BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Analisis Data
1.1.1 Uji Asumsi
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data merupakan salah satu syarat atau bagian dari uji asumsi analisis data. Normalitas data diukur untuk mengetahui bahwa data terdistribusi secara normal atau tidak. Uji ini penting untuk dilakukan karena pada data yang terdistribusi secara normal dapat menghasilkan kualitas analisis data yang lebih baik.
Tabel Error! No text of specified style in document..1 Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 77
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 4.64946163
Most Extreme Differences Absolute .066
Positive .066
Negative -.057
Test Statistic .066
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode Kolmogrov- Smirnov. Data dinyatakan normal pada saat nilai signifikasi p ˃ 0,05. Berdasarkan hasil yang di dapat dari tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai sign yang diperoleh adalah 0.200 (p ˃ 0,05). Sehingga dari hasil uji statistik korelasi antara kedua variabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi belajar dan prokrastinasi akademik berdistribusi secara normal.
b. Uji Linearitas Data
Setelah data dinyatakan terdistribusi secara normal, kemudian dilakukan uji linearitas pada data untuk mengentahui apaka variabel mempunyai hubungan linear secara signifikan atau tidak. Korelasi yang baik seharusnya terdapat hubungan linear antar variabelnya.
Tabel Error! No text of specified style in document..2 Hasil Uji Linearitas Data
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
TotalProkrastinasi * TotalMotivasi
Between Groups
(Combined) 1832.270 26 70.472 4.201 .000
Linearity 1028.058 1 1028.058 61.288 .000 Deviation from
Linearity
804.213 25 32.169 1.918 .055
Within Groups 838.717 50 16.774
Total 2670.987 76
Berdasarkan hasil perolehan data dari Anova, di peroleh F linerity 61,288 dengan nilai signifikansi 0.055 sehingga dapat di simpulkan bahwa kedua variabel berlinearitas karena (p ˃ 0,05).
1.1.2 Uji Hipotesis
a. Uji Statistik Deskriptif Data
Data diuji secara statistik deskriptif untuk mengetahui sebaran masing-masing data prokrastinasi akademik dengan data motivasi belajar siswa sehingga dihasilkan Tabel Error!
No text of specified style in document..3.
Tabel Error! No text of specified style in document..3 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
TotalProkrastinasi 77 22 51 2815 36.56 5.928
TotalMotivasi 77 69 106 6397 83.08 7.425
Valid N (listwise) 77
Berdasarkan hasil tabel dapat diketahui bahwa data prokrastinasi akademik siswa mempunyai mean sebesar 36,56 sedangkan motivasi belajar mempunyai mean 83,08. Hasil uji statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa pada siswa SMA Sragi mempunyai rata-rata tingkat prokrastinasi yang rendah dan motivasi belajar yang cukup tinggi.
b. Uji Korelasi Data Prokrastinasi Akademik dengan Motivasi Belajar
Selanjutnya untuk melihat hubungan prokrastinasi akademik dengan motivasi belajar siswa, penulis menggunakan analisis korelasi product moment correlation. Hasil analisis
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara motivasi belajar dengan prokrastinasi akademik siswa dengan perolehan koefisien korelasi 0,606 pada taraf signifikansi 0,000.
Korelasi antara kedua variabel tersebut dapat dikatakan signifikan karena nilai sign 0,000 (p ˂ 0,05). Seperti terlihat pada Tabel Error! No text of specified style in document..4 berikut:
Tabel Error! No text of specified style in document..4 Hasil Uji Korelasi Pearson Data
Prokrastinasi Akademik dan Motivasi Belajar Siswa Correlations
TotalProkrastina
si TotalMotivasi TotalProkrastinasi Pearson Correlation 1 -.620**
Sig. (1-tailed) .000
N 77 77
TotalMotivasi Pearson Correlation -.620** 1
Sig. (1-tailed) .000
N 77 77
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Hubungan negatif pada prokrastinasi siswa dengan motivasi belajarnya dapat diartikan bahwa semakin tinggi motivasi belajar mahasiswa tersebut, maka tingkat prokrastinasinya akan semakin rendah, begitu pun sebaliknya. Hubungan antar kedua variabel tersebut mempunyai kekuatan hubungan yang kuat. Koefisien relasi atau nilai r sebesar -0,620 tersebut masuk dalam kategori nilai korelasi yang kuat sesuai pada Tabel Error! No text of specified style in document..5.
Tabel Error! No text of specified style in document..5 Tabel Interpretasi Nilai r*)
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Tinggi/sangat kuat Kuat Cukup kuat
Rendah
Sangat rendah (tidak berkorelasi)
1.2 Pembahasan
Hubungan kuat membuktikan bahwa memang ada korelasi antara prokrastinasi akademik dengan motivasi belajar. Pernyataan tersebut sesuai dengan teori oleh Ferrari (1995).
Hubungan tersebut mempunyai nilai negatif dimana semakin tinggi prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh siswa, maka motivasi belajar yang dimilikinya semakin rendah. Hal ini
dapat dimengerti karena prokrastinasi merupakan sifat negatif yang berkebalikan dengan motivasi belajar yang bersifat positif. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan dari teori Steel (2007).
Hubungan negatif yang cukup kuat pada siswa di SMA 1 Sragi Pekalongan tersebut dapat disebabkan oleh sifat siswa, dimana siswa rata-rata mempunyai motivasi belajar rendah sehingga mempunyai tingkat prokrastinasi belajar yang tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh dorongan motivasi yang rendah dari rumah, sekolah dll. Padahal tingkat prokrastinasi yang tinggi dapat menghambat proses pembelajaran siswa menjadi lebih maksimal.
Maka atas hasil korelasi antara tingkat prokrastinasi akademik dan motivasi belajar tersebut, dapat dilakukan tindakan untuk menurunkan tingkat prokrastinasi akademik siswa dengan meningkatkan motivasi belajarnya. Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilakukan oleh pihak sekolah dengan memperjelas tujuan apa yang ingin dicapai, menggunakan metode dan kegiatan yang beragam, menciptakan suasana menyenangkan dalam belajar, membimbing dan mendukung siswa belajar, dan bias memberi penghargaan atas usaha yang telah dilakukan siswa. Peningkatan motivasi belajar dapat menurunkan tingkat prokrastinasi akademik dan kualitas sekolah semakin baik.
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif antara motivasi belajar dengan prokrastinasi akademik pada siswa SMA 1 Sragi Pekalongan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan uji hipotesis atau pearson correlation sebesar -0,620 pada taraf signifikansi 0,000. Korelasi antara kedua variable tersebut dapat dikatakan signifikan karena nilai sign 0,000 (p < 0,05).
Motivasi belajar menurut Endriani (2018) memiliki aspek berupa tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Menunjukkan bahwa secara umum motivasi belajar dapat membuat mereka mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Secara umum siswa memiliki hal atau sesuatu yang ingin digapainya dimasa depannya. Dengan motivasi belajar ini siswa mendapat dorongan semangat, arah dan kegigihan perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama seperti yang dilakukan oleh Santrock (2007). Dalam mencapai tujuan yang ingin digapai seorang siswa tentu bukan perkara mudah apabila prokrastinasi siswa lebih tinggi daripada motivasi belajar.
Apabila motivasi belajar siswa lebih tinggi, maka prokrastinasi siswa akan semakin rendah begitu pun sebaliknya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nitami, Daharnis, dan Yusri (2015) ditemukan kolerasi negative antara prokrastinasi akademik dan motivasi belajar.
Berdasarkan hasil identifikasi dari data yang diperoleh SMA 1 Sragi Pekalongan menunjukkan bahwa mean atau rata-rata dari motivasi belajar sebesar 83,08 yang berada pada kategori tinggi.
Sedangkan untuk hasil identifikasi data prokrastinasi akademik menunjukkan mean atau rata- rata sebesar 36,56 yang berada pada kategori rendah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA 1 Sragi Pekalongan yang menunjukkan tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, senang mnecari dan memecahkan masalah soal-soal. Oleh sebab itu siswa yang memiliki motivasi belajar dalam dirinya tidak akan menunda-nunda dalam memulai mengerjakan ataupun menyelesaikan tugas yang akan menghambat dalam pencapaian suatu tujuan tertentu. Oleh sebab itu adanya motivasi dalam diri siswa akan mengarahkan dan mendorong siswa untuk belajar. Seperti penrnyataan Vij dan Lomash (2014) motivasi akademis dinyatakan sebagai kemauan siswa untuk belajar terhadap mata pelajaran tertentu dimana kompetensi siswa tidak ditentukan oleh standar performa akademis ataupun kecerdasan. Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai dorongan untuk mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya, yang mengarahkan dan menggerakkan siswa untuk mengerjakan seoptimal mungkin. Oleh karena itu siswa yang memiliki motivasi belajar agar segera mungkin mengerjakan tugasnya sebagai seorang siswa terutama menyelesaikan tugas-tugas yang dberikan oleh guru, dengan tidak menunda-nunda dalam memulai ataupun menyelesaikannya serta lebih mengutamakan mengerjakan dari pada mengerjakan hal lain selain tugas.
Aspek motivasi belajar yang dlibatkan dalam penelitian ini adalah tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, senang mnecari dan memecahkan masalah soal-soal. Dari aspek-aspek tersebut motivasi belajar berada pada kategori tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prokrastinasi akademik siswa secara keseluruhan berada pada kategori rendah. Hal ini terlihat masih adanya siswa yang menunda-nunda dalam memulai mengerjakan tugas ataupun menunda menyelesaikannya secara tuntas selain itu siswa juga tidak memperhitungkan waktu yang dimiliki untuk mengerjakan tugas. Prokrastinasi merupakan salah satu strategi yang digunakan siswa untuk melindungi diri dengan menghindari kegagalan.
Berdasarkan keseluruhan ketegoripada kedua variable, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar mempengaruhi prokrastinasi akademik. Hal ini dapat
dilihat dari hubungan yang kuat Antara motivasi belajar dengan prokrastinasi akademik pada siswa SMA 1 Sragi Pekalongan. Hal ini didukung oleh fenomena yang ada, yang mengatakan bahwa motivasi belajar mempengaruhi perilaku prokrastinasi akademik. Hal ini kemudian mendukung penelitian sebelumnya yang mengemukakan mengenaik hubungan motivasi belajar dan prokrastinasi akademik.