ISSN: 2339-2592 Prosiding Seminar Nasional Ped<embangan Teftini Sains Famasi dan Klinik
l
2013PENGEMBAI\GAN ANTIBODI
IVIONOKLONAL TERHADAP
ANTIGEN
SPESIFIK
My cobacterium t uberc
uiosis SEBAGAI
KANDIDAT DIAGNOSIS TUBERKULOSIS
MELALUI
SPUTUM
Netti Suharti*, Andani Eka Putra
*Bagian
Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas AndalasABSTRAK
Tuberkulosis
(TB)
merupakanpenyakit
inieksi
yang
umumnya mengenai jaringanparu yang disebabkan oleh A,Iycobacterium tuberculosis complex, Diperkirakan dua pertiga penduduk dunia sudah terinfeksi oleh
mikoorganisme
ini
dengan penderita berjumlahl7.l
juta
orang. Diagnosisdini
merupakan kunci utama dalam pengendalianTB.
pengembanganteknik
sero-imunologis
melalui
pengembanganantibodi
monoklonal
untuk
mendeteksi antigen spesifik dalam sputum diperkirakan akan memberikan hasil yang baik.Penelitian
tahun
pertama bertujuan
untuk
mengisolasiprotein
kultur
filtrat
M.Tuberculosis dan isolasi klon sel Hibridoma penghasil antibodi.
Penelitian dilakukan dengan mengkultur bakteri
M.
Tuberculosis dalam medium cairMiddlebrook 7H9 dan mengisolasi protein tersekesi
di
dalam nya dengan teknik sentrifugasidan
filtrasi.
Protein yang didapat diimunisasikan padamencit
Balb/c
untuk
menginduksiaktivitas
sel
limfosit. Sel limfosit
selanjutnyadifusikan
dengansel
mieloma
sehinggaterbentuk
sel
hibridoma.Dilakukan identifikasi
sel
hibridoma producer yang mempunyai kemampuan menghasilkan antibodi.Pada penelitian
ini
berhasil didapatkan proteinkultur
filtrat
yangterdiri dari
banyaklragmen protein dan diketahui bahwa imunisasi secara intraperitoneal memberikan respon
imunologis yang lebih baik.
Hasil fusi
sel mieloma dan seltimfosit
berhasil dilakukan dan didapatkan sel hibrtdoma producer.Kata kunci:
M. tuberculosis,kultur filtrat
protein, hibridoma producer, antibodiPENDAIITJLUAN
Tuberkulosis
(TB)
merupakanpenyakit
infeksi yang umunnya
mengenaijaringan
paru
yang
disebabkan
olehi4ycobacturtum
tuberculosis
complex.Diperkirakan
dua pertiga
penduduk
duniasudah
terinfeksi
oleh
mikroorganisme ini
dengan penderita beriumlah 17.1juta
orang. Kasus baru ditemukan sekitar 8.8juta
kasussetiap tahunnya dengan angka
kematian sekitar 1.7 juta orang (WHO, 2005).Diagnosis
dini
merupakan
kunci utama dalam pengendalianTB.
PemeriksaanBasil Tahan Asam
(BTA)
merupakan metodadiagnosis
yang paling
banyak
digunakan,namun
sensitivitas
hanya
40
-
60%,sebaliknya
kultur
merupakan
metoda diagnosis pasti, namun membutuhkan waktulama (van
Deun
dan Portaels., 1998; Frida etal.,20[,6).
Metoda
diagnosis
yang
palingmenarik saat
ini
adalah deteksi
antigen tersekresi, sepertiESAT-6,
CF-10dan
16-kDa
kristallin. Bouda
et al
(2000)memperlihatkan
deteksi
Lipoarabinoman(LAM)
dalam
sputum
merupakan metoda diagnosis yang sensitif namun tidak spesifik.Fenomena
ini
memberikan harapan bahwa deteksi antigen spesifik ESAT-6 atau CF-10M.
tuberculosis
akan
memberikan
hasildiagnosis
yang lebih
spesifik
dan
sensitif.Hal itu disebabkan antigen
ini
hanyadimiliki
oleh
M.
tuberculosis
complex,
tidakditemukan pada M.
atipik
atauM
bovis strain)9-2592
t 201s ISSN: 2339-2592
Prosiciing Seminar Nasional Petuembangan Tefuini Sains Famasi dan Kinik lll 2Ol3
tIF'IK
osis
monoklonal
diharaPkan
akan
dapatmengidentifikasi
protein
tersekresi tersebut(Bouda et a1.,2000; Ems et a1.,2007;
Brodin
et a1.,2006i).
Pada
penelitian
ini
dicoba dikembangkan antibodi monoklonal spesifikterhadap
protein
M
tuberculosis.
Selauhmana
kemampuan
diagnostik
antibodimonoklonal
ini
akan
dianalisis
dengan menggunakankultur
bakteri sebagai standarbaku
emas
dan
dibandingkan
apakah kemampuan diagnostik antibodi monoklonalini
dengan
metoda
lain,
seperti Elispo!
Quantiferron dan deteksi antibodi.METODE PEIIELITIAN
'lngan ertiga
t
l7.l
rngan stsksi
r cair ugasi luksi ngga rnyai ryak ;pon dan
aet
ing lent6-t0)
tan d,aik.
wa 10 silif.
ki
rk in mli
Penelitian ini
merupakaneksperimental
mumi
dan ditujukan
untuk mendapatkanantibodi monoklonal
spesifikterhadap
protein
kultur filtrat
M. tuberculosis.Kulttur
M.
luberculosis
pada
mediumLowenstein Jensen
lsolat M. tuberculosis didapatkan dari
Laboratorium
Mikrobiologi
FK.
Unand,kultur
dilakukan dengan
menggunakanmedium
Lowesntein Jensen.
Pengamatan dilakukanselama4-
8 minggu. IdentifikasiM.
tuberculosis didasarkan
pada
lama pertumbuhan,morfologi
koloni dan
reaksibiokimia
Preparasi
Cultur Filtrat
Protein (CFP)Koloni
.41 tuberculosis dimasukkanke
dalam medium
Midlebrook
cair
dandiinkubasi.
2-3
minggu
dalam
shakerinkubator. Setelah diinkubasi
dilakukansentrifugasi
untuk
memisahkan
protein dengan bakteri. Sentrifugasi pada 5000 RPM selama 30 menit. Supematan dipisahkan daripelet dan
difiltrasi
dengan durapore 0.22 u, sehingga didapatkanprotein yang
terbebasdari
bakteri.
Konsentrasiprotein
dioeriksa dengan metodaBradford dan
dibaca padaELISA dengan panjang gelombang 595 nm.
Protein
yang didapat diliophilisasi
untuk mendapatkan konsentrasi yang lebih tinggi.Standar
mutu protein
Protein harus bebas
dari
kotaminasi, sehingga dilakukan pemeriksaan kontaminasi dengan menggunakan agar darah. Suspensiprotein
yang
telah
terkontaminasi
tidakdipergunakan.
Pembuatan
antibodi
monoklonalIni
merupakan tahapan penelitian yangterpanjang.
Tahapan
diawali
denganimunisasi
pada mencit
dengan
antigenspesifik
M
Tuberculosis,
yaitu
proteinESAT-6. Setelah didapatkan periode dengan
respon
antibodi yang tertinggi,
dilakukanisolasi
limfosit dari limfa
mencit, dihitungdengan
jumlah
108 sel. Sel mielomadipilih
dengan.iumlah yang sama limfosit, dilakukanlusi
sehinggadidapatkan
sel
hibdridoma.Selanjutnya
dilakukan seleksi
hibridomauntuk
memisahkanhibridoma dengan
selmioloma
dan limfosit yang tidak
berfusi. Prosedurini
dilakukan dengan media seleksihipoxantin. aminopterin dan
timidin (tlAT),
dalam hal
ini
sel hibridoma dan limfosit yangtidak
berfusi
akan
mati.
Selanjutnyaditambahkan
feeder
cells,
dalam
hal
ini
makrofag
untuk
mamfagosit
sel-sel
yang mati.Dilakukan prosedur
kloning
untukmendapatkan satu
klon
hibridoma penghasilantibodi.
Prosedur
ini
dilakukan
denganmenempatkan
I
sel
hibridoma dalam
tiap sumuran.ldentifikasi
hibridoma
penghasilantibodi
monoklonal (producer)dan
bukan penghasil, dilakukan analisis supematan daritiap
sumuran dengan menggunakanELISA
Kelompok non produser selanjutnya dibuang. Sehingga pada akhimya didapatkan sumuran dengan hibridoma produser.Tahapan
berikutnya
adalah propagasihibridoma Droduser yang dilakukan secara in
vivo, yaitu
dengan menyuntikkan
klonhibridoma pada mencit secara intraperitoneal.
Dalam
2
minggu. mencit
akan mengalamiascites
yang
mengandung banyak antibodi monoklonal.129
t
ry,
iliil
ISSN:2339-2592Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Tefuinisarhs Farmasi dan Kinik
ill
2013Antibodi
monoklonal yang
dihasilkanciipresipitasi ciengan
amonium sultat
jenuhdan
dipurifikasi dengan
teknik
aflinitaskromatografi.
Pada
akhir
tahapan
ini
didapatkan suatuantibodi monoklonal
danklon sel hibridoma produser.
Implikasi
etik
pada hewanPersyaratan etik pada hewan coba didasarkan
pada protokol penggunaan hewan coba untuk
penelitian yang dikeluarkan oleh komisi etik
penelitian Universitas Andalas.
HASIL
Penelitian
pada
tahap
pertamaditujukan
untuk
mendapatkan protein kulturfiltrat
dan
mengisolasi
klon
hibridoma penghasil antibodi. Karakteristik antibodi danuji
diagnostik
baru
dilakukan pada
tahunkedua sesuai
yang
direncanakan
dalamproposal penelitian.
Klon
hibridoma
yangtelah diisolasi dapat disimpan dalam jangka
panjang dalam tabung nitrogen.
Preparasi
protein
Kultur
Filtrat
M.
tuberculosisProtein
kultur
filtrat
merupakanprotein
yang
disekresikanoleh
bakteri
M.tuberculosis ke dalam lingkungan dan terdiri
dari banyak protein antara lain esat-6,
cft-10,
l8
kDa,
38
kDa
dan
lain
sebagainyaIdentifikasi detail protein tidak
dilakukandalam
tahapanini
karena akan
dilakukanpada saat penilaian karakteristik antibodi.
tsakteri
M.
tuberculosrs ditumbuhkan pada mediumcair Middlebrook
7Hg selama15
hari
tanpa ditambah
dengan suplemenOADC, namun diberikan antibiotika
pnNfa
@ecton Dickinson)
untuk
mencegah kontaminasi.PANTA
mengandung sejumlahantibiotika
dan anti jamur,
antara
lainamfoterisin,
Nalidixid
acid, trimethoprim danvancomisin. Pada penelitian
ini
digunakan 2(dua) isolat
bakteri,
yaitu
isolat
M
tuberculosis strain H37Rv yang didapat dari
bagian
Mikrobiologi
FK.
UGM dan
isolatlokal yang
didapat
dari
RS.
Dr.
Sardiito.Isolat
lokal
telah
diidentifikasi
sebagaiM
tuberculosis dengan menggunakan sejumlah
reaksi
biokimia,
sepertiNiasin,
para Nitro
Benzoic
Acid,
katalasedan
Nitrat
(gambarl).
Untuk menjamin bahwa protein yang didapat
benar-benar berasal dari M. tuberculosis
dilakukan identifi kasi kemungkinan
kontaminasi dengan agar darah. Hasil
pemeriksaan tidak ada pertumbuhan bakteri lain, yang memperlihatkan bahwa suspensi bakteri benar-benar berasal dari
M.
tuberculosis.
padat
Lowenstein Jensen
dan Gambarl.
Kultur
M.
tuberculosis
dalam
mediummedium cair Middlebrook 7H9
Protein yang terdapat dalam suspensi
dipisahkan
dari
bakteri
dengan sentrifugasi pada 5000RPM
selamal5
menit danfilhasi
dengan durapore 0.22. Protein yang diperolehdielektroforesis
dengan
SDS-PAGE.Visualisasi elektroforesis
memperlihatkanpola
pita
yang terpisah-
pisah (gambar 2).130
A B
*
I
39-2592
ilt
2013 akukan ekukandi.
ruhkan selama rlemen
TNTA
rcegah
umlah lain m den kan 2
M.
t
dari isolatdiito.
ri
M. mlahVitro nbar
prosiding seminar Nasionat petuembangan Tetuinisarhs Farma
",J::yi;frttr:r3::,
Gambar
2.
Hasil
elektroforesis proteindari
isolatM.
tuberculosisH37Rv
danlokal.
Band terlihat tipis karena konsentrasi protein yang sangat rendah.tpat
Pada
penelitian
ini.
konsentrasiprotein terlihat
sangat rendahsaat
dinilaidengan metoda Bradford (tabel
l).
Fenomena ini
memperl i hatkan sedikitnya.i um lah protein
Hasil
ini
memperlihatkan gambaranyang
sesuai denganyang
ditemukan oleh penelitian iain, dimana semakin virulen suatu bakteriM.
tuberculosis, maka variasi proteinyang
diproduksi
akan semakin banyak. Halitu
disebabkan sebagian besarprotein
yangdihasilkan
menentukan
viabilitas
danvirulensi bakteri itu sendiri.
Pengembangan
sel
hibridoma
penghasil(hibridoma producer)
Imunisasi
Imunisasi mencit
Balb/C menggunakanprotein
kultur
filtrat
denganTabel
l-
Konsentrasiprotein dari isolat M. tuberculosis strain H37Rv dan lokalNo
Isolat
Konsentrasi(ug/ml)
I H37Rv I 7
2 H37Rv 2 4,9
3
Lokal
I 284
Lokal2
17,85yang
disekresikan
oleh
bakteri
M.tuberculosis. Penelitian
ini
tidak
dapat menielaskan penyebab rendahnya produksi protein terseklesi oleh M. tuberculosis.konsentrasi
5
ug/ml
sebanyak 100ul.
Agar memberikan responimun yang lebih
baikdiberikan
freud
adjuvan complet
danincomplet dalam volume yang sama dengan
protein
kultur
filtrat.
Imunisasi
diberikandalam
3
(iga)
tahapan denganinterval
12hari,
yang
diawali
dengan
complet dilanjutkan dengan2kali
tahapan incompiet. Pada penelitianini
digunakan2
(dua) model imunisasi, yaitu intrqperitoneal dan subkutan. Protein yang digunakanjuga Z
(dua).jenis,yaitu yang
berasaldari
strain
H37Rv
danisolat lokal.
OD
antibodi yang
terbentuk dibandingkan dengan kontrol (tabel 2). ,niI
m
n
[image:5.597.208.457.68.245.2]1II'
ISSN: 2339-2592 prcsiding Seminar Nasional Petuembangan Terkini Sains Famasi dan
Kinik l
2013 Tabel 2. Nilai cal densi OD terhada kulturfiltrar
I
I
Berdasarkan
data
ini
terlihat
bahwamencit
nomor
7
yang
mendapat imunisasidengan
protein lokal
secara intraperitonealmemperlihatkan
nilai OD
IgG anti
proteinlokal yang lebih tinggi dari yang lain. Hal
ini
menyebabkanmencit
ini
dijadikan
sebagai objek untuk isolasi limfosit.Fusi
limfosit
dengan selMieloma
Fusi
sel
limfosit dan
sel
mielomadilakukan
secarain
vitro
dengan bantuanfusogen
yaitu
Poli
Erhilen
clikol
@Ec)
dengan konsentrasi 45%6.
deneai
pH
8.0
-8.2. Keadanini
dianggapoptimal
untuk fusisel
(Soeyoko, 1992).
Untuk
mencegah kontaminasi ditambahkan antibiotika dan antijamur, yaitu
penisilin
I00 ug/ml, streptomisin 100uglml
dan
Fungizon2%.
Padafusi
ini
juga
ditambahkanmakofag
sebagai feeder cells yang berperan dalam memfagosit semua sel-sel mati dan bahan sisa.Sel
mieloma
bersifat
immortal sedangkanlimtbsit mortal,
sehingga pada prosedurfusi,
sel sel
mielomadan limfosit
yang
tidak
berfusi harus dibuang.
Padapenelitian
ini
digunakanFIAT
yang bersifattoksik
terhadapsel mieloma
sedangkan sellimfosit
akanmati
dengan sendirinya. Padaakhimya dalam medium fusi akan ditemukan hanya sel hibridoma.
Sel hibridoma
terdiri dari
hibridomaproducer
yaitu
sel
yang
mempunyai kemampuan menghasilkan antibodi dan nonproducer,
yang tidak
mempunyaikemampuan menghasilkan
antibodi.Identifikasi
sel
ini
ditentukan
dari
ada tidaknya anti IgG yang terbentuk padakultur
sel
tersebut. Padapenelitian
ini
ditemukanklon
hibridoma producer terdapat
pada sumuran nomor A.3.Pada penelitian
ini
dapat disimpulan sebagai berikut:l.
Telah
dapat dilakukan
purifikasisederhana
protein
kultur
filtrat
daribakteri
M.
tuberculosisH37Rv
dan isolat lokal2.
Telah
dapat
diidentifikasi
klon
sel hibridoma producerKESIMPULAN
No
Isolat
Nilai OD
1 H37Rv subcutan o.236
a meni;i1 2 den in FI37Rv subkuiiut
0.357
3 Mencit 3 H37Rv subkutan 0.382
4
0.3M
5
ein H37Rv subkutan rotein H37Rv
Mencit 4 den gan
itoneal
Mencit 5 den
0.42i
6 Mencit 6 den H37Rv toneal 0.389
7 Mencit 7 dengan protein H37Rv toneal 0.453
8 H37Rv in toneal 0.552
9
Mencit
1 den nlokal
subcutan 0.435l0
mencit 2 den n ein lokal subkutan 0.56!ll
Mencit 3 protein lokal subkutan 0.41st2
Mencit 4 dengan protein lokal subkutan o.329l3
Mencit
5 dengan protein lokal intraperitoneal o<l?
t4
Mencit 6 dengan protein lokal intraperitoneal 0.681l5
Mencit 7 dengan protein lokal intraperitoneali6
iVfencit 8 rieri rotein krkal ir itorreai132
I
Mencit
I
denganMencit 8 dengan protein
[image:6.597.147.530.61.338.2]