• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "4. ANALISA DAN PEMBAHASAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Pada penelitian ini, penelitian dilakukan kepada para manajer proyek dari pihak kontraktor maupun pengembang. Peneliti pada awalnya mengirimkan draf kuesioner beserta surat pengantar dari program studi kepada beberapa perusahaan konstruksi maupun pengembang untuk membantu menyebarkan kuesioner kepada manajer proyek yang yang pernah / sedang mengerjakan proyek berkonsep bangunan hijau di Surabaya dan Jakarta. Setelah kuesioner diisi dan diterima kembali oleh penulis dilakukan analisis data kuesioner. Hasil analisis data kuesioner kemudian digunakan untuk melakukan wawancara kepada dua orang manajer proyek yang sedang mengerjakan proyek bangunan hijau.

4.1.1. Sampel

Sampel dalam obyek penelitian ini adalah beberapa manajer proyek perusahaan konstruksi & developer pada proyek bangunan hijau yang menggunakan standar Leadership in Energy and Environmental Design (LEED).

Dari Tabel 4.1. & Tabel 4.2. dapat dilihat bahwa selama penelitian dilakukan, peneliti telah berhasil mendapatkan kembali sebanyak 19 dari 24 kuesioner yang disebar. Kemudian hasil analisis data kuesioner digunakan untuk wawancara kepada dua orang narasumber yang sedang mengerjakan proyek bangunan hijau yaitu pada proyek Grand Sungkono Lagoon yang dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan (PP) dan Alpines Condotel yang dikerjakan oleh PT Solobhakti Trading & Contractor (STC). Data umum narasumber wawancara dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.1. Rekap Responden yang Mengembalikan Kuesioner

Nama Proyek Nama Perusahaan Jabatan Jumlah

Grand Sungkono Lagoon PT Pembangunan Perumahan PM Kontraktor 2

PT PP Properti PD Owner 1

Grand Dharmahusada Lagoon

PT Pembangunan Perumahan PM Kontraktor 1

PT PP Propeti PM Owner 1

Gedung P1 & P2 Petra PT Pembangunan Perumahan PM Kontraktor 1

YPTK Petra PD Owner 1

CV MKU PM Pengawas 1

Alpines Condotel PT Solobhakti PM Kontraktor 1

(2)

Tabel 4.1. Rekap Responden yang Mengembalikan Kuesioner (sambungan)

Grand Kamala Lagoon PT PP Propeti PM Owner 3

PD Owner 1

PT Pembangunan Perumahan PM Kontraktor 1 Plaza PP PT Pembangunan Perumahan PM Kontraktor 2

Ciputra World PT Nusa Raya Cipta PM Kontraktor 1

Regatta PT Nusa Raya Cipta PM Kontraktor 1

PT Intiland PM Owner 1

Tabel 4.2. Rekap Responden yang Tidak Mengembalikan Kuesioner

Nama Proyek Nama Perusahaan Jabatan Jumlah

Graha Prodia PT Nusa Raya Cipta PM Kontraktor 1

Grand Sungkono Lagoon PT PP Propeti PM Owner 1

Grand Dharmahusada Lagoon

PT PP Propeti PM Owner 1

Kantor Jasa Marga PT Pembangunan Perumahan PM Kontraktor 1 Grand Rubina PT Pembangunan Perumahan PM Kontraktor 1

Tabel 4.3. Data Umum Narasumber Wawancara

Nama Narasumber Nama Perusahaan Nama Proyek

Prayani Siregar PT Pembangunan Perumahan Grand Sungkono Lagoon Uckie Miradi PT Solobhakti Alpines Condotel

4.1.2. Pendidikan Terakhir

Berdasarkan Gambar 4.1, dapat diketahui bahwa dari 19 orang responden yang didapat, 13 orang (68%) diantaranya berpendidikan S1 dan 6 orang (32%) lainnya berpendidikan S2.

Gambar 4. 1. Pendidikan Terakhir Responden

4.2. Tantangan yang Berpengaruh pada Proyek Bangunan Hijau

Terdapat 4 jenis analisis deskriptif yang akan dibahas pada sub bab ini, yaitu analisis distribusi frekuensi, analisis mean, analisis peringkat (berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis mean) & analisis hasil wawancara.

68 32

Pendidikan Terakhir

S1 S2

(3)

4.2.1. Analisis Distribusi Frekuensi

Analisis distribusi frekuensi dilakukan untuk mengetahui persentasi jawaban yang diberikan oleh responden untuk mengetahui presentasi jawaban yang diberikan oleh responden terhadap masing-masing indikator. Jawaban dari responden ini terdiri atas 5 pilihan yaitu sangat tidak berpengaruh, tidak berpengaruh, netral, berpengaruh, dan sangat berpengaruh. Pada variabel tantangan yang berpengaruh terdapat 7 subvariabel yaitu perencanaan (A1) yang didalamnya terdapat 7 indikator, proyek (A2) yang didalamnya terdapat terdapat 5 indikator, klien (A3) yang didalamnya terdapat 7 indikator, proyek (A4) yang didalamnya terdapat 7 indikator, bahan dan material (A5) yang didalamnya terdapat 7 indikator, pekerja (A6) yang didalamnya terdapat terdapat 5 indikator dan eksternal (A7) yang didalamnya terdapat 8 indikator.

1. Perencanaan (A1)

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Indikator Perencanaan (A1)

Kode Keterangan 1 2 3 4 3 5 5

F % F % F % F % F %

A11 Adopsi bentuk kontrak 0 0 1 5.3 3 15.8 9 47.4 6 31.6

A12 Desain, orientasi & struktur bangunan 0 0 0 0 1 5.3 7 36.6 11 57.9 A13 Perencanaan urutan aktivitas konstruksi 0 0 0 0 0 0 15 78.9 4 21.1 A14 Perencanaan teknik konstruksi 0 0 0 0 0 0 11 57.9 8 42.1 A15 Proses persetujuan untuk teknologi hijau baru 0 0 0 0 2 10.5 10 52.6 7 36.8 A16 Waktu selama masa pra-konstruksi 0 0 0 0 5 26.3 11 57.9 3 15.8 A17 Penyediaan spesifikasi sesuai kontrak 0 0 0 0 1 5.3 10 52.6 8 42.1

Berdasarkan Tabel 4.4. diatas, diketahui pada indikator adopsi bentuk kontrak (A11) 47.4 % responden memilih berpengaruh dan 31.6% responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator desain, orientasi & struktur bangunan (A12) 36.6 % responden memilih berpengaruh dan 57.9% responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator perencanaan urutan aktivitas konstruksi (A13) 78.9 % responden memilih berpengaruh dan 21.1% responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator perencanaan teknik konstruksi (A14) 57.9%

responden memilih berpengaruh dan 42.1% responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator proses persetujuan untuk teknologi hijau baru (A15) 52.6 % responden memilih berpengaruh dan 36.8% responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator waktu selama masa pra-konstruksi (A16) 57.9 %

(4)

responden memilih berpengaruh dan 15.8% responden memilih sangat berpengaruh. Untuk penyediaan spesifikasi sesuai kontrak (A17) 52.6 % responden memilih berpengaruh dan 42.1% responden memilih sangat berpengaruh. Dengan demikian dapat dikatakan sebagian besar responden menyetujui bahwa adopsi bentuk kontrak (A11), desain, orientasi & struktur bangunan (A12), perencanaan urutan aktivitas konstruksi (A13), perencanaan teknik konstruksi (A14), proses persetujuan untuk teknologi hijau baru (A15), waktu selama masa pra-konstruksi (A16) & penyediaan spesifikasi sesuai kontrak (A17) akan berpengaruh sebagai tantangan bangunan hijau.

2. Proyek (A2)

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Indikator Proyek (A2)

Kode Keterangan 1 2 3 4 3 5 5

F % F % F % F % F % A21 Penyetujuan pencairan tagihan ke suplier dan subkontraktor 0 0 5 26.3 8 42.1 6 31.6 0 0 A22 Penilaian hasil pekerjaan konstruksi hijau 0 0 1 5.3 6 31.6 9 47.4 3 15.8

A23 Pemilihan subkontraktor yang menyediakan jasa

konstruksi hijau 0 0 2 10.5 0 0 9 47.4 8 42.1

A24 Waktu untuk mengimplemetasikan metode konstruksi hijau 0 0 1 5.3 3 15.8 8 42.1 7 36.8

A25 Perubahan dan variasi terhadap desain selama proses

konstruksi 0 0 0 0 1 5.3 11 57.9 7 36.8

Berdasarkan Tabel 4.5. diatas, diketahui pada indikator penyetujuan pencairan tagihan ke suplier & subkontraktor (A21) 42.1% responden memilih netral dan 31.6% responden memilih berpengaruh. Pada indikator penilaian hasil pekerjaan konstruksi hijau (A22) 31.6% responden memilih netral dan 47.4%

responden memilih berpengaruh. Pada indikator pemilihan subkontraktor yang menyediakan jasa konstruksi hijau (A23) 47.4% responden memilih berpengaruh dan 42.1% responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator waktu untuk mengimplementasikan metode konstruksi hijau (A24) 42.1% responden memilih berpengaruh dan 36.8% responden memilih sangat berpengaruh. Untuk indikator perubahan dan variasi terhadap desain selama proses konstruksi (A25) 57.9%

responden memilih berpengaruh dan 36.8% responden memilih sangat berpengaruh. Dengan demikian dapat dikatakan sebagian besar responden menyetujui bahwa penyetujuan pencairan tagihan ke suplier & subkontraktor

(5)

yang menyediakan jasa konstruksi hijau (A23), waktu untuk mengimplementasikan metode konstruksi hijau (A24) & perubahan dan variasi terhadap desain selama proses konstruksi (A25) akan berpengaruh sebagai tantangan bangunan hijau

3. Klien (A3)

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Indikator Klien (A3)

Kode Keterangan 1 2 3 4 3 5 5

F % F % F % F % F %

A31 Spesifikasi anggaran yang spesifik 0 0 0 0 3 15.8 10 52.6 6 31.6

A32 Tujuan dari pembangunan 0 0 1 5.3 1 5.3 13 68.4 4 21.1

A33 Batas waktu penyelesaian proyek 0 0 2 10.5 3 15.8 9 47.4 5 26.3

A34 Tingkat resiko akibat penggunaan teknologi

hijau 0 0 0 0 2 10.5 12 63.2 5 26.3

A35 Waktu yang panjang untuk pembuatan keputusan 0 0 1 5.3 8 42.1 8 42.1 2 10.5

A36 Permintaan khusus dari klien mengenai teknologi

hijau yang spesifik 0 0 1 5.3 2 10.5 12 63.2 4 21.1

A37 Ketertarikan dari klien dan permintaan pasar 0 0 1 5.3 6 31.6 11 57.9 1 5.3

Berdasarkan Tabel 4.6. diatas, diketahui pada indikator spesifikasi anggaran yang spesifik (A31) 52.6% responden memilih berpengaruh dan 31.6%

responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator tujuan dari pembangunan (A32) 68.4% responden memilih berpengaruh dan 21.1% responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator batas waktu penyelesaian proyek (A33) 47.4%

responden memilih berpengaruh dan 26.3% responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator tingkat resiko akibat penggunaan teknologi hijau (A34) 63.2% responden memilih berpengaruh dan 26.3% responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator waktu yang panjang untuk pembuatan keputusan (A35) 42.1% responden memilih netral dan 42.1% responden memilih berpengaruh. Pada indikator permintaan khusus dari klien mengenai teknologi hijau yang spesifik (A36) 63.2% responden memilih berpengaruh dan 21.1%

responden memilih sangat berpengaruh. Untuk indikator ketertarikan dari klien dan permintaan pasar (A37) 31.6% responden memilih netral dan 57.9%

responden memilih berpengaruh. Dengan demikian dapat dikatakan sebagian besar responden menyetujui bahwa spesifikasi anggaran yang spesifik (A31), indikator tujuan dari pembangunan (A32), batas waktu penyelesaian proyek (A33), tingkat resiko akibat penggunaan teknologi hijau (A34), waktu yang

(6)

panjang untuk pembuatan keputusan (A35), permintaan khusus dari klien mengenai teknologi hijau yang spesifik (A36) & ketertarikan dari klien dan permintaan pasar (A37) akan berpengaruh sebagai tantangan bangunan hijau

4. Tim Proyek (A4)

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Indikator Tim Proyek (A4)

Kode Keterangan 1 2 3 4 3 5 5

F % F % F % F % F % A41 Konflik dengan arsitek mengenai tipe material yang digunakan 0 0 1 5.3 5 26.3 10 52.6 3 15.8 A42 Komunikasi dan kepentingan diantara anggota tim proyek 0 0 0 0 5 26.3 12 63.2 2 10.5 A43 Frekuensi pertemuan dengan ahli bangunan hijau 0 0 3 15.8 6 31.6 9 47.4 1 5.3 A44 Konsultan hijau terlambat memberikan informasi 0 0 2 10.5 2 10.5 11 57.9 4 21.1 A45 Konflik kepentingan antara konsultan dan manajer proyek 0 0 2 10.5 3 15.8 13 68.4 1 5.3 A46 Performa spesifik dibutuhkan untuk proyek bangunan hijau 1 5.3 0 0 2 10.5 11 57.9 5 26.3

A47 Komitmen dari pimpinan administrasi untuk melindungi

lingkungan 0 0 2 10.5 3 15.8 11 57.9 3 15.8

Berdasarkan Tabel 4.7. diatas, diketahui pada indikator konflik dengan arsitek mengenai tipe material yang digunakan (A41) 26.3% responden memilih netral dan 52.6% responden memilih berpengaruh. Pada indikator komunikasi dan kepentingan diantara anggota tim proyek (A42) 26.3% responden memilih netral dan 63.2% responden memilih berpengaruh. Pada indikator frekuensi pertemuan dengan ahli bangunan hijau (A43) 31.6% responden memilih netral dan 47.4%

responden memilih berpengaruh. Pada indikator konsultan hijau terlambat memberikan informasi (A44) 57.9% responden memilih berpengaruh dan 21.1%

responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator konflik kepentingan antara konsultan dan manajer proyek (A45) 15.8% responden memilih netral dan 68.4%

responden memilih berpengaruh. Pada indikator performa spesifik dibutuhkan untuk proyek bangunan hijau (A46) 57.9% responden memilih berpengaruh dan 26.3% responden memilih sangat berpengaruh. Untuk indikator komitmen dari pimpinan administrasi untuk melindungi lingkungan (A47) 57.9% responden memilih berpengaruh dan 15.8% responden memilih sangat berpengaruh. Dengan demikian dapat dikatakan sebagian besar responden menyetujui bahwa konflik dengan arsitek mengenai tipe material yang digunakan (A41), komunikasi dan kepentingan diantara anggota tim proyek (A42), frekuensi pertemuan dengan ahli bangunan hijau (A43), konsultan bangunan hijau terlambat memberikan informasi

(7)

(A44), konflik kepentingan antara konsultan dan manajer proyek (A45), performa spesifik dibutuhkan untuk proyek bangunan hijau (A46) & komitmen dari pimpinan administrasi untuk melindungi lingkungan (A47) ) akan berpengaruh sebagai tantangan bangunan hijau

5. Material & Peralatan (A5)

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Indikator Bahan & Material (A5)

Kode Keterangan 1 2 3 4 3 5 5

F % F % F % F % F % A51 Biaya untuk material dan peralatan hijau 0 0 1 5.3 2 10.5 7 36.8 9 47.4 A52 Spesifikasi dan informasi material dan peralatan hijau 0 0 1 5.3 2 10.5 10 52.6 6 31.6 A53 Ketersediaan material dan peralatan hijau 0 0 1 5.3 3 15.8 11 57.9 4 21.1 A54 Keputusan penggunaan material dan peralatan hijau 0 0 0 0 3 15.8 13 68.4 3 15.8 A55 Material dan peralatan hijau harus diimpor 0 0 0 0 6 31.6 10 52.6 3 15.8

A56 Ketersediaan informasi mengenai produk dan sistem bangunan hijau

0 0 0 0 1 5.3 12 63.2 6 31.6

A57 Penetapan persyaratan yang dapat diukur pada bangunan hijau

0 0 0 0 2 10.5 10 52.6 7 36.8

Berdasarkan Tabel 4.8. diatas, diketahui pada indikator biaya untuk material dan peralatan hijau (A51) 36.8% responden memilih berpengaruh dan 47.4% responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator spesifikasi dan informasi material dan peralatan hijau (A52) 52.6% responden memilih berpengaruh dan 31.6% responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator ketersediaan material dan peralatan hijau (A53) 57.9% responden memilih berpengaruh dan 21.1% responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator keputusan penggunaan material dan peralatan hijau (A54) 68.4% responden memilih berpengaruh dan 15.8% responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator material dan peralatan hijau harus diimpor (A55) 31.6% responden memilih netral dan 52.6% responden memilih berpengaruh. Pada indikator ketersediaan informasi mengenai produk dan sistem bangunan hijau (A56) 63.2%

responden memilih berpengaruh dan 31.6% responden memilih sangat berpengaruh. Untuk indikator penetapan persyaratan yang dapat diukur pada bangunan hijau (A57) 52.6% responden memilih berpengaruh dan 36.8%

responden memilih sangat berpengaruh. Dengan demikian dapat dikatakan sebagian besar responden menyetujui bahwa biaya untuk material dan peralatan

(8)

hijau (A51), spesifikasi dan informasi material dan peralatan hijau (A52), ketersediaan material dan peralatan hijau (A53), keputusan penggunaan material dan peralatan hijau (A54), material dan peralatan hijau harus diimpor (A55), ketersediaan informasi mengenai produk dan sistem bangunan hijau (A56) &

penetapan persyaratan yang dapat diukur pada bangunan hijau (A57) akan berpengaruh sebagai tantangan bangunan hijau

6. Pekerja (A6)

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Indikator Pekerja (A6)

Kode Keterangan 1 2 3 4 3 5 5

F % F % F % F % F % A61 Ketertarikan untuk berubah dari metode tradisional 0 0 0 11 3 10.5 11 57.9 6 31.6

A62 Kemampuan / keterampilan terhadap teknologi &

teknik hijau

0 1 5.3 11 4 21.1 11 57.9 3 15.8

A63 Ketertarikan pekerja terhadap metode dan prosedur yang benar

0 0 0 11 2 10.5 11 57.9 6 31.6

A64 Pengetahuan tentang prinsip bangunan hijau 0 0 1 5.3 5 26.3 11 57.9 2 10.5

A65 Pengetahuan teknis anggota tim proyek tentang bangunan hijau

0 0 1 5.3 3 15.8 12 63.2 3 15.8

Berdasarkan Tabel 4.9. diatas, diketahui pada indikator ketertarikan untuk berubah dari metode tradisional (A61) 57.9% responden memilih berpengaruh dan 31.6% responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator kemampuan / keterampilan terhadap teknologi & teknik hijau (A62) 21.1% responden memilih netral dan 57.9% responden memilih berpengaruh. Pada indikator ketertarikan pekerja terhadap metode dan prosedur yang benar (A63) 57.9% responden memilih berpengaruh dan 31.6% responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator pengetahuan tentang prinsip bangunan hijau (A64) 57.9% responden memilih berpengaruh dan 10.5% responden memilih sangat berpengaruh. Untuk indikator pengetahuan teknis anggota tim proyek tentang bangunan hijau (A65) 63.2% responden memilih berpengaruh dan 15.8% responden memilih sangat berpengaruh. Dengan demikian dapat dikatakan sebagian besar responden menyetujui bahwa ketertarikan untuk berubah dari metode tradisional (A61), kemampuan / keterampilan terhadap teknologi & teknik hijau (A62), ketertarikan pekerja terhadap metode dan prosedur yang benar (A63), pengetahuan tentang

(9)

prinsip bangunan hijau (A64) & pengetahuan teknis anggota tim proyek tentang bangunan hijau (A65) akan berpengaruh sebagai tantangan bangunan hijau

7. Eksternal (A7)

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Indikator Eksternal (A7)

Kode Keterangan 1 2 3 4 3 5 5

F % F % F % F % F % A71 Kebijakan & regulasi pemerintah 0 0 0 0 5 26.3 10 52.6 4 21.1 A72 Proses persetujuan untuk teknologi hijau baru 0 0 1 5.3 4 21.1 9 47.4 5 26.3 A73 Tambahan waktu untuk proses sertifikasi 0 0 2 10.5 4 21.1 12 63.2 1 5.3 A74 Keadaan yang tidak terduga pada proyek hijau 0 0 1 5.3 3 15.8 13 68.4 2 10.5

A75 Dukungan dari pemerintah untuk konstruksi berkesinambungan

1 5.3 1 5.3 4 21.1 9 47.4 4 21.1

A76 Penelitian yang kredibel mengenai bangunan hijau 1 5.3 2 10.5 1 5.3 13 68.4 2 10.5 A77 Sumber kredit untuk menutupi biaya awal 0 0 1 5.3 7 36.8 9 47.4 2 10.5 A78 Perhatian publik terhadap bangunan hijau 1 5.3 2 10.5 4 21.1 10 52.6 2 10.5

Berdasarkan Tabel 4.10. diatas, diketahui pada indikator kebijakan &

regulasi pemerintah (A71) 52.6% responden memilih berpengaruh dan 21.1%

responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator proses persetujuan untuk teknologi hijau baru (A72) 47.4% responden memilih berpengaruh dan 26.3%

responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator tambahan waktu untuk proses sertifikasi (A73) 21.1% responden memilih netral dan 63.2% responden memilih berpengaruh. Pada indikator keadaan yang tidak terduga pada proyek hijau (A74) 15.8% responden memilih netral dan 68.4% responden memilih berpengaruh. Pada indikator dukungan dari pemerintah untuk konstruksi berkesinambungan (A75) 47.4% responden memilih berpengaruh dan 21.1%

responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator penelitian yang kredibel mengenai benefit bangunan hijau (A76) 68.4% responden memilih berpengaruh dan 10.5% responden memilih sangat berpengaruh. Pada indikator sumber kredit untuk menutupi biaya awal (A77) 36.8% responden memilih netral dan 47.4%

responden memilih berpengaruh. Untuk indikator perhatian publik terhadap bangunan hijau (A78) 21.1% responden memilih netral dan 52.6% responden memilih berpengaruh. Dengan demikian dapat dikatakan sebagian besar responden menyetujui bahwa kebijakan & regulasi pemerintah (A71), proses persetujuan untuk teknologi hijau baru (A72), tambahan waktu untuk proses

(10)

sertifikasi (A73), keadaan yang tidak terduga pada proyek hijau (A74), dukungan dari pemerintah untuk konstruksi berkesinambungan (A75), penelitian yang kredibel mengenai benefit bangunan hijau (A76), sumber kredit untuk menutupi biaya awal (A77) & perhatian publik terhadap bangunan hijau (A78) akan berpengaruh sebagai tantangan bangunan hijau

4.2.2 Analisis Mean

Analisis mean digunakan untuk menentukan tingkat pengaruh dari setiap indikator pada variabel tantangan yang berpengaruh (A) pada proyek bangunan hijau. Dari Tabel 4.11, diambil 5 nilai mean tertinggi dari seluruh indikator tantangan yang berpengaruh pada proyek bangunan hijau.

Desain, orientasi & struktur bangunan (A12) menjadi indikator yang paling berpengaruh dengan nilai mean 4.53, kemudian diikuti oleh perencanaan teknik konstruksi (A14) dengan nilai mean 4.42, penyediaan spesifikasi sesuai kontrak (A17) dengan nilai mean 4.37, perubahan dan variasi terhadap desain selama proses konstruksi (A25) dengan nilai mean 4.32 dan ketersediaan informasi mengenai produk & sistem bangunan hijau dengan nilai mean 4.26.

Desain, orientasi & struktur bangunan hijau dapat menjadi lebih rumit dibandingkan pada bangunan konvensional akibat penggunanan material & sistem alternatif oleh tim perencana dimana hasil penelitian yang dilakukan tidak selaras dengan hasil penelitian (Hwang & Ng, 2012) yang menempatkannya pada posisi ke-27.

Perencanaan teknik konstruksi akibat penggunaan teknologi hijau biasanya rumit dan akan berpengaruh terhadap proses konstruksi dimana hasil penelitian yang dilakukan tidak selaras dengan hasil penelitian (Hwang & Ng, 2012) yang menempatkannya pada posisi ke-10.

Penyediaan spesifikasi sesuai kontrak biasanya diakibatkan perusahaan belum familiar dengan produk, material, sistem dan desain bangunan hijau.

dimana hasil penelitian yang dilakukan tidak selaras dengan hasil penelitian (Hwang & Ng, 2012) yang menempatkannya pada posisi ke-7.

Perubahan dan variasi terhadap desain selama proses konstruksi pada skala yang signifikan dapat berakibat biaya proyek membengkak dari yang seharusnya

(11)

dimana hasil penelitian yang dilakukan tidak selaras dengan hasil penelitian (Hwang & Ng, 2012) yang menempatkannya pada posisi ke-6.

Ketersediaan informasi mengenai produk & sistem bangunan hijau diperlukan untuk mencegah terjadinya kesalahan pemilihan produk & sistem yang tidak memenuhi standar dimana hasil penelitian yang dilakukan tidak selaras dengan hasil penelitian (Hwang & Tan, 2010) yang menempatkannya pada posisi ke-9 dan hasil penelitian (Samari et al., 2013) yang menempatkannya pada posisi ke-15.

Dari hasil analisis mean, dilakukan penelitian lanjutan berupa analisis hasil wawancara yang akan dibahas pada subbab 4.2.4

Tabel 4.11. Nilai Mean Indikator Tantangan yang Berpengaruh (A)

Kode Keterangan Mean SD

A1 Perencanaan

A11 Adopsi bentuk kontrak 4.05 0.848

A12 Desain, orientasi & struktur bangunan 4.53 0.612 A13 Perencanaan urutan aktivitas konstruksi 4.21 0.419

A14 Perencanaan teknik konstruksi 4.42 0.507

A15 Proses persetujuan untuk teknologi hijau baru 4.26 0.653

A16 Waktu selama masa pra-konstruksi 3.89 0.658

A17 Penyediaan spesifikasi sesuai kontrak 4.37 0.597

A2 Proyek

A21 Penyetujuan pencairan tagihan ke suplier dan subkontraktor 3.05 0.780 A22 Penilaian hasil pekerjaan konstruksi hijau 3.74 0.806 A23 Pemilihan subkontraktor yang menyediakan jasa konstruksi hijau 4.21 0.918 A24 Waktu untuk mengimplemetasikan metode konstruksi hijau 4.11 0.875 A25 Perubahan dan variasi terhadap desain selama proses konstruksi 4.32 0.582

A3 Klien

A31 Spesifikasi anggaran yang spesifik 4.16 0.688

A32 Tujuan dari pembangunan 4.05 0.705

A33 Batas waktu penyelesaian proyek 3.89 0.937

A34 Tingkat resiko akibat penggunaan teknologi hijau ramah lingkungan

4.16 0.602 A35 Waktu yang panjang untuk pembuatan keputusan 3.58 0.769 A36 Permintaan khusus dari klien mengenai teknologi

ramah lingkungan yang spesifik

4.00 0.745 A37 Ketertarikan dari klien dan permintaan pasar 3.63 0.684

A4 Proyek

A41 Konflik dengan arsitek mengenai tipe material yang digunakan 3.79 0.787 A42 Komunikasi dan kepentingan diantara anggota tim proyek 3.84 0.602

(12)

Tabel 4.11. Nilai Mean Indikator Tantangan yang Berpengaruh (A) (sambungan)

A43 Frekuensi pertemuan dengan ahli bangunan hijau 3.42 0.838 A44 Konsultan hijau terlambat memberikan informasi 3.89 0.875 A45 Konflik kepentingan antara konsultan dan manajer proyek 3.68 0.749 A46 Performa spesifik dibutuhkan untuk proyek bangunan hijau 4.00 0.943 A47 Komitmen dari pimpinan administrasi untuk melindungi lingkungan 3.79 0.855

A5 Material & Peralatan

A51 Biaya untuk material dan peralatan hijau 4.26 0.872 A52 Spesifikasi dan informasi material dan peralatan hijau 4.11 0.809 A53 Ketersediaan material dan peralatan hijau 3.95 0.780 A54 Keputusan penggunaan material dan peralatan hijau yang berbeda 4.00 0.577 A55 Material dan peralatan hijau harus diimpor 3.84 0.688 A56 Ketersediaan informasi mengenai produk dan sistem bangunan hijau 4.26 0.562 A57 Penetapan persyaratan yang dapat diukur pada bangunan hijau 4.26 0.653

A6 Pekerja

A61 Ketertarikan untuk berubah dari metode tradisional 4.21 0.631 A62 Kemampuan / keterampilan terhadap teknologi & teknik hijau 3.84 0.765 A63 Ketertarikan pekerja terhadap metode dan prosedur yang benar 4.21 0.631 A64 Pengetahuan tentang prinsip bangunan hijau 3.74 0.733 A65 Pengetahuan teknis anggota tim proyek tentang bangunan hijau 3.89 0.737

A7 Eksternal

A71 Kebijakan & regulasi pemerintah 3.95 0.705

A72 Proses persetujuan untuk teknologi hijau baru 3.95 0.848 A73 Tambahan waktu untuk proses sertifikasi 3.63 0.761 A74 Keadaan yang tidak terduga pada proyek hijau 3.84 0.688 A75 Dukungan dari pemerintah untuk konstruksi berkesinambungan 3.74 1.046 A76 Penelitian yang kredibel mengenai benefit bangunan hijau 3.68 1.003 A77 Sumber kredit untuk menutupi biaya awal 3.63 0.761 A78 Perhatian publik terhadap bangunan hijau 3.53 1.020

(13)

4.2.3 Analisis Peringkat

Dari hasil analisis peringkat tertinggi dari masing-masing sub variabel tantangan yang berpengaruh, dilakukan penelitian lanjutan berupa penelitian kualitatif deskriptif dengan melakukan analisis hasil wawancara yang akan dibahas pada subbab 4.2.4.

1. Perencanaan (A1)

Dari berbagai indikator tantangan yang berpengaruh pada aspek perencanaan, dapat diketahui bahwa indikator desain, orientasi & struktur bangunan (A12) mempunyai nilai mean tertinggi (4.53) dibandingkan dengan indikator lainnya. Desain, orientasi & struktur bangunan hijau dapat menjadi lebih rumit dibandingkan bangunan konvensional karena penggunanan material &

sistem alternatif oleh tim perencanaan dimana hasil penelitian yang dilakukan tidak selaras dengan hasil penelitian (Hwang & Ng, 2012) yang menempatkannya pada peringkat ke-5.

2. Proyek (A2)

Dari berbagai indikator tantangan yang berpengaruh pada aspek proyek, dapat diketahui bahwa indikator perubahan dan variasi terhadap desain selama proses konstruksi (A25) mempunyai nilai mean tertinggi (4.32) dibandingkan dengan indikator lainnya. Perubahan dan variasi terhadap desain selama proses konstruksi pada skala yang signifikan dapat berakibat biaya proyek membengkak dari yang seharusnya dimana hasil penelitian yang dilakukan mendekati selaras dengan hasil penelitian (Hwang & Ng, 2012) yang menempatkannya pada peringkat ke-2.

3. Klien (A3)

Dari berbagai indikator tantangan yang berpengaruh pada aspek klien, dapat diketahui bahwa indikator tingkat resiko akibat penggunaan teknologi ramah lingkungan (A34) mempunyai nilai mean tertinggi (4.16) dibandingkan dengan indikator lainnya. Manajer proyek bertanggung jawab memastikan teknologi ramah lingkungan yang digunakan aman untuk menekan tingkat resiko yang ditanggung oleh klien dimana hasil penelitian yang dilakukan mendekati selaras dengan hasil penelitian (Hwang & Ng, 2012) yang menempatkannya pada peringkat ke-2.

(14)

4. Tim proyek (A4)

Dari berbagai indikator tantangan yang berpengaruh pada aspek tim proyek, dapat diketahui bahwa indikator performa spesifik dibutuhkan untuk proyek bangunan hijau (A46) mempunyai nilai mean tertinggi (4.00) dibandingkan dengan indikator lainnya. Setiap anggota tim harus mengerti konsep bangunan hijau dan tanggung jawab untuk mencapai target yang ditentukan dimana hasil penelitian yang dilakukan tidak selaras dengan hasil penelitian (Hwang & Ng, 2012) yang menempatkannya pada peringkat ke-6.

5. Material & peralatan (A5)

Dari berbagai indikator tantangan yang berpengaruh pada aspek material

& peralatan, dapat diketahui bahwa indikator ketersediaan informasi mengenai produk & sistem bangunan hijau (A56) mempunyai nilai mean tertinggi (4.26) dibandingkan dengan indikator lainnya dan nilai standar deviasi lebih rendah (0.562) daripada (A51) & (A57). Ketersediaan informasi mengenai produk &

sistem bangunan hijau diperlukan untuk mencegah terjadinya kesalahan pemilihan produk & sistem yang tidak memenuhi standar dimana hasil penelitian yang dilakukan tidak selaras dengan hasil penelitian (Hwang & Tan, 2010) yang menempatkannya pada peringkat ke-9 dan hasil penelitian (Samari et al., 2013) yang menempatkannya pada peringkat ke-15.

6. Pekerja (A6)

Dari berbagai indikator tantangan yang berpengaruh pada aspek pekerja, dapat diketahui bahwa indikator ketertarikan untuk berubah dari metode tradisional (A61) & ketertarikan pekerja terhadap metode dan prosedur yang benar (A63) mempunyai nilai mean tertinggi (4.21) dibandingkan dengan indikator lainnya. Jika pekerja tidak mau berubah dari metode tradisional dan tidak tertarik terhadap metode & prosedur yang benar dapat berdampak negatif terhadap kesuksesan proyek dimana hasil penelitian yang dilakukan selaras dengan hasil penelitian (Hwang & Ng, 2012) yang menempatkannya pada peringkat ke-1 dan ke-2.

(15)

7. Eksternal (A7)

Dari berbagai indikator tantangan yang berpengaruh pada aspek eksternal, dapat diketahui bahwa indikator kebijakan & regulasi pemerintah (A71) mempunyai nilai mean tertinggi (3.95) dibandingkan dengan indikator lainnya dan nilai standar deviasi lebih rendah (0.705) daripada (A72) & (A73). Tidak adanya kebijakan & regulasi pemerintah menyebabkan rendahnya minat untuk membangun bangunan hijau karena tidak adanya keuntungan yang diterima dimana hasil penelitian yang dilakukan mendekati selaras dengan hasil penelitian (Hwang & Ng, 2012) yang menempatkannya pada peringkat ke-2.

4.2.4 Analisis Hasil Wawancara

 Tantangan yang Berpengaruh dari Analisis Mean

Dari hasil analisis mean pada subbab 4.2.2, dilakukan analisis hasil wawancara terhadap 5 nilai mean tertinggi dari seluruh indikator tantangan yang berpengaruh. Wawancara dilakukan pada 2 perusahaan yang berbeda yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12. Hasil Wawancara dari Analisis Mean

No. Indikator PT Pembangunan

Perumahan

PT Solobhakti Trading

& Contractor 1. Desain, orientasi

& struktur bangunan (A12)

Pengaturan aspek

penghematan energi serta manfaatnya bagi

pengguna.

Pengaturan pencahayaan dan sirkulasi udara alami 2. Perencanaan

teknik konstruksi (A14)

Penerapan teknik konstruksi hijau yang dibuat oleh perusahaan.

Penerapan teknik konstruksi yang spesifik.

3. Penyediaan spesifikasi sesuai kontrak (A17)

Penentuan spesifikasi material yang digunakan terhadap kontrak.

Penyediaan spesifikasi kontrak dan

implementasi sering mengalami perubahan.

4. Perubahan dan variasi terhadap desain selama proses konstruksi (A25)

Perubahan yang sangat banyak terutama antara gambar Shop Drawing &

For Construction.

Perubahan yang sangat banyak terutama yang mengarah pada desain.

(16)

Tabel 4.12. Hasil Wawancara dari Analisis Mean (sambungan) 5. Ketersediaan

informasi

mengenai produk

& sistem bangunan hijau (A56)

Pertanggungjawaban spesifikasi dan informasi harus tersedia dengan lengkap.

Penyediaan material ramah lingkungan mengalami kendala akibat terbatasnya informasi yang tersedia.

Pada indikator desain, orientasi & struktur bangunan (A12), pengaturan aspek penghematan energi serta manfaatnya bagi pengguna yang dimaksud oleh PP adalah dibutuhkannya data arah angin untuk pengaturan sirkulasi udara alami, data curah hujan periode ulang 10 tahun untuk mendesain Rainwater Harvesting, serta orientasi bangunan diatur berdasarkan prinsip Overall Thermal Transfer Value (OTTV). Sedangkan STC lebih menekankan pada pengaturan pencahayaan dan sirkulasi udara alami dimana banyak dilakukan penggunaan fasad kaca untuk memaksimalkan pencahayaan alami serta adanya tanaman gantung pada lantai 3-6 untuk menyerap polusi dan mengatur kelembapan guna memaksimalkan sirkulasi udara alami.

Pada indikator perencanaan teknik konstruksi (A14) salah satu penerapan teknik konstruksi hijau yang dibuat oleh PP adalah penggunaan bekisting secara berulang hingga 10 kali dengan rutin melakukan pelumasan minyak bekisting saat hendak digunakan dimana setelah kayu bekisting sudah tidak layak digunakan masih dapat diolah kembali untuk dijadikan pot tanaman. Pemotongan keramik juga dilakukan dengan cermat sehingga sisa potongan masih dapat digunakan pada bagian tangga darurat. Sedangkan STC lebih menekankan pada penerapan teknik konstruksi yang spesifik dimana pada bangunan hijau teknik struktur yang digunakan lebih susah karena banyak ditemui struktur terbuka.

Pada indikator penyediaan spesifikasi sesuai kontrak (A17) penentuan spesifikasi material yang digunakan terhadap kontrak menjadi tantangan bagi PP terutama material yang menggunakan sistem Supply By Owner seperti keramik.

Dimana keramik yang digunakan langsung diimpor dari Cina sehingga spesifikasinya tidak jelas dan setelah dibuatkan contoh pengerjaannya ternyata bagian alas keramik tidak rata sehingga tidak mungkin membuat spesifikasi lantai sesuai keinginan owner yang berakibat keramik tidak dapat digunakan.

(17)

implementasi sering mengalami perubahan karena banyak material yang tidak direncanakan dengan matang & detail saat fase perencanaan sehingga pada akhirnya dilakukan pengadaan dengan sistem Supply by Owner karena kontraktor kesulitan untuk memenuhi.

Pada indikator perubahan dan variasi terhadap desain selama proses konstruksi (A25) berdasarkan pendapat PP, perubahan sangat banyak terjadi terutama antara gambar Shop Drawing & For Construction baik akibat permintaan konsultan perencana maupun owner dimana jika perubahan tersebut tidak segera dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh anggota tim proyek dapat menyebabkan terjadinya rework akibat kesalahan pengerjaan. Sedangkan STC berpendapat perubahan yang terjadi sangat banyak terutama yang mengarah pada desain dimana kalau perubahan yang diajukan signifikan biasanya akan ditolak, tetapi jika perubahan yang diajukan termasuk tidak signifikan masih bisa didiskusikan dengan konsultan.

Yang terakhir pada indikator ketersediaan informasi mengenai produk &

sistem bangunan hijau (A56), berdasarkan pendapat PP pertanggungjawaban spesifikasi dan informasi harus tersedia dengan lengkap dimana semua pemasok

& subkontraktor harus membuat surat pernyataan untuk mempertanggungjawabkan setiap aspek hijau & kualitas dari setiap produk maupun sistem yang dipasok. Sedangkan STC berpendapat penyediaan material ramah lingkungan mengalami kendala akibat terbatasnya informasi yang tersedia akibat kurangnya pengalaman perusahaan menangani proyek bangunan hijau sebagai contoh reflecting glass pada akhirnya menggunakan sistem Supply by Owner karena kurangnya informasi yang tersedia.

Tantangan yang Berpengaruh dari Analisis Peringkat

Dari hasil analisis peringkat pada subbab 4.2.3, dilakukan analisis hasil wawancara terhadap hasil analisis peringkat tertinggi dari masing-masing sub variabel tantangan yang berpengaruh. Wawancara dilakukan pada 2 perusahaan yang berbeda yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.13.

(18)

Tabel 4.13. Hasil Wawancara dari Analisis Peringkat

No. Indikator PT Pembangunan

Perumahan

PT Solobhakti Trading &

Contractor 1. Tingkat resiko

akibat penggunaan teknologi ramah lingkungan (A34)

Belum menggunakan teknologi ramah lingkungan yang beresiko.

Penggunaan material ramah lingkungan yang belum terbukti

kualitasnya.

2. Performa spesifik dibutuhkan untuk proyek bangunan hijau (A46)

Pencapaian target spesifik sesuai persyaratan yang digunakan.

Pencapaian target sesuai dengan permintaan owner.

3. Ketertarikan untuk berubah dari metode tradisional (A61)

Kurangnya pengetahuan mengenai manfaat &

dampak bangunan hijau.

Kurangnya pengetahuan mengenai manfaat &

dampak bangunan hijau.

4. Ketertarikan pekerja terhadap metode dan prosedur yang benar (A63)

Para pekerja kurang peduli terhadap standar operasional yang dibuat oleh perusahaan.

Para pekerja kurang peduli terhadap standar operasional yang dibuat oleh perusahaan.

5. Kebijakan &

regulasi

pemerintah (A71)

Belum ada insentif yang mendorong

pembangunan bangunan hijau

Belum ada insentif yang mendorong

pembangunan bangunan hijau.

Pada indikator tingkat resiko akibat penggunaan teknologi ramah lingkungan (A34), PP belum menggunakan teknologi ramah lingkungan yang beresiko sehingga tidak dapat diketahui pengaruhnya. Sedangkan STC berpendapat penggunaan material ramah lingkungan yang belum terbukti kualitasnya seperti dinding & batako ramah lingkungan yang masih baru menyebabkan tingkat resiko cenderung mengalami peningkatan.

Pada indikator performa spesifik dibutuhkan untuk proyek bangunan hijau (A46), yang dimaksud PP adalah pencapaian performa spesifik sesuai persyaratan yang digunakan. Pada proyek Grand Sungkono Lagoon target level hijau yang hendak dicapai adalah level Gold menurut standar LEED, sehingga jangan sampai ada persyaratan yang terlewat sehingga berakibat target tidak tercapai. Sedangkan STC berpendapat pencapaian target harus sesuai dengan permintaan owner.

(19)

Pada indikator ketertarikan untuk berubah dari metode tradisional (A61), baik PP maupun STC menyatakan bahwa hal ini menjadi tantangan akibat kurangnya pengetahuan mengenai manfaat & dampak bangunan hijau. Sebagai contoh bangunan konvensional menggunakan cat yang memiliki kandungan Volatile Organic Compound (VOC) tinggi sehingga dapat membahayakan kesehatan pekerja maupun pengguna bangunan dimana hal itu tidak ditemui pada cat yang digunakan pada bangunan hijau yang memiliki kadar VOC rendah.

Pada indikator para pekerja kurang peduli terhadap standar operasional yang dibuat oleh perusahaan (A63), baik PP maupun STC menyatakan bahwa para pekerja kurang peduli terhadap standar operasional yang dibuat oleh perusahaan sehingga banyak pekerjaan yang tidak dikerjakan dengan baik.

Yang terakhir pada indikator kebijakan & regulasi pemerintah (A71) baik PP maupun STC menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada insentif yang mendorong pembangunan bangunan hijau seperti kemudahan perijinan, pengurangan tarif listrik & air, serta pengurangan pajak yang banyak diterapkan di negara lain.

4.3. Keterampilan Manajer Proyek pada Proyek Bangunan Hijau 4.3.1 Keterampilan Esensi yang Penting

Terdapat 4 jenis analisis deskriptif yang akan dibahas pada sub bab ini, yaitu distribusi frekuensi, analisis mean, analisis peringkat (berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis mean) & analisis kualitatif (berdasarkan hasil wawancara).

4.3.1.1 Analisis Distribusi Frekuensi

Analisis distribusi frekuensi dilakukan untuk mengetahui presentasi jawaban yang diberikan oleh responden untuk mengetahui presentasi jawaban yang diberikan oleh responden terhadap masing-masing indikator. Jawaban dari responden ini terdiri atas 5 pilihan yaitu sangat tidak penting, tidak penting, netral, penting, dan sangat penting. Pada subvariabel keterampilan esensi yang penting (B1) terdapat 10 indikator.

(20)

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Keterampilan Esensi yang Penting (B1)

Kode Keterangan 1

2 2 4

3 1

4 3

5 F % F % F % F % F 5 %

B11 Membangun tim 0 0 0 0 1 5.3 6 31.6 12 63.2

B12 Kepemimpinan 0 0 0 0 0 0 3 15.8 16 84.2

B13 Resolusi konflik 0 0 0 0 2 10.5 9 47.4 8 42.1

B14 Teknis 0 0 0 0 1 5.3 9 47.4 9 47.4

B15 Perencanaan 0 0 0 0 0 0 6 31.6 13 68.4

B16 Organisasi 0 0 0 0 1 5.3 11 57.9 7 36.8

B17 Wirausaha 0 0 1 5.3 2 10.5 11 57.9 5 26.3

B18 Administrasi .

0 0 0 0 1 5.3 10 52.6 8 42.1 B19 Manajemen Bangunan 0 0 0 0 2 10.5 14 73.7 3 15.8 B110 Alokasi sumber daya 0 0 0 0 0 0 6 31.6 13 68.4

Berdasarkan Tabel 4.14. diatas, diketahui pada indikator membangun tim (B11) 31.6% responden memilih penting dan 63.2% responden memilih sangat penting. Pada indikator kepemimpinan (B12) 15.8% responden memilih penting dan 84.2% responden memilih sangat penting. Pada indikator resolusi konflik (B13) 47.4% responden memilih penting dan 42.1% responden memilih sangat penting. Pada indikator teknis (B14) 47.4% responden memilih penting dan 47.4% responden memilih sangat penting. Pada indikator perencanaan (B15) 31.6% responden memilih penting dan 68.4% responden memilih sangat penting.

Pada indikator organisasi (B16) 57.9% responden memilih penting dan 36.8%

responden memilih sangat penting. Pada indikator wirausaha (B17) 57.9%

responden memilih penting dan 26.3% responden memilih sangat penting. Pada indikator administrasi (B18) 52.6% responden memilih penting dan 42.1%

responden memilih sangat penting. Pada indikator manajemen bangunan (B19) 73.7% responden memilih penting dan 15.8% responden memilih sangat penting.

Untuk indikator alokasi sumber daya (B110) 31.6% responden memilih penting dan 68.4% responden memilih sangat penting. Dengan demikian dapat dikatakan sebagian besar responden menyetujui bahwa membangun tim (B11), kepemimpinan (B12), resolusi konflik (B13), teknis (B14), perencanaan (B15), Organisasi (B16), wirausaha (B17), administrasi (B18), manajemen bangunan (B19) & alokasi sumber daya (B110) penting untuk dikuasai.

(21)

4.3.1.2 Analisis Mean

Dari hasil analisis mean subvariabel keterampilan esensi yang penting pada Tabel 4.15, dapat dilihat bahwa seluruhnya memiliki nilai mean diatas 4.

Selanjutnya hasil yang diperoleh digunakan untuk analisis peringkat yang dibahas pada sub bab 4.3.1.3

Tabel 4.15. Nilai mean Keterampilan Esensi yang Penting

Kode Keterangan Mean SD

B11 Membangun tim 4.58 0.607

B12 Kepemimpinan 4.84 0.375

B13 Resolusi konflik 4.32 0.671

B14 Teknis 4.42 0.607

B15 Perencanaan 4.68 0.478

B16 Organisasi 4.32 0.582

B17 Wirausaha 4.05 0.780

B18 Administrasi .

4.37 0.597

B19 Manajemen Bangunan 4.05 0.524

B110 Alokasi sumber daya 4.68 0.478

4.3.1.3 Analisis Peringkat

Dari tabel nilai mean pada sub bab 4.3.1.2, masing-masing indikator yang terdapat pada subvariabel keterampilan esensi yang penting (B1), diambil 5 nilai mean tertinggi yang dianggap paling penting pada proyek bangunan hijau.

kepemimpinan (B12) menjadi indikator yang paling penting dengan nilai mean 4.84, kemudian diikuti oleh alokasi sumber daya (B110) dengan nilai mean 4.68, perencanaan (B15) dengan nilai mean 4.68, membangun tim (B11) dengan nilai mean 4.58 & teknis dengan nilai mean 4.42. Keterampilan kepemimpinan penting digunakan untuk membuat keputusan & mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan. Keterampilan alokasi sumber daya digunakan agar proyek dapat berjalan dalam batasan waktu & biaya sesuai kontrak. Keterampilan membangun tim digunakan untuk mengintegrasikan berbagai ilmu menjadi tim yang efektif.

Yang terakhir keterampilan teknis digunakan untuk mengelola inovasi dan mengintegrasikan solusi demi kesuksesan proyek.

(22)

Dari hasil analisis 5 peringkat tertinggi, dilakukan penelitian lanjutan berupa penelitian kualitatif deskriptif dengan melakukan analisis hasil wawancara yang akan dibahas pada sub bab 4.3.1.4.

4.3.1.4 Analisis Hasil Wawancara

Dari hasil analisis peringkat keterampilan esensi pada sub bab 4.3.1.3, dilakukan analisis hasil wawancara terhadap hasil analisis 5 peringkat tertinggi.

Wawancara dilakukan pada 2 perusahaan yang berbeda yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16. Hasil wawancara keterampilan esensi (B12)

No. Indikator PT Pembangunan

Perumahan

PT Solobhakti Trading

& Contractor 1. Kepemimpinan

(B12)

 Sering melakukan diskusi & monitor kinerja bawahan.

 Keras

 Memiliki disiplin yang tinggi.

 Membimbing & mau menerima masukan dari bawahan.

 Komunikatif.

 Koordinasi yang jelas

 Segala perubahan harus segera diinformasikan.

 Memiliki disiplin yang tinggi .

 Semua anggota tim harus ikut berperan dan memberi masukan yang sudah matang.

2. Alokasi sumber daya (B110)

 Diperoleh dari pengalaman kerja.

 Sumber daya manusia lebih susah untuk dikendalikan.

 Mensinkronkan kesiapan sumber daya manusia maupun material berdasarkan jadwal proyek.

 Diperoleh dari pengalaman kerja.

 Sumber daya manusia lebih susah untuk dikendalikan (mutu kerjanya masih kurang).

(23)

Tabel 4.16. Hasil wawancara keterampilan esensi (B12) (sambungan) 3. Perencanaan (B15)  Berdasarkan rencana

kerja dilakukan perencanaan &

penjadwalan terutama untuk pengaturan alat berat, material, maupun sumber daya manusia.

 Dilakukan penjabaran yang lebih detail terhadap gambar kerja dari jadwal induk.

 Melakukan

penjadawalan ulang akibat

keterlambatan.

4. Membangun tim (B11)

 Memilih anggota tim yang cakap.

 Sering mengadakan rapat.

 Memiliki kedisiplinan yang tinggi.

 Memiliki kinerja yang baik.

 Memiliki pola komunikasi yang baik.

 Melakukan kegiatan rapat & koordinasi.

 Menyelesaikan masalah yang terjadi di lapangan sesuai bidang keahlian masing- masing.

5. Teknis (B14)  Memonitor kinerja Site Manager sehingga jangan sampai ditemui kesalahan terutama dalam hal metode kerja.

 Komunikasi yang rutin melalui rapat koordinasi & hasil untuk

mendiskusikan masalah teknis di lapangan.

4.3.2 Pengembangan Keterampilan yang Dibutuhkan

Terdapat 4 jenis analisis deskriptif yang akan dibahas pada sub bab ini, yaitu analisis distribusi frekuensi, analisis mean, analisis peringkat (berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis mean) & analisis hasil wawancara.

4.3.2.1 Analisis Distribusi Frekuensi

Analisis distribusi frekuensi dilakukan untuk mengetahui presentasi jawaban yang diberikan oleh responden untuk mengetahui presentasi jawaban yang diberikan oleh responden terhadap masing-masing indikator. Jawaban dari responden ini terdiri atas 5 pilihan yaitu sangat tidak dibutuhkan, tidak dibutuhkan, netral, dibutuhkan, dan sangat dibutuhkan. Pada subvariabel pengembangan keterampilan yang dibutuhkan (B2) tedapat 2 indikator yaitu program pascasarjana & sertifikasi yang didalamnya terdapat 22 subindikator.

(24)

 Program pascasarjana

Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Program Pascasarjana (B21)

Kode Keterangan 1

2 2 4

3 1

4 3

5 F % F % F % F % F 5 % B211 Pengantar manajemen proyek 0 0 1 5.3 1 5.3 8 42.1 9 47.4 B212 Perencanaan & penjadwalan proyek 0 0 0 0 0 0 6 31.6 13 68.4 B213 Organisasi, manajemen & kepemimpinan 0 0 1 5.3 0 0 9 47.4 9 47.4 B214 Manajemen biaya proyek 0 0 0 0 3 15.8 5 26.3 11 57.9 B215 Manajemen resiko 0 0 0 0 4 21.1 9 47.4 6 31.6 B216 Manajemen pembelian & kontrak 0 0 0 0 2 10.5 11 57.9 6 31.6 B217 Manajemen keuangan 0 0 0 0 3 15.8 13 68.4 3 15.8

B218 Ekonomi 0 0 0 0 6 31.6 10 52.6 3 15.8

B219 Probabilitas & statistik 0 0 2 10.

5

7 36.8 8 42.1 2 10.5 B211

0

Hukum & etika 1 5.3 0 0 4 21.1 12 63.2 2 10.5 B211

1

Manajemen konflik 0 0 1 5.3 3 15.8 11 57.9 4 21.1 B211

2

Komunikasi proyek 0 0 0 0 3 15.8 8 42.1 8 42.1

Berdasarkan Tabel 4.17. diatas, diketahui pada indikator pengantar manajemen proyek (B211) 42.1% responden memilih dibutuhkan dan 47.4%

responden memilih sangat dibutuhkan. Pada indikator perencanaan &

penjadwalan proyek (B212) 31.6% responden memilih dibutuhkan dan 68.4%

responden memilih sangat dibutuhkan. Pada indikator organisasi, manajemen &

kepemimpinan (B213) 47.4% responden memilih dibutuhkan dan 47.4%

responden memilih sangat dibutuhkan. Pada indikator manajemen keuangan (B214) 26.3% responden memilih dibutuhkan dan 57.9% responden memilih sangat dibutuhkan. Pada indikator manajemen resiko (B215) 26.3% responden memilih dibutuhkan dan 57.9% responden memilih sangat dibutuhkan. Pada indikator manajemen pembelian & kontrak (B216) 57.9% responden memilih dibutuhkan dan 31.6% responden memilih sangat dibutuhkan. Pada indikator manajemen keuangan (B217) 68.4% responden memilih dibutuhkan dan 15.8%

responden memilih sangat dibutuhkan. Pada indikator ekonomi (B218) 31.6%

responden memilih netral dan 52.6% responden memilih dibutuhkan. Pada indikator probabilitas & statistik (B219) 36.8% responden memilih netral dan 42.1% responden memilih dibutuhkan. Pada indikator hukum & etika (B2110) 21.1% responden memilih netral dan 63.2% responden memilih dibutuhkan. Pada

(25)

indikator manajemen konflik (B2111) 57.9% responden memilih dibutuhkan dan 63.2% responden memilih sangat dibutuhkan. Untuk indikator komunikasi proyek (B2112) 42.1% responden memilih dibutuhkan dan 42.1% responden memilih sangat dibutuhkan. Dengan demikian dapat dikatakan sebagian besar responden menyetujui bahwa manajemen proyek (B211), Perencanaan & penjadwalan proyek (B212), organisasi, manajemen & kepemimpinan (B213), manajemen biaya proyek (B214), manajemen resiko (B215), manajemen pembelian & kontrak (B216), manajemen keuangan (B217), ekonomi (B218), probabilitas & statistik (B219), hokum & etika (B2110), manajemen konflik (B2111) & komunikasi proyek (B2112) dibutuhkan untuk menunjang fungsi manajer proyek.

 Program sertifikasi

Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi Program Sertifikasi (B22)

Kode Keterangan 1

2 2 4

3 1

4 3

5 F % F % F % F % F 5 %

B221 Manajemen proyek 0 0 0 0 2 10.5 7 36.8 10 52.6

B222 Pengendalian jadwal & biaya 0 0 0 0 1 5.3 9 47.4 9 47.4 B223 Kepemimpinan, manajemen & komunikasi proyek 0 0 0 0 1 5.3 6 31.6 12 63.2

B224 Estimasi biaya 0 0 0 0 2 10.5 9 47.4 8 42.1

B225 Manajemen resiko 0 0 1 5.3 5 26.3 7 36.8 6 31.6

B226 Keterampilan negosiasi untuk manajer proyek 0 0 0 0 7 36.8 6 31.6 6 31.6

B227 Kontrak 0 0 0 0 5 26.3 9 47.4 5 26.3

B228 Manajemen mutu 0 0 0 0 3 15.8 7 36.8 9 47.4

B229 Organisasi & mengorganisir 0 0 0 0 4 21.1 8 42.1 7 36.8 B2210 Konflik & negosiasi dalam organisasi 0 0 0 0 6 31.6 7 36.8 6 31.6

Berdasarkan Tabel 4.18. diatas, diketahui pada indikator manajemen proyek (B221) 36.8% responden memilih dibutuhkan dan 52.6% responden memilih sangat dibutuhkan. Pada indikator pengendalian jadwal & biaya (B222) 47.4% responden memilih dibutuhkan dan 47.4% responden memilih sangat dibutuhkan. Pada indikator kepemimpinan, manajemen & komunikasi proyek (B223) 31.6% responden memilih dibutuhkan dan 63.2% responden memilih sangat dibutuhkan. Pada indikator estimasi biaya (B224) 47.4% responden memilih dibutuhkan dan 42.1% responden memilih sangat dibutuhkan. Pada indikator manajemen resiko (B225) 36.8% responden memilih dibutuhkan dan 31.6% responden memilih sangat dibutuhkan. Pada indikator keterampilan

Referensi

Dokumen terkait

Pereaksi radikal bebas adalah atom atau gugus atom yang mengandung sebuah elektron yang tidak berpasangan. Pereaksi radikal bebas umumnya digunakan pada reaksi yang

PEMANFAATAN HOROG-HOROG MENJADI PRODUK CAMILAN BERASA SEBAGAI PELUANG USAHA DI JEPARA1. Bidang Kegiatan : PKM-K

Dari ke dua cara (observasi satelit TRMM maupun luaran model CCAM) menunjukkan bahwa pola sebaran horisontalnya secara spiral makin ke arah luar dari pusat pulau makin besar

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Indeks Nilai Penting (INP), tingkat keanekaragaman jenis dan pola penyebaran tumbuhan anggrek yang terdapat di Cagar

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah polong bernas per tanaman berbeda antara varietas, dimana jumlah polong bernas yang dihasilkan oleh varietas Kaba dan Wilis dua kali

Dari tabel di atas, Hasil Uji F dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 13,151 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 maka model

adalah benar sebagai lembaga yang memiliki kredibilitas dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan masyarakat, dan dianggap layak mengajukan dana bantuan

Persiapan yang sudah diantisipasi oleh bidan dalam masa post natal akan mempengaruhi respon emosional wanita dalam perubahan yang dialaminya pada proses kelahiran anak.. Dalam