commit to user
i
PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN SELF ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh :
ROHMAD SAWALUDIN NIM : K 7407128
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
ii
PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN SELF ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh :
ROHMAD SAWALUDIN NIM : K 7407128
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. Sudiyanto, M.Pd. NIP. 19570217 198109 1 001
Pembimbing II
commit to user
iv REVISI
Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu adi, M.Pd. ...
Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M. ...
Anggota I : Drs. Sudiyanto, M.Pd. ...
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Kamis
Tanggal : 23 Juni 2011
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu adi, M.Pd. ...
Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M. ...
Anggota I : Drs. Sudiyanto, M.Pd. ...
Anggota II : Sohidin, SE, M.Si.Ak. ...
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
commit to user
vi ABSTRAK
Rohmad Sawaludin. PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN SELF ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni. 2011.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar
mata pelajaran akuntansi melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment pada
siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 2 Karanganyar. Sedangkan tujuan khusus yang
merupakan rincian dari tujuan utama pada penelitian ini adalah : (1) Untuk
menguatkan konsep diri siswa melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment
pada mata pelajaran akuntansi, (2) untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa melalui
penerapan teknik penilaian Self Assessment pada mata pelajaran akuntansi, (3) untuk
meningkatkan motivasi berprestasi siswa melalui penerapan teknik penilaian Self
Assessment pada mata pelajaran akuntansi.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi antara
peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Subyek penelitian ini adalah
siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 2 Karanganyar sebanyak 36 siswa. Sedangkan
teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengamatan, angket sederhana,
tes, dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa penerapan
teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran akuntansi mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa meskipun belum optimal. Hal ini ditunjukkan
oleh pencapaian indikator prestasi belajar siswa yang mencapai 75,00% dari
kondisi awal sebesar 52,78%. Indikator konsep diri baru mencapai 66,91%, rasa
percaya diri siswa sebesar 69,85%, dan motivasi berprestasi siswa sebesar 68,88%
dari 70% yang ditargetkan. Pada siklus II, hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran akuntansi
mampu meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal. Hal ini ditunjukkan
commit to user
vii
konsep diri mencapai 73,54%, peningkatan rasa percaya diri siswa sebesar
76,14%, dan peningkatan motivasi berprestasi siswa sebesar 77,94%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi teknik penilaian
Self Assessment dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal disertai
adanya pengutan konsep diri, peningkatan rasa percaya diri, dan motivasi
commit to user
viii ABSTRACT
Rohmad Sawaludin. APPLICATION OF THE SCORING TECHNIQUE OF SELF ASSESSMENT TO IMPROVE THE LEARNING ACHIEVEMENT OF THE ELEVENTH GRADE STUDENT OF SOCIAL PROGRAM I OF SMA NEGERI 2 KARANGANYAR IN 2010/2011 ACADEMIC YEAR. Thesis. Surakarta: School Of Teacher Training And Education. Sebelas Maret University of Surakarta.2011
This research is aimed at improving the learning achievement in
accounting major by applying the scoring technique of Self Assessment of the
eleventh grade student of the social program I of SMA Negeri 2 Karanganyar. The
aims of the research consisist of three steps. The first aim is to strength the Self
Concept of students by applying the scoring technique of Self Assessment in
accounting major. The second is to improve the Self Confidence of student by
applying the scoring technique of Self Assessment in accounting major. The last
aim of this research is to improve the motivation of students in achievement
accounting major.
The method of this research is Classroom Action Research (CAR). This
research is held cooperatively between the researcher, the teacher, and the
participation of students of the social program I of SMA Negeri 2 Karanganyar in
2010/2011 academic year. The techniques of collecting data are observation,
simple questionnaire, evaluation test and documentation.
Based on research, the first cycle shows that the application of the scoring
technique of Self assessment san improve the larning achievement of student. This
statement is based on the indication of learning achievement of student which
improve. Before applying the scoring technique of Self Assessment, it is 52,78%
and after applying this technique, it improves in to 75,00%. The new indication of
Self Concept is 66,91%. The students Self Confidence is 69,85% and the
motivation of students in achievement is 68,88% while the target is 70%. The
result of research in the second cycle shows that the application the scoring
technique of the Self Assessment can improe the learning achievement of students
optimally. This statement is based on the result of learning activity of students
commit to user
ix
Confidence increase to 76,14%, and improvement of the students motivation is
77,94%.
The result oh this research shows that the implementation of shoring
technique of Self Assessment can improve the learning achievement of students
optimally and also can improve the Self Concept, Self Confidence, and their
commit to user
x MOTTO
!
"
#
$ "
%
$
&
'
(
!
)
*
+
,
- !
-
#
.
/
.
.
#
commit to user
xi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,
cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
Orang Tua penulis (Ibu dan Bapak) untuk dukungan,
motivasi, doa, materi dan selalu mendampingi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Keluarga besar penulis atas doa dan motivasi yang luar
biasa selama ini.
Ibu Sugiatmi, S.Pd, serta keluarga besar SMA Negeri 2
Karanganyar yang telah banyak membantu pelaksanaan
penelitian ini.
Teman- teman terbaik, CAKA 2007
Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
skripsi ini.
commit to user
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas karunia
rancangannya yang sempurna sehingga penulis dapat menyelesaikan skiripsi ini
dengan baik, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya
kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu, atas segala bentuk
bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberi izin
penelitian skripsi kepada penulis.
2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
FKIP-UNS yang telah memberi izin penulisan skripsi kepada penulis.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd. selaku Ketua Bidang Keahlian Akuntansi yang telah
memberikan izin penulisan skripsi.
4. Drs. Sudiyanto, M.Pd. selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan
semangat, bimbingan, arahan, dan masukan yang sangat bermanfaat bagi
terselesaikannya skripsi ini dan selaku Pembimbing Akademik yang dengan
sabar membimbing penulis sejak tahun-tahun awal studi.
5. Sohidin, SE, M.Si.Ak. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing
dan memberikan arahan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian
Khusus Akuntansi yang dengan tulus menyampaikan ilmunya kepada penulis.
7. Bapak Drs. Wagiman, selaku Kepala SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Ibu Sugiatmi, S.pd. selaku guru pengampu Akuntansi kelas XI SMA Negeri 2
Karanganyar yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis
commit to user
xiii
9. Siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah berpartisipasi
melaksanakan pembelajaran dalam rangka Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dan penuh keceriaan baik di dalam maupun di luar kelas.
10.Teman-teman Akuntansi’07 atas bantuan, dan kerjasamanya selama ini.
11.Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan dan
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan dan semoga amal kebaikan semua pihak
yang telah membantu tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Surakarta, Juni 2011
commit to user
xiv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN REVISI ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
HALAMAN ABSTRAK ... vi
HALAMAN ABSTRACT ... viii
HALAMAN MOTTO ... x
HALAMAN PERSEMBAHAN ... xi
KATA PENGANTAR ... xii
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Perumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka ... 10
1. Hakikat Penilaian ... 10
a. Pengertian Penilaian ... 10
b. Tujuan Penilaian ... 10
c. Kriteria Penilaian ... 11
d. Aspek Penilaian ... 12
commit to user
xv
2. Hakikat teknik Self Assessment ... 16
a. Pengertian teknik Self Assessment ... 16
b. Kelebihan dan Kelemahan teknik Self Assessment ... 17
c. Prosedurteknik Self Assessment ... 19
3. Konsep Diri ... ... 22
a. Pengertian Konsep Diri ... 22
b. Faktor-Faktor Pembentuk Konsep Diri... ... 22
c. Karakteristik Konsep Diri... ... 24
4. Rasa Percaya Diri ... 25
a. Pengertian Rasa Percaya Diri ... 25
b. Karakteristik Rasa Percaya Diri ... 26
5. Motivasi Berprestasi... 28
a. Pengertian Motivasi Berprestasi ... 28
b. Jenis-Jenis Motivasi ... 29
c. Karakteristik Motivasi Berprestasi ... 30
7. Hakikat Prestasi Belajar ... 31
a. Pengertian Prestasi Belajar ... 31
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 32
8. Hakikat Akuntansi ... 34
a. Pengertian Akuntansi ... 34
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 35
C. Kerangka Pemikiran ... 36
D. Hipotesis Tindakan... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39
1. Tempat Penelitian ... 39
2. Waktu Penelitian ... 39
B. Subyek dan Obyek penelitian ... 40
1. Subyek penelitian ... 40
2. Obyek penelitian ... 40
commit to user
xvi
D. Teknik Pengumpulan Data.. ... 44
E. Prosedur Penelitian... 45
F. Proses Penelitian ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 51
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1
SMA Negeri 2 Karanganyar ... 55
C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 57
D. Pembahasan ... 89
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ... 96
B. Implikasi ... 97
commit to user
xvii DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ... 39
Tabel 2. Indikator Ketercapain Belajar Siswa... 49
Tabel 3. Nilai Tes Siswa kelas XI IPS 1 Kondisi Awal ... 57
Tabel 4. Penilaian Terhadap Indikator Penelitian Siklus I ... 66
Tabel 5. Penilaian Terhadap Indikator Penelitian Siklus II ... 81
Tabel 6. Penilaian Terhadap Indikator Penelitian Siklus I dan II ... 86
Tabel 7. Pedoman Angket Penilaian Konsep Diri Siswa ... 109
Tabel 8. Pedoman Angket Penilaian Rasa Percaya Diri Siswa ... 112
Tabel 9. Pedoman Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa ... 115
Tabel 10. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siklus 1 dan II ... 118
Tabel 11. Daftar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA N 2 Karanganyar... 120
Tabel 12. Daftar Guru Bidang Studi SMA N 2 Karanganyar ... 121
Tabel 13. Kriteria Penilaian Jurnal Penutup ... 140
Tabel 14. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siklus 1 ... 165
Tabel 15. Kriteria Penilaian Neraca Saldo Setelah Penutupan ... 183
commit to user
xviii DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ... 38
Gambar 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ... 42
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Neger 2 Karanganyar... 52
Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian ... 90
Gambar 5. Kondisi Suasana Pembelajaran Akuntansi Siklus I ... 129
Gambar 6. Peta Konsep Jurnal Umum ... 137
Gambar 7. Kondisi Suasana Pembelajaran Akuntansi Siklus II ... 172
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Catatan Lapangan 1 ... 102
Lampiran 2. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment ... 104
Lampiran 3. Pedoman Lembar Observasi Kualitas Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siswa ... 106
Lampiran 4. Pedoman Angket Penilaian Konsep Diri Siswa ... 109
Lampiran 5. Angket Rasa Percaya Diri Siswa ... 110
Lampiran 6. Pedoman Angket Penilaian Rasa Percaya Diri Siswa ... 112
Lampiran 7. Angket Rasa Percaya Diri Siswa ... 113
Lampiran 8. Pedoman Angket Motivaasi Berprestasi Siswa ... 115
Lampiran 9. Angket Motivaasi Berprestasi Siswa ... 116
Lampiran 10. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment ... 118
Lampiran 11. Daftar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar ... 120
Lampiran 12. Susunan Personalia SMA Negeri 2 Karanganyar ... 121
Lampiran 13. Catatan Lapangan 2 ... 124
Lampiran 14. Dokumentasi ... 129
Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 131
Lampiran 16. Peta Konsep Jurnal Penutup ... 137
Lampiran 17. Lampiran Materi Pembelajaran ... 138
Lampiran 18. Tujuan Pembelajaran dan Kriteria Penilaian Siklus I ... 140
Lampiran 19. Soal Diskusi (Jurnal Penutup) ... 141
Lampiran 20. Kunci Jawaban Diskusi (Jurnal Penutup) ... 142
Lampiran 21. Soal Evaluasi Akhir Siklus Jurnal Penutup ... 143
Lampiran 22. Kunci Jawaban Evaluasi Akhir Siklus Jurnal Penutup ... 144
Lampiran 23. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siklus I ... 146
Lampiran 24. Angket Konsep Diri Siswa Siklus I ... 150
Lampiran 25. Angket Rasa Percaya Diri Siswa Siklus I ... 155
commit to user
xx
Lampiran 27. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Setelah Penerapan
Teknik Penilaian Self Assessment Siklus I ... 165
Lampiran 28. Catatan Lapangan 3 ... 167
Lampiran 29. Dokumentasi Siklus II ... 172
Lampiran 30. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 174
Lampiran 31. Peta Konsep Neraca Saldo Setelah Penutupan ... 180
Lampiran 32. Lampiran Materi Pembelajaran ... 181
Lampiran 33.Tujuan Pembelajaran dan Kriteria PenilaianSiklus II ... 183
Lampiran 34. Soal Diskusi (Neraca Saldo Setelah Penutupan) ... 184
Lampiran 35. Kunci Jawaban Diskusi ... 185
Lampiran 36. Soal Evaluasi Akhir Siklus II ... 187
Lampiran 37. Kunci Jawaban Evaluasi Akhir Siklus II ... 191
Lampiran 38. Lembar Observasi Kualitas Teknik Penilaian Self Assessment Siklus II ... 194
Lampiran 39. Angket Konsep Diri Siswa Siklus II... 198
Lampiran 40. Angket Rasa Percaya Diri Siswa Siklus II ... 203
Lampiran 41. Angket Motivasi Berprestasi Siswa Siklus II ... 208
commit to user
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan siswa atau
pebelajar beserta unsur-unsur yang ada di dalamnya. Pembelajaran adalah usaha
yang dilakukan oleh pendidik untuk membelajarkan peserta didiknya sehingga
terjadi perubahan pengetahuan, ketrampilan, dan tingkah laku pada diri peserta
didik. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran bertujuan untuk membantu dan
memudahkan peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan mengembangkan
kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, diperlukan suatu kualitas dalam
pembelajaran guna menunjang pengembangan kemampuan peserta didik dalam
meningkatkan prestasi belajarnya.
Meningkatkan kualitas pembelajaran merupakan salah satu hal penting
yang harus diperhatikan dalam suatu proses pembelajaran. Guru selaku pendidik
harus selalu kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran agar siswa lebih
mudah memahami materi yang disampaikan dan antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan akan berkualitas.
Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang melibatkan
seluruh komponen utama proses belajar mengajar yaitu guru, siswa, interaksi
antara keduanya, dan ditunjang oleh berbagai unsur-unsur pembelajaran.
Unsur-unsur ini meliputi: perumusan tujuan pembelajaran yang jelas, pemberian materi
pelajaran yang runtut, penerapan metode pembelajaran tepat dan inovatif,
penggunaan media pembelajaran yang sesuai, pemakaian sumber belajar yang
beragam, serta penerapan teknik penilaian yang tepat. Kesemua unsur-unsur
pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Permasalahan yang terjadi selama ini, guru masih kesulitan menciptakan
pembelajaran yang berkualitas. Salah satunya pada pembelajaran akuntansi di
commit to user
2
menjadi obyek pembelajaran, bukan sebagai subyek pembelajaran. Ketersediaan
sarana dan prasarana sekolah juga seringkali menyebabkan guru tidak maksimal
dalam melaksanakan pembelajaran.
Di lain pihak, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, terutama dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satunya
yaitu penyempurnaan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan sekolah
diberbagai daerah. Penyempurnaan kurikulum ini mencakup perbaikan
unsur-unsur dalam pembelajaran yaitu: (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pelajaran, (3)
metode pembelajaran, (4) media pembelajaran, dan (5) evaluasi pembelajaran.
Perbaikan unsur-unsur tersebut diharapkan dapat membantu upaya guru dalam
menciptakan suatu pembelajaran yang berkualitas.
Namun kenyataan yang terjadi selama ini guru belum dapat menciptakan
pembelajaran yang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar
siswa yang masih dibawah KKM. Pembelajaran yang dilakukan kemungkinan
seringkali mengabaikan keterlibatan unsur-unsur pembelajaran yang tepat,
misalnya: guru seringkali tidak menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa,
penyampaian materi yang tidak runtut, penerapan metode pembelajaran yang
masih konvensional, penggunaan media pembelajaran yang terbatas, pemakaian
sumber belajar yang sedikit, dan pelaksanaan kegiatan penilaian yang masih
sebatas mengukur aspek kognitif bukan pada aspek afektif dan psikomotorik serta
sekedar untuk mendapatkan nilai atau angka ketuntasan belajar siswa.
Pelaksanaan pembelajaran yang kurang berkualitas ini kemungkinan yang
menyebabkan menurunnya tingkat motivasi dan minat belajar siswa khususnya
pada mata pelajaran akuntansi yang berdampak pada rendahnya prestasi belajar
siswa.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti di kelas XI IPS 1 SMA
Negeri 2 Karanganyar, menunjukkan hasil pencapaian belajar siswa pada mata
pelajaran akuntansi masih dibawah rata-rata KKM (kriteria Ketuntasan Minimal)
yaitu 70,00. Pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa hanya mencapai 52,78%
atau sekitar 19 dari 36 siswa dalam satu kelas. Padahal pembelajaran dikatakan
commit to user
36 siswa dalam kelas tersebut. Dari data ini menunjukkan bahwa prestasi belajar
akuntansi siswa masih rendah.
Minat dan motivasi siswa untuk belajar akuntansi masih rendah. Hal
tersebut tampak dalam tingkah laku siswa ketika pelajaran akuntansi berlangsung.
Siswa cenderung lebih menikmati berbicara dengan teman-teman mereka
dibandingkan memperhatikan penjelasan dari guru yang ada di depan kelas. Siswa
terkesan malas untuk belajar, bahkan ada siswa yang mengantuk dan tertidur di
kelas. Pemahaman konsep diri beberapa siswa juga belum tampak. Siswa belum
mampu melihat kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri mereka. Siswa
cenderung mengemukakan bahwa akuntansi adalah pelajaran yang sangat sulit
dan membingungkan. Padahal dengan melihat kemampuan yang mereka miliki
semestinya pelajaran akuntansi dapat menjadi pelajaran yang mudah dan
menyenangkan. Keadaan seperti ini yang membuat tingkat kepercayaan diri siswa
tidak berkembang. Siswa seringkali tidak percaya terhadap kemampuan mereka
sendiri dalam menjawab pertanyaan dari guru. Siswa cenderung diam dan
tersenyum ketika mendapatkan pertanyaan dari guru tanpa adanya upaya mereka
untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Ditinjau dari metode pembelajaran yang digunakan, guru kelas masih
menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu ceramah. Guru lebih
mendominasi kegiatan belajar mengajar dikelas. Guru juga banyak memberikan
penjelasan daripada mencari tahu sejauh mana siswa bisa menerima dan
memahami informasi yang disampaikan. Pembelajaran menjadi semakin tidak
terarah karena guru tidak merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas. Hasilnya
siswa cenderung pasif dan tidak dapat mengungkapkan pendapat mereka tentang
pelajaran yang sedang mereka pelajari.
Kegiatan penilaian yang dilakukan belum sesuai dengan tujuan penilaian
yang seharusnya. Guru hanya sekedar menilai hasil pekerjaan yang dikerjakan
siswa tanpa adanya evaluasi di akhir kegiatan belajar mengajar. Siswa tidak
dilibatkan secara langsung dalam pelaksanaan penilaian sehingga siswa tidak
mengetahui prosedur penilaian yang dilakukan guru. Hal ini membuat siswa
commit to user
4
kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri mereka. Padahal dengan mengetahui
kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri, dapat membuat siswa lebih
termotivasi untuk memperbaiki prestasi belajar mereka. Adanya teknik penilaian
yang tepat akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengetahui seberapa
jauh tingkat pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan. Penerapan
teknik penilaian yang tepat juga akan berpengaruh terhadap peningkatan motivasi
berprestasi siswa dalam upaya memperoleh nilai yang maksimal khususnya pada
mata pelajaran akuntansi.
Penilaian nampaknya menjadi bagian yang sangat penting dalam
kegiatan pembelajaran. Selain untuk mendapatkan informasi dan data mengenai
tingkat keberhasilan siswa, penilaian dapat pula dijadikan sebagai suatu cara
untuk meningkatkan kualiatas pembelajaran lebih efektif. Penggunaan teknik
penilaian yang tepat akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Penerapan teknik
penilaian dapat menjadi alternatif strategi selain metode pembelajaran. Namun
permasalahan yang terjadi selama ini, kemampuan guru dalam menyiapkan dan
melakukan penilaian masih kurang. Bahkan masih banyak guru yang belum
memiliki pemahaman yang memadai tentang sistem penilaian yang sesuai dengan
penerapan kurikulum yang berlaku. Selama ini, upaya guru untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa masih berfokus pada implementasi metode pembelajaran.
Akan tetapi, penerapan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru terkadang
belum mampu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Salah satu faktor penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
adalah penilaian. Penilaian merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan
pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui
peningkatan kualitas pembelajaran maupun kualitas penilaiannya. “Penilaian
didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur
prestasi belajar (achievement) siswa sebagai hasil dari suatu program instruksional
(Oemar Hamalik, 2010: 146).
Setiap kegiatan manusia sehari-hari pada dasarnya pasti memerlukan dan
menerapkan penilaian, begitu pula pada kegiatan pembelajaran. Namun demikian,
commit to user
beberapa pakar (Rolheiser and Ross, 2001; Race, 2001; Mc. Alpine, 2000; Boud,
1994; Griffin dan nix, 1991) mengemukakan pendapat umum untuk
mengembangkan teknik penilaian Self Assessment lebih efektif pada individu
yang belajar.
Self Assessment memilki kelebihan yang dapat dibandingkan dengan
teknik penilaian lainnya. Teknik penilaian ini memungkinkan pebelajar untuk
merefleksikan peningkatan belajar mereka dan membantu pebelajar dalam
mengembangkan, menilai, mengkritisi proses dan hasil belajarnya, membantu
pembelajar dalam menentukan kriteria untuk menilai hasil belajarnya, dan sebagai
syarat yang diperlukan dalam pembelajaran untuk menentukan tingkat kelulusan.
Race (2001: 10) menjelaskan “keuntungan dari pelaksanaan Self Assessment yaitu
untuk menambah pengalaman belajar siswa, melatih siswa dalam menilai,
membantu siswa menjadi pebelajar mandiri, dan membantu mengembangkan
ketrampilan siswa yang berkaitan dengan pembelajaran sepanjang hidup (life long
learning)”.
Teknik penilaian Self Assessment dapat menjadi salah satu metode yang
dapat diterapkan untuk memotivasi pebelajar. Dengan menilai usaha mereka
sendiri, pebelajar dapat memperoleh pemahaman terhadap masalah yang mereka
hadapi. Teknik ini dapat digunakan untuk mengatasi ketidakpuasan mereka
terhadap penilaian yang dilakukan oleh guru karena persepsi pebelajar terhadap
usahanya sendiri tidak selalu sejalan dengan persepsi guru terhadap usaha
pebelajar. Self Assessment menuntut kejujuran pebelajar, hubungan antara
pebelajar dan pengajar perlu dibangun sejak awal proses kegiatan belajar
mengajar (Griffin dan nix, 1991: 64).
Dalam pelaksanaan teknik penilaian Self Assessment, Rolheiser (2001: 9)
mengemukakan instruksional strategi dan alat untuk mengajar Self Evaluation
yang terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) melibatkan siswa dalam mendefinisikan
kriteria, (2) mengajarkan siswa bagaimana menerapkan kriteria, (3) memberikan
umpan balik pada siswa mengenai evaluasi diri mereka, dan (4) membantu siswa
menggunakan data evaluasi untuk mengembangkan rencana aksi berikutnya.
commit to user
6
dalam penilaian. Guru bertindak sebagai fasilitator yang berperan mengarahkan
siswa dalam kegiatan penilaian.
Penerapan teknik penilaian Self Assessment terkait dengan perkembangan
kepribadian siswa memiliki beberapa manfaat khusus, salah satunya menguatkan
konsep diri siswa. Teknik penilaian ini dapat memberikan ruang bagi siswa
untuk mengetahui potensi dan kemampuan yang mereka miliki. Siswa dapat berusaha memperbaiki kekurangan dan meningkatkan potensi yang ada dalam diri mereka sehingga perlahan konsep diri mereka akan terbangun secara positif. Teknik penilaian ini dapat pula menjadi sarana introspeksi diri bagi siswa. Melalui teknik penilaian Self Assessment siswa dapat mengetahui
permasalahan mereka, menerima kelebihan dan kekurangan, dan dapat
mengambil keputusan terhadap permasalahan yang dihadapi.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya,
peneliti merasa perlu mengadakan suatu penelitian yang bertujuan memperbaiki
prestasi belajar akuntansi siswa. Hal itulah yang menjadikan peneliti tertarik
mengadakan penelitian dengan judul “ Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1 SMA
Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 sebagai berikut :
1. Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan
disebabkan karena perumusan tujuan pembelajaran yang kurang jelas.
2. Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan
disebabkan penerapan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang
tepat.
3. Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan
disebabkan penerapan teknik penilaian yang belum melibatkan siswa dalam
commit to user
4. Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan
disebabkan karena faktor dari siswa yaitu kurang mempunyai motivasi diri
dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.
C. Pembatasan Masalah
Dengan mempertimbangkan segi ketajaman masalah dari beberapa
masalah yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi siswa dan agar supaya
permasalahan dan pembahasan dalam penelitian peningkatan prestasi belajar
akuntansi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran
2010/2011 lebih terarah dan jelas, maka penelitian ini memberikan batasan pada
masalah yaitu :
“Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan
disebabkan penerapan teknik penilaian yang digunakan guru belum melibatkan
siswa dalam setiap tahapan pelaksanannya, sehingga perlunya pemanfaatan teknik
penilaian yang lebih tepat yaitu teknik penilaian Self Assessment dalam proses
pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa”.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
Rumusan masalah utama:
”Apakah dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dapat
meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa?”
Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, maka rumusan masalah
utama dalam penelitian ini dapat diperinci kedalam beberapa rumusan masalah
khusus sebagai berikut:
Rumusan masalah khusus:
1. Apakah dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dapat
commit to user
8
2. Apakah dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dapat
meningkatkan rasa percaya diri siswa?
3. Apakah dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dapat
meningkatkan motivasi berprestasi siswa?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
Tujuan utama:
”Meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa melalui penerapan teknik
penilaian Self Assessment” Tujuan khusus:
1. Untuk menguatkan konsep diri siswa melalui penerapan teknik penilaian Self Assessmentpada mata pelajaran akuntansi.
2. Untuk meningkatkan rasa percaya diri pada siswa melalui penerapan teknik
penilaian Self Assessmentpada mata pelajaran akuntansi.
3. Untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa melalui penerapan teknik penilaian
Self Assessmentpada pada mata pelajaran akuntansi.
F. Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan di atas, maka hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada dunia pendidikan.
Dengan demikian, manfaat penelitian dapat dibedakan menjadi manfaat teoritis
dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang
penerapan sistem penilaian melalui berbagai teknik penilaian berbasis kelas,
khususnya teknik penilaian Self Assessment dan sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti permasalahan yang berhubungan dengan
commit to user
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Penerapan teknik penilaian Self Assessment ini diharapkan dapat
menambah pemahaman, pengalaman, dan melatih siswa dalam melakukan
penilaian hasil belajar mereka serta membantu siswa dalam menguatkan
konsep diri, meningkatkan rasa percaya diri, dan motivasi berprestasi
siswa dalam proses pembelajaran.
b. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, pemahaman, dan
pengalaman berharga bagi guru tentang penerapan teknik penilaian Self
Assessment dan merekomendasikan kepada guru lain agar menerapkan
teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran, karena teknik
penilaian ini terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, pemahaman, dan
pengalaman yang berharga bagi peneliti dalam penerapan teknik penilaian
commit to user
10 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Penilaian a. Pengertian Penilaian
Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses
menentukan nilai suatu objek. Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan
menilai itu mengandung arti: mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan
mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit,
pandai atau bodoh dan sebagainya (Anas Sudijono, 1995: 37). Abdul Majid
(2008: 185) mengemukakan bahwa “Penilaian (assessment) adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil
belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar”.
Sarwiji Suwandi (2008: 15) mengemukakan bahwa “Penilaian adalah suatu
proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan
telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan”. Menurut Nana
Sudjana (1989: 3), “Inti penilaian adalah proses memberikan nilai kepada
objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu”.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian penilaian yang
telah dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian adalah
suatu proses yang mencakup semua metode yang dipakai untuk mengetahui
keberhasilan belajar siswa yang disesuaikan dengan kriteria tertentu guna
mengambil keputusan mengenai proses dan hasil belajar siswa. Penilaian hasil
belajar siswa yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses,
kemajuan dan perkembangan hasil belajar siswa sekaligus sebagai umpan balik
bagi guru agar dapat digunakan untuk menyempurnakan strategi pembelajaran
selanjutnya guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Tujuan Penilaian
Setiap kegiatan atau aktivitas yang terencana pasti mempunyai tujuan
commit to user
yang dikutip Sarwiji Suwandi (2008: 16) mengemukakan sejumlah alasan
mengenai pentingnya penilaian dalam pembelajaran, sebagai berikut:
1) Pertama, untuk membandingkan siswa satu dengan siswa lainnya
2) Kedua, mengetahui apakah para siswa memenuhi standar tertentu
3) Ketiga, untuk membantu kegiatan pembelajaran siswa.
Untuk melengkapi tujuan penilaian tersebut, Abdul Majid (2008 : 187)
mengemukakan tujuan penilaian sebagai berikut:
1) Penelusuran (keeping track), yaitu untuk menulusuri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana.
2) Pengeceken (checking-out), yaitu mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran.
3) Pencarian (finding-out), yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran.
4) Penyimpulan (summing-up), yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah menguasai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum ataukah belum.
Penilaian sebagai salah satu unsur dalam pembelajaran mempunyai
tujuan untuk melihat, mengevaluasi, dan menyimpulkan sejauh mana tingkat
kompetensi yang sudah dikuasai oleh siswa selama mengikuti proses
pembelajaran. Penyelenggaraan penilaian juga dimaksudkan untuk mencari dan
menemukan hal-hal yang menjadi kelemahan dan kesalahan dalam proses
pembelajaran. Hal yang menjadi kelemahan dan kesalahan tersebut selanjutnya
dijadikan sasaran perbaikan sehingga tujuan dari pembelajaran dapat dicapai
yaitu peningkatan prestasi belajar siswa.
Hasil penilaian yang diperoleh selama proses pembelajaran harus
dapat dipahami, bersifat obyektif dan dapat diandalkan kebenarannya. Hasil
penilaian juga harus mampu merefleksikan dan menggambarkan keadaan siswa
yang sebenarnya sehingga tujuan penyelenggaraan penilaian dapat tercapai
c. Kriteria Penilaian
Penilaian merupakan salah satu bagian yang penting dalam rangkaian
commit to user
12
ditentukan oleh penilaian. Oleh karena itu, untuk menunjang kebenaran dari
hasil penilaian, maka penilaian yang dilakukan harus mempertimbangkan
kriteria penilaian yang tepat. Dalam Depdiknas (2003: 37) disebutkan kriteria
penilaian antara lain:
1) Penilaian harus mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
2) Menggunakan berbagai cara penilaian pada waktu kegiatan belajar sedang berlangsung.
3) Pemilihan alat dan jenis penilaian berdasarkan rumusan tujuan pembelajaran.
4) Mengacu pada tujuan dan fungsi penilaian, misalnya pemberian umpan balik, memberikan laporan pada orang tua dan pemberian informasi pada siswa tentang tingkat keberhsilan belajarnya.
5) Alat penilaian harus mendorong kemampuan penalaran dan kreativitas siswa, misalnya tes tertulis uraian, portofolio, hasil karya siswa, observasi dan lain-lain.
6) Penilaian dapat dilakukan melalui tes dan non tes.
7) Mengacu pada prinsip diferensiasi, yakni memberikan peluang kepada siswa untuk menunjukkan apa yang diketahui, yang dipahami, dan mampu dilakukannya.
8) Tidak bersifat diskriminasi, yakni untuk memilih-milih mana siswa yang berhasil dan mana yang gagal dalam menerima pembelajaran.
Kriteria penilaian sangat dibutuhkan dalam proses penilaian. Dalam
setiap penilaian kriteria digunakan sebagai seperangkat konsep untuk
menciptakan standar penilaian yang jelas dan dapat membantu siswa dalam
mengukur dan menilai tingkat kemampuan mereka. Kualitas hasil penilaian
juga dapat dilihat dari kriteria yang digunakan. Semakin baik penerapan
kriteria dalam praktek penilaian maka memungkinkan keandalan dan kualitas
hasil penilaian tersebut. Sebagai salah satu unsur yang penting dalam
pembelajaran, penilaian semestinya dilakukan sebaik mungkin dan mengacu
pada kriteria-kriteria penilaian yang ada.
d. Aspek Penilaian
Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, maka penilaian
hasil belajar memiliki sasaran berupa aspek-aspek yang terkandung dalam
commit to user
dalam pelaksanaan penilaian. Aspek tujuan pendidikan berdasarkan hasil
belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: (1)
aspek kognitif, (2) aspek afektif, dan (3) aspek psikomotorik.
1) Aspek kognitif
Aspek kognitif pada umumnya berhubungan dengan pengetahuan,
kemampuan berfikir termasuk kemampuan untuk memahami, menghafal,
mengaplikasi, menganalisis dan mengevaluasi (Mimin Haryati 2009: 23).
2) Aspek psikomotor
Aspek psikomotor berhubungan dengan kecakapan atau ketrampilan yang
dikuasai. Kemampuan ini melibatkan kerja otot dan kekuatan fisik seperti
menulis, memukul, melompat, dan sebagainya (Mimin Haryati, 2009: 26).
3) Aspek afektif
Aspek afektif berhubungan dengan sikap dan nilai. Karakteristik ranah
afektif yang penting diantaranya: sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral
(Mimin Haryati, 2009: 38).
e. Jenis-Jenis Teknik Penilaian
Penilaian merupakan suatu proses yang mencakup semua metode yang
dipakai untuk memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil
belajar peserta didik, menginterpretasikan hasil belajar peserta didik, dan
sebagai bahan perencanaan pembelajaran berikutnya. Dalam pelaksanaanya,
penilaian dilakukan dengan berbagai teknik. Rust (2002: 1) mengemukakan
jenis-jenis teknik penilaian yaitu: (1) Essay, (2) Assignment, (3) Individual Project, (4) Group Project or assignment, (5) Dissertation, (6) Examination, (7) Viva, (8) Performance, (9) Self and Peer Assessment.
1) Essay (Esai)
Essay merupakan bentuk teknik penilaian dengan menuliskan jawaban dari pertanyaan kedalam bentuk prosa. Obyek dari teknik Essay harus dapat didiskusikan, dievaluasi, dianalisa, disimpulkan dan dikritik.
2) Assignment (Penugasan)
commit to user
14
melalui pembelajaran yang dilakukan secara independent (bebas). Hasil
dari penugasan ini dapat berupa laporan, artikel, cuplikan penelitian,
ulasan buku, dan sebagainya.
3) Individual Project (Proyek Individu)
Individual Project merupakan salah satu teknik penilaian dengan cara
pengajuan sebuah tema oleh siswa kepada guru yang dilanjutkan dengan
investigasi yang mendalam.
4) Group project or Assignment (Proyek atau Penugasan Kelompok)
Group project or Assignment merupakan suatu tugas atau proyek yang
dibebankan secara kolektif kepada beberapa kelompok siswa yang belajar
bersama.
5) Dissertasion (Disertasi)
Dissertasion merupakan presentasi tertulis dari hasil sebuah penelitian
yang umumnya mengambil bentuk Essay yang dijabarkan dalam uraian
yang mencerminkan berbagai temuan dari penelitian yang dilakukan.
6) Examination (Ujian)
Examination dapat diterapkan dalam berbagai macam bentuk. Examination
dilakukan dalam waktu singkat dan dalam kondisi yang diawasi untuk
memastikan pengerjaan masing-masing siswa. Ada beberapa macam
examination yang biasa digunakan:
a) Seen
Seen merupakan jenis Examination dengan memberikan pertanyaan
lebih awal dari waktu yang ditentukan.
b) Open-book (membuka buku)
Open-book merupakan jenis Examination yang dilakukan dengan
memberikan kebebasan kepada siswa untuk membuka buku pada
waktu Examination itu dilakukan.
c) Unseen
Unseen merupakan jenis Examination dengan memberikan pertanyaan
pada saat Examination dilakukan, sehingga biasanya siswa harus
commit to user
d) MCQ (Multiple Choice Question)
Multiple Choice Question merupakan jenis Examination dengan
menggunakan soal pilihan ganda.
7) Viva
Viva merupakan teknik penilaian yang dilakukan dengan mengkombinasi
beberapa teknik diatas. Model ini tepat untuk mengetahui seberapa jauh
pengetahuan dan pemahaman siswa (dan memungkinkan keterlibatan
mereka dalam sebuah kerja kelompok dan kontribusi alamiah).
8) Performance (Pertunjukkan)
Dalam beberapa kasus yang menyangkut hasil praktek, cara yang paling
mungkin untuk menilai apakah sebuah hasil telah dipelajari adalah dengan
melihat Performance siswa secara actual. Siswa diminta mempertunjukkan
hasil pekerjaan mereka secara singkat.
9) Self and peer Assessment (Penilaian Diri dan Sejawat)
Self and peer Assessment merupakan teknik penilaian yang melibatkan
para siswa untuk menilai sejauhmana tingkat pengetahuan mereka dengan
menerapkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Ada bukti kuat
yang menyatakan bahwa melibatkan para siswa dalam proses penilaian
dapat memberikan keuntungan edukasi yang besar. Sebuah keuntungan
tambahan adalah siswa lebih termotivasi dalam aktivitas pembelajaran
karena mereka menerima umpan balik.
Ada beberapa jenis teknik penilaian yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran. Pemilihan jenis teknik penilaian semestinya disesuaikan
dengan kondisi dan situasi belajar siswa. Pada hakikatnya semua jenis teknik
penilaian adalah baik. Namun, ketidaktepatan pemilihan teknik penilaian pada
suatu situasi belajar tertentu dapat membuat hasil dan kualitas penilaian
menjadi kurang dapat untuk diandalkan. Dalam pelaksanaanya, tentu setiap
jenis teknik penilaian mempunyai kelebihan dan kelemahan. Demikian juga
dengan teknik penilaian Self assessment. Teknik penilaian ini merupakan
teknik penilaian yang berorientasi pada siswa, sehingga siswa dapat menjadi
commit to user
16
pembelajaran. Siswa dilatih untuk mampu menentukan kriteria ketuntasan
belajar mereka, menerapkan kriteria, sampai dengan menilai pekerjaan mereka.
Berdasar keunggulan tersebut, teknik penilaian Self assessment dapat menjadi
salah satu alternatif pilihan bagi guru dan siswa dalam upaya peningkatan
prestasi belajar siswa.
2. Hakikat Self Assessment a. Pengertian Self Assessment
Self Assessment merupakan teknik penilaian yang berpusat pada siswa. Teknik penilaian ini melibatkan siswa dalam merencanakan
pembelajaran mereka, merumuskan kriteria dan menilai hasil belajarnya
sendiri. Siswa menilai kualitas kinerjanya sendiri dan mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan dirinya untuk tujuan perbaikan di masa depan.
Manuel London (1995: 183) mengemukakan bahwa “Self assessment
adalah bagaimana seseorang melihat kekuatan dan kemampuan pada dirinya”.
Rolheiser & Ross (2001: 2) yang menyebutkan Self assessment menggunakan istilah Self Evaluation, mengemukakan, “Self Evaluation didefinisikan sebagai mahasiswa menilai kualitas pekerjaan mereka, berdasarkan bukti dan kriteria
eksplisit, untuk tujuan melakukan pekerjaan yang lebih baik di masa depan”.
Klenowski yang dikutip oleh John A. Ross (2006: 1), mendefinisikan Self Assessment sebagai "Evaluasi atau penilaian dari salah satu kinerja dan identifikasi salah satu kekuatan dan kelemahan dengan maksud untuk
meningkatkan hasil belajar seseorang”.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Self
Assessment merupakan suatu teknik penilaian dimana individu menilai kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri mereka dengan menilai diri
sendiri sesuai dengan kriteria yang telah dibuat untuk tujuan meningkatkan
prestasi belajar.
Self Assessment penting dilakukan dalam proses pembelajaran. Penerapan teknik ini diharapkan dapat memberikan pelatihan bagi peserta didik
commit to user
memungkinkan peserta didik untuk merefleksikan kemajuan mereka. Refleksi
ini memungkinkan peserta didik untuk mengambil kontrol yang lebih besar
dalam proses belajarnya.
b. Kelebihan Dan Kelemahan Self Assessment
Penerapan teknik Self Assessment dalam berbagai bidang memang mempunyai beberapa manfaat yang besar. Begitu juga dalam pembelajaran,
penerapan teknik Self Assessment dapat membantu siswa dalam memperoleh informasi mengenai kebenaran kemampuan yang dimilikinya. Menurut Ross
(2006: 1) Self Assessment memiliki beberapa kelebihan diantaranya:.
1) Self Assessment dapat menyediakan informasi tentang prestasi belajar yang sesuai dengan penilaian yang tidak dapat dilakukan oleh guru. 2) Self Assessment juga berperan dalam peningkatan pretasi belajar siswa
dan perbaikan perilaku.
3) Penerapan Self Assessment dapat melatih siswa dalam menilai
pekerjaannya termasuk menilai kekuatan dan kelemahan yang dapat dikurangi dengan peran guru.
Rolheiser dan Ross (2001: 20) yang menyebutkan Self Assessment
dengan istilah Self Evaluation mengemukakan ada tiga kelebihan yang diperoleh siswa dalam melakukan Self Assessment yaitu:
1) Pencapaian aspek koqnitif siswa akan meningkat.
2) Siswa yang melakukan Self Assessment akan memiliki motivasi untuk belajar.
3) Siswa akan lebih bersifat positif terhadap hasil evaluasi.
Bourke dan Poskitt dalam Mc Alpine (2000) yang dikutip Nancy
Susianna (2008: 17) mengemukakan beberapa kelebihan dari penggunaan
teknik Self Assessment, yaitu:
1) Merangsang kemampuan metakognitif dan penilaian kritis dari tujuan pendidikan siswa.
2) Menimbulkan kemandirian siswa dalam membuat keputusan.
3) Mengakui pilihan dan kesukaan dalam gaya belajar siswa.
4) Secara khusus relevan untuk kegiatan pembelajaran yang open-ended. 5) Merangsang motivasi intrinsik serta belajar Self Assessment.
6) Merangsang siswa untuk sukses dan biasa belajar untuk waktu yang lama.
7) Merangsang aktivitas kerjasama antara guru-siswa dalam pembelajaran
commit to user
18
Self Assessment dalam pembelajaran memberikan dampak positif
terhadap prestasi belajar dan perkembangan kepribadian siswa. Penerapan
teknik ini diharapkan mampu untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Kesadaran inilah yang akan mendorong adanya perilaku positif pada diri
siswa. Boud dan Mc Donald (2003: 3) mengemukakan bahwa “penerapan
Self Assessment dapat mempengaruhi aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik siswa, serta meningkatkan kualitas pembelajaran selanjutnya”.
Lebih lanjut Race (2001: 10) mengemukakan “kelebihan dari Self Assessment
yaitu untuk meknambah pengalaman belajar siswa, melatih siswa dalam
menilai, membantu siswa menjadi pembelajar mandiri, dan membantu siswa
mengembangkan ketrampilan yang berkaitan dengan belajar sepanjang hidup
(life long learning)”.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai kelebihan Self Assessment
tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa tenik penilaian Self Assessment
memiliki keunggulan dibandingkan teknik penilaian lainnya, yakni teknik
penilaian ini bukan hanya suatu teknik penilaian dalam proses pembelajaran
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa tetapi
lebih dari itu. Penerapkan teknik Self Assessment ini dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa melalui perkembangan positif pada kepribadian siswa,
serta diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuannya secara
berkelanjutan (life-long learning).
Penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat memberikan
dampak positif terhadap perkembangan kepribadian siswa. Kepribadian siswa
perlahan-perlahan akan berubah seiring dengan introspeksi yang dilakukan.
Siswa yang melakukan Self Assessment akan mampu melihat sejauh mana
kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri mereka, dengan kata lain siswa
akan mampu menguatkan konsep diri mereka. Pengetahuan konsep diri ini
penting bagi perkembangan kepribadian siswa. Lebih lanjut, dengan melihat
konsep diri, siswa dapat berpikir untuk mengambil potensi yang ada dalam
commit to user
Siswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan bersikap
optimis dan berkeyakinan bahwa dirinya pasti mampu. Sikap dan keyakinan
tersebut yang akan mendorong tumbuhnya motivasi berprestasi dalam diri.
Motivasi berprestasi yang kuat akan meningkatkan semangat, minat dan usaha
siswa mengikuti pembelajaran serta meningkatkan kinerja diri guna
meningkatkan prestasi belajarnya. Unsur motivasi berprestasi yang ada pada
diri siswa akan mendorong siswa bersikap aktif terhadap berbagai kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan berbagai kelebihan penerapan teknik Self Assessment
yang dikemukakan beberapa pakar di atas, maka peneliti memfokuskan
penelitian pada peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan teknik
Self Assessment dengan menguatkan konsep diri (self concept) siswa,
meningkatkan rasa percaya diri (self confidence) siswa, dan meningkatkan
motivasi berprestasi (achivement motivation) siswa dalam proses pembelajaran.
Setiap teknik penilaian tidak hanya memiliki kelebihan, tetapi juga
memiliki kelemahan. Race (2001: 14), mengemukakan bahwa teknik penilaian
Self Assessment memiliki kelemahan sebagai berikut:
1) Sulitnya menemukan konsistensi dalam Self Assessment, hal ini berarti adanya ancaman terhadap reliabilitas dari Assessment.
2) Waktu yang diperlukan untuk menyiapkan bentuk penilaian Self Assessment cukup lama.
3) Siswa sudah kelebihan beban untuk melakukan Self Assessment.
kelebihan dan kelemahan yang ada pada teknik Self Assessment
sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena
itu, dalam pelaksanaan teknik Self Assessment diperlukan seorang guru yang
mampu menjadikan kondisi belajar yang kondusif dan sepenuhnya menguasai
teknik ini sehingga proses pembelajaran akan menjadi lancar dan siswa dapat
melakukan kegiatan penilaian dengan baik.
c. Prosedur Self Assessment
Self Assessment sebagai salah satu tenik penilaian tentu memerlukan langkah-langkah penerapan yang tepat untuk menunjang kebenaran dan
commit to user
20
direncanakan secara matang agar efektif dan efisien dalam pelaksanaanya.
Ross (2006: 8) merumuskan pelaksanaan teknik penilaian Self Assessment
sebagai berikut:
1) Merumuskan kriteria yang digunakan siswa untuk menilai pekerjaanya dengan memakai bahasa rubrik yang dapat dipahami siswa, kompetensi yang ada juga dikenal siswa, dan memasukkan tindakan istimewa yang dirasa penting sehingga kriteria tersebut akan menunjang kepercayaan dan kebenaran dari penilaian yang dilakukan.
2) Mengajarkan siswa bagaimana menggunakan kriteria yang dirumuskan. 3) Memberikan umpan balik dari penilaian diri yang dilakukan siswa.
Proses ini merupakan triangulasi penilaian diri siswa dengan penilaian guru dan penilaian teman yang ada dalam satu kelompok .
4) Memberikan bantuan kepada siswa dalam menggunakan data penilaian untuk memperbaiki penampilannya
Menurut Sarwiji Suwandi (2008: 124) mengemukakan
langkah-langkah teknik Self Assessment dalam pembelajaran sebagai berikut:
1) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai 2) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan
3) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian
4) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri
5) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan obyektif.
6) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil yang diambil secara acak.
Rolheiser and Ross (2001: 9), yang menyebut Self Assessment
dengan menggunakan istilah Self Evaluation, mengemukakan “4-Tahap Model
Self Evaluation” meliputi: (1) Penentuan kriteria yang akan digunakan, (2)
Penerapan kriteria yang ditentukan, (3) Pemberaian umpan balik (feedback)
dan pengolahan evaluasi, (4) Pengembangan tujuan, rencana dan strategi
pembelajaran lebih lanjut.
1) Penentuan kriteria yang akan digunakan.
Melibatkan siswa dalam menentukan kriteria yang akan digunakan untuk
commit to user
penilaian yang akan digunakan yang mengacu pada tujuan sekolah dan
kemampuan guru dan siswa dalam pelaksanaanya.
2) Penerapan kriteria yang ditentukan.
Mengajarkan pada siswa bagaimana menerapkan kriteria untuk pekerjaan
mereka sendiri. Kriteria yang sudah ditentukan pada tahap pertama
selanjutnya diterapkan. Dalam penerapan kriteria ini peran guru sangat
penting, yaitu guru memberikan contoh atau kisi-kisi pekerjaan yang
sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan. Kisi-kisi atau
contoh ini akan membantu siswa dalam memahami kriteria mereka.
Selanjutnya siswa mulai memahami dan menginternalisasi langkah yang
diperlukan untuk memenuhi tujuan.
3) Pemberikan umpan balik (feed back) dan pengolahan evaluasi.
Pemberian umpan balik diberikan guru dengan cara membantu siswa
dalam pengembangan hasil penilaian mereka. Selanjutnya guru dan siswa
mengadakan diskusi mengenai keakuratan penilaian yang dilakukan oleh
siswa.
4) Pengembangan tujuan, rencana dan strategi pembelajaran lebih lanjut.
Bagian yang sulit dalam pembelajaran adalah bagaimana siswa dapat
melakukan penilaian diri dan perumusan tujuan sendiri. Pada tahap ini
peran guru masih diperlukan untuk membantu menghubungkan tingkat
ketercapaian hasil belajar siswa dengan tujuan pembelajaran selanjutnya,
sehingga siswa akan lebih yakin dalam menentukan tujuan pembelajaran
selanjutnya.
Berdasarkan beberapa langkah penerapan teknik Self Assessment
menurut pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
penerapan teknik Self Assessment dalam pembelajaran sebagai berikut :
1) Penentukan kriteria penilaian yang akan digunakan
2) Penerapan kriteria yang ditentukan.
3) Pemberikan umpan balik (feed back) terhadap hasil yang dicapai siswa.
commit to user
22
3. Hakikat KonsepDiri a. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri (self concept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat
yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan
manusia dari makhluk hidup lainnya. Menurut Raimy dalam Manuel London
(1995: 47) “konsep diri merupakan sesuatu yang kurang lebih mengatur
persepsi objek yang dihasilkan dari pengamatan yang dilakukan dari dulu
sampai sekarang (...) yaitu apa yang orang percayai tentang dirinya sendiri”.
Sedangkan menurut G. H. Mead dalam Kanisius (2006: 182) “konsep diri
merupakan suatu produk sosial yang dibentuk melalui proses internalisasi dan
organisasi pengalaman-pengalaman psikologis”. Menurut William D. Brooks
dalam Jalaluddin Rakhmat (2001: 99) “Konsep diri adalah persepsi yang
bersifat psikologis, sosial, dan fisik mengenai diri sendiri yang diperoleh dari
pengalaman dan interaksi dengan orang lain”. Konsep diri merupakan penentu
sikap dari individu dalam bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung
berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang
akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir
akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya.
Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
konsep diri adalah persepsi tentang diri, yang meliputi kemampuan yang
dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya, maupun lingkungan
terdekatnya yang diperoleh dari pengalaman dan interaksi dengan orang lain.
b. Faktor-Faktor Pembentuk Konsep Diri
Konsep diri yang dimiliki manusia tidak terbentuk secara instan
melainkan dengan proses belajar sepanjang hidup manusia. Perkembangan
konsep diri manusia dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri dan faktor-faktor
dari luar. Menurut Coopersmith dalam kanisius (2006: 34) ada empat faktor
yang berperan dalam pembentukan konsep diri individu, faktor tersebut adalah:
1) Faktor kemampuan
commit to user
2) Faktor perasaan berarti
Rasa berarti penting dikembangkan dalam setiap aktivitas anak. Hal ini dimaksudkan agar terbentuk sikap yang positif pada diri anak.
3) Faktor kebajikan
Anak yang sudah memiliki perasaan berarti, maka akan tumbuh kebajikan dalam dirinya. Anak tersebut akan menerapkan sifat kebajikan ini pada lingkungan dengan atmosfir yang menyenangkan. 4) Faktor kekuatan
Pola perilaku berkarakteristik positif memberi kekuatan untuk melakukan perbuatan yang baik.
Konsep diri berasal dan berkembang sejalan pertumbuhannya,
terutama akibat dari hubungan individu dengan individu. Ketika individu lahir,
individu tidak memiliki pengetahuan tentang dirinya, tidak memiliki harapan
yang ingin dicapai serta tidak memiliki penilaian terhadap dirinya. Namun
seiring berjalannya waktu individu mulai bisa membedakan antara dirinya,
orang lain dan benda-benda disekitarnya sehingga pada akhirnya individu
mulai mengetahui siapa dirinya, apa yang diinginkan serta dapat melakukan
penilaian tentang dirinya sendiri. Menurut Jalaluddin Rakhmat (2001: 100),
faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri setiap individu
terdiri dari:
1) Orang lain
Ketika individu diterima keberadaannya, dihormati, dan disengangi orang lain karena keadaan dirinya, maka individu akan cenderung bersikap menghormati dan menerima keadaan dirinya. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan, menyalahkan, dan menolak keberadaan individu, maka individu itu akan cenderung tidak menyukai keadaan dirinya. Tidak semua orang lain berpengaruh sama terhadap pembentukan konsep diri. Ada orang yang paling berpengaruh dalam pembentukan konsep diri dan ada orang yang secara perlahan-perlahan membentuk konsep diri individu. orang yang paling berpengaruh dalam pembentukan konsep diri disebut significant others yaitu orang tua, saudara-saudara dang orang yang tinggal dalam satu rumah. Sedangkan orang yang secara perlahan-perlahan membentuk konsep diri individu disebut affective others yaitu orang lain yang mempunyai ikatan emosional dengan individu tersebut.
2) Kelompok Rujukan (Reference Group)