PENGARUH WORD OF MOUTHTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS CIKUNDUL
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Pemandian Air Panas Cikundul)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata
SKRIPSI
Oleh
Anggi Ismail Halili 1103084
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARANPARIWISATA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
oleh
Anggi Ismail Halili 1103084
Sebuah Skripsi yang diajukan untukmemenuhi salas satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata pada FakultasPendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
UniversitasPendidikan Indonesia
©Anggi Ismail Halili 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS CIKUNDUL
(Survei Terhadap Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Pemandian Air Panas Cikundul)
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si NIP. 195905151986011001
Pembimbing II
Rini Andari, S.Pd.,SE.,Par.,MM NIP. 19810916 200812 2002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata
Yeni Yuniawati, S.Pd., MM.
NIP. 1981 06 08 2006 04 2001
Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis,
Keputusan Berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul. (Survei pada
wisatawan nusantara yang berkunjung ke Pemandian Air Panas Cikundul), Skripsi 2015, dibawah bimbingan Dr. H. Hari Mulyadi., M.Si., dan Rini Andari, S.Pd.,SE.,Par.,MM.
Perkembangan industri pariwisata di Indonesia semakin pesat, hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah perjalanan wisatawan ke Indonesia.Industri pariwisata memberikan dampak yang luar biasa bagi Indonesia diantaranya pada aspek sosial, budaya, terutama ekonomi.Kota Sukabumi merupakan kota kecil di Jawa Barat yang memiki cukup banyak potensi pariwisata, potensi pariwisata yang telah terkelola dengan cukup baik oleh Pemda setempat yaitu Pemandian Air Panas Cikundul. Pemandian Air Panas Cikundul memiliki beberapa daya tarik wisata yang mampu memanjakan pengunjung dengan kenyamanan dan khasiat air panas serta memberikan ketenangan suasana desa yang dialiri sungai Cimandiri. Tiga tahun terakhir ini tingkat kunjungan Pemandian Air Panas Cikundul mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh banyak faktor, beberapa diantaranya adalah bermunculannya destinasi wisata baru di kawasan sekitar Kota Sukabumi, sehingga wisatawan memiliki banyak pilihan destinasi untuk berwisata. Salah satu cara yang dilakukan Pemandian Air Panas Cikundul untuk meningkatkan kembali kunjungan wisatawan adalah dengan melakukan pemasaran word of mouth. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil temuan mengenai word of mouth di Pemandian Air Panas Cikundul, keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul dan pengaruh
word of mouth terhadap keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Pemandian Air Panas Cikundul dengan sampel menggunakan rumus Slovin, sehingga diperoleh sampel sebanyak 100 responden.Teknik sampling yang digunakan adalah sistematic random
sampling dan untuk teknik analisis data yang digunkan adalah teknik analisis regresi
berganda.Berdasarkan hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa word of mouth berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung wisatawan Pemandian Air Panas Cikundul.Saran untuk pihak Pemandian Air Panas Cikundul agar memaksimalkan pemasaran word of mouth melalui media internet dan juga agar Pemandian Air Panas Cikundul dapat menambah atraksi wisata.
Anggi Ismail Halili, 1103084, TheEffect of Word of Mouth to the Decision to Visit Pemandian Air Panas Cikundul. (Survey on tourists who visit Pemandian Air
Panas Cikundul), Thesis 2015, under the guidance of Dr. H. Hari Mulyadi., M.Sc.,
and Rini Andari, S.Pd., SE., Par., MM.
The development of the tourism industry in Indonesia is growing rapidly, it is marked by the increasing number of tourists traveling to Indonesia. The tourism industry provide tremendous impact for Indonesia include social, cultural, especially economic. Sukabumi is a small town in West Java, there is a lot of tourism potential, tourism potential which has been managed quite well by the government that Pemandian Air Panas Cikundul. Pemandian Air Panas CIkundul has several tourist attraction that is able to pamper tourist with comfort and efficacy of hot spring and give composure atmosphere where Cimandiri river flowed. The last three years, level visit of Pemandian Air Panas Cikundul decreased, this is caused by many factors, some of which is the emergence of new tourist destinations in the area around the Sukabumi City, so tourists have many options for sightseeing destinations. One of the ways to increase visitors is word of mouth marketing. This study aim to obtain findings on word of mouth in Pemandian Air Panas Cikundul, visiting decision in Pemandian Air Panas Cikundul and word of mouth influence on visiting decision in Pemandian Air Panas Cikundul. The population in this research is tourist who visit Pemandian Air Panas Cikundul. Sample in this research were 100 respondents. The sampling technique used is systematic random sampling and for data analysis technique is used multiple regression. Based on SPSS 20 for Windows testing showed that that simultaneous and partial effect between word of mouth and tourist decision to visit Pemandian Air Panas Cikundul. Suggestions for Pemandian Air Panas Cikundul is to maximize word of mouth marketing via internet.
Anggi Ismail Halili, 2015
PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 10
1.3Tujuan Penelitian ... 10
1.4Kegunaan Penelitian... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Konsep Kepariwisataan ... 12
2.1.1.1Pengertian Pariwisata ... 12
2.1.1.2Industri Pariwisata ... 14
2.1.1.3 Destinasi Pariwisata ... 16
2.1.1.4 Pemandian Air Panas Sebagai Wisata Tirta ... 17
2.1.2 Konsep Pemasaran Pariwisata ... 17
2.1.2.1 Pemasaran Destinasi ... 18
2.1.2.2Word of Mouth Bagian Dari Bauran Promosi ... 19
2.1.2.3Word of Mouth ... 25
2.1.2.4Efektifitas dalam Penyampaian Pesan... 27
Anggi Ismail Halili, 2015
2.1.3.1Perilaku Membeli Konsumen ... 34
2.1.3.2Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ... 36
2.1.3.3Proses Keputusan Berkunjung Wisatawan ... 37
2.1.4Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung ... 39
2.1.5Orisinalitas Penelitian ... 41
2.1.6Kerangka Pemikiran ... 43
2.1.7Hipotesis ... 48
BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 50
3.2 ... Metodologi Penelitian ... 50
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 51
3.2.1.1 Riset Deskriptif ... 51
3.2.1.2 Riset Explanatory ... 51
3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 52
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 60
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling... 62
3.2.4.1Populasi ... 62
3.2.4.2 Sampel ... 62
3.2.4.3Teknik Sampel ... 63
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 63
3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 64
3.2.6.1 Pengujian Validitas ... 64
3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas ... 68
3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 69
3.2.7.1.Rancangan Analisis Data Deskriptif ... 71
Anggi Ismail Halili, 2015
PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil dan Wisatawan Pemandian Air Panas Cikundul ... 78
4.1.1 Profil Pemandian Air Panas Cikundul ... 78
4.1.1.1 Identitas Perusahaan ... 78
4.1.1.2 Sejarah Singkat Pemandian Air Panas Cikundul... 78
4.1.1.3 Produk Yang Ditawarkan ... 80
4.1.2 Profil Responden Pemandian Air Panas Cikundul ... 82
4.2 Tanggapan Word of Mouthdan Dimensinya ... 89
4.3 Tanggapan Keputusan Berkunjung dan Dimensinya ... 99
4.4 Pengujian Hipotesis Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung ... 107
4.5 Pembahasan ... 117
4.5.1 Word of Mouth ... 117
4.5.2 Keputusan Berkunjung ... 120
4.5.3 Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul ... 122
4.6 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 125
4.6.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 125
4.6.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 126
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 128
Anggi Ismail Halili, 2015
DAFTAR TABEL
1.1 Perkembangan WISNUS dan WISMAN Tahun 2011-2013 ... 2
1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kota Sukabumi Tahun 2011-2014 ... 5
1.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan di PAP Cikundul Tahun 2011-2014 ... 6
2.1 Pengertian Pariwisata Menurut Para Ahli ... 12
2.2 Pengertian Word of Mouth Menurut Para Ahli ... 27
2.3 Pengertian Keputusan Berkunjung ... 32
2.4 Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan WOM dan Keputusan Berkunjung ... 41
3.1 Operasional Variabel ... 52
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 61
3.3 Hasil Pengujian Validitas ... 67
3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 69
3.5 Skor Alternatif Jawaban ... 71
4.1 Keterkaitan Jenis Kelamin dan Usia Dengan Sumber Informasi Utama ... 82
4.2 Keterkaitan Pekerjaan dan Penghasilan dengan Sumber Informasi Utama ... 83
4.3 Keterkaitan Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan dengan Sumber Informasi Utama... 85
4.4 Tanggapan Responden Terhadap Talkers ... 90
4.5 Tanggapan Responden Terhadap Topics ... 93
4.6 Tanggapan Responden Terhadap Tools ... 95
4.7 Tanggapan Responden Terhadap Taking Part ... 97
4.8 Tanggapan Responden Terhadap Tracking ... 99
4.9Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Produk ... 102
Anggi Ismail Halili, 2015
PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS
4.13 Tanggapan Responden Terhadap Jumlah Kunjungan ... 108
4.14 Hasil Pengujian Normalitas ... 111
4.15 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas ... 112
4.16 Hasil Pengujian Linearitas ... 113
4.17 Hasil Pengujian Asumsi Auto Korelasi... 114
4.18 Hasil Pengujian Asumsi Multikolinearitas... 115
4.19 Output Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung ... 115
4.20 Output ANOVA ... 116
4.21 Koefisien Regresi ... 117
4.22 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Word of Mouth ... 119
Anggi Ismail Halili, 2015
DAFTAR GAMBAR
2.1 Four P Components of TheMarketingMix ... 20
2.2 Buyer Readiness Stages... 22
2.3 Model Perilaku Konsumen ... 35
2.4 Proses Keputusan Berkunjung Wisatawan... 38
2.5 Kerangka Pemikiran ... 47
2.6 Paradigma Penelitian ... 48
4.1 Pengalaman Responden Berdasarkan Teman Berwisata ... 87
4.2 Pengalaman Responden Berdasarkan Alasan Berkunjung ... 88
4.3 Pengalaman Responden Berdasarkan Waktu Kunjungan ... 89
4.4 Pengalaman Responden Berdasarkan Pengeluaran Wisata... 90
4.5 Histogram Dependent Keputusan Berkunjung ... 111
4.6 Normal Probability Plots ... 111
4.7 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas ... 113
4.8 Variabel Word of Mouth Pada Garis Kontinum ... 122
Anggi Ismail Halili, 2015
Anggi Ismail Halili, 2015
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
Manusia sebelum zaman modern melakukan perjalanan dari satu tempat ke
tempat lain dengan tujuan untuk kelangsungan hidupnya, kemudian mulai pada awal
abad ke 19 manusia mengenal kegiatan pariwisata dengan tujuan seperti pengertian
wisata dewasa ini yaitu untuk bersenang-senang atau rekreasi. Pada dasarnya
kehidupan manusia memang tidak terlepas dari kegiatan pariwisata apalagi dengan
adanya faktor-faktor seperti sosial, ekonomi, dan budaya menjadikan pariwisata
sebagai kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Bahkan Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana
mengatakan bahwa pariwisata ke depan akan menjadi kebutuhan primer bagi
manusia. (http://travel.kompas.com)
Kemudian mengacu pada angka, pergerakan manusia melakukan aktivitas
pariwisata beberapa tahun terakhir semakin meningkat.Pada tahun2014 kedatangan
wisatawan internasionalmencapai angka 1,138 milyar atau 4,7% meningkat dari
tahun sebelumnya. Apabila menyimak angka-angka tersebut, besar kemungkinan
prospek jangka panjang dari UNWTO yang dikenal UNWTO Tourism
Towards2030akan benar-benar terwujud. Tourism Towards 2030memprediksi pada
tahun 2030 jumlah kedatangan wisatawan internasional akan mencapai 1,8 milyar,
dengan perkiraan jumlah kedatangan wisatawan internasional di seluruh dunia
meningkat 3,3% per tahun selama periode 2010 sampai dengan 2030
(www.unwto.org).
Melihat prospek yang cerah, tentunya negara-negara berkembang
memanfaatkan peluang ini untuk membangun perekonomiannya melalui industri
pariwisata. Pun Indonesia, pariwisata di Indonesia dewasa ini berkembang dengan
setelah minyak bumi dan gas.Berkembang pesatnya pariwisata Indonesia salah
satunya dapat terlihat dari kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan
nusantara yang tiap tahun semakin meningkat.
TABEL 1.1
PERKEMBANGAN WISNUS DAN WISMAN 2011-2013
Sumber: Pusdatin Kemenparekraf dan BPS
Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa jumlah perjalanan wisatawan
nusantara yang selanjutnya disebut wisnus tiap tahunnya meningkat, hal ini terjadi
karena iklim perekonomian Indonesia yang semakin membaik dan juga
bermunculannya destinasi pariwisata baru, sehingga masyarakat semakin tertarik
untuk melakukan perjalanan pariwisata. Selain itu dengan adanya kebijakan cuti
bersama dari pemerintah membuat hari libur menjadi panjang sehingga mendorong
wisnus untuk melakukan perjalanan pariwisata.
Sama halnya dengan perkembangan kunjungan wisnus, kunjungan wisatawan
mancanegara pun mengalami peningkatan tiap tahunnya, kenaikan yang paling
signifikan yaitu pada tahun 2013 dengan persentase pertumbuhan sebesar 9,41%. Jika
dilihat dari rata-rata pengeluaran, jelas wisatawan mancanegara lebih banyak
pengeluarannya dibanding wisatawan nusantara yang rata-rata pengeluaran
belanjanya sebesar Rp. 750.000,-/orang. Namun dengan meningkatnya jumlah
masyarakat kelas menengah di Indonesia, jumlah perjalanan wisatawan nusantara tiap
tahunnya diprediksi akan terus meningkat.
Perkembangan wisnus juga dipacu oleh upaya Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif yang semakin gencar menggalakan pariwisata dalam negeri, untuk
menarik lebih banyak wisnus.Beberapa tahun lalu melalui slogan Kenali negerimu,
Cintai negerimu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengajak masyarakat
Indonesia untuk lebih sadar wisata dengan mengenal pariwisata dalam negeri dan
agar menjadi wisatawan nusantara yang aktif.
Jawa Barat sebagai salah satu propinsi yang kaya akan potensi pariwisata, tentu
tidak ingin ketinggalan dalam memanfaatkan momen ini.Sehingga tahun 2014 Jawa
Barat berhasil mencapai target dengan pencapaian jumlah wisnus yang berkunjung ke
Jawa Barat 45 juta orang.Bahkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa
Barat Drs Nunung Sobari MM mengatakan bahwa kunjungan wisnus ke Jawa Barat
mengalahkan kunjungan wisnus yang berkunjung ke Bali.(jabar.tribunnews.com).
Letak Propinsi Jawa Barat yang beberapa wilayahnya berbatasan langsung
dengan ibukota Jakarta menjadi keuntungan tersendiri, karena kebanyakan warga
Jakarta yang notabene kesehariannya beraktivitas di kota metropolitan dengan segala
hiruk pikuknya, pasti membutuhkan relaksasi atau rekreasi hanya untuk sekedar
bersantai dan menenangkan pikiran, untuk memenuhi kebutuhan tersebut warga
Jakarta biasanya mencari daya tarik wisata yang letaknya tidak jauh dari Jakarta,
pilihan utamanya yaitu destinasi wisata di Jawa Barat, selain letak Jawa barat yang
dekat dan akses yang mudah, Jawa Barat memiliki pilihan destinasi wisata yang
beragam, alamnya saja sudah sangat lengkap dari mulai pantai yang terbentang di
bagian utara dan selatan hingga kawasan pegunungan yang hijau dan asri, selain itu
tidak hanya daya tarik alamnya saja yang menarik, Jawa Barat pun terkenal dengan
atraksi budayanya di beberapa daerah, destinasi wisata minat khusus yang beragam,
hingga keanekaragaman wisata kulinernya.
Dilansirdari laman web www.regional.kompas.com, ketika ditemui di kantor
dinasnya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menekankan bahwa banyak
dampak positif jika suatu daerah sukses menjadi tujuan utama wisatawan. Untuk
menjadi tujuan utama wisatawan, suatu daerah harus memiliki daya tarik wisata,
Begitu pula Kota/Kabupaten di Jawa Barat, masing-masing memiliki daya tarik atau
Berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, daya
tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang
berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.Indonesia sendiri terkenal dengan
daya tarik wisata alamnya, kekayaan alam yang berlimpah menjadikan Indonesia
memiliki daya tarik wisata yang tersebar hingga pelosok. Sama halnya dengan
wilayah lain di Indonesia, Jawa Barat memiliki banyak kekayaan alam.
Alam sudah menyediakan segala yang diperlukan oleh manusia, oleh karena itu
manusia sangat bergantung pada alam.Hingga saat ini manusia telah memanfaatkan
seluruh bagian alam, baik itu secara biotik maupun abiotik. Secara biotik manusia
telah memanfaatkan hampir semua jenis tumbuhan dan hewan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, dan tidak hanya biotik, lingkungan abiotik pun sejak permulaan
zaman moderen telah dimanfaatkan oleh manusia dengan melakukan penggalian
bahan tambang, seperti halnya batu bara ataupun logam mulia, dan agar tidak
berdampak buruk di masa depan segala bentuk pemanfaatan alam harus bersifat
berkelanjutan. Pun pemanfaatan alam untuk industri pariwisata.
Pemandian air panas merupakan salah satu pemanfaatan alam di industri
pariwisata. Dengan memanfaatkan sumber air panas, manusia dapat mendapatkan
manfaat mineral yang terkandung didalamnya, dan dari segi industri dapat
menggerakan aktivitas ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
setempat dengan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan destinasi
pariwisata. Banyak daerah di Indonesia, di Jawa Barat khususnya yang memiliki
destinasi wisata mata air panas.seperti pemandian air panas guci di Cirebon, ciater di
Kabupaten Subang, dan Cipanas Palabuan ratu Kabupaten Sukabumi.
Kota Sukabumi yang telah berusia 101 tahun, merupakan sebuah kota kecil di
Jawa Barat yang memiliki luas area 48,25 KM2,meskipun Kota Sukabumi memiliki
luas wilayah yang kecil, letak geografis yang strategis di perlintasan dua kota besar
yaitu Kota Bandung dan Kota metropolitan Jakarta, menjadikan Kota Sukabumi
banyak potensi pariwisata yang belum dikembangkan secara maksimal, seperti
potensi wisata heritage yang terdapat di jalan Bhayangkara yaitu rumah – rumah
peninggalan yang bersejarah, dan juga potensi alamnya, yang sangat disayangkan
belum tertangani maksimal oleh pemerintah setempat. Padahal jika pemerintah Kota
Sukabumi fokus mengembangkan pariwisata, Kota Sukabumi sangat bisa menjadi
Kota Persinggahan yang tidak kalah menariknya seperti Kota Bogor dan sekitarnya.
Dinas bidang pariwisata Kota Sukabumi melalui visinya yaitu Terwujudnya
Sumber Daya Yang Kompetitif dan Berdaya Saing Tinggi di Bidang Pariwisata,
untuk mewujudkan visi tersebut tentunya harus diperlukan keseriusan membangun
produk wisata yang berkualitas dan juga kerjasama semua stakeholder yang termasuk
didalamnya pemerintah, pihak pengembang dan masyarakatnya sendiri. Dengan
terlibatnya semua stakeholder, akan berdampak besar dan mempercepat terwujudnya
pariwisata Kota Sukabumi yang kompetitif dan berdaya saing tinggi.
Salah satu cara untuk melihat perkembangan pariwisata suatu daerah adalah
dengan cara melihat jumlah kedatangan
wisatawan tiap tahunnya. Dan dari hasil
rekapitulasi kunjungan wisatawan berdasarkan
jumlah tamu yang ada di hotel di Kota Sukabumi
dan kunjungan wisatawan ke destinasi wisata,
diperoleh angka dibawah ini.
TABEL 1.2
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DI KOTA SUKABUMI 2011-2014
Sumber: Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sukabumi
Tabel 1.2menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan di
Kota Sukabumi bersifat fluktuatif dan cenderung turun. Penurunan terjadi pada tahun
2012 sebesar -0,35% dari tahun sebelumnya. Penurunan kunjungan yang cukup
signifikan juga terjadi di tahun 2014, jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Sukabumi
semakin terpuruk di tahun tersebut, yaitu sebanyak 87.751 orang dengan persentase
penurunan dari tahun 2013 sebesar -36,86%. Fenomena tersebut disikapi secara
positif oleh dinas terkait, dan menyadari perlunya penataan dan
pengembanganpotensi daya tarik pariwisata di Kota Sukabumi.karena daya tarik
wisata suatu destinasi merupakan yang terpenting untuk menarik kunjungan
wisatawan di suatu daerah.
Terjadinya penurunan kunjungan wisatawan ke kota Sukabumi di tiga tahun
terakhir salah satu penyebabnya adalah sedikitnya potensi alam yang telah
dikembangkan sebagai destinasi pariwisata. Untuk daya tarik wisata alam yang telah
dikelola oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata, Kota Sukabumi
hanya memiliki Pemandian Air Panas Cikundul yang selanjutnya disebut PAP
Cikundul, hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan PAP Cikundul sangat
berperan penting dalam menarik minat wisatawan berkunjung ke Kota Sukabumi.
Lokasi PAP Cikundul sendiri cukup strategis dan aksesnya cukup mudah juga
sudah dilengkapi penunjuk arah, sehingga wisatawan tidak sulit untuk menuju PAP
Cikundul, namun sayangnya sama halnya dengan jumlah kunjungan wisatawan di
Kota SukabumiPerkembangan kunjungan wisatawan di PAP Cikundul pun
mengalami penurunan.
TABEL 1.3
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DI PAP CIKUNDUL 2011-2014
TAHUN WISATAWAN
JUMLAH %
2011 9750 -
Sumber: Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sukabumi
Tabel diatas menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan di PAP Cikundul turun
di tiga tahun terakhir.penurunan yang paling signifikan yaitu pada tahun 2013 turun
sebesar 9,09% dari tahun sebelumnya. Hal ini sangat mengancam keberlangsungan
PAP Cikundul.Ketika dikonfirmasi kepada pihak pengelola yang bernama bapak idun
pada tanggal 5 April 2015 di PAP Cikundul, beliau menekankan bahwa memang
penurunan kunjungan wisatawan tiga tahun terakhir menjadi konsentrasi mereka saat
ini, selain itu pihak pengelola juga menyadari turunnya kunjungan ke PAP Cikundul
mengindikasikan bahwa keputusan berkunjung wisatawan ke PAP Cikundul
mengalami penurunan.
Salah satu penyebab turunnya kunjungan wisatawan ke PAP Cikundul yaitu
tingginya tingkat persaingan karena semakin banyaknya pilihan destinasi wisata di
sekitar Kota Sukabumi.Apalagi dengan terjadinya kejadian pada akhir tahun 2014
yang mencoreng citra PAP Cikundul, yaitu terjadinya kasus pembunuhan di kawasan
PAP Cikundul yang sudah tentu berimbas pada motivasi wisatawan yang akan
berkunjung, bahkan pasca kejadian tersebut PAP Cikundul sempat ditutup untuk
umum selama sebulan.Oleh karena itu harus ada upaya yang ekstra untuk menarik
wisatawan berkunjung ke PAP Cikundul.
Sebagai destinasi wisata yang dikelola langsung oleh dinasbagian pariwisata,
dan sebagai destinasi wisata alam yang diutamakan di Kota Sukabumi, PAP Cikundul
cukup mendapat perhatian. Pengelola dengan rutin melakukan pemeliharaan, agar
PAP Cikundul masih layak menjadi destinasi wisata yang dikunjungi wisatawan.
Namun tetap saja, dikarenakan pemerintah Kota Sukabumi belum fokus menangani
industri pariwisata, PAP Cikundul dari sejak dibuka untuk umum hingga sekarang,
belum ada pengembangan yang berarti, hanya wacana yang dikeluarkan oleh
pemerintah, seperti wacana dibangunnya destinasi wisata terpadu di kawasan PAP
Cikundul, akan tetapi dikarenakan oleh berbagai kendala terutama belum adanya
Kondisi PAP Cikundul sendiri saat ini cukup baik.Fasilitas umum yang
disediakan lengkap.Sarana pendukung telah memadai, seperti gazebo, lapangan
parkir, juga disana terdapat penginapan. Prasarana untuk mencapai PAP Cikundul
pun sudah cukup baik, jalan menuju kesana lebar dan beraspal, dan papan petunjuk
arah ke PAP Cikundul mudah dijumpai, sehingga memudahkan wisatawan yang akan
berkunjung kesana.
Salah satu cara untuk meningkatkan tingkat kunjungan adalah melalui media
promosi. Namun media promosi yang telah dilakukan PAP Cikundul masih
terbatas.Berdasarkan pada teori, terdapat beberapa upaya promosi yang dapat
dilakukan melalui delapan mode utama komunikasi pemasaran, yaitu menurut Kotler
Keller (2012, hlm. 478) terdapat bauran promosi, yang diantaranya advertising, sales
promotion, event and experiences, public relation & publicity, direct marketing,
interactive marketing, word of mouth, personal selling. Adapun upaya promosi yang
telah dilakukan PAP Cikundul masih sebatas promosi dengan menyebarkan leaflet
pada saateventpromosi pariwisata se-propinsi Jawa Barat, namun hal tersebut
nyatanya tidak terlalu berdampak pada kunjungan wisatawan, selain itu sempat juga
melakukan promosi melalui social medianamun tidak terkelola dengan baik.Masih
terbatasnya media promosi menjadi salah satu yang menyebabkan tingkat kunjungan
PAP Cikundul semakin turun.
Dengan keterbatasan yang dialami dinas, maka salah satu cara promosi yang
tidak banyak membutuhkan dana adalah word of mouth atau biasa dikenal dengan
informasi dari mulut ke mulut, word of mouth merupakan upaya promosi yang paling
sederhana,word of mouth selanjutnya disingkat menjadi WOM, merupakan upaya
promosi yang tidak memerlukan media secara khusus, cara kerja yang sederhana
namun berdampak besar pada keputusan berkunjung wisatawan.
Menurut pegawai PAP Cikundul, bapak Idun,word of mouth menyebar melalui
warga sekitaryang merekomendasikan PAP Cikundul kepada saudara dan kerabatnya,
rekomendasi dari warga ini terjadi ketika saudara atau kerabatnya dari luar kota akan
berkunjung ke PAP Cikundul, mereka mendapatkan pengalaman, kemudian mereka
kembali ke tempat tinggalnya dan mereka membagikan pengalamannya selama
berkunjung ke PAP Cikundul kepada orang-orang terdekatnya.
Kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke PAP Cikundul adalah keluarga,
karena suasana disana cocok untuk berkumpul bersama keluarga.Banyak wisatawan
yang kembali berkunjung dengan membawa sanak saudara atau kerabat yang belum
pernah berkunjung, Kemudian banyak yang memberikan tanggapan positif setelah
mendapatkan pengalamanmerasakan khasiat mata air panas dan alam sekitar yang
asri di PAP Cikundul,tanggapan positif ini menyebar menjadi pesan positif.
Pesan positif sangat memberikan keuntungan pada PAP Cikundul, pesan positif
tentunya akan memberi pengaruh kepada orang lain yang kemudian mempengaruhi
mereka untuk berkunjung ke PAP Cikundul dan secara langsung akan memberikan
dampak pada tingkat kunjungan di PAP Cikundul. Namun sayangnya disamping
pesan positif yang memberi pengaruh positif pada PAP Cikundul, pesan negatif yang
disampaikan pengunjung lain pun menjadi ancaman.
Adapun adanya pesan positif dan pesan negatif, menurut Nyer dalam jurnal
Mohamad Reza (2012, hlm. 13) merupakan disebabkan oleh kecenderungan
pengunjung yang terdiri dari kepuasan, kesenangan, kekecewaan.Semua hal tersebut
menjadi pengaruh pada isi pesan yang dibagikan. Jika isi pesan positif akan
meningkatkan kunjungan maka isi pesan negatif akan mengancam dan memberikan
dampak buruk seperti penurunan kunjungan, sayangnya pesan negatif yang
disebabkan ketidakpuasan pengunjung tersebut biasanya lebih cepat tersebar, dan hal
tersebut tidak dapat dikontrol karena menurut Kotler dan Amstrong (2014, hlm. 180),
konsumen yang tidak puas cenderung tidak menyampaikan secara langsung kepada
perusahaan, mereka lebih memilih meyebarluaskan ketidaknyamanannya kepada
orang-orang terdekat.
Word of mouth akan sangat berdampak besar pada suatu produk atau jasa,
karena pergerakannya tidak terkontrol bahkan oleh perusahaan, komunikasi personal
kemudian akan terus tersebar luas, sehingga akan berpengaruh luar biasa pada produk
atau jasa tersebut.
Menurut Kotler dan Amstrong (2014, hlm. 436), pada umumnya terdapat dua
elemen utama pada proses komunikasi, yaitu sender (pengirim pesan) dan giver
(penerima pesan), sedangkan yang menjadi alat komunikasi adalah pesan dan media.
Pesan disampaikan oleh perusahaan melalui bauran promosi yang
dilakukan.Penyampaian pesan tentunya harus menimbulkan ketertarikan konsumen
sehingga konsumen tersebut melakukan tindakan dalam hal ini berarti wisatawan
memutuskan untuk berkunjung. Untuk menimbulkan reaksi konsumen maka pesan
yang disampaikan harus berkualitas, karena efektivitas WOM tidak akan terjadi jika
tidak adanya reaksi konsumen terhadap pesan yang disampaikan produsen.
WOM merupakan alat pemasaran sederhana yang dapat dilakukan setiap orang
kapan saja dan dimana sajadan memiliki dampak yang luar biasa bagi
produsen.Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan sebelumnya, penulis
bermaksud untuk meneliti PAP Cikundul, yaitu mengenai “Pengaruh Word of MouthTerhadap Keputusan Berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul”
Survei pada wisatawan nusantara yang berkunjung ke Pemandian Air Panas
Cikundul.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran Word of Mouthdi Pemandian Air Panas Cikundul.
2. Bagaimana gambaran keputusan berkunjung wisatawan di Pemandian Air
Panas Cikundul.
3. Bagaimana pengaruh Word of Mouthterhadap keputusan berkunjung di
Pemandian Air Panas Cikundul.
Berdasarkan uraian pokok permasalahan diatas, penelitian mengenai pengaruh
Word of Mouthterhadap keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas
Cikundulbertujuan untuk memperoleh temuan mengenai:
1. Word of Mouthyang terdapat di Pemandian Air Panas Cikundul
2. Keputusanberkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul.
3. Bagaimana pengaruh Word of Mouthterhadap keputusanberkunjung di
Pemandian Air Panas Cikundul.
1.4 Kegunaan Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Kegunaan Teroritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah kajian ilmu
mengenai kepariwisataan di program studi manajemen pemasaran
pariwisata terkhusus pada manajemen pemasaran destinasi serta dapat
memberikan saran bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan
kajian mengenai ilmu pemasaran, khususnya mengenai pengaruh word of
mouthterhadap keputusanberkunjung.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis, dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat dan menjadikannya sebuah masukan bagi Dinas Pemuda,
Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sukabumi, khususnya dalam
upaya meningkatkan jumlah kunjungan yang sebelumnya mengalami
penurunan melalui Word of Mouth.Selain itu secara umum penelitian ini
juga bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman di
Anggi Ismail Halili, 2015
PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa mengenai bagaimana word of mouth
yang terdapat di Pemandian Air Panas Cikundul dan pengaruhnya terhadapkeputusan
berkunjung. Adapun yang menjadi variabel bebas yaitu word of mouth (X) yang
memiliki lima sub variabel yaitu Talkers (X1), Topics (X2), Tools (X3).dan Taking
Part (X4). Sedangkan yang menjaadi variabel terikatnya (Y) yaitu Keputusan
Berkunjung.
Responden (unit analisis) dalam penelitian ini adalah wisatawan yang
berkunjung ke Pemandian Air Panas Cikundul.Penelitian ini dilakukan dalam jangka
waktu kurang dari satu tahun oleh karena itu, metode yang digunakan adalah cross
sectional method. Menurut Husein Umar (2009, hlm. 42), “Cross Sectional Method
yaitu metode penelitian dengan cara meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu
kurun waktu saja”.
3.2 Metodologi Penelitian
Menurut Leedy (Gusti dan Made, 2012, hlm. 117), penelitian adalah suatu
proses untuk mencapai jawaban terhadap suatu pertanyaan, penyelesaian
permasalahan terhadap suatu fenomena yang memilki ciri sistematis dan faktual.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana secara umum lebih memiliki
wilayah luas, tingkat variasi yang kompleks, namun berlokasi dipermukaan atau tidak
mendalam. Menurut Bendesa (Gusti dan Made, 2012, hlm. 125) yang dimaksud
dengan metode penelitian kuantitatif merupakan alat analisis yang dapat membantu
pelaku usaha dalam dunia bisnis, termasuk bisnis pariwisata dalam pengambilan
keputusan karena keputusan dalam dunia bisnis dapat dalam bentuk atau berkaitan
dengan , antara lain: optimasi, estimasi, identifikasi maupun eksplorasi masalah yang
adalah “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan kegunaan tertentu”. Data yang
diperoleh merupakan data empiris yang memiliki kriteria data yang valid.
Validmenunjukkan ukuran ketepatan antara data fakta yang ada di objek penelitian
dengan data yang dikumpulkan peneliti. Sehingga dapat ditemukan pemecahan dalam
penelitian yang dapat dibuktikan dan dikembangkan oleh disiplin ilmu tertentu. pada
akhirnya hasil penelitian tersebut dapat digunakan untuk memahami, memecahkan
dan mengantisipasi masalah di masa yang akan datang.
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Penelitian ini menggunakan dua tahap penelitian untuk memudahkan dalam
menganalisa permasalahan yang ada. Penelitian deskriptif dilakukan pada tahap
pertama dengan metode descriptivesurvey, kemudian dilanjutkan penelitian
explanatorydengan menggunakan metode explanatory survey. Tahap-tahap penelitian
tersebut adalah sebagai berikut:
3.2.1.1 Riset Deskriptif
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 35). “Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik satu variabel
atau lebih variabel (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan
atau mencari hubungan antar variabel satu sama lain”. Penelitian deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai jenis kelamin, usia, pendidikan, penghasilan,
dan bertujuan untuk menguraikan karakteristik suatu fenomena. Kemudian untuk
mengukur gejala-gejala dan karakteristik suatu fenomena digunakan metode
descriptivesurvey
3.2.1.2 Riset Explanatory
Tahap selanjutnya adalah riset explanatoryatau yang biasa disebut penelitian
verifikatif. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 36). “Penelitian verifikatif adalah
penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebihpada dua atau
tersebut penelitian ini bertujuan untuk memperoleh keberpengaruhan variabel bebas
atau eksogen yaitu word of mouth dengan variabel terikat atau variabel endogen yaitu
keputusan berkunjung. Kemudian metode yang yang digunakanyaitu survey
explanatory. Menurut Kerlinger dalam Sugiyono (2014, hlm. 75) menyatakan bahwa
yang dimaksud dengan metode survey yaitu metode penelitian yang dilakukan pada
populasi besar maupun kecil, data yang dipelajari adalah data-data sampel yang
diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif,
distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, maka
pendekatan yang digunakan adalah “cross section method”, menurut Husein Umar
(2002, hlm. 45) cross section methodyaitu metode penelitian dengan cara
mempelajari objek, dalam kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam
waktu panjang, dan informasi yang didapat bersifat empiris dan berasal dari pendapat
sebagian populasi terhadap objek yang diteliti.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah word of mouth sebagai
variabel bebas (X) dengan sub variabel yaitu Talkers (X1), Topics (X2), Tools (X3),
dan Taking Part (X4), serta keputusan berkunjung sebagai variabel terikat (Y).
Pengoperasian dari kedua variabel yang dijadikan objek pada penelitan ini
menggunakan skala ordinal. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut.:
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No.
Item
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Word of
Mouth
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No.
Informasi atau topik yang dibicarakan
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item
21) Frekuensi melihat
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No.
Keputusan Berkunjung merupakan proses keputusan dimana konsumen benar-benar memutuskan untuk membeli salah satu produk diantara berbagai macam alternatif pilihan. Kotler dan Keller (2012, hlm. 160)
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No. dikunjungi dan setiap objek wisata memiliki
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No. yang akan dikunjungi dan kunjungan
3.2.3Jenis dan Sumber Data
Ulber Silalahi (2010, hlm. 280) mengemukakan bahwa data merupakan bahan
penting yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan atau menguji
hipotesis dan mencapai tujuan penelitian.
Dalam sebuah penelitian diperlukan berbagai data yang menunjang
penyelesaian masalah penelitian. Data dalam suatu penelitian dapat diperoleh melalui
1) Data Primer adalah suatu objek atau dokumen original-material mentah dari
pelaku yang disebut first-hand-information.
2) Data Sekunder adalah data yang dikumpulkan dari tangan kedua dari
sumber-sumber lain yang telah terrsedia sebelum penelitian dilakukan.
Pada penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah artikel, jurnal, serta
berbagai situs internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
No Jenis Data Jenis
1 Profil Pemandian Air Panas
Cikundul Primer
Sekunder Pemandian Air
Panas Cikundul - - -
3
Strategi pelaksanaan yang dilakukan Pemandian Air Panas Cikundul
Sekunder Pemandian Air
Panas Cikundul - - -
T-1: Untuk mengetahui tanggapan mengenai Word of MouthPemandian Air Panas
Cikundul.
T-2: Untuk mengetahui keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul
T-3: Untuk mengetahui seberapa besar Word of Mouth dapat mempengaruhi
keputusan berkunjung pada pengunjung yang berkunjung ke Pemandian Air
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono, (2014, hlm. 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atu subyek yang mempunyai kualitas dankarakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang
menjadi pusat perhatian peneliti untuk diteliti (Hermawan, 2006, hlm. 143). Dengan
sederhana, Silalahi (2009. hlm. 253) mengungkapkan bahwa “Populasi adalah seluruh
unit-unit yang darinya sampel dipilih”.
Populasi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki obyek atau
subyek tersebut. Langkah awal yaitu menentukan dengan jelas mengenai populasi
yang menjadi sasaran (target population) yaitu populasi yang nantinya akan menjadi
cakupan kesimpulan penelitian. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah
pengunjung Pemandian Air Panas Cikundulyaitu 8720 orang.
3.2.4.2Sampel
Dalam populasi tidak semua anggota populasi harus diukur, tetapi sebagian
saja. Oleh karena adanya keterbatasan baik itu dari segi dana maupun waktu.
Sukadarrumidi dalam (Gusti dan Made, 2012, hlm. 68) Sampel adalah bagian dari
populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber
data. Sugiyono (2014, hlm. 81) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Apa yang dipelajari dari sampel tersebut kesimpulannya akan diberlakukan pula
pada populasi. Oleh karena itu yang menjadi sampel haruslah benar-benar
merepresentatifkan populasi yang ada. Dalam menentukan hasil pengukuran dalam
penelitian ini digunakan rumus Taro Yamane (Ridwan, 2008, hlm. 65) sebagai
�= � 1 + (��2)
Ket: n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
D = tingkat presisi yang ditetapkan (10%)
Berdasarkan rumus dan asumsi di atas, diperoleh sampel minimal sebagai
berikut:
�= 8720
1 + 8720 (0,12)
�= 98,87 dibulatkan jadi 100 orang
3.2.4.3Teknik sampel
Gusti dan Made (2012, hlm. 69) mengemukakan bahwa ada dua macam cara
pengambilan sampel, yaitu secara random (random sampling, non probability
sampling method) dan non random (non random sampling, non probability sampling)
Terdapat empat cara teknik sampel pada Probability Sampling, penulis menggunakan
systematic random sampling, karena populasi dianggap homogen dan ukuran
populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random.
Menurut Zulgenef (2008, hlm. 142) Sistematic random sampling adalah metode
penarikan sampel yang menarik setiap elemen ke-n dalam populasi yang dimulai
memilih unsur secara random antara unsur no. 1 dan n. Menurut Gusti dan Made
(2012, hlm, 72) Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu
nama-nama subjek yang akan dipilih untuk sampel. Pemilihannya dilakukan dengan
menggunakan kelipatan yang ditentukan berdasarkan hasil pembagian jumlah
populasi dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi dengan jumlah sampel).
Cara ini mengharuskan peneliti untuk memilih unsur populasi yang bisa dijadikan
1. Menentukan populasi, dalam penelitian ini yang menjadi populasi
adalah pengunjung 8720.
2. Menentukan ukuran sampel, rumus yang digunakan untuk mencari
sampel dalam penelitian ini adalah Taro Yamane.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan untuk keperluan
penelitian, dimana data yang diperoleh akan digunakan untuk menguji hipotesis yang
telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah:
1. Wawancara
Teknik ini dengan secara langsung berhubungan dengan
kepengelolaanPemandian Air Panas Cikundul, untuk memperoleh data mengenai
kondisi atau strategi pemasaran yang telah dilakukan.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan langsung
terhadap objek yang diteliti yaitu Pemandian Air Panas Cikundulkhususnya mengenai
strategi-strategi yang dilakukan dan pengaruhnya terhadap keputusan berkunjung.
3. Angket
Merupakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat data
tertulis. Angket berisi pertanyaan mengenai word of mouth yang terdapat di
Pemandian Air Panas Cikundul. Angket ditujukan untuk pengunjung Pemandian Air
Panas Cikundul.
4. Studi Literatur
Studi literature merupakan suatu cara maupun usaha pengumpulan berbagai
informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang memiliki keterkaitan dengan
variabel yang diteliti, yaitu word of mouth dan keputusan berkunjung di Pemandian
3.2.6Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1Pengujian Validitas
Dalam penelitian ini, dilakukan uji validitas untuk mengukur bahwa terdapat
kesamaan antara data yang ada dengan yang sesungguhnya terjadi pada objek
penelitian. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 121), Instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur itu valid). Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Instrumen yang valid harus memiliki validitas internal dan eksternal.
Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk yang menentukan
validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari masing-masing
item berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang
diperoleh dari penjumlahan semua skor item.
Berdasarkan ukuran statistik, bila ternyata skor semua item yang disusun
menurut dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan
bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.
Cara yang dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan pengukuran
rumus korelasi sederhana atau sering kali disebut sebagai korelasi Pearson dimana
teknik korelasi ini masuk kategori statistik parametrik. Pengukuran pada analisis butir
yaitu dengan cara skor-skor yang ada kemudian dikorelasikan dengan menggunakan
rumus korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson yaitu sebagai
berikut:
:�=
(Sugiyono,2012, hlm. 183)
r = Koefisien korelasvaliditas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2
= Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X
∑Y2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
n = Banyaknya responden
Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS
20for windows. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 20for
windowsmaka diperoleh hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan
peneliti yang menunjukkan bahwa item pertanyaan dalam kuesioner valid karena
rhitung lebih besar dibandingkan dengan rtabel.
Output yang dihasilkan dari pengolahan SPSS meruapakan data rhitung. untuk
mengetahui apakahnilainya signifikan atau tidak, maka dilakukan uji korelasi dengan
membandingkan rhitung dengan rtabel. Agar memperoleh nilai yang signifikan, maka
rhitung harus lebih besar dari rtabel (dilihat dari tabel r product moment dengan taraf
signifikansi 5% dan derajat kebebasan n-2, di mana n-2 merupakan jumlah
responden).
Sedangkan pengujian keberartian koefisien korelasi (y) dilakukan dengan taraf
signifikansi 5%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut :
t = ; db = n-2
Keputusan pengujian validitas item instrumen, adalah sebagai berikut:
1. Nilai r dibandingkan dengan harga rtabel dengan dk= n-2 dan taraf signifikansi α =
0,05
2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung> rtabel
3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung< rtabel
Berikut adalah hasil dari perhitungan validitas item instrumen dengan
menggunakan bantuan program SPSS (Stastistical Product for service Solution) for
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS Word of Mouth (X)
NO. Pernyataan
r
hitung KETA. Talkers
1. Kejelasan informasi yang diberikan pemberi informasi. 0,587 Valid
2. Pemberi informasi memiliki pengetahuan yang luas mengenai
PAP Cikundul. 0,784 Valid
3. Penyampaian informasi pemberi informasi meyakinkan. 0,754 Valid
4. Ketepatan informasi mengenai PAP Cikundul yang diberikan
oleh pemberi informasi. 0,773 Valid
5. Informasi dari pemberi informasi mempengaruhi wisatawan
dalam memilih PAP Cikundul. 0,560 Valid
B. Topics
6. Ketertarikan berkunjung ke PAP Cikundul dikarenakan
khasiat mata air panas. 0,603 Valid
7. Ketertarikan berkunjung ke PAP Cikundul dikarenakan
pemandangan di PAP Cikundul. 0,778 Valid
8. Ketertarikan berkunjung ke PAP Cikundul dikarenakan
keramahan karyawan PAP Cikundul. 0,788 Valid
9. Ketertarikan berkunjung ke PAP Cikundul dikarenakan
kemudahan akses ke PAP Cikundul. 0,713 Valid
C. Tools
10. Frekuensi melihat informasi tentang PAP Cikundul melalui
media online. 0,816 Valid
11. Frekuensi melihat informasi tentang PAP Cikundul melalui
media massa (koran dan majalah) 0,851 Valid
12. Frekuensi melihat informasi tentang PAP Cikundul melalui
media sosial. 0,773 Valid
D. Taking Part
13. Intensitas karyawan PAP Cikundul dalam memberikan
informasi kepada wisatawan. 0,592 Valid
14. Tanggapan karyawan terhadap wisatawan melalui telepon. 0,861 Valid
15. Partisipasi pengelola PAP Cikundul dalam memberikan
informasi 0,907 Valid
16. Tanggapan karyawan terhadap wisatawan yang menanyakan
langsung mengenai PAP Cikundul. 0,727 Valid
Keputusan Berkunjung (Y)
Pernyataan rhitung KET
A. Pemilihan Produk
1. Keunggulan daya tarik PAP Cikundul dibandingkan dengan
3. Keunggulan mata air panas dibandingkan pemandian air panas
lain. 0,896 Valid
B. Pemilihan Merek
4. Pemilihan berdasarkan tingkat kepopuleran PAP Cikundul di
Kota Sukabumi. 0,831 Valid
5. Pemilihan berdasarkan citra PAP Cikundul. 0,844 Valid 6. Pemilihan merek berdasarkan keunggulan mata air panas PAP
Cikundul. 0,909 Valid
C. Pilihan Penyalur
7. Kestrategisan lokasi PAP Cikundul. 0,945 Valid 8. Keterjangkauan aksesibilitas menuju PAP Cikundul 0,900 Valid 9. Keterjangkauan harga yang ditawarkan PAP Cikundul 0,771 Valid
D. Waktu Kunjungan
10. Intensitas berkunjung PAP Cikundul saat libur nasional. 0,812 Valid 11. Intensitas berkunjung PAP Cikundul saat weekday. 0,841 Valid 12. Intensitas berkunjung ke PAP Cikundul berkunjung saat
weekend 0,716 Valid
E. Jumlah Kunjungan
13. Minat untuk berkunjung kembali ke PAP Cikundul. 0,955 Valid 14. Frekuensi berkunjung ke PAP Cikundul. 0,933 Valid
Hasil Pengolahan Data, 2015
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan pada variabel word of
mouth (X) dan variabel keputusan berkunjung (Y) dinyatakan valid karena skor rhitung
lebih besar dari rtabel dan nilai signifikansi <0,05 sehingga dapat dilanjutkan untuk
melakukan penelitian.
3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
instrumen tersebut sudah baik. Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang
dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya, sesuai dengan kata reliable yang
artinya dapat dipercaya atau diandalkan. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan rumus Cronbach alpha, yaitu:
r11 = k ∑sb²
k - 1 st ²
Sumber : Husein Umar (2009, hlm. 170)
Keterangan :
r 11 = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan
st ² = Deviasi standar total ∑ sb ² = Jumlah deviasi standar butir
Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai tiap butir,
kemudian jumlahkan seperti berikut ini :
( ∑ X²) ∑ X² n
s2 =
n-1
Sumber : Husein Umar (2009, hlm. 172).
Perhitungan reliabilitas pertanyaan dilakukan dengan bantuan program SPSS 20
for windows. Item pertanyaan dikatakan reliable apabila Cαhitung≥ 0,700. Koefisien
alpha cronbach merupakan statistik paling umum yang digunakan untuk menguji
reliabilitas suatu instrumen, Berikut tabel uji reliabilitas instrumen penelitian.
TABEL 3.4
HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN No. Variabel Cαhitung Cαminimal Keterangan
1. Word Of Mouth 0,902 0,70 Reliabel
2. Keputusan Berkunjung 0,893 0,70 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015
Berdasarkan Tabel 3.4 dapat diketahui bahwa hasil ringkat reliabilitas untuk word
of mouth dan keputusan berkunjung lebih besar dari 0,700, sehingga dapat dikatakan
bahwa penelitian ini reliabel atau dapat dipercaya.
Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengelola dan
menganalisis data tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan
keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam
penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian
hipotesis serta jawaban masalah yang diajukan.
Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal. Dimana
sejalan dengan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh word of
mouthterhadap keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul statistik
untuk mengolah data yang terkumpul dari sejumlah kuesioner.
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner disusun oleh peneliti berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian,
yaitu memberikan keterangan dan data mengenai program word of mouth. Adapun
yang menjadi variabel bebas atau variabel X adalah Talkers (X1), Topics (X2), Tools
(X3).dan TakingPart (X4). Objek yang merupakan variabel terikat atau variabel Y
adalah Keputusan Berkunjung.Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan
melalui tahap – tahap sebagai berikut :
1) Menyusun data
Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden, serta mengecek kelengkapan
data yang diisi oleh reponden. Untuk mengetahui karakteristik responden digunakan
rumus persentase sebagai berikut:
% =
��X 100
Keterangan :
n = nilai yang diperoleh
N = jumlah seluruh nilai
100= konstanta
2) Menyeleksi data untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang
3) Tabulasi Data
Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
Memberikan skor pada setiap item. Salah satu persyaratan dalam menggunakan
skala ordinal adalah peringkat jawaban diberikan skor antara 1 samapi dengan 5.
Setiap variabel yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan ke dalam lima alternatif
jawaban (numeric scale), dimana setiap option terdiri dari lima kriteria skor sebagai
berikut:
Sumber : Sugiyono (2014, hlm. 94)
b. Menjumlahkan skor pada setiap item.
c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian
4) Menganalisis data dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan angka – angka
yang diperoleh dari perhitungan statistik.
3.2.7.1Rancangan Analisis Data Deskriptif
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 147) analisis deskriptif adalah analisis yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis deskriptif
dapat digunakan untuk mncari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis
korelasi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel
atau populasi tanpa diuji signifikasinya.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner ini
disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu
keputusan berkunjung. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk
mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, antara lain:
1. Analisis deskriptif tentang pengaruh Word of Mouth di Pemandian Air Panas
Cikundul.
2. Analisis deskriptif tentang keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas
Cikundul
3.2.7.2Pengujian Hipotesis
Analisis verifikatif bertujuan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji
statistik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple
regression (regresi berganda). Regresi berganda digunakan untuk melihat hubungan
atau pengaruh fungsional ataupun kausal program Word of Mouth (X) yang terdiri
dari Talkers (X1), Topics (X2), Tools (X3).dan TakingPart (X4) terhadap keputusan
berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul.
Adapun langkah-langkah untuk analisis verifikatif adalah sebagai berikut:
3.2.7.2.1 Method Of Successive Interval (MSI)
Karena penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam
operasionalisasi variabel sebelumnya, maka semua data ordinal yang terkumpul
terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan
Method of Successive Interval (MSI). Langkah-langkah untuk melakukan
transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil
jawaban responden pada setiap pernyataan.
b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan
penghitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi
frekuensi (f) dengan jumlah responden.
c. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan
d. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan
setiap pilihan jawaban
e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui
persamaan berikut :
Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan
pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan
persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.
3.2.7.2.2 Teknik Analisis Linear Regresi Berganda
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Analisis
Regresi multiple (berganda). Analisis regresi linear berganda adalah suatu alat
analisis peramalan nilai pengaruh dua atau lebih variabel bebas (X) terhadap variabel
terikat (Y) untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kausal antara dua
variabel bebas atau lebih.
Sebelum mengolah data dengan menggunakan program SPSS 20 for windows,
peneliti harus menentukan terlebih dahulu teknik analisis yang digunakan. Teknik
analisisregresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda.
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 275) regresi berganda digunakan oleh peneliti
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen
(kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor
dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan
bila jumlah variabel independennya minimal dua. Manfaat dari hasil regresi adalah
untuk membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variabel dependent dapat
dilakukan melalui peningkatan variabel independent atau tidak (Sugiyono, 2014, hlm.
260)
Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka variabel yang dianalisis adalah variabel
part. Sedangkan yang menjadi variabel dependent adalah keputusan berkunjung.
Untuk bisa membuat ramalan regresi, maka data setiap variabel harus tersedia.
Berdasarkan data tersebut peneliti harus menemukan persamaan regresi berganda
melalui perhitungan sebagai berikut :
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Keterangan :
Y = Subjek dalam variabel dependent yang diprediksikan
a = Harga Y bila X=0
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependent yang disadarkan variabel independent.
Bila (+) maka naik, bila (-) maka terjadi penurunan.
X = Subjek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu X1, X2, X3,
X4
e = Epsilon (pengaruh luar)
Analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independent
minimal dua atau lebih. Menerjemahkan ke dalam beberapa sub hipotesis yang
menyatakan pengaruh sub variabel independent yang paling dominan terhadap
dependen, lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut :
GAMBAR 3.1
X1.1
X1.2
X1.3
Y
REGRESI BERGANDA
Keterangan :
X1.1 =Talkers
X1.2 = Topics
X1.3 = Tools
X1.4 = Taking Part
Y = Keputusan berkunjung
Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan secara simultan dan parsial dengan
rumus sebagai berikut:
a. Pengujian Secara Simultan
Uji secara simultan yaitu uji statistik bagi koefisien regresi yang bersama-sama
mempengaruhi Y, uji ini menggunakan uji F
F = R2 (n – k – 1)
K (1 –
R
2)(Hasan, 2009, hlm. 107)
Keterangan:
R= Nilai korelasi
k= Jumlah variabel bebas
n = Jumlah subjek (sampel)
b. Pengujian Secara Parsial
Uji secara parsial yaitu uji statistik bagi koefisien regresi dengan hanya satu
koefisien regresi yang mempengaruhi Y, uji ini menggunakan uji t
t0 = b1– B i , i = 1, 2, 3, ...
S b1 (Hasan, 2009, hlm. 108)
Teknik analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
berganda. Teknik analisis regresi dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut:
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel
dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data data normal. mendekati
normal. pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui analisis grafik dan analisis
statistic (Ghozali, hlm. 2005).
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan
melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan data
yang mendekati normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram, hal ini
dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metodelain yang
dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari analisis
normal probability plot addalah sebagai berikut:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis
statistic yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogorov-Smirnov test (K-S).
Uji K-S dilakukan dengan hipotesis:
Ho = Data residual terdistribusi normal
Ha = Data residual tidak terdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:
1) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistic maka Ho
ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal.
2) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan statistic maka Ho
diterima, yang berarti data terdistribusi normal.