• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS CIKUNDUL : Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Pemandian Air Panas Cikundul.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS CIKUNDUL : Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Pemandian Air Panas Cikundul."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH WORD OF MOUTHTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS CIKUNDUL

(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Pemandian Air Panas Cikundul)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

SKRIPSI

Oleh

Anggi Ismail Halili 1103084

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARANPARIWISATA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

oleh

Anggi Ismail Halili 1103084

Sebuah Skripsi yang diajukan untukmemenuhi salas satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata pada FakultasPendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

UniversitasPendidikan Indonesia

©Anggi Ismail Halili 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS CIKUNDUL

(Survei Terhadap Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Pemandian Air Panas Cikundul)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si NIP. 195905151986011001

Pembimbing II

Rini Andari, S.Pd.,SE.,Par.,MM NIP. 19810916 200812 2002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Yeni Yuniawati, S.Pd., MM.

NIP. 1981 06 08 2006 04 2001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis,

(4)

Keputusan Berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul. (Survei pada

wisatawan nusantara yang berkunjung ke Pemandian Air Panas Cikundul), Skripsi 2015, dibawah bimbingan Dr. H. Hari Mulyadi., M.Si., dan Rini Andari, S.Pd.,SE.,Par.,MM.

Perkembangan industri pariwisata di Indonesia semakin pesat, hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah perjalanan wisatawan ke Indonesia.Industri pariwisata memberikan dampak yang luar biasa bagi Indonesia diantaranya pada aspek sosial, budaya, terutama ekonomi.Kota Sukabumi merupakan kota kecil di Jawa Barat yang memiki cukup banyak potensi pariwisata, potensi pariwisata yang telah terkelola dengan cukup baik oleh Pemda setempat yaitu Pemandian Air Panas Cikundul. Pemandian Air Panas Cikundul memiliki beberapa daya tarik wisata yang mampu memanjakan pengunjung dengan kenyamanan dan khasiat air panas serta memberikan ketenangan suasana desa yang dialiri sungai Cimandiri. Tiga tahun terakhir ini tingkat kunjungan Pemandian Air Panas Cikundul mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh banyak faktor, beberapa diantaranya adalah bermunculannya destinasi wisata baru di kawasan sekitar Kota Sukabumi, sehingga wisatawan memiliki banyak pilihan destinasi untuk berwisata. Salah satu cara yang dilakukan Pemandian Air Panas Cikundul untuk meningkatkan kembali kunjungan wisatawan adalah dengan melakukan pemasaran word of mouth. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil temuan mengenai word of mouth di Pemandian Air Panas Cikundul, keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul dan pengaruh

word of mouth terhadap keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Pemandian Air Panas Cikundul dengan sampel menggunakan rumus Slovin, sehingga diperoleh sampel sebanyak 100 responden.Teknik sampling yang digunakan adalah sistematic random

sampling dan untuk teknik analisis data yang digunkan adalah teknik analisis regresi

berganda.Berdasarkan hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa word of mouth berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung wisatawan Pemandian Air Panas Cikundul.Saran untuk pihak Pemandian Air Panas Cikundul agar memaksimalkan pemasaran word of mouth melalui media internet dan juga agar Pemandian Air Panas Cikundul dapat menambah atraksi wisata.

(5)

Anggi Ismail Halili, 1103084, TheEffect of Word of Mouth to the Decision to Visit Pemandian Air Panas Cikundul. (Survey on tourists who visit Pemandian Air

Panas Cikundul), Thesis 2015, under the guidance of Dr. H. Hari Mulyadi., M.Sc.,

and Rini Andari, S.Pd., SE., Par., MM.

The development of the tourism industry in Indonesia is growing rapidly, it is marked by the increasing number of tourists traveling to Indonesia. The tourism industry provide tremendous impact for Indonesia include social, cultural, especially economic. Sukabumi is a small town in West Java, there is a lot of tourism potential, tourism potential which has been managed quite well by the government that Pemandian Air Panas Cikundul. Pemandian Air Panas CIkundul has several tourist attraction that is able to pamper tourist with comfort and efficacy of hot spring and give composure atmosphere where Cimandiri river flowed. The last three years, level visit of Pemandian Air Panas Cikundul decreased, this is caused by many factors, some of which is the emergence of new tourist destinations in the area around the Sukabumi City, so tourists have many options for sightseeing destinations. One of the ways to increase visitors is word of mouth marketing. This study aim to obtain findings on word of mouth in Pemandian Air Panas Cikundul, visiting decision in Pemandian Air Panas Cikundul and word of mouth influence on visiting decision in Pemandian Air Panas Cikundul. The population in this research is tourist who visit Pemandian Air Panas Cikundul. Sample in this research were 100 respondents. The sampling technique used is systematic random sampling and for data analysis technique is used multiple regression. Based on SPSS 20 for Windows testing showed that that simultaneous and partial effect between word of mouth and tourist decision to visit Pemandian Air Panas Cikundul. Suggestions for Pemandian Air Panas Cikundul is to maximize word of mouth marketing via internet.

(6)

Anggi Ismail Halili, 2015

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 10

1.3Tujuan Penelitian ... 10

1.4Kegunaan Penelitian... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Konsep Kepariwisataan ... 12

2.1.1.1Pengertian Pariwisata ... 12

2.1.1.2Industri Pariwisata ... 14

2.1.1.3 Destinasi Pariwisata ... 16

2.1.1.4 Pemandian Air Panas Sebagai Wisata Tirta ... 17

2.1.2 Konsep Pemasaran Pariwisata ... 17

2.1.2.1 Pemasaran Destinasi ... 18

2.1.2.2Word of Mouth Bagian Dari Bauran Promosi ... 19

2.1.2.3Word of Mouth ... 25

2.1.2.4Efektifitas dalam Penyampaian Pesan... 27

(7)

Anggi Ismail Halili, 2015

2.1.3.1Perilaku Membeli Konsumen ... 34

2.1.3.2Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ... 36

2.1.3.3Proses Keputusan Berkunjung Wisatawan ... 37

2.1.4Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung ... 39

2.1.5Orisinalitas Penelitian ... 41

2.1.6Kerangka Pemikiran ... 43

2.1.7Hipotesis ... 48

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 50

3.2 ... Metodologi Penelitian ... 50

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 51

3.2.1.1 Riset Deskriptif ... 51

3.2.1.2 Riset Explanatory ... 51

3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 52

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 60

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling... 62

3.2.4.1Populasi ... 62

3.2.4.2 Sampel ... 62

3.2.4.3Teknik Sampel ... 63

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 63

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 64

3.2.6.1 Pengujian Validitas ... 64

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas ... 68

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 69

3.2.7.1.Rancangan Analisis Data Deskriptif ... 71

(8)

Anggi Ismail Halili, 2015

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil dan Wisatawan Pemandian Air Panas Cikundul ... 78

4.1.1 Profil Pemandian Air Panas Cikundul ... 78

4.1.1.1 Identitas Perusahaan ... 78

4.1.1.2 Sejarah Singkat Pemandian Air Panas Cikundul... 78

4.1.1.3 Produk Yang Ditawarkan ... 80

4.1.2 Profil Responden Pemandian Air Panas Cikundul ... 82

4.2 Tanggapan Word of Mouthdan Dimensinya ... 89

4.3 Tanggapan Keputusan Berkunjung dan Dimensinya ... 99

4.4 Pengujian Hipotesis Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung ... 107

4.5 Pembahasan ... 117

4.5.1 Word of Mouth ... 117

4.5.2 Keputusan Berkunjung ... 120

4.5.3 Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul ... 122

4.6 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 125

4.6.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 125

4.6.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 126

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 128

(9)

Anggi Ismail Halili, 2015

DAFTAR TABEL

1.1 Perkembangan WISNUS dan WISMAN Tahun 2011-2013 ... 2

1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kota Sukabumi Tahun 2011-2014 ... 5

1.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan di PAP Cikundul Tahun 2011-2014 ... 6

2.1 Pengertian Pariwisata Menurut Para Ahli ... 12

2.2 Pengertian Word of Mouth Menurut Para Ahli ... 27

2.3 Pengertian Keputusan Berkunjung ... 32

2.4 Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan WOM dan Keputusan Berkunjung ... 41

3.1 Operasional Variabel ... 52

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 61

3.3 Hasil Pengujian Validitas ... 67

3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 69

3.5 Skor Alternatif Jawaban ... 71

4.1 Keterkaitan Jenis Kelamin dan Usia Dengan Sumber Informasi Utama ... 82

4.2 Keterkaitan Pekerjaan dan Penghasilan dengan Sumber Informasi Utama ... 83

4.3 Keterkaitan Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan dengan Sumber Informasi Utama... 85

4.4 Tanggapan Responden Terhadap Talkers ... 90

4.5 Tanggapan Responden Terhadap Topics ... 93

4.6 Tanggapan Responden Terhadap Tools ... 95

4.7 Tanggapan Responden Terhadap Taking Part ... 97

4.8 Tanggapan Responden Terhadap Tracking ... 99

4.9Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Produk ... 102

(10)

Anggi Ismail Halili, 2015

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS

4.13 Tanggapan Responden Terhadap Jumlah Kunjungan ... 108

4.14 Hasil Pengujian Normalitas ... 111

4.15 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas ... 112

4.16 Hasil Pengujian Linearitas ... 113

4.17 Hasil Pengujian Asumsi Auto Korelasi... 114

4.18 Hasil Pengujian Asumsi Multikolinearitas... 115

4.19 Output Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung ... 115

4.20 Output ANOVA ... 116

4.21 Koefisien Regresi ... 117

4.22 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Word of Mouth ... 119

(11)

Anggi Ismail Halili, 2015

DAFTAR GAMBAR

2.1 Four P Components of TheMarketingMix ... 20

2.2 Buyer Readiness Stages... 22

2.3 Model Perilaku Konsumen ... 35

2.4 Proses Keputusan Berkunjung Wisatawan... 38

2.5 Kerangka Pemikiran ... 47

2.6 Paradigma Penelitian ... 48

4.1 Pengalaman Responden Berdasarkan Teman Berwisata ... 87

4.2 Pengalaman Responden Berdasarkan Alasan Berkunjung ... 88

4.3 Pengalaman Responden Berdasarkan Waktu Kunjungan ... 89

4.4 Pengalaman Responden Berdasarkan Pengeluaran Wisata... 90

4.5 Histogram Dependent Keputusan Berkunjung ... 111

4.6 Normal Probability Plots ... 111

4.7 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas ... 113

4.8 Variabel Word of Mouth Pada Garis Kontinum ... 122

(12)

Anggi Ismail Halili, 2015

(13)

Anggi Ismail Halili, 2015

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Manusia sebelum zaman modern melakukan perjalanan dari satu tempat ke

tempat lain dengan tujuan untuk kelangsungan hidupnya, kemudian mulai pada awal

abad ke 19 manusia mengenal kegiatan pariwisata dengan tujuan seperti pengertian

wisata dewasa ini yaitu untuk bersenang-senang atau rekreasi. Pada dasarnya

kehidupan manusia memang tidak terlepas dari kegiatan pariwisata apalagi dengan

adanya faktor-faktor seperti sosial, ekonomi, dan budaya menjadikan pariwisata

sebagai kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Bahkan Kepala Badan

Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana

mengatakan bahwa pariwisata ke depan akan menjadi kebutuhan primer bagi

manusia. (http://travel.kompas.com)

Kemudian mengacu pada angka, pergerakan manusia melakukan aktivitas

pariwisata beberapa tahun terakhir semakin meningkat.Pada tahun2014 kedatangan

wisatawan internasionalmencapai angka 1,138 milyar atau 4,7% meningkat dari

tahun sebelumnya. Apabila menyimak angka-angka tersebut, besar kemungkinan

prospek jangka panjang dari UNWTO yang dikenal UNWTO Tourism

Towards2030akan benar-benar terwujud. Tourism Towards 2030memprediksi pada

tahun 2030 jumlah kedatangan wisatawan internasional akan mencapai 1,8 milyar,

dengan perkiraan jumlah kedatangan wisatawan internasional di seluruh dunia

meningkat 3,3% per tahun selama periode 2010 sampai dengan 2030

(www.unwto.org).

Melihat prospek yang cerah, tentunya negara-negara berkembang

memanfaatkan peluang ini untuk membangun perekonomiannya melalui industri

pariwisata. Pun Indonesia, pariwisata di Indonesia dewasa ini berkembang dengan

(14)

setelah minyak bumi dan gas.Berkembang pesatnya pariwisata Indonesia salah

satunya dapat terlihat dari kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan

nusantara yang tiap tahun semakin meningkat.

TABEL 1.1

PERKEMBANGAN WISNUS DAN WISMAN 2011-2013

Sumber: Pusdatin Kemenparekraf dan BPS

Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa jumlah perjalanan wisatawan

nusantara yang selanjutnya disebut wisnus tiap tahunnya meningkat, hal ini terjadi

karena iklim perekonomian Indonesia yang semakin membaik dan juga

bermunculannya destinasi pariwisata baru, sehingga masyarakat semakin tertarik

untuk melakukan perjalanan pariwisata. Selain itu dengan adanya kebijakan cuti

bersama dari pemerintah membuat hari libur menjadi panjang sehingga mendorong

wisnus untuk melakukan perjalanan pariwisata.

Sama halnya dengan perkembangan kunjungan wisnus, kunjungan wisatawan

mancanegara pun mengalami peningkatan tiap tahunnya, kenaikan yang paling

signifikan yaitu pada tahun 2013 dengan persentase pertumbuhan sebesar 9,41%. Jika

dilihat dari rata-rata pengeluaran, jelas wisatawan mancanegara lebih banyak

pengeluarannya dibanding wisatawan nusantara yang rata-rata pengeluaran

belanjanya sebesar Rp. 750.000,-/orang. Namun dengan meningkatnya jumlah

masyarakat kelas menengah di Indonesia, jumlah perjalanan wisatawan nusantara tiap

tahunnya diprediksi akan terus meningkat.

Perkembangan wisnus juga dipacu oleh upaya Kementerian Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif yang semakin gencar menggalakan pariwisata dalam negeri, untuk

menarik lebih banyak wisnus.Beberapa tahun lalu melalui slogan Kenali negerimu,

(15)

Cintai negerimu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengajak masyarakat

Indonesia untuk lebih sadar wisata dengan mengenal pariwisata dalam negeri dan

agar menjadi wisatawan nusantara yang aktif.

Jawa Barat sebagai salah satu propinsi yang kaya akan potensi pariwisata, tentu

tidak ingin ketinggalan dalam memanfaatkan momen ini.Sehingga tahun 2014 Jawa

Barat berhasil mencapai target dengan pencapaian jumlah wisnus yang berkunjung ke

Jawa Barat 45 juta orang.Bahkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa

Barat Drs Nunung Sobari MM mengatakan bahwa kunjungan wisnus ke Jawa Barat

mengalahkan kunjungan wisnus yang berkunjung ke Bali.(jabar.tribunnews.com).

Letak Propinsi Jawa Barat yang beberapa wilayahnya berbatasan langsung

dengan ibukota Jakarta menjadi keuntungan tersendiri, karena kebanyakan warga

Jakarta yang notabene kesehariannya beraktivitas di kota metropolitan dengan segala

hiruk pikuknya, pasti membutuhkan relaksasi atau rekreasi hanya untuk sekedar

bersantai dan menenangkan pikiran, untuk memenuhi kebutuhan tersebut warga

Jakarta biasanya mencari daya tarik wisata yang letaknya tidak jauh dari Jakarta,

pilihan utamanya yaitu destinasi wisata di Jawa Barat, selain letak Jawa barat yang

dekat dan akses yang mudah, Jawa Barat memiliki pilihan destinasi wisata yang

beragam, alamnya saja sudah sangat lengkap dari mulai pantai yang terbentang di

bagian utara dan selatan hingga kawasan pegunungan yang hijau dan asri, selain itu

tidak hanya daya tarik alamnya saja yang menarik, Jawa Barat pun terkenal dengan

atraksi budayanya di beberapa daerah, destinasi wisata minat khusus yang beragam,

hingga keanekaragaman wisata kulinernya.

Dilansirdari laman web www.regional.kompas.com, ketika ditemui di kantor

dinasnya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menekankan bahwa banyak

dampak positif jika suatu daerah sukses menjadi tujuan utama wisatawan. Untuk

menjadi tujuan utama wisatawan, suatu daerah harus memiliki daya tarik wisata,

Begitu pula Kota/Kabupaten di Jawa Barat, masing-masing memiliki daya tarik atau

(16)

Berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, daya

tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang

berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang

menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.Indonesia sendiri terkenal dengan

daya tarik wisata alamnya, kekayaan alam yang berlimpah menjadikan Indonesia

memiliki daya tarik wisata yang tersebar hingga pelosok. Sama halnya dengan

wilayah lain di Indonesia, Jawa Barat memiliki banyak kekayaan alam.

Alam sudah menyediakan segala yang diperlukan oleh manusia, oleh karena itu

manusia sangat bergantung pada alam.Hingga saat ini manusia telah memanfaatkan

seluruh bagian alam, baik itu secara biotik maupun abiotik. Secara biotik manusia

telah memanfaatkan hampir semua jenis tumbuhan dan hewan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya, dan tidak hanya biotik, lingkungan abiotik pun sejak permulaan

zaman moderen telah dimanfaatkan oleh manusia dengan melakukan penggalian

bahan tambang, seperti halnya batu bara ataupun logam mulia, dan agar tidak

berdampak buruk di masa depan segala bentuk pemanfaatan alam harus bersifat

berkelanjutan. Pun pemanfaatan alam untuk industri pariwisata.

Pemandian air panas merupakan salah satu pemanfaatan alam di industri

pariwisata. Dengan memanfaatkan sumber air panas, manusia dapat mendapatkan

manfaat mineral yang terkandung didalamnya, dan dari segi industri dapat

menggerakan aktivitas ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

setempat dengan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan destinasi

pariwisata. Banyak daerah di Indonesia, di Jawa Barat khususnya yang memiliki

destinasi wisata mata air panas.seperti pemandian air panas guci di Cirebon, ciater di

Kabupaten Subang, dan Cipanas Palabuan ratu Kabupaten Sukabumi.

Kota Sukabumi yang telah berusia 101 tahun, merupakan sebuah kota kecil di

Jawa Barat yang memiliki luas area 48,25 KM2,meskipun Kota Sukabumi memiliki

luas wilayah yang kecil, letak geografis yang strategis di perlintasan dua kota besar

yaitu Kota Bandung dan Kota metropolitan Jakarta, menjadikan Kota Sukabumi

(17)

banyak potensi pariwisata yang belum dikembangkan secara maksimal, seperti

potensi wisata heritage yang terdapat di jalan Bhayangkara yaitu rumah – rumah

peninggalan yang bersejarah, dan juga potensi alamnya, yang sangat disayangkan

belum tertangani maksimal oleh pemerintah setempat. Padahal jika pemerintah Kota

Sukabumi fokus mengembangkan pariwisata, Kota Sukabumi sangat bisa menjadi

Kota Persinggahan yang tidak kalah menariknya seperti Kota Bogor dan sekitarnya.

Dinas bidang pariwisata Kota Sukabumi melalui visinya yaitu Terwujudnya

Sumber Daya Yang Kompetitif dan Berdaya Saing Tinggi di Bidang Pariwisata,

untuk mewujudkan visi tersebut tentunya harus diperlukan keseriusan membangun

produk wisata yang berkualitas dan juga kerjasama semua stakeholder yang termasuk

didalamnya pemerintah, pihak pengembang dan masyarakatnya sendiri. Dengan

terlibatnya semua stakeholder, akan berdampak besar dan mempercepat terwujudnya

pariwisata Kota Sukabumi yang kompetitif dan berdaya saing tinggi.

Salah satu cara untuk melihat perkembangan pariwisata suatu daerah adalah

dengan cara melihat jumlah kedatangan

wisatawan tiap tahunnya. Dan dari hasil

rekapitulasi kunjungan wisatawan berdasarkan

jumlah tamu yang ada di hotel di Kota Sukabumi

dan kunjungan wisatawan ke destinasi wisata,

diperoleh angka dibawah ini.

TABEL 1.2

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DI KOTA SUKABUMI 2011-2014

Sumber: Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sukabumi

(18)

Tabel 1.2menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan di

Kota Sukabumi bersifat fluktuatif dan cenderung turun. Penurunan terjadi pada tahun

2012 sebesar -0,35% dari tahun sebelumnya. Penurunan kunjungan yang cukup

signifikan juga terjadi di tahun 2014, jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Sukabumi

semakin terpuruk di tahun tersebut, yaitu sebanyak 87.751 orang dengan persentase

penurunan dari tahun 2013 sebesar -36,86%. Fenomena tersebut disikapi secara

positif oleh dinas terkait, dan menyadari perlunya penataan dan

pengembanganpotensi daya tarik pariwisata di Kota Sukabumi.karena daya tarik

wisata suatu destinasi merupakan yang terpenting untuk menarik kunjungan

wisatawan di suatu daerah.

Terjadinya penurunan kunjungan wisatawan ke kota Sukabumi di tiga tahun

terakhir salah satu penyebabnya adalah sedikitnya potensi alam yang telah

dikembangkan sebagai destinasi pariwisata. Untuk daya tarik wisata alam yang telah

dikelola oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata, Kota Sukabumi

hanya memiliki Pemandian Air Panas Cikundul yang selanjutnya disebut PAP

Cikundul, hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan PAP Cikundul sangat

berperan penting dalam menarik minat wisatawan berkunjung ke Kota Sukabumi.

Lokasi PAP Cikundul sendiri cukup strategis dan aksesnya cukup mudah juga

sudah dilengkapi penunjuk arah, sehingga wisatawan tidak sulit untuk menuju PAP

Cikundul, namun sayangnya sama halnya dengan jumlah kunjungan wisatawan di

Kota SukabumiPerkembangan kunjungan wisatawan di PAP Cikundul pun

mengalami penurunan.

TABEL 1.3

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DI PAP CIKUNDUL 2011-2014

TAHUN WISATAWAN

JUMLAH %

2011 9750 -

(19)

Sumber: Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sukabumi

Tabel diatas menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan di PAP Cikundul turun

di tiga tahun terakhir.penurunan yang paling signifikan yaitu pada tahun 2013 turun

sebesar 9,09% dari tahun sebelumnya. Hal ini sangat mengancam keberlangsungan

PAP Cikundul.Ketika dikonfirmasi kepada pihak pengelola yang bernama bapak idun

pada tanggal 5 April 2015 di PAP Cikundul, beliau menekankan bahwa memang

penurunan kunjungan wisatawan tiga tahun terakhir menjadi konsentrasi mereka saat

ini, selain itu pihak pengelola juga menyadari turunnya kunjungan ke PAP Cikundul

mengindikasikan bahwa keputusan berkunjung wisatawan ke PAP Cikundul

mengalami penurunan.

Salah satu penyebab turunnya kunjungan wisatawan ke PAP Cikundul yaitu

tingginya tingkat persaingan karena semakin banyaknya pilihan destinasi wisata di

sekitar Kota Sukabumi.Apalagi dengan terjadinya kejadian pada akhir tahun 2014

yang mencoreng citra PAP Cikundul, yaitu terjadinya kasus pembunuhan di kawasan

PAP Cikundul yang sudah tentu berimbas pada motivasi wisatawan yang akan

berkunjung, bahkan pasca kejadian tersebut PAP Cikundul sempat ditutup untuk

umum selama sebulan.Oleh karena itu harus ada upaya yang ekstra untuk menarik

wisatawan berkunjung ke PAP Cikundul.

Sebagai destinasi wisata yang dikelola langsung oleh dinasbagian pariwisata,

dan sebagai destinasi wisata alam yang diutamakan di Kota Sukabumi, PAP Cikundul

cukup mendapat perhatian. Pengelola dengan rutin melakukan pemeliharaan, agar

PAP Cikundul masih layak menjadi destinasi wisata yang dikunjungi wisatawan.

Namun tetap saja, dikarenakan pemerintah Kota Sukabumi belum fokus menangani

industri pariwisata, PAP Cikundul dari sejak dibuka untuk umum hingga sekarang,

belum ada pengembangan yang berarti, hanya wacana yang dikeluarkan oleh

pemerintah, seperti wacana dibangunnya destinasi wisata terpadu di kawasan PAP

Cikundul, akan tetapi dikarenakan oleh berbagai kendala terutama belum adanya

(20)

Kondisi PAP Cikundul sendiri saat ini cukup baik.Fasilitas umum yang

disediakan lengkap.Sarana pendukung telah memadai, seperti gazebo, lapangan

parkir, juga disana terdapat penginapan. Prasarana untuk mencapai PAP Cikundul

pun sudah cukup baik, jalan menuju kesana lebar dan beraspal, dan papan petunjuk

arah ke PAP Cikundul mudah dijumpai, sehingga memudahkan wisatawan yang akan

berkunjung kesana.

Salah satu cara untuk meningkatkan tingkat kunjungan adalah melalui media

promosi. Namun media promosi yang telah dilakukan PAP Cikundul masih

terbatas.Berdasarkan pada teori, terdapat beberapa upaya promosi yang dapat

dilakukan melalui delapan mode utama komunikasi pemasaran, yaitu menurut Kotler

Keller (2012, hlm. 478) terdapat bauran promosi, yang diantaranya advertising, sales

promotion, event and experiences, public relation & publicity, direct marketing,

interactive marketing, word of mouth, personal selling. Adapun upaya promosi yang

telah dilakukan PAP Cikundul masih sebatas promosi dengan menyebarkan leaflet

pada saateventpromosi pariwisata se-propinsi Jawa Barat, namun hal tersebut

nyatanya tidak terlalu berdampak pada kunjungan wisatawan, selain itu sempat juga

melakukan promosi melalui social medianamun tidak terkelola dengan baik.Masih

terbatasnya media promosi menjadi salah satu yang menyebabkan tingkat kunjungan

PAP Cikundul semakin turun.

Dengan keterbatasan yang dialami dinas, maka salah satu cara promosi yang

tidak banyak membutuhkan dana adalah word of mouth atau biasa dikenal dengan

informasi dari mulut ke mulut, word of mouth merupakan upaya promosi yang paling

sederhana,word of mouth selanjutnya disingkat menjadi WOM, merupakan upaya

promosi yang tidak memerlukan media secara khusus, cara kerja yang sederhana

namun berdampak besar pada keputusan berkunjung wisatawan.

Menurut pegawai PAP Cikundul, bapak Idun,word of mouth menyebar melalui

warga sekitaryang merekomendasikan PAP Cikundul kepada saudara dan kerabatnya,

rekomendasi dari warga ini terjadi ketika saudara atau kerabatnya dari luar kota akan

(21)

berkunjung ke PAP Cikundul, mereka mendapatkan pengalaman, kemudian mereka

kembali ke tempat tinggalnya dan mereka membagikan pengalamannya selama

berkunjung ke PAP Cikundul kepada orang-orang terdekatnya.

Kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke PAP Cikundul adalah keluarga,

karena suasana disana cocok untuk berkumpul bersama keluarga.Banyak wisatawan

yang kembali berkunjung dengan membawa sanak saudara atau kerabat yang belum

pernah berkunjung, Kemudian banyak yang memberikan tanggapan positif setelah

mendapatkan pengalamanmerasakan khasiat mata air panas dan alam sekitar yang

asri di PAP Cikundul,tanggapan positif ini menyebar menjadi pesan positif.

Pesan positif sangat memberikan keuntungan pada PAP Cikundul, pesan positif

tentunya akan memberi pengaruh kepada orang lain yang kemudian mempengaruhi

mereka untuk berkunjung ke PAP Cikundul dan secara langsung akan memberikan

dampak pada tingkat kunjungan di PAP Cikundul. Namun sayangnya disamping

pesan positif yang memberi pengaruh positif pada PAP Cikundul, pesan negatif yang

disampaikan pengunjung lain pun menjadi ancaman.

Adapun adanya pesan positif dan pesan negatif, menurut Nyer dalam jurnal

Mohamad Reza (2012, hlm. 13) merupakan disebabkan oleh kecenderungan

pengunjung yang terdiri dari kepuasan, kesenangan, kekecewaan.Semua hal tersebut

menjadi pengaruh pada isi pesan yang dibagikan. Jika isi pesan positif akan

meningkatkan kunjungan maka isi pesan negatif akan mengancam dan memberikan

dampak buruk seperti penurunan kunjungan, sayangnya pesan negatif yang

disebabkan ketidakpuasan pengunjung tersebut biasanya lebih cepat tersebar, dan hal

tersebut tidak dapat dikontrol karena menurut Kotler dan Amstrong (2014, hlm. 180),

konsumen yang tidak puas cenderung tidak menyampaikan secara langsung kepada

perusahaan, mereka lebih memilih meyebarluaskan ketidaknyamanannya kepada

orang-orang terdekat.

Word of mouth akan sangat berdampak besar pada suatu produk atau jasa,

karena pergerakannya tidak terkontrol bahkan oleh perusahaan, komunikasi personal

(22)

kemudian akan terus tersebar luas, sehingga akan berpengaruh luar biasa pada produk

atau jasa tersebut.

Menurut Kotler dan Amstrong (2014, hlm. 436), pada umumnya terdapat dua

elemen utama pada proses komunikasi, yaitu sender (pengirim pesan) dan giver

(penerima pesan), sedangkan yang menjadi alat komunikasi adalah pesan dan media.

Pesan disampaikan oleh perusahaan melalui bauran promosi yang

dilakukan.Penyampaian pesan tentunya harus menimbulkan ketertarikan konsumen

sehingga konsumen tersebut melakukan tindakan dalam hal ini berarti wisatawan

memutuskan untuk berkunjung. Untuk menimbulkan reaksi konsumen maka pesan

yang disampaikan harus berkualitas, karena efektivitas WOM tidak akan terjadi jika

tidak adanya reaksi konsumen terhadap pesan yang disampaikan produsen.

WOM merupakan alat pemasaran sederhana yang dapat dilakukan setiap orang

kapan saja dan dimana sajadan memiliki dampak yang luar biasa bagi

produsen.Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan sebelumnya, penulis

bermaksud untuk meneliti PAP Cikundul, yaitu mengenai “Pengaruh Word of MouthTerhadap Keputusan Berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul

Survei pada wisatawan nusantara yang berkunjung ke Pemandian Air Panas

Cikundul.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran Word of Mouthdi Pemandian Air Panas Cikundul.

2. Bagaimana gambaran keputusan berkunjung wisatawan di Pemandian Air

Panas Cikundul.

3. Bagaimana pengaruh Word of Mouthterhadap keputusan berkunjung di

Pemandian Air Panas Cikundul.

(23)

Berdasarkan uraian pokok permasalahan diatas, penelitian mengenai pengaruh

Word of Mouthterhadap keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas

Cikundulbertujuan untuk memperoleh temuan mengenai:

1. Word of Mouthyang terdapat di Pemandian Air Panas Cikundul

2. Keputusanberkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul.

3. Bagaimana pengaruh Word of Mouthterhadap keputusanberkunjung di

Pemandian Air Panas Cikundul.

1.4 Kegunaan Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Teroritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah kajian ilmu

mengenai kepariwisataan di program studi manajemen pemasaran

pariwisata terkhusus pada manajemen pemasaran destinasi serta dapat

memberikan saran bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan

kajian mengenai ilmu pemasaran, khususnya mengenai pengaruh word of

mouthterhadap keputusanberkunjung.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat dan menjadikannya sebuah masukan bagi Dinas Pemuda,

Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sukabumi, khususnya dalam

upaya meningkatkan jumlah kunjungan yang sebelumnya mengalami

penurunan melalui Word of Mouth.Selain itu secara umum penelitian ini

juga bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman di

(24)

Anggi Ismail Halili, 2015

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI PEMANDIAN AIR PANAS

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa mengenai bagaimana word of mouth

yang terdapat di Pemandian Air Panas Cikundul dan pengaruhnya terhadapkeputusan

berkunjung. Adapun yang menjadi variabel bebas yaitu word of mouth (X) yang

memiliki lima sub variabel yaitu Talkers (X1), Topics (X2), Tools (X3).dan Taking

Part (X4). Sedangkan yang menjaadi variabel terikatnya (Y) yaitu Keputusan

Berkunjung.

Responden (unit analisis) dalam penelitian ini adalah wisatawan yang

berkunjung ke Pemandian Air Panas Cikundul.Penelitian ini dilakukan dalam jangka

waktu kurang dari satu tahun oleh karena itu, metode yang digunakan adalah cross

sectional method. Menurut Husein Umar (2009, hlm. 42), “Cross Sectional Method

yaitu metode penelitian dengan cara meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu

kurun waktu saja”.

3.2 Metodologi Penelitian

Menurut Leedy (Gusti dan Made, 2012, hlm. 117), penelitian adalah suatu

proses untuk mencapai jawaban terhadap suatu pertanyaan, penyelesaian

permasalahan terhadap suatu fenomena yang memilki ciri sistematis dan faktual.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana secara umum lebih memiliki

wilayah luas, tingkat variasi yang kompleks, namun berlokasi dipermukaan atau tidak

mendalam. Menurut Bendesa (Gusti dan Made, 2012, hlm. 125) yang dimaksud

dengan metode penelitian kuantitatif merupakan alat analisis yang dapat membantu

pelaku usaha dalam dunia bisnis, termasuk bisnis pariwisata dalam pengambilan

keputusan karena keputusan dalam dunia bisnis dapat dalam bentuk atau berkaitan

dengan , antara lain: optimasi, estimasi, identifikasi maupun eksplorasi masalah yang

(25)

adalah “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan kegunaan tertentu”. Data yang

diperoleh merupakan data empiris yang memiliki kriteria data yang valid.

Validmenunjukkan ukuran ketepatan antara data fakta yang ada di objek penelitian

dengan data yang dikumpulkan peneliti. Sehingga dapat ditemukan pemecahan dalam

penelitian yang dapat dibuktikan dan dikembangkan oleh disiplin ilmu tertentu. pada

akhirnya hasil penelitian tersebut dapat digunakan untuk memahami, memecahkan

dan mengantisipasi masalah di masa yang akan datang.

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan dua tahap penelitian untuk memudahkan dalam

menganalisa permasalahan yang ada. Penelitian deskriptif dilakukan pada tahap

pertama dengan metode descriptivesurvey, kemudian dilanjutkan penelitian

explanatorydengan menggunakan metode explanatory survey. Tahap-tahap penelitian

tersebut adalah sebagai berikut:

3.2.1.1 Riset Deskriptif

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 35). “Penelitian deskriptif adalah penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik satu variabel

atau lebih variabel (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan

atau mencari hubungan antar variabel satu sama lain”. Penelitian deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai jenis kelamin, usia, pendidikan, penghasilan,

dan bertujuan untuk menguraikan karakteristik suatu fenomena. Kemudian untuk

mengukur gejala-gejala dan karakteristik suatu fenomena digunakan metode

descriptivesurvey

3.2.1.2 Riset Explanatory

Tahap selanjutnya adalah riset explanatoryatau yang biasa disebut penelitian

verifikatif. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 36). “Penelitian verifikatif adalah

penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebihpada dua atau

(26)

tersebut penelitian ini bertujuan untuk memperoleh keberpengaruhan variabel bebas

atau eksogen yaitu word of mouth dengan variabel terikat atau variabel endogen yaitu

keputusan berkunjung. Kemudian metode yang yang digunakanyaitu survey

explanatory. Menurut Kerlinger dalam Sugiyono (2014, hlm. 75) menyatakan bahwa

yang dimaksud dengan metode survey yaitu metode penelitian yang dilakukan pada

populasi besar maupun kecil, data yang dipelajari adalah data-data sampel yang

diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif,

distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, maka

pendekatan yang digunakan adalah “cross section method”, menurut Husein Umar

(2002, hlm. 45) cross section methodyaitu metode penelitian dengan cara

mempelajari objek, dalam kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam

waktu panjang, dan informasi yang didapat bersifat empiris dan berasal dari pendapat

sebagian populasi terhadap objek yang diteliti.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah word of mouth sebagai

variabel bebas (X) dengan sub variabel yaitu Talkers (X1), Topics (X2), Tools (X3),

dan Taking Part (X4), serta keputusan berkunjung sebagai variabel terikat (Y).

Pengoperasian dari kedua variabel yang dijadikan objek pada penelitan ini

menggunakan skala ordinal. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut.:

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No.

Item

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Word of

Mouth

(27)
(28)

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No.

Informasi atau topik yang dibicarakan

(29)
(30)

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item

21) Frekuensi melihat

(31)

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No.

Keputusan Berkunjung merupakan proses keputusan dimana konsumen benar-benar memutuskan untuk membeli salah satu produk diantara berbagai macam alternatif pilihan. Kotler dan Keller (2012, hlm. 160)

(32)

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No. dikunjungi dan setiap objek wisata memiliki

(33)

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item

(34)

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No. yang akan dikunjungi dan kunjungan

3.2.3Jenis dan Sumber Data

Ulber Silalahi (2010, hlm. 280) mengemukakan bahwa data merupakan bahan

penting yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan atau menguji

hipotesis dan mencapai tujuan penelitian.

Dalam sebuah penelitian diperlukan berbagai data yang menunjang

penyelesaian masalah penelitian. Data dalam suatu penelitian dapat diperoleh melalui

(35)

1) Data Primer adalah suatu objek atau dokumen original-material mentah dari

pelaku yang disebut first-hand-information.

2) Data Sekunder adalah data yang dikumpulkan dari tangan kedua dari

sumber-sumber lain yang telah terrsedia sebelum penelitian dilakukan.

Pada penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah artikel, jurnal, serta

berbagai situs internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No Jenis Data Jenis

1 Profil Pemandian Air Panas

Cikundul Primer

Sekunder Pemandian Air

Panas Cikundul - - -

3

Strategi pelaksanaan yang dilakukan Pemandian Air Panas Cikundul

Sekunder Pemandian Air

Panas Cikundul - - -

T-1: Untuk mengetahui tanggapan mengenai Word of MouthPemandian Air Panas

Cikundul.

T-2: Untuk mengetahui keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul

T-3: Untuk mengetahui seberapa besar Word of Mouth dapat mempengaruhi

keputusan berkunjung pada pengunjung yang berkunjung ke Pemandian Air

(36)

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono, (2014, hlm. 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atu subyek yang mempunyai kualitas dankarakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang

menjadi pusat perhatian peneliti untuk diteliti (Hermawan, 2006, hlm. 143). Dengan

sederhana, Silalahi (2009. hlm. 253) mengungkapkan bahwa “Populasi adalah seluruh

unit-unit yang darinya sampel dipilih”.

Populasi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki obyek atau

subyek tersebut. Langkah awal yaitu menentukan dengan jelas mengenai populasi

yang menjadi sasaran (target population) yaitu populasi yang nantinya akan menjadi

cakupan kesimpulan penelitian. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah

pengunjung Pemandian Air Panas Cikundulyaitu 8720 orang.

3.2.4.2Sampel

Dalam populasi tidak semua anggota populasi harus diukur, tetapi sebagian

saja. Oleh karena adanya keterbatasan baik itu dari segi dana maupun waktu.

Sukadarrumidi dalam (Gusti dan Made, 2012, hlm. 68) Sampel adalah bagian dari

populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber

data. Sugiyono (2014, hlm. 81) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Apa yang dipelajari dari sampel tersebut kesimpulannya akan diberlakukan pula

pada populasi. Oleh karena itu yang menjadi sampel haruslah benar-benar

merepresentatifkan populasi yang ada. Dalam menentukan hasil pengukuran dalam

penelitian ini digunakan rumus Taro Yamane (Ridwan, 2008, hlm. 65) sebagai

(37)

�= � 1 + (��2)

Ket: n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

D = tingkat presisi yang ditetapkan (10%)

Berdasarkan rumus dan asumsi di atas, diperoleh sampel minimal sebagai

berikut:

�= 8720

1 + 8720 (0,12)

�= 98,87 dibulatkan jadi 100 orang

3.2.4.3Teknik sampel

Gusti dan Made (2012, hlm. 69) mengemukakan bahwa ada dua macam cara

pengambilan sampel, yaitu secara random (random sampling, non probability

sampling method) dan non random (non random sampling, non probability sampling)

Terdapat empat cara teknik sampel pada Probability Sampling, penulis menggunakan

systematic random sampling, karena populasi dianggap homogen dan ukuran

populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random.

Menurut Zulgenef (2008, hlm. 142) Sistematic random sampling adalah metode

penarikan sampel yang menarik setiap elemen ke-n dalam populasi yang dimulai

memilih unsur secara random antara unsur no. 1 dan n. Menurut Gusti dan Made

(2012, hlm, 72) Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu

nama-nama subjek yang akan dipilih untuk sampel. Pemilihannya dilakukan dengan

menggunakan kelipatan yang ditentukan berdasarkan hasil pembagian jumlah

populasi dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi dengan jumlah sampel).

Cara ini mengharuskan peneliti untuk memilih unsur populasi yang bisa dijadikan

(38)

1. Menentukan populasi, dalam penelitian ini yang menjadi populasi

adalah pengunjung 8720.

2. Menentukan ukuran sampel, rumus yang digunakan untuk mencari

sampel dalam penelitian ini adalah Taro Yamane.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan untuk keperluan

penelitian, dimana data yang diperoleh akan digunakan untuk menguji hipotesis yang

telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah:

1. Wawancara

Teknik ini dengan secara langsung berhubungan dengan

kepengelolaanPemandian Air Panas Cikundul, untuk memperoleh data mengenai

kondisi atau strategi pemasaran yang telah dilakukan.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan langsung

terhadap objek yang diteliti yaitu Pemandian Air Panas Cikundulkhususnya mengenai

strategi-strategi yang dilakukan dan pengaruhnya terhadap keputusan berkunjung.

3. Angket

Merupakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat data

tertulis. Angket berisi pertanyaan mengenai word of mouth yang terdapat di

Pemandian Air Panas Cikundul. Angket ditujukan untuk pengunjung Pemandian Air

Panas Cikundul.

4. Studi Literatur

Studi literature merupakan suatu cara maupun usaha pengumpulan berbagai

informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang memiliki keterkaitan dengan

variabel yang diteliti, yaitu word of mouth dan keputusan berkunjung di Pemandian

(39)

3.2.6Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1Pengujian Validitas

Dalam penelitian ini, dilakukan uji validitas untuk mengukur bahwa terdapat

kesamaan antara data yang ada dengan yang sesungguhnya terjadi pada objek

penelitian. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 121), Instrumen yang valid berarti alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur itu valid). Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Instrumen yang valid harus memiliki validitas internal dan eksternal.

Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk yang menentukan

validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari masing-masing

item berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang

diperoleh dari penjumlahan semua skor item.

Berdasarkan ukuran statistik, bila ternyata skor semua item yang disusun

menurut dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan

bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.

Cara yang dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan pengukuran

rumus korelasi sederhana atau sering kali disebut sebagai korelasi Pearson dimana

teknik korelasi ini masuk kategori statistik parametrik. Pengukuran pada analisis butir

yaitu dengan cara skor-skor yang ada kemudian dikorelasikan dengan menggunakan

rumus korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson yaitu sebagai

berikut:

:�=

(Sugiyono,2012, hlm. 183)

r = Koefisien korelasvaliditas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

(40)

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

n = Banyaknya responden

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS

20for windows. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 20for

windowsmaka diperoleh hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan

peneliti yang menunjukkan bahwa item pertanyaan dalam kuesioner valid karena

rhitung lebih besar dibandingkan dengan rtabel.

Output yang dihasilkan dari pengolahan SPSS meruapakan data rhitung. untuk

mengetahui apakahnilainya signifikan atau tidak, maka dilakukan uji korelasi dengan

membandingkan rhitung dengan rtabel. Agar memperoleh nilai yang signifikan, maka

rhitung harus lebih besar dari rtabel (dilihat dari tabel r product moment dengan taraf

signifikansi 5% dan derajat kebebasan n-2, di mana n-2 merupakan jumlah

responden).

Sedangkan pengujian keberartian koefisien korelasi (y) dilakukan dengan taraf

signifikansi 5%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut :

t = ; db = n-2

Keputusan pengujian validitas item instrumen, adalah sebagai berikut:

1. Nilai r dibandingkan dengan harga rtabel dengan dk= n-2 dan taraf signifikansi α =

0,05

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung> rtabel

3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung< rtabel

Berikut adalah hasil dari perhitungan validitas item instrumen dengan

menggunakan bantuan program SPSS (Stastistical Product for service Solution) for

(41)

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS Word of Mouth (X)

NO. Pernyataan

r

hitung KET

A. Talkers

1. Kejelasan informasi yang diberikan pemberi informasi. 0,587 Valid

2. Pemberi informasi memiliki pengetahuan yang luas mengenai

PAP Cikundul. 0,784 Valid

3. Penyampaian informasi pemberi informasi meyakinkan. 0,754 Valid

4. Ketepatan informasi mengenai PAP Cikundul yang diberikan

oleh pemberi informasi. 0,773 Valid

5. Informasi dari pemberi informasi mempengaruhi wisatawan

dalam memilih PAP Cikundul. 0,560 Valid

B. Topics

6. Ketertarikan berkunjung ke PAP Cikundul dikarenakan

khasiat mata air panas. 0,603 Valid

7. Ketertarikan berkunjung ke PAP Cikundul dikarenakan

pemandangan di PAP Cikundul. 0,778 Valid

8. Ketertarikan berkunjung ke PAP Cikundul dikarenakan

keramahan karyawan PAP Cikundul. 0,788 Valid

9. Ketertarikan berkunjung ke PAP Cikundul dikarenakan

kemudahan akses ke PAP Cikundul. 0,713 Valid

C. Tools

10. Frekuensi melihat informasi tentang PAP Cikundul melalui

media online. 0,816 Valid

11. Frekuensi melihat informasi tentang PAP Cikundul melalui

media massa (koran dan majalah) 0,851 Valid

12. Frekuensi melihat informasi tentang PAP Cikundul melalui

media sosial. 0,773 Valid

D. Taking Part

13. Intensitas karyawan PAP Cikundul dalam memberikan

informasi kepada wisatawan. 0,592 Valid

14. Tanggapan karyawan terhadap wisatawan melalui telepon. 0,861 Valid

15. Partisipasi pengelola PAP Cikundul dalam memberikan

informasi 0,907 Valid

16. Tanggapan karyawan terhadap wisatawan yang menanyakan

langsung mengenai PAP Cikundul. 0,727 Valid

Keputusan Berkunjung (Y)

Pernyataan rhitung KET

A. Pemilihan Produk

1. Keunggulan daya tarik PAP Cikundul dibandingkan dengan

(42)

3. Keunggulan mata air panas dibandingkan pemandian air panas

lain. 0,896 Valid

B. Pemilihan Merek

4. Pemilihan berdasarkan tingkat kepopuleran PAP Cikundul di

Kota Sukabumi. 0,831 Valid

5. Pemilihan berdasarkan citra PAP Cikundul. 0,844 Valid 6. Pemilihan merek berdasarkan keunggulan mata air panas PAP

Cikundul. 0,909 Valid

C. Pilihan Penyalur

7. Kestrategisan lokasi PAP Cikundul. 0,945 Valid 8. Keterjangkauan aksesibilitas menuju PAP Cikundul 0,900 Valid 9. Keterjangkauan harga yang ditawarkan PAP Cikundul 0,771 Valid

D. Waktu Kunjungan

10. Intensitas berkunjung PAP Cikundul saat libur nasional. 0,812 Valid 11. Intensitas berkunjung PAP Cikundul saat weekday. 0,841 Valid 12. Intensitas berkunjung ke PAP Cikundul berkunjung saat

weekend 0,716 Valid

E. Jumlah Kunjungan

13. Minat untuk berkunjung kembali ke PAP Cikundul. 0,955 Valid 14. Frekuensi berkunjung ke PAP Cikundul. 0,933 Valid

Hasil Pengolahan Data, 2015

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan pada variabel word of

mouth (X) dan variabel keputusan berkunjung (Y) dinyatakan valid karena skor rhitung

lebih besar dari rtabel dan nilai signifikansi <0,05 sehingga dapat dilanjutkan untuk

melakukan penelitian.

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena

instrumen tersebut sudah baik. Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang

dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya, sesuai dengan kata reliable yang

artinya dapat dipercaya atau diandalkan. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini

menggunakan rumus Cronbach alpha, yaitu:

r11 = k ∑sb²

(43)

k - 1 st ²

Sumber : Husein Umar (2009, hlm. 170)

Keterangan :

r 11 = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan

st ² = Deviasi standar total ∑ sb ² = Jumlah deviasi standar butir

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai tiap butir,

kemudian jumlahkan seperti berikut ini :

( ∑ X²) ∑ X² n

s2 =

n-1

Sumber : Husein Umar (2009, hlm. 172).

Perhitungan reliabilitas pertanyaan dilakukan dengan bantuan program SPSS 20

for windows. Item pertanyaan dikatakan reliable apabila Cαhitung≥ 0,700. Koefisien

alpha cronbach merupakan statistik paling umum yang digunakan untuk menguji

reliabilitas suatu instrumen, Berikut tabel uji reliabilitas instrumen penelitian.

TABEL 3.4

HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN No. Variabel Cαhitung Cαminimal Keterangan

1. Word Of Mouth 0,902 0,70 Reliabel

2. Keputusan Berkunjung 0,893 0,70 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015

Berdasarkan Tabel 3.4 dapat diketahui bahwa hasil ringkat reliabilitas untuk word

of mouth dan keputusan berkunjung lebih besar dari 0,700, sehingga dapat dikatakan

bahwa penelitian ini reliabel atau dapat dipercaya.

(44)

Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengelola dan

menganalisis data tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan

keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam

penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian

hipotesis serta jawaban masalah yang diajukan.

Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal. Dimana

sejalan dengan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh word of

mouthterhadap keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul statistik

untuk mengolah data yang terkumpul dari sejumlah kuesioner.

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner disusun oleh peneliti berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian,

yaitu memberikan keterangan dan data mengenai program word of mouth. Adapun

yang menjadi variabel bebas atau variabel X adalah Talkers (X1), Topics (X2), Tools

(X3).dan TakingPart (X4). Objek yang merupakan variabel terikat atau variabel Y

adalah Keputusan Berkunjung.Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan

melalui tahap – tahap sebagai berikut :

1) Menyusun data

Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden, serta mengecek kelengkapan

data yang diisi oleh reponden. Untuk mengetahui karakteristik responden digunakan

rumus persentase sebagai berikut:

% =

�X 100

Keterangan :

n = nilai yang diperoleh

N = jumlah seluruh nilai

100= konstanta

2) Menyeleksi data untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang

(45)

3) Tabulasi Data

Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

Memberikan skor pada setiap item. Salah satu persyaratan dalam menggunakan

skala ordinal adalah peringkat jawaban diberikan skor antara 1 samapi dengan 5.

Setiap variabel yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan ke dalam lima alternatif

jawaban (numeric scale), dimana setiap option terdiri dari lima kriteria skor sebagai

berikut:

Sumber : Sugiyono (2014, hlm. 94)

b. Menjumlahkan skor pada setiap item.

c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian

4) Menganalisis data dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan angka – angka

yang diperoleh dari perhitungan statistik.

3.2.7.1Rancangan Analisis Data Deskriptif

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 147) analisis deskriptif adalah analisis yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis deskriptif

dapat digunakan untuk mncari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis

korelasi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel

atau populasi tanpa diuji signifikasinya.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner ini

disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu

(46)

keputusan berkunjung. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk

mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, antara lain:

1. Analisis deskriptif tentang pengaruh Word of Mouth di Pemandian Air Panas

Cikundul.

2. Analisis deskriptif tentang keputusan berkunjung di Pemandian Air Panas

Cikundul

3.2.7.2Pengujian Hipotesis

Analisis verifikatif bertujuan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji

statistik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple

regression (regresi berganda). Regresi berganda digunakan untuk melihat hubungan

atau pengaruh fungsional ataupun kausal program Word of Mouth (X) yang terdiri

dari Talkers (X1), Topics (X2), Tools (X3).dan TakingPart (X4) terhadap keputusan

berkunjung di Pemandian Air Panas Cikundul.

Adapun langkah-langkah untuk analisis verifikatif adalah sebagai berikut:

3.2.7.2.1 Method Of Successive Interval (MSI)

Karena penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam

operasionalisasi variabel sebelumnya, maka semua data ordinal yang terkumpul

terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan

Method of Successive Interval (MSI). Langkah-langkah untuk melakukan

transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil

jawaban responden pada setiap pernyataan.

b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan

penghitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi

frekuensi (f) dengan jumlah responden.

c. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan

(47)

d. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan

setiap pilihan jawaban

e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui

persamaan berikut :

Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan

pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan

persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.

3.2.7.2.2 Teknik Analisis Linear Regresi Berganda

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Analisis

Regresi multiple (berganda). Analisis regresi linear berganda adalah suatu alat

analisis peramalan nilai pengaruh dua atau lebih variabel bebas (X) terhadap variabel

terikat (Y) untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kausal antara dua

variabel bebas atau lebih.

Sebelum mengolah data dengan menggunakan program SPSS 20 for windows,

peneliti harus menentukan terlebih dahulu teknik analisis yang digunakan. Teknik

analisisregresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda.

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 275) regresi berganda digunakan oleh peneliti

bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen

(kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor

dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan

bila jumlah variabel independennya minimal dua. Manfaat dari hasil regresi adalah

untuk membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variabel dependent dapat

dilakukan melalui peningkatan variabel independent atau tidak (Sugiyono, 2014, hlm.

260)

Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka variabel yang dianalisis adalah variabel

(48)

part. Sedangkan yang menjadi variabel dependent adalah keputusan berkunjung.

Untuk bisa membuat ramalan regresi, maka data setiap variabel harus tersedia.

Berdasarkan data tersebut peneliti harus menemukan persamaan regresi berganda

melalui perhitungan sebagai berikut :

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

Keterangan :

Y = Subjek dalam variabel dependent yang diprediksikan

a = Harga Y bila X=0

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan

ataupun penurunan variabel dependent yang disadarkan variabel independent.

Bila (+) maka naik, bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Subjek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu X1, X2, X3,

X4

e = Epsilon (pengaruh luar)

Analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independent

minimal dua atau lebih. Menerjemahkan ke dalam beberapa sub hipotesis yang

menyatakan pengaruh sub variabel independent yang paling dominan terhadap

dependen, lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut :

GAMBAR 3.1

X1.1

X1.2

X1.3

Y

(49)

REGRESI BERGANDA

Keterangan :

X1.1 =Talkers

X1.2 = Topics

X1.3 = Tools

X1.4 = Taking Part

Y = Keputusan berkunjung

Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan secara simultan dan parsial dengan

rumus sebagai berikut:

a. Pengujian Secara Simultan

Uji secara simultan yaitu uji statistik bagi koefisien regresi yang bersama-sama

mempengaruhi Y, uji ini menggunakan uji F

F = R2 (n – k – 1)

K (1 –

R

2)

(Hasan, 2009, hlm. 107)

Keterangan:

R= Nilai korelasi

k= Jumlah variabel bebas

n = Jumlah subjek (sampel)

b. Pengujian Secara Parsial

Uji secara parsial yaitu uji statistik bagi koefisien regresi dengan hanya satu

koefisien regresi yang mempengaruhi Y, uji ini menggunakan uji t

t0 = b1– B i , i = 1, 2, 3, ...

S b1 (Hasan, 2009, hlm. 108)

Teknik analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

berganda. Teknik analisis regresi dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut:

(50)

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel

dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model

regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data data normal. mendekati

normal. pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui analisis grafik dan analisis

statistic (Ghozali, hlm. 2005).

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan

melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan data

yang mendekati normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram, hal ini

dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metodelain yang

dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan

distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari analisis

normal probability plot addalah sebagai berikut:

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis

statistic yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogorov-Smirnov test (K-S).

Uji K-S dilakukan dengan hipotesis:

Ho = Data residual terdistribusi normal

Ha = Data residual tidak terdistribusi normal

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:

1) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistic maka Ho

ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal.

2) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan statistic maka Ho

diterima, yang berarti data terdistribusi normal.

Gambar

TABEL 1.1  PERKEMBANGAN WISNUS DAN WISMAN 2011-2013
TABEL 1.3 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DI PAP CIKUNDUL 2011-
TABEL 3.1 OPERASIONALISASI VARIABEL
TABEL 3.2 JENIS DAN SUMBER DATA
+4

Referensi

Dokumen terkait

Ini didasa rkan pada permasalahan yaitu Taman Rekreasi Pantai Kartini merupakan obyek wisata yang paling banyak dikunjungi dan memberikan pendapatan terbesar dari

Berkaitan dengan hal tersebut maka dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Kualitas Produk Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung yang bertujuan untuk memperoleh temuan

Jumlah kunjungan wisata ke setiap destinasi di Kabupaten Purwakarta relatif fluktuatif. Hal itu terjadi diduga karena citra Purwakarta sebagai destinasi wisata masih sangat

Tarif/harga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan jasa pariwisata pemandian air panas. Artinya semakin tinggi tarif/harga objek wisata maka permintaan

Penulis mengambil awal tahun 1980 karena pada tahun tersebut objek wisata pemandian Air panas Sipoholon telah di kenal banyak orang, dan beberapa masyarakat

Atribut-atribut yang perlu diperbaiki dalam hal meningkatkan daya tarik obyek wisata untuk mempengaruhi wisatawan agar bersedia berkunjung kembali adalah tiga atribut yang

Hasil penelitian dan analisis data maka peneliti dapat mengambil kesimpulan kenyamanan tidak berpengaruh terhadap keputusan berkunjung ke Objek Wisata Waduk Gajah

H8 : Adanya pengaruh secara simultan produk, harga, lokasi, promosi, proses, orang, bukti fisik terhadap keputusan berkunjung wisatawan pada Pemandian Air Panas Cangar Kota Batu..