PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN LINGKUNGAN KERJ A TERHADAP PRESTASI KERJ A KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI
PADA PT. LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen
Oleh:
AMRULLOH FAHRI 0812010188 / FE /EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Disusun Oleh : AMRULLOH FAHRI
0812010188/FE/EM
Telah dipertahankan dihadapan Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal : 5 Oktober 2012
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dr a.EC. DwiWidajati, MM. Dr a.EC. Luck y Susilowati, MP.
Dr a.EC. Nur uniIka KW, MM. Sekretaris
Dr s.EC. Her r yPudjo P, MM. Anggota
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN
LINGKUNGAN KERJ A TERHADAP PRESTASI KERJ A KARYAWAN PADA PT. LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SURABAYA” (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi S-1 Reguler UPN “Veteran Jawa Timur) ” dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.
Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Progdi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
5. Kedua Orangtuaku M. Achiyat Malik dan Su’udah Yasin serta ketiga kakak - kakakku yang tak pernah henti dalam memberi dorongan doa moril maupun materiil.
6. Saudaraku khususnya keluarga besar kosagra setiawan serta semua teman-teman jurusan manajemen-akuntansi mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan berupa dorongan moril doa maupun materiil serta kesabaran yang tidak ternilai harganya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Buat Wury, terimakasih atas bantuan dukungan support dan doa yang selama
ini telah diberikan.
8. Seluruh pimpinan dan staff PT. Lotus Indah Textile Industries Surabaya, yang telah membekali dan member bimbingan dan saran demi terselesaikannyya skripsi ini.
9. Staff Dosen Fakultas Ekonomi (Manajemen) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
10.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak.
iii
penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surabaya, 20 Agustus 2012
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
DAFTAR TABEL ... vii
2.2.2. Pengertian Karakteristik Individu ... 16
v
2.3.1. Lingkungan Kerja terhadap Prestasi Kerja ... 31
2.4. Kerangka Konseptual ... 32
2.5. Hipotesis ... 33
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34
3.1.1. Definisi Operasional ... 34
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
4.4.2. Pengaruh Faktor Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi
Kerja ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62
5.1. Kesimpulan ... 62
5.2. Saran ... 62
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data produksi PT. Lotus Indah Textile Industries Surabaya ... 6
Tabel 1.2 Data absensi karyawan PT. Lotus Indah Textile Industries... 7
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 48
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan masa kerja ... 49
Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir ... 49
Tabel 4.4 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Faktor Karakteristik Individu ... 50
Tabel 4.5 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Faktor Lingkungan Kerja ... ... 52
Tabel 4.6 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kepuasan Prestasi Kerja ... 53
Tabel 4.7 Outlier Data ... 55
Tabel 4.8 Validitas Data ... 56
Tabel 4.9 Average Variance Extracted ... 57
Tabel 4.10 Reliability ... 58
Tabel 4.11 Model Struktural ... 58
Tabel 4.12 Hasil Uji Kausalitas ... 60
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 33
Gambar 3.1 Model Penelitian ... 42
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Lotus Indah Textile Industries ... 47
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner
Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden Lampiran 3 : Hasil Frequency + Uji Outlier
Lampiran 4 : Intrepretasi Partial Least Square (PLS) Lampiran 5 : Hasil Uji Partial Least Square (PLS)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ABSTRAK
Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya akan selalu berhadapan dengan manusia sebagai sumber daya yang dinamis dan memiliki kemampuan untuk terus berkembang. Berkembangnya kemampuan manusia sebagai tenaga kerja akan mempengaruhi stabilitas dan kontinuitas perusahaan. Hal ini dilandasi kenyataan bahwa manusia merupakan pelaksana teknis operasional jalannya perusahaan. Untuk itu diperlukan prestasi kerja sesuai dengan bidang tugasnya agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Permasalahan yang terjadi di PT. Lotus Indah Textile Industries Surabaya adalah kurang akuratnya perencanaan produksi antara target volume produksi dengan realisasi volume produksi yang menyebabkan terjadinya penurunan jumlah produksi setiap tahunnya. Hal ini disebabkan prestasi kerja karyawan menurun yang dikarenakan oleh karakteristik individunya. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah menguji secara empiris adanya pengaruh karakteristik individu dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja karyawan.
Variabel penelitian yang digunakan adalah karakteristik individu, lingkungan kerja dan prestasi kerja sebagai variabel terikat. Sampel yang diambil berjumlah 113 responden dengan teknik pengambilan sampel sensus. Untuk menjawab perumusan masalah, tujuan dan hipotesis,analisis yang digunakan adalah analisis partial least square.
Berdasarkan hasil analisis partial least square dapat menjawab hipotesis yaitu variabel yang tidak terbukti berpengaruh terhadap prestasi kerja adalah lingkungan kerja, sedangkan variabel yang terbukti berpengaruh prestasi kerja adalah karakteristik individu.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya akan selalu berhadapan
dengan manusia sebagai sumber daya yang dinamis dan memiliki kemampuan untuk
terus berkembang. Berkembangnya kemampuan manusia sebagai tenaga kerja akan
mempengaruhi stabilitas dan kontinuitas perusahaan. Hal ini dilandasi kenyataan
bahwa manusia merupakan pelaksana teknis operasional jalannya perusahaan. Untuk
itu diperlukan prestasi kerja sesuai dengan bidang tugasnya agar tujuan perusahaan
dapat tercapai.
Salah satu faktor untuk meningkatkan prestasi kerja adalah motivasi, motivasi
dipengaruhi oleh faktor dalam diri sendiri atau karakteristik individu dengan
lingkungan kerja, sedangkan perilaku seseorang umumnya dimotivasi oleh keinginan
untuk mencapai tujuan tertentu, dengan demikian kebutuhan yang merupakan tujuan
hidup dapat terpenuhi. Jika kebutuhan akan afiliasi mendesak, orang akan bersikap
dan bertindak untuk membentuk orang lain yang membutuhkan, berusaha membina
hubungan yang menyenangkan dan saling pengertian. Jika kebutuhan untuk
berprestasi makin tinggi maka orang akan berusaha menetapkan suatu tujuan yang
penuh tantangan namun masih mungkin dicapai, serta melakukan pendekatan yang
realistis terhadap risiko, dan bertanggung jawab atas penyelesaiannya (Anoraga,
1997).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Setiap orang dalam organisasi mempunyai karakteristik individu yang
berbeda-beda. Karakteristik individu yang mencirikan antara satu orang dengan orang
lain berbeda adalah karena masing-masing individu memiliki potensi dan kebutuhan
yang berbeda. Oleh karena itu pihak manajemen dituntut untuk memahami perilaku
individu. Perbedaan yang tercermin pada tujuan individu harus diperhatikan oleh
organisasi untuk dipenuhi agar selaras dengan tujuan organisasi. Karakteristik
individu dan lingkungan kerja akan berpengaruh terhadap prestasi kerjanya,
sedangkan prestasi kerja individu adalah dasar dari prestasi kerja organisasi. Pihak
manajemen perlu memerhatikan karakteristik individu serta memandang lingkungan
kerja yang aman dan kultur organisasi yang menjanjikan, sehingga karyawan atau
pelaku individu dapat melaksanakan tugas dalam menunjang prestasi kerja mereka.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh seorang manajer dalam memotivasi
karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja tidak hanya tergantung pada besarnya
gaji atau bonus semata, motivasi karyawan sendiri yang dipengaruhi oleh
karakteristik individu dan lingkungan kerjanya merupakan komponen yang
mempengaruhi mereka dalam melakukan pekerjaan. Jadi prestasi kerja karyawan
dapat dilakukan dengan menstimulasi aspek-aspek yanglain yang membuat dirinya
melakukan tindakan mengarah pada peningkatan produktivitas kerja.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurjaman (2008) bahwa karakteristik
individu dan lingkungan kerja serta budaya organisasi mempunyai pengaruh
3
karakteristik organisasi mempunyai pengaruh yang seignifikan terhadap motivasi
kinerja kerja pegawai, sedangkan hasil penilitian Prabowo & Prawaitasari (2007)
membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik individu
dan lingkungan kerja terhadap peningkatan kinerja, berdasarkan penelitian Almalifah
(2004) menyatakan bahwa karakteristik individu mempunyai pengaruh signifikan
terhadap pengembangan karier pegawai dan karakteristik organisasi tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap pengembangan karier pegawai.
Karakteristik individu dalam suatu organisasi tidak akan terlepas dengan
pembicaraan tentang motivasi, karena untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan
diperlukan motivasi yang cukup terhadap karyawan. Individu adalah sama tetapi juga
unik. Ciri-ciri pribadi yang meliputi jenis kelamin, status perkawinan, usia,
pendidikan, pendapatan dan masa jabatan merupakan variable individual yang
dimiliki oleh setiap orang individual sebagai pribadi (Bashaw & Grant, 1994)
Gibson, et al. (1996) menyatakan bahwa prestasi kerja individu adalah dasar
prestasi kerja organisasi sehingga pihak manajemen dituntut untuk memahami
perilaku individu. Perilaku individu sangat dipengaruhi oleh bagaimana karakteristik
yang bersangkutan. Karakteristik individu yang mencirikan antara satu orang dengan
orang lain berbeda adalah karena masing-masing memiliki potensi dan kebutuhan
yang berbeda. Perbedaan individu yang tercermin pada tujuan individu harus
diperhatikan oleh setiap organisasi untuk dipenuhi selaras dengan tujuan organisasi.
Variabel individual mencakup kemampuan dan ketrampilan, latar belakang keluarga,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
kepribadian, prestasi, sikap, ciri (atribusi), kapasitas belajar, umur, ras, jenis kelamin
dan pengalaman.
Selain faktor karakteristik individu, lingkungan kerja tempat karyawan
tersebut bekerja juga tidak kalah pentingnya di dalam meningkatkan kinerja
karyawan. Dimana Lingkungan Kerja adalah kondisi - kondisi material dan
psikologis yang ada dalam organisasi. Maka dari itu organisasi harus menyediakan
lingkungan kerja yang memadai seperti lingkungan fisik ( tata ruang kantor yang
nyaman, lingkungan yang bersih, pertukaran udara yang baik, warna, penerangan
yang cukup maupun musik yang merdu ), serta lingkungan non fisik ( suasana kerja
karyawan, kesejahteraan karyawan, hubungan antar sesama karyawan, hubungan
antar karyawan dengan pimpinan, serta tempat ibadah ). Lingkungan kerja yang baik
dapat mendukung pelaksanaan kerja sehingga karyawan memiliki semangat bekerja
dan meningkatkan kinerja karyawan.
Lingkungan kerja dapat memiliki pengaruh yang besar terhadap motivasi,
produktivitas, dan prestasi kerja. Hal ini terjadi melalui pembentukan jenis-jenis
harapan tertentu mengenai akibat-akibat yang akan timbul dari tindakan-tindakan
yang berbeda. Karyawan akan mengharap imbalan, kepuasan, keinginan berprestasi
dan tingkat frustasi, yang didasarkan atas persepsi tentang iklim organisasi atau
lingkungan kerja. Nitisemito (1996) lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada
dilingkungan para pekerja yang mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas,
5
kerja. Kondisi lingkungan kerja pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua : (1)
lingkungan fisik atau tempat kerja: ventilasi, penerangan, tata letak, dan peralatan; (2)
kondisi psikososial atau perlakuan yang diterima: tempat kerja yang memudahkan
interaksi social yang tercipta tersebut dapat berpengaruh positif terhadap prestasi
kerja karyawan.
Prestasi kerja adalah tindakan-tindakan atau pelaksanaan tugas yang telah
diselesaikan oleh seseorang dalam kurun waktu tertentu dan dapat diukur. Hal ini
dapat berkaitan dengan jumlah kuantitas dan kualitas pekerjaan yang dapat
diselesaikan oleh individu dalam kurun waktu tertentu (swasto, 1996).
Hasibuan (1997) menyatakan prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang
dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan, serta waktu.
Penilaian prestasi kerja merupakan hal penting dalam suatu perusahaan dalam rangka
mengembangkan karyawan. Kegiatan tersebut dapat memperbaiki keputusan
personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan
kerja mereka.
Pengukuran prestasi kerja dilakukan berdasarkan instrument yang
dikembangkan dari indicator yang telah ditetapkan melauli suatu kriteria tertentu.
Swasto (1996) menyatakan bahwa prestasi kerja dapat diukur melalui kuantitas kerja,
kualitas kerja, pengetahuan tentang pekerjaan, pendapat atau pernyataan yang
disampaikan, keputusan yang diambil, perencanaan kerja, dan daerah organisasi
kerja.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Hasil dari prestasi kerja merupakan hasil umpan balik dari perilaku kerja
individu dan organisasi. Penilaian prestasi kerja (human appraisal) adalah proses
melalui bagaimana organisasi-organisasi mengevakuasi atau menilai prestasi kerja
karyawan (Handoko, 1997).
PT. LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SURABAYA merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang produksi benang. Di mana saat ini dihadapkan
masalah tidak tercapainya target produksi dan meningkatnya jumlah absensi
karyawan tiap tahunnya.
Data produksi PT. LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SURABAYA
dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011, adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1.
Data produksi PT.LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES th 2009-2011
Keterangan Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
Target produksi 13500 14000 14500
Produksi 13244 13691 14054
Selisih (256) (309) (446)
7
Tabel diatas menunjukkan tidak tercapainya target produksi dari tahun
2009-2011 mengindikasikan prestasi kerja karyawan menurun yang kemungkinan
disebabkan oleh karakteristik individunya.
Dalam dunia kerja, biasanya sikap seseorang berkaitan dengan pekerjaannya.
Menurut Suprihantono (2003) ketrampilan adalah kompetensi yang berhubungan
dengan tugas, seperti ketrampilan mengoperasikan atau ketrampilan berkomunikasi
dengan jelas untuk tujuan dan misi kelompok. Dalam hal ini karakteristik individu
ikut dapat menentukan keberhasilan optimal suatu prestasi kerja karyawan dalam
suatu organisasi.
Tabel 1.2.
Data absensi karyawan PT. LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES th 2009-2011
Tahun Jumlah Karyawan
Surat Dokter
Sakit Mangkir Ijin Cuti Jumlah Absen
2009 458 137 72 93 78 22 402
2010 446 167 86 127 91 30 501
2011 437 155 95 132 113 34 529
Sumber : PT. LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Tabel diatas menunjukkan meningkatnya jumlah absensi karyawan dari tahun
2009-2011. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa meningkatnya jumlah absensi
karyawan kemungkinan disebabkan karena lingkungan kerjanya.
Gibson Ivancevich, dan Donelly (1997:123) mengatakan bahwa perilaku
seorang pekerja adalah kompleks karena dipengaruhi oleh berbagai variabel
lingkungan, banyak faktor individual, pengalaman dan kejadian. Variabel lingkungan
yang dimaksud adalah lingkungan tempat mereka bekerja, lingkungan bisa memiliki
dampak positif atau negatif. Karyawan dapat melaksanakan aktivitasnya dengan
baik, sehingga dicapai prestasi kerja yang optimal, apabila didukung oleh suatu
kondisi lingkungan kerja yang baik dan sesuai.
Setiap perusahaan harus selalu berusaha agar para karyawannya mempunyai
tingkat prestasi yang tinggi, sebab apabila perusahaan mampu meningkatkan tingkat
prestasi karyawan maka akan diperoleh banyak keuntungan, pekerjaan akan lebih
cepat diselesaikan, kerusakan dapat dikurangi, absensi dapat diperkecil, kemungkinan
perpindahan karyawan dapat diperkecil seminimal mungkin, sehingga produktivitas
kerja dapat ditingkatkan lebih lagi.
Oleh karena itu untuk dapat membuktikan hal tersebut, maka peneliti tertarik
untuk meneliti lebih mendalam tentang “PENGARUH KARAKTERISTIK
INDIVIDU DAN LINGKUNGAN KERJ A TERHADAP PRESTASI KERJ A
KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. LOTUS INDAH TEXTILE
9
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan tersebut di atas, maka masalah
yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Apakah karakteristik individu mempunyai pengaruh terhadap prestasi kerja
karyawan bagian produksi pada PT. LOTUS INDAH TEXTILE
INDUSTRIES SURABAYA ?
2. Apakah lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap prestasi kerja
karyawan bagian produksi PT. LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES
SURABAYA ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu terhadap prestasi kerja
karyawan bagian produksi pada PT. LOTUS INDAH TEXTILE
INDUSTRIES SURABAYA.
2. Untuk menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap prestasi kerrja
karyawan bagian produksi pada PT. LOTUS INDAH TEXTILE
INDUSTRIES SURABAYA.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam mengetahui pengaruh
karakteristik individu dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja karyawan.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai tambahan referensi untuk
penelitian selanjutnya khususnya penelitian yang berkaitan dengan
karakteristik individu, lingkungan kerja dan prestasi kerja.
3. Bagi Pihak Lain
Sebagai referensi dan memberikan sumbangan berupa ilmu pengetahuan,
11
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Bagian ini berisikan fakta atau temuan serta penelitian yang telah
dilakukan peneliti terdahulu yang berhubungan dan permasalahan dalam
penelitian ini.
1. Erni Susana (2007), Karakteristik Individu Dan Lingkungan Kerja Terhadap
Prestasi Kerja Karyawan Bank Syariah
Hasil penelitian memperlihatkan adanya hubungan yang sangat kuat antara
variable karakteristik individu dan lingkungan kerja secara bersama-sama
dengan prestasi kerja karyawan di Bank Muamalat Cabang Malang.
Variabel-variabel karakteristik individu dan lingkungan kerja secara bersama-sama
memberikan kontribusi efektif sebesar 83,1 % terhadap prestasi kerja karyawan
di Bank Muamalat Cabang Malang secara keseluruhan. Dari dua variable
tersebut secara simultan berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja
karyawan di Bank Muamalat Cabang Malang. Penelitian inimembuktikan
bahwa terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan peningkatan
prestasi kerja. Hasil penelitian menunjukkan prestasi kerja karyawan Bank
Muamalat Cabang Malang saat ini sebagian bertaraf baik. Karakteristik
individu mempengaruhi prestasi kerja karyawan dengan tingkat korelasi sangat
kuat dan searah antara prestasi kerja dengan lingkungan kerja. Hal ini
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
mempertegas bahwa karyawan dapat melaksanakan aktivitasnya dengan baik,
sehingga dicapai prestasi kerja yang optimal, apabila didukung oleh suatu
kondisi lingkungan kerja yang baik dan sesuai.
2. Andri Adriadi Firman, I Putu Artama Wiguna, Yusroniya Eka Putri Rachman
Waliulu (2011), Pengaruh Karakteristik individu terhadap prestasi kerja staff
perusahaan konstruksi dengan metode SEM
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada pengaruh secara langsung dari
karakteristik individu terhadap prestasi kerja staf perusahaan konstruksi. Tetapi
karakteristik individu ini memberikan pengaruhnya tehadap prestasi kerja
melalui kemampuan individu dan motivasi kerja serta kepuasan kerja. Dari
model dapat dilihat bahwa terdapat 4 jalur yang kesemuanya berasal dari
karakteristik individu dan berakhir ke prestasi kerja. Keempat jalur tersebut
antara lain: (1) karakteristik individu → prestasi kerja, (2) karakteristik individu
→ kemampuan individu → prestasi kerja, (3) karakteristik individu → motivasi
kerja → prestasi kerja dan jalur terakhir adalah (4) karakteristik individu →
motivasi kerja → kepuasan kerja → prestasi kerja. Antara kemampuan dan
motivasi kerja tidak terjadi suatu hubungan, tetapi masing-masing mempunyai
pengaruh secara parsial terhadap prestasi kerja. Untuk jalur (1), bahwa
karakteristik individu tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap
prestasi kerja. Tetapi dijalur yang lain(3 jalur lain), karakteristik individu
13
pengaruh langsung mulai dari karakteristik individu → kemampuan individu →
prestasi kerja adalah sedang. Hal ini bisa terlihat dari besarmya nilai
koefisien jalur. Koefisien jalur antara karakteristik inividu → motivas i kerja →
prestasi kerja dan koefisien jalur motivasi kerja → kepuasan kerja → prestasi
kerja masuk dalam kategori mempunyai pengaruh yang kuat. maka dapat
ditarik simpulan sebagai berikut 1. Karakteristik individu berpengaruh kuat
terhadap motivasi kerja dan kemampuan individu, tetapi tidak berpengaruh
secara langsung terhadap prestasi kerja staf perusahaan konstruksi, 2.
Kemampuan individu berpengaruh sedang terhadap prestasi kerja staf
perusahaan konstruksi, 3. Motivasi kerja berpengaruh kuat terhadap prestasi
kerja dan kepuasan kerja staf perusahaan konstruksi, 4. Kepuasan kerja
berpengaruh kuat terhadap prestasi kerja staf perusahaan konstruksi, 5. Model
prestasi kerja staf perusahaan konstruksi dibentuk dari karakteristik individu
yang secara tidak langsung melalui variabel kemampuan individu, motivasi
kerja dan kepuasan kerja.
3. Bawono & Ndaru Cahyo (2008), Pengaruh lingkungan kerja, budaya
organisasi dan motivasi terhadap prestasi kerja karyawan di Grand Orchid hotel
Surakarta.
Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Diketahui
persamaan regresi: Y = 2,071 + 0,276X1 + 0,289X2 + 0,253X3, artinya bahwa
variabel lingkungan kerja, budaya organisasi dan motivasi kerja mempunyai
pengaruh yang positif terhadap prestasi kerja karyawan di Orchid Hotel
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Surakarta, artinya bahwa dengan adanya lingkungan kerja, budaya organisasi
dan motivasi kerja yang baik maka semakin meningkat pula prestasi kerjanya;
2) Hasil uji t, didapatkan nilai thitung untuk lingkungan kerja sebesar 2,320 >
ttabel (2,021), dan budaya organisasi sebesar 2,182 > ttabel (2,021), variabel
motivasi kerja didapatkan thitung (2,686) > ttabel (2,021). Hasil tersebut dapat
diartikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja
terhadap prestasi kerja karyawan secara individu; 3) Hasil uji F diperoleh
Fhitung > Ftabel ; 20,706 > 2,840 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel lingkungan kerja, budaya
organisasi dan motivasi kerja terhadap variabel prestasi kerja karyawan secara
bersama-sama; 4) Hasil perhitungan uji R2 diperoleh sebesar 0,597, artinya
bahwa 59,70% variasi variabel prestasi kerja dapat dijelaskan oleh variabel
kemampuan kerja dan motivasi kerja, sedangkan sisanya yaitu 40,30%
merupakan variabel yang tidak diteliti, misalnya komitmen organisasi,
kepemimpinan, tunjangan sosial, dan lainnya; 5) Berdasarkan hasil penelitian
terdahulu dengan hasil penelitian saat ini, ternyata motivasi kerja dan
lingkungan kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan. Hal ini berarti
bahwa dengan adanya motivasi serta lingkungan kerja yang dirasakan oleh
karyawan maka akan mempengaruhi dan berhubungan dengan tingkat prestasi
kerja karyawan, semakin baik dan tinggi motivasi serta lingkungan kerjanya
15
yang dicapai oleh karyawan tersebut, oleh karena itu hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian terdahulu.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Ada beberapa pengertian mengenai MSDM. MSDM sendiri berasal dari
kata manajemen dan sumber daya manusia. Menurut Handoko (1987:3) manajemen
mencakup fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia,
pengarahan dan pengawasan. Jadi MSDM adalah penarikan seleksi, pengembangan,
pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik
tujuan-tujuan individu maupun organisasi. (Handoko, 1987:4)
Menurut Flippo dalam fanani (2010:7), manajemen personalia adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan
tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemisahan
SDM dengan tujuan untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi dan
masyarakat.
Menurut sutrisno (2009:5) manajemen sumber daya manusia mempunyai
definisi sebagai suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
atas pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintregasian, pemeliharaan, dan
pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi
perusahaan secara terpadu.
Menurut Moh. Agus Tulus yang dikutip oleh Gomes (2003:6), bahwa
MSDM adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan
dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan
organisasi, individu, dan masyarakat.
Dari beberapa pengertian diatas, ditarik kesimpulan bahwa manajemen
sumber daya manusia adalah seni untuk merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan, mengamati sumber daya manusia atau karyawan dalam rangka
mencapai tujuan individu dan perusahaan.
2.2.2. Karakteristik Individu
Setiap manusia mempunyai karakteristik individu yang berbeda-beda antara
yang satu dengan yang lainnya. Individu membawa ke dalam tatanan organisasi
kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa
lalunya. Ini semuanya adalah karakteristik yang dipunyai individu, dan karakteristik
ini akan dibawa olehnya manakala memasuki sesuatu lingkungan baru, yakni
organisasi atau lainnya (Thoha, 2008). Berbicara tentang karakteristik individu dalam
suatu organisasi tidak akan terlepas dengan pembicaraan tentang motivasi, karena
untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai/karyawan diperlukan motivasi yang
cukup terhadap pegawai. Individu adalah sama tetapi juga unik. Ciri-ciri pribadi yang
meliputi : jenis kelamin, status perkawinan, usia, pendidikan, pendapatan dan masa
jabatan merupakan variable individual yang dimiliki oleh setiap orang individual
17
respons mereka terhadap sesuatu maupun perilakunya, hal ini perlu sekali dipahami
(Nimran 1999).
Menurut Stephen P. Robbins (2006:46), karakteristik individu mencakup
usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, dan masa kerja dalam
organisasi.
Gibson, et al. (1996) menyatakan bahwa prestasi kerja individu adalah
dasar prestasi kerja organisasi sehingga pihak manajemen dituntut untuk memahami
perilaku individu. Perilaku individu sangat dipengaruhi oleh bagaimana
karakteristik individu yang bersangkutan. Karakteristik individu yang mencirikan
antara satu orang dengan orang lain berbeda adalah karena masing-masing memiliki
potensi dan kebutuhan yang berbeda. Perbedaan individu yang tercermin pada
tujuan individu harus diperhatikan oleh setiap organisasi untuk dipenuhi selaras
dengan tujuan organisasi.
Ratih Hurriyati, (2005:79) memberikan pengertian tentang karakteristik
individu sebagai berikut : “Karakteristik individu merupakan suatu proses psikologi
yang mempengaruhi individu dalam memperoleh, mengkonsumsi serta menerima
barang dan jasa serta pengalaman. Karakteristik individu merupakan faktor internal
(interpersonal) yang menggerakan dan mempengaruhi perilaku individu”.
Setiap orang mempunyai pandangan, tujuan, kebutuhan dan kemampuan
yang berbeda satu sama lain. perbedaan ini akan terbawa dalam dunia kerja, yang
akan menyebabkan kepuasan satu orang dengan yang lain berbeda pula, meskipun
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
bekerja ditempat yang sama. Karakteristik individu dalam penelitian ini meliputi :
Kemampuan, Sikap dan Ketrampilan
2.2.2.1 Kemampuan (Ability)
Kemampuan (ability) adalah kapasitas seseorang individu untuk
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan Robbins (2003). Dengan kata lain
bahwa kemampuan (ability) merupakan fungsi dari pengetahuan (knowledge) dan
keterampilan (skill). Suprihanto (2003) juga mengatakan bahwa kemampuan
merupakan kapasitas seorang individu untuk melaksanakan berbagai tugas dan
pekerjaannya atau penilaian terhadap apa yang dapat dilakukan oleh seorang individu
sekarang. Kemampuan seorang individu secara keseluruhan terdiri dari dua
kemampuan, yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
2.2.2.2 Sikap (Atitude)
Menurut Robbins (2003) sikap adalah pernyataan evaluatif-baik yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan-mengenai objek, orang, atau peristiwa.
Dalam penelitian ini sikap akan difokuskan bagaimana seseorang merasakan atas
pekerjaan, kelompok kerja, penyedia dan organisasi. Sikap adalah pernyataan yang
bersifat menilai (evaluative), menunjukkan rasa suka-tidak suka seorang terhadap
suatu objek atau kejadian. Sikap seseorang sangat dipengaruhi oleh kriteria
penilaiannya, sementara kriteria tersebut berbentuk melalui suatu proses interaksi
19
Sikap seseorang juga dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk
merespon terhadap seseorang atau sesuatu yang ada di dalam lingkungannya dengan
cara yang positif maupun negative, dengan kata lain sikap seseorang akan tercermin
dari kecenderungan perilakunya dalam menghadapi lingkungan yang berhubungan,
seperti orang lain, bawahan, atasan atau lingkungan (Sudarmo & Sudita, 1997).
2.2.2.3 Ketr ampilan (Skill)
Menurut Suprihanto (2003) ketrampilan adalah kompetensi yang
berhubungan dengan tugas, seperti ketrampilan mengoperasikan atau ketrampilan
berkomunikasi dengan jelas untuk tujuan dan misi kelompok. Keahlian adalah
kompensasi yang berkaitan dengan pelaksanaan suatu tugas, umpamanya kearsipan
dalam surat-surat dokumen, keahlian yang berhubungan dengan fisik meliputi
koordinasi tubuh, stamina, kelenturan tubuh dan sebagainya.
Untuk mencocokkan kemampuan seseorang atau keahlian seseorang
dengan persyaratan pekerjaan sering kali dipergunakan oleh metode analisis
pekerjaan (job analysis), karena setiap pekerjaan memerlukan kemampuan yang
berbeda untuk melaksanakannya. Seiring dengan itu setiap orang memiliki
kemampuan fisik dan kemampuan mental yang berbeda-beda. Seseorang yang
mempunyai kemampuan fisik yang tidak cukup akan gagal dalam melaksanakan
tugasnya walaupun termotivasi dan bersikap positif terhadap pekerjaannya. Begitu
juga sebaliknya, sikap karyawan melebihi apa yang disyaratkan berkemampuan untuk
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
suatu pekerjaan, maka kinerja dapat dipenuhi tetapi akan terdapat inefisiensi
organisasi dan kinerja karyawan tersebut kurang.
2.2.3 Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor penting dalam menciptakan
kinerja karyawan. Karena Lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap
karyawan didalam menyelesaikan pekerjaan yang pada akhirnya akan meningkatkan
kinerja oragnisasi. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik apabila karyawan
dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Oleh karena
itu penentuan dan penciptaan lingkungan kerja yang baik akan sangat menentukan
keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Sebaliknya apabila lingkungan kerja yang
tidak baik akan dapat menurunkan motivasi serta semangat kerja dan akhirnya dapat
menurunkan kinerja karyawan.
Kondisi dan suasana lingkungan kerja yang baik akan dapat tercipta dengan
adanya penyusunan organisasi secara baik dan benar sebagaimana yang dikatakan
oleh Sarwoto ( 1991 ) bahwa suasana kerja yang baik dihasilkan terutama dalam
organisasi yang tersusun secara baik, sedangkan suasana kerja yang kurang baik
banyak ditimbulkan oleh organisasi yang tidak tersusun dengan baik pula. Dari
pendapat tersebut dapat diterangkan bahwa terciptanya suasana kerja sangat
21
Menurut Sedarmayanti ( 2001 ) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis
lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yaitu : Lingkungan Kerja Fisik Dan Lingkungan
Kerja Non Fisik
2.2.3.1. Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat
di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung ( Sedarmayanti, 2001 ). Menurut Komarudin ( 2002 )
Lingkungan kerja fisik adalah keseluruhan atau setiap aspek dari gejala fisik dan
sosial - kultural yang mengelilingi atau mempengaruhi individu. Menurut Alex S.
Nitisemito ( 2002 )
Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja
yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas - tugas yang dibebankan,
misalnya penerangan, suhu udara, ruang gerak, keamanan, kebersihan, musik dan
lain-lain.
Berdasarkan definisi tersebut bahwa lingkungan kerja fisik adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar tempat kerja karyawan lebih banyak berfokus pada benda
– benda dan situasi sekitar tempat kerja sehingga dapat mempengaruhi karyawan
dalam melaksanakan tugasnya, Masalah lingkungan kerja dalam suatu organisasi
sangat penting, dalam hal ini diperlukan adanya pengaturan maupun penataan faktor -
faktor lingkungan kerja fisik dalam penyelenggaraan aktivitas organisasi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Faktor - faktor lingkungan kerja fisik adalah sebagai berikut:
1. Pewarnaan
Masalah warna dapat berpengaruh terhadap karyawan didalam melaksanakan
pekerjaan, akan tetapi banyak perusahaan yang kurang memperhatikan masalah
warna. Dengan demikian pengaturan hendaknya memberi manfaat, sehingga dapat
meningkatkan semangat kerja karyawan. Pewarnaan pada dinding ruang kerja
hendaknya mempergunakan warna yang lembut.
2. Penerangan
Penerangan dalam ruang kerja karyawan memegang peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan semangat karyawan sehingga mereka akan dapat
menunjukkan hasil kerja yang baik, yang berarti bahwa penerangan tempat kerja yang
cukup sangat membantu berhasilnya kegiatan-kegiatan operasional organisasi.
3. Udara
Di dalam ruangan kerja karyawan dibutuhkan udara yang cukup, dimana
dengan adanya pertukaran udara yang cukup, akan menyebabkan kesegaran fisik dari
karyawan tersebut. Suhu udara yang terlalu panas akan menurunkan semangat kerja
karyawan di dalam melaksanakan pekerjaan.
4. Suara bising
Suara yang bunyi bisa sangat menganggu para karyawan dalam bekerja. Suara
bising tersebut dapat merusak konsentrasi kerja karyawan sehingga kinerja karyawan
23
memperkecil suara bising tersebut. Kemampuan organisasi didalam menyediakan
dana untuk keperluan pengendalian suara bising tersebut, juga merupakan salah satu
faktor yang menentukan pilihan cara pengendalian suara bising dalam suatu
organisasi.
5. Ruang Gerak
Suatu organisasi sebaiknya karyawan yang bekerja mendapat tempat yang
cukup untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas. Karyawan tidak mungkin dapat
bekerja dengan tenang dan maksimal jika tempat yang tersedia tidak dapat
memberikan kenyamanan. Dengan demikian ruang gerak untuk tempat karyawan
bekerja seharusnya direncanakan terlebih dahulu agar para karyawan tidak terganggu
di dalam melaksanakan pekerjaan disamping itu juga perusahaan harus dapat
menghindari dari pemborosan dan menekan pengeluaran biaya yang banyak.
6. Keamanan
Rasa aman bagi karyawan sangat berpengaruh terhadap semangat kerja dan
kinerja karyawan. Di sini yang dimaksud dengan keamanan yaitu keamanan yang
dapat dimasukkan ke dalam lingkungan kerja fisik. Jika di tempat kerja tidak aman
karyawan tersebut akan menjadi gelisah, tidak bisa berkonsentrasi dengan
pekerjaannya serta semangat kerja karyawan tersebut akan mengalami penurunan.
Oleh karena itu sebaiknya suatu organisasi terus berusaha untuk menciptakan dan
mempertahankan suatu keadaan dan suasana aman tersebut sehingga karyawan
merasa senang dan nyaman dalam bekerja.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
7. Kebersihan
Lingkungan kerja yang bersih akan menciptakan keadaan disekitarnya
menjadi sehat. Oleh karena itu setiap organisasi hendaknya selalu menjaga kebersihan
lingkungan kerja. Dengan adanya lingkungan yang bersih karyawan akan merasa
senang sehingga kinerja karyawan akan meningkat.
2.2.3.2. Lingkungan Kerja Non Fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan
dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan dengan
bawahan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan ( Sedamayanti,
2001 ). Lingkungan kerja non fisik ini tidak kalah pentingnya dengan lingkungan
kerja fisik. Semangat kerja karyawan sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan
kerja non fisik, misalnya hubungan dengan sesama karyawan dan dengan
pemimpinnya. Apabila hubungan seorang karyawan dengan karyawan lain dan
dengan pimpinan berjalan dengan sangat baik maka akan dapat membuat karyawan
merasa lebih nyaman berada di lingkungan kerjanya. Dengan begitu semangat kerja
karyawan akan meningkat dan kinerja pun juga akan ikut meningkat. Ada 5 aspek
lingkungan kerja non fisik yang bisa mempengaruhi perilaku karyawan, yaitu:
1. Struktur kerja, yaitu sejauh mana bahwa pekerjaan yang diberikan kepadanya
memiliki struktur kerja dan organisasi yang baik.
2. Tanggung jawab kerja, yaitu sejauh mana pekerja merasakan bahwa pekerjaan
25
mereka.
3. Perhatian dan dukungan pemimpin, yaitu sejauh mana karyawan merasakan
bahwa pimpinan sering memberikan pengarahan, keyakinan, perhatian serta
menghargai mereka.
4. Kerja sama antar kelompok, yaitu sejauh mana karyawan merasakan ada
kerjasama yang baik diantara kelompok kerja yang ada.
5. Kelancaran komunikasi, yaitu sejauh mana karyawan merasakan adanya
komunikasi yang baik, terbuka, dan lancar, baik antara teman sekerja ataupun
dengan pimpinan.
Kedua jenis lingkungan kerja di atas harus selalu diperhatikan oleh organisasi.
Keduanya tidak bisa dipisahkan begitu saja. Terkadang organisasi hanya
mengutamakan salah satu jenis lingkungan kerja di atas, tetapi akan lebih baik lagi
apabila keduanya dilaksanakan secara maksimal. Dengan begitu kinerja karyawan
bisa akan lebih maksimal. Peran seorang pemimpin benar – benar diperlukan dalam
hal ini. Pemimpin harus bisa menciptakan sebuah lingkungan kerja baik dan mampu
meningkatkan kinerja karyawan.
2.2.4. Prestasi Kerja
Prestasi kerja merupakan bagian utama dari penelitian ini. Mangkunegara,
et al (2004) mengatakan prestasi tenaga kerja dapat diartikan sebagai hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Wulandari (1999), prestasi kerja adalah suatu tingkat peranan anggota organisasi
dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Peranan yang dimaksud adalah pelaksanaan
suatu tindakan untuk menjalankan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Seorang
yang memiliki prestasi kerja yang tinggi dan baik dapat menunjang tercapainya
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk dapat memiliki
prestasi kerja yang tinggi dan baik, seorang dalam melaksanakan pekerjaannya harus
memiliki keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan yang ditekuninya.
Prestasi kerja dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran
yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Prestasi kerja adalah
tindakan-tindakan atau pelaksanaan tugas yang telah diselesaikan oleh seseorang dalam kurun
waktu tertentu dan dapat diukur. Hal ini dapat berkaitan dengan jumlah kuantitas dan
kualitas pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh individu dalam kurun waktu tertentu
(Swasto, 1996).
Hasibuan (1997) menyatakan prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang
dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan, serta waktu.
Penilaian prestasi kerja merupakan hal penting dalam suatu perusahaan dalam rangka
mengembangkan karyawan. Kegiatan tersebut dapat memperbaiki keputusan
personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan
kerja mereka.
27
2.2.4.1 Penilaian Prestasi Kerja
Ukuran terakhir keberhasilan dari suatu departemen personalia adalah
prestasi kerja. Karena baik departemen itu sendiri maupun karyawan memerlukan
umpan balik atas upayanya masing-masing, maka prestasi kerja dari setiap karyawan
perlu dinilai. Oleh karena itu Penilaian prestasi kerja adalah proses melalui mana
organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja Menurut Ranupandoyo
dan Husnan (2003), faktor-faktor prestasi kerja yang perlu dinilai adalah sebagai
berikut :
1. Kuantitas Kerja
Banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu
diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat
diselesaikan.
2. Kualitas kerja
Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Biasanya
diukur melalui ketepatan, ketelitian, ketrampilan, kebersihan hasil kerja.
3. Keandalan
Dapat atau tidaknya karyawan diandalkan adalah kemampuan memenuhi
atau mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan dan kerjasama.
4. Inisiatif
Kemampuan mengenali masalah dan mengambil tindakan korektif,
memberikan saran-saran untuk peningkatan dan menerima tanggung jawab
menyelesaikan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
5. Kerajinan
Kesediaan melakukan tugas tanpa adanya paksaan dan juga yang bersifat
rutin.
6. Sikap
Perilaku karyawan terhadap perusahaan atau atasan atau teman kerja
7. Kehadiran
Keberadaan karyawan di tempat kerja untuk bekerja sesuai dengan
waktu/jam kerja yang telah ditentukan.
2.2.4.2. Kegunaan Penilaian Pr estasi Kerja
Penilaian prestasi kerja dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia
dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka.
Oleh karena itu kegunaan penilaian prestasi kerja dapat dirinci sebagai berikut:
• Perbaikan Prestasi Kerja
Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer dan
departemen personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka.
• Penyesuaian-Penyesuaian Kompensasi
Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan
dalammenentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi
29
• Keputusan-Keputusan Penempatan
Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa
lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk penghargaan
terhadap prestasi kerja masa lalu.
• Kebutuhan-Kebutuhan Latihan dan Pengembangan
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan. Demikian
juga, prestasi yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus di
kembangkan.
• Perencanaan dan Pengembangan Karier
Umpan balik prestasi kerja mengarahkan keputusan-keputusan karier, yaitu
tentang jalur karier tertentu yang harus diteliti.
• Penyimpangan-Penyimpangan Proses Staffing
Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan
prosedur staffing departemen personalia.
• Ketidak-akuratan Informasional
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam
informasi analisis jabatan, rencana-rencana sumber daya manusia, atau
komponen-komponen lain sistem informasi manajemen personalia. Akibatnya
keputusan-keputusan yang diambil menjadi tidak tepat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
• Kesalahan-Kesalahan Desain Pekejaan
Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam
desain pekerjaan. Penilaian prestasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan
tersebut.
• Kesempatan Kerja yang Adil
Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin keputusan-keputusan
penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.
• Tantangan-Tantangan Eksternal
Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor di luar lingkungan kerja
seperti keluarga, kesehatan, kondisi finansial atau masalah-masalah pribadi
lainnya. Dengan penilaian prestasi, departemen personalia mungkin dapat
menawarkan bantuan.(T. Hani Handoko,1987:135-136)
2.3. Pengaruh antar variabel
2.3.1. Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Prestasi Kerja
Dalam melaksanakan pekerjaannya seorang atau karakter setiap individu
harus dapat menempatkan diri dan lingkungan kerjanya dengan baik sehingga akan
mempengaruhi individu itu sendiri dapat mengembangkan prestasi kerjanya dengan
seoptima mungkin. Dalam dunia kerja, biasanya sikap seseorang berkaitan dengan
pekerjaannya. Menurut suprihanto (2003) ketrampilan adalah kompetensi yang
berhubungan dengan tugas, seperti ketrampilan mengoperasikan atau ketrampilan
31
karakteristik individu ikut dapat menentukan keberhasilan optimal suatu prestasi kerja
karyawan dalam suatu organisasi.
Karakteristik karyawan yang bekerja dalam suatu organisasi berbeda-beda
sesuai dengan perilaku yang dimiliki karyawan yang bersangkutan. McCormick dan
Tiffin (2002) menyatakan bahwa kinerja yang dihasilkan seorang karyawan
merupakan hasil dari gabungan variabel karakteristik individu dan variabel budaya
organisasi. Karakteristik individu yang berbeda-beda merupakan latar belakang yang
dibawa individu dalam memasuki sebuah lingkungan kerja dan akan mempengaruhi
masing-masing individu dalam melakukan pekerjaannya, sehingga tingkat kinerjanya
akan berbeda-beda pula.
Dari teori dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Karakteristik Individu
berpengaruh positif pada prestasi kerja. Hal ini juga didukung penelitian yang
dilakukan Nurjaman (2008), Prabowo & Prawitasari (2007), dan Almalifah (2004)
yang menyatakan bahwa karakteristik individu berpengaruh positif terhadap prestasi
kerja dan kinerja karyawan.
2.3.2. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Pr estasi Kerja
Karyawan dapat melaksanakan aktivitasnya dengan baik, sehingga dicapai
prestasi kerja yang optimal, apabila didukung oleh suatu kondisi lingkungan kerja
yang baik dan sesuai. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik dan sesuai
apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan
nyaman.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Lingkungan kerja tempat karyawan tersebut bekerja sangat penting di dalam
meningkatkan kinerja karyawan. Dimana Lingkungan Kerja adalah kondisi - kondisi
material dan psikologis yang ada dalam organisasi. Maka dari itu organisasi harus
menyediakan lingkungan kerja yang memadai seperti lingkungan fisik ( tata ruang
kantor yang nyaman, lingkungan yang bersih, pertukaran udara yang baik, warna,
penerangan yang cukup maupun musik yang merdu ), serta lingkungan non fisik (
suasana kerja karyawan, kesejahteraan karyawan, hubungan antar sesama karyawan,
hubungan antar karyawan dengan pimpinan, serta tempat ibadah ). Lingkungan kerja
yang baik dapat mendukung pelaksanaan kerja sehingga karyawan memiliki
semangat bekerja dan meningkatkan kinerja karyawan.
Dari teori dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Lingkungan Kerja
berpengaruh positif terhadap Prestasi Kerja. Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan Prabowo & Prawitasari (2007) dan Nurjaman (2008) menunjukkan bahwa
lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap prestasi kerja karyawan.
2.4. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan kajian teoritis yang ada
33
2.5. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang menerangkan fakta-fakta
atau kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan untuk langkah penelitian
selanjutnya Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
- Karakteristik individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi
kerja Karyawan bagian produksi pada PT. LOTUS INDAH TEXTILE
INDUSTRIES SURABAYA.
- Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi kerja
Karyawan bagian produksi pada PT. LOTUS INDAH TEXTILE
INDUSTRIES SURABAYA. Karakteristik
Individu
Lingkungan
Kerja
Pr estasi
Kerja
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran variabel
Devinisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang
pengoperasian atau pendefinisian konsep penelitian termasuk penetapan cara, dan
satuan pengukuran variabel.
3.1.1. Definisi Operasional
1. Karakteristik Individu (X1)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Karakteristik Individu.
Karakteristik individu adalah kemampuan, sikap, dan ketrampilan yang dibawa
seseorang didalam situasi kerja. Adapun beberapa indikator dari karakteristik
individu Menurut Stoner, et al. dalam Sindoro (1996) :
- Kemampuan (Ability) (X1.1)
Kemampuan (Ability) adalah kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan
berbagai tugas dalam suatu pekerjaan Robbins (2003). Dengan kata lain
bahwa kemampuan (ability) merupakan fungsi dari pengetahuan (knowledge) dan
keterampilan (skill). Suprihanto (2003) juga mengatakan bahwa kemampuan
merupakan kapasitas seorang individu untuk melaksanakan berbagai tugas dan
pekerjaannya atau penilaian terhadap apa yang dapat dilakukan oleh seorang
individu sekarang.
35
sikap adalah pernyataan evaluatif-baik yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan-mengenai objek, orang, atau peristiwa. Dalam penelitian ini
sikap akan difokuskan bagaimana seseorang merasakan atas pekerjaan, kelompok
kerja, penyedia dan organisasi. Sikap adalah pernyataan yang bersifat menilai
(evaluative), menunjukkan rasa suka-tidak suka seorang terhadap suatu objek atau
kejadian. Sikap seseorang sangat dipengaruhi oleh kriteria penilaiannya,
sementara kriteria tersebut berbentuk melalui suatu proses interaksi social
(Suprihanto, 2003)
- Ketrampilan (Skill) (X1.3)
Ketrampilan adalah kompetensi yang berhubungan dengan tugas, seperti
ketrampilan mengoperasikan atau ketrampilan berkomunikasi dengan jelas untuk
tujuan dan misi kelompok. Keahlian adalah kompensasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan suatu tugas, umpamanya kearsipan dalam surat-surat dokumen,
keahlian yang berhubungan dengan fisik meliputi koordinasi tubuh, stamina,
kelenturan tubuh dan sebagainya.
2. Lingkungan Kerja (X2)
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja, yang
dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan padanya.
Lingkungan kerja menurut Kartono (1981 : 177) dapat diartikan sebagai lingkungan
yang merupakan aspek dari kinerja. Dikatakan lebih lanjut bahwa lingkungan kerja
merupakan kondisi-kondisi material dan psikologis yang ada dalam perusahaan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
karyawan tersebut bekerja. Menurut Sedarmayanti ( 2001 ) menyatakan bahwa secara
garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 indikator yaitu : Lingkungan
Kerja Fisik Dan Lingkungan Kerja Non Fisik
- Lingkungan Kerja Fisik (X2.1)
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di
sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung ( Sedarmayanti, 2001 ).
- Lingkungan Kerja non Fisik (X2.2)
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan
dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan dengan
bawahan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan ( Sedamayanti,
2001 ).
3. Pr estasi Kerja (Y)
Prestasi kerja adalah suatu tingkat peranan anggota organisasi dalam
mencapai tujuan-tujuan organisasi. Peranan yang dimaksud adalah pelaksanaan suatu
tindakan untuk menjalankan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Seorang yang
memiliki prestasi kerja yang tinggi dan baik dapat menunjang tercapainya tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Adapun indikator prestasi kerja yang
perlu dinilai menurut Ranupandoyo dan Husnan (2003) yaitu :
• Kuantitas Kerja (Y1.1)
37
diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan.
• Kualitas Kerja (Y1.2)
Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Biasanya diukur
melalui ketepatan, ketelitian, ketrampilan, kebersihan hasil kerja.
• Keandalan (Y1.3)
Dapat atau tidaknya karyawan diandalkan adalah kemampuan memenuhi atau
mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan dan kerjasama
• Inisiatif (Y1.4)
Kemampuan mengenali masalah dan mengambil tindakan korektif, memberikan
saran-saran untuk peningkatan dan menerima tanggung jawab menyelesaikan.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval
dengan menggunakan teknik pembobotan skala (semantic differential scale). Analisis
ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapat tentang
serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai
yang berada dalam rentang dua sisi.
Khusus pengukuran prestasi kerja karyawan dilakukan oleh pimpinan. Hal ini
bertujuan agar pengukuran prestasi kerja tidak bias, sehingga kuisionernya ada dua
macam, kuisioner tentang Karakteristik Individu dan Lingkungan Kerja diukur oleh
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
karyawan dan kuisioner Prestasi Kerja diukur oleh pimpinan yang bertanggung jawab
pada prestasi kerja karyawan yang bersangkutan.
Dalam penelitian ini, setiap pertanyaan diukur dalam 5 skala dan ujung-ujung
ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras berlawanan. Sebagai berikut:
1 5
Tidak Setuju Sangat Setuju
3.2. Teknik pengambilan sampel
3.2.1. Populasi
Populasi merupakan objek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan
memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan,
2009, 5). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian produksi
yang bekerja di PT. LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SURABAYA
sejumlah 113 orang.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan katekteristik yang dimiliki oleh
populasi. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sensus populasi,
yakni teknik penarikan sampel apabila seluruh anggota populasi yang ada di area
39
TEXTILE INDUSTRIES SURABAYA sebanyak 113 orang yang terdiri dari
pimpinan dan karyawan bagian produksi.
3.3. J enis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, data yang
diperoleh secara langsung dari sumber manajer produksi dan personalia PT. Lotus
Indah Textile Industries Surabaya (tidak melalui perantara). Data primer secara
khusus dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Menurut Husein Umar
(2009, 43) menyatakan bawa data primer merupakan data yang diperoleh secara
khusus dari sumber pertama baik individu ataupun perseorangan. Data primer dapat
berupa opini subyek secara individu atau kelompok dan hasil pengujian.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Dengan data primer peneliti dapat mengumpulkan data berupa wawancara
serta hasil kuesioner sesuai yang diinginkan.
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.5.1. Teknik Analisis
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode SEM berbasis
komponen dengan menggunakan PLS dipilih sbeagai alat analisis pada penelitian ini.
Teknik Partial Least Square (PLS) dipilih karena perangkat ini banyak dipakai untuk
analisis kausal – prediktif yang rumit dan merupakan teknik yang sesuai untuk
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
digunakan dalam aplikasi prediksi dan pengembangan teori seperti pada penelitian
ini. SEM berbasis kovarian membutuhkan banyak asumsi parametrik, misalnya
variabel yang diobservasi harus memiliki multivariate normal distribution yang dapat
terpenuhi jika ukuran sampel yang digunakan besar (antara 200-800). Dengan ukuran
sampel yang kecil akan memberikan hasil parameter dan model statistik yang tidak
baik (Ghozali, 2008)
PLS tidak membutuhkan banyak asumsi. Data tidak harus berdistribusi
normal multivariate dan jumlah sampel tidak harus besar (Ghozali
merekomendasikan antara 30 – 100). Karena jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini kecil (<100) maka digunakan PLS sebagai alat analisisnya. Untuk
melakukan pengujian dengan SEM berbasis komponen atau PLS, digunakan dengan
bantuan SmartPLS. PLS mengenal dua macam komponen dalam model kausal yaitu
model pengukuran (measurement models) dan model struktural (structural model).
Model struktural (structural model) terdiri dari konstruk- konstruk laten yang
tidak dapat diobservasi, sedangkan model pengukuran terdiri dari indikator- indikator
yang dapat diobservasi. Pada pengujian ini juga dilakukan estimasi koefisien-
koefisien jalur yang mengidentifikasi kekuatan dari hubungan antara variabel
independent dengan variabel dependent. Model pengukuran (measurement models)
terdiri dari hubungan antara item- item variabel dapat diobservasi dan konstruk laten
yang diukur dengan item- item tersebut. Seperti dinyatakan oleh Wold (1985) dalam
41
didasarkan banyak asumsi. Data tidak harus berdistribusi normal multivariate
(indikator dengan skala kategori, ordinal, interval sampai ratio dapat digunakan
dalam model yang sama). Selain dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS
juga dapat digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten.
Oleh karena itu lebih menitikberatkan pada data dan dengan prosedur estimasi yang
terbatas, maka mengspesifikasi model tidak begitu berpengaruh terhadap estimasi
parameter.
Analisis data menggunakan PLS terdiri dari dua sub model (Ghozali (2008;
22-23) yaitu:
1. A Structural Model atau juga disebut inner-model menjelaskan hubungan antara
variabel laten yang satu dengan yang lainnya dalam konstruksi. Model struktural
menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada substantive
theory. Perancangan model struktural hubungan antar variabel laten didasarkan
pada rumusan masalah atau hipotesa penelitian. Pada penelitian ini model
struktural terkait dengan hubungan antara Karakteristik Organisasi (X1) dengan
Orientasi Kewirausahaan (Y), Gaya Manajemen (X2) dengan Orientasi
Kewirausahaan (Y), dan Orientasi Kewirausahaan (Y) dengan Kinerja Usaha
Kecil (Z)
2. A Measurement Model atau juga disebut outer-model menjelaskan hubungan
antara konstruksi laten dengan indikator- indikator manifes yang dimilikinya.
Outer- model atau model pengukuran mendefinisikan bagaimana setiap blok
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
indikator berhubungan dengan variabel latennya. Perancangan model pengukuran
menentukan sifat indikator dari masing- masing variabel laten, apakah refleksif
atau formatif, berdasarkan definisi operasional variabel secara lengkap model
struktural dan pengukuran pada penelitian ini sebagai berikut :
Gambar 3.1
43
Adapun alasan penulis memilih dan menggunakan PLS adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan PLS tidak mengharuskan jumlah sampel besar, karena ada
keterbatasan jumlah sampel yang akan didapatkan sebagai responden pada
penelitian maka pendekatan model PLS lebih bisa diterapkan
b. Pada penelitian ini akan mengembangkan model untuk tujuan prediksi
c. Pada PLS tidak mengasumsikan data berdistribusi tertentu, data berupa nominal,
ordinal, interval dan rasio.
3.5.2. Uji Validitas Dan Reliabilitas
Hasil pengumpulan data yang didapat dari kuesioner harus diujikan validitas
dan reliabilitasnya. Hasil penelitian dikatakan valid, bila terdapat kesamaan antara
data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2008, 348) instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Pada PLS evaluasi validitas
model pengukuran atau outer-model yang menggunakan indikator refleksif dievaluasi
dengan convergent dan diskriminan validity.
Sedangkan outer-model dengan formatif indikator dievaluasi berdasarkan
pada substantive contentnya yaitu dengan membandingkan besarnya relatif weight
dan melihat signifikansi dari ukuran weight tersebut berdasarkan pada Chin dalam
(Ghozali, 2008, 24).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :