• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA TENTANG SISTEM BILANGAN ROMAWI : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri I Jayagiri Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2012/

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA TENTANG SISTEM BILANGAN ROMAWI : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri I Jayagiri Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2012/"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

TENTANG SISTEM BILANGAN ROMAWI

Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri I Jayagiri Kabupaten Bandung Barat

Tahun Pelajaran 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Sidang S1 Sarjana Pendidikan

pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Oleh

ENJUM JUMININGSIH 1007908

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

================================================================== PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

TENTANG SISTEM BILANGAN ROMAWI

Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri I Jayagiri Kabupaten Bandung Barat

Tahun Pelajaran 2012/2013

Oleh

ENJUM JUMININGSIH 1007908

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© ENJUM JUMININGSIH 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Febuari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

TENTANG SISTEM BILANGAN ROMAWI

Oleh

ENJUM JUMININGSIH 1007908

Masalah yang diteliti adalah masih rendahnya pemahaman konsep matematika siswa kelas IV terhadap pembelajaran sisitem bilangan Romawi. Dengan demikian rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagai-mana pemahaman siswa kelas IV terhadap konsep Sistem Bilangan Romawi setelah penerapan strategi cooperative learning tipe jigsaw?; 2) Bagaimana aktivitas siswa kelas IV selama mengikuti proses pembelajaran Sistem Bilangan Romawi dengan penerapan strategi cooperative learning tipe jigsaw. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sedangkan subjek penelitian yang ditetapkan adalah siswa kelas IV SD Negeri I Jayagiri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap konsep matematika pada sistem bilangan Romawi meningkat, terbukti dari nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I mencapai 69,30 dan pada siklus II mencapai 79,00. Begitu pula, pada aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Cooperative Learning Tipe Jigsaw meningkat, terbukti dari nilai rata-rata yang diperoleh kelompok pada siklus I mencapai 76,66 dan pada siklus II mencapai 90,83. Sedangkan, ketuntasan siswa dalam belajar dapat mencapai 83,33%, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa telah belajar secara tuntas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan strategi Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa di kelas IV SD Negeri Negeri I Jayagiri Kabupaten Bandung Barat. Saran penulis yang dapat disampaikan kepada guru adalah alangkah baiknya dalam sertiap melaksanakan proses pembelajaran jangan terpaku pada metode konvensional, tetapi perlu menggunakan strategi pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw atau suatu pembelajaran yang lebih menekankan pada belajar secara kelompok/tim, karena dapat meningkatkan kerjasama, saling membantu, disiplin, dan saling menghargai pendapat orang lain.

(5)

Enjum Juminingsih, 2014

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian... E. Hipotesis Tindakan... F. Definisi Operasional...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi Cooperative Learning dalam Pembelajaran... 1. Pengertian Stratetgi Pembelajaran... 2. Pengertian Cooperative Learning Tipe Jigsaw... 3. Prinsip Cooperative Learning Tipe Jigsaw... 4. Kelebihan dan kelemahan Cooperative Learning Tipe Jigsaw... 5. Pentingnya Penerapan Cooperative Learning Tipe Jigsaw... B. Pembelajaran Matematika... 1. Definisi Matematika... 2. Tujuan Pembelajaran Matematika... 3. Pembelajaran Matematika di SD... C. Bilangan Romawi... 1. Bilangan... 2. Bilangan Romawi...

(7)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan... 1. Metode Penelitian... 2. Pendekatan... B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 1. Lokasi Penelitian... 2. Waktu Penelitian... C. Subjek Penelitian... D. Prosedur Penelitian...

1. Perencanaan... 2. Pelaksanaan Tindakan... 3. Observasi... 4. Refleksi... E. Instrumen Penelitian... 1. Instrumen Tes... 2. Instrumen Non Tes... F. Pengolahan dan Analisis Data... 1. Pengolahan Data... 2. Analisis Data...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... B. Pembahasan...

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Jadwal Penelitian……… Tabel 3.2 : Format Observasi Kegiatan Guru……….. Tabel 3.3 : Format Observasi Kegiatan Siswa………. Tabel 3.4 : Lembar Wawancara………... Tabel 3.5 : Kategori Nilai Rata-rata Siswa………. Tabel 4.1 : Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus I………. Tabel 4.2 : Data Hasil Tes/Evaluasi Siklus I……… Tabel 4.3 : Data Aktivitas Siswa Siklus I………. Tabel 4.4 : Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus II..………. Tabel 4.5 : Data Hasil Tes/Evaluasi Siklus II..……… Tabel 4.6 : Data Aktivitas Siswa Siklus II..……….

26 32 33 34 36 41 42 45 52 53 56

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Aplikasi Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw.. Gambar 3.1 : Strategi Penelitian Tindakan Kelas……… Gambar 4.1 : Perbandingan Nilai Siklus I……… Gambar 4.2 : Perbandingan Nilai Siklus II..………

16 30 53 66

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan definisi matematika yang tercantum pada Kurikulum Tingkat Satuan Satuan Pendidikan tahun 2006 bahwa matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dengan tujuan untuk membekali siswa pada kemampuan berpikir logis, analistis, sistematis, kritis, kreatif, dan kemampuan bekerja sama. Dengan demikian, mata pelajaran matematika khususnya di Sekolah Dasar mempunyai peran penting dalam berbagai jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi.

Proses pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah tentu memiliki peranan yang sangat penting, baik untuk menunjang keberhasilan siswa dalam menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Gauss (Wahyudin, 2008:8), bahwa “matematika adalah ratu dari ilmu pengetahuan, sehingga matematika merupakan kunci utama dari pengetahuan-pengetahuan lain yang dipelajari di sekolah”. Dalam hal ini tentu saja termasuk materi pembelajaran Sistem Bilangan Romawi. Keberhasilan mata pelajaran matematikan terutama pada materi Sistem Bilangan Romawi di kelas IV akan tercapai apabila aktivitas belajar siswa cukup baik dan kondusif. Sedangkan untuk menciptakan aktivitas siswa tersebut tentu memerlukan bimbingan dan kreativitas guru dalam menyampaikan materi, karena pada hakikatnya aktivitas belajar merupakan suatu konsep dalam mengembang-kan keaktifan proses pembelajaran, baik yang dilakukan guru maupun siswa. Jadi, dalam aktivitas belajar tampak jelas adanya guru aktif mengajar di suatu pihak, dan siswa aktif belajar di lain pihak. Konsep ini bersumber dari teori kurikulum yang berpusat pada anak dan penerapannya berlandaskan pada strategi pembela-jaran yang menekankan pentingnya belajar melalui proses mengalami untuk memperoleh pemahaman.

(11)

pandangan atau anggapan dari sebagaian besar siswa bahwa mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit, sehingga dari hasil observasi di kelas IV SD Negeri I Jayagiri Kecamatan Lembang, ternyata dari jumlah siswa 30 orang yang nilainya masih di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ada 19 siswa atau 63%, sedangkan jumlah siswa yang nilainya di atas KKM hanya 11 orang atau 37%. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa ini masih rendah di bawah nilai KKM, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah dan sebagai bahan laporan kepada pihak UPTD untuk mata pelajaran matematika adalah 70.

Anggapan sulitnya mata pelajaran matematika yang mengakibatkan masih rendahnya nilai siswa tersebut tidak semata-mata atas kekurangan dan kelemahan siswa. tapi banyak pula faktor penyebabnya. Salah satu faktor yang disebabkan oleh guru di antaranya masih banyak guru di lapangan dalam menyelenggarakan pembelajaran matematika adalah kurang berani untuk melakukan suatu perubahan atau inovasi, mereka masih tampak patuh pada apa yang digariskan pada gaya mengajar konvensional. Padahal, kurikulum terutama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memberi peluang yang sangat luas kepada guru di lapangan untuk menyesuaikan format pembelajaran yang paling sesuai dengan lingkungan siswa.

Masalah lain yang paling banyak dikeluhkan di lapangan adalah kurang bera-ninya menerapkan strategi atau strategi pembelajaran yang baru dalam menyam-paikan materi matematika, sehingga siswa merasa kurang tertarik dan merasa jenuh. Kondisi seperti ini tampaknya telah menjadi suatu pemandangan yang bisaa terjadi di lapangan pada saat ini, karena hal seperti ini banyak disebabkan oleh kekeliruan kita sebagai guru dalam mengajarkan matematika yang cenderung bersipat searah, dalam arti guru masih merupakan sebagai pusat aktivitas kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini guru masih sebagai segala sesuatunya yang dapat dijadikan sebagai sumber atau masih dianggap paling mengetahui.

(12)

menganggap bahwa metode ceramah sebagai suatu metode yang paling ampuh untuk mengajar.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka salah satu upaya untuk meng-antisipasi kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran matematika peneliti akan menerapkan strategi cooperative learning tipe jigsaw. Strategi cooperative learning tipe jigsaw merupakan

strategi pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai karakter yang berbeda baik dari segi jender, kemampuan, mental, fisik, dan sebagainya. Penerapan strategi ini diupayakan agar aktivitas belajar siswa merupakan faktor dominan dalam pembelajaran. Karena peserta didik itu sendiri membuat perencanaan, menentukan bahan pelajaran dan corak proses belajar-mengajar yang diinginkan. Guru hanya bertindak sebagai koordinator dan fasilitator saja, sehingga penerapan strategi semacam ini dapat memperkecil peran guru dalam mengajar. Namun, dalam sesungguhnya sistem pembelajaran tidak semata-mata "meniadakan" sama sekali peran guru, tetapi banyak menyeimbang-kan peran antara guru dan peserta didik.

Sejalan dengan itu pula, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang penerapan strategi cooperative learning tipe jigsaw. Hal ini dikarenakan strategi ini dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan siswa lain dengan tujuan untuk mengoptimali-sasikan partisipasi siswa dalam belajar terutama untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika tentang sistem bilangan romawi. Penenlitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas atau PTK dan dilakukan kepada siswa kelas IV SD Negeri I Jayagiri Kecamatan Lembang Bandung Barat tahun pelajaran 2012/2013.

B. Rumusan Masalah

Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, maka peneliti merumuskannya pada hal-hal yang ada kaitannya dengan materi penelitian, yaitu sebagai berikut.

1. Bagaimana pemahaman siswa kelas IV terhadap konsep Sistem Bilangan Romawi setelah penerapan strategi cooperative learning tipe jigsaw?

2. Bagaimana aktivitas siswa kelas IV selama mengikuti proses pembelajaran Sistem Bilangan Romawi dengan penerapan strategi cooperative learning tipe jigsaw?

C. Tujuan Penelitian

(13)

1. Untuk mengetahui pemahaman siswa kelas IV terhadap konsep Sistem Bilangan Romawi setelah penerapan strategi cooperative learning tipe jigsaw.

2. Untuk mendeskripsikan aktivitas siswa kelas IV selama mengikuti proses

pembelajaran Sistem Bilangan Romawi dengan penerapan strategi coope-rative Learning tipe Jigsaw.

D. Manfaat Penelitian

Penerapan strategi cooperative learning tipe jigsaw dalam proses pembelajaran matematika terutama pada materi Sistem Bilangan Romawi sangat bermanfaat bagi siswa, bagi guru, dan bagi peneliti, yaitu sebagai berikut.

1. Manfaat Bagi Guru

a. Dapat memberikan pengalaman dalam merancang pembelajaran matematika dengan strategi cooperative learning tipe jigsaw.

b. Dapat memotivasi guru agar lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola proses pembelajaran matematika..

c. Dalam penilaian, guru tidak terlalu sulit menentukan nilai siswa karena da-pat dilakukan penilaian secara kelompok.

2. Manfaat Bagi Siswa

a. Adanya saling ketergantungan yang positif, sehingga siswa memiliki kesem-patan untuk saling memberikan sumbangan dalam poin-poin tertentu.

b. Setiap siswa akan merasa bertanggung jawab, baik secara individu maupun kelompok, sehingga tugas yang diberikan bisa dilaksanakan dengan baik.

c. Setiap siswa dalam kelompok mempunyai kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi, sehingga interaksi di antara mereka dapat tercipta dengan baik.

d. Setiap siswa terutama dalam kelompok dapat melakukan komunikasi secara efektif, sehingga akan tercipta adanya pengalaman belajar dari siswa lain.

3. Manfaat Bagi Sekolah

a. Dapat memberikan konstribusi yang positif bagi peningkatan kualitas pem-belajaran matematika di sekolah.

b. Dapat menciptakan suasana akademis yang kondusif bagi peningkatan kuali- tas pendidikan di sekolah.

(14)

Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara dari penelitian. Oleh karena itu hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah:

”Jika siswa memperoleh pembelajaran dengan penerapan strategi cooperative learning tipe jigsaw, maka pemahaman siswa terhadap konsep Sistem Bilangan Romawi akan meningkat”. Dengan meningkatnya pemahaman siswa tersebut, maka aktrvitas dan hasil belajar siswa pun baik secara individu maupun kelompok akan meningkat pula.

F. Definisi Operasional

Pembahasan mengenai definisi operasional pada bagian ini akan mencakup definisi-definisi yang terkait dengan kata-kata yang digunakan pada judul penelitian, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif)

Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang yang berbeda. Pembelajaran ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang sesuai dengan falsafah dari pendekatan konstruktivisme. Oleh karena itu, dalam pembelajaran ini diharapkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompoknya masing-masing. Menurut Anita Lie (2005:31) menjelas-kan bahwa “Pembelajaran cooperative learning merupakan suatu pembelajaran untuk meningkatkan adanya saling ketergantungan positif, adanya tanggung jawab perseorangan maupun kelompok, adanya tatap muka di antara anggota kelompok, dan adanya komunikasi antaranggota.

Dalam pembelajaran ini, strategi cooperative learning yang digunakan adalah Coopretaive Learnging tipe Jigsaw”, yaitu strategi pembelajaran yang dikembangkan dengan memperhatikan skemata atau latar belakang penga-laman siswa. Di samping itu, strategi ini bertujuan untuk membantu siswa agar lebih aktif sehingga materi pelajaran lebih bermakna, serta siswa dapat bekerja dengan sesama siswa lainnya dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

(15)

sasarannya adalah tahap pembelajaran yang maksimum bukan saja untuk diri sendiri, tetapi untuk semua siswa dalam kelompoknya masing-masing.

2. Pemahaman Konsep Matematika

Pemahaman dapat didefinisikan suatu perbuatan atau cara memahamkan seseorang terhadap sesuatu. Dalam hal ini, Tabrani Rusyan (2003:6) mende-

finisikan bahwa; ”Hakikat pengajaran matematika adalah penalaran deduktif yang bekerja atas dasar asumsi, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya, sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten”.

Pemahaman konsep pada dasarnya bertujuan agar siswa dapat memberikan contoh atau gambaran khusus dari suatu konsep atau prinsip umum. Di sisi lain, pemahaman konsep bertujuan agar siswa mampu menyusun dan menggunakan sistem bilangan Romawi berdasarkan pengalamannya, mampu mengklasifikasi dan menentukan bahwa sesuatu memiliki konsep.

3. Sistem Bilangan Romawi

Sistem Bilangan Romawi merupakan sistem bilangan yang telah digunakan

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bagian ini, peneliti akan membahas secara jelas tentang metode dan pendekatan, lokasi dan waktu penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, instrument penelitian, analisis dan interpretasi data, yaitu sebagai berikut.

A. Metode dan Pendekatan 1. Metode

Pada prinsipnya, metode adalah cara atau bentuk yang digunakan pada suatu kegiatan.

Menurut Suryana, dkk (2007:100), yang dimaksud dengan metode penelitian adalah “cara

ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang objektif, valid, dan reliable, sehingga dapat digunakan untuk memahami, meme-cahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

tertentu”.

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang lebih dikenal dengan istilah “classromm action research”. Metode penelitian tindakan kelas merupakan suatu metode yang menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu utnuk memperoleh data dan informasi yang bermanfaat. Menurut Arikunto (2008:3), mengemukakan sebagai berikut.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara berssama yang diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Menurut Aqib (2007:18), menjelaskan bahwa “penelitian tindakan kelas (PTK)

merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki la-

yanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan

peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan”.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas ini berfokus pada upaya untuk memperbaiki hasil belajar siswa serta mengubah cara pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran yang lebih efektif dan bermakna. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas ini perlu

(17)

memeperhatikan penekanannya pada sesuatu kegiatan yang sengaja dilakukan utnuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Adapun, ketentuan yang samngat penting untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas di antaranya adalah: a) penelitian tindakan kelas harus tertuju pada hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran; b) penelitian tindakan kelas harus dilakukan oleh guru secara objektif dan sistematis; c) penelitian tindakan kelas harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus; d) penelitian tindakan kelas harus terjadi secara wajar dan tidak boleh mengubah aturan; e) penelitian tindakan kelas harus betul-betul disadari oleh pemberi maupun pelakunya; dan f) penelitian tindakan kelas harus benar-benar menunjukkan adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan, yaitu siswa yang sedang belajar.

2. Pendekatan

Menurut Nuryani (2005:91), mengungkapkan bahwa “pendekatan dapat dibedakan dari metode. Pendekatan (approach) lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode (method) lebih menekankan pada teknik pelaksanaan”. Di samping itu, suatu pendekatan dalam penelitian dirancang untuk mencapai keberhasilan suatu tujuan penelitian yang telah ditetapkan pada membahasan di Bab I. Oleh karena itu, dalam kegiatan penelitian ini peneliti memilih pendekatan yang sesuai utnuk suatu proses.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini lebih menekankan pada strategi penelitian, sedangkan strategi penelitian yang diterapkan dalam keselu-ruhan proses

penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut dapat dibentuk suatu model ”daur atau siklus” di

mana tiap siklus itu secara garis besarnya terdapat empat tahapan, yaitu: 1) perencanaan (planning);

2) pelaksanaan tindakan (acting);

3) observasi atau pengamatan (observing); dan 4) refleksi (reflecting).

(18)

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 3.1: Strategi Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008)

Gambaran di atas menunjukkan bahwa prosedur yang telah ditentukan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas terdiri atas beberapa tahapan dari setiap siklusnya secara tetap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Secara umum tahapan-tahapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut. a. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu

mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, yaitu proses pembelajaran matematika pada materi Bilangan Romawi, kemudian peneliti membuat sebuat instrumen pengamatan untuk membantu merekan fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

PERENCANAAN

REFLEKSI PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI PELAKSANAAN

PENGAMATAN

(19)

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu melaksanakan penelitian tindakan kelas. Dalah hal ini peneliti berusaha mentaati apa yang dirumuskan dalam rancangan agar dapat berjalan dengan baik serta ada keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan.

c. Observasi atau Pengamatan

Tahap observasi yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat terutama pada saat tindakan sedang dilakukan. Jadi, antara peneliti dan pengamat dilakukan dalam waktu yang sama. Oleh karena itu bagi seorang pengamat agar melakukan pengamatan dengan baik terhadap apa yang terjadi ketika tindakan itu berlangsung, baik kegiatan guru maupun kegiatan siswa agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

d. Refleksi

Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru sudah selesai melakukan tindakan, kemudian didiskusikan dan disampaikan beberapa saran menganai hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Dengan kata lain, refleksi dilakukan dengan melakukan diskusi bersama observer yang bisaanya dilakukan oleh teman sejawat, sehingga dapat dicatat berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki untuk penyusunan ulang.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah SD Negeri I Jayagiri yang terletak di Jalan Jayagiri Nomor 27 Desa Jayagiri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. SD Negeri I Jayagiri memiliki 14 ruang belajar dengan jumlah siswa mencapai 525 siswa yang terdiri dari 259 siswa laki-laki dan 265 siswa perempuan. Jumlah guru atau tenaga pengajar termasuk guru sukwan adalah 25 orang yang terdiri dari 4 laki-laki dan 21 perempuan.

(20)

PROFIL SEKOLAH a. Nama Sekolah : SD Negeri I Jayagiri

b. Alamat Sekolah : Jl. Jayagiri No. 27 Desa Jayagiri Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat

c. Nomor Statistik Sekolah : 101020801006 d. Jenjang Akreditasi : Negeri

e. Tahun didirikan : 1948 / 1961 f. Tahun Beroperasi : 1948 / 1961 g. Kepemilikan Tanah : Pemerintah

- Status Tanah : HGB

- Luas Tanah : 620 m2

h. Status Bangunan : Pemerintah

i. Nomor Telepon : 022-2787291

(Sumber: Profil Sekolah, 2012/2013) 2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentuka, yaitu untuk penyusunan proposal dilakukan pada bulan April tepatnya pada minggu ke 1 dan 2. Perijinan dilakukan pada minggu ke 3 bulan April. Penyu-sunan desain operasional dilakukan pada minggu ke 4 bulan April 2013, dan seterusnya. Untuk mengetahui rincian kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1: Jadwal Penelitian

No Kegiatan April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan Proposal

√ √

2 Perijinan √

3 Penyusunan De-sain Operasional

4 Pengembangan Instrumen.

(21)

5 Pelaksanaan ke- giatan penelitian tindakan

Sikus I -Perencanaan -Pelaksanaan tin- dakan.

-Observasi -Refkesi Siklus II -Perencanaan -Pelaksanaan tin- dakan. -Observasi -Refkesi √ √ √ √ √ √ √ √

6 Pengumpulan da-ta dan bukti pen-dukung

√ √ √

7 Pengolahan dan analisis data

√ √ √ √ √

8 Penyusunan draf laporan PTK

√ √ √

9 Revisi laporan PTK

√ √ √

C. Subjek Penelitian

Sebagai subjek dalam penelitian ini mencakup beberapa hal, tapi pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan untuk dilakukan penelitian, yaitu siswa kelas IVA SD Negeri I Jayagiri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Menurut pendapat Arikunto (2008:24),

bahwa: “pengertian kelas dalam penelitian tindakan kelas tidak hanya sebatas pada sosok

siswa yang sedang mengikuti proses pembelajaran, tapi harus dilihat dari unit atau kesatuan

yang terdiri dari beberapa komponen”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi subjek atau sasaran dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa : Siwa kelas IV SDN I Jayagiri

2. Guru yang sedang mengajar : Guru kelas IV.

3. Mata pelajaran : Matematika

(22)

5. Standar kompetensi : Menggunakan lambang bilangan Romawi 6. Kompetensi dasar : Mengenal lambang bilangan Romawi 7. Metode pembelajaran : Cooperative Learning

8. Media/alat pelajaran : Lambang bilangan Romawi

9. Alokasi waktu : Dalam 1 kali pertemuan = 2 jam pelajaran (2 x 35 menit)

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat tahapan, yaitu perencaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Setiap tahapan ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

Siklus I 1. Perencanaan

a. Menelaah, dan menganalisis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, menentukan materi serta mengkaji teori yang mendukung kepustakaan.

b. Menyusun langkah-langkah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) se-

bagai pedoman untuk proses pembelajaran yang disesuaikan dengan silabus dan program semester.

2. Pelaksanaan

a. Menyusun dan menyajikan masalah pada lembar kerja yang sesuai dengan materi pembelajaran, yaitu masalah Sistem Bilangan Romawi.

b. Membentuk tim atau kelompok yang terdiri dari 6 kelompok dan setiap kelompoknya terdiri dari 6–7 orang siswa.

c. Memberikan motivasi terhadap siswa melalui kegiatan apersepsi serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dibahas.

d. Menyusun hipotesis atau jawaban sementara dari permasalahan yang akan dibahas melalui beberapa pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara (hipotesis), sehingga dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawabannya. Dalam hal ini guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan.

(23)

a. Pengamatan atau observasi dilakukan oleh observer selama proses pembe-lajaran berlangsung.

b. Proses observasi bertujuan untuk mengamati dan mencatat hal-hal selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran, baik kegiatan yang dilakukan oleh guru/praktisi maupun siswa sesuai dengan petunjuk lembar pengamatan/ observer. 4. Refleksi

a. Tim peneliti menganalisis data tentang proses, hasil, dan hambatan yang ditemukan selama proses pembelajaran.

b. Menganalisis dampak tindakan yang dilaksanakan terhadap hasil yang dicapai. c. Menyelesaikan permasalahan yang ditemukan pada siklus I.

d. Melakukan perencanaan tindakan untuk proses perbaikan siklus ke II

Siklus II 1. Perencanaan

a. Menelaah, dan menganalisis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, menentukan materi serta mengkaji teori yang mendukung kepustakaan.

b. Menyusun langkah-langkah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) se-

bagai pedoman untuk proses pembelajaran yang disesuaikan dengan silabus dan program semester.

2. Pelaksanaan

a. Menyusun dan menyajikan masalah pada lembar kerja yang sesuai dengan materi pembelajaran, yaitu masalah Sistem Bilangan Romawi.

b. Membentuk tim atau kelompok yang terdiri dari 6 kelompok dan setiap kelompoknya terdiri dari 6–7 orang siswa.

c. Memberikan motivasi terhadap siswa melalui kegiatan apersepsi serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dibahas.

d. Menyusun hipotesis atau jawaban sementara dari permasalahan yang akan dibahas melalui beberapa pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara (hipotesis), sehingga dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawabannya. Dalam hal ini guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan.

(24)

a. Pengamatan atau observasi dilakukan oleh observer selama proses pembe-lajaran berlangsung.

b. Proses observasi bertujuan untuk mengamati dan mencatat hal-hal selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran, baik kegiatan yang dilakukan oleh guru/praktisi maupun siswa sesuai dengan petunjuk lembar pengamatan/ observer. 4. Refleksi

a. Tim peneliti menganalisis data tentang proses, hasil, dan hambatan yang ditemukan selama proses pembelajaran.

b. Menganalisis dampak tindakan yang dilaksanakan terhadap hasil yang dicapai. c. Menyelesaikan permasalahan yang ditemukan pada siklus II

d. Melakukan perencanaan tindakan untuk proses perbaikan siklus selanjut-nya apabila diperlukan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari dua jenis, di antaranya:

1. Instrumen Tes

Instrumen tes merupakan bentuk tes atau evaluasi yang sistematis bagi pengukuran siswa sebagai sampel penelitian. Menurut Sumiati, dkk (2011: 203), tujuan penyusunan instrumen tes adalah untuk mengetahui: a) tingkat kemampuan awal siswa; b) hasil belajar siswa; c) pertumbuhan dan perkembangan prestasi siswa; dan d) keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, instrumen tes yang akan disusun adalah instrumen tes tertulis, yaitu bentuk instrumen yang harus dilakukan secara tertulis baik pertanyaan maupun jawabannya.

2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes yang disusun dalam penelitian ini pada umumnya menggunakan alat-alat/instrumen, di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Pedoman Observasi

(25)

sesuai dengan pendapat Suryana, dkk. (2007:188), mendefinisikan observasi sebagai berikut.

Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan secara sistematis dari fenomena-fenomena yang diselediki. Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari gejala-gejala atau fenomena (kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa) secara sistematis dan di dasarkan pada tujuan penyelidikan yang telah dirumuskan.

Selanjutnya, Sutaryat (2000:32) bahwa; ”Observasi adalah studi yang disengaja dan

sistematik tentang fenomena sosial dengan jalan pengamatan dan pencatatan”.

Hal-hal yang diamati pada berlangsungnya kegiatan pembelajaran di dalam kelas tersebut meliputi pemahaman konsep dan prosedur, penggunaan alat bantu/media, kekurang mampuan siswa terhadap materi yang disampaikan, serta kesesuaian antara rencana dengan pelaksanaannya. Oleh karena itu, lembar observasi yang dibuat terdiri dari dua jenis, yaitu lembar observasi untuk kegiatan guru dan lembar observasi untuk kegiatan siswa. Dengan lembar observasi ini akan terlihat berbagai kekurangan atau kelemahan dari siswa maupun guru selama proses pembelajaran maupun selama proses perbaikan, sehingga kekurangan dan kelemahan tersebut dapat diperbaiki dalam proses perbaikan siklus I dan II.

Di bawah ini tertera contoh format observasi baik untuk kegiatan guru maupun untuk kegiatan siswa.

Tabel 3.2: Format Observasi Kegiatan Guru

No Tahap Aspek yang diamati Ya Tidak Catatan

1 Apersepsi a. Menggali informasi tentang pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan diberikan.

b. Mengaitkan tema dengan pengalaman siswa.

……

……

...

...

2 Kegiatan Inti

a. Membimbing siswa untuk memahami konsep yang diberikan melalui latihan dan pengamatan.

b. Menerapkan pembelajaran

(26)

melalui kelompok belajar. c. Merangsang keberanian siswa

untuk bertanya. ... ... ... ...

d. Menanggapi pertanyaan dari siswa.

e. Mengarahkan pertanyaan siswa agar relevan dengan materi pembelajaran. f. Membimbing siswa selama

proses pembelajaran. ……. …… …… ……. …… ……

3 Kegiatan akhir.

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyim-pulkan dan menjelaskan kembali hasil pembelajaran. c. Memberikan evaluasi. d. Memberikan tindak

lanjut/tugas pekerjaan rumah

……. …… …… ……. …… ……

Tabel 3.3: Format Observasi Kegiatan Siswa

No Tahap Aspek yang diamati A B C D

1 Apersepsi

a. Siswa memahami konsep bilangan Romawi berda-sarkan pengetahuan awal. b. Siswa mengungkapkan

pengalamannya sesuai tema. ... ... ... ... ... ... ... ... 2 Kegiatan

Inti a. Siswa aktif selama proses pembelajaran, baik secara individu maupun kerja sama

(27)

dalam kelompok

b. Siswa berani untuk bertanya dan mengemukakan penda-patnya terhadap materi pembelajaran.

c. Siswa dapat mengilustrasi-kan materi sesuai metode pembelajaran

d. Siswa dapat mengilustrasi-kan materi sesuai alat peraga

e. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 3 Kegiatan

Akhir a. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dipelajari

b. Mengikuti evaluasi. c. Mengikuti tindak lanjut.

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Keterangan:

A = baik sekali B = baik C = cukup D = kurang b. Pedoman Wawancara

Penyusunan pedoman wawancara bertujuan untuk menampung data yang dihasilkan dari kegiatan wawancara secara langsung. Hasil wawancara yang dicatat dalam pedoman wawancara ini adalah data yang dihasilkan dari wawancara secara individu. Dengan mencatat hasil wawancara ini, peneliti dapat mengetahui ungkapan siswa tentang berbagai hal yang terjadi dalam proses pembelajaran serta alasannya. Di samping itu hasil wawancara yang tercatat pada pedoman wawancara itu merupakan bahan masukan yang penting untuk melakukan perbaikan siklus selanjutnya. Di bawah ini tertera tabel wawancara sebagai berikut.

Tabel 3.4: LEMBAR WAWANCARA

Nama Siswa : ………

Kelas / Semester : IV / II

(28)

No. Pertanyaan Respon Siswa

1 Apakah kamu merasa senang saat mengikuti pembelajaran bilangan Romawi dengan menggunakan strategi coope-rative learning tipe jigsaw?

...

...

...

...

2 Apakah kamu menemukan ke-sulitan saat pembelajaran bi-langan Romawi dengan meng-gunakan strategi cooperative learning tipe jigsaw?

...

...

...

...

3 Bagaimana tanggapanmu tentang pembelajaran bilangan Romawi, apakah menarik dan dapat dipahami?

...

...

...

4 Setelah kamu mempelajari bilangan Romawi, adakah manfaatnya bagi kamu dalam kehidupan sehari-hari?

...

...

...

5 Apa yang akan kamu lakukan apabila kamu ingin berhasil dalam pembelajaran bilangan Romawi?

...

...

...

c. Kamera Foto

(29)

F. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan data

Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data dengan tujuan untuk memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan penelitian terutama dalam hal kinerja guru dan aktivitas siswa yang selanjutnya dilakukan pengkajian dan analisis. Sedangkan, pengolahan data dilakukan melalui teknik analisis data sebagai berikut.

a. Teknik Pengolahan Data Hasil Observasi

Teknik pengolahan data yang dilakukan dari hasil observasi pada umumnya meliputi: a) Reduksi data

Reduksi data dilakukan dengan cara memilih dan memilah data yang diperlukan serta membuang data yang tidak digunakan atau diperlukan, sehingga data yang terkumpul itu benar-benar data yang valid.

b) Klasifikasi data

Klasifikasi data dilakukan dengan cara mengelompokkan data yang masuk dari semua siklus, baik siklus I maupun siklus II yang mengacu pada ren-

cana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sehingga aktivitas guru dan siswa dapat diketahui baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan.

c) Display data

Display data dilakukan dengan cara mendeskripsikan data yang diperoleh baik dalam bentuk narasi, uraian, maupun dalam bentuk tabel atau grafik.

2) Analisis Data Tes a. Scoring

Kriteria penilaian pada tes siklus I dan siklus II dilakukan dalam bentuk soal cerita yang berjumlah 5 (lima) butir soal, sedangkan bobot nilai tiap soal adalah 20 (dua puluh). Jika siswa menjawab semua soal dengan benar maka skor maksimum/ideal adalah 100.

b. Nilai rata-rata

(30)
[image:30.595.76.523.187.648.2]

Tabel 3.5: Kategori Nilai Rata-rata Siswa

No Rentang Nilai Kategori

1 90 – 100 Baik Sekali

2 70 – 89 Baik

3 50 – 69 Cukup

4 30 – 49 Kurang

5 0 – 29 Sangat Kurang

Keterangan:

- Nilai 90 – 100 diberikan pada siswa yang menjawab benar dengan lengkap - Nilai 70 – 89 diberikan kepada siswa yang menjawab kurang lengkap. - Nilai 50 – 69 diberikan kepada siswa yang menjawab tidak lengkap. - Nilai 30 – 49 diberikan kepada siswa yang menjawab salah

(31)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bagian ini peneliti akan membahas tentang kesimpulan dan saran yang merupakan bagian akhir dari semua pembahasan yang telah diuraikan di atas, yaitu sebagai berikut.

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka dapat disimpul-kan sebagai berikut.

1. Pemahaman siswa kelas IV terhadap konsep Sistem Bilangan Romawi setelah penerapan strategi cooperative learning tipe jigsaw menunjukkan adanya peningkatan dibanding sebelumnya, baik pada siklus I maupun pada siklus II. Pada siklus I, pemahaman siswa terhadap sistem dan aturan gabungan bilangan Romawi dibandingkan dengan hasil proses pembelajaran prasiklus ada peningkatan, terbnukti dari perolehan nilai rata-rata pada prasiklus hanya mencapai 62,00, sedangkan pada siklus I mencapai 69,30. Begitu pula pada siklus II, pemahaman siswa terhadap terhadap sistem dan aturan gabungan bilangan Romawi mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu meningkat menjadi 79,00. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan strategi pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan pema-haman siswa pada proses pembelajaran sistem bilangan

dan aturan bilangan Romawi. Di balik adanya peningkatan ini, ternyata masih ada beberapa orang siswa yang kurang memahami.

2. Aktivitas siswa kelas IV selama mengikuti proses pembelajaran Sistem Bilangan Romawi dengan penerapan strategi cooperative learning tipe jigsaw. Kearifan, kerjasama, maupun keseriusan siswa dalam mengikuti proses pem-

belajaran khususnya pada siklus II terlihat cukup baik, hal ini terbukti dari mulai kegiatan awal, kegiatan inti, sampai kegiatan akhir berjalan cukup kondusif. Sehingga proses pembelajaran tersebut cukup lancar, tertib, dan berhasil.

Khusus pada kegiatan belajar kelompok aktivitas siswa menunjukkan adanya sikap kerjasama, komunikasi, dan saling membantu antar anggota

(32)

kelompok. Keadaan seperti ini tentu tidak terlepas dari penggunaan strategi pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw yang terarah dan tepat sesuai dengan tahapannya.

Adanya peningkatan aktivitas siswa ini terlihat dari hasil nilai rata-rata yang diperoleh dalam belajar kelompok, yaitu pada siklus I hanya diperoleh nilai rata-rata 76,66 dan pada siklus II meningkat menjadi 90,83. Peningkatan ini tentunya berkat penggunaan strategi pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw.

B. Saran

Saran merupakan usul atau anjuran yang dikemukakan dan disampaikan kepada orang lain untuk mempertimbangkan cara mengatasi masalah yang ada. Kaitannya dengan saran pada hasil penelitian ini, peneliti menyampaikannya kepada semua pihak yang terkait dengan pendidikan umumnya dan khususnya dengan sekolah yang dijadikan tempat penelitian, di antaranya saran ini disampaikan kepada:

1. Siswa

Berdasarkan temuan hasil proses pembelajaran ternyata masih banyak siswa kelas IV yang kurang memahami tentang sistem dan aturan bilangan Romawi. Oleh karena itu disarankan kepada semua siswa kelas IV SD Negeri I Jayagiri khususnya dan umumnya kepada semua siswa dari kelas I sampai kelas VI lebih serius dalam mengikuti proses pembelajaran supaya dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru.

2. Guru

Dalam hal ini peneliti menyampaikan saran kepada semua guru khususnya di SD negeri I Jayagiri, alangkah baiknya dalam setiap melaksanakan proses pembelajaran jangan terpaku pada metode konvensional, tetapi perlu menggunakan strategi pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Dengan penggunaan strategi pembelajaran tersebut, selain dapat meningkatkan pemahaman dan aktivitas siswa, strategi ini berfungsi sebagai motivasi belajar bagi siswa.

3. Kepala Sekolah

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. (1996). Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Bandung: Tarsito.

Anita Lie (2005). Strategi Cooperatif Learning dalam Proses Pembelajaran.

Arikunto, Suharsimi. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Zainal. (2007). Penelitrian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Basrowi, dkk. (2010). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendikia Dahar, Ratna Wilis. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dina. M. S. (2009). Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Jakarta: Cakrawala

Ediyana, Hatta. Dkk. (2002). Strategi Pembinaan Olah Raga Tradisional. Bandung FPOK – UPI Bandung

Hamalik, Oemar. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika Lestari Puji. (2008). Bilangan dalam Suatu Pembelajaran Matematika.

Maslikah, Retna. (2010). Ensiklopedia Matematika – Pengukuran. Sidoarjo: Citra Adi Bangsa.

Mukhtar, dkk (2005). Pengajaran Remedial dalam Pembelajaran. Jakarta: Nimas Multima. Nurhasanah, Laila. (2009). Seri Matematika Untuk Anak – Mengenal Pengukuran. Bandung:

Graha Bandung Kencana.

Nuryani. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Malang: Universitas Negeri Malang

Rochiati, W.R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana

Sanjaya, Wina. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Gramedia. Saputra, Reza (2008). Mengenal Bilangan dan Pembelajaran Matematika.

Sudjana, S. Djudju (2000). Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Falah Production.

Sumiati, dkk. (2011). Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Suryana, Yaya. Dkk.(2007) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Azkia Pustaka. Susilana, Rudi. Dkk. (2006). Kurikulum Pembelajaran. Bandung: FIP UPI

Tabrani, dkk. (2003). Konsep dan Strategi Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakrata: Intimedia

(34)

Gambar

Gambar 2.1 : Aplikasi Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw..
Gambar 3.1: Strategi Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008)
Tabel 3.1: Jadwal Penelitian
Tabel 3.2: Format Observasi Kegiatan Guru
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian yang diharapkan oleh peneliti adalah untuk mengetahui pengelolaan kinerja rantai pasok dengan pendekatan SCOR model pada Swalayan Asiamart

4.3 Keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan setelah pembelajaran dengan model

Dengan harapan agar karyawan semakin bersemangat dalam bekerja dan akhirnya dapat meningkatkan kinerja yang baik dan produksi yang dihasilkan semakin berkualitas. 1.3

[r]

Disusun untuk memenuhi syarat dalam mencapai gelar diploma III (Amd. RMIK) pada program studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan. Oleh : MEI SAPUTRI

The limited citing knowledge and skills of the EL and L thesis writers become the third issue highlighted in this study. By analyzing the features of the citations and

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu.. Nurihsan,

Skripsi/Tesis/Disertasi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk.. telah saya nyatakan