• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Visual Pengenalan Hewan Dalam Al-Quran Untuk Anak Usia Dini.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Buku Visual Pengenalan Hewan Dalam Al-Quran Untuk Anak Usia Dini."

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Perancangan Buku Visual Pengenalan Hewan

Dalam Al-Quran Untuk Anak Usia Dini

Disusun oleh :

Amierza Puspaningrum 1054010025

BIDANG STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”

(2)

TUGAS AKHIR

Perancangan Buku Visual Pengenalan Hewan

Dalam Al-Quran Untuk Anak Usia Dini

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S–1)

Amierza Puspaningrum 1054010025

BIDANG STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”

(3)

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN BUKU VISUAL PENGENALAN HEWAN

DALAM AL-QURAN UNTUK ANAK USIA DINI

Dipersiapkan dan disusun oleh

AMIERZA PUSPANINGRUM

1054010025

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji Pada tanggal : 19 Juni 2014

Pembimbing I Penguji I

Aditya Rahman Y, ST., M.Med.Kom Aris Sutejo, S.Sn., M.Sn. NPT. 3 8109 10 0303 1 NPT. 3 8511 13 0353 1

Pembimbing II Penguji II

Aryo Bayu Wibisono, ST.,M.Med.Kom Widyasari, ST

NPT. 3 8312 10 0304 1

Ketua Jurusan Koordinator

Heru Subiyantoro, ST., MT. Aditya Rahman Y., ST., M.Med.Kom. NPT. 3 7102 96 0061 1 NPT. 3 8109 10 0303 1

Tugas akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana (S1)

Tanggal : ………..

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Tugas Akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah Tugas Akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia Tugas Akhir ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (Sarjana) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70)

Surabaya, 30 Juni 2014

(5)

ABSTRAK

Pendidikan agama dan ilmu pengetahuan sangat penting dalam membantu tahapan tumbuh kembang anak di masa golden age, karena di masa ini anak dengan mudah dapat memahami segala memori pembelajaran yang ada di sekitarnya. Adanya metode story telling dapat membantu anak untuk memahami proses pendidikan secara menarik dan atraktif. Melalui pendidikan secara bercerita menggunakan topik hewan dalam Al-Quran, diharapkan anak dapat dengan mudah memahami dasar pendidikan agama secara menarik dan menyenangkan.

Perancangan buku visual merupakan salah satu media yang tepat digunakan pada pembelajaran anak usia dini. Dikarenakan media ini memiliki cara untuk menyampaikan informasi kepada audiens dengan lebih menonjolkan konsep buku berupa gambar dari pada tulisan.

Pembuatan perancangan buku visual ini dibuat berdasarkan riset melalui wawancara dan kuesioner yang dilakukan untuk mendapatkan kebutuhan yang nantinya akan diaplikasikan dalam bentuk cetak. Hal ini bertujuan untuk memiliki solusi yang tepat terhadap fenomena akan butuhnya media pembelajaran baru bagi para orang tua berupa penggabungan cerita agama dan ilmu pengetahuan yang disesuaikan untuk perkembangan anak usia dini.

Perancangan buku visual ini akan memunculkan berbagai karakter hewan, dengan menggunakan latar cerita seperti di dalam Al-Quran di setiap halamannya, diharapkan agar anak dapat mencontoh sifat baik dalam isi cerita. Cerita dalam buku ini akan divisualisasikan dengan gaya bahasa yang fun, dengan gaya gambar vector yang sederhana, lucu, dan menarik, serta pemberian warna yang colorful pada buku ini akan mewakili sisi kehidupan anak-anak tetapi tetap informatif dan beredukasi. Terdapat mekanisme interaktif di setiap halaman cerita, serta media pendukung boneka jari dan panggung bonekanya untuk menambah kepahaman dan semangat dalam bercerita sesuai konsep yang dipakai “Islamic cheerful education”, yang nantinya akan dikemas dalam 1 paket dengan 2 jilid buku dan 1 set boneka jari.

(6)

ABSTRACT

Religious education and science is very important in helping the stages of child development in the golden age, because at this age children can easily understand all memory of learning around them. The method of storytelling can help children to understand the educational process in attractive and interest way. From the education storytelling using the animals topic in the Quran, it is expected the child can easily understand the basic religious education in an interesting and fun

Designing visual book is one medium that is appropriate in early childhood learning. This is because the media has a way to convey information to an audience to further highlight the concept of the book is an image of the paper.

Making visual design of this book are based on research through interviews and questionnaires were conducted to obtain the needs that will be applied in a printed form. It aims to have the right solution to the phenomenon will quickness new instructional media for the parents of integrating religion and science stories are adapted for early childhood development.

This visual guide will bring a variety of animal characters, such as using a background story in the Quran in every pages, it is expected that the child can imitate the properties of both the content of the story. This story will be visualized with a style that is fun, with simple style vector image, funny, and interesting, as well as giving the colorful of colour on this book will represent the children's lives but remains informative and educative. There are interactive mechanisms on each page of the story, as well as supporting media finger puppets and puppet stage to add to the spirit of understanding and appropriate storytelling concepts used "cheerful Islamic education", which will be packed in 1 package with 2 volumes and 1 set of finger puppets.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin dan kasih sayang-Nya, saya dapat menempuh tahap perkuliahan yang mendekati usai. Salah satu Mata Kuliah yang telah saya selesaikan ialah mata Tugas Akhir. Laporan yang saya susun ini berjudul “Perancangan Buku Visual Pengenalan Hewan Dalam Al-Quran Untuk Anak Usia Dini”.

Laporan ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur untuk memenuhi syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana.

Kelancaran dan keberhasilan penulisan laporan ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Maka dari itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1 Kedua pihak orang tua saya yang selalu mensupport dan mendoakan saya,

kakak-kakak saya (Mas Yayan, Mbak Bunga, Mas Dodi) yang selalu mendukung dan memberikan kritik yang membangun dalam perancangan Tugas Akhir ini, Asha dan raff yang selalu bertingkah lucu menghibur saya setiap kali bosan dan stress mengerjakan rangkaian Tugas Akhir ini.

(8)

3 Terimakasih buat kucing kesayangan saya Memey dan Hafulo yang senantiasa setia tidur di samping laptop saya disaat saya mengerjakan Tugas Akhir. Mungkin laptop saya terasa hangat bagi mereka hehe. But terima kasih sudah tidak membuat saya merasa sendiri di saat menegrjakan tengah malam.

4 Bapak Aditya Rahman Yani, ST., M.Med.Kom selaku Koordinator dan dosen pembimbing I Mata Kuliah Seminar sampai Tugas Akhir yang senantiasa memberi pengarahan dalam proses penulisan laporan serta proses perancangan Tugas Akhir ini.

5 Bapak Aryo Bayu Wibisono, ST., M.Med.Kom selaku Dosen Pembimbing II Mata Kuliah Tugas Akhir yang senantiasa membimbing saya dalam penulisan penulisan serta perancangan Tugas Akhir ini.

6 Kajur jurusan DKV pak Heru dan Para dosen DKV (Pak Aris, Bu Widya, Pak Gusti, Bu Aileena, Pak Aphief, Pak Bembi, Mbak Hana), teman seluruh fakultas, karyawan gedung FTSP kampus UPN “Veteran” Jatim yang banyak sekali mempermudah proses belajar.

Akhir kata, penulis mohon maaf atas kekurangan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan Laporan Tugas Akhir di kemudian hari. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait.

Surabaya, 30 Juni 2014

(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR ... iii

ABSTRAKSI ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Rumusan Masalah ... 8

1.4 Tujuan ... 9

1.5 Manfaat ... 9

BAB II STUDI EKSISTING DAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Visual ... 11

2.1.1 Definisi Buku Visual ... 11

2.1.2 Jenis buku bergambar ... 12

2.2 Kajian Mengenai Kriteria Buku Untuk Anak ... 14

2.2.1 Kriteria Secara Fisik ... 14

2.2.2 Kriteria Secara Ilustrasi ... 15

2.2.3 Kriteria Secara Isi ... 16

2.3 Kajian tentang ilustrasi ... 16

2.4 Psikologi warna ... 19

2.5 Layout ... 21

(10)

2.5.2 Element Layout... 23

2.5.3 Elemen Teks ... 23

2.5.4 Elemen Visual ... 27

2.6 Tipografi ... 33

2.6.1 Tipografi dalam Layout ... 33

2.7 Studi Eksisting ... 35

2.7.1 Studi Komparator ... 35

2.7.1.1 Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul ... 35

2.7.1.2 Tanya Dr. R. Langga - tentang Planet Bumi ... 39

2.7.1.3 Hewan Jenaka... 42

2.7.1.4 Ensiklopedia Pintar Hewan ... 44

2.8 Strengh dan Weakness ... 48

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Judul dan Sub Judul ... 56

3.1.1 Definisi Buku Visual ... 56

3.1.2 Definisi Hewan... 56

3.1.3 Definisi Hewan Menurut Al-Quran ... 56

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 57

3.2.1 Data Primer ... 57

3.2.2 Data Sekunder ... 58

3.3 Teknik Sampling ... 59

3.3.1 Populasi ... 59

3.3.2. Sampel Responden dalam kuesioner visual ... 60

3.3.3 Teknik Observasi ... 60

(11)

3.4.2 Penentuan Konsep Desain ... 63

3.4.3. Kriteria Desain ... 63

3.4.3.1. Penentuan Variabel Penelitian ... 63

3.4.3.2 Kuesioner Visual ... 65

3.4.3.3 Penentuan Kriteria Desain... 66

3.4.3.4 Aplikasi Desain ... 66

BAB IV KONSEP DESAIN 4.1. Gagasan Awal ... 67

4.2. TOWS Matrik ... 68

4.3. Bagan Konsep ... 73

4.3.1. Makna Denotatif ... 74

4.3.2. Makna Konotatif ... 74

4.4. Analisa Wawancara ... 75

4.5. Analisa Kuisioner ... 78

4.6.Deskripsi gaya gambar ... 82

4.6.1.Format Buku Visual ... 82

4.6.2.Gaya Gambar ... 82

4.6.3. Alternatif Desain ... 87

BAB V IMPLEMENTASI DESAIN 5.1 Cover Buku Visual ... 91

5.2. Sub Cover ... 92

5.3. Halaman Buku Visual ... 93

5.4. Media Pendukung ... 94

(12)

6.2. Saran ... 102 DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Marina, Yas. Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul... 4

Gambar 1.2. Avignon, Claude Marie. Ensiklopedia Pintar Hewan ... 6

Gambar 2.1. Contoh ilustrasi dengan corak realistis... 17

Gambar 2.2. Contoh ilustrasi dengan corak dekoratif... 17

Gambar 2.3. Contoh ilustrasi dengan corak kartunal ... 18

Gambar 2.4. Contoh ilustrasi dengan corak ekspresionistis ... 18

Gambar 2.5. Contoh ilustrasi dengan corak surealistis ... 19

Gambar 2.6. Contoh ilustrasi dengan corak absurd ... 19

Gambar 2.7. Colorful tone color ... 20

Gambar 2.8. Sweet tone color ... 20

Gambar 2.9. Headteks dalam buku Marina, Yas. Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul ... 23

Gambar 2.10. Deck dalam buku Marina, Yas. Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul .... 24

Gambar 2.11. Bodyteks dalam buku Marina, Yas. Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul . 24 Gambar 2.12. Contoh Sub Judul ... 25

Gambar 2.13. Caption dalam buku Marina, Yas. Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul ... 25

Gambar 2.14. Contoh Callout ... 26

Gambar 2.15. Contoh Running Head ... 26

Gambar 2.16. Contoh Page Number ... 27

Gambar 2.17. Contoh ilustrasi ... 28

Gambar 2.18. Contoh infographics ... 28

Gambar 2.19. Contoh infographics diagram ... 29

Gambar 2.20. Contoh elemen garis ... 30

Gambar 2.21. Contoh elemen kotak ... 31

(14)

Gambar 2.24. Contoh margin ... 32

Gambar 2.25. Contoh Grid ... 33

Gambar 2.26. Marina, Yas. Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul ... 36

Gambar 2.27. Marina, Yas. Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul ... 36

Gambar 2.28. Marina, Yas. Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul ... 37

Gambar 2.29. Marina, Yas. Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul ... 38

Gambar 2.30. Marina, Yas. Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul ... 39

Gambar 2.31. Llewellyn, Claire. Tanya Dr.R.Langga tentang Planet Bumi. ... 39

Gambar 2.32. Llewellyn, Claire. Tanya Dr.R.Langga tentang Planet Bumi. ... 40

Gambar 2.33. Llewellyn, Claire. Tanya Dr.R.Langga tentang Planet Bumi. ... 41

Gambar 2.34. Simamora, Rosi L.Hewan Jenaka ... 42

Gambar 2.35. Simamora, Rosi L.Hewan Jenaka ... 43

Gambar 2.36. Simamora, Rosi L.Hewan Jenaka ... 44

Gambar 2.37. Avignon, Claude Marie. Ensiklopedia Pintar Hewan... 45

Gambar 2.38. Avignon, Claude Marie. Ensiklopedia Pintar Hewan... 46

Gambar 2.39. Avignon, Claude Marie. Ensiklopedia Pintar Hewan... 46

Gambar 2.40. Avignon, Claude Marie. Ensiklopedia Pintar Hewan... 47

Gambar 3.1. Diagram Teknik Perancangan ... 62

Gambar 3.2. Diagram Teknik Perancangan ... 63

Gambar 4.1. Foto Consumer Journey ... 71

Gambar 4.2. Daily Activity Consumer Journey ... 72

Gambar 4.3. Diagram Penentuan Keyword ... 74

Gambar 4.4. Dokumentasi Wawancara ... 76

Gambar 4.5. Contoh Gaya Ilustrasi pada Buku... 85

(15)

Gambar 4.8. Contoh Font yang Diaplikasikan pada Buku... 87

Gambar 4.9. Studi Visual Environmental Gurun ... 88

Gambar 4.10. Studi Visual Environmental Pulau ... 88

Gambar 4.11. Alternatif Hewan ... 90

Gambar 4.12. Alternatif Nabi... 90

Gambar 4.13. Alternatif Raja ... 91

Gambar 4.14. Alternatif Prajurit ... 91

Gambar 4.15. Alternatif Cover... 92

Gambar 4.16. Alternatif Layout Draft ... 92

Gambar 5.1. Cover Buku Jilid 1 dan 2 ... 93

Gambar 5.2. Sub Cover 1 dan 2 ... 94

Gambar 5.3. Halaman Cerita Awal pada Cerita ... 95

Gambar 5.4. Halaman Cerita Inti Buku Visual Beserta Mekanisme flip-flap ... 95

Gambar 5.5. Halaman Pengetahuan pada Buku Visual ... 96

Gambar 5.6. Media Pendukung Kaos ... 97

Gambar 5.7. Media Pendukung Stiker ... 97

Gambar 5.8. Media Poster Peluncuran Buku ... 98

Gambar 5.9. Media Pendukung Poster yang Disertakan dalam Pembelian ... 99

Gambar 5.10. Media Pendukung Boneka Jari ... 100

Gambar 5.11. Media Pendukung Tempat Boneka Jari (Mini Pocket) ... 100

Gambar 5.12. Media Pendukung Packaging ... 101

Gambar 5.13. Media Pendukung Cara Penggunaan Panggung Boneka. ... 102

Gambar 5.14. Media Pendukung Cara Panduan Mekanisme ... 102

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Warna ... 19

Tabel 2.2 Strengh and Weakness Cerita kisah Seru 25 nabi dan Rasul ... 48

Tabel 2.3 Strengh and Weakness Tanya Dr.R.Langga tentang Planet Bumi ... 50

Tabel 2.4 Strengh and Weakness Hewan Jenaka ... 52

Tabel 2.5 Strengh and Weakness Ensiklopedia Pintar Hewan ... 55

Tabel 4.1 TOWS Matrik ... 68

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun tinggi. Begitu banyak definisi tentang penidikan karena aspek pendidikan pada manusia teramat luas. Namun pada hakikatnya pendidikan merupakan proses perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan terhadap semua kemampuan manusia (Roqib,2009:14). Pendidikan anak usia dini merupakan awal dari tahapan proses pendidikan. Pada tahapan ini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani bagi anak, (www.belajar psikologi.com, diakses tanggal 22/09/13)

Hasil penelitian mengemukakan bahwa pertumbuhan seljaringan otak pada anak usia 0-4 tahun mencapai 50 %, hinggausia 8 tahun mencapai 80 %, sehingga para ahli menyebutperiode perkembangan masa kanak-kanak sebagai masa emas golden age yang hanya terjadi satu kali dalam perkembangankehidupan manusia

(www.scribd.com, diakses tanggal 21/12/13). Pada masa ini merupakan masa yang paling tepat untuk meletakkan dasar-dasar mengembangkan kemampuan fisik,bahasa, sosial emosional, konsep diri, seni moral, dan nilai-nilai agama. Pada anak perlu dibimbing dengan cara yang baik dan sesuai dengan usianya, agar nantinya dia menjadi anak yang unggul dalam agama maupun intelektualnya, terlebih lagi karena perkembangan anak usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya (Yamin,2010:5).

(18)

Pendidikan harus berprinsip pada pengembangan nilai-nilai moral dan agama, di samping aspek-aspek lain yang berkaitan dengan bidang-bidang pengembangan. Hal ini sangat diperlukan sebagai upaya untuk mengantarkan anak didik menuju kedewasaan berpikir, bersikap, dan berperilaku secara terpuji (akhlakul al-karimah). Upaya tersebut bisa dilakukan oleh para pendidik (guru dan orang tua) sejak usia dini, yakni ketika masa kanak-kanak, (www.harian haluan.com, diakses tanggal 22/09/13).

Orang tua sangat berperan aktif dalam tahapan ini, karena orang tua adalah orang yang paling dekat dan sebagai cerminan oleh anak. Orang tua dapat memulai dengan menitikbertakan pendidikan pada beberapa hal dasar seperti pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), serta sosioemosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi yang disesuaikan dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan anak usia dini (Hasan, 2011:17). Diharapkan hal ini dapat menjadi panduan orang tua untuk mengajarkan anak dengan melakukan amalan-amalan sesuai agama islam, diharapkan dalam diri anak terbentuk kepribadian muslim yang unggul secara intelektual, anggun secara moral, dan terampil dalam beramal, agar ia kelak mampu hidup dalam suasana persaingan hidup yang semakin kompetitif tanpa kehilangan identitas dan jati dirinya sebagai seorang muslim yang berkualitas.

Peranan orang tua dalam proses pendidikan anak usia dini sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter anak. Pada 3 tahun pertama adalah usia emas bagi dirinya untuk menyerap informasi dan ilmu sebanyak-banyaknya. seperti yang dikutip dalam buku ini,

“Siapa yang lalai dalam mengajarkan anaknya sesuatu yang bermanfaat dan membiarkannya begitu saja, maka dia telah melakukan sesuatu yang sangat buruk terhadapnya. Kebanyakan anak-anak sebab kerusakannya bersumber dari orang tuanya yang melalaikannya dan mengabaikan pendidikan agamanya. Mereka telah menyia-nyiakannya di masa kecil, sehingga mereka tidak berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya dan tidak juga mendatangkan manfaat untuk orang tuanya ketika telah besar.” (Tuhfatul Maudud, hal. 229)

(19)

menggambar) yang bertujuan untuk merangsang perkembangan saraf-saraf sensorik dan motorik bagi anak. Adanya interaksi yang dilakukan orang tua atau pembimbing dengan membangun situasi yang nyaman dan kreatif pada anak sangatlah membantu membangun antusiasme pada anak, untuk selalu ingin tau dan bersemangat dalam belajar. Pada anak usia dini tipe belajar anak lebih aktif melalui alat pendengarannya (auditif), dan lebih intreaktif apabila diselingi dengan menunjukkan gambarnya (demonstrasi) dengan tujuan metode pembelajaran lebih mudah diserap oleh anak. (www.pgtkdarunnajah.com, diakses tanggal 22/09/13)

Acuan memilih metode pengajaran untuk anak usia 0-6 tahun menurut Penasehat Himpunan Tenaga Kependidikan Usia Dini, Dr. Anggani Sudono MA, (www.pgtkdarunnajah.com, diakses tanggal 22/09/13) adalah melibatkan anak dalam kegiatan belajar. Ketika di sekolah anak diajak memilih materi yang ingin dieksplorasi. Dengan begitu anak mendapat inspirasi dan belajar mengambil keputusan sendiri. Terdapat beberapa metode pengajaran yang disesuaikan dengan tahap usia anak:

Usia 0-3 tahun: anak dapat mengikuti kegiatan di sekolah taman bermain. Apapun metodenya, yang harus diperhatikan ialah hubungan komunikasi guru dengan anak, bagaimana cara guru itu berkomunikasi. Ketika mengajar, sebaiknya guru tidak mendominasi kegiatan anak.

Usia 5 tahun: berikan kegiatan yang dapat memberi kesempatan pada anak mengobservasi sesuatu. Sebaiknya pendidik tidak melulu mencontohkan lalu anak mengikuti. Tapi, biarkan anak mencoba-coba, misal anak menggambar bunga dengan warna hijau, kuning atau biru. Pendidik dapat memberikan kosakata baru pada anak dan membiarkan mereka untuk merangkai kalimat. (www.pgtk darunnajah.com, diakses tanggal 22/09/13 )

(20)

untuk berperan aktif dalam mengkomunikasikan materi pendidikan. Bercerita atau mendongeng adalah cara efektif untuk digunakan, apabila dengan alat peraga gambar akan lebih memudahkan pendidik dalam menyampaikan dongeng. Alat peraga gambar bisa berupa gambar cetak maupun gambar buatan yang sudah disediakan sebelumnya. Gambar menunjukkan aktivitas tokoh yang sesuai dengan isi cerita, aktivitas tokoh pada cerita terlihat jelas, menarik, dominan ,memiliki warna yang menarik, dan sopan sehingga dapat dengan mudah ditangkap pengertiannya oleh anak. Maka untuk mengajarkan nilai moral atau nilai-nilai yang ada dalam agama lebih efektif bila menggunakan metode bercerita. Seperti contohnya yang terdapat dalam buku di bawah ini, merupakan buku visual yang berisikan tentang cerita islami, menceritakan tentang kisah 25 nabi yang patut diketahui terutama bagi umat muslim. Penerbit dan penulis mengeluarkan buku yang ditujukan kepada anak-anak ini, dengan harapan bahwa sang anak dapat mencontoh keteladanannya baik kepada sesama makhluk ciptaan-Nya dan kepada Allah SWT Sang Pencipta. Sehingga dapat menumbuhkan jiwa keagamaannya sejak dini.

Gambar 1.1 : Marina, Yas. Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul. Salamadani : Bandung (Sumber Amierza Puspaningrum)

(21)

Interaksi anak dengan binatang peliharaan juga bisa membantu anak untuk mengembangkan ketrampilan emosi dan sosialnya.

“Jadi punya peliharaan di rumah itu positif dan baik,” demikian tutur

Ratih Andjayani Ibrahim, Psikolog Universitas Indonesia (www.penakita.com

diakses tanggal ,23/09/13 ).

Mengenalkan hewan sejak usia dini dapat membantu proses belajar mengajar anak secara aktif, dengan adanya interaksi dengan hewan diharapkan anak mampu berempati dan mengembangkan emosi dan sosialnya. Dan juga diharapkan kepada orang tua selaku pendamping anak dapat memberi contoh pengenalan makhluk hidup lain seperti hewan, dapat menumbuhkan rasa kemanusiaan dan kecerdasan anak. Keanekaragaman yang terdapat pada hewan juga dapat menimbulkan rasa ketertarikan anak untuk selalu belajar dan menimbulkan rasa ingin tahu terhadap hewan tersbut. Cerita tentang hewan sangat diminati oleh anak-anak, pemanfaatan cerita hewan tersebut dapat dikenalkan melalui kandungan isi yang ada pada Al-Quran. Pada cerita tentang hewan yang terdapat pada Al-Quran akan mengandung pesan tauhid, keteguhan, kesabaran, keberanian, kasih sayang, serta nilai luhur lainnya. Rangkaian cerita tersebut dapat menjadi pintu masuk yang mudah dan menarik bagi anak-anak muslim untuk mempelajari Al-Quran sekaligus meneladani akhlak baik yang dicontohkan, ( www.bookadvisormizan.com, diakses tanggal 24/09/13)

(22)

Gambar 1.2 : Avignon, Claude Marie. Ensiklopedia Pintar Hewan. BIP:Jakarta (Sumber Amierza Puspaningrum)

Menggunakan penokohan yang lucu dengan penokohan hewan atau fabel (hewan, tanaman, atau benda-benda yang dapat berbicara) dapat membantu anak untuk memahami isi cerita dengan cepat yang bertujuan agar anak dapat mengasah daya fantasi dan imajinasinya. Karena dengan memulai mengenalkan hewan serta makhluk hidup lain sejak dini adalah cara yang tepat untuk menanamkan rasa ingin tau dan saling menyayangi antar makhluk ciptaan Tuhan disekeliling kita.

“Sayangilah siapa saja yang ada di bumi, niscaya kalian disayangi siapa saja yang ada di langit” (Diriwayatkan Ath-Thabrani dan Al Hakim), yang dijelaskan bahwa dalam agama islam, mengenal dan saling menyayangi makhluk hidup di alam semesta adalah suatu kewajiban sebagai seluruh umat, hal ini adalah sebagai bukti ketaatan kita terhadap Allah SWT sebagai sang pencipta. Di masa keemasan golden age adalah saat yang tepat untuk menanamkan pengetahuan dan moral baik secara agama tentang makhluk hidup lain yang ada di bumi seperti hewan dan tumbuhan agar sejak dini anak sudah mengerti betapa pentingnya saling menyayangi dan hidup berdampingan di bumi ini sebagai sesama makhluk ciptaan-Nya.

(23)

yang menarik bagi anak untuk mempelajari Al-Quran sejak dini. Sebagai contohnya tentang ikan Paus, Penyelamat Nabi Yunus, interest (ketertarikan) anak akan terbangun. Saat itulah, anak merasa siap untuk mengetahui lebih jauh tentang kisah Nabi Yunus di Surah Yûnus, (www.bookadvisormizan.com, diakses tanggal 24/09/13)

1.2 Identifikasi Masalah

1. Pendidikan anak usia dini merupakan awal dari tahapan proses pendidikan. Pada tahapan ini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani bagi anak. Terbukti dari hasil kuisioner yang saya sebarkan terdapat 66% sangat setuju dan 30 % setuju untuk mengenalkan pendidikan di usia dini.

2. Peran pendidikan dan orang tua dalam mendidik anak sangat penting. Orang tua dan pendidik harus melihat potensi anak yang dimilikinya dan orang tua maupun pendidik harus membantu mengembangkan potensi yang dia miliki, dan jangan sampai orang tua memaksa kehendak pada anaknya. Terbukti dari hasil kuisioner yang saya sebarkan terdapat 50% sangat setuju dan 44 % setuju bagi orang tua untuk menjadi pendamping belajar anak.

3. Pendidikan harus berprinsip pada pengembangan nilai-nilai moral dan agama, di samping aspek-aspek lain yang berkaitan dengan bidang-bidang pengembangan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil data dari kuisioner terdapat 56% korespondensangat menyetujuinya dan 36 % setuju.

(24)

responden sangat menyetujui dan 42% setuju apabila anak-anak perlu mendapatkan pendidikan agama yang baik dan menarik.

5. Bercerita atau mendongeng adalah cara efektif untuk digunakan, apabila dengan alat peraga gambar akan lebih memudahkan pendidik dalam menyampaikan dongeng. Alat peraga gambar bisa berupa gambar cetak maupun gambar buatan yang sudah disediakan sebelumnya. Gambar menunjukkan aktivitas tokoh yang sesuai dengan isi cerita, aktivitas tokoh pada cerita terlihat jelas, menarik, dominan ,memiliki warna yang menarik, dan sopan sehingga dapat dengan mudah ditangkap pengertiannya oleh anak. Terbukti dari hasil kuisioner yang saya sebarkan terdapat 70% responden sangat setuju dengan metode bercerita sebagai sarana pembelajaran yang menarik untuk anak usia dini dan sebesar 52 % setuju mengenalkan isi Al-Quran menggunakan visual yang menarik dapat membantu menumbuhkan spiritual anak pada usia dini.

6. Mengenalkan hewan sejak usia dini dapat membantu proses belajar mengajar anak secara aktif, dengan adanya interaksi dengan hewan diharapkan anak mampu berempati dan mengembangkan emosi dan sosialnya. Menurut data dari kuisioner yang saya sebarkan 46 % sangat setuju dan 44% responden setuju.

7. Penggabungan antara pendidikan melalui bercerita dan topik hewan dalam Al-Quran dapat membuat anak dengan mudah memahami dasar pendidikan agama secara menarik dan menyenangkan. Terbukti dengan data yang diperoleh pada kuisioner adalah 40 % sangat menyetujui dan 32% responden setuju apabila memberikan pengetahuan tentang hewan dalam Al-Quran dapat membentuk akhlak yang baik pada anak usia dini.

1.3 Rumusan Masalah

(25)

1.4 Tujuan

Mengaplikasikan konsep desain komunikasi visual pada anak usia 3-6 tahun tentang media pembelajaran buku visual pengenalan hewan-hewan di dalam Al-Quran.

Merancang media buku visual cerita bergambar untuk anak usia dini.

Memberikan pendididkan dan informasi melalui cerita bergambar bertemakan agama dan ilmu pengetahuan.

1.5 Manfaat

Manfaat bagi anak usia dini (3-6 tahun) :

Untuk membiasakan kepada anak untuk berinteraksi dengan isi Al-Quran sejak dini.

Agar dapat membantu dan bermanfaat untuk meningkatkan kretifitas berfikir anak-anak secara muslim.

Untuk merangsang kreatifitas atau keterampilan anak-anak sebagai permulaan untuk dapat memahami berbagai jenis dan cerita hewan-hewan secara islami.

Agar dapat menambah wawasan serta pemahaman anak tentang agama islam.

Untuk meningkatkan IQ, daya imajinasi, dan daya imajinasi anak dalam proses tumbuh kembangnya.

Untuk meningkatkan kemampuan konseptual pada anak, melalui dongeng atau bercerita. Dimana contoh konseptual yang disebutkan seperti konsep abstrak seperti hormat, sayang dan tolong-menolong yang dapat dimengerti dengan mudah oleh anak.

Untuk meningkatkan komunikasi verbal antara anak dengan orang tua atau antara anak dengan orang-orang dan lingkungan sekitarnya.

(26)

yang ada di sekitarnya seperti proses belajar, pemecahan masalah, ataupun berolahraga.

Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak, dengan mengenalkan berbagai kosakata baru dan berbagai pesan moral diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berbahasanya sejak dini.

Manfaat orang tua :

Agar mempermudah peranan para orang tua untuk mengajarkan dan mendidik ilmu pengetahuan secara sains dan agama pada anak usia dini. Untuk memberikan pengetahuan agama kepada anak sejak usia dini sebagai bekal mereka sampai dewasa.

Untuk membangun keakraban antara orang tua dan anak.

Manfaat desainer :

Untuk memberikan kemudahan dalam belajar tentang buku visual islami tentang hewan-hewan kepada anak usia dini.

Untuk meningkatkan pembelajaran saya terhadap konsep desain yang diperlukan saat ini.

Agar dapat mengasah kemampuan mendesain dalam pembuatan media pembelajaran berupa buku visual untuk memberikan manfaat terhadap masyarakat.

(27)

BAB II

STUDI EKSISTING DAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori Visual 2.1.1 Definisi Buku Visual

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ,buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Menurut Oxford Dictionaries, “a written or printed work consisting of pages glued or sewn together along one side and bound in.” (oxforddictionary.com, diakses tanggal 10/11/13). Dapat disimpulkan bahwa buku adalah kumpulan dari lembaran kertas berjilid yang berisi tulisan atau kosong sehingga membentuk suatu buku.

Visual, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah 1] dapat dilihat dengan indra penglihat (mata); berdasarkan penglihatan. Berkaitan dengan kata tersebut adalah visualisasi 1] pengungkapan suatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan (kata dan angka), peta, grafik, dsb; 2] proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan lewat televisi oleh produsen. Menurut Oxford Dictionaries Online, visual “a picture, piece of film, or display used to illustrate or accompany something”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa visual merupakan suatu hal dapat berupa gambar yang kasat mata/indera penglihatan yang digunakan untuk menggambarkan sebuah konsep untuk disajikan kepada para audiens.

Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa buku visual adalah salah satu media yang memiliki cara menyampaikan informasi kepada audiens dengan lebih menonjolkan konsep buku berupa gambar dari pada tulisan.

Pada umumnya, buku dibagi menjadi tiga bagian, yang masing-masing bagian terbagi lagi berdasarkan fungsinya masing-masing seperti berikut : (Rustan, 2008:40)

a. Cover, merupakan bagian terluar buku, berfungsi sebagai penarik perhatian konsumen serta untuk melindungi isi buku.

(28)

c. Halaman baru, juga merupakan halaman kosong, berhadapan dengan halaman belakang sampul.

d. Halaman judul, merupakan halaman yang berisi teks berupa judul tanpa disertai dengan apapun. Pada halaman ini teks judul merupakan point of interest dari halaman tersebut.

e. Halaman ilustrasi, merupakan halaman pendukung ( ada atau tidak adanya, tidak begitu berpengaruh terhadap identitas buku) ilustrasi hanya sebagai pendukung atau untuk mempercantik buku.

f. Pembuka, merupakan halaman yang hampir mirip dengan halaman judul namun terdapat beberapa ornamen atau ilustrasi pendukungnya.

g. Halaman identitas penerbitan, halaman ini berisikan identitas buku yaitu berupa judul, pengarang, tahun penerbitan, designer, nama pencetak, banyak halaman serta ukuran buku.

h. Halaman isi, merupakan halaman inti dari karya pengarang.

2.1.2 Jenis buku bergambar

Menurut Laura Backes buku cerita diklasifikasikan menjadi tujuh jenis menurut umur, ( www.write4kids.com, diakses tanggal 15/11/13), yaitu :

a. Baby Books

Buku untuk anak usia 3 tahun, berisi kurang dari 300 kata. Cerita terkait dengan keseharian anak atau bermuatan edukatif berkaitan dengan pengenalan warna, angka, dan bentuk. Jumlah halaman sekitar 12 dan banyak yang berbentuk board books, pop-up, lift the flaps, atau buku khusus (bersuara, format unik, atau dengan tekstur tertentu). b. Picture Books

Pada umumnya berisi buku setebal 15-20 halaman untuk anak usia 3-6 tahun. Naskahnya kira-kira 1000 kata. Plot masih sederhana dengan satu karakter utama yang seutuhnya menjadi perhatian dan alat penyentuh emosi dan pola pikir anak. Ilustrasi memainkan peran yang sama besar dengan teks dalam menyampaikan cerita.

(29)

Sebentuk dengan picture books, namun dilengkapi sedemikian rupa untuk anak usia di akhir 6 hingga 8 tahun. Cerita sederhana dan berisi kurang dari 1.500 kata. Banyak buku dengan karakter ini dicetak ulang dalam bentuk board book untuk melebarkan jangkauan pembacanya. d. Transition Books

Disebut juga sebagai “chapter books tahap awal”, untuk anak usia 6-9 tahun. Merupakan jembatan penghubung antara jenis picture books dan chapter books. Naskah biasa sebanyak 20 halaman dan dibagi menjadi 2-3 bab.

e. Chapter Books

Untuk usia 7-10 tahun. Terdiri dari naskah setebal 30-50 halaman yang dibagi dalam 3-4 halaman untuk tiap bab. Kisahnya lebih padat dari pada jenis transition books, dan banyak memakai aksi petualangan. Kalimatnya mulai sedikit kompleks, tapi paragraph yang dipakai pendek.

f. Middle Grade

Untuk usia 8-12 tahun, merupakan usia emas anak dalam membaca. Naskahnya berkisar 100-150 halaman, ceritanya mulai kompleks dengan adanya sub-plot dan karakter pendukung yang berperan dalam jalinan cerita, dan tema-temanya cukup modern.

g. Young Adult

Naskahnya antara 130-200 halaman, genre ini untuk usia 12 tahun ke atas. Plot ceritanya bisa cukup kompleks dengan banyak karakter utama, meskipun memiliki satu karakter yang difokuskan.

Berkaitan dengan jenis buku bergambar tersebut, serta target pengguna dari perancangan ini, maka studi dibatasi pada jenis buku Picture Books yakni pada usia 3-6 tahun. Berikut beberapa ciri dari Picture Books, yaitu :

Untuk usia 3-6 tahun.

(30)

Menggunakan kisah sederhana dan memakai satu karakter utama sebagai alat penyentuh emosi anak.

Peranan illustrasi sama besar dengan peranan teks sebagai penyampaian cerita.

Tipikal dari genre ini adalah cerita di setiap bab dibuat dengan berpetualang sehingga anak tetap bersemangat dan selalu merasa ingin tau pada awal hingga akhir cerita.

2.2 Kajian Mengenai Kriteria Buku Untuk Anak 2.2.1 Kriteria Secara Fisik

Jenis Kertas dan Penjilidan

Ketika membaca anak - anak bisa saja membalik tiap halaman buku dengan cukup keras dan tidak jarang pula mereka membawa buku dengan tidak hati-hati, seperti membawa secara sembarangan serta menaruhnya pada tempat-tempat yang rawan sehingga dapat merusak kertas yang ada pada halaman buku. Dengan mempertimbangkan masalah itu maka kertas yang digunakan pun dianjurkan menggunakan kertas dengan gramatur yang cukup tebal karena selain kertas tidak mudah sobek buku akan lebih awet/tahan lama untuk disimpan.

Pencantuman Target Pembaca

Pencantuman target pembaca akan lebih mudah sebagai pemilihan buku, tertuju langsung ke target tepat pembaca yaitu anak-anak, atau dengan mudah bagi pendamping yaitu orangtua untuk memilih buku itu dengan lugas yang ditujukan kepada anak.

Warna

(31)

Baik Menurut Orang Tua. Sumber : http://penulisbacaananak.blogspot.com, diakses tanggal 17/11/13)

2.2.2 Kriteria Secara Ilustrasi Daya tarik

Ilustrasi adalah hal utama yang dilihat orang tua dan anak pada saat membaca buku. Ilustrasi pada buku harusnya berpihak kepada anak dari gaya, media, serta prosesnya hal ini untuk merangsang kecerdasan dan menambah pengalaman visual mereka. Sehingga menumbuhkan daya imajinasi dan kreativitas mereka dengan mudah.

Pertimbangan normatif

Ilustrasi harusnya tidak menyajikan hal-hal yang tidak selazimnya dipertontonkan kepada anak, seperti merokok, berpakaian seksi, adegan berciuman, adegan kekerasan serta penggambaran tokoh yang mengerikan secara berlebihan. Ilustrasi harus disesuaikan dengan target pembaca dan kebutuhannya.

Bercerita

Ilustrasi dibuat untuk ikut bercerita, bukan hanya sekedar pelengkap gambar tetapi juga memvisualisasikan adegan yang terjadi pada cerita tersebut. Ilustrator bekerja sama dengan penulis untuk membuat pengayaan visual yang tidak terdapat pada teks.

2.2.3 Kriteria Secara Isi a. Penyampaian

Penyampaian yang menganggap anak bodoh atau tidak mengerti apapun seringkali membuat bosan dan kesal anak, selain itu anak menjadi kurang interaktif dengan buku.

(32)

b. Pertimbangan Normatif

Penggambaran orang tua sebagai sosok yang sangat berkuasa masih diperbolehkan untuk sebatas agar anak tidak berani kepada orangtua dan menghormati orangtua.

Tidak ada unsure SARA pada isi buku.

Cerita mendukung hal-hal yang bertentangan dengan norma-norma kehidupan dan agama.

2.3 Kajian tentang illustrasi

Adanya illustrasi ditujukan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan cepat, tepat, tegas dan merupakan terjemahan dari sebuah konsep yang telah ada. Ilustrasi adalah suatu gambar yang berfungsi untuk membantu menerangkan informasi yang berada pada sebuah buku, karangan, dan lain sebagainya. Ilutrasi ini jika diterjemahkan secara harafiah merupakan gambar yang menerangkan suatu hal berkaitan dengan informasi yang ada. Ilustrasi sendiri memiliki 6 corak atau bentuk, (Tanudjaja,Bedjo, Bing. Jurnal Bentuk – bentuk Kartunal Sebagai Penyampai Pesan Pada Iklan)

Corak ilustrasi realistis, yaitu corak ilustrasi yang menggambarkan secara nyata wujud obyek yang ditangkap oleh indra penglihatan, serta menggambarkan secara nyata cerita isi suatu naskah yang disertainya.

(33)

Corak ilustrasi dekoratif, yaitu ilustrasi yang bentuk-bentuk visualnya terletak pada permainan unsur-unsur garis, bidang, warna dan komposisi yang dalam hasil keseluruhannya tetap bersifat datar (flat).

Gambar 2.2 : Contoh ilustrasi dengan corak dekoratif (images.google.com, behance.net/Australian-Parrots)

Corak ilustrasi kartunal, adalah ilustrasi yang menggunakan bentuk-bentuk jenaka atau bentuk-bentuk realis yang mengalami perubahan atau distorsi.

(34)

Corak ilustrasi ekspresionistis, yaitu jenis ilustrasi yang mengutamakan kebebasan berekspresi dalam membuat karya ilustrasi, dari sifat bebas tersebut menimbulkan obyek-obyek yang bebas pula.

Gambar 2.4 : Contoh ilustrasi dengan corak ekspresionistis (images.google.com, bloodyloud.com/cecillia sanchez)

Corak ilustrasi surealistis, yaitu corak ilustrasi yang menggambarkan khayalan atau mimpi, tidak jelas batas antara kenyataan dengan angan-angan.

(35)

Corak ilustrasi absurd, yaitu corak ilustrasi yang menggambarkan wujud-wujud yang tidak masuk akal atau aneh untuk kepentingan naskah yang disertainya.

Gambar 2.6: Contoh ilustrasi dengan corak absurd (images.google.com, 50watts.com/The-Children-s-Theater-of-the-Absurd)

2.4 Psikologi warna

Pemilihan warna adalah salah satu hal yang penting dalam kegiatan mendesain, karena warna dapat menjadi media untuk menarik perhatian pembaca. Awal dari pemilihan warna yang efektif adalah dapat dengan mudah mempresentasikan pesan dari sebuah desain maka membutuhkan pemahaman arti dan sifat dari warna tersebut.

Tabel 2.1 : Tabel Warna (Adi Kusrianto, 2009:47)

Warna Respons Psikologis yang mampu ditimbulkan Merah Kakuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu,

cinta,Agresifitas, bahaya.

Biru Kepercayaan, konservatif, kemanan,

teknologi,Kebersihan, perintah.

Hijau Alami, kesehatan, pandangan yang enak,Kecemburuan, pembaruan.

Kuning Optimis, harapan, fiosofi, ketidak jujuran/Kecurangan, pengecut, pengkhianatan.

(36)

Orange Energi, keseimbangan, kehangatan Coklat Bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan Abu-abu Intelek, futuristic, modis, kesenduan, merusak Putih Kemurnian/ suci, bersih, kecermatan,

innocent(tanpa dosa), steril, kematian Hitam

Kekuatan, seksualitas,kemewahan, kematian,Misteri, ketakutan, ketidakbahagiaan,keanggunan

Dari penjelasan warna diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa warna yang akan digunakan oleh penulis dalam perancangan ini adalah warna

Gambar 2.7 Colorful tone color (sumber www.creativecolorschemes.com)

(37)

Gambar 2.8 Sweet tone color (sumber www.creativecolorschemes.com)

2. Warna muted/soft/sweet dapat menyampaikan pesan yaitu kecermatan, sebuah tradisi, cuaca hingga urban pallete. Warna soft dapat menyamankan anak saat membaca mata anak tidak cepat lelah dan bosan. Kesan yang lembut dan ceria nampak pada warna yang ditimbulkan oleh warna soft.

2.5 Layout

Pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. Me-layout adalah salah satu proses/tahapan kerja dalam desain. Dapat dikatakan bahwa desain merupakan arsiteknya, sedangkan layout pekerjanya. Namun definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat

meluas dan melebur dengan definisi dsain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan bahwa me-layout sama dengan mendesain. (Rustan, 2008:50)

2.5.1 Prinsip-prinsip layout

(38)

Prinsip dasar Desain grafis. Terdapat 4 prinsip dasar layout, (Rustan, 2008:54) yaitu :

Keseimbangan (Balance)

Adalah pembagian sama berat, baik secara visual maupun optik. Ada dua pendekatan dalam menciptakan keseimbangan layout, yakni keseimbangan formal yakni membagi sama berat kiri-kanan atau atas-bawah bidang desain secara simetris, dan keseimbangan asimetris (keseimbangan informal) yakni penyususnan elemen desain yang tidak sama antara sisi kiri kanan atau atas bawah namun terasa seimbang.

Penekanan (Emphasis)

Adalah penekanan tertentu terhadap focus-point dari sebuah desain atau pesan yang ingin disampaikan kepada target audiens. Penekanan ini dapat diciptakan dengan berbagai cara, antara lain :

1) Memberi ukuran yang jauh lebih besar dibanding elemen layout lain halaman/ media yang bersangkutan.

2) Warna yang kontras/ berbeda sendiri dengan latar belakang dan elemen lainnya.

3) Letakkan di posisi yang strategis atau yang menarik perhatian. Lazimnya posisi yang paling pertama dilihat orang adalah sisi kiri atas.

4) Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya. Irama (Rhythm) atau Sequence (Urutan)

Irama atau pada beberapa buku disebut sebagai Sequence (urutan) adalah pola layout yang dibuat dengan cara menyusun elemen – elemen secara berurutan. Irama dapat berupa repetisi (perulangan yang sama) atau variasi (perulangan yang disertai perubahan bentuk, ukuran, atau posisi).

Kesatuan (Unity)

(39)

2.5.2 Element Layout

Layout memiliki banyak sekali elemen yang mempunyai peran yang

berbeda dalam membangun keseluruhan layout. Tujuan munculnya berbagai elemen dalam suatu layout adalah menyampaikan informasi dengan lengkap dan tepat serta mempertimbangkan kenyamanan dalam membaca termasuk didalamnya kemudahan mencari informasi yang dibutuhkan, navigasi, dan estetika. Pada umumnya, semua karya desain grafis yang berfungsi sebagai media identitas misalnya kartu nama, kertas surat, maupun media promosi/ publikasi, seperti brosur, buku, majalah, surat kabar, mengandung sebagian atau seluruh elemen layout. Elemen layout dibagi menjadi tiga, yaitu elemen teks, elemen visual, dan invisible element. (Rustan, 2008:50)

2.5.3 Elemen Teks

Terdapat beberapa elemen teks antara lain : a. Judul/ Headteks

Suatu artikel diawali oleh sebuah atau beberapa kata singkat yang disebut judul. Judul diberi ukuran besar untuk menarik perhatian pembaca dan membedakannya dari elemen layout lainnya. Selain dari ukuran, pemilihan sifat yang tercermin dari jenis huruf tersebut juga harus menarik perhatian, karena untuk judul segi estetis lebih diprioritaskan. Misalnya dapat digunakan huruf-huruf yang bersifat dekoratif dan tidak terlalu formal. Tidak ada keharusan menggunakan jenis huruf yang mana karena semuanya disesuaikan dengan isi pesan keseluruhan.

(40)

b. Deck

Deck adalah gambaran singkat tentang topik yang dibicarakan di bodyteks. Letaknya bervariasi, tetapi biasanya antara judul dengan bodyteks. Deck berfungsi sebagai pengantar sebelum orang membaca bodyteks.

Gambar 2.10 : Deck dalam buku Marina, Yas. Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul. Salamadani : Bandung (Sumber Amierza Puspaningrum)

c. Body Teks

Bodyteks adalah isi bacaan yang ada pada topik bacaan utama maupun pada suplemen/ artikel tambahan pada box atau sidebar.

(41)

d. Sub Judul

Artikel yang cukup panjang biasanya dibagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai topiknya. Subjudul berfungsi sebagai judul segmen-segmen tersebut. (segmen yang dimaksud disini bukan paragraf melainkan satu topik/ pokok pikiran yang sama. Satu segmen bisa saja terdiri dari beberapa paragraf).

Gambar 2.12 : Contoh Sub Judul (Sumber Amierza Puspaningrum)

e. Caption

Caption adalah keterangan singkat yang menyertai elemen visual dan inzet. Caption biasanya dicetak dalam ukuran kecil dan dibedakan gaya atau jenis hurufnya dengan bodyteks dan elemen teks lainnya.

(42)

f. Callout

Pada dasarnya sama seperti caption, kebanyakan callouts menyertai elemen visual yang memiliki lebih dari satu keterangan, misalnya pada diagram. Callouts biasanya memiliki garis-garis yang menghubungkannya dengan bagian-bagian dari elemen visualnya.

Gambar 2.14 : Contoh Callout (Sumber : Rustan, Surianto, S.Sn, 2008, Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama)

g. Running Head

Running head bisa berupa judul buku, bab/ topik yang sedang dibaca, nama pengarang, dan informasi lainnya yang berulang-ulang ada pada tiap halaman dan posisinya tidak berubah.

Gambar 2.15 Contoh Running Head (Sumber : Rustan, Surianto, S.Sn, 2008, Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta, PT Gramedia Pustaka

(43)

h. Page Number

Nomor halaman (page number) digunakan unuk memudahkan pembaca mengingat lokasi artikel pada materi publikasi yang memiliki lebih dari delapan halaman dan memuat banyak topik yang berbeda. Penggunaan page number ini disertai dengan daftar isi/index di halaman depan.

Gambar 2.16 Contoh Page Number (Sumber : Rustan, Surianto, S.Sn, 2008, Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta, PT Gramedia Pustaka

Utama)

2.5.4 Elemen Visual a. Ilustrasi

Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk.

Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna.

(44)

Gambar 2.17 : Contoh ilustrasi Marina, Yas. Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul. Salamadani : Bandung (Sumber Amierza Puspaningrum)

b. Infographics

Infographics merupakan fakta-fakta dan data-data statistik dari hasil survey dan penelitian yang disajikan dalam bentuk grafik (chart), tabel, diagram, bagan, peta, dan lain-lain. Infographics juga dapat menyederhakan data-data yang kompleks untuk dihadirkan secara visual sehingga mudah di terima dan dimengerti oleh pembaca.

Gambar 2.18: Contoh infographics (Sumber : Rustan, Surianto, S.Sn, 2008, Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta, PT Gramedia Pustaka

(45)

Infografis biasanya memiliki struktur yaitu judul utama, sub judul (jika ada), gambar, informasi teks dan identitas pembuat infografis. Judul dalam infografis penting untuk memberikan batas antara teks naratif dengan gambar selain pula menunjukkan bahwa infografis bisa dimaknai sebagai berita visual, sehingga infografis dapat berdiri sendiri. Infografis yang berdiri sendiri ini dimaksudkan sebagai upaya penyampaian informasi yang tidak terdapat dalam teks naratif yang disebabkan oleh kesan berpanjang- panjang kata, namun penambahan informasi dilakukan melalui gambar sehingga juga memudahkan untuk menyerap informasi, dan pemilihan akan macam jenis infografis yang tepat dapat memudahkan pembaca untuk mengetahui kandungan informasi yang akan di sampaikan lewat visualisasi data.

Visualisasi infografis dapat berupa kandungan teks saja, atau visualisasi dengan illustrasi dengan bentuk diagram untuk memperoleh kesan perbandingan antar data. Dalam ilmu diagram dikenali beberapa jenis bentuk diagram yaitu basic statistic (umumnya berupa angka-angka), scatter graph (diagram pencar), grafik kontinu (diagram garis), grafik bar (diagram batang), diagram bagian (diagram kuweh), dan piktorial (ikonik).

Gambar 2.19 : Contoh infographics diagram(Sumber : Rustan, Surianto, S.Sn, 2008, Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta, PT

(46)

Terdapat juga jenis diagram infografis untuk memperjelas suatu kandungan data pada suatu obyek dengan memperjelas maksud dari data dengan cara membelah bagian obyek agar data visual dapat lebih terlihat dengan jelas dengan suatu kedalaman secara berlapis-lapis yang disebut diagram penampang.

c. Garis

Di dalam suatu layout, garis mempunyai sifat yang fungsional antara lain membagi suatu area, penyeimbang berat dan sebagai elemen pengikat sistem desain supaya terjaga kesatuannya.

Gambar 2.20 : Contoh elemen garis (Sumber : Rustan, Surianto, S.Sn, 2008, Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta, PT Gramedia Pustaka

Utama)

d. Kotak

(47)

Gambar 2.21: Contoh elemen kotak (Sumber : Rustan, Surianto, S.Sn, 2008, Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta, PT Gramedia Pustaka

Utama)

e. Inzet

Inzet adalah elemen visual berukuran kecil yang diletakkan di dalam elemen visual yang lebih besar dan berfungsi memberi informasi pendukung. Banyak terdapat pada infographics dan kadang disertai dengan caption maupun callouts.

Gambar 2.22: Contoh elemen inzet (Sumber : Rustan, Surianto, S.Sn, 2008, Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta, PT Gramedia Pustaka

Utama) f. Point

(48)

juga sering digunakan sebagai point. Dingbats adalah simbol, tanda baca, ornamen-ornamen.

Gambar 2.23: Contoh elemen point (Sumber : Rustan, Surianto, S.Sn, 2008, Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta, PT Gramedia Pustaka

Utama)

g. Invisible Element

Invisible element terdiri dari 2 elemen, yaitu :

Margin

Margin digunkan untuk menentukan jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan ditempati oleh elemen-elemen layout. Margin mencegah agar elemen-elemen layout tidak terlalu jauh ke pnggir halaman.

Gambar 2.24: Contoh margin (Sumber : Rustan, Surianto, S.Sn, 2008, Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta, PT Gramedia Pustaka

Utama) Grid

Grid adalah alat bantu untuk mempermudah menentukan di mana harus

(49)

layout. Dalam membuat grid, kita membagi halaman menjadi beberapa kolom dengan garis-garis vertikal, dan ada juga yang horisontal.

Gambar 2.25: Contoh Grid (Sumber : Rustan, Surianto, S.Sn, 2008, Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama)

2.6 Tipografi

2.6.1 Tipografi dalam Layout

Tipografi adalah seni merancang huruf, kata, paragraf, dan bagaimana mereka bisa berinteraksi satu sama lain. Dalam desain tipografi, legibility memiliki pengertian sebagai kualitas huruf atau naskah dalam tingkat kemudahannya untuk dibaca. Tingkat keterbacaan ini tergantung kepada tampilan fisik huruf itu sendiri, ukuran serta penataannya dalam sebuah naskah. Dalam kaitannya hal tersebut, maka fokus pembahasan akan mengarah kepada tipografi, dan kaitannya dengan layout. Ada empat buah prinsip pokok tipografi yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu desain tipografi yaitu legibility, clarity, visibility, dan readibility. (Danton Sihombing,2003:50)

a. Legibility

Legibility adalah kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat

(50)

b. Readibility

Readibility adalah penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya

dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas. Dalam menggabungkan huruf dan huruf baik untuk membentuk suatu kata, kalimat atau tidak harus memperhatikan hubungan antara huruf yang satu dengan yang lain. Khususnya spasi antar huruf. Jarak antar huruf tersebut tidak dapat diukur secara matematika, tetapi harus dilihat dan dirasakan. Ketidak tepatan menggunakan spasi dapat mengurangi kemudahan membaca suatu keterangan yang membuat informasi yang disampaikan pada suatu desain komunikasi visual terkesan kurang jelas.

c. Visibility

Visibility adalah kemampuan suatu huruf, kata, atau kalimat dalam suatu karya desain komunikasi visual dapat terbaca dalam jarak baca tertentu. Fonts yang kita gunakan untuk headline dalam brosur tentunya berbeda dengan yang kita gunakan untuk papan iklan. Setiap karya desain mempunyai suatu target jarak baca, dan huruf-huruf yang digunakan dalam desain tipografi harus dapat terbaca dalam jarak tersebut sehingga suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan baik.

d. Clarity

Clarity adalah kemampuan huruf-huruf yang digunakan dalam suatu karya

desain dapat dibaca dan dimengerti oleh target pengamat yang dituju. Untuk suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan pengamatnya, maka informasi yang disampaikan harus dapat dimengerti oleh pengamat yang dituju.

Dari sekian penjelasan mengenai huruf dan tipografi seperti yang dijelaskan di atas, dalam pemilihan huruf juga harus memperhatikan aspek-aspek antara lain: (Rustan, 2011:106-108)

Target Audience

(51)

Busic-Snyder, anak – anak dan orang berusia lanjut punya persyaratan yang spesifik terhadap huruf untuk bodytext, keduanya butuh teks yang relative berukuran besar, serta jarak antar huruf (letter spacing), jarak antarkata (word spacing), dan jarak antarbaris (leading) yang cukup besar pula. Mereka

membutuhkan jenis huruf yang legible :

a) Ukuran huruf sekitar 12 sampai 14 point.

b) Huruf besar dan huruf kecil harus dapat dibedakan dengan jelas. c) Weight jangan terlalu tipis (light).

Perwajahan Huruf dan Kepribadiannya

Perwajahan huruf adalah sebuah konsep yang abstrak, seperti halnya music. Dengan mendengarkan sebuah lagu, kita dapat merangkum karakteristik, kesan, suasana hati, ataupun atmosfir-atmosfir yang terdapat di dalamnya, seperti perasaan gembira, sedih, optimis, tenteram, ataupun romantic. Interpretasi tersebut adalah sebuah bentuk asosiasi terhadap suatu realita yang didapat dari berbagai macam referensi serta rekaman beragam pengalaman, seperti halnya huruf. (Danton Sihombing,2003:66)

(52)

2.7. Studi Komparator

2.7.1. Buku Berjudul Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul

Gambar 2.26 : Marina, Yas. Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul. Salamadani : Bandung (Sumber Amierza Puspaningrum)

Harga : Rp 75.000,00 Penulis : Yas Marina Illustrator : Joy InnerChild Bahasa : Indonesia

Penerbit : Salamadani Bandung

Gambar 2.27 : Marina, Yas. Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul. Salamadani : Bandung (Sumber Amierza Puspaningrum)

(53)

ringkasan isi buku pada cover belakang di dalam buku ini terdapat 207 halaman 30 % ilustrasi gambar dan 70 % teks, di dalam isi buku memakai kertas hvs 210 gram meiliki bingkai atau frame pada setiap halaman isi ceritanya.

Cover : Buku menggunakan full illustrasi dengan mengimplementasikan salah satu cerita dari yang ada di dalam buku yaitu cerita "Perahu Nabi Nuh Berlabuh di Puncak Gunung", pada cover memakai obyek berbagai macam hewan dan manusia mewakili makhluk ciptaan-Nya yang menaiki sebuah perahu besar. Hal ini menarik pada cover mengkomunikasikan pada anak-anak untuk bersama-sama mengajaknya membaca buku ini.

Gambar 2.28 : Marina, Yas. Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul. Salamadani : Bandung (Sumber Amierza Puspaningrum)

(54)

terdapat berbagai macam doa yang dipanjatkan para Nabi dan Rasul kepada Allah ketika mereka mendapati cobaan atau bersyukur atas nikmat yang diberikan,diharapkan sejak dini anak dapat selalu ingat kepada-Nya disetiap waktu mereka.

Gambar 2.29 : Marina, Yas. Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul. Salamadani : Bandung (Sumber Amierza Puspaningrum)

Layout : Buku ini lebih menonjolkan cerita daripada gambar dan hanya menggunakan sebuah gambar pada tiap ceritanya yang mewakili salah satu adegan dari keseluruhan inti cerita. Terdapat frame dengan ilustrasi mewakili cerita didalam buku pada tiap halamannya untuk membuat anak tidak bosan pada banyaknya tulisan yang disuguhkan. Memakai satu kolom grid di tiap halaman. Tulisan rata kanan-kiri, tidak terlalu rapat anatr huruf dan kata pada tiap kalimatnya membuat anak lebih mudah memahami materi.

(55)

Gambar 2.30 : Marina, Yas. Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul. Salamadani : Bandung (Sumber Amierza Puspaningrum)

Visualisasi : Menggunakan cerita/teks lebih menonjol dengan didukung ilustrasi dekoratif yang dapat memberi wawasan atau imajinasi sang anak pada saat membaca cerita tersebut.

2.7.2. Buku Berjudul Tanya Dr. R. Langga - tentang Planet Bumi

Gambar 2.31 : Llewellyn, Claire. Tanya Dr.R.Langga tentang Planet Bumi. Erlangga for Kids: Jakarta (Sumber Amierza Puspaningrum)

Harga : Rp 75.000,00 Penulis : Claire Llewellyn Illustrator : Kate Sheppard

(56)

Buku ini berukuran 21 cm x 25 cm ,tebal 0,5 cm, memakai jilid soft cover, cover memakai laminasi glossy, cover berwarna-warni (colorful) dengan mengisahkan berbagai fakta mengenai pengetahuan yang ada di alam semesta, , Terdapat logo penerbit,tuntunan isi buku, penulis dan illustrator serta ringkasan isi buku pada cover belakang di dalam buku ini terdapat 50 halaman 75 % ilustrasi gambar dan 25 % teks, isi kertas menggunakan artpaper 210 gram, pada tiap halaman menjelaskan berbagai kegiatan hewan atau segala makhluk hidup melalui gambar.

Gambar 2.32 : Llewellyn, Claire. Tanya Dr.R.Langga tentang Planet Bumi. Erlangga for Kids: Jakarta (Sumber Amierza Puspaningrum)

Cover : Dikatakan menarik karena menggunakan full ilustrasi dengan gambar bumi dan berbagai makhluk hidup dengan membawa surat, terlihat seolah-olah mereka membawa pesan kepada pembaca dengan maksud menguak segala rahasia tentang mereka di alam ini. Dengan maksud semua terangkum secara menarik di dalam buku ini. Penggunaan ilustrasi dan warna yang colorfull membuat buku ini sangat mewakili keaktifan anak-anak.

(57)

sederhana namun alamiah membuat anak-anak merasa santai untuk membaca buku cergam yang bersifat pengetahuan. Dengan mengajak anak lebih aktif dengan menyuguhkan pertanyaan-pertanyaan beserta solusinya yang membuat anak-anak tidak merasa bingung memahami buku ini.

Gambar 2.33 : Llewellyn, Claire. Tanya Dr.R.Langga tentang Planet Bumi. Erlangga for Kids: Jakarta (Sumber Amierza Puspaningrum)

Layout : Dikatakan efektif karena lebih banyak menggunakan gambar dari pada tulisan. Serta memakai tata letak komikal membuat buku ini menjadi dekat dengan anak-anak sesuai karakter mereka. Memakai satu dan dua grid kolom pada tiap halaman. Font rata kiri serta spasi tidak terlalu rapat. Memakai ilustrasi dekoratif membuat anak semakain mudah memahami materi dan gambar sesuai kemampuan dalam diri anak.

Tipografi : Memakai serif pada tiap judul membuat lebih tegas dan aktif diharapkan anak bersungguh-sungguh memahami bacaan. Pada sebagian besar isi buku memakai huruf kartunal yang dapat menjadikan anak merasa nyaman dan lebih dekat dengan isi buku.

(58)

2.7.3. Buku Berjudul Hewan Jenaka

Gambar 2.34 : Simamora, Rosi L.Hewan Jenaka. Gramedia Pustaka Utama (Sumber Amierza Puspaningrum)

Harga : Rp 90.000,00 Penulis : Rosi L.Simamora Illustrator : Fransisca

Bahasa : Indonesia

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

(59)

sebagai media interaktif pendukung yang ditujukan pada isi buku ini, selain itu terdapat ajakan untuk mewarnai pada obyek gambar sebagai interaktif yang dapat menarik perhatian anak pula.

Gambar 2.35 : Simamora, Rosi L.Hewan Jenaka. Gramedia Pustaka Utama (Sumber Amierza Puspaningrum)

Cover : iakatakan menarik dan efektif karena memakai ilustrasi sederhana menunjukkan berbagai macam hewan yang mencerminkan isi buku. Tipografi pada font yang berwarna-warni menggunakan corak hewan ataupun alam mencerminkan obyek yang akan dibahas dalam buku. Warna yang colorfull mencerminkan anak yang aktif dan selalu ingin tau, membuat anak tertarik untuk membacanya.

(60)

Gambar 2.36 : Simamora, Rosi L.Hewan Jenaka. Gramedia Pustaka Utama (Sumber Amierza Puspaningrum)

Layout : Dikatakan efektif karena terdapat lebih banyak gambar dari pada tulisan. Memakai ilustrasi dekoratif yang membuat anak tidak bosan pada tiap layout yang ada di tiap halaman.

Tipografi : dikatakan menarik karena memakai font sanserif dengan corak kartunal dan komikal yang sangat mencerminkan diri anak secara menarik dan aktif.

Visualisasi : Menggunakan 85 % gambar dari pada tulisan dengan gaya gambar kartunal seolah-olah anak berada dalam situasi yang sama dengan isi cerita, ikut berpetualang dan memecahkan masalah secara interaktif yang di timbulkan dalam penyajian buku. hampir semua informasi terletak didalam kotak. digunakan untuk poin-poin yang penting seperti info yang berhubungan dengan obyek.

(61)

Gambar 3.37 : Avignon, Claude Marie. Ensiklopedia Pintar Hewan. BIP:Jakarta (Sumber Amierza Puspaningrum)

Harga : Rp 73.000,00

Penulis : Marie Claude Avignon

Illustrator : Marc Boutavant, Benjamin Chaud, Nathalie Choux, Jeremy Clapin, Vincent Desplanche, Clotilde Perrin, Remi Saillard. Bahasa : Indonesia (terjemahan)

Penerbit : Bhuana Ilmu Populer (BIP) Jakarta

(62)

Gambar 2.38 : Avignon, Claude Marie. Ensiklopedia Pintar Hewan. BIP:Jakarta (Sumber Amierza Puspaningrum)

Cover : Dikatakan menarik karena menggambarkan anak kecil yang berinteraksi langsung dengan hewan, menggunakan ilustrasi yang sederhana membuat cover sebagai cerminan isi buku mudah dipahami dengan baik. Terdapat pada cover menjelaskan sebagian klasifikasi habitat hewan, membarikan sekilas informasi tentang tempat tinggal hewan yang terdapat di dalam buku.

Konsep : Buku ini bertema ensiklopedi dengan menceritakan bagaimana kehidupan hewan liar. Membuat anak dapat menikmati beragam cerita lucu dan mengagumkan yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya, dengan berkonsep petualangan dan cerita baru yang sesuai dengan karakter anak-anak yang senang bermain dan selalu merasa ingin tau.

(63)

Layout : dapat dikatakan efektif karena lebih banyak menggunakan gambar dari pada tulisan namun tetap terasa keseimbangan antara teks dan gambar. Serta memakai tata letak komikal membuat buku ini menjadi dekat dengan anak-anak sesuai karakter mereka. Memakai ilustrasi dekoratif membuat anak semakain mudah memahami materi dan gambar sesuai kemampuan dalam diri anak.

Tipografi : Dikatakan efektif karena menggunakan huruf Sans Serif. Spasi cukup lebar. Kerning standar. Ukuran font cukup besar. Dan keterbacaan sangat jelas. Sehingga mata pengguna tidak mudah lelah dan bingung saat membaca teks yang ada di dalam buku ini.

Gambar 2.40 : Avignon, Claude Marie. Ensiklopedia Pintar Hewan. BIP:Jakarta (Sumber Amierza Puspaningrum)

(64)

2.8Strengh dan Weakness

Tabel 2.2 Strengh and weakness buku berjudul Cerita Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul

Buku Cerita Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul

NO Variable Strengh Weaknes

1

Warna dari font hamper sama dengan seluruh objek ilustrasi dengan isi text dengan ukuran 20-30 pt

Gambar

Gambar 2.1: Contoh ilustrasi dengan corak realistis (images.google.com,
Gambar  2.3 : Contoh ilustrasi dengan corak kartunal  (salah satu halaman dari
Gambar  2.4 : Contoh ilustrasi dengan corak ekspresionistis
Gambar  2.6: Contoh ilustrasi dengan corak absurd  (images.google.com,
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi pengenalan hewan untuk anak usia dini ini menggunakan teknologi Augmented Reality, dikarenakan dengan penggunaan teknologi Augmented Reality

Keseluruhan layout buku kamus percakapan visual untuk turis ini dibuat untuk memahami bahasa dengan cepat dan menyenangkan, layout ilustrasi akan mendampingi konten teks

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI PENGENALAN PUPUH SUNDA UNTUK ANAK USIA 7 – 12 TAHUN.. Laporan

Konsep layout yang didesain pada buku disesuaikan berdasarkan kebutuhan target audiens dengan mempelajari dan mengamati eksisting yang ada. Konsep layout yang

Dengan adanya pengenalan kegunaan batik dalam sebuah buku interaktif, diharapkan anak memiliki fondasi yang kuat dalam pembekalan batik kedepannya, agar

Metode pembelajaran berbasis teknologi informasi melalui animasi interaktif memiliki banyak keunggulan dari metode belajar konvensional pada anak usia 1-5 tahun,

Pada masalah yang terjadi di SDN 107 Paledang mengenai ketersediaan buku interaktif sebagai penunjang di luar buku sumber untuk pengenalan warna terdapat

Hal yang dilakukan penulis adalah membuat media pembelajaran interaktif tentang pengenalan hewan untuk anak usia 6-9 tahun dengan menggunakan Adobe Flash CS3.. Dalam media