• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA Tahun Ajaran 2009/2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA Tahun Ajaran 2009/2010."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA Tahun Ajaran 2009/2010

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh:

SRI WAHYUNI

A. 210 060 169

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

1 A. Latar Belakang

Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik melalui jalur pendidikan formal, informal, maupun non formal, karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh. Semakin perlunya manusia akan ilmu pengetahuan, maka perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang semakin tinggi dan maju. Kemajuan suatu bangsa diukur dari tingkat kemajuan pengetahuan dan teknologi karena semakin maju ilmu pengetahuan dan teknologi suatu bangsa semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang ingin maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah menetapkan ilmu pengetahuan dan teknologi pembangunan dibidang pendidikan yang menitikberatkan pada bidang penguasaan IPTEK sebagaimana yang tercantum dalam GBHN (1998) yakni: “Titik berat pembangunan pendidikan di Indonesia diletakkan pada

(3)

pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi”.

Perkembangan dan kemajuan peradaban suatu bangsa baik pada bidang penguasaan IPTEK maupun dalam hal lainnya yang erat hubungannya dengan pendidikan perlu adanya suatu perubahan dalam proses belajar mengajar. Maka dengan adanya perubahan pendidikan yang bukan hanya sebagai sarana untuk menyampaikan ilmu tetapi diharapkan adanya perubahan pola kehidupan yang lebih baik. Keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki untuk kemajuan bangsa dan negara. Salah satu upaya membina dan membangun SDM yang tangguh dan dapat diandalkan diantaranya adalah melalui pendidikan, baik yang diberikan melalui pendidikan formal di sekolah, maupun pendidikan di lingkungan masyarakat. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006 : 7) “pendidikan merupakan sesuatu tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan”. Pendidikan merupakan proses interaksi

tenaga pendidik dan anak didik yang mendorong terjadinya belajar. Sedangkan menurut Sardiman (2001 : 12) “pendidikan dan pengajaran adalah satu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik”. Oleh karena itu, sekolah sebagai

(4)

Peningkatan kualitas SDM merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertera dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi :

“Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Dengan adanya Undang-Undang tersebut, maka dari waktu ke waktu bidang pendidikan haruslah menjadi prioritas dan menjadi orientasi untuk diusahakan penyediaan sarana dan prasarananya terutama untuk sekolah. Salah satu tugas pokok sekolah adalah menyiapkan siswa agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal. Seorang siswa dikatakan telah mencapai perkembangannya secara optimal apabila siswa dapat memperoleh pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat yang dimiliki.

(5)

memprihatinkan bagi semua pihak, dan rendahnya hasil belajar ekonomi tersebut diasumsikan karena ada hambatan yang dialami siswa.

Hambatan yang dimaksud tersebut dapat berupa faktor internal (dari dalam diri siswa) maupun faktor eksternal (dari luar diri siswa), diantaranya: fasilitas belajar, partisipasi orang tua, perhatian orang tua, lingkungan belajar, kebiasaan belajar, aktivitas belajar, motivasi berprestasi, sikap terhadap sekolah serta kemampuan dasar lainnya. Dari beberapa faktor tersebut, faktor lingkungan belajar merupakan faktor yang cukup penting dibandingkan dengan beberapa faktor lainnya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bedjo (1996) bahwa: “Berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan prestasi belajar siswa diantaranya adalah siswa sebagai individu, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat”.

(6)

sayang, perhatian dan bimbingan dalam bidang agama, maka perkembangan kepribadian anak cenderung positif dan sehat. Sedangkan anak yang dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang kurang harmonis, orang tua yang bersikap keras kepada anak, atau orang tua yang tidak memperhatikan nilai-nilai agama, maka perkembangan kepribadian anak cenderung mangalami kalainan dalam penyesuaian diri. Dengan adanya perbedaan ini kemungkinan akan mempengaruhi siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya.

Lembaga nonformal dalam hal ini adalah lingkungan tempat tinggal (masyarakat). Lingkungan masyarakat merupakan tempat kedua setelah lingkungan keluarga, sehingga bagi seorang anak yang ingin mendapatkan pendidikan, baik pendidikan cara menyelesaikan masalah, tingkah laku maupun moral sehingga akan menjadikan anak tersebut cerdas, terampil dan berbudi pekerti luhur. Oleh karena itu, untuk mewujudkan cita-cita pendidikan perlu adanya lingkungan belajar yang mendidik membangun buat siswa.

Lingkungan masyarakat menurut Purwanto (2000 : 61) adalah “manusia-manusia lain di sekitar individu, yang mempengaruhi individu yang

bersangkutan”. Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah keluarga dan sekolah yang mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda karena keanekaragaman budaya, bentuk kehidupan sosial serta adanya norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Suryabrata (1988) bahwa: “Faktor yang mempengaruhi

(7)

luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa meliputi kondisi psikologis dan fisiologis, sedangkan faktor dari luar diri siswa meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat serta kelengkapan berbagai sarana dan prasarana dalam belajar”. Selanjutnya dikemukakan pula oleh Bejdo (1999) bahwa

keberadaan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dan prestasi belajar siswa terdapat hubungan yang saling terkait. Bakat yang ada dalam diri siswa misalnya agar dapat berkembang baik, maka perlu ada dorongan dari keluarga dan masyarakat. Sebaliknya, lingkungan yang kurang mendukung dapat menghambat perkembangan siswa itu sendiri.

(8)

merupakan suatu faktor yang sangat mempengaruhi akan keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar yang optimal.

Lingkungan belajar yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam belajar anak adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal yang mempunyai peran penting dalam mencerdaskan dan membimbing moral perilaku anak. Guru merupakan tangan pertama yang langsung berhubungan dengan siswa, sehingga dalam belajar guru harus menggunakan metode pembelajaran yang berbeda agar anak tidak jenuh. Selain itu keberhasilan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung yaitu sarana dan prasarana, kondisi fisiologis, dan kondisi psikologis.

Lingkungan sekolah dapat digolongkan sebagai pusat pendidikan kedua setelah keluarga, sehingga mempunyai fungsi melanjutkan pendidikan keluarga dengan guru sebagai ganti orang tua yang harus ditaati. Lingkungan sekolah meliputi hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, serta sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah. Demi melangsungkan kondisi belajar yang lancar, maka perlu didukung pula dengan kondisi sekolah yang aman, nyaman dan tenang.

(9)

merusak. Oleh karena itu, usaha untuk belajar membutuhkan lingkungan yang baik sehingga siswa berhasil dalam belajarnya.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang terdapat pada intern siswa, tetapi ada juga yang di luar siswa atau ekstern. Faktor kecerdasan, kecerdasan dapat mengolah gagasan yang abstrak, rumit dan sulit dengan cepat tanpa kesulitan. Setelah beberapa lama Kecerdasan Intelektual yang lebih dikenal IQ menjadi peranan penting dalam pencapaian hasil belajar, mucul Kecerdasan Emosional atau EQ. Orang mulai menyadari bahwa kesuksesan belajar dapat dicapai bila ada keseimbangan antara IQ dan SQ. Kemudian muncul kecerdasan yang ketiga yang dikenal dengan Kecerdasan Spiritual atau SQ. Siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal jika SQ digunakan sebagai landasan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. SQ juga merupakan kecerdasan tertinggi yang dimiliki oleh manusia.

(10)

menciptakan prestasi belajar yang unggul maka perlu didukung dengan kecerdasan anak yang optimal.

Sejalan dengan perkembangan konsep kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, maka muncul perkembangan konsep kecerdasan spiritual ( spiritual Intellegence), yang merupakan kecerdasan untuk menghadapi dan

(11)

Disisi lain, pembelajaran yang kurang menyeimbangkan potensi moral spiritual banyak melahirkan anak-anak yang mudah putus asa, depresi, suka tawuran bahkan sampai menggunakan obat-obatan terlarang. Sehingga banyak anak yang kurang menyadari akan tugas belajarnya. Kurangnya kecerdasan spiritual yang dimiliki sebagai suatu nilai lebih bagi setiap tindakan manusia, menyebabkan mereka sulit berkonsentrasi dan kurang mempunyai motivasi belajar sehingga materi sulit dipahami. Sementara mereka yang mengejar prestasi berupa nilai atau angka cenderung mengabaikan nilai-nilai spiritual, mereka menempuh berbagai cara termasuk diantaranya menyontek sewaktu ujian. Kecerdasan spiritual mampu mendorong siswa mencapai keberhasilan dalam belajarnya, karena kecerdasan spiritual merupakan dasar yang diperlukan untuk mendorong berfungsinya secara efektif baik IQ maupun EQ. Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang pokok, sehingga merupakan dasar dari kecerdasan lainnya.

(12)

Pentingnya kecerdasan spiritual hendaknya menjadi perhatian semua pihak, baik peserta didik, orang tua serta institusi pendidikan untuk lebih memperhatikan aspek spiritual ini. Pembelajaran hendaknya diformulasikan secara sistematik dan terstruktur agar siswa mempunyai kecerdasan yang seimbang, yaitu kecerdasan kognitif, kecerdasan emosi dan kecerdasan mental spiritual (seimbang antara IQ, EQ dan SQ).

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis terdorong untuk mengangkat permasalahan ini dalam bentuk penelitian dengan judul ”PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN KECERDASAN

SPIRITUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN

PELAJARAN 2009/2010”.

B. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini pembatasan masalahnya sebagai berikut :

1. Penelitian terbatas pada siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta.

(13)

3. Kecerdasan spiritual dalam penelitian ini dibatasi pada sejauh mana siswa menjalankan dan menerapkan nilai-nilai spiritual serta aktifitas dan perilaku siswa yang didasari oleh ajaran agamanya, karena hal itu berkaitan dengan kedisiplinan.

4. Prestasi belajar ekonomi dibatasi pada nilai rapor semester I.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan :

1. Adakah pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta?

2. Adakah pengaruh kecerdasan spiritual terhadap prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta?

3. Apakah lingkungan belajar dan kecerdasan spiritual siswa secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta?

D. Tujuan Penelitian

(14)

1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta.

2. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan spiritual terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta.

3. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara lingkungan belajar dan kecerdasan spiritual terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini diantaranya adalah :

1. Manfaat Teoritis

Secara umum penelitian ini memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan dalam pengajaran ekonomi pada layanan peningkatan prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas 1 SLTA.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat secara praktis, yaitu :

(15)

b. Sebagai masukan bagi siswa akan pentingnya penerapan nilai-nilai spiritual (agama) dalam diri siwa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman atau referensi untuk penilaian berikutnya yang sejenis.

F. Sistematika Laporan

Secara garis besar penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab, yaitu :

Bab I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika laporan. Bab II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan dalam penyusunan penelitian yang berkaitan dengan definisi konsep, definisi operasi, indikator, hubungan, hipotesis.

Bab III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, subjek dan objek penelitian,populasi, sampel, sampling, data dan instrumen pengumpulan data, teknik pengumpulan data, teknik penyajian data, teknik analisis data.

(16)

Bab IV ANALISIS DATA

Bab ini berisi hasil analisis data yang meliputi : pengujian kualitas data dan hasil analisis data.

Bab V PENUTUP

Penutup menguraikan tentang kesimpulan akhir penelitian, keterbatasan penelitian dan saran dari peneliti.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif dan untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih efektif antara model

Wahyu Adi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Pengertian kurikulum tersebut menunjukkan bahwa kurikulum yang dimaksud di atas adalah kurikulum sekolah formal Kurikulum formal meliputi tujuan pembelajaran, bahan

Namun, akses informasi yang terdiri dari jumlah sumber informasi yang diakses responden serta sumber informasi yang paling dipercaya tidak memengaruhi perencanaan

Dengan hak bebas royalti nou-eksklusif ini Universitas Sebelas Maret berhak menyimpan, mengalihmed.iakan, mengeiolanya dalam bentuk pangkalan data (database),

Kegunaan bagi pelaku budidaya buah naga adalah keterbatasan bunga betina pada penyerbukan silang buatan dapat teratasi dengan memanfaatkan bunga yang telah lewat

Suatu lingkungan yang buangan asap kendaraan bermotornya banyak maka kandungan logam Pb dalam udara juga tinggi misalnya di SPBU, maka pekerja SPBU akan menghirup udara kotor

(10) kepedulian, (11) kemampuan memecahkan masalah, (12) tanggung jawab, dan (13) disiplin. Penilaian tertinggi dapat dilihat dari soft skills: kemampuan