perubahan aktiva ini menjadi kas atau piutang akan menyebabkan
bertambahnya modal kerja.
d. Penjualan saham atau obligasi
Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan perusahaan
pemilik perusahaan untuk menambah modalnya atau dengan menerbitkan
obligasi.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Modal Kerja
Menurut Soediyono (1991:162) ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perubahan modal kerja, yaitu:
a. Modal kerja meningkat sebagai berikut:
1) Perusahaan memperoleh laba,
2) Perusahaan menjual aktiva tetap,
3) Penyusutan aktiva tetap,
4) Bertambah besarnya hutang jangka panjang,
5) Perusahaan menambah besarnya modal pesertaan.
b. Modal kerja menurun sebagai berikut:
1) Perusahaan menderita rugi,
2) Perusahaan membeli aktiva tetap,
3) Hutang jangka panjang perusahaan menurun,
4) Perusahaan mengurangi besarnya modal pesertaan,
5) Perusahaan membagikan deviden.
6. Penggunaan Modal Kerja
Pemakaian atau penggunaan modal kerja akan menyebabkan
perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh
perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan
Penggunaan aktiva lancar yang menyebabkan turunnya aktiva lancar
adalah sebagai berikut:
a. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan karena adanya
penjualan surat berharga atau efek maupun kerugian yang insidentil
lainnya.
b. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk
tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya dana pelunasan obligasi,
dan pensiun pegawai, dan ekspansi ataupun dana-dana lainnya.
c. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang
atau aktiva tidak lancar lainnya yang mengakibatkan berkurangnya aktiva
lancar yang berakibat berkurangnya modal kerja.
d. Pembayaran hutang-hutang jangka panjang.
e. Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk
kepentingan pribadi atau prive.
(Munawir, 2001:124-127)
7. Supplier, Bank dan Para Modal Sebagai Sumber Extern Utama:
a. Supplier memberikan dana kepada perusahaan dalam bentuk penjualan
barang secara kredit, baik jangka pendek maupun jangka menengah
b. Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas memberikan kredit
disamping melayani jasa lain di bidang keuangan, kredit yang diberikan
berupa kredit jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
Pada umumnya bank memberikan penilaian terlebih dahulu kepada calon
Pedoman 3R meliputi Repayment capacity, Risk bearing capacity dan
Return. Sedangkan pedoman 5C meliputi: Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Conditions.
c. Pasar modal atau capital market, adalah suatu pengertian abstrak yang
mempertemukan 2 kelompok yang saling berhadapan tetapi kepentingan
saling mengisi yaitu calon pemodal (investor) disatu pihak dan emiten yang
membutuhkan dana jangka panjang dipihak lain atau dengan kata lain
tempat dalam artian abstrak bertemunya permintaan dan penawaran dan
jangka menengah serta dana jangka panjang dalam wujud konkretnya yaitu
Bursa Efek.
C. Perputaran Modal Kerja
Modal kerja selalu dalam keadaan berputar atau beroperasi dalam
perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha.
Periode perputaran modal kerja (working capital turnorver period) dimulai
saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja saat sampai dimana kas
kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat
perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya (turnover rate-nya).
Lama periode perputaran modal kerjanya tergantung kepada berapa lama
periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut.
(Riyanto, 2002:62)
Untuk menilai keefektifan modal kerja dapat digunakan ratio antara
total penjualan dengan jumlah modal kerja rata-rata (working capital
penjualan akan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh
perusahaan (dalam jumlah rupiah) untuk tiap modal kerja (Munawir, 2001:80).
1. Metode Perputaran Modal Kerja
Dalam menentukan perputaran modal kerja dapat dibedakan 2 metode
yaitu:
a. Metode keterikatan dana (siklus daur dana)
Metode ini digunakan jika usaha baru dimulai, dengan demikian
pengalaman dari pengelola atau tentunya dengan dominan dipengaruhi
keadaan internal perusahaan yang mengikuti perkembangan kegiatan
sehari-hari dalam jangka waktu lama.
Menurut metode siklus atau daur dana ini perputaran modal kerja
dapat diketahui dengan menghitung periode atau jangka waktu dana
tertanam. Sejak kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal
kerja sampai kembali lagi menjadi kas.
b. Metode perputaran (turnorver)
Metode ini menggunakan analisis laporan keuangan perusahaan
secara umum atau total modal kerja dihitung dengan rumus working capital
turnover yaitu total penjualan dibagi dengan net working capital atau gross working capital (Ahmad, 1997:7-12)
Tingkat perputaran modal kerja dapat diukur dengan menggunakan
rasio yaitu diambil dari data laporan rugi laba dan neraca. Untuk menilai
keefektifan modal kerja dapat digunakan rasio antara total penjualan
dengan jumlah modal kerja rata-rata tersebut (working capital turnorver).
menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan
(jumlah rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja (Munawir, 2001:80) rumus
yang digunakan untuk menentukan besarnya angka perputaran modal kerja
dalam penelitian ini adalah:
Perputaran modal kerja = Penjualan bersih Modal kerja rata-rata
(Munawir, 2001:80).
2. Komponen Perputaran Modal Kerja
Komponen perputaran modal kerja meliputi:
a. Kas
1) Pengertian kas
Kas adalah nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta
pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat
pembayaran kebutuhan finansial, yang mempunyai sifat paling tinggi
tingkat likuiditasnya.
Kas dapat berupa uang kontan yang disimpan di perusahaan,
rekening-rekening giro atau rekening lainnya yang dapat dicairkan pada
saat dibutuhkan. (Gito sudarmo, 2000:61)
2) Perputaran Kas
Perputaran kas merupakan kemampuan kas dalam menghasilkan
pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam
satu periode tertentu. Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti
tingkat perputarannya semakin tidak efisien, Karena banyaknya uang yang
berhenti atau tidak dipergunakan.
Untuk menentukan berapa jumlah kas yang sebaiknya harus
dipertahankan dalam perusahaan, belum ada standar rasio yang bersifat
umum. Meskipun demikian ada beberapa standar tertentu yang dapat
digunakan sebagai pedoman didalam menentukan jumlah kas yang harus
dipertahankan oleh suatu perusahaan. Jumlah kas pada suatu saat dapat
dipertahankan dengan besarnya jumlah aktiva lancar ataupun utang lancar.
Huthmann menyatakan bahwa jumlah kas yang ada dalam perusahaan
hendaknya tidak kurang dari 5%-10% dari jumlah aktiva lancar.
Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan jumlah penjualan atau
sales-nya. Perbandingan antara sales dengan jumlah kas rata-rata
menggambarkan tingkat perputaran kas (cash turnorver). Jika dibuat dalam
bentuk rumus adalah sebagai berikut:
Perputaran kas = Penjualan
Rata-rata kas dan bank
Munawir, 2001:107)
Makin tinggi turnorver ini makin baik, karena ini berarti makin
tinggi efisiensi penggunaan kasnya. Tetapi cash turnorver yang
berlebih-lebihan tingginya dapat berarti bahwa jumlah kas yang tersedia adalah
terlalu kecil untuk volume sales tersebut.
3) Motivasi penyediaan kas
John Maynard Keynes menyatakan bahwa ada tiga motif untuk
menyediakan kas. Persediaan jumlah kas dalam perusahaan didasarkan
(a) Motif transaksi
Berarti perusahaan menyediakan kas untuk membayar berbagai macam
transaksi bisnisnya.
(b)Motif spekulasi
Dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan dan memiliki atau
menginvestasikan kas ke dalam bentuk investasi yang sangat liquid.
(c) Motif berjaga-jaga
Dimaksudkan untuk mempertahankan saldo kas guna memenuhi
permintaan kas yang sifatnya tak terduga.
b. Piutang
1) Pengertian piutang
Piutang merupakan aktiva/kekayaan perusahaan yang timbul akibat
dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit. (Gito Sudarmo, 2000:81)
2) Perputaran piutang
Piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaan
berputar. Periode berputar atau periode terikatnya modal dalam piutang
adalah tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin
lama syarat pembayarannya berarti makin lama modal terikat dalam
piutang, ini berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu
adalah makin rendah. Tingkat perputaran piutang (receivable turnorver)
dapat diketahui dengan membagi jumlah credit sales selama periode
tertentu dengan jumlah rata-rata piutang (averege receivable).
Perputaran piutang = Piutang kredit netto Rata-rata piutang
Tinggi rendahnya receivable turnorver mempunyai efek yang
langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang
makin tinggi turnorvernya berarti makin pendek waktu terikatnya modal
dalam piutang, sehingga untuk mempertahankan net credit sales tertentu
dengan naiknya turnorver, dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil yang
diinvestasikan dalam piutang (Riyanto, 2002:90-91).
Penurunan rasio penjualan kredit dengan rata-rata piutang dapat
disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a) Turunnya penjualan dan naiknya piutang
b) Turunnya piutang dan diikuti turunnya penjualan dalam jumlah yang
lebih besar
c) Naiknya penjualan dan diikuti naiknya piutang dalam jumlah yang
lebih besar
d) Turunnya penjualan dengan jumlah piutang yang tetap
e) Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan
piutang adalah sebagai berikut:
a) Volume penjualan kredit
b) Syarat pembayaran bagi penjualan kredit
c) Ketentuan tentang batas volume penjualan kredit
d) Kebiasaan membayar para pelanggan kredit
c. Persediaan
1) Pengertian persediaan
Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja merupakan
aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan
Menurut Bambang Riyanto (2002:69), persediaan barang sebagai
elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam
keadaan berputar, di mana secara terus-menerus mengalami perubahan.
2) Jenis-jenis persediaan dan perputarannya
Pada dasarnya persediaan meliputi tiga macam yang utama, yaitu:
(a) Persediaan bahan mentah (raw material inventory).
(b) Persediaan barang dalam proses/barang setengah jadi (work in
process/goods in process inventory).
(c) Persediaan barang jadi (finished goods inventory).
Masing-masing golongan persediaan tersebut dapat dihitung
perputarannya dengan rumus sebagai berikut:
Raw material inventory = Cost of material used
Average raw material inventory
Goods in process turnover = Cost of manufactured
Average work in process inventory
Finished goods turnover = Cost of goods sold
Average finished goods inventory
(Bambang Riyanto, 2002:71-72)
Ketiga macam persediaan tersebut dalam satu periode akan
perputaran persediaan akan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap
besar kecilnya dana yang ditanamkan dalam persediaan tersebut.
Semakin tinggi tingkat perputarannya berarti makin pendek
tingkatnya dana dalam persediaan hingga dibutuhkan dana yang relatif
kecil serta sebaliknya semakin rendah tingkat perputarannya berarti
semakin panjang terikatnya dana dalam persediaan. Dalam hal ini juga
akan berpengaruh pemenuhan dana berasal dari luar perusahaan yang harus
menanggung biaya bunga, dan besarnya bunga akan ditentukan lama
pendeknya pengembalian pinjaman. (Gito Sudarmo, 2000:93).
D. Kerangka Berfikir
Return On Equity (ROE) atau profitabilitas merupakan suatu
pengukuran dari penghasilan atau income yang tersedia bagi para pemilik
modal yang mereka investasikan dalam perusahaan. Analisa Du Pont
menghitung ROE dari pembagian ROI dengan hasil pengurangan satu (1).
Tinggi rendahnya ROE dapat berubah sesuai dengan pembagian ROI dan Debt
Ratio. Tinggi rendahnya ROI dapat berubah sesuai dengan perubahan profit
margin dan atau perputaran aktiva. Dengan menambah aktiva lancar dan aktiva
lainnya sampai tingkat tertentu diharapkan modal kerja yang diperusahaan
bertambah diusahakan penjualan pun bertambah sehingga perputaran modal
kerja juga meningkat. Dengan penambahan aktiva dalam modal kerja maka
perputaran aktiva juga meningkat sehingga ROI juga meningkat, sedangkan
tinggi rendahnya debt ratio ditentukan oleh besar kecilnya total hutang,
perusahaan harus menanggung beban yaitu beban bunga. Menurut Riyanto
(2002:44) ditinjau dari kepentingan modal sendiri atau pemilik perusahaan
penambahan modal asing (hutang, baik itu hutang lancar atau hutang jangka
panjang) hanya dibenarkan kalau penambahan tersebut hanya mempunyai efek
finansiil yang menguntungkan terhadap modal sendiri. Jadi disini penambahan
modal asing untuk meningkatkan modal kerja hanya akan memberikan efek
yang menguntungkan bagi perusahaan dikarenakan adanya tambahan modal
kerja dan keuntungan lebih besar daripada biaya bunga. Atau dengan kata lain
penambahan hutang untuk meningkatkan modal kerja dapat meningkatkan
penjualan sehingga perputaran modal kerja akan segera kembali dalam
perusahaan yang disertai peningkatan laba atau keuntungan perusahaan.
E. Hipotesis
Dalam penelitian ini penulis mengemukakan ada pengaruh modal kerja
(aktiva lancar dan hutang lancar) dan tingkat perputaran modal kerja terhadap
return on equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta tahun 2002-2004
MODAL KERJA
PERPUTARAN MODAL KERJA
ROE HARTA
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan penelitian ilmiah sangat diperlukan strategi serta
langkah-langkah yang benar dengan tujuan penelitian. Hal ini dimaksudkan
agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis-jenis penelitian dilihat dari segi
tujuan dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu: 1) penelitian eksploratif, 2)
penelitian deskriptif, 3) penelitian testing research. Penelitian deskriptif terdiri
dari tiga penelitian yaitu: 1) penelitian kasus, 2) penelitian kausal komparatif,
dan 3) penelitian korelasi. Dari ketiga jenis penelitian deskriptif tersebut diatas,
penelitian ini termasuk penelitian kasus (case studies) yaitu penelitian yang
dilakukan secara intensif, teliti, dan mendalam terhadap suatu organisasi
lembaga, atau gejala tertentu (Arikunto 2002:120). Kasus dalam penelitian ini
adalah faktor–faktor yang mempengaruhi profitabilitas (ROE) pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
A. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Arikunto, 2002:115),
sedangkan menurut Algifari (1997:8) populasi adalah kumpulan semua
anggota dari obyek yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data dan informasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Sampel adalah kumpulan sebagian anggota dari obyek penelitian
(Algifari, 1997:8). Sedangkan menurut Arikunto (2002:117), sampel adalah
wakil dari populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah
keseluruhan data dan informasi keuangan sejumlah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah secara purposive yaitu dengan kriteria-kriteria berikut:
1. Perusahaan merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta.
2. Perusahaan mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun dengan dasar
kalender yang berakhir 31 Desember selama tahun 2002-2004.
3. Perusahaan menghasilkan laba selama tahun 2002-2004.
B. Variabel penelitian
Variabel penelitian yaitu obyek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002:91). Adapun variabel yang diteliti
dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen (bebas)
Variabel penelitian adalah variabel yang nilainya tidak tergantung dari
variabel lain. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen, yaitu
modal kerja dan perputaran modal kerja pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2002-2004.
a. Modal Kerja (X1)
Modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan
periode tertentu. Dalam penelitian ini modal kerja yang dimaksud adalah
modal kerja dalam konsep kualitatif yang mengaitkan jumlah harta lancar
dengan jumlah hutang lancar dalam perusahaan.
b. Perputaran modal kerja (X2)
Kebutuhan modal kerja dalam satu periode dipehitungkan dengan
menggunakan periode perputaran modal kerja yang dimulai dari saat
dimana kas diinvestasikan ke dalam komponen-komponen modal kerja
sampai dimana kembali lagi menjadi kas.
2. Variabel Dependen (terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya tergantung dari nilai
variabel lain. Dalam penelitian ini variabel dependen yang diteliti adalah:
• Return On Equity (Y)
Return On Equity (ROE) adalah suatu rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat kembalian perusahaan didalam mengahasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan ekuitas yang dimiliki peusahaan. ROE dalam penelitian ini
diperoleh dari rata-rata Return On Equity perusahaan menufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta tahun 2002-2004.
C. Metode pengumpulan data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka
penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data
berupa data informasi keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta selama tahun 2002-2004, yang diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
b. Metode kepustakaan
Metode kepustakaan digunakan untuk melengkapi landasan teori yang
dilakukan dengan cara membaca buku pustaka, referensi koran, serta hasil
penelitian terdahulu agar diperoleh pengetahuan tentang yang diteliti
sehingga dapat memecahkan masalah penelitian dengan cara yang cepat
dan tepat.
D. Metode Analisis Data
Analisis data adalah cara mengolah data yang terkumpul kemudian
dapat memberikan interpretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk
menunjukkan masalah yang telah dirumuskan. Analisa data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Metode Analisa Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian
dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.
Tabulasi menyajikan ringkasan, penyusunan data dalam bentuk tabel, statistik
deskriptif umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberika informasi
menganaikarakteristik variabel penelitian dan demografi responden jika ada
(Indriantoro dan Supomo, 1997:215) ukuran yang digunakan dalam deskriptif
a. Modal kerja (X1)
Modal kerja dihitung dari jumlah keseluruhan aktiva lancar dikurangi
hutang lancar yang ada pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta.
b. Tingkat perputaran modal kerja (X2)
Tingkat perputaran modal kerja yaitu keseluruhan penjualan dibagi
modal kerja rata-rata pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta.
c. Profitabilitas (Y)
Besarnya profitabilitas dihitung dengan menggunakan analisis Du Pont
yaitu:
Return on equity = Net Income After Tax
Equity
Untuk mengetahui rata-rata (X) dari berbagai variabel baik itu variabel
bebas maupun variabel terikat maka dapat dicari dengan menggunakan rumus
yaitu:
a. Variabel bebas
Modal kerja, rata-rata modal kerja yang ada pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
n X
X 1
1=
Perputaran modal kerja, rata-rata perputaran modal kerja perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, yaitu:
n X
X 2
b. Variabel terikat
Dalam hal ini variabel terikat adalah profitabilitas dapat dicari dengan
menggunakan rumus yaitu:
n Y
Y=
2. Metode Analisis Statistik
Untuk menunjukkan hubungan secara bersama-sama antara variabel
dependen (Y) dengan variabel independen (X) yaitu dengan menggunakan
rumus regresi berganda. Dengan regresi ini dapat diketahui kontribusi secara
bersama-sama antara modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap return
on equity (ROE). Rumus regresi berganda dicari dengan persamaan:
Y= a+b1x1+b2x2+e
Keterangan:
Y : profitabilitas
a : konstanta
X1 : modal kerja
X2 : tingkat perputaran modal kerja
b1, b2 : koefisien variabel X1, X2
e : faktor gangguan
(Algifari, 2000:85)
Persamaan regresi yang diperoleh dalam suatu proses penghitungan
tidak selalu baik untuk mengestimasi nilai variabel dependen. Untuk
mengetahui apakah suatu persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk
a. Uji Simultan (uji F)
Uji F digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel
independen secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Fhit = R² / (k-1)
(1-R²)/(n-k)
Untuk menentukan nilai F tabel ditentukan tingkat signifikansi 5% dengan
derajat kebebasan df = (n-k) dan (k-1), dimana n adalaha jumlah sampel
dan k adalah jumlah variabel, kriteria uji yang digunakan adalah:
Jika Fhit > Ftabel, maka Ho ditolak,
Jika Fhit < Ftabel, maka Ho diterima
Adapun hipotesisnya adalah:
Ho = tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara
simultan terhadap variabel dependen.
Ha = ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara simultan
terhadap variabel dependen.
b. Uji Parsial (uji t)
Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel
dari variabel independen. Nilai t hitung dapat dicari dengan rumus:
t hitung = b1
Se(b1)
Untuk menentukan nilai t tabel ditentukan tingkat signifikan 5% dengan
derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana n adalah jumlah sampel dan k
Jika t hit > t tabel, maka Ho ditolak,
Jika t hit < t tabel, maka Ho diterima
Adapun hipotesisnya adalah:
Ho = tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen.
Ha = ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen.
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui besarnya
persentase pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel
dependen, R² digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik dari
analisis regresi berganda. Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai
dengan 1, jika R² mendekati 1 maka dapat dikatakan semakin kuat model
tersebut dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel
dependen. sebaliknya jika R² mendekati nol maka semakin lemah variasi
variabel independen menerangkan variasi variabel dependen.
3. Evaluasi ekonometrika
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah model-model regresi
linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian
memenuhi uji asumsi klasik atau tidak.
1) Uji multikolonieritas
Merupakan salah satu cara untuk mendeteksi kolonier dilakukan
dengan mengkorelasikan antar variabel bebas dan apabila korelasi
2) Uji heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi
penyimpangan model karena varian gangguan tidak sama (konstan) antara
satu observasi ke observasi lain dengan menggunakan rumus Rank
Spearman yaitu: ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ Σ = 1) -N(N d 6 -1 rs 2 2 Keterangan:
d = selisih standar deviasi (s) dan ranking nilai mutlak error (e)
N = banyaknya sampel
Pengujian ini manggunakan distribusi t dengan membandingkan
nilai t hitung dengan t tabel. Nilai t hitung dapat ditentukan dengan formula
2 rs -1 2 -N rs T=
(Algifari, 2000:86)
3) Uji otokorelasi
Uji otokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi
antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan berdasarkan waktu
(date time series) untuk mendeteksi terjadinya otokorelasi atau tidak dalam
suatu model regresi dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson Test
(Algifari, 2000:89). Cara pengujiannya dengan membandingkan nilai
Durbin Watson (d) dengan d1 dan d0 tertentu atau dengan melihat tabel
Durbin Watson yang telah ada klasifikasinya untuk menilai perhitungan d
yang diperoleh. Kriteria untuk menilai tersebut ada tidaknya dapat dilihat
Tabel 2
Tabel Durbin Watson Test
Hasil Perhitungan Klasifikasi
Kurang dari 1,08 Ada otokorelasi
1.08 sampai 1.66 Tanpa kesimpulan
1.66 sampai 2.34 Tidak ada otokorelasi
2.34 sampai 2.92 Tanpa kesimpulan
Lebih dari 2.92 Ada otokorelasi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Selama tahun 2002-2004 tercatat sebanyak 154 perusahaan manufaktur
yang go publik di Bursa Efek Jakarta, jumlah ini lebih banyak dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, hal ini membuktikan bahwa pertumbuhan industri di
Indonesia semakin meningkat.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara purposive
yaitu dengan kriteria-kriteria berikut:
1. Perusahaan merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta.
2. Perusahaan mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun dengan dasar
kalender yang berakhir 31 Desember selama tahun 2002-2004.
3. Perusahaan menghasilkan laba selama tahun 2002-2004.
Berikut 31 perusahaan yang go publik di Bursa Efek Jakarta yang penulis
gunakan sebagai sampel dalam penelitian:
1. PT. Arwana Citra Mulia Tbk.
Perusahaan ini didirikan sejak tahun 1995, pada Juli 2001 perusahaan mulai go
publik. Perusahaan ini menghasilkan produk keramik di Indonesia. 2. PT. Asahimas Flat Glass Tbk.
PT. Asahimas Flat Glass menghasilkan produk kaca, didirikan lebih dari 2
3. PT. Astra Graphia Tbk.
Perusahaan ini bergerak dibidang otomotif dan mulai beroperasi pada tahun
1971 dibawah ekspansi PT.Astra International. Perusahaan ini telah
mempunyai 70 cabang di Indonesia.
4. PT. Astra International Tbk.
Perusahaan Astra grup yeng bergerak diberbagai bidang antara lain otomotif,
peralatan berat, industri dasar kayu, agribisnis, elektornik, industri dasar dan
perusahaan jasa. Bidang yang paling banyak adalah bidang otomotif dan
asembling, di Indonesia yang terbesar adalah Toyota.
5. PT. Astra Otoparts Tbk.
Berawal sebagai perusahaan ekspor-impor dengan nama PT. Wastern pada
tahun 1976, kemudian berubah menjadi PT. Astra Pradipta Internusa. Sejak itu
perusahan beralih dari bisnis pertukaran dan proses merger menjadi bisnis
komponen otomotif dibawah Astra International pada tahun 1996.
6. PT. Dinaplast Tbk.
Perusahaan didirikan pada tahun 1959 dan bernama PT. National Electric Wira,
selama perkembangannya bisnis ini tidak menghasilkan keuntungan dan
akhirnya berpindah haluan menjadi bisnis plastik, pada tahun 1979 perusahaan
berganti nama Dinaplast sampai sekarang.
7. PT. Delta Djakarta Tbk.
Perusahaan menghasilkan pilsner bir dan produk yang terkenal dipasaran
8. PT. Fast Food Indonesia Tbk.
Perusahaan didirikan pada 1978 di Canada dari Galael Group. Produknya yang
terkenal adalah Kentucky Fried Chicken (KFC). Di Indones