• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Nitusae: faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena Nitusae di jemaat Efata Huko‟u Oesena

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Nitusae: faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena Nitusae di jemaat Efata Huko‟u Oesena"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

i Abstrak

Kematian atau ajal adalah akhir dari kehidupan, semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati, baik karena penyebab alami seperti penyakit atau karena penyebab tidak alami seperti kecelakaan. Apa yang terjadi di balik kematian masih menjadi misteri dan perdebatan banyak orang. Namun pada umumnya manusia mempercayai bahwa di balik kematian masih ada dunia lain. Kematian adalah saat di mana tubuh berhenti berfungsi. Roh atau jiwa dipercaya sebagai yang terus ada (immortality). Menurut Taylor, roh dipercayai sebagai yang dapat menangkal kejahatan, menghilangkan musibah atau menjamin kesejahteraan, dengan kata lain kepercayaan pada roh merupakan suatu rasa kebutuhan, maka dari itu roh-roh dipuja dalam bentuk pemujaan roh-roh individual atau kelompok. Orang-orang hidup dapat berkomunikasi dengan roh dan arwah orang-orang mati. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara dan observasi langsung, untuk mendapatkan informasi dengan mengamati secara mendalam apa yang dilakukan dan dikatakan para informan berdasarkan pengalaman mereka. Wawancara untuk mendapatkan informasi dilakukan dengan mewawancarai informan kunci yaitu orang-orang yang pernah mengalami Nitusae, orang-orang yang pernah menyaksikan peristiwa Nitusae dan pendeta serta juga majelis gereja. Faktor-faktor penyebab terjadinya fenomena Nitusae, pertama dikarenakan oleh faktor kepercayaan terhadap roh yang meninggalkan raganya, tidak serta-merta pergi jauh-jauh meninggalkan raganya atau jazadnya, selama kurun waktu tiga hari sebelum akhirnya roh itu pergi ke balik pohon. Kepercayaan ini telah mengakar dalam masyarakat dusun Satu desa Oesena. Kedua faktor psikologi, secara umum Fenomena Nitusae dapat dialami oleh semua orang, baik itu laki-laki maupun perempuan. Namun yang paling sering mengalami fenomena Nitusae di dusun Satu desa Oesena adalah perempuan, dikarenakan perempuan lebih mengutamakan perasaan, mudah terpengaruh, dan sangat suka berbicara dibandingkan laki-laki.

Referensi

Dokumen terkait

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang

dihadapi oleh siswa remaja tunarungu yang menggunakan Bisindo pada.

Kesulitan Komunikasi yang Dihadapi oleh Siswa Remaja. Tunarungu

Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan dimana dan dalam hal apa para peserta didik perlu memperoleh bimbingan dalam mencapai tujuan, sehinga seluruh peserta didik dapat

[r]

Skripsi yang berjudul Implementasi Program LARASITA (Layanan Rakyat Untuk Sertifikat Tanah) di Kantor Pertanahan Kabupaten Karanganyar ini disusun sebagai salah satu

Accordingly, Liebner (2005) assumed that the one of essential element in indigenous life is navigational practice, which is a concept of a spatial orientation.

Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini,