ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL
“
SI
TUMOING MANGGORGA ARI SOGOT
”
KARYA SAUT
POLTAK TAMBUNAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra
Oleh:
DELI FITRI SILABAN
2102210006
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau perdapat yang
pernah ditulis atau diterbitakan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juli 2014
Deli Fitri Silaban
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat
waktu. Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang harus diselesaikan sebagai syarat
untuk memperoleh gelar sarjana sastra di Fakultas Bahasa dan Seni, Unimed.
Disamping persyaratan akademis, adalah juga ungkapkan tanggung jawab penulis
sebagai seorang akademisi, melalui usaha penelitian ilmiah yang diharapkan
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Apa yang penulis lakukan ini mungkin belum mencapai hasil yang
maksimal, untuk itu saran dan masukan yang konstruktif dari pembaca sangat
diharapkan. Semoga Skripsi ini bisa memberi kontribusi terhadap khasanah
pengetahuan, dan semoga penelitian ini membantu terhadap kegiatan
penelitian-penelitian relevan selanjutnya.
Banyak sudah dukungan dan bantuan yang penulis dapatkan dalam
menyelesaikan Skripsi ini. Tanpa bantuan, dukungan, dan kemudahan-kemudahan
yang diperoleh, sulit kiranya penulis menyelesaikan tugas ini. Untuk itu, rasa
hormat dan ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:
Prof.Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan
Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
Drs. Syamsul Arif, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia
Drs. Sanggup Barus, M.Pd.,selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia sekaligus Dosen Penguji II
Drs. M.Surif, S.Pd, M.Si., selaku Ketua Prodi Sastra Indonesia
Drs. Azhar Umar, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Ibu Dra.
Rosdiana Siregar, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik, Bapak
Mara Untung Ritonga, M.Hum. Ph.D.,selaku Dosen Penguji I, dan
Bapak/Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
iii
Kepala Perpustakaan dan Semua Staf Pegawai Perpustakaan
Universitas Negeri Medan
Ayahanda Bapak R.Silaban dan Ibunda R.Lumbangaol, adek-adekku
terkasih Fernando Silaban, Devi Sartika Silaban, Desi Natalia Silaban
dan Dame Riama Silaban serta semua keluarga besar kami yang selalu
memberi dorongan agar penulis belajar keras untuk menyelesaikan
studi di FBS Unimed
Teman-temanku Vera Yanti Silaban, Pestauli Gultom, Wenny Silaban,
William Zay, Yessi Situmorang, Sabar Sigalingging dan juga
teman-teman stambuk 2010 Prodi Sastra Indonesia; Mega, Tini, Dahlia,
Flora, Hotma, Titian, Kartina, Eli Purba, Derlina Sihotang dan yang
lain yang tak tersebutkan satu persatu
Serta banyak pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan berkat-Nya
kepada kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan semoga skripsi ini
bermanfaat dan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Medan, Mei 2014 Penulis,
i
ABSTRAK
Deli Fitri Silaban, NIM 2102210006, Analisis Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Si Tumoing Manggorga Ari Sogot Karya Saut Poltak Tambunan. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Studi Sastra Indonesia/S-1. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.
Analisis nilai dan pendidikan memiliki peran yang penting dalam suatu karya sastra. Novel Si Tumoing Manggorga Ari Sogot merupakan salah satu bentuk karya sastra berbahasa Batak Toba. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam Novel Si Tumoing Manggorga Ari Sogot . Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif kualitatif, mengutamakan makna dan konteks sesuai dengan bidang kajian yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Teknik pengumpulan data yaitu teknik catat dan teknik analisis data yaitu meliputi tiga komponen yaitu yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 41 cuplikan yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan yang terdiri dari 7 cuplikan menggambarkan nilai religius yang merupakan sudut pandang yang mengikat manusia dengan Tuhan pencipta alam dan seisinya, 26 cuplikan menggambarkan nilai moral yang merupakan suatu nilai yang menjadi ukuran patut tidaknya manusia bergaul dalam kehidupan masyarakat, 5 cuplikan menggambarkan nilai sosial yang merupakan kesadaran terhadap lingkungan sekitar maupun bermasyarakat, dan 4 cuplikan yang menggambarkan nilai budaya yaitu suatu kebiasaan atau adat dalam suatu masyarakat tertentu. Dimana dalam novel “Si Tumoing Manggorga Ari Sogot” Saut Poltak Tambunan ingin menyampaikan nilai-nilai pendidikan yang bermanfaat bagi para pembaca dengan menghidupkan isi cerita di dalamnya.
iv PERTANYAAN PENELITIAN ... 9
A.Kerangka Teoretis ... 9
B.Kerangka Konseptual ... 26
C.Pertanyaan Penelitian ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27
A. Metode Penelitian... 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
v
D. Teknik Pengumpulan Data ... 28
E. Teknik Analisis Data ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… ... 30
A. Hasil Penelitian ... 30
B. Pembahasan Hasil Penelitian………... 49
1. Nilai Religius………... . 49
2. Nilai Moral……… 49
3. Nilai Sosial……… 50
4. Niai Budaya………... 51
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……… ... 53
A. Simpulan……….. 53
B. Saran……… 54
DAFTAR PUSTAKA... ... 55
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nilai-Nilai Pendidikan ... 25
Tabel 3.1 Alat Pengumpul Data ... 28
Tabel 4.1 Persentasi Nilai-nilai Pendidikan Hasil Analisis ... 52
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Deskripsi Data
Lampiran 2 Biografi Pengarang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sastra merupakan pencerminan masyarakat dan wujud gagasan seseorang melalui
pandangan terhadap lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya dengan menggunakan
bahasa yang indah. Sastra hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap fenomena yang
ada. Sastra sebagai karya fiksi memiliki pemahaman yang lebih mendalam, bukan hanya
sekadar cerita khayal atau angan dari pengarang saja, melainkan wujud dari kreativitas
pengarang dalam menggali dan mengolah gagasan yang ada dalam pikirannya. (Sumardjo
1979: 11) “Sebuah karya berharga kalau ia berhasil memberikan sesuatu yang baru dan segar
serta sekaligus berguna bagi pemahaman kehidupan ini”.
Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel adalah karya fiksi yang dibangun
melalui berbagai unsur intrinsiknya. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan
dibuat mirip dengan dunia yang nyata lengkap dengan peristiwa-peristiwa di dalamnya,
sehingga nampak seperti sungguh ada dan terjadi. Unsur inilah yang akan menyebabkan
karya sastra (novel) hadir. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur yang secara langsung
membangun sebuah cerita. Keterpaduan berbagai unsur intrinsik ini akan menjadikan sebuah
novel yang sangat bagus. Novel yang bertutur kearifan lokal dan nilai luhur tradisional etnis
yang ditransformasikan lewat bahasa daerah. Misalnya, MetamorHORAS, Si Tumoing
Manggorga Ari Sogot, Mangongkal Holi, Mandera Nametmet semua novel tersebut adalah
karya Saut Poltak Tambunan.
Novel Si Tumoing Manggorga Ari Sogot ini diterbitkan pertama kali pada Mei 2013.
Manggorga Ari Sogot. Antara News (10/3/2014 20:35), Mengapresiasi novel sebagai upaya
untuk membangkitkan sastra Batak Toba modern, yang menceritakan kearifan lokal dan nilai
luhur tradisional etnis. Antara News menafsirkan "Manggorga Ari Sogot atau 'Menatap Masa
Depan', dapat sebagai seruan mengajak para sastrawan terus melahirkan karya sastra Batak
Toba bermutu berkelanjutan. “Penulis novel mengaku sangat prihatin dengan perkembangan
karya sastra Batak yang semakin menurun dewasa ini, bahkan dianggap kurang mampu
bersaing di tataran nasional” (Antara News). Apresiasi terhadap bahasa Batak Toba itu
dinilai cukup rendah, sehingga salah satu cara untuk menyelamatkannya dengan aplikasi ke
dalam karya sastra (Antara News).
Novel Tumoing menatap masa depan, mengisahkan 24 hikayat setebal 219 halaman
yang merupakan kumpulan cerita rakyat tentang kehebatan atau kepahlawanan
tokoh-tokohnya. Novel ini dianggap bisa membangkitkan semangat juang. Novel tersebut sudah
diterjemahkan ke bahasa asing, di antaranya Prancis dan Polandia (Antara News).
Novel bertutur daerah ini memiliki banyak idiom Batak Toba yang merupakan ciri
khas karya dan menjadi satu ekspresi ideomatik dalam bahasa Batak Toba, Melalui novel ini
terlihat bahwa Bahasa Batak Toba memiliki keindahan yang mampu dijadikan sebagai satu
karya dalam konteks mendidik, terutama bagi para generasi muda tunas bangsa,".
Hal ini sama dengan Antara News yang mengatakan, Pada umumnya sastra Batak
Toba berakar pada tradisi lisan, yakni umpama, umpasa, torsa-torsa, turi-turian (bertutur
dongeng) secara turun temurun. Sehingga, sangat sulit menemukan naskah aslinya.
Perumpamaan dan naskah pustaha (pustaka) kuno dalam aksara Batak Toba
ditemukan pada daun lontar, kulit kayu, dan kulit binatang. Sangat disayangkan, anak-anak
Batak Toba masa kini secara formal tidak lagi mendapat pengetahuan mengenai aksara
Indonesia yang memiliki aksara. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2011 lalu,
menyatakan, akhir abad ke-21, ada 90 persen bahasa daerah yang terancam punah” ungkap
penulis (Antara News).
“Dari 746 bahasa daerah yang masih eksis saat ini, mungkin akan tersisa sekitar 75
bahasa, termasuk bahasa Batak Toba yang diragukan kesanggupannya bertahan, sebagai
konsekuensi logis dari modernisasi. Faktanya, banyak anak muda yang enggan bertutur
dalam "bahasa Ibu-nya". Bahasa Batak Toba hanya dikawal sebatas pada acara adat, dan itu
pun sangat statis, sehingga dirasa makin terpinggirkan globalisasi dan perkembangan
teknologi informasi bersifat English heavy‟). Novel "Si Tumoing laris bak pisang goreng.
Bahkan, sebelum diluncurkan secara resmi, sudah harus dicetak ulang karena banyaknya
permintaan peminat tambah penulis (Antara News.
Novel ini patut diapresiasi dalam menjaga kelestarian sastra Batak Toba, Hal itu
seperti tanggapan salah seorang penikmat novel “Situmoing Manggorga Ari Sogot”, yaitu
Gaya Hutasoit – Pekanbaru ia mengatakan“ Molo satolop dongan boi ma dipasahat tu
amanta SPT (Saut Poltak Tambunan) on sada goar „penghargaan‟ namangharingkothon
hata batak asa unang sampe punu. Tanda do panurat on naung targoar, boi do dibereng
nasida sada „tokoh‟ sian hahurangan dohot halobianna. Laos so adong do „tokoh‟ I holan
sijungkat-jungkat pangalahona. Songon naung hea dihatindangkon panurat on, “unang nian
hita menghakimi dengan cara penokohan „hitam putih‟ songonna di angka dongengi. Alana
ganup hita adong do sisi gelap dan terang, adong hitam putih” sampul belakang buku,
paling atas. Terjemahan (Kalau teman-teman yang lain sepakat, kita bisa memberikan suatu
penghargaan kepada Bapak Saut Poltak Tambunan „SPT‟ yang telah mengusahakan bahasa
maupun sastra Batak Toba jangan sampai punah. Nampak beliau sudah terkenal, dapat
melihat sisi positif maupun negatif seorang tokoh. Tidak ada tokoh itu yang hanya nakal,
kita menghakimi dengan penokohan „hitam putih‟ seperti dalam dongeng-dongeng. Karena
setiap kita memiliki sisi gelap dan terang, ada hitam putih).
Banyak penikmat sastra yang memberikan penilaian dengan suksesnya novel “Si
Tumoing Manggorga Ari Sogot” disebabkan novel tersebut muncul pada saat yang tepat yaitu
pada waktu masyarakat khususnya orang Batak Toba yang mengalami perantauan,
pendidikan maupun ekonomi yang sama seperti beberapa tokoh yang terdapat dalam novel
tersebut.
Isi novel “Si Tumoing Manggorga Ari Sogot” menegaskan bahwa Keberhasilan orang
Batak Toba secara umum, keberhasilan karena tekun dan ulet, harga diri serta
tolong-menolong, dan tidak langsung putus asa ketika menghadapi kesulitan hidup, tidak malu
biarpun orang Batak Toba dan tetap harus jaga sikap ketika di negeri orang. Pesan-pesan
dalam novel ini sangat patut untuk diteladani. Namun, bila kita telusuri dan lihat zaman
sekarang orang Batak Toba sudah banyak yang menyimpang dari pesan-pesan dari novel
tersebut karena sudah lebih banyak dipengaruhi modernisasi, contohnya saja seorang muda
Batak Toba pergi merantau ketika dia pulang ke kampung halaman sudah enggan
menggunakan bahasa Batak Toba, Silsilahnya pun sudah kebanyakan tidak tahu lagi, padahal
kalau dalam Batak Toba Silsilah itu sangat penting karena disitulah kita dapat menemukan
keluarga kita selain keluarga orang tua kita, Sudah berkurangnya sifat-sifat keteladanan,
tolong-menolong, dan semangat juang tinggi. Padahal zaman dulu sangat di junjung tinggi
oleh nenek moyang orang Batak Toba.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti berminat untuk menganalisis novel
“Si Tumoing Manggorga Ari Sogot”. Yaitu “Analisis Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel
“Si Tumoing Manggorga Ari Sogot” Karya Saut Poltak Tambunan”. Alasan dipilih dari
memberikan motivasi maupun inspirasi bagi pembaca khususnya orang Batak Toba, hal itu
berarti ada nilai-nilai positif yang dapat diambil dan direalisasikan oleh pembaca dalam
kehidupan sehari-hari mereka, khususnya dalam hal pendidikan.
Sesuai dengan pendapat Pradopo (1994: 94) mengungkapkan bahwa suatu karya
sastra yang baik adalah yang langsung memberi didikan kepada pembaca tentang budi pekerti
dan nilai-nilai moral. Maka peneliti, memilih novel ini untuk diteliti.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Terdapat nilai-nilai pendidikan dalam novel “Si Tumoing Manggorga Ari Sogot”
2. Terdapat unsur-unsur kearifan lokal yang membangun novel “Si Tumoing Manggorga
Ari Sogot”
3. Terdapat pengaruh modernisasi terhadap kehidupan masyarakat Batak Toba dalam
novel “Si Tumoing Manggorga Ari Sogot”
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas penelitian ini dibatasi pada nilai-nilai
pendidikan yang terdapat dalam novel “Si Tumoing Manggorga Ari Sogot”
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diketahui rumusan masalah yang
1. Nilai-nilai pendidikan apa saja yang terdapat dalam novel “SiTumoing Manggorga
Ari Sogot”?
2. Nilai-nilai apakah yang paling dominan dalam novel“SiTumoing Manggorga Ari
Sogot”?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah
Menjelaskan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel “Si Tumoing Manggorga
Ari Sogot”.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah suatu penelitian memberikan sumbangsih baik ke arah
pengembangan ilmu maupun pemecahan masalah yang bersifat praktis. Untuk itu diharapkan
penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis.
Memperluas wawasan dan melengkapi khazanah keilmuan yang berkaitan dengan
sastra Batak Toba dan juga untuk memberikan motivasi kepada pemerintah setempat
untuk melestarikan sastra yang berunsur muatan lokal.
2. Manfaat Praktis
Memberi jawaban dari masalah yang dirumuskan, selain itu dengan selesainya
penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi peneliti untuk semakin aktif
dalam menyumbangkan karyanya baik dalam sastra maupun pendidikan.
Bagi pembaca. Diharapkan dapat lebih memahami isi novel “Situmoing Manggorga
jeli dalam memilih bahan bacaan (khususnya novel) dengan memilih novel-novel
yang mengandung pesan moral yang baik.
Memberi motivasi kepada mahasiswa lain yang mengadakan penelitian sejenis, agar
1
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Novel “Si Tumoing Manggorga Sogot Ari” karya Saut Poltak Tambunan
merupakan novel yang memiliki nilai-nilai pendidikan religius, moral, sosial dan
budaya yang mencerminkan kehidupan masyarakat Batak Toba, khususnya
kehidupan muda-mudinya.
Penggambaran nilai religius terlihat dari Kesabaran, ketaatan, keyakinan
dan kepercayaan Tumoing, mulai dari dia mau berangkat merantau
terlebih dahulu dia berdoa dan menyerahkan semua kehidupanya kepada
Tuhan sehingga cobaan apapun yang dihadapinya dia masih bisa dan
mampu bertahan, karena dia yakin dan percaya kepada Tuhannya bahwa
semua akan indah pada waktunya meskipun harus melalui proses yang
lama dan panjang,
Penggambaran nilai moral terlihat mulai dari pesan-pesan yang
disampaikan melalui cerita dalam novel berpikir matang terlebih dahulu
sebelum bertindak karena dampaknya dapat merugikan orang lain terlebih
dapat merugikan diri sendiri, penyesalan pasti selalu datang terlambat,
selalu gigih, tabah, suka menolong dan rendah hati meskipun sudah
mendapatkan pekerjaan yang bagus, karakter Tumoing patut diteladani
khususnya muda-mudi Batak Toba.
2
Penggambaran nilai sosial terlihat dari interaksi atau hubungan Tumoing
dengan berbagai daerah, suku, kota bahkan Negara yang dilaluinya demi
memperjuangkan masa depannya.
Penggambaran Nilai budaya terlihat adanya kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan ketika berkunjung ke rumah sanak saudara, menjamu tamu dan
acara pesta adat masyarakat.
B. Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut, maka yang menjadi saran dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat hendaknya jangan anggap rendah terhadap masyarakat
miskin karena masa depan sesorang kita tidak tahu.
2. Bagi peneiliti lain disarankan agar menjadikan penelitian ini sebagai salah
satu informasi dan bahan masukan serta bandingan dalam mengkaji
nilai-nilai pendidikan di luar keempat nilai-nilai kajian (religius, moral, sosial dan
budaya), sewaktu melaksanakan penelitian dalam bidang yang relevan.
3. Bagi penikmat sastra, bacalah sastra dengan menghayati dan memahami
apa yang ingin disampaikan pengarang dalam karyanya
4. Kepada mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dalam
bidang kesusasteraan dan diharapkan mahasiswa mampu mengapresiasi
55
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Depdikbud.1997. Analisis Struktur dan Nilai Budaya. Jakarta: Balai Pustaka
Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra. Jakarta: Center For Academic Publishing Service(CAPS)
Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
J.Warneck.2001. Kamus Batak Toba Indonesia. Medan: Bina Media
Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Mangunwijaya, Y.B. 1988. Sastra dan Religiositas. Yogyakarta: KANISIUS
Moleong, Lexy. J.2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Pradopo, Rachmad Djoko.2005. Beberapa Teori Sastra. Metode, Kritik dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Sastra dan Cultural Studies Refresentasi Fiksi dan Fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rosyadi.1995. Nilai-nilai Budaya dalam Naskah Kaba. Jakarta: CV Dewi Sari
Sayuti, Suminto. A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media.
Semi, Atar. M. 1993. Anatomi sastra. Padang: Angkasa Raya.
Setiadi, Elly. M. 2006..Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.
Sinaga, Anicetus, B. 2002. Tata Bahasa Batak Toba. Medan: Bina Media
56
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugono, Dendi dan Hasan Alwi.(Eds.) 2002. Telaah Bahasa dan Sastra. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Sumardjo, Jakob. 1979. Fiksi Indonesia Dewasa Ini. Bandung: Justitia
Tambunan, SautPoltak. 2013. Situmoing Manggorga Ari Sogot. Jakarta Timur :Selasar Pena Talenta (SPT)
Uzey.2014.”Macam-macam Nilai”. Dalam http://uzey.blogspot.com/2014/01
pengertian nilai. diakses pada tanggal 10 januari 2014.