• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN TEKNIK PSIKODRAMA UNTUK MEREDUKSI KONFORMITAS TEMAN SEBAYA YANG BERLEBIHAN PADA PESERTA DIDIK: Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN TEKNIK PSIKODRAMA UNTUK MEREDUKSI KONFORMITAS TEMAN SEBAYA YANG BERLEBIHAN PADA PESERTA DIDIK: Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar : 257/S/PPB/2015

PENGGUNAAN TEKNIK PSIKODRAMA UNTUK

MEREDUKSI KONFORMITAS TEMAN SEBAYA YANG

BERLEBIHAN PADA PESERTA DIDIK

(Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

oleh

Gita Dwi Putri Mareta NIM 1000323

DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

No. Daftar : 257/S/PPB/2015

GITA DWI PUTRI MARETA

PENGGUNAAN TEKNIK PSIKODRAMA UNTUK

MEREDUKSI KONFORMITAS TEMAN SEBAYA YANG BERLEBIHAN PADA PESERTA DIDIK

(

Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015

)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Nandang Rusmana, M.Pd. NIP 19600501 198603 1 004

Pembimbing II

Dra. Chandra Affiandari, M.Pd. NIP 19570611 198609 2 001

Mengetahui

Ketua Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

(3)

No. Daftar : 257/S/PPB/2015

PENGGUNAAN TEKNIK PSIKODRAMA UNTUK

MEREDUKSI KONFORMITAS TEMAN SEBAYA YANG

BERLEBIHAN PADA PESERTA DIDIK

(Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh

Gita Dwi Putri Mareta

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

© Gita Dwi Putri Mareta 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian

(4)

Gita Dwi Putri Mareta, 2015

Penggunaan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Gita Dwi Putri Mareta. (2015). Penggunaan Teknik Psikodrama untuk Mereduksi Konformitas Teman Sebaya yang Berlebihan Pada Peserta Didik (Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015).

Penelitian dilatarbelakangi oleh tinggginya kecenderungan konformitas teman sebaya pada peserta didik usia remaja, sementara disisi lain terdapat tuntutan pada remaja untuk dapat mengembangkan identitas diri yang membedakan dengan individu lainnya. Fenomena menunjukkan kecenderungan remaja untuk melakukan konformitas secara berlebihan dapat mengarahkan pada perilaku negatif. Karena itu diperlukan upaya bantuan untuk membantu peserta didik dalam mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan. Tujuan dilakukannya penelitian adalah menguji efektivitas teknik psikodrama dalam mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Metode penelitian menggunakan metode pra-eksperimen dengan One Group Pretest-Posttest Design. Subjek penelitian yang memperoleh intervensi sebanyak 18 orang peserta didik yang memiliki konformitas teman sebaya yang berlebihan berdasarkan hasil pretest. Instrumen penelitian yang digunakan mengacu pada aspek yang mendasari konformitas. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan statistik uji Paired Samples t Test dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Berdasarkan hasil penelitian diketahui secara umum konformitas teman sebaya pada peserta didik berada pada kategori sedang. Intervensi konseling kelompok dengan teknik psikodrama yang disusun berdasarkan analisis kebutuhan peserta didik, efektif dalam mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik, terlihat dari penurunan skor konformitas secara signifikan pada hasil posttest. Rekomendasi penelitian ditujukan kepada guru BK dan peneliti selanjutnya.

(5)

Gita Dwi Putri Mareta, 2015

Penggunaan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Gita Dwi Putri Mareta. (2015). The Used of Psychodrama Technique to Reduced an Over Peer Conformity of Students (Pre-Experiment Research to Eight Grade in SMP Negeri 43 Bandung 2014/2015th).

The research is based by the over tendention of peers conformity in adolescence while in other side the teenagers have to develop their self identity that distinguish with others. The phenomenon shows that the high level of tendention can be the purpose for their negative behavior. Because the relief effort is needed to help students to reduction their over peer conformity. The purpose of this research is to test the effectiveness of psychodrama technique to reduce the over peer conformity of students from SMP Negeri 43 Bandunng in eight grade in 2014/2015. Design method of the research is used One Group Pretest-Posttest Design. The subject of the research who received an intervention are 18 students who had an over peer conformity. The instruments of the

research based on basic conformity from Deutsch & Gerrard. Hypothesis’s test used

Paired Samples t Test in SPS 16.0 for windows. The result of the research in general peers conformity of the students in medium category. The intervention of group counseling with psychodrama techniques are based on need assessment analysis of students was effective to reduce the over peers conformity of students, seen from decrease of the posttest scores conformity. This research is recommended for guidance and counseling teacher and the other researcher.

(6)

Gita Dwi Putri Mareta, 2015

Penggunaan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

2.1Konsep Konformitas Teman Sebaya ...12

2.1.1 Pengertian Konformitas ...12

2.1.2 Dasar-dasar Konformitas ...14

2.1.3 Jenis Konformitas ...16

2.1.4 Tingkatan Konformitas ...17

2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Konformitas ...19

2.1.6 Kelompok Teman Sebaya ...21

2.1.7 Konformitas Teman Sebaya pada Remaja ...24

2.2Konsep Psikodrama ...26

(7)

Gita Dwi Putri Mareta, 2015

Penggunaan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.3Psikodrama sebagai Teknik Konseling Kelompok untuk Mereduksi

Konformitas Teman Sebaya yang Berlebihan ...40

2.4Penelitian Terdahulu ...44

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...64

4.1 Deskripsi Temuan Penelitian ...64

4.1.1 Gambaran Konformitas Teman Sebaya Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 ... 64

4.1.2 Program Intervensi dengan Teknik Psikodrama untuk Mereduksi Konformitas Teman Sebaya yang Berlebihan pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 ...74

4.1.3 Gambaran Keefektifan Teknik Psikodrama untuk Mereduksi Konformitas Teman Sebaya yang Berlebihan ... 91

4.2Pembahasan Hasil Penelitian ... 99

4.2.1 Gambaran Konformitas Teman Sebaya Peserta Didik ... 99

4.2.2 Pelaksanaan Intervensi dengan Teknik Psikodrama untuk Mereduksi Konformitas Teman Sebaya yang Berlebihan pada Peserta Didik... 106

4.2.3 Gambaran Keefektifan Penggunaan Teknik Psikodrama untuk Mereduksi Konformitas Teman Sebaya yang Berlebihan ... 115

4.3Keterbatasan Penelitian ... 119

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 120

5.1Simpulan ... 120

5.2Implikasi ... 121

5.3Rekomendasi ... 121

(8)

Gita Dwi Putri Mareta, 2015

Penggunaan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jumlah Populasi Penelitian ...49

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Konformitas Teman Sebaya ...53

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Item ...57

Tabel 3.4. Penentuan Kategori dengan Menggunakan Skor ɀ ...60

Tabel 3.5. Kategori, Frekuensi dan Persentase Konformitas Teman Sebaya ...60

Tabel 3.6. Interpretasi Kategori Konformitas Teman Sebaya ...60

Tabel 3.6. Klasifikasi N-gain ...63

Tabel 4.1. Pengkategorian Berdasarkan Kedudukan Persentil ...67

Tabel 4.2. Hasil Penimbangan Pakar terhadap Program Intervensi dengan Teknik Psikodrama untuk Mereduksi Konformitas Teman Sebaya yang Berlebihan ...75

Tabel 4.3. Kondisi Konformitas Teman Sebaya yang Berlebihan Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 ...79

Tabel 4.4. Rencana Operasional Pelaksanaan Intervensi Psikodrama untuk Mereduksi Konformitas Teman Sebaya yang Berlebihan pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 ...83

Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest ...92

Tabel 4.6. Uji Dua Rata-rata Pretest dan Posttest ...93

Tabel 4.7. Hasil Uji Dua Rata-rata Pretest dan Posttest pada Setiap Indikator ....93

Tabel 4.8. Gain Ternormalisasi Setelah Memperoleh Intervensi ...94

(9)

Gita Dwi Putri Mareta, 2015

Penggunaan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.10. Hasil Jurnal Kegiatan Harian ...98

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Kedudukan Persentil Rata-rata SKor Peserta Didik Sebelum Intervensi pada Setiap Indikator...66 Grafik 4.2 Kedudukan Persentil Rata-rata Skor Konformitas Teman Sebaya

Sebelum dan Setelah Memperoleh Intervensi ...68 Grafik 4.3 Perbedaan Kedudukan Persentil Rata-rata Skor Pretest dan Posttest

pada Aspek Pengaruh Informasi ...69 Grafik 4.4 Perbedaan Kedudukan Persentil Rata-rata Skor Pretest dan Posttest

pada Aspek Pengaruh Normatif ...72

DAFTAR GAMBAR

(10)

Gita Dwi Putri Mareta, 2015

Penggunaan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A SURAT-SURAT PENELITIAN SK Pengangkatan Dosen Pembimbing Surat Izin Melaksanakan Penelitian

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN

Validasi Judgement Instrumen

Rekapitulasi Validasi Judgement Instrumen Kisi-kisi Instrumen Sebelum Uji Coba Kisi-kisi Instrumen Setelah Uji Coba Angket Konformitas Teman Sebaya LAMPIRAN C HASIL PENGOLAHAN DATA

Hasil Uji Skala

Hasil Uji Validasi Item Hasil Uji Reliabilitas

Hasil Profil Konformitas Teman Sebaya Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest

Hasil Perhitungan Nilai Persentil Hasil Uji Normalitas

Hasil Uji t

(11)

Gita Dwi Putri Mareta, 2015

Penggunaan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Valdiasi Judgement Program

Program Intervensi Satuan Layanan Naskah Drama

Lembar Refleksi Sesi Intervensi Jurnal Harian Sesi Intervensi

LAMPIRAN E KUMPULAN DATA PENELITIAN Surat Pernyataan Peserta Didik

Contoh Lembar Refleksi Peserta Didik Contoh Jurnal Harian Peserta Didik

LAMPIRAN F DOKUMENTASI

(12)

Gita Dwi Putri Mareta, 2015

Penggunaan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan merupakan pemaparan mengenai dasar dilakukannya penelitian, yaitu terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi. 1.1Latar Belakang Penelitian

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat terlepas dari peranan orang-orang yang berada disekitarnya, karena itu selama menjalani proses kehidupannya, manusia terus melakukan hubungan sosial. Ali & Asrori (2009, hlm. 85) mengungkapkan hubungan sosial mula-mula dimulai dari lingkungan rumah sendiri kemudian berkembang lebih luas lagi ke lingkungan sekolah, dan dilanjutkan kepada lingkungan yang lebih luas lagi, yaitu tempat berkumpulnya teman sebaya. Hubungan sosial yang dilakukan di lingkungan rumah dimulai sejak individu berada pada masa bayi dan terus berkembang sampai individu mulai memiliki lingkungan sosial yang lebih luas, dalam artian hubungan sosial terus berkembang seiring dengan perkembangan individu.

Salah satu tahap perkembangan yang penting dalam kehidupan individu adalah masa remaja. Menurut Yusuf (2009a, hlm. 184) “fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik sehingga mampu bereproduksi”. Selain perubahan dalam aspek fisik, terjadi pula perubahan dalam aspek lainnya yang meliputi aspek emosi, intelegensi dan sosial, seluruh aspek tersebut saling mempengaruhi satu sama lain (Yusuf, 2012b, hlm. 17).

(13)

Gita Dwi Putri Mareta, 2015

Penggunaan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dialami remaja pada masanya, kenyataan ini erat kaitannya dengan kemampuan remaja dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. “Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah berhubungan dengan penyesuaian sosial” (Hurlock, 1980, hlm. 213). Remaja dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan orang-orang disekitarnya melalui pola baru, dengan mengatasnamakan diri yang sudah bukan anak lagi. Ali & Asrori (2009, hlm. 91) mengungkapkan “masa remaja bisa disebut sebagai masa sosial karena sepanjang masa remaja hubungan sosial semakin tampak jelas dan dominan”. Menginjak usia remaja individu mulai diperkenalkan pada lingkungan sosial yang lebih luas, sehingga keluarga bukan lagi satu-satunya yang berperan penting dalam perkembangannya.

Pengaruh teman sebaya memiliki peranan yang sangat kuat dalam perkembangan remaja, bahkan peran teman sebaya pada masa remaja dapat menjadi lebih penting dibandingkan dengan keluarga. Hal ini disebabkan karena remaja lebih banyak menghabiskan waktu di luar bersama teman sebayanya dibandingkan dengan pada masa sebelumnya, terutama dalam kegiatan di sekolah.

(14)

3

Konformitas dapat menjadi salah satu cara remaja untuk menutupi kelemahan yang dirasakan oleh dirinya. Melalui bergabung dengan kelompoknya remaja akan merasa tertutupi kelemahannya melalui kekuatan yang diperoleh dari teman-teman sekelomponya. “Banyak remaja yang khawatir tentang seberapa baik mereka disukai dan diterima oleh rekan-rekan mereka, yang akan menjelaskan mengapa remaja sering menyesuaikan diri dan menyesuaikan perilaku, sikap, dan keyakinan mereka kepada orang-orang di sekitar mereka” (McElhaney, dkk. 2008, dalam Tolley, 2013). Conger (dalam Yusuf, 2012b, hlm. 59) memaparkan berdasarkan survey nasional terhadap remaja di Amerika, ditemukan remaja memiliki kecenderungan yang kuat untuk menjadi populer dan konformitas. Remaja ingin selalu berada menjadi bagian dari kelompoknya, mereka akan melakukan konformitas terhadap kelompoknya dalam berbagai aspek yang ditunjukkan melalui tindakan ataupun pemikiran, hal tersebut dilakukan remaja agar terhindar dari sanksi kelompok. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Myers (2012, hlm. 252) “konformitas adalah bertindak atau berpikir secara berbeda dari tindakan dan pikiran yang biasa kita lakukan jika kita sendiri”.

Russell & Bakken (2002, hlm. 1) mengungkapkan “remaja yang paling rentan terhadap konformitas teman sebaya berkisar antara kelas tujuh dan kelas delapan”. Kelas tujuh dan kelas delapan termasuk pada rentang usia remaja awal, ketika masa tersebut pengakuan dari kelompok teman sebaya sangat penting. Pada masa remaja awal kecenderungan untuk mengikuti standar-standar atau norma-norma teman sebaya lebih kuat daripada yang dilakukan pada masa kanak-kanak. Eccles (1999, hlm. 39) menyatakan “penyesuaian dengan kelompok teman sebaya dapat membuat masalah untuk remaja awal dan kebaikan remaja sering rusak oleh pengaruh negatif dari teman sebaya (khususnya oleh kelompok-kelompok)".

(15)

4

536) mengungkapkan “beberapa hasil penelitian telah menetapkan bahwa individu mungkin dipengaruhi oleh norma-norma kelompok bahkan ketika perilaku tersebut merugikan kesehatan atau kesejahteraan mereka sendiri”.

Yusuf (2009a, hlm. 14) menerangkan “perkembangan konformitas pada remaja dapat berdampak positif atau negatif, tergantung kepada siapa atau kelompok mana dia melakukan konformitasnya”. Pada dasarnya remaja perlu melakukan penyesuaian diri dengan teman-teman sebayanya, “menjadi bagian dari kelompok teman sebaya merupakan salah satu tugas perkembangan yang utama bagi remaja” (Bourne, 1978; Coleman & Hendry, 1990; Erikson, 1968, dalam Santor, dkk. 2000, hlm. 164). Namun konformitas yang baik adalah yang memiliki batasan dan tidak berlebihan. Burger (dalam Baron & Byrne, 2005, hlm. 65) mengemukakan “ada dua hal penting yang harus diperhatikan dalam melakukan konformitas, yaitu kebutuhan dalam mempertahankan individualitas dan kebutuhan untuk mempertahankan kontrol atas kehidupan sendiri”. Sehingga terdapat dua bentuk dampak negatif yang muncul akibat konformitas yang berlebihan, yaitu kehilangan identitas diri atau individualitas dan perilaku negatif sebagai akibat penyesuaian yang berlebihan terhadap kelompok negatif.

(16)

5

oleh konformitas meliputi pesta makan, diet berlebihan, merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan, penggunaan kokain remaja, dan keterlibatan geng.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2013) mengenai perilaku konformitas negatif pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bancak Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2012/2013 menunjukkan 25% peserta didik memiliki konformitas negatif yang sangat tinggi, 26,1% peserta didik memiliki konformitas negatif yang tinggi, 23,9% peserta didik konformitas negatifnya sedang, dan 25% peserta didik yang konformitas negatifnya rendah. Hasil penelitian tersebut mengartikan jumlah peserta didik yang memiliki konformitas negatif lebih dominan dibandingkan peserta didik yang tidak memiliki konformitas negatif. Selanjutnya berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Cynthia (2007) mengenai konformitas kelompok dan perilaku seks bebas pada remaja, menunjukkan adanya hubungan positif yang sangat signifikan antara konformitas kelompok dengan perilaku seks bebas pada remaja. Penelitian lainnya dilakukan oleh Cipto & Kuncoro (2009) mengenai harga diri dan konformitas terhadap kelompok dengan perilaku minum-minuman beralkohol pada remaja. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara harga diri dan konformitas terhadap kelompok dengan perilaku minum-minuman beralkohol pada remaja. Berdasarkan beberapa hasil penelitian mengenai konformitas di atas terlihat perilaku konformitas remaja cenderung mengarah pada perilaku-perilaku negatif.

(17)

6

Sistem pendidikan di sekolah sejatinya tidak hanya mengarahkan peserta didik untuk memperoleh keterampilan kognitif yang ditandai dengan perolehan prestasi yang gemilang. Namun mengarahkan pula peserta didik untuk memiliki keterampilan sosial dan pengelolaan diri yang baik ditandai dengan sikap dan perilaku yang terdidik, yang menunjang pada kesuksesan hidup yang efektif. Ini sejalan dengan ungkapan Hurlock (dalam Yusuf, 2012b, hlm. 54) „sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak (peserta didik) baik dalam cara berpikir, bersikap maupun berperilaku‟. Lebih lanjutnya Rutter (dalam Yusuf, 2012b, hlm. 55) menyatakan „sekolah yang efektif adalah sekolah yang memajukan, meningkatkan atau mengembangkan prestasi akademik, keterampilan sosial, sopan satun, sikap positif terhadap belajar, rendahnya angka absen peserta didik, dan memberikan keterampilan-keterampilan yang memungkinkan peserta didik dapat bekerja‟. Hal ini mengartikan bahwa mengembangkan keterampilan sosial peserta didik merupakan tanggung jawab pihak sekolah.

(18)

7

kekuatan yang memberikan dorongan kepada orang tersebut dan salah satu caranya adalah dengan menegaskan keunikan.

Peserta didik yang memiliki konfomitas teman sebaya yang berlebihan memerlukan bantuan untuk dapat lebih memahami dirinya dan mampu mengekspresikan keunikan dirinya tanpa adanya tekanan dari kelompok teman sebaya melalui layanan bimbingan dan konseling. Terdapat berbagai teknik dalam bimbingan dan konseling, sehingga perlu dikembangkan penelitian mengenai penggunaan teknik bimbingan dan konseling untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik.

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian

Konformitas teman sebaya merupakan upaya penyesuaian yang dilakukan oleh peserta didik usia remaja terhadap kelompok teman sebayanya dengan harapan dapat diterima menjadi bagian dari kelompok tersebut. Hal ini sejalan dengan pengertian konformitas yang diungkapkan oleh Baron dan Byrne (2005, hlm. 53) yaitu “bentuk penyesuaian terhadap kelompok sosial karena adanya tuntutan dari kelompok sosial untuk menyesuaikan, meskipun tuntutan tersebut tidak terbuka”. Konformitas teman sebaya pada peserta didik terlihat dari kecenderungan untuk selalu menyamakan berbagai aspek dengan kelompok acuan sehingga dapat terhindar dari celaan maupun keterasingan.

(19)

8

harus diperhatikan dalam melakukan konformitas, yaitu kebutuhan dalam mempertahankan individualitas dan kebutuhan untuk mempertahankan kontrol atas kehidupan sendiri”.

Layanan bimbingan dan konseling diperlukan dalam membantu peserta didik agar mampu terlepas dari pengaruh negatif yang disebabkan oleh konformitas yang berlebihan. Jenis layanan yang diperlukan berupa bantuan responsif atau penyembuhan, sehingga bentuk layanan yang dapat diberikan adalah melalui bentuk konseling. Boy dan Pine (Depdikbud, dalam Yusuf & Nurihsan, 2010, hlm. 9) menyatakan „tujuan konseling di sekolah adalah membantu peserta didik menjadi lebih matang dan lebih mengaktualisasikan dirinya, membantu peserta didik maju dengan cara yang positif, membantu dalam sosialisasi peserta didik dengan memanfaatkan sumber-sumber dan potensinya sendiri‟.

Upaya konseling yang dapat dilakukan untuk membantu peserta didik usia remaja yang memiliki konformitas teman sebaya yang berlebihan adalah melalui teknik psikodrama. Penggunaan psikodrama lebih menekankan dalam membantu konseli untuk dapat mengekspresikan dirinya tanpa adanya tekanan dari kelompok teman sebayanya, dengan harapan konseli tidak memiliki konformitas yang berlebihan dan dapat terhindar dari perilaku negatif. Chimera & Baim, (2010, hlm. 1) menjabarkan tujuan dari psikodrama

Psikodrama dapat membantu orang untuk lebih memahami diri sendiri dan sejarah mereka, mengatasi kerugian dan trauma, mengatasi ketakutan, meningkatkan hubungan intim dan sosial mereka, mengekspresikan dan mengintegrasikan pikiran dan emosi yang tertahan, berlatih keterampilan baru atau mempersiapkan diri untuk masa depan.

(20)

9

untuk melawan ketakutan yang mendalam, dan keterbatasan pasif yang dialami pada masa lalu.

Melalui penggunaan psikodrama diharapkan peserta didik yang memiliki konformitas teman sebaya yang berlebihan mampu menunjukkan keunikan dirinya sendiri dihadapan anggota kelompok lainnya, serta mampu menghargai setiap keunikan yang dimiliki masing-masing anggota kelompoknya, dengan begitu peserta didik akan menghargai keunikan masing-masing individu, dan tidak memaksakan diri untuk selalu menyamakan pemikiran dan tindakan, sehingga dapat terhindar dari dampak negatif perilaku konformitas teman sebaya yang berlebihan. Oleh karena itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah teknik psikodrama efektif untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik?”

Berdasarkan identifikasi masalah konformitas teman sebaya dan teknik psikodrama, maka terdapat beberapa rumusan masalah secara spesifik yang diajukan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut.

1) Bagaimana gambaran umum konfomitas teman sebaya pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015?

2) Bagaimana rancangan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015?

3) Bagaimana keefektifan pelaksanaan intervensi layanan konseling kelompok dengan menggunakan teknik psikodrama dalam mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015?

1.3Tujuan Penelitian

(21)

10

1) Untuk memperoleh gambaran umum tentang konfomitas teman sebaya pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. 2) Untuk memperoleh rancangan teknik psikodrama dalam mereduksi konformitas

teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

3) Untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan intervensi layanan konseling kelompok dengan menggunakan teknik psikodrama dalam mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

1.4Manfaat Penelitian

Apabila tujuan dari penelitian telah tercapai, maka terdapat beberapa manfaat yang diberikan dari penelitian baik secara teoretis maupun praktis. Manfaat tersebut sebagai berikut.

1) Teoretis

Secara teoretis, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman dan keilmuan mengenai perilaku sosial pada remaja terutama dalam hal konformitas teman sebaya pada peserta didik di SMP. Serta dapat menambah wawasan terkait penggunaan teknik psikodrama dalam bimbingan dan konseling. 2) Praktis

Secara praktis, manfaat dari penelitian ini antara lain.

a. Bagi Profesi Guru Bimbingan dan Konseling, dapat mengetahui kondisi peserta didik usia remaja awal, terutama mengenai perilaku konformitas terhadap teman sebaya, dan pengaruh negatif dari konformitas teman sebaya yang berlebihan. Serta dapat menggunakan layanan yang tepat untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik. b. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi pengalaman dan menambah wawasan

(22)

11

1.5Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang terdiri dari pendahuluan, kajian pustaka, metodologi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta simpulan, implikasi dan rekomendasi.

Bab I merupakan pendahuluan, di dalamnya mengungkapkan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

Bab II kajian pustaka mengenai konformitas teman sebaya pada remaja dan teknik psikodrama, di dalamnya disajikan teori yang relevan sebagai landasan dilakukannya penelitian, penelitian terdahulu mengenai konformitas teman sebaya pada remaja dan penggunaan teknik psikodrama, serta asumsi, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

Bab III yang merupakan metodologi penelitian, mengungkapkan tentang desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, serta teknik pengumpulan dan analisis data.

Bab IV merupakan temuan penelitian dan pembahasan, yang di dalamnya memuat tentang hasil temuan penelitian dan pembahasan hasil analisis data mengenai penggunaan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik.

Bab V merupakan simpulan, implikasi dan rekomendasi, yang berisi kesimpulan dari keseluruhan penelitian yang dilakukan, dan rekomendasi terhadap berbagai pihak terkait kelanjutan penelitian.

(23)

Gita Dwi Putri Mareta, 2015

Penggunaan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan pemaparan mengenai alur penelitian yang digunakan, mulai dari pendekatan penelitian yang diterapkan, instrumen penelitian yang digunakan, tahapan pengumpulan data yang dilakukan, serta langkah-langkah analisis data yang dijalankan dalam penelitian.

3.1Desain Penelitian

Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model pra-eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah Prates-Postes pada satu kelompok (One Group Pretest-Posttest Design). Dalam model desain penelitian pra-eksperimen, kelompok tidak diambil secara acak atau pasangan, juga tidak ada kelompok pembanding, tetapi diberi tes awal dan tes akhir sampai perlakuan (Sukmadinata, 2012, hlm. 208). Penggunaan desain penelitian bertujuan untuk mengetahui keefektifan teknik psikodrama dalam mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015, dengan membandingkan antara sebelum dan setelah pemberian intervensi.

Rancangan desain penelitian One Group Pretest-Posttest digambarkan sebagai berikut (Creswell, 2010, hlm. 241).

Kelompok A O1 X O2 Keterangan:

O1 = nilai Pretest (sebelum treatment) X = Treatment

O2 = nilai Posttest (setelah treatment)

3.2Partisipan

(24)

Gita Dwi Putri Mareta, 2015

Penggunaan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(25)

50

untuk menangani perilaku konformitas teman sebaya yang berlebihan. Partisipan diambil dari kelas VIII mengacu pada ungkapan Russell & Bakken (2002, hlm. 1) remaja yang paling rentan terhadap konformitas teman sebaya berkisar antara kelas tujuh dan kelas delapan.

3.3Populasi dan Sampel

Populasi didefinisikan sebagai “sekumpulan objek, orang, atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik umum yang sama” (Furqon, 2009,

hlm. 146). Populasi penelitian adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung tahun ajaran 2014/2015. Jumlah peserta didik kelas VIII yang terdaftar di SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 adalah 378 orang dan tersebar ke dalam 11 kelas dengan rincian sebagai berikut

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Penelitian

No. Kelas Jumlah Peserta Didik

1. VIII-1 35

Penelitian tidak dilakukan secara langsung terhadap seluruh populasi, melainkan menggunakan sampel penelitian. “Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh

(26)

51

Untuk mendapatkan sampel penelitian yang memperoleh intervensi digunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian (Sukmadinata, 2012, hlm. 254). Sampel penelitian yang memperoleh intervensi merupakan peserta didik yang memiliki konformitas teman sebaya yang berlebihan, yakni peserta didik yang termasuk pada kategori tinggi berdasarkan hasil pengolahan data pretest.

3.4Definisi Operasional Variabel

Penelitian terdiri dari dua variabel, yaitu konformitas teman sebaya dan psikodrama. Berikut ini adalah uraian mengenai definisi kedua variabel tersebut. 3.4.1 Konformitas

1) Definisi Konseptual Konformitas

Myers (2010, hlm. 252) mengartikan konformitas sebagai perubahan perilaku atau kepercayaan seseorang sebagai akibat dari tekanan kelompok. Hal senada diungkapkan oleh Cialdini & Goldstein (dalam Taylor, dkk. 2009, hlm. 253) menurutnya konformitas merupakan kecenderungan untuk mengubah keyakinan atau perilaku seseorang agar sesuai dengan perilaku orang lain. Lebih jauh Kiesler & Kiesler (dalam Feldman, 1985, hlm. 335) mengartikan konformitas sebagai beberapa perubahan perilaku atau keyakinan sebagai akibat dari tekanan kelompok baik nyata maupun imajinasi. Terdapat dua hal yang mendasari seseorang untuk melakukan konformitas (Deutsch & Gerrard, dalam Taylor, dkk. 2009, hlm. 258-259) yakni pengaruh informasi (informational iInfluence) dan pengaruh normatif (normative influence).

2) Definisi Operasional Konformitas

(27)

52

individu, karena adanya tekanan dari kelompok acuan baik secara nyata maupun secara bayangan. Konformitas ini tercermin dari respon peserta didik terhadap sejumlah pernyataan tertulis yang menggambarkan indikator-indikator yang dikembangkan dari dasar perilaku konformitas, yakni sebagai berikut.

a. Pengaruh Informasi (Informational Influence)

Peserta didik yang memiliki konformitas atas dasar pengaruh informasi ditandai dengan melakukan perubahan pemikiran dan perilaku untuk disesuaikan dengan teman sekelompok karena memiliki kepercayaan yang besar terhadap informasi yang diperoleh dari kelompok, kurangnya keyakinan pada penilaian diri sendiri, serta memiliki anggapan akan adanya kewibawaan yang dimiliki kelompok sehingga membuat peserta didik untuk mengandalkan kelompoknya dalam setiap situasi.

b. Pengaruh Normatif (Normative Influence)

Peserta didik yang memiliki konformitas atas dasar pengaruh normatif ditandai dengan melakukan perubahan perilaku untuk disesuaikan dengan kelompok karena ingin memperoleh persetujuan dari kelompok, ketakutan akan penolakan dan hukuman dari kelompok, serta memiliki kesediaan untuk senantiasa memenuhi norma atau standar kelompok.

3.4.2 Teknik Psikodrama

1) Definisi Konseptual Psikodrama

(28)

53

2) Definisi Operasional Psikodrama

Teknik psikodrama pada penelitian ini merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti terhadap peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 yang memiliki konformitas teman sebaya yang berlebihan agar mampu mereduksi konformitasnya, sehingga peserta didik mampu mengekspresikan perasaan dan pemikiran secara lebih terbuka melalui permainan peran, dan pada akhirnya peserta didik mampu menemukan cara baru untuk mendekati orang yang berpengaruh dalam kehidupan mereka dalam hal ini teman sebaya. Tahapan yang dilakukannya adalah sebagai berikut.

a. Tahap Pemanasan

Tahap awal dimana peneliti mendorong anggota kelompok untuk mampu terlibat secara maksimal, membangun kepercayaan dan kohesi kelompok. Pada tahap ini peneliti memaparkan tujuan dari pelaksanaan kegiatan yaitu membantu seluruh anggota kelompok untuk mampu mengekspresikan pikiran dan perasaan secara terbuka satu sama lain, kemudian peneliti memfasilitasi anggota kelompok untuk mengungkapkan konflik yang mereka alami terkait dengan konformitas teman sebaya yang berlebihan.

b. Tahap Tindakan

Tahap tindakan atau aksi merupakan tahap dimana seluruh anggota kelompok mulai bekerja sesuai perannya masing-masing dengan tema yang telah disajikan yakni berkaitan dengan konformitas teman sebaya. Anggota kelompok diarahkan untuk membawa pikiran-pikiran, sikap, dan perasaan mendasar yang tidak mereka sadari sepenuhnya. Melalui permainan peran peserta didik difasilitasi untuk mencoba berbagai peran dengan perilaku baru, yang selama ini tertahan akibat perilaku konformitas yang berlebihan. Selanjutnya peneliti memfasilitasi anggota kelompok untuk berbagi pikiran satu sama lain, sehingga setiap anggota kelompok memahami perbedaan masing-masing dan tidak memaksakan diri untuk menyamakan perilaku maupun pemikiran dalam kelompok.

c. Tahap Diskusi

(29)

54

secara pribadi. Tahap diskusi memberikan kesempatan kepada seluruh anggota kelompok untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran masing-masing, sehingga anggota kelompok mulai menyadari dampak yang mereka rasakan dari kegiatan psikodrama yang telah dilakukan. Kemudian anggota kelompok dapat terangsang untuk memikirkan tindakan yang mungkin akan dilakukan dalam mengatasai perasaan tertekan yang selama ini tertahan akibat dari konformitas teman sebaya yang berlebihan.

3.5Instrumen Penelitian 3.5.1 Jenis Intrumen

Instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat pengumpul data dalam

penelitian berupa angket tertutup. “Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang atau tanda checklist” (Riduwan, 2012, hlm. 72). Angket yang digunakan memuat sejumlah pernyataan tertulis yang mengungkap konformitas teman sebaya pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung tahun ajaran 2014/2015.

3.5.2 Pengembangan Kisi-kisi

Kisi-kisi instrumen digunakan untuk mengungkap tingkat konformitas teman sebaya pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung yang dikembangkan berdasarkan pada definisi operasional variabel penelitian. Berikut ini disajikan kisi-kisi instrumen konformitas teman sebaya.

Tabel 3.2.

(30)

55

1.2.Peserta didik menyesuaikan diri dengan kelompoknya melalui perubahan pemikiran dan perilaku berdasarkan rendahnya keyakinan

1.3.Peserta didik menyesuaikan diri dengan kelompoknya melalui perubahan pemikiran dan perilaku berdasarkan anggapan adanya

2.1.Peserta didik menyesuaikan diri dengan kelompoknya melalui

2.2.Peserta didik menyesuaikan diri dengan kelompoknya melalui perubahan perilaku berdasarkan ketakutan akan penolakan dan hukuman dari kelompok.

34, 35, 36, 37, 38, 39

40, 41 8

2.3.Peserta didik menyesuaikan diri dengan kelompoknya melalui perubahan perilaku berdasarkan kesediaan untuk memenuhi norma atau standar kelompok.

Angket konformitas teman sebaya ini menggunakan model skala Likert. “Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif” (Sugiyono, 2012, hlm. 136).

Alternatif jawaban yang disediakan terdiri dari 5 pilihan, meliputi SS (sangat sesuai), S (sesuai), KS (kurang sesuai), TS (tidak sesuai), STS (sangat tidak sesuai).

Penentuan skor untuk setiap alternatif pilihan jawaban, dilakukan secara aposteriori, yaitu kemungkinan skor bagi setiap kemungkinan jawaban didasarkan atas hasil uji coba (Subino, 1987, hlm.124).

3.5.3 Uji Validitas Instrumen

(31)

56

instrumen dilakukan untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan instrumen yang digunakan dalam mengungkap konformitas teman sebaya pada peserta didik. Pengujian validitas instrumen dilakukan pada seluruh item yang terdapat dalam instrumen konformitas teman sebaya. beberapa langkah yang dilakukan dalam uji validitas instrumen meliputi uji kelayakan instrumen oleh dosen ahli, uji keterbacaan instrumen, dan uji coba butir instrumen.

3.5.3.1Uji Kelayakan Instrumen

Langkah pertama yang dilakukan untuk pengujian validitas instrumen konformitas teman sebaya adalah melalui uji kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan isi. Penimbangan uji kelayakan instrumen dilakukan oleh tiga dosen ahli, yakni melalui penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Untuk item yang dinyatakan memadai mengartikan bahwa item tersebut dapat digunakan, sedangkan item yang dinyatakan tidak memadai mengartikan item tersebut tidak bisa digunakan atau masih bisa digunakan dengan revisi.

Berdasarkan hasil penimbangan dari tiga dosen ahli yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan hampir seluruh item pada angket konformitas teman sebaya termasuk kualifikasi memadai. Namun terdapat beberapa item yang perlu diperbaiki dari segi bahasa dan isi agar lebih mudah dipahami peserta didik, dan tidak ada item yang dihilangkan.

3.5.3.2Uji Keterbacaan Instrumen

Langkah berikutnya dilakukan uji keterbacaan instrumen terhadap tiga orang peserta didik kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung yang tidak diikut sertakan dalam sampel penelitian. Tujuan dilakukannya uji keterbacaan adalah untuk mengetahui sejauhmana keterbacaan instrumen oleh responden sebelum digunakan untuk kebutuhan penelitian. Hasil dari uji keterbacaan menunjukkan item pernyataan pada angket dapat dipahami oleh ketiga peserta didik yang melakukan uji keterbacaan.

3.5.3.3Uji Validitas Item Instrumen

Pengujian validitas dilakukan pada seluruh item yang terdapat dalam

angket konformitas teman sebaya. “Sebuah item memiliki valliditas yang tinggi

(32)

57

2006, hlm. 76). Perhitungan validitas item dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Sebelum dilakukan pengujian validitas item, skor jawaban responden dikonversikan terlebih dahulu ke dalam skala likert yang telah ditentukan berdasarkan hasil uji skala. Langkah pengujian validitas item, diawali dengan mencari koefisien korelasi antara variabel X dan Y (rxy) dengan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2006, hlm. 72).

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N : Jumlah responden

: Jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden

∑X : Jumlah skor X

∑Y : Jumlah skor Y

( ) : Kuadrat jumlah skor X

( ) : Kuadrat jumlah skor Y

Selanjutnya mencari nilai , untuk menguji nilai signifikansi validitas setiap item, berikut rumus yang digunakan (Furqon, 2009, hlm. 223).

√ Keterangan:

t : harga

: koefisien korelasi hasil r hitung n : jumlah sampel

(33)

58

Berdasarkan tabel 3.3, dapat diketahui dari 50 item pernyataan instrumen konformitas teman sebaya, 42 item pernyataan dinyatakan memadai atau valid, sehingga item tersebut dapat digunakan. Sedangkan delapan item lainnya dinyatakan tidak memadai atau tidak valid, oleh karena itu item yang digunakan yaitu 42 item yang dinyatakan valid.

3.5.4 Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan instrumen. “Suatu instrumen memiliki tingkat reliabitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali

hasilnya sama atau relatif sama” (Sukmadinata, 2012, hlm. 230). Untuk

mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dilakukan perhitungan dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dengan rumus berikut.

r11 = (1 - ) Keterangan: r11 = Reliabilitas

k = banyaknya belahan item

= varians skor belahan/ setiap item = varian skor total

(Arikunto, 2006, hlm. 112)

(34)

59

3.6Prosedur Penelitian

Penelitian dilaksanakan melalui beberapa prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan secara sistematis. Berikut ini adalah prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

1) Penyusunan Proposal

Kegiatan penelitian diawali dengan rancangan kegiatan yang dituangkan dalam bentuk proposal skripsi. Tujuan dari penyusunan proposal skripsi adalah menentukan permasalahan yang akan dijadikan tema penelitian, dan menentukan pendekatan penelitian yang akan digunakan.

2) Perizinan Penelitian

Proses perizinan penelitian merupakan bagian dari legitimasi pelaksanaan penelitian yang diperoleh dari Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, bagian Direktorat Akademik Fakultas Ilmu Pendidikan, dan tempat dilaksanakannya penelitian yaitu SMP Negeri 43 Bandung.

3) Penyusunan dan Pengembangan Alat Pengumpul Data

Untuk memperoleh data mengenai konformitas teman sebaya yang menjadi tema dalam penelitian ini, maka digunakan instrumen berupa angket yang terdiri dari sejumlah pernyataan tertulis dengan lima alternatif jawaban. Instrumen yang dikembangkan mengacu pada definisi operasional variabel yang selanjutnya dibagi menjadi beberapa indikator. Angket konformitas teman sebaya digunakan untuk pelaksanaan pre-test dan post-test.

4) Pre-test

Pelaksanaan pre-test bertujuan untuk mengukur skor konformitas teman sebaya pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Kegiatan pre-test dilakukan melalui penyebaran angket konformitas teman sebaya.

5) Treatment

(35)

60

6) Post-test

Pelaksanaan post-test dilakukan melalui penyebaran angket konformitas teman sebaya untuk mengetahui adanya penurunan skor konformitas teman sebaya peserta didik SMP Negeri 43 Bandung setelah dilakukan intervensi.

3.7Analisis Data

Pada penelitian dirumuskan tiga pertanyaan penelitian, masing-masing perrtanyaan penelitian dijawab secara berurutan dengan cara sebagai berikut. 1) Pertanyaan penelitian pertama mengenai gambaran umum konformitas teman

sebaya pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Pertanyaan ini dijawab dengan menggunakan persentase dari jawaban peserta didik mengenai konformitas teman sebaya, yang terbagi menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Pembagian kategori diperoleh berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus ideal, dengan langkah perhitungan sebagai berikut.

a. Menghitung jumlah skor setiap peserta didik b. Menenentukan rata-rata skor ideal

c. Menentukan simpangan baku ideal

d. Mengubah skor mentah menjadi skor baku (ɀ), menggunakan rumus sebagai berikut (Furqon, 2008, hlm. 67).

keterangan:

Xi : Skor Total X : Skor rata-rata S : Simpangan baku

(36)

61

Tabel 3.4.

Penenentuan Kategori dengan menggunakan skor ɀ

No. Kriteria Kategori

1. ɀ > 1,00 Tinggi

2. -1 ≤ɀ≥ 1,00 Sedang 3. ɀ < -1,00 Rendah

Berdasarkan perhitungan, diperoleh pengelompokkan data yang ditampilkan pada tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5.

Kategori, Frekuensi dan Persentase Konformitas Teman Sebaya

No Kriteria Kategori F Persentase

1. ɀ > 1,00 Tinggi 18 9,42% 2. -1,00 ≤ɀ≥ 1,00 Sedang 171 89,53% 3. ɀ < -1,00 Rendah 2 1,05%

Jumlah 191 100%

Masing-masing kategori mengandung makna yang berbeda, interpretasi dari setiap kategori disajikan dalam tabel 3.6.

Tabel 3.6.

Interpretasi Kategori Konformitas Teman Sebaya

No Kategori Kriteria Interpretasi

(37)

62

2. Sedang -1 ≤ɀ≥ 1,00

Konformitas pada kategori sedang merupakan bentuk penyesuaian yang dilakukan oleh peserta didik terhadap kelompok tanpa membuat dirinya kehilangan identitas. Peserta didik menyesuaikan diri dengan teman sekelompok pada situasi yang memungkinkan dan sesuai dengan dirinya, tanpa terlalu mengharapkan penilaian benar ataupun keinginan untuk disukai. Peserta didik menyesuaikan diri terhadap beberapa informasi yang telah dipastikan kebenarannya, peserta didik tidak memaksakan diri untuk mengubah perilaku sesuai dengan kelompok karena memiliki keyakinan pada penilaian sendiri, dan peserta didik tidak mengandalkan kelompok dalam setiap situasi. Peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan beberapa hal yang tidak merugikan diri sendiri, tanpa takut akan penolakan, dan mampu menghindari beberapa aturan kelompok yang dapat merugikan kepentingan sebagai individu. Peserta didik dengan tingkat konformitas yang sedang memiliki kontrol dan tidak mengorbankan individualitasnya dalam melakukan tindakan penyesuaian. 3. Rendah ɀ <

-1,00

Konformitas pada kategori ini merupakan bentuk ketidak mampuan peserta didik dalam melakukan penyesuaian baik perilaku atau pemikiran terhadap kelompok. Peserta didik berperilaku dan berpendapat tanpa mempedulikan pandangan kelompok, sehingga tidak mengharapkan anggapan benar ataupun disukai oleh kelompok, sehingga rentan mengakibatkan penolakan sosial dari kelompok tersebut.

2) Pertanyaan penelitian kedua mengenai rancangan program konseling kelompok dengan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Rancangan intervensi disusun berdasarkan hasil

pre-test. Untuk mengetahui kelayakan rancangan intervensi maka dilakukan uji kelayakan atau penimbangan oleh tiga orang pakar bimbingan dan konseling. Program konseling kelompok dengan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik secara lebih rinci dapat dilihat pada bagian lampiran.

3) Pertanyaan penelitian ketiga mengenai keefektifan teknik psikodrama

dirumuskan ke dalam hipotesis “teknik psikodrama efektif untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan”. Keefektifan intervensi terhadap

(38)

63

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak (Susetyo, 2010, hlm. 144). Pengujian normalitas dilakukan pada data pretest dan data posttest subjek penelitian dengan bantuan software SPSS 16.0 for windows. Terdapat hipotesis yang digunakan pada uji normalitas, sebagai berikut.

: Data pretest dan posttest berdistribusi tidak normal : Data pretest dan posttest berdistribusi normal

Jika sig < 0,05 maka diterima, sebaliknya jika sig ≥ 0,05 ditolak.. Apabila kedua data berdistribusi normal, maka perhitungan dilanjutkan dengan uji dua rata-rata (uji t). Namun apabila salah satu atau kedua data dinyatakan berdistribusi tidak normal, perhitungan dilanjutkan dengan uji statistik non parametrik.

b. Uji Dua Rata-rata

Uji dua rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji Paired Samples t-test

atau pengujian berbedaan dua rata-rata populasi berhubungan jika data pretest dan

posttest memenuhi asumsi normalitas. Uji dua rata-rata populasi berhubungan biasa digunakan untuk desain penelitian pra-eksperimen dengan one group pretest-posttest design (Susetyo, 2012, hlm. 208). Tujuan dari uji dua rata-rata untuk mengetahui keefektifan penggunaan teknik psikodrama dalam mereduksi konformitas teman sebaya, yang ditandai dengan adanya perbedaan signifikan antara skor pretest dan skor posttest. Pengujian dua rata-rata dilakukan dengan bantuan software SPSS 16.0 for windows menggunakan tingkat kepercayaan 95%

atau α = 0,05.

c. Uji Statistik Nonparametrik

Uji statistik nonparametrik dilakukan jika salah satu atau kedua data

pretest dan posttest tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji statistik nonparametrik yang digunakan adalah dengan uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon

(39)

64

d. Uji Gain Ternormalisasi

Uji Gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui kualitas perubahan skor sebelum dan setelah memperoleh intervensi, dengan rumus perhitungan sebagai berikut.

Hasil perhitungan N-Gain, dengan N-Gain ≤ 1 diklasifikasikan ke dalam tiga kategori yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.7. Klasifikasi N-Gain

Indeks Gain Klasifikasi N-Gain

N-Gain > 0,7 Tinggi 0,30 < N-Gain ≤ 0,7 Sedang N-Gain ≤ 0,3 Rendah

(40)
(41)

Gita Dwi Putri Mareta, 2015

Penggunaan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Bagian ini merupakan simpulan dari hasil penelitian secara keseluruhan, serta implikasi dan rekomendasi yang ditujukan bagi guru Bimbingan dan Konseling dan peneliti selanjutnya.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015, diperoleh simpulan sebagai berikut.

1) Profil konformitas teman sebaya peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 secara umum berada pada kategori sedang, artinya sebagian besar peserta didik melakukan konformitas secara wajar dan memiliki batas. Peserta didik dengan konformitas pada kategori sedang, mampu menyesuaikan diri terhadap standar kelompok tanpa membuat dirinya kehilangan identitas, serta tidak mengorbankan individualitasnya dalam melakukan penyesuaian. Namun, terdapat sejumlah peserta didik yang memiliki konformitas teman sebaya yang berlebihan, artinya selalu menunjukkan perubahan perilaku dan pemikiran sesuai dengan kelompoknya karena ingin terlihat benar dan ingin disukai dihadapan teman-teman sekelompoknya. Peserta didik dengan konformitas teman sebaya yang berlebihan cenderung merasa cemas ketika bersikap tidak sesuai dengan teman sekelompok, selalu menggantungkan diri pada kelompok, serta mengakibatkan kehilangan identitas. Karena itu diperlukan upaya untuk membantu peserta didik yang memiliki konformitas teman sebaya yang berlebihan agar mampu mereduksi konformitasnya.

(42)

Gita Dwi Putri Mareta, 2015

Penggunaan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(43)

121

tanpa mengakibatkan kehilangan identitas. Program intervensi dilakukan selama 6 sesi dengan waktu pertemuan dua kali setiap minggunya Setiap sesi terdiri dari tema berbeda yang disesuaikan dengan deskripsi kebutuhan yang diturunkan dari indikator konformitas teman sebaya.

3) Teknik psikodrama efektif untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik, hal ini terlihat dari penurunan skor posttest

secara signifikan dari skor pretest. Setelah memperoleh intervensi, peserta didik yang awalnya memiliki konformitas teman sebaya yang berlebihan, menjadi berada pada kategori sedang.

5.2Implikasi

Implikasi dari temuan penelitian bagi guru bimbingan dan konseling SMP Negeri 43 Bandung adalah langkah-langkah operasional program intervensi konseling kelompok menggunakan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik. (Langkah-langkah operasional terlampir pada program intervensi).

5.3Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa rekomendasi yang ditujukan terhadap pihak yang terkait, yaitu sebagai berikut.

1) Guru Bimbingan dan Konseling

(44)

122

2) Peneliti selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa keterbatasan dalam pelaksanaan intervensi, terutama menyangkut penggunaan waktu dan ruangan yang dapat berpengaruh terhadap kondisi fisik dan psikologis peserta didik. Karena itu direkomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk melaksanakan kegiatan intervensi pada waktu yang lebih tepat, dan menggunakan ruangan khusus agar peserta didik dapat mengikuti kegiatan secara lebih optimal. Agar peserta didik dapat lebih tertarik dan bersemangat dalam mengisi jurnal harian dan lembar refleksi, peneliti selanjutnya dapat merancang format jurnal harian dan lembar refleksi semenarik mungkin.

Penggunaan metode penelitian dengan pra eksperimen tidak menggunakan kelompok kontrol, sehingga untuk mengetahui keefektifan penggunaan teknik psikodrama dalam mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan secara lebih lengkap dapat menggunakan metode eksperimen yang melibatkan kelompok kontrol.

(45)

Gita Dwi Putri Mareta, 2015

Penggunaan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ali & Asrori. (2009). Psikologi remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Edisi Revisi VI.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Baron, A.R. & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial (jilid 2). Jakarta: Erlangga. Barrios, M.G. (1992). New perspective in psychology. Philippines: Rex

Bookstore, Inc.

Biggs, A.D. & Porter, G. (2000). Dictionary of counseling. USA: Greenwood Press.

Chimera, C. & Baim, C. (2010). Introduction to psychodrama. Workshop for IASA Conference, Cambridge, 29th August 2010.

Cipto & Kuncoro, J. (2009) Jurnal harga diri dan konformitas terhadap kelompok dengan perilaku minum minuman beralkohol pada remaja. [Online]. Diakses dari: http://cyber.unissula.ac.id/journal/dosen/ publikasi/210799001/ 43217_CiptoJoko.pdf.

Clark, T.L. & Davis G.D. (2010). Treating trauma: using psychodrama in groups.

[Online]. Diakses dari: http://counselingoutfitters.com/vistas/vistas10/ Article_59.pdf.

Corey, Gerald. (2010a). Theory & practice of group counseling. Eight Edition. Corey, Gerald. (2013b). The art of integrative counseling. USA: Cengage

Learning.

Corsini, J.R. & Wedding, D. (2007). Psychodrama. [Online]. Diakses dari: http://www.blatner.com/adam/pdntbk/corsinichapter13.html.

Creswell, W.J. (2010). Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Alih Bahasa oleh Fawaid, A.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Cynthia, T. (2009). Konformitas kelompok dan perilaku seks bebas pada remaja.

Jurnal Psikologi Volume 1, No.1, Desember 2007. Universitas Gunadarma.

Depdiknas. (2008). Penataan pendidikan profesional konselor dan layanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

(46)

Gita Dwi Putri Mareta, 2015

Penggunaan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Eccles, S.J. (1999). The development of children ages 6 to 14. Vol. 9.No. 2 – Fall 1999.

Feldman, S.R (1985). Sosial psychology. USA: McGraw-Hill, Inc.

Figusch, Z. (2008). From one-to-one-psychodrama to large group socio-psychodrama.

Forsyth, R.D. (2010). Group dynamics. Fifth Edition. USA: Wadsworth Cengage Learning.

Fox, J. (1987). The essential Moreno. USA:Springer Publishing Company, Inc. Furqon. (2009). Statistika terapan untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Ganser, L. & Zwiefelhofer, C. (2006). The effects of perceived similarity on conformity in non-humorous situations. UW-L Journal of Undergraduate Research IX (2006).

Godzali, S., T. (2011). Efektivitas teknik assertive training dalam mereduksi perilaku konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik kelas XI SMA Purgabaya Bandung. (Skripsi). Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Hogg, A.M. & Abrams, D. (1998). Social identifications. New York: Routledge. Hurlock, B., Elizabeth. (1980). Psikologi perkembangan. Edisi Kelima. Alih

Bahasa oleh Istiwidayanti & Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Karatas, Z. & Gokcakan, Z. (2009). The effect of group-based psychodrama therapy oon decreasing the level of aggression in adolescents. Turkish Journal of Psychiatry.

Karthikeyan, C. (2007). Escalation of destructive behaviour due to advertising: An Empirical Study on Adults. Holy Grace Academy of Management Studies, Mala, Thrissur, Kerala.

Kellerman, F.P. (1987). Outcome research in classical psychodrama . First published in Small Group Behavior, Vol. 18 No.4, November 1987;459-469. Kosten, A.P. dkk. (2013). Latent class analysis of peer conformity: whi is yielding

to pressure and why?. Youth Society 2013 45: 565 originally published online

16 September 2012. [Online]. Diakses dari:

http://yas.sagepub.com/content/45/4/565.

(47)

125

Marvili, A.N. (2012). Efectiveness of group counseling with reality therapy approachon identity crisis and general health of female students of vocational school in tehran city district 16 in the 91-90 school year. International Journal of Management and Humanity Sciences.Vol. 1 (2). 30-33.

Mazhar, K. & Kaiser, F. (2008). Conformity of moral judgment in adolescents.

Original Article From Department of Psychiatry, Shifa International Hospital, Islamabad.

Mostard, D.M. (2003). Drama’s role in school counseling. University of Wisconsin-Stout.

Myers, G.D. (2012). Psikologi sosial. Edisi kesepuluh. Jakarta: Salemba Humanika.

Natawidjaja, R. (2009). Konseling kelompok konsep dasar & pendekatan.

Bandung: Rizqi Press.

Nurhayati, R. (2011). Teknik sosiodrama untuk mengurangi konforfmitas yang berlebihan pada siswa. (Skripsi). Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurihsan, J.A & Agustin, M. (2011). Dinamika perkembangan anak dan remaja. Bandung.

Prayitno. (2009). Dasar teori dan praksis pendidikan. Padang: Grasindo.

Priyatno, D. (2012). Belajar cepat olah data statistik dengan SPSS. Yogyakarta: Andi.

Propper, H. (2009). A concise introduction to psychodrama, sociodrama and sociometry. [Online]. Diakses dari: asgpp.org/pdf/psychodrama. conciseintro.pdf.

Riduwan. (2012). Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti pemula. Bandung: Alfabeta.

Rusmana, N. (2009). Bimbingan dan konseling kelompok di sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Russel, S. & Bakken, J.R. (2002). Development of autonomy in adolescence.

Journal of University of Nebraska-Lincoln.

Santor, A.D. dkk. (2000). Measuring peer pressure, popularity, and conformity in adolescent boys and girls: predicting school performance, sexual attitudes, and substance abuse. Journal of Youth Adolescence. Vol. 29. No. 2. 2000.

(48)

126

Santrock, W.J. (2007). Remaja (Jilid 2). Edisi Kesebelas. Alih Bahasa oleh Widyasinta, B. Jakarta: Erlangga.

Scategni, W. (2005). Psychodrama, group processes and dreams. USA: Taylor & Francis e-Library.

Schwartz, M. & Harris, H. (2014). The contribution of fiction to organizational ethics. Australia: Emerald Group Publishing.

Sears, O.D., Freedman, L.J., & Peplau, A.L. (1985). Psikologi Sosial (Jilid 2).

Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.

Sianturi, E.I. (2003). Hubungan antara konformitas terhadap kelompok. sebaya dengan sikap terhadap napza pada remaja. (Skripsi). Fakultas Psikologi, Universitas Padjajaran.

Slavin, E.R. (2008). Psikologi pendidikan teori dan praktek (Jilid 1). Edisi Kedelapan. Alih Bahasa oleh Samosir, M.Jakarta: Indeks.

Sloan, A., P. dkk. (2009). Group influences on self agression: conformity and dissenter effects. Journal of Social and Clinical Psychology, Vol. 28, No. 5, 2009, pp. 535-553.

Subino (1987). Konstruksi dan analisis tes, suatu pengantar kepada teori tes dan pengukuran. Jakarta: LPTK DEPDIKBUD.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Sukmadinata, S.N. (2012). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suherman, U. (2011). Manajemen bimbingan dan konseling. Bandung: Rizqi Press.

Sugito, A.F. (2014). Implementasi teknik psikodrama dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan efikasi diri peserta didik kelas VII SMP Negeri 3 Karangpandan Karanganyar. (Skripsi). Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang..

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk analisis data penelitian. Bandung: Refika Aditama.

Taylor, E.S., Peplau, A.L., Sears, O.D. (2009). Psikologi sosial. Edisi Kedua Belas. Alih Bahasa oleh Wibowo, T. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Tolley, R.A. (2013). Conformity: drug and alcohol abuse within adolescent

(49)

127

Tucker-Ladd, C. (2004). Psychological self-help. [Online]. Diakses dari: http://www.psychologicalselfhelp.org/.

Wilkins, P. (1999). Sage publication: psychodrama. UK: British Library Cataloguing in Publication data.

Yuliana, E. (2013). Hubungan antara konformitas negatif dengan perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012 / 2013. (Skripsi). Program Studi Bimbingan dan Konseling,, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana.

Yusuf, LN.S. (2009a). Program bimbingan dan konseling di sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Yusuf, LN.S. (2012b). Psikologi perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, LN.S. & Nurihsan, J. (2010). Landasan bimbingan dan konseling.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Zimberoff, D. & Hartmann, D. (1999). Heart-centered energetic psychodrama.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
Tabel 3.4.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar logam kadmium (Cd), tembaga (Cu), dan zink (Zn) di dalam produk ikan tuna kemasan kaleng berdasarkan waktu penyimpanan dengan

POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN BAGI TUNANETRA (Studi Deskriptif di Panti Sosial Bina Netra Wyta Guna Bandung.

Alasan penggunaan FGD dalam penelitian ini adalah agar peneliti memperoleh pandangan kritis baik dari pelaku (pimpinan sekolah STP Trisakti) maupun dengan pihak

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 161/PMK.04/2007 tentang Pengawasan Terhadap Impor atau Ekspor Barang Larangan

Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan ini, penulis menggunakan analisis rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, dan

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok B di Paud Al Fathi Kecamatan Pekenjeng Kabupaten Garut Taun Ajaran 2013 - 2014). DISETUJUI DAN

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Pada penelitian lain juga sudah dilakukan bagaimana mengukur parameter internal dari sebuah baterai dengan cara pengukuran yang sama seperti pada super kapasitor[2].. Sebuah