• Tidak ada hasil yang ditemukan

JEAPM Journal of Engineering and Project Management jeapm.org/index.php/jeapm/index

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "JEAPM Journal of Engineering and Project Management jeapm.org/index.php/jeapm/index"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

JEAPM

Journal of Engineering and Project Management jeapm.org/index.php/jeapm/index

1

PERAN INOVASI PRODUK BAGI UMKM DALAM MENINGKATKAN NILAI TAMBAH USAHA MELALUI KEGIATAN SALESMANSHIP PADA HANDYCRAFT

CENTER ROYAL PLASA SURABAYA

¹Novaquita, NIM: 01215076

¹Mahasiswa Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Narotama Surabaya

Mail: ¹novaquita19@outlook.com

ABSTRACT

This research we do in the form of observation and analysis in identifying how the ability of MSMEs in the process of innovation and product development especially the linkage in the face of free market activities that have started since 2015 ago. For most MSMEs are not yet fully aware of the importance of producing innovative products in improving their added value in the future especially in the face of business continuity in free market competition.

The focus of observation, we do at a shopping center in Surabaya, the Royal Plasa handycraft center.

Keywords: product innovation, free market competition, MSMEs.

PENDAHULUAN Latar Belakang Penulisan

Desain produk merupakan hal yang sangat penting dalam bidang manufaktur. Desain produk yang baik akan dapat meningkatkan jumlah dan harga jual dari produk, sehingga dapat meningkatkan keuntungan secara optimal. Akan tetapi, desain produk yang gagal mengakibatkan produk tidak terjual di pasaran. Hal ini, akan menimbulkan kerugian tidak hanya dibidang desain saja, bidang yang lain pun akan terkena imbasnya. Desain produk yang baik, harus memenuhi 3 (tiga) aspek penting yang sering disebut segitiga aspek produk, yaitu kualitas yang baik, biaya rendah, dan jadwal yang tepat. Ketiganya dalam sebuah lingkup produksi tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan merupakan satu integrasi atau kekuatan bagi pelaku usaha kecil(M I Setiawan et al., 2018).

Artaya, Kamisutara, Baktiono (2018) memaparkan bahwa segitiga aspek produk di atas dikembangkan menjadi suatu persyaratan dalam desain, yaitu desain harus dapat dirakit, didaur ulang, diproduksi, diperiksa hasilnya, bebas korosi, biaya rendah, serta waktu yang tepat. Untuk itu dalam mendesain suatu produk, harus memperhatikan secara detail tentang fungsi-fungsi dari produk yang didesain. Guna mengetahui secara rinci tentang fungsi produk, dapat dilakukan dengan beberapa metode pendekatan mikro Linier Programming atau teori Dualitas, dan dan metode Analisis Herarki Produk (AHP).

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Produk

Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaram (Canfield, 2007) karena produk merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk dikonsumsi dan merupakan alat dari suatu perusahaan untuk mancapai tujuan dari perusahaannya. Suatu produk

(2)

JEAPM

Journal of Engineering and Project Management jeapm.org/index.php/jeapm/index

2

harus memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain baik dari segi kualitas, desain, bentuk,ukuran, kemasan, pelayanan, garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk mencoba dan membeli produk tersebut.

Pengertian produk menurut Kotler (2006) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian(M Ikhsan Setiawan, Sukoco, Purworusmiardi, Wajdi, & Kurniasih, 2017).

Atribut Produk

Menurut Kotler (2006) beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah:

1. Merek (branding), Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk (Kotler, 2006)

2. Pengemasan (packing), Pengemasan (packing) adalah kegiatan merancang dan membuat wadah atau pembungkus suatu produk. Bungkus produk merupakan pengaman produk agar tidak mengalami kerusakan isi.

3. Kualitas Produk (product quality), Kualitas Produk (Product 8uality) adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat menerapkan program Total Quality Management (TQM).

Selain mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai pelanggan.

Tingkatan Produk

Artaya (2018) dalam bukunya dasar-dasar manajemen operasi dan produksi menjelaskan bahwa pada dasarnya tingkatan produk dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Produk Inti (core product), Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang dicari konsumen ketika mereka membeli produk atau jasa,

2. Produk Aktual (actual product), Seorang perencana produk harus menciptakan produk aktual (actual product) disekitar produk inti.Karakteristik dari produk actual diantaranya,

(3)

JEAPM

Journal of Engineering and Project Management jeapm.org/index.php/jeapm/index

3

tingkat kualitas, nama merek, kemasan yang dikombinasikan dengan cermat untuk menyampaikan manfaatinti,

3. Produk Tambahan (complementery product), Produk tambahan harus diwujudkan dengan menawarkan jasa pelayanan tambahan untuk memuaskan konsumen, misalnya dengan menanggapi dengan baik claim dari konsumen dan melayaniN konsumen lewat telepon jika konsumen mempunyai masalah atau pertanyaan.

Klasifikasi Produk

Menurut Olson (2007) klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang.

Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitu barang dan jasa. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang yaitu : 1. Barang tidak tahan lama (nondurable goods), Barang tidak tahan lama adalah barang yang

berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contoh adalah sabun, garam, kapur tulis, gula dan lain-lain,

2. Barang Tahan lama (durable goods), Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih) Contohnya adalah TV , Lemari es, mobil, dan computer.

Selain berdasarkan daya tahannya, produk pada umumnya juga diklasifikasikan berdasakan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini produk dapat dibedakan menjadi barang konsumen dan barang industry. Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsiuntuk kepentingan consumer sendiri pada akhirnya, bukan untuk tujuan bisnis (Juran, 2011).

Perencanaan Produk

Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindak lanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan apabila produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk atau perbaikan, distribusi,perubahan harga dan promosi.

Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan (Siswanto, 2013) tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung jawab bagian pemasaranatau bagian design, melainkan merupakan tanggun jawab yang melibatkan banyak fungsi yang ada di perusahaan. Metode pengembangan produk berdasarkan kepada permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer adalah metode yang cukup baik, karena dengan berbasis keinginan customer maka kemungkinan produk tersebut tidak diterima oleh customer menjadi lebih kecil. Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi

(4)

JEAPM

Journal of Engineering and Project Management jeapm.org/index.php/jeapm/index

4

dan dijual dengan menghasilkan laba. Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung.

Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, (Gobe, 2015) yaitu:

1. Kualitas produk : seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan,

2. Biaya produk : biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu,

3. Waktu Pengembangan Produk: Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi,menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yangdilakukan tim pengembangan,

4. Biaya Pengembangan :Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit,

5. Kapabilitas pengembangan : kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.

Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk tersebut (Artaya, Arimbawa, 2008). Sebenarnya proses terjadinya pengembangan dan inovasi produk, muncul akibat adanya interelasi customer dan produsen, karena pada intinya konsumen selalu membutuhkan produk yang lebih disempurnakan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Sering kali kita jumpai, bagi kebanyakan jenis usaha dan atau perusahaan pabrikase kelas usaha kecil atau menengah dalam kegiatan proses produksi, selalu terkendala tiga hal utama dalam proses produksinya secara umum yaitu:

1. Kegiatan inovasi produk dan perbaikan disain yang masih kurang memadai bagi kegiatan proses pengembangan produk mereka. Ketika mengadakan kunjungan lapangan ke beberapa sentra usaha kecil, terkesan masih mengandalkan kemasan dan disain yang masih tradisional, padahal mereka sadar bahwa pasar yang mereka layani sebenarnya adalah pasar bebas ASEAN. Jika tidak segera melakukan kegiatan inovasi seperti yang telah di gariskan dalam kegiatan salesmanship maka ke depan produk usaha kecil ini akan tertinggalkan oleh produk pesaing atau produk asing yang sudah mulai ramai membanjiri pasar Indonesia.

Tentu untuk merubah mindshet atau persepsi mereka, harus ada campur tangan oleh

(5)

JEAPM

Journal of Engineering and Project Management jeapm.org/index.php/jeapm/index

5

pemerintah dalam berbagai bentuk kegiatan atau program yang diberikan secara berkesinambungan dalam jangka panjang. Kegiatan yang bisa dilakukan bisa dalam bentuk pameran produk tingkat nasional atau ASEAN, pelatihan dari pakar disain produk, yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan melakukan design development.

2. Untuk menjaga kesinambungan inovasi dan pengembangan produk di perlukan ketersediaan bahan baku bagi UMKM tersebut, sebagai misal ada produsen yang memproduksi boneka dari bahan latex yang bahannya diimport dari negara China. Ketersediaan latex di pasaran harus selalu ada, sehingga kelangsungan kegiatan produksi tetap terjaga dalam jangka panjang, karena latex tidak dapat tergantikan oleh bahan baku jenis lain, penggunaan latex sesuai permintaan buyer, karena produk boneka ini untuk pasar eksport.

3. Kebutuhan lain dari pelaku UMKM yakni adanya pembinaan dari pemerintah daerah atau pusat berupa layanan untuk pengurusan hak paten bagi produk inovatif yang diproduksi oleh pelaku usaha kecil tersebut, karena ada sebagian produk yang dijual untuk memenuhi pasar eksport, namun produk tersebut telah ditiru dan dijiplak di luar negeri. Masalah ini jelas sangat merugikan produsen dalam negeri karena dapat kehilangan hak ekonomi dan pangsa pasar. Jika tidak ada perlindungan bagi mereka pelaku usaha kecil maka ke depan pasar bebas akan semakin marak dipenuhi produk tiruan yang jelas merugikan pangsa pasar pelaku UMKM di Indonesia.

KESIMPULAN

Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran karena produk merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk di konsumsi dan merupakan alat dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaannya. Suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain baik dari segi kualitas, desain, bentuk, ukuran, kemasan, pelayanan, garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk mencoba dan membeli produk tersebut. Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada.

Kegiatan ini didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk tersebut. Produk memiliki nilai ekonomis dan nilai pasar, oleh karena itu dibutuhkan inovasi berkesinambungan jangka panjang.

REFERENCES

Arimbawa, I Gede, Artaya, I Putu., 2008, Penerapan Metode Korelasi dalam Mengukur Hubungan Antara Customer Relationship dengan Customer Loyalty Pada PT. Antika Raya Surabaya, Jurnal Bisnis dan Manajemen Universitas Negeri Surabaya. Vol. 1, No. 1.

Artaya, I Putu., 2018, Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi, Narotama University Press, Surabaya.

(6)

JEAPM

Journal of Engineering and Project Management jeapm.org/index.php/jeapm/index

6

Artaya, I Putu., Kamisutara, Made., Baktiono, R Agus., 2018, Pengaruh Citra Produk Berdasarkan Analisis Persepsi Konsumen Pada Kelompok Usaha Aneka Pangan Di Sidoarjo, E-Jurnal Tata Sejuta STIA Mataram, Vol. 4, No. 1.

Canfield, Bertrand R., 2007, Salesmanship : Practise and Problems, Mac Donnell Press, Virginia.

Gobe, Marc., 2015, Emotional Branding, (Terjemahan), Bayu Mahendra, Penerbit Erlangga, Jakarta.

JFX Susanto S., Baktiono, R Agus, Artaya, I Putu., 2018, Optimization of governance model of post-food harest and distribution in msme centers in 5 subdistricts in sidoarjo regency, Journal of Economics, Business & Accountancy Ventura, Vol. 20, No. 3.

Juran, J.M., 2011, Mengukur Kepuasan Pelanggan, Gramedia Pustaka, Jakarta.

Kotler, Phillip, 2006, Principles of Marketing, Prentice Hall, Inc., New Jersey.

Olson, Paul F., 2007, Consumer Behaviour, McGraw-Hill/Irwin, 8 edition, New York.

Siswanto., 2013, Keahlian Menjual Barang dan Jasa, Damar Mulia Pustaka, Jakarta.

Setiawan, M. I., Sukoco, A., Purworusmiardi, T., Wajdi, M. B. N., & Kurniasih, N. (2017).

Pengembangan Bandara Udara, dampaknya dalam Peningkatan Wisata Halal dan Wisata Muslim di Indonesia. AT-Tahdzib: Jurnal Studi Islam Dan Muamalah, 5(2), 125–147.

Setiawan, M. I., Surjokusumo, S., Ma’soem, D. M., Johan, J., Hasyim, C., Kurniasih, N., … Sudapet, I. N. (2018). Business Centre Development Model of Airport Area in Supporting Airport Sustainability in Indonesia. In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 954, p.

12024). IOP Publishing.

Referensi

Dokumen terkait

Setiap makhluk hidup pasti menyukai hadiah berupa barang, voucer atau potongan harga. Pickit.id Kediri dalam menjalankan promosinya melalui Instagram tidak hanya selalu

Modul Korespondensi Berbasis POE (Predict-Observe-Explain) ini merupakan modul yang dapat digunakan secara mandiri oleh siswa dan akan memudahkan siswa untuk

Sehingga adanya peningkatan aktivitas guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dan keterampilan berpikir kritis siswa,

Dengan KIT yang sederhana dan biaya yang relatif murah, metode osilasi menggunakan sensor rotary encoder dapat digunakan untuk eksperimen menentukan momen

Tujuan studi dari pembuatan Art Centre adalah membuat konsep perencanaan dan perancangan Art Centre yang berfungsi sebagai pusat informasi dan pemasaran industri kerajinan ukir

Masih dengan obyek pariwisata di Bali hasil penelitian Utama (2006) menunjukkan bahwa perkembangan pariwisata tidak memberikan pengaruh langsung yang sig- nifikan

Kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau tidak menyokong yang dialami karyawan dalam bekerja (Mangkunegara, 2016, hal. Kepuasan kerja akan mendorong karyawan untuk

Definisi Operasional Variabel Kinerja Bisnis Online Kinerja bisnis online adalah hasil kerja yang meliputi aspek finansial dan non-finansial yang dapat dicapai oleh