• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Akuntansi Biaya

a. Pengertian akuntansi biaya

Mulyadi (2018a: 7) menyatakan bahwa akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Akuntansi biaya juga bagian dari dari akuntansi manajemen maupun akuntansi keuangan (Mulyadi, 2018b:

1). Akuntansi biaya didefinisikan sebagai bagian dari akuntansi manajemen, dalam akuntansi biaya akan dipelajari penentuan dan pengendalian biaya yang terjadi dalam perusahaan pada akhirinya akan menghasilkan informasi biaya yang akan digunakan manajemen untuk mengambil keputusan (Sujarweni, 2021: 2).

b. Tujuan akuntansi biaya

Menurut Sujarweni (2021: 3) ada tiga tujuan mempelajari akuntansi biaya, yaitu sebagai berikut:

1) Penentuan harga pokok produk

Tujuan mempelajari akuntansi biaya agar dapat memperoleh informasi biaya untuk penentuan harga pokok produk yang digunakan perusahaan untuk menentukan besarnya laba yang diperoleh dan juga untuk menentukan harga jual.

2) Perencanaan biaya dan pengendalian biaya

Tujuan mempelajari akuntansi biaya agar dapat memperoleh informasi biaya sebaggai perencanaan biaya. Perencanaan biaya apa saja yang akan dikeluarkan di masa mendatang. Akuntansi biaya menyajikan informasi biaya yang mencakup biaya masa lalu dan biaya di masa yang akan datang. Informasi yang dihasilkan akuntansi biaya menjadi dasar bagi manajemen untuk

(2)

menyusun perencanaan biaya. Dengan perencanaan biaya yang baik akan memudahkan manajemen dalam melakukan pengendalian biaya.

3) Pengambilan keputusan khusus

Tujuan mempelajari akuntansi biaya agar dapat memperoleh informasi biaya sebagai pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pemilihan berbagai tindakan alternatif yang akan dilakukan perusahaan misalnya:

a) Menerima atau menolak pesanan dari konsumen b) Mengembangkan produk

c) Memproduksi produk baru d) Membeli atau membuat sendiri

e) Menjual langsung atau memproses lebih lanjut 2. Biaya

Dunia dkk (2019: 22) menyatakan biaya adalah pengeluaran- pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang, atau mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi tahunan.

Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang dalam usahanya untuk mendapatkan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu baik yang sudah terjadi dan belum terjadi/baru direncanakan (Sujarweni, 2021: 9).

Sedangkan menurut Mulyadi (2018: 8) dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut:

a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi b. Diukur dalam satuan uang,

c. Yang telah terjadi atau yang scara potensial akan terjadi, d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

(3)

3. Penggolongan Biaya

Mulyadi (2018: 13) menyatakan dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep “different costs for different purpose”. Biaya dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Penggolongan biaya tergantung pada objek pengeluaran.

Dalam penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya apabila nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”

b. Penggolongan biaya sesuai fungsi pokok dalam perusahaan.

Dalam perusahaan manufaktur, ada 3 fungsi pokok yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi admistrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur biaya dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok:

1) Biaya produksi, adalah biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

2) Biaya pemasaran, adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya biaya iklan, biaya promosi.

3) Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contohnya biaya gaji karyawan bagian keuangan.

c. Penggolongan biaya berdasarkan hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

1) Biaya langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

(4)

2) Biaya tidak langsung (indirect cost), adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung sering disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik.

d. Penggolongan biaya pada perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan

Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi:

1) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. Biaya semivariabel adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

3) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contohnya biaya tetap adalah gaji direktur produksi.

e. Biaya digolongkan menurut jangka waktu manfaatnya Atas dasar jangka waktu manfaatnya dibagi menjadi dua:

1) Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

Pengeluaran modal ini pada saat terjadi dibebankan sebagai kos aktiva dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi atau di deplesi.

Contoh pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk promosi besar-besaran, dan pengeluaran untuk riset dan pengembangan suatu produk.

2) Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure) adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya pengeluaran

(5)

pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Contoh pengeluran pendapatan antara lain biaya iklan dan biaya tenaga kerja.

4. Depresiasi Aktiva Tetap

Depresiasi adalah metode untuk mengalokasikan harga perolehan aktiva ke periode akuntansi. Istilah depresiasi digunakan untuk menunjukkan alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang dapat diganti seperti gedung, mesin dan lain-lain (Baridwan, 2013: 306).

Menurut Baridwan (2013: 306) perhitungan yang digunakan untuk menghitng depresiasi adalah sebagai berikut:

a. Metode garis lurus (Straight-line method)

Metode ini adalah metode depresiasi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Dalam cara ini beban depresiasi tiap periode jumlahnya sama (kecuali kalau ada penyesuaian).

Penyusutan =Harga Perolehan − Nilai Residu

Taksiran Umur Kegunaan ………..…..(1)

b. Metode jam jasa

Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya.

Dalam cara ini beban depresiasi periodik besarnya akan sangat tergantung pada jam jasa yang terpakai (digunakan).

Penyusutan =Harga Perolehan − Nilai Residu

Taksiran Jam Jasa ………..…..(2)

c. Metode hasil produksi (Productive output method)

Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi. Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi dalam hasil produksi. Dasar teori yang dipakai adalah

(6)

bahwa suatu aktiva itu dimiliki untuk menghasilkan produk, sehingga depresiasi juga didasarkan pada jumlah produk yang dapat dihasilkan.

Penyusutan =Harga Perolehan − Nilai Residu

Taksiran Hasil Produksi …………..………..(3) 5. Metode Penentuan Biaya Produksi

a. Full costing

Full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang tetap maupun variabel. Harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

Tabel 2. 1 Harga Pokok Produk Menurut Full Costing

Biaya bahan baku xx

Biaya tenaga kerja langsung xx Biaya overhead pabrik variabel xx Biaya overhead pabrik tetap xx

Kos produksi xx

Sumber: Mulyadi (2018: 18) b. Variabel costing

Variabel costing adalah metode penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berprilaku variabel ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Harga pokok produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut:

Tabel 2. 2 Harga Pokok Produk Menurut Variabel Costing

Biaya bahan baku xx

Biaya tenaga kerja langsung xx Biaya overhead pabrik variabel xx

(7)

Kos produksi xx Sumber: Mulyadi (2018: 19)

6. Harga Pokok Produksi

a. Metode harga pokok pesanan (job cost method)

Metode harga pokok pesanan adalah metode untuk memproduksi produk dan menentukan harga pokok produk perusahaan berdasarkan pesanan dari konsumen (Sujarweni, 2021: 71). Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan (Mulyadi, 2018: 35).

Karakteristik usaha perusahaan yang kegiatan produksinya berdasarkan produksi pesanan menurut Mulyadi (2018: 38) adalah:

1) Proses pengelolahan produk terjadi secara terputus- putus.

2) Produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan.

3) Produksinya ditunjukkan untuk memenuhi pesanan bukan untuk persediaan gudang.

b. Metode harga pokok proses (process cost method)

Sujarweni (2021: 87) meyatakan bahwa harga pokok proses adalah metode perhitungan harga pokok produk berdasarkan biaya yang diproduksi pada suatu periode dibagi unit produksi. Pada metode ini barang yang diproduksi secara masal dan identik.

Perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses menurut Mulyadi (2018: 63) memiliki karakteristik produksi sebagai berikut:

1) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.

2) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.

3) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

(8)

7. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi

Menurut Mulyadi (2018: 71) beradasarkan informasi yang disajikan dalam laporan biaya produksi, maka biaya produksi dicatat dengan jurnal sebagai berikut:

a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku

Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xxx

Persediaan bahan baku Rp xxx

b. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong

Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp xxx

Persediaan bahan penolong Rp xxx

c. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja

Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xxx

Gaji dan upah Rp xxx

d. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik

Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xxx

Berbagai tekening yang dikredit Rp xxx e. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer

kegudang

Persediaan produk jadi Rp xxx

Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xxx Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp xxx Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xxx Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xxx f. Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam

proses yang belum selesai diolah pada akhir

Persediaan produk proses Rp xxx

Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xxx Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp xxx Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xxx Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xxx B. Hasil Penelitian Terdahulu

Dari penelitian yang penulis lakukan, berikut ini merupakan hasil penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai referensi. Penulis melakukan perbandingan dengan penelitian sebelumnya terdapat kesamaan dan perbedaan yang akan disajikan pada table berikut ini:

(9)

Tabel 2. 3 Hasil Penelitian Terdahulu

Aspek Henny Susilowati (2019)

Agus Setiawan (2021)

Windy Sherlina Indrianti (2022)

Judul Perhitungan Harga Pokok Produk Per Bungkus Roti Dengan Menggunakan Metode Harga Pokok Proses Pada Sabita Bakery Banjarmasin

Penentuan Harga Pokok Produk Kue Balok Perkotak Pada Sari Pasundan Banjarmasin Dengan Metode Harga Pokok Proses Full Costing

Penentuan Harga Pokok Produk Donat Kentang Menggunakan Metode Harga Pokok Proses Full Costing Pada Donat Ardika Banjarmasin

Institusi yang diteliti

Sabita Bakery Banjarmasin

Kue Balok Sari Pasundan Banjarmasin

Donat Ardika Banjarmasin Periode

analisis

Januari 2019 April 2021 Januari - Maret 2022 Rumusan

masalah

Bagaimana perhitungan harga pokok produk per bungkus roti pada Sabita Bakery Banjarmasin dengan menggunakan metode harga pokok proses?

Bagaimana perhitungan harga pokok produksi kue balok per kotak pada produksi Kue Balok Sari Pasundan Banjarmasin dengan metode harga pokok proses Full costing?

1. Bagaimana

penggolongan biaya produk donat kentang pada Donat Ardika berdasarakan konsep akuntansi biaya?

2. Bagaimana perhitungan harga pokok produk donat kentang pada Donat Ardika dengan menggunakan metode harga pokok proses Full Costing?

Tujuan penelitian

Untuk mengetahui perhitungan harga pokok per bungkus roti pada Sabita Bakery Banjarmasin dengan menggunakan metode harga pokok proses

Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi kue balok per kotak pada produksi Kue Balok Sari Pasundan Banjarmasin dengan menggunakan metode Full costing.

1. Mengetahui penggolongan biaya dalam penentuan harga pokok produksi donat kentang pada Donat Ardika.

2. Mengetahui perhitungan harga pokok produk donat kentang pada Donat Ardika dengan menggunakan metode harga pokok proses Full Costing.

Metode penelitian

Studi kasus deskriptif Studi kasus deskriptif Studi kasus deskriptif Hasil

penelitian

Sabita Bakery Banjarmasin menggolongkan unsur biaya bahan penolong ke dalam biaya bahan baku,

Sari Pasundan Banjarmasin

menggolongkan biaya produksi hanya biaya bahan baku dan biaya lain-lain. Sari

(10)

biaya tenaga kerja non produksi atau biaya tenaga kerja tidak langsung dimasukkan ke dalam biaya tenaga kerja bagian produksi atau biaya tenaga kerja langsung dan masih belum melakukan perhitungan penyusutan aktiva tetap, padahal biaya penyusutan ini merupakan biaya overhead pabrik dan tidak menghitung penyusutan depresiasi aktiva tetap yang seharusnya

dibebankan ke dalam biaya overhead pabrik.

Pasundan

Banjarmasin hanya mnejumlah semua biaya bahan baku dan kemudian

membaginya dengan hasil produksi dan menambahkan biaya kotak kemasan yang hasilnya di tambah dengan biaya lainnya 30% hasil itu di pakai sebagai harga pokok produksi dari kue balok. Perhitungan depresiasi aset tetap belum ada dibebankan kedalam biaya overhead pabrik.

Sumber : Susilowati (2019), Setiawan (2021)

Penelitian yang penulis lakukan secara umum memiliki kesamaan dengan penelitian-penelitian terdahulu dalam hal metode penelitian yang digunakan, yaitu studi kasus deskriptif dan variabel yang digunakan, yaitu harga pokok produksi. Sementara itu, penelitian penulis memiliki perbedaan dalam hal objek penelitian dan periode analisis. Penulis membahas perhitungan harga pokok produk donat kentang pada Donat Ardika dengan periode analisis pada bulan Januari-Maret 2022.

Lanjutan

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2019 capaian sasaran kinerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Riau dapat dicapai dengan capaian target 100% pada capaian periode rencana

Merencanakan dan melakukan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan

(1) Paban III/Latga dijabat oleh seorang Perwira Menengah TNI berpangkat Kolonel (M), sebagai pembantu utama Asops Panglima TNI di bidang latihan gabungan

Biro Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Bali Gedung Unit IV Lantai 2 Kantor

1. Penerapan metode resitasi akan mampu membimbing siswa merekonstruksi pengalamannya terhadap nilai-nilai positif menerapkan perilaku terpuji bagi diri sendiri.

Data yang diperlukan antara lain informasi tentang pengungkapan informasi terkait dengan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat diambil dari laporan tahunan

Likuiditas adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang harus segra dibayar dengan harta lancarnya. Bank disebut likuid, apabila bank

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tahapan pelaksanaan yang meliputi: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian