• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh stres kerja dan konflik kerja terhadap niat pindah karyawan : studi pada PT. Iskandar Indah Printing Textile bagian Produksi - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh stres kerja dan konflik kerja terhadap niat pindah karyawan : studi pada PT. Iskandar Indah Printing Textile bagian Produksi - USD Repository"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRES KERJA DAN KONFLIK KERJA

TERHADAP NIAT PINDAH KARYAWAN

Studi pada PT. Iskandar Indah Printing Textile Bagian Produksi

Skripsi

Diajukan dalam Rangka Menulis Skripsi

Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Oleh :

Veronica Septien Reny Hapsari

NIM : 102214032

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH STRES KERJA DAN KONFLIK KERJA

TERHADAP NIAT PINDAH KARYAWAN

Studi pada PT. Iskandar Indah Printing Textile Bagian Produksi

Skripsi

Diajukan dalam Rangka Menulis Skripsi

Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Oleh :

Veronica Septien Reny Hapsari

NIM : 102214032

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO:

“Always be yourself and never be anyone else even if they look better than you”

Penulis

“Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau

menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka yang

bersemangat mengejarnya”

Abraham Lincoln

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

 Yesus Kristus Sang

Juru Selamat

 Bapak dan Ibu

tercinta

 Kakakku tersayang

 Aloysius Kurniawan

Santoso

 Sita, Erika, Wulan,

Faneni

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

PENGARUH STRES KERJA DAN KONFLIK KERJA TERHADAP

NIAT PINDAH KARYAWAN

Studi pada PT. Iskandar Indah Printing Textile Bagian Produksi

dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 28 Agustus 2014 adalah hasil karya saya.

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyakin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

(7)

vi

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN PROGRAM STUDI MANAJEMEN

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Veronica Septien Reny Hapsari

NIM : 102214032

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “PENGARUH STRES KERJA DAN KONFIK KERJA TERHADAP NIAT PINDAH KARYAWAN. Studi pada PT. Iskandar Indah Printing Textile Bagian Produksi” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet dan media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 29 Agustus 2014

Yang menyatakan

Veronica Septien Reny Hapsari

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Alah atas karunia dan rahmat-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH

STRES KERJA DAN KONFLIK KERJA TERHADAP NIAT PINDAH

KARYAWAN, Studi pada PT. Iskandar Indah Printing Textile Bagian

Produksi. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi itu dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu,

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing I yang

telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi

lebih sempurna.

4. Ibu Dra. Y. Rini Hardanti, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah

mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

5. Bapak Agus Mulyono, selaku pihak dari PT. Iskandar Indah Printing

Textile yang telah membantu dan membimbing dalam melakukan penelitian

6. Seluruh Karyawan PT. Iskandar Indah Printing Textile yang sudah

membantu dalam melakukan penelitian.

7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

8. Kepada Bapak dan Ibu saya yang selalu memberikan dukungan baik secara

moril dan materiil.

(9)

viii

10.Aloysius Kurniawan Santoso, yang tak pernah lelah menyemangatiku,

mendukungku, dan terimakasih untuk cintamu.

11.Molly dan Zyena, yang selalu memberikan keceriaan kepada saya.

12.Sita, Erika, Wulan, Doni, Susy, Lina, Indri, Yovita, dan Hendra, yang

selalu menyemangatiku dan membantuku untuk menyelesaikan skripsi ini

13.Teman-teman kos Faneni, Ayu, Elis, dan Dea, terima kasih sudah

membantuku, dan terima kasih untuk keceriaan kalian.

14.Seluruh teman-teman manajemen angkatan 2010 yang telah memberikan

warna dalam perjalanan studi saya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena

keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para

pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat

dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun

skripsi.

Yogyakarta, 29 Agustus 2014

Penulis

Veronica Septien Reny Hapsari

(10)

ix

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

HALAMAN ABSTRAK ... xv

c. Sumber-Sumber Stres Kerja... 14

d. Dampak Stres Kerja ... 16

(11)

x

f. Indikator-Indikator Stres Kerja ... 19

3. Pengertian Konflik Kerja ... 20

a. Bentuk dan Jenis-Jenis Konflik Kerja ... 21

b. Tahap-Tahap Dalam Konflik Kerja ... 22

c. Kerugian dan Manfaat Konflik Kerja ... 24

d. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Konflik Kerja ... 25

e. Indikator-Indikator Konflik Kerja ... 27

4. Pengertian Niat Pindah ... 28

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Niat Pindah... 30

b. Tahapan Niat Pindah ... 30

c. Indikator-Indikator Niat Pindah ... 32

B. Penelitian Terdahulu ... 33

C. Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis dan Sumber Data ... 36

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasi ... 37

C. Populasi dan Sampel ... 38

D. Metode Pengumpulan Data ... 40

E. Metode Analisis Data ... 41

F. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 52

A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 52

(12)

xi

BAB V1 KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 89

A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 91

C. Keterbatasan Peneliti ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

V.1 Karakteristik Jenis Kelamin ... 69

V.2 Karakteristik Usia ... 69

V.3 Karakteristik Lama Bekerja ... 70

V.4 Karakteristik Pendidikan Terakhir ... 71

V.5 Tingkat Stres Kerja... 72

V.6 Tingkat Konflik Kerja ... 73

V.7 Tingkat Niat Untuk Pindah ... 74

V.8 Hasil Uji Validitas ... 75

V.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 76

V.10 Hasil Uji Normalitas ... 77

V.11 Hasil Uji Multikolinearitas ... 78

V.12 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 80

V.13 Hasil Hipotesis Uji F ... 82

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

VI. 1 Struktur Organisasi ... 58

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran I Kuesioner ... 97

Lampiran II Hasil Penilaian dan Penelitian ... 103

Lampiran III Perhitungan SPSS 16.00 ... 113

Lampiran IV Tabel ... 119

(16)

xv ABSTRAK

PENGARUH STRES KERJA DAN KONFLIK KERJA TERHADAP NIAT PINDAH KARYAWAN

Studi pada PT. Iskandar Indah Printing Textile Bagian Produksi

Veronica Septien Reny Hapsari

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2014

(17)

xvi

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF WORK STRESS AND WORK CONFLICT ON TURNOVER INTENTION

Study in PT. Iskandar Printing Textile Production Division

Veronica Septien Reny Hapsari

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2014

(18)

i BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kinerja suatu perusahaan ditentukan oleh kondisi dan perilaku karyawan yang

dimiliki perusahaan tersebut. Fenomena yang seringkali terjadi adalah kinerja

suatu perusahaan yang telah demikian bagus dapat terganggu, baik secara

langsung maupun tidak langsung oleh berbagai perilaku karyawan yang sulit

dicegah terjadinya. Salah satu bentuk perilaku karyawan tersebut adalah keinginan

berpindah (turnover intention) yang berujung pada keputusan karyawan untuk

meninggalkan pekerjaannya.

Batasan umum pergantian karyawan itu sendiri adalah berhentinya individu

sebagai anggota suatu organisasi dengan disertai pemberian imbalan keuangan

oleh organisasi yang bersangkutan (Mobley, 1986). Berhentinya individu sebagai

anggota suatu organisasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu pelepasan secara

sukarela yang diprakarsai oleh karyawan dan pelepasan terpaksa yang diprakarsai

oleh organisasi, termasuk karena kematian dan pengunduran diri atas

desakan.Menurut Mobley (1986) terdapat beberapa variabel individu yang

merupakan sebab-sebab terjadinya turnover karyawan dalam sebuah organisasi,

yaitu faktor demografik seperti usia, masa kerja, jenis kelamin, pendidikan,

kepribadian, minat, profesionalisme, dan prestasi. Sedangkan menurut Toly

(2001) yang menjadi variabel atau faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

(19)

organisasional, kepuasan kerja, dan kepercayaan organisasi. Adapun beberapa

gejala yang menandai adanya indikasi turnover intention, terutama yang

menyangkut perilaku karyawan, antara lain absensi yang meningkat, mulai malas

kerja, naiknya keberanian untuk melanggar tata tertib kerja, keberanian untuk

menentang atau protes kepada atasan, serta keseriusan untuk menyelesaikan

semua tanggung jawab karyawan yang sangat berbeda

daribiasanya.Indikasi-indikasi tersebut bisa digunakan sebagai acuan untuk memprediksikan turnover

intention karyawan dalam sebuah perusahaan (Mobley,1986).

Selain kondisi di atas, perkembangan jaman yang semakin maju menuntut kita

harus bisa beradaptasi dalam segala kondisi. Beban kerja yang semakin berat,

semakin banyaknya kebutuhan yang ingin dipenuhi, tingkat pendapatan yang tak

sejalan dengan biaya hidup, persaingan yang semakin ketat dan seterusnya dapat

menjadi ancaman untuk dapat tetap bertahan hidup. Karyawan sering dihadapkan

dengan berbagi masalah dalam perusahaan sehingga sangat mungkin untuk

terkena stres. Stres pekerjaan dapat diartikan sebagi tekanan yang dirasakan

karyawan karena tugas-tugas pekerjaan tidak dapat mereka penuhi. Artinya, stres

muncul saat karyawan tidak mampu memenuhi apa yang menjadi

tuntutan-tuntutan pekerjaan. Ketidakjelasan apa yang menjadi tanggung jawab pekerjaan,

kekurangan waktu untuk menyelesaikan tugas, tidak ada dukungan fasilitas untuk

menjalankan pekerjaan, tugas-tugas yang saling bertentangan, merupakan contoh

(20)

Dalam berbagai penelitian, keinginan untuk mengakhiri tugas atau

meninggalkan organisasi berhubungan dengan konflik kerja. Konflik kerja adalah

ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota atau kelompok dalam suatu

perusahaan karena mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau

persepsi. Selain itu konflik diartikan sebagai perbedaan, pertentangan dan

perselisihan, konflik yang bertentangan dengan tujuan kelompok disebut konflik

disfungsional. Adapun konflik kerja yang bersifat disfungsional yaitu,

mendominasi diskusi, tidak senang bekerja dalam kelompok, benturan

kepribadian, perselisihan antar individu, dan ketegangan.

Tingkat turnover karyawan yang tinggi merupakan ukuran yang sering

digunakan sebagai indikasi adanya masalah yang mendasar pada organisasi.

Turnover karyawan dapat menelan biaya yang tinggi oleh karena itu organisasi-

organisasi perlu menguranginya sampai pada tingkat-tingkat yang dapat diterima.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Stres Kerja dan Konflik Kerja terhadap

Niat Pindah Karyawan”, Studi pada PT. Iskandar Indah Printing Textile

Surakarta bagian Produksi. PT. Iskandar Indah Printing Textile merupakan salah

satu perusahaan yang bergerak dibagian tekstil yang ada di Kota Surakarta.

Penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian di PT. Iskandar Indah Printing

Textile, karena penulis ingin memperdalam ilmu aspek sumber daya manusia

terlebih lagi mengenai stres kerja dan konflik kerja karyawan bagian produksi

(21)

meneliti apakah stres kerja dan konflik kerja berpengaruh pada niat pindah

karyawan bagian produksi yang ada di PT. Iskandar Indah Printing Textile.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana stres kerja karyawan bagian produksi di PT. Iskandar Indah

Printing Textile?

2. Bagaimana konflik kerja karyawan bagian produksi di PT. Iskandar Indah

Printing Textile ?

3. Seberapa besar niat pindah karyawan bagian produksi di PT. Iskandar

Indah Printing Textile?

4. Apakah stres kerja mempengaruhi niat pindah karyawan bagian produksi di

PT. Iskandar Indah Printing Textile?

5. Apakah konflik kerja mempengaruhi niat pindah karyawan bidang produksi

di PT. Iskandar Indah Printing Textile?

C. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang terpapar di atas diperoleh gambaran dimensi

permasalahan yang begitu luas. Namun menyadari adanya keterbatasan waktu dan

kemampuan, maka penulis memandang perlu memberi batasan masalah secara

jelas dan terfokus. Dalam penelitian ini dibatasi dalam beberapa hal, yaitu sebagai

(22)

1. Penelitian yang dimaksud adalah menganalisis stres kerja dan konflik

kerja karyawan bagian produksi yang ada di PT. Iskandar Indah Printing

Textile.

2. Menganalisis sejauh mana niat pindah karyawan bagian produksi di PT.

Iskandar Indah Printing Textile.

3. Menganalisis pengaruh Stres Kerja dan Konflik Kerja bagian produksi

terhadap niat pindah karyawan.di PT. Iskandar Indah Printing Textile.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis stres kerja karyawan bagian produksi

di PT. Iskandar Indah Printing Textile.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis konflik kerja bagian produksi di PT.

Iskandar Indah Printing Textile.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis niat pindah karyawan bagian

produksidi PT. Iskandar Indah Printing Textile.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh stres kerja terhadap niat

pindah karyawan bagian produksi di PT. Iskandar Indah Printing Textile.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh konflik kerja terhadap niat

(23)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang berarti dan bermanfaat

sejalan dengan tujuan penelitian di atas. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

berguna baik secara teoritis (keilmuan) maupun praktis bagi siapapun.

1. Manfaat Praktis.

a. Bagi penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana cara

mengantisipasi permasalahan stres kerja dan konflik kerja yang berdampak

pada niat untuk pindah karyawan, dengan bekal ilmu yang diperoleh selama

perkuliahan dan diterapkan kedalam aplikasi di lapangan dalam penelitian

ini.

b. Bagi Perusahaan

Melalui penelitian ini penulis berharap dapat memberikan masukan dan

saran positif yang dapat membantu perusahaan dalam mengambil

keputusan dan menentukan kebijakan–kebijakan yang tepat bagi karyawan untuk mengurangi niat pindah karyawan berdasarkan tingkat stres dan

konflik kerja yang ada pada perusahaan.

2. Manfaat Teoritis

Penelitian diharapkan menjadi sumber pengetahuan dan bahan kepustakaan

serta sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang lebih luas dan

(24)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu, baik dilihat dari sudut

perkembangan teknologi dan metode kerja yang baru, harus menjadi perhatian

perusahaan dan respon yang baik dari perusahaan. Sumber Daya Manusia

merupakan penggerak dan penentu jalannya suatu perusahaan atau

instansi-instansi lain, karena pentingnya unsur manusia dalam menjalankan suatu

pekerjaan maka perlu mendapatkan perhatian dari pimpinan. Karyawan

merupakan faktor penting dalam setiap organisasi baik dalam pencapaian tujuan

perusahaan secara efektif dan efisien. Dalam landasan teori ini penulis

mengumpulkan data-data dari berbagai sumber baik itu berupa buku-buku

Manajemen Sumber Daya Manusia, jurnal-jurnal, dan dari teori-teori yang penulis

dapatkan selama perkuliahan

1. Pengertian MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia)

SDM sebagai salah satu unsur penunjang organisasi, dapat diartikan

sebagai manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut

personil, tenaga kerja, pekerja/karyawan), atau potensi manusiawi sebagai

penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya, potensi yang

merupakan aset dan berfungsi sebagai modal non-material dalam organisasi

bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan nonfisik

(25)

SDM untuk kemajuan organisasi, maka organisasi dengan model yang lebih

moderat menekankan pada fungsi SDM dengan orientasi jangka panjang.

Berikut ini adalah pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut

para ahli.

Menurut Mangkunegara (2005:2) :

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap

pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian,

pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan

organisasi”.

Menurut Sadili Samsudin (2006:22) :

“Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan aktivitas-aktivitas yang

dilaksanakan agar sumber daya manusia dalam organisasi dapat

didayagunakan secara efektif dan efesien guna mencapai berbagai tujuan”.

Berdasarkan definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa Manajemen sumber

daya manusia adalah ilmu dan seni mendayagunakan manusia atau proses

memperoleh, memajukan, mengembangkan, dan memelihara tenaga kerja

sampai sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara

(26)

a. Fungsi Manajemen dan Operasionalisasi Sumber Daya Manusia

Sudah merupakan tugas Manajemen Sumber Daya Manusia untuk

mengelola manusia seefektif mungkin agar diperoleh suatu satuan sumber

daya manusia yang merasa puas dan memuaskan. Manajemen Sumber

Daya Manusia merupakan bagian dari manajemen umum yang

memfokuskan diri pada sumber daya manusia. Adapun fungsi-fungsi

Manjemen Sumber Daya Manusia seperti halnya fungsi umum, yaitu :

1) Fungsi Manajerial terdiri dari :

a) Perencanaan (planning)

Perencanaan dapat diartikan sebagai proses untuk menentukan

tujuan serta sasaran yang ingin dicapai dan mengambil

langkah-langkah strategis guna mencapai tujuan tersebut.

b) Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian merupakan proses pemberian perintah,

pengalokasian sumber daya manusia secara terkoordinir kepada

setiap individu dan kelompok untuk menerapkan rencana.

c) Pengarahan (directing)

Pengarahan adalah proses untuk menumbuhkan semangat pada

karyawan agar dapat bekerja keras dan giat serta membimbing

mereka dalam melaksanakan rencana untuk mencapai tujuan

(27)

d) Pengendalian (controlling)

Bagian terakhir dari proses manajemen sumber daya manusia

adalah pengendalian.Pengendalian dimaksudkan untuk melihat

apakah kegiatan organisasi sudah sesuai dengan rencana

sebelumnya.

2) Fungsi Operasional terdiri dari:

a) Pengadaan tenaga kerja (SDM) terdiri dari :

(1) Perencanaan sumber daya manusia.

(2) Analisis jabatan.

(3) Penarikan pegawai.

(4) Penempatan kerja.

b) Pengembangan tenaga kerja mencakup :

(1) Pendidikan dan pelatihan.

(2) Pengembangan karier.

(3) Penilaian prestasi kerja.

c) Kompensasi/pemberian balas jasa mencakup :

(1) Kompensasi langsung yang terdiri dari :

(a) Gaji/Upah.

(b) Insentif.

(2) Kompensasi tidak langsung yang terdiri dari :

(a) Keuntungan (benefit).

(28)

d) Pengintegrasian mencakup :

(1) Kebutuhan karyawan.

(2) Motivasi karyawan.

(3) Kepuasan Karyawan.

(4) Displin kerja.

e) Pemeliharaan tenaga kerja mencakup :

(1) Komunikasi kerja.

(2) Kesehatan dan keselamatan kerja.

(3) Pengendalian konflik kerja.

(4) Konseling kerja.

f) Pemutusan hubungan kerja mencakup pemberhentian

karyawan, terdiri dari

(1) Pensiun.

(2) Pemberhentian atas permintaan sendiri.

(3) Pemberhentian langsung oleh perusahaan.

(4) Pemberhentian sementara.

Aspek lain dari Manajemen Sumber Daya Manusia adalah peranannya

dalam pencapaian tujuan perusahaan secara terpadu. Manajemen Sumber

Daya Manusia tidak hanya memperhatikan kepentingan perusahaan, tetapi

juga memperhatikan kebutuhan karyawan, pemilik dan tuntutan

masyarakat luas. Peranan manajemen sumber daya manusia adalah

mempertemukan atau memadukan ketiga kepentingan tersebut yaitu

(29)

Berbagai kegiatan dalam rangka manajemen sumber daya manusia

seperti dikemukakan di atas apabila terlaksana secara keseluruhan akan

menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi perusahaan. Pelaksanaan

berbagai fungsi sumber daya manusia sebenarnya bukan hanya dapat

menciptakan sumber daya manusia yang produktif mendukung tujuan

perusahaan, akan tetapi menciptakan suatu kondisi yang lebih baik

sehingga dapat meningkatkan potensi dan semangat sumber daya manusia

dalam berkarya.

2. Pengertian Stres Kerja

Stres kerja merupakan suatu tanggapan adaptif, dibatasi oleh perbedaan

individual dan proses psikologis, yaitu konsekuensi dari setiap kegiatan

(lingkungan), situasi atau kejadian eksternal yang membebani tuntutan

psikologi atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang di tempat individu

tersebut berada. Stres yang positif disebut eustres sedangkan stres yang

berlebihan dan bersifat merugikan disebut distres. Berikut adalah

definisi-definisi tentang stres kerja menurut para ahli yang penulis susun diantaranya :

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2008:157), mengemukakan bahwa :

Suatu perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan.

Stres kerja ini tampak dari sindrom, antara lain emosi tidak stabil, perasaan

tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa

rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan mengalami

(30)

Veitzal Rivai (2009:1008), mengemukakan bahwa :

“Suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik

dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seorang

karyawan”.

Berdasarkan definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa stres kerja merupakan

suatu kondisi yang merefleksikan rasa tertekan, tegang, yang mempengaruhi

emosi dan proses berfikir seorang karyawan untuk mengerjakan pekerjaannya

sehingga menghambat tujuan organisasi.

a. Jenis-Jenis Stres Kerja

Quick dan quick (dikutip oleh Veithzal Rivai & Deddy Mulyadi, 2003;308)

mengkategorikan jenis stres menjadi dua yaitu :

1. Eustres, yaitu hasil respons terhadap stres yang bersifat sehat positif

dan konstruktif (membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan

individu dan organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan,

fleksibilitas, kemampuan adaptasi dan tingkat performance yang

tinggi.

2. Distres, yaitu hasil dari respon yang bersifat tidak sehat, negatif dan

destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi

individu dan juga organisasi seperti penyakit cardiovascular dan

tingkat ketidakhadiran yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan

(31)

b. Pendekatan Stres Kerja

Menurut Veitzhal Rivai (2009:1008-1009) pendekatan stres kerja dapat

dilakukan dengan cara :

1. Pendekatan individu meliputi :

a. Meningkatkan keimanan.

b. Melakukan meditasi pernapasan.

c. Melakukan kegiatan olahraga.

d. Menghindari kebiasaan rutin yang membosankan.

e. Berbincang-bincang dengan teman dekat.

f. Melakukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan.

2. Pendekatan perusahaan meliputi :

a. Melakukan perbaikan iklim organisasi.

b. Melakukan perbaikan terhadap lingkungan fisik.

c. Menyediakan sarana olahraga.

c. Sumber-Sumber Potensi Stres Kerja

Stres dapat disebabkan oleh berbagai fakor di dalam maupun diluar

pekerjaan yang merupakan sumber stres di tempat kerja. Sumber stres disebut

juga stresor yaitu suatu rangsangan yang dipersepsikan sebagai suatu ancaman

dan menimbulkan perasaan negatif. Hampir setiap kondisi pekerjaan dapat

menyebabkan stres, tergantung reaksi karyawan bagaimana menghadapinya.

Sebagai contoh, seorang karyawan akan dapat mudah menerima dan

(32)

bahkan akan menolaknya. Bagaimana juga orang bereaksi terhadap stres maka

menentukan tingkat stres yang dialami.

Sumber-sumber stres menurut Keith Davis dan John W. Newstrom dalam

Muharto Toha (2008:198) yaitu :

1. Beban kerja yang berlebihan, banyaknya tugas dapat menjadi sumber

stres bila banyaknya tugas tidak sebanding dengan kemampuan fisik

maupun keahliannya.

2. Tekanan atau desakan waktu, atasan sering kali memberikan tugas

sesuai dengan target waktu yang terbatas.

3. Supervisi yang jelek, seorang karyawan dapat menjalankan tugas

sehari harinya dibawah bimbingan sekaligus mempertanggung

jawabkan kepada supervisor. Jika supervisor pandai (cakap) dan

menguasai tugas bawahan, ia akan membimbing dan memberikan

pengarahan atau instruksi secara baik dan benar.

4. Iklim politis, Iklim politis yang tidak aman akan mempengaruhi

semangat kerja.

5. Wewenang untuk melaksanakan tanggung jawab, atasan sering

memberikan tugas kepada bawahannya tanpa diikuti kewenangan

yang memadai. Sehingga, jika harus mengambil keputusan harus

berkonsultasi, kadang menyerahkan sepenuhnya pada atasan.

6. Konflik dan ketidakjelasan peran, pada situasi seperti ini orang

memiliki harapan yang berbeda akan kegiatan seseorang karyawan

(33)

dalam organisasi, sehingga karyawan tidak tahu apa yang harus dia

lakukan dan tidak dapat memenuhi semua harapan.

7. Perbedaan antara nilai perusahaan dan karyawan. artinya perbedaan

ini mencabik-cabik karyawan dengan tekanan mental pada waktu

suatu upaya dilakukan untuk memenuhi nilai kebutuhan perusahaan

dan karyawan.

8. Frustasi, Suatu akibat dari motivasi yang terhambat dan mencegah

seseorang mencapai tujuan yang diinginkan sehingga berpengaruh

terhadap pola kerja

d. Dampak Stres Kerja

Begitu besar dampak stres kerja, oleh para ahli perilaku organisasi telah

dinyatakan sebagai agen penyebab dari berbagai masalah fisik, mental, bahkan

output organisasi Yun Iswanto, (1999). Menurut Gibsons alih bahasa Nunuk

Ardiyani, (1996:363), dampak stres kerja banyak dan bervariasi. Dampak

positif dari stres kerja diantaranya motivasi pribadi, rangsangan untuk bekerja

lebih keras, dan meningkatnya inspirasi hidup yang lebih baik. Meskipun

demikian, banyak efek yang menganggu dan potensial berbahaya. Cox dalam

Retyaningyas (2005) membagi menjadi 5 efek dari stres kerja yaitu :

1. Subjektif, berupa kekhawatiran atau ketakutan, agresi, apatis, rasa

bosan, depresi, keletihan, frustasi, kehilangan kendali dan emosi,

(34)

2. Perilaku, berupa mudah mendapat kecelakaan, kecanduan alkohol,

penyalahgunaan obat, luapan emosional, makan atau merokok

berlebihan, perilaku impulsif, dan tertawa gugup.

3. Kognitif, berupa ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang

masuk akal, daya konsentrasi rendah, kurang perhatian, sangat sensitif

terhadap kritik, hambatan mental.

4. Fisiologis, berupa kandungan glukosa darah meningkat, denyut

jantung dan tekanan darah meningkat, mulut kering, berkeringat, bola

mata melebar, panas dan dingin.

5. Organisasi, berupa angka absensi, omset, produktivitas rendah,

terasing dari mitra kerja, serta komitmen organisasi dan loyalitas

berkurang.Menurut Jacinta (2002) stres kerja juga dapat

mengakibatkan hal-hal berikut:

a. Dampak terhadap perusahaan yaitu :

(1) Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen

maupun operasional kerja.

(2) Mengganggu kenormalan aktivitas kerja.

(3) Menurunnya produktivitas kerja.

(4) Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan

b. Dampak terhadap individu yaitu :

(1) Kesehatan

Banyak penelitian yang menemukan adanya akibat-akibat stres

(35)

darah tinggi, maag, alergi ganguan pencernaan, sulit tidur atau

kebanyakan tidur, stroke, dan beberapa penyakit lainnya.

(2) Psikologis

Stres berkepanjangan akan menyebabkan ketegangan dan

kekuatiran yang terus menerus yang disebut stres kronis. Stres

kronis sifatnya menggerogoti dan menghancurkan tubuh,

pikiran dan seluruh kehidupan penderitanya secara

perlahan-lahan.

(3) Interaksi interpersonal

Orang yang sedang stres akan lebih sensitif dibandingkan

dengan orang yang tidak mengalami kondisi stres. Oleh karena

itu sering salah persepsi dalam membaca dan mengartikan

suatu keadaan, pendapat dan penilaian, kritik, nasehat, bahkan

perilaku orang lain. Pada tingkat stres yang berat, orang bisa

menjadi depresi, kehilangan rasa percaya diri.

e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja

Menurut A.A. Prabu Mangkunegara (2008:157) berpendapat bahwa

penyebab stres kerja, antara lain beban kerja yang dirasakan terlalu berat,

waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan yang rendah, iklim kerja

yang tidak sehat, otoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan

tanggung jawab, konflik kerja, perbedaan nilai antar karyawan dengan

(36)

mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah kondisi kerja yang sering

menyebabkan stres bagi karyawan, diantaranya adalah :

1. Beban kerja yang berlebihan.

2. Tekanan atau desakan waktu.

3. Kualitas supervisi yang jelek.

4. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai.

5. Konflik antar pribadi dan antar kelompok.

f. Indikator-Indikator Stres Kerja

Indikator-indikator stres kerja menurut Stephen P. Robbins yang dialih

bahasakan oleh Hadyana Pujaatmaka, (2008:375), dibagi dalam tiga aspek

yaitu :

1. Indikator pada psikologis, meliputi

a. Cepat tersinggung.

b. Tidak komunikatif

c. Banyak melamun.

d. Lelah mental.

2. Indikator pada fisik, meliputi :

a. Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah.

b. Mudah lelah secara fisik.

c. Pusing kepala.

d. Problem tidur (kebanyakan atau kekurangan tidur).

3. Indikator pada perilaku, meliputi :

(37)

b. Menunda atau menghindari pekerjaan.

c. Perilaku sabotase.

d. Perilaku makan yang tidak normal.

3. Pengertian Konflik Kerja

Konflik di perusahaan terjadi dalam berbagai bentuk dan corak, yang

merintangi hubungan individu dengan kelompok. Adanya perbedaan pandangan

diantara setiap orang berpotensi menyebabkan terjadinya pergesekan, sakit hati

dan lain-lain. Konflik di dalam pekerjaan juga disebut, segala macam interaksi

pertentangan atau antagonistik antara dua orang atau lebih di dalam perusahaan.

Konflik di dalam kegiatan perusahaan timbul karena adanya kenyataan bahwa

mereka harus membagi sumber daya, sumber daya yang terbatas atau

kegiatan-kegiatan kerja dan adanya kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan

status, tujuan, dan nilai persepsi. Konflik di dalam perusahaan tidak bisa

dielakkan tetapi bisa diminimalisir untuk tujuan-tujuan perusahaan agar

karyawan berfikir kritis, tidak apatis, dan produktif. Berikut pengertian tentang

konflik kerja yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya :

M. Afzalur Rahim (2011:16) dalam Managing Conflict in Organizations

menyatakan bahwa :

“Konflik adalah suatu proses interaktif yang termanifestasi dalam hal-hal seperti

ketidakcocokan, ketidaksetujuan, atau kejanggalan baik di intra individu maupun

(38)

Ana Catur Rina (2005;14) mengemukakan bahwa :

“Konflik adalah pertetangan yang terjadi dalam suatu organisasi terjadi karena

perbedaan pendapat mengenai tujuan perusahaan, kompetisi antar departemen,unit

kerja, para manajer yang bersaing untuk memperebutkan posisi dan kekuasaan”. Robbins (1996) dalam “Organization Behavior” mengemukakan bahwa :

“Konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidak

sesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak- pihak

yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif”.

Bedasarkan pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa konflik kerja adalah

ketidak sesuaian antara dua orang atau lebih di dalam perusahaan karena adanya

perbedaan pendapat, nilai-nilai, tujuan, serta kompetisi untuk memperbutkan

posisi dan kekuasaan menurut sudut pandang masing-masing untuk mencapai

tujuan organisasi.

a. Bentuk dan Jenis-Jenis Konflik Kerja

Bentuk-bentuk konflik yang biasa terjadi dalam perusahaan diantaranya

yaitu meliputi :

1. Konflik hierarki (hierarchical conflict), yaitu konflik yang terjadi pada

tingkatan hierarki organisasi. Contohnya, koflik antara komisaris

dengan direktur utama, pimpinan dengan karyawan, pengurus dengan

karyawan.

2. Konflik fungsional (functional conflict), yaitu konflik yang terjadi dari

(39)

Contohnya, konflik yang terjadi antara bagian produksi dengan bagian

pemasaran.

3. Konflik staf dengan kepala unit (line staff conflict), yaitu konflik yang

terjadi anatara pemimpin unit dengan stafnya terutama staf yang

berhubungan dengan wewenang/otoritas kerja. Contoh, karyawan staff

secara tidak formal mengambil wewenang

4. Konflik formal-informal (formal-informal conflict), yaitu konflik yang

terjadi yang berhubungan dengan norma yang berlaku di organisasi

informal dengan organisasi formal. Contoh, pemimpin yang

menempatkan norma yang salah pada organisasi.

b. Tahap-Tahap Dalam Konflik Kerja

Tahapan-tahapan konflik menurut Jeniri Amir (2005) meliputi:

1. Tahap permulaan

Konflik mempunyai tahap dan takaran tertentu. Tahap permulaan

konflik dikenali sebagai tahap latent. Tahapan ini ada sangkut pautnya

dengan unsur negatif. Contoh pihak-pihak yang berwenang atas urusan

tertentu kurang merasa puas, kecewa dan marah atas kesimpulan dari

urusan itu. Konflik tersebut terbentuk apabila pihak yang terlibat mulai

menyadari wujud perbedaan tentang minat, nilai, dan perbedaan

pendapat antara satu sama lain.

2. Tahap kedua.

Tahap kedua juga dikenal tahap tentang isu-isu permasalahan. Pada

(40)

yang disebabkan oleh ketidak puasan mereka. Pihak-pihak yang

terlibat di dalamnya mulai memberikan respon yang positif maupun

negatif terhadap pihak satu dengan yang lainnya. Mereka mulai

menganalisis sumber-sumber konflik misalnya, kekuasaan, status,

keahlian, kewenangan dan sebagainya.

3. Tahap ketiga.

Tahap ketiga ini merupakan tahap interaksi langung antara pihak-pihak

yang terlibat. Pada tahap ini telah melibatkan langsung unsur-unsur

konflik yang membuat pihak-pihak terkait emosional secara langsung.

4. Tahap keempat

Tahapan ini lebih cenderung untuk menghindari konflik. Perasaan

kecewa, marah, dan ketidakpuasan yang terpendam pun di

sembunyikan dikarenakan tidak berdaya atas wewenang, jabatan, dan

kemampuan dalam meneruskan konflik demi pembelaan diri. Tahapan

ini cenderung tindakan mengambil aman dan tidak memperpanjang

masalah yang tidak perlu.

5. Tahap kelima

Tahap ini juga dikenal sebagai tahap berfikir. Pada tahap ini

pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik akan menggunakan akal dan

pikiran untuk menyelesaikan konflik. Berbagai strategi dipakai untuk

(41)

6. Tahap keenam.

Tahap terakhir ini melibatkan hasil terhadap penyelesaian konflik.

Konflik itu ada yang bisa diatasi dan tidak bisa diatasi, penyelesaian

konflik secara menyeluruh mungkin sulit untuk dilakukan apabila

pihak-pihak yang terkait merasa sudut pandang mereka benar, maka

pihak yang berwenang atau yang mempunyai kekuasaan harus

menetralisir terus keadaan itu.

c. Kerugian dan Manfaat Konflik Kerja

Pada tingkat hubungan antar-pribadi, konflik dapat merusak kerjasama

kelompok. Ketidakpercayaan dapat tumbuh diantara orang-orang yang

semestinya mengkoordinasikan tugas-tugas atau kegiatan mereka. Salah satu

akibat individual dari konflik adalah timbulnya perasaan kalah dalam diri

seseorang. Seorang manajer harus menjaga akibat-akibat tersebut tidak sampai

membawa dampak yang tidak produktif bagi organisasi.

Sementara itu manfaat yang dapat diperoleh dari konflik kerja yang terjadi

dalam perusahaan antara lain :

1. Memunculkan masalah-masalah yang tersembunyi ke permukaan,

sehingga ada kemungkinan untuk diselesaikan.

2. Mendorong orang untuk mencari pendekatan yang lebih tepat untuk

memperoleh hasil yang lebih baik. Situasi konflik mendorong

orang-orang untuk lebih kreatif dan memunculkan gagasan-gagasan yang

(42)

3. Menyempurnakan proses pengambilan keputusan. Dalam suatu

perusahaan sering terdapat keputusan yang buruk karena orang-orang

terlalu cepat setuju pada suatu pemecahan masalah. Dengan adanya

konflik, masalah dapat ditelaah lebih seksama dari berbagai sudut

pandang sehingga cenderung menghasilkan keputusan yang lebih baik.

4. Mengurangi kebosanan. Dengan adanya konflik, maka kehidupan

berorganisasi akan terasa lebih bervariasi, tidak datar saja.

d. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Konflik Kerja

Menurut Robbins yang dialih bahasakan oleh Hadyana Pujaatmaka (1996),

konflik muncul karena ada kondisi yang melatarbelakanginya (antecedent

conditions). Kondisi tersebut, yang disebut juga sebagai sumber terjadinya

konflik, terdiri dari tiga ketagori, yaitu: komunikasi, struktur, dan variabel

pribadi.

1. Komunikasi.

Komunikasi yang buruk adalah komunikasi yang menimbulkan

kesalahpahaman antara pihak-pihak yang terlibat dan dapat menjadi

sumber konflik. Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwa pertukaran

informasi yang tidak cukup dan gangguan dalam saluran komunikasi

merupakan penghalang terhadap komunikasi dan dapat terciptanya

konflik.

2. Struktur.

Istilah struktur dalam konteks ini digunakan dalam artian yang

(43)

kepada anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi (wilayah kerja),

kecocokan antara tujuan anggota dengan tujuan kelompok, gaya

kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat ketergantungan antara

kelompok. Penelitian menunjukkan bahwa ukuran kelompok dan

derajat spesialisasi merupakan variabel yang mendorong terjadinya

konflik. Makin besar kelompok dan makin terspesialisasi kegiatannya,

maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya konflik, karena

apabila individu atau kelompok tidak mempunyai kepentingan

terhadap individu lain atau kelompok-kelompok tertentu maka tidak

akan pernah terjadi konflik.

3. Variabel Pribadi.

Sumber konflik lainnya yang potensial adalah faktor pribadi, yang

meliputi: sistem nilai yang dimiliki tiap-tiap individu, karakteristik

kepribadian yang menyebabkan individu memiliki keunikan

(idiosyncrasies) dan berbeda dengan individu yang lain. Kenyataan

menunjukkan bahwa tipe kepribadian tertentu, misalnya, individu

yang sangat otoriter, dogmatik, dan menghargai rendah orang lain,

merupakan sumber konflik yang potensial. Keadaan ini disebut

dengan konflik yang dipersepsikan (perceived conflict). Kemudian

jika individu terlibat secara emosional, dan mereka merasa cemas,

tegang, frustrasi, atau muncul sikap bermusuhan, maka konflik

(44)

e. Indikator-Indikator Konflik Kerja

Berdasarkan indikatornya, Robbins yang dialih bahasakan oleh Hadyana

Pujaatmaka (1996:430) membagi konflik menjadi dua macam, yaitu: konflik

fungsional (Functional Conflict), yaitu konflik yang mendukung pencapaian

tujuan kelompok dan konflik disfungsional (Dysfunctional Conflict), yaitu

konflik yang merintangi pencapaian tujuan kelompok. Indikator-indikator

konflik fungsional dan disfungsional sebagai berikut :

1. Konflik Fungsional :

a. Bersaing untuk meraih prestasi.

b. Pergerakan positif menuju tujuan.

c. Merangsang kreativitas dan inovasi.

d. Dorongan melakukan perubahan.

2. Konflik Disfungsional :

a. Mendominasi diskusi.

b. Tidak senang bekerja dalam kelompok.

c. Benturan kepribadian.

d. Perselisihan antar individu.

(45)

4. Pengertian Niat Pindah (Turnover Intention)

Intensi adalah niat atau keinginan yang timbul pada individu untuk

melakukan sesuatu. Niat pindah adalah kecenderungan atau niat karyawan

untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya

sendiri. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya niat

pindah, diantaranya adalah faktor eksternal, yakni pasar tenaga kerja, dan

faktor institusi yakni kondisi ruang kerja, upah, keterampilan kerja, dan

supervisi, karakteristik personal karyawan seperti intelegensi, sikap, masa lalu,

jenis kelamin, minat, umur, dan lama kerja serta reaksi individu terhadap

pekerjaannya. Henry Simamora (2006) menyebutkan niat pindah karyawan

merupakan perpindahan (movement) melewati batas keanggotaan dari sebuah

organisasi. Perpindahan kerja dalam hal ini adalah perpindahan secara

sukarela yang dapat dihindarkan (avoidable voluntary turnover) dan

perpindahan kerja sukarela yang tidak dapat dihindarkan (unvoidable

voluntary turnover).

Niat pindah karyawan mencerminkan keinginan individu untuk

meninggalkan organisasi dan mencari alternatif pekerjaan lain. Studi yang

dilakukan, variabel ini digunakan dalam cakupan luas meliputi keseluruhan

tindakan penarikan diri (withdrawl cognitions) yang dilakukan karyawan.

Tindakan penarikan diri menurut Abelson (1987; dalam Nugroho, 2008)

terdiri atas beberapa komponen yang secara simultan muncul dalam individu

berupa adanya pikiran untuk keluar, keinginan untuk mencari pekerjaan lain,

(46)

tempat lain, dan adanya keinginan untuk meninggalkan organisasi. Abelson

(1987; dalam Nugroho, 2008) juga menyatakan bahwa sebagian besar

karyawan yang meninggalkan organisasi karena alasan sukarela dapat

dikategorikan atas perpindahan sukarela yang dapat dihindarkan

(avoidablevoluntary turnover) dan perpindahan kerja sukarela yang tidak

dapat dihindarkan (unavoidable voluntary turnover). Avoidable voluntary

turnover dapat disebabkan karena alasan berupa gaji, kondisi kerja, atasan

atau ada organisasi lain yang dirasakan lebih baik, sedangkan unavoidable

voluntary turnover dapat disebabkan oleh perubahan jalur karir atau faktor

keluarga. Dalam Robbins (1996), menjelaskan bahwa penarikan diri seseorang

keluar dari suatu organisasi (turnover) dapat diputuskan secara sukarela

(voluntary turnover) maupun secara tidak sukarela (involuntary turnover).

Voluntary turnover atau quit merupakan keputusan karyawan untuk

meninggalkan organisasi secara sukarela yang disebabkan oleh faktor

seberapa menarik pekerjaan yang ada saat ini, dan tersedianya alternatif

pekerjaan lain. Sebaliknya, involuntary turnover atau pemecatan

menggambarkan keputusan pemberi kerja (employer) untuk menghentikan

hubungan kerja dan bersifat uncontrollable bagi karyawan yang

mengalaminya. Penggantian karyawan atau keluar masuknya karyawan dari

organisasi adalah suatu fenomena paling penting dalam kehidupan organisasi.

Ada kalanya pergantian karyawan memiliki dampak positif. Namun

sebagian besar karyawan membawa pengaruh yang kurang baik terhadap

(47)

kesempatan untuk memanfaatkan peluang. Mobley (1986), mengemukakan

bahwa batasan umum tentang pergantian karyawan adalah : “berhentinya

individu sebagai anggota suatu organisasi dengan disertai pemberian imbalan

keuangan oleh organisasi yang bersangkutan”. Dari kedua definisi di atas,

disimpulkan bahwa turnover adalah aliran para karyawan yang masuk dan

keluar perusahaan. Namun definisi yang dikemukakan Mobley lebih

menekankan pada karyawan yang berhenti.

a. Faktor yang Mempengaruhi Turnover Intention Karyawan

Dalam penelitiannya (Novliadi, 2007) mendapati bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya turnover cukup kompleks dan saling berkait satu

sama lain. Faktor yang mempengaruhi niat pindah karyawan antara lain :

1. Usia

2. Lama kerja

3. Tingkat pendidikan dan intelegens

4. Keikatan terhadap perusahaan

5. Kepuasan kerja

b. Tahapan Turnover Intention Karyawan

Beberapa tahapan yang dilalui seorang karyawan sebelum memutuskan

tetap bekerja pada pekerjaan yang sekarang atau berhenti bekerja, adalah:

(Triaryati, 2002)

1. Mengevaluasi pekerjaan yang sekarang

2. Mengalami job dissatisfaction atau satisfaction, merupakan pernyataan

(48)

3. Berpikir untuk keluar dari pekerjaan saat ini, salah satu

konsekuensidari ketidakpuasan adalah menstimulasi pemikiran untuk

keluar dari pekerjaan saat ini. Ada bentuk lain dari withdrawal sebagai

konsekuensi dari ketidakpuasan yang tidak seekstrim keluar dari

pekerjaan, seperti; absen, dan perilaku kerja yang pasif.

4. Evaluasi dari manfaat yang mungkin didapatkan dari mencari

pekerjaan lain (memperkirakan kemungkinan untuk menemukan

pekerjaan lainnya, evaluasi terhadap alternatif yang ada, termasuk

biaya pencarian) dan biaya yang ditanggung karena keluar dari

pekerjaan saat ini (seperti; pertimbangan karena kehilangan senioritas,

kehilangan kepangkatan dan lainnya).

5. Jika ada kesempatan untuk menemukan alternatif dan jika biaya tidak

menjadi halangan, yang timbul selanjutnya adalah perilaku yang

bermaksud untuk mencari alternatif. Beberapa faktor di luar pekerjaan

saat ini juga dapat mempengaruhi pencarian alternatif seperti;

pemindahan pasangan ke tempat lain dan masalah kesehatan

6. Perilaku tersebut kemudian dilanjutkan oleh pencarian yang

sesungguhnya. Jika tidak menemukan alternatif, individu terus

mengusahakan pencarian, mengevaluasi kembali manfaat yang

diperoleh dari mencari pekerjaan lainnya, mengevaluasi kembali

pekerjaan saat ini, mengurangi pikiran untuk berhenti, menarik diri

(49)

7. Jika alternatif tersedia, maka evaluasi alternatif dilakukan. Tiap

individu memiliki faktor-faktor yang spesifik umengevaluasi alternatif

8. Evaluasi alternatif yang dilanjutkan dengan membedakan alternatif

hasil pilihan dengan pekerjaan saat ini.

9. Jika alternatif lebih baik dibandingkan pekerjaan saat ini, maka hal ini

akan menstimulasi perilaku yang bermaksud untuk keluar dari

pekerjaan, yang akan diikuti oleh penarikan diri yang sesungguhnya.

Sedangkan jika pekerjaan saat ini lebih baik dari alternatif yang ada,

terdapat beberapa kemungkinan perilaku, seperti; individu terus

mengusahakan pencarian, mengevaluasi kembali manfaat yang

diperoleh dari mencari pekerjaan lainya, dan mengevaluasi kembali

pekerjaan saat ini.

c. Indikator Niat Pindah Karyawan

Keinginan seseorang untuk keluar organisasi, yaitu evaluasi mengenai

posisi seseorang saat ini berkenaan dengan ketidakpuasan dapat memicu

keinginan seseorang untuk keluar. Keinginan untuk pindah kerja karyawan

dapat mempengaruhi perilaku karyawan. Menurut Sulastri Irbayuni (20012:8)

indikator keinginan untuk pindah kerja terdiri atas :

a. Skil mempengaruhi keahlian yang dimiliki pegawai

b. Kebutuhan hidup adalah pemenuhan sandang, pangan, papan

seseorang.

c. Lingkungan kerja adalah situasi kerja dan hubungan dengan rekan

(50)

B. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sarooj Noor dan Nazia Maad (2008) yang

berjudul “Examining the Relationship between Work Life

Conflict,Stres,and Turnover Intentions among Marketing Executives in

Pakistan” terhadap 248 manajer pemasaran pada Organisasi yang berbeda

diseluruh Pakistan membuktikan bahwa work life conflict dan stres

memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap turnover intention.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Suhanto (2009) yang meneliti tentang

“Pengaruh Stres Kerja dan Iklim Organisasi Terhadap Turnover Intention.

Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi di Bank

Internasional Indonesia)”. Dari penelitian tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa tingkat stres kerja yang tinggi dapat menurunkan

kepuasan kerja karyawan yang pada akhirnya dapat meningkatkan niat

untuk pindah sedangkan iklim organisasi yang kondusif dapat

meningkatkan kepuasan kerja yang pada akhirnya dapat menurunkan niat

untuk pindah karyawan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Cahyono (2005) yang meneliti tentang

Pengaruh niat pindah Terhadap Kepuasan Kerja, Konflik dan Prestasi

Kerja (Studi Empiris di Lingkungan Kantor Akuntan Publik). Dari

penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa konflik dapat

menurunkan prestasi kerja dan dapat menimbulkan niatan karyawan untuk

(51)

C. Hipotesis

Pengertian hipotesis menurut Sugiyono (2004) adalah dugaan sementara yang

mungkin benar dan mungkin salah, sehingga dapat dianggap atau dipandang

sebagai kesimpulan yang sifatnya sementara, sedangkan penolakan atau

penerimaan suatu hipotesis tersebut tergantung dari hasil penellitian terhadap

faktor-faktor yang dikumpulkan, kemudian diambil suatu kesimpulan.

1. Hubungan Stres Kerja terhadap Niat Pindah (Turnover Intention)

Karyawan

Menurut Robbins (2006) akibat stres yang dikaitkan dengan perilaku

mencakup perubahan dalam produktivitas, turnover karyawan tinggi,

tingkat absensi yang tinggi, dan kecelakaan kerja. Sedangkan, menurut

Cox (Gibson, 1987; dalam Hermita, 2011) yang mengidentifikasi 5 jenis

konsekuensi dampak stres yang potensial. Salah satunya berdampak jelas

pada organisasi adalah keabsenan, pergantian karyawan (turnover) yang

tinggi, rendahnya produktivitas, keterasingan dari rekan sekerja,

ketidakpuasan kerja, menurunnya keikatan dan kesetiaan terhadap

organisasi. Leontaridi & Ward (2002; dalam Sarooj Noor dan Nazia Maad,

2008) menemukan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat stres

dan keinginan karyawan untuk berhenti. Tingginya tingkat stres juga

mempengaruhi tingginya tingkat turnover karyawan (Kavanagh, 2005;

Cropanzano, Rapp, and Bryne,2003; dalam Sarooj Noor dan Nazia Maad,

2008). Sedangkan menurut William (2003; dalam Sarooj Noor dan Nazia

(52)

untuk meninggalkan karyawan. Banyaknya stres mempunyai hubungan

positif yang signifikan terhadap turnover intention (Layne,Hohenshil &

Singh, 2001; dalam Sarooj Noor dan Nazia Maad, 2008). Dari pemaparan

diatas dapat disimpulkan hipotesis :

H1 : Stres kerja berpengaruh positif terhadap niat pindah (Turnover Intention) karyawan

2. Hubungan Konflik kerja dengan Niat Pindah (Turnover Intention)

Karyawan

Beberapa peneliti menemukan konflik kerja mempunyai pengaruh

terhadap keinginan berpindah (Boles et al., 1999). Konflik kerja dalam

situasi ini pertama mempengaruhi kepuasan kerja, selanjutnya

mempengaruhi keinginan untuk meninggalkan pekerjaannya. Penelitian

lainnya menemukan hubungan langsung antara konflik kerja dengan

keinginan untuk meninggalkan organisasi (Good et al., 1988). Konflik

kerja mempengaruhi perpindahan. Hal ini tergantung pada dimensi konflik

kerja. Perpindahan secara potensial berhubungan dengan

bermacam-macam konfik yang dialami antar pekerja. Penelitian yang dilakukan

Vince Ratnawati (2001) menemukan bahwa konflik kerja mempengaruhi

keinginan berpindah.Dari pembahasan di atas maka hipotesis dirumuskan

sebagai berikut:

(53)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

1.

Data Primer

Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari

individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian

kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Husein Umar,1998). Data

responden sangat diperlukan untuk mengetahui tanggapan responden

mengenai keinginan berpindah yang dilihat dari seberapa sering karyawan

mengalami stres kerja dan seberapa sering karyawan mengalami konflik kerja.

Dalam hal ini data diperoleh langsung dengan membagi kuesioner atau daftar

pertanyaan kepada karyawan.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah dan disajikan baik

oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk

tabel-tabel atau diagram-diagram (Husein Umar, 1998). Data sekunder bisa juga

diperoleh dari internet dan berbagi literature yang berkaitan dengan penelitian.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua jenis variabel yaitu variabel independen dan

(54)

a. Variabel Bebas (independent variable)

Variabel bebas atau independent variable adalah variabel yang

mempengaruhi dan menjadi sebab perubahan atau terjadinya variabel

terikat (dependent). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

X1 : stres kerja

X2: konflik kerja

b. Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel terikat atau dependent variable adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas

(independent). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah niat pindah

karyawan yang selanjutnya diberi notasi Y.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Stres Kerja

Menurut Handoko (2001) stres adalah suatu keadaan yang

mempengaruhi emosi proses berfikir dan kondisi seseorang.

Pernyataan tersebut menyatakan bahwa stres adalah kondisi tegang

dari emosi dan proses berfikir dalam mengatasi hambatan dalam

lingkungannya.

b. Konflik Kerja

Konflik kerja adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota– anggota atau kelompok (dalam suatu organisasi atau perusahaan) yang

(55)

kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan

status, tujuan, niat atau persepsi (Rivai 2004).

c. Niat Pindah Karyawan

Turnover intention merupakan niat karyawan untuk meninggalkan

organisasi dalam keadaan sadar dan disengaja dari karyawan untuk

meninggalkan organisasi. Niat untuk berpindah dalam hal ini adalah

berpindah secara sukarela yang dapat dihindarkan (avoidable

voluntaryturnover) dan berpindah secara sukarela yang tidak dapat

dihindarkan (unvoidable voluntary turnover) (Simamora, 2006).

Dalam hal ini turnover intention diartikan sebagai keinginan atau

kecenderungan individu untuk meninggalkan pekerjaan dalam

mencari pekerjaan di organisasi lain (Mobley et al. 1979; dalam

Yuniar, 2008).

C. Populasi dan Sampel

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Populasi

Sugiyono (2004) yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini

populasi adalah seluruh karyawan di PT. Iskandar Indah Printing

(56)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. (Sugiyono, 2004). Dalam penelitian ini digunakan

metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel sumber data

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Orang yang dipilih

betul-betul memiliki kriteria sebagai sampel. Karyawan bagian

produksi yang dapat dijadikan sampel adalah karyawan yang sudah

bekerja di PT. Iskandar Indah Printing Textile selama ± 4 tahun.

Banyak sampel dihitung menggunakan rumus slovin (Umur, 1988:78)

𝑛 =1 + 𝑁𝑒𝑁 2

Dimana :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat tolerir

Dari rumus slovin diatas bisa didapatkan 87 sampel dari 725 populasi,

(57)

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk dapat mengumpulkan data secara lengkap, maka dalam penelitian

ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Kuesioner

Dalam penelitian ini data diperoleh dengan menggunakan kuesioner.

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang ketahui (Arikunto, 1998). Kuesioner

didesain sedemikian rupa sehingga diharapkan semua responden dapat

menjawab semua pertanyaan. Kuesioner yang dibagikan disertai surat

permohonan pengisian kuesioner dan penjelasan mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan penelitian. Skala yang digunakan dalam

kuesioner adalah skala Likert dengan jawaban bertingkat dalam lima

kategori mulai dari penilaian sangat setuju sampai penilaian yang

sangat tidak setuju. Selain itu dalam kuesioner penelitian ini juga

terdapat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan data diri serta

data-data demografis responden.

2. Wawancara/Interview Langsung.

Wawancara merupakan alat recheking atau pembuktian terhadap

informasi, data atau keterangan yang belum didapat atau sudah

diperoleh sebelumnya. Proses wawancara diawali dengan pengantar

yaitu secara terbuka dan jujur. Peneliti memperkenalkan diri dan

(58)

objektivitas dan kejujuran yang diwujudkan dengan menjelaskan

tujuan penelitian kepada informan. Persiapan yang harus peneliti

lakukan sebelum menemui informan adalah menyediakan kelengkapan

wawancara dan merencanakan kegiatan apa yang perlu dilakukan.

E. Metode dan Teknik Analisis Data

1. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan dua metode analisis, yaitu:

a. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif adalah bentuk analisa yang berdasarkan dari data

yang dinyatakan dalam bentuk uraian. Data kualitatif merupakan

data yang hanya dapat diukur secara langsung (Hadi, 2001).Proses

analisis kualitatif ini dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :

1. Pengeditan (Editing)

Pengeditan adalah memilih atau mengambil data yang perlu

dan membuang data yang dianggap tidak perlu, untuk

memudahkan perhitungan dalam pengujian hipotesa.

2. Pemberian Skor (Scoring)

Mengubah data yang bersifat kualitatif ke dalam bentuk

kuantitatif. Dalam penelitian ini urutan pemberian skor

menggunakan skala Likert. Tingkatan skala Likert yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(59)

Setuju (S) = diberi bobot/skor 4

Netral (N) = diberi bobot/skor 3

Tidak Setuju (TS) = diberi bobot/skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = diberi bobot/skor 1

3. Tabulating

Pengelompokkan data atas jawaban dengan benar dan teliti,

kemudian dihitung dan dijumlahkan sampai berwujud dalam

bentuk yang berguna. Berdasarkan hasil tabulasi tersebut akan

disepakati untuk membuat datatabel agar mendapatkan

hubungan atau pengaruh antara variabel-variabel yang ada.

c. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah bentuk analisa yang menggunakan

angka-angka dan perhitungan dengan metode statistik, maka data

tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan

menggunakan tabel-tabel tertentu, untuk mempermudah dalam

menganalisis dengan menggunakan program SPSS forwindows.

F. Teknik Analisis data

1. Uji Instrumen Penelitian

Untuk menunjang proses analisis maka alat pengukur data harus

terlebih dahulu diuji reliabilitas dan validitasnya. Jika pertanyaan

sudah reliabel dan valid, berarti pertanyaan tersebut sudah bisa

(60)

a. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Uji validitas

digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut (Ghozali, 2006). Validitas ditentukan dengan

mengorelasikan antara skor yang diperoleh setiap pertanyaan

dengan skor total. Jika skor tiap pertanyaan berkorelasi secara

signifikan dengan skor total pada tingkat alfa tertentu (misalnya

1%) maka dapat dikatakan bahwa alat pengukuran itu valid.

Sebaliknya, jika korelasinya tidak signifikan maka alat pengukuran

tidak valid dan alat pengukuran tidak perlu digunakan untuk

mengumpulkan dan mengambil data. Pada penelitian ini uji

validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical

Package for Social Sciences).

Rumus Pearson Product Moment:

𝑟 = √[𝑁 ∑ 𝑋𝑁(∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋 ∑ 𝑌)2−(∑ 𝑋)2][𝑁 ∑ 𝑌2−(∑ 𝑌)2]

Keterangan :

r : koefisien korelasi

 : skor butir

Gambar

Tabel Judul                                                                                              Halaman
Gambar Judul                                                                                          Halaman
tabel atau diagram-diagram (Husein Umar, 1998). Data sekunder bisa juga
Gambar VI.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dalam keadaan tertentu komunikasi melalui telepon selular gagal dan tidak dapat diterima oleh GSM modem yang diakibatkan oleh berbagai hal seperti gangguan jaringan, maka

Para remaja putri untuk berusaha menambah wawasan tentang SADARI, bisa dengan membaca buku-buku tentang kesehatan, artikel-artikel kesehatan di majalah / koran atau dengan

Dalam kenyataannya di TK Pertiwi Kayumas I belum dapat mencapai tingkat kemampuan mengenal konsep angka yang cukup baik/ mengalami hambatan, hal ini terbukti dengan hasil

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut “bagaimana gambaran pengetahuan ibu hamil tentang infeksi TORCH di Rumah

Data kualitatif dikumpulkan setelah data kuantitatif di dapat. Pengumpulan data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara dan studi dokumentasi, seperti program

A data model to define how searches are distributed to the federated catalogue servers: The discovery request and response messages define elements that allow for the retrieval

The goal for the final year is to enrich the method-mix by re- searching a coin image recognition technique, to further improve and evaluate the methods researched so far and

Krisis di Sudan Perjuangan Rakyat Sudan Selatan Menuntut Kemerdekaan Tahun 1956-2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu.. KRISIS DI SUDAN : PERJUANGAN RAKYAT