No. Daftar FPIPS : 1782/UN.40.2.4/PL/2013
HUBUNGAN ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PARTISIPASI ANAK USIA SEKOLAH
DI KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Geografi
Oleh :
DINA MAHARDIANAWATI
0901891
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNUVERSITAS PENDIDIKANINDONESIA
HUBUNGAN ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PARTISIPASI ANAK USIA SEKOLAH
DI KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG
Oleh
Dina Mahardianawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengentahuan Sosial
© Dina Mahardianawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DINA MAHARDIANAWATI 0901891
HUBUNGAN ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PARTISIPASI ANAK USIA SEKOLAH DI KAWASAN
WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG
Disetujui Dan Disahkan Oleh Pembimbing:
PEMBIMBING I,
Prof.Dr.H. Darsihardjo, MS. NIP. 19620921 198603 1 005
PEMBIMBING II,
Drs. Asep Mulyadi, M.Pd NIP. 19620902 199001 1 001
Diketahui oleh,
Ketua Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PARTISIPASI ANAK USIA SEKOLAH DI KAWASAN
WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG
Oleh
DINA MAHARDIANAWATI (0901891)
Hingga saat ini pariwisata merupakan salah satu bidang yang dominan dalam pembentukan daya tarik dan citra suatu negara. Potensi wisata pantai adalah wisata yang paling banyak ditemukan di negara Indonesia. Pantai Carita salah satunya. Partisipasi masyarakat merupakan salah satu faktor pendorong keberhasilan pariwisata. Di kawasan wisata Pantai Carita, bukan hanya masyarakat dalam usia dewasa saja yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan wisata, bahkan anak usia sekolah pun ikut serta. Kegiatan tersebut dilakukan di waktu mereka seharusnya bersekolah, terdapat beberapa anak yang sengaja membolos hanya untuk ikut berpartisipasi. Bahkan seriusnya, ada anak usia sekolah yang memutuskan untuk berhenti sekolah. Sebagaimana yang terjadi, hal inilah yang menjadi dorongan penulis untuk meneliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif. Lima desa di Kecamatan Carita yang berada di sepanjang garis pantai menjadi sampel wilayah. Sedangkan sampel penduduk, diambil 100 orang secara proporsional dari lima desa dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Observasi lapangan, wawancara, studi literature, dan studi dokumentasi merupakan langkah-langkah dari teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. Setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul, kemudian data-data tersebut dianalisis menggunakan analisis presentase, dan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel penelitian digunakan analisis koefisien korelasi eta. Dari hasil penelitian dengan menggunakan langkah-langkah diatas, diperoleh bahwa hubungan kondisi social ekonomi terhadap partisipasi anak usia sekolah dalam kegiatan wisata di kawasan wisata Pantai Carita memiliki nilai korelasi yang cukup tinggi dan hubungan yang cukup kuat yaitu antara 0,76-0,81. Maka, faktor social ekonomi seperti pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan motivasi memiliki hubungan yang cukup kuat untuk menjadi alasan anak usia sekolah berpartisipasi dalam kegiatan wisata di kawasan wisata Pantai Carita.
ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN SOCIOECONOMIC CONDITIONS PARENTS AGAINST PARTICIPATION A SCHOOL-AGE CHILD IN THE AREA OF
TOURISM CARITA BEACH THE COAST DISTRICT PANDEGLANG
By :
DINA MAHARDIANAWATI (0901891)
Until now, tourism is one of the field that is dominant in the formation of attraction and the image of a country. Tourism potential beach is the most frequently found in negara indonesia. Carita beach one of them. Community participation is one of the driving factors for the success of tourism. In tourism area carita beach, not just people in adult age course that participated in tourism activity, even a school-age child was intervene. Activity was conducted in time they are supposed to go to school, there are some kid who deliberately play truant only to participate. Even serious, there's a school-age child who decided to quit school. As what happened, these matters become the impulse writer for the research.The methods used in this research is descriptive and verifikatif method. Five villages in carita sub-district which are located along the line of coast being samples area. While a sample of the population taken 100 people in a proportional manner of five village with uses the technique simple random sampling. Field observations, interviews, literature studies, and study the documentation for the steps of data collection techniques in the study. Having accumulated the data needed, then the data analysis using analysis percentage and to know a relationship between two variables research used analysis a correlation coefficient eta.Hence, factors social economy as income families, the level of education and motivation have ties powerful enough to be the reason a school-age child participate in an activity of tourism in tourism area coast carita.
DAFTAR ISI
2. Pengembangan Daya Tarik Wisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism) ... 11
5. Faktor Penghambat dan Pendorong Partisipasi ... 19
6. Tingkat Partisipasi ... 19
7. Partisipasi Masyarakat Terhadap Daya Tarik Wisata... 20
8. Partisipasi Masyarakat Terhadap Pendidikan ... 20
C. Dampak yang Ditimbulkan oleh Aktifitas Pariwisata ... 22
1. Dampak Sosial Ekonomi ... 22
2. Dampak Sosial Budaya... 24
3. Dampak Lingkungan ... 26
D. Kerangka Pemikiran ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
2. Analisis Koefisien Korelasi Menggunakan Rumus Korelasi Eta ... 39
C. Kondisi Sosial-Ekonomi Daerah Penelitian ... 50
1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 50
2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51
3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur ... 52
4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 53
5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 54
D. Gambaran Umum Daya Tarik Wisata Pantai Carita ... 55
E. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hubungan Antara Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Motivasi Berpartisipasi Anak Usia Sekolah Dalam Kegiatan Wisata di Kawasan Wisata Pantai Carita Kabupaten Pandeglang ... 61
1. Usia Responden ... 61
2. Tingkat Pendidikan Responden ... 62
4. Pendapatan Keluarga Responden ... 65
5. Lama Partisipasi Anak Usia Sekolah dalam Perkembangan Pariwisata ... 65
6. Hubungan Antara Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Motivasi Berpartisipasi Anak Usia Sekolah dalam Kegiatan Wisata di Kawasan Wisata Pantai Carita Kabupaten Pandeglang ... 66
a. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Tingkat Keterlibatan Anak Usia Sekolah ... 66
b. Hubungan Antara Jenis Mata Pencaharian Orang Tua Dengan Keterlibatan Anak Usia Sekolah ... 69
c. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Keterlibatan Anak Usia Sekolah ... 71
d. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Keterlibatan Anak Usia Sekolah ... 74
e. Hubungan Antara Tingkat Motivasi dengan Keterlibatan Anak Usia Sekolah ... 76
7. Sintesis ... 78
BAB V KESIMPULAN ... 82
A. Kesimpulan ... 82
B. Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 85
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 88
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Populasi Penelitian di Kecamatan Carita ... 29
3.2 Jumlah Penduduk Usia Sekolah di Kecamatan Carita ... 30
3.3 Sampel Penduduk di Kawasan Wisata Pantai Carita ... 33
3.4 Kriteria Penilaian Skor Pada Analisis Presentasi ... 38
3.5 Parameter Analisis Korelasi ... 40
4.1 Daftar Beserta Luas Desa di Kecamatan Carita ... 43
4.2 Curah Hujan Kecamatan Carita Tahun 2011 ... 44
4.3 Letak Geografis dan Ketinggian Desa di Kecamatan Carita ... 46
4.4 Penggunaan Lahan Kecamatan Carita ... 47
4.5 Penduduk Kecamatan Carita Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51
4.6 Angka Sex Ratio di Kecamatan Carita ... 52
4.7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur di Kecamatan Carita ... 52
4.8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 54
4.9 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 55
4.10 Aktifitas-Aktifitas yang Dapat Dilakukan di Sekitar Daya Tarik Wisata 57 4.11 Jenis Barang yang Dapat Dibeli di Sekitar Kawasan Wisata ... 58
4.12 Fasilitas-Fasilitas Yang Terdapat di Sekitar Kawasan Pantai Carita ... 59
4.13 Jalur-Jalur Untuk Mencapai Daya Tarik Wisata Pantai Carita ... 60
4.14 Jenis Angkutan Yang Dapat Dipakai Menuju Kawasan Wisata Pantai Carita... 61
4.15 Usia Responden ... 62
4.16 Tingkat Pendidikan Responden... 63
4.18 Mata Pencaharian Responden ... 64
4.19 Mata Pencaharian Orang Tua Responden ... 64
4.20 Tingkat Pendapatan Keluarga Responden ... 65
4.21 Lama Partisipasi Yang Dilakukan Anak Usia Sekolah ... 66
4.22 Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Tingkat Keterlibatan Anak Usia Sekolah di Sekitar Kawasan Wisata Pantai Carita ... 67
4.23 Hasil Perhitungan Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Tingkat Keterlibatan Anak Usia Sekolah Menggunakan Rumus Eta ... 68
4.24 Hubungan Antara Jenis Mata Pencaharian Orang Tua dengan Keteribatan Anak Usia Sekolah ... 70
4.25 Hasil Perhitungan Hubungan Antara Jenis Mata Pencaharian Orang Tua dengan Keteribatan Anak Usia Sekolah Menggunakan Rumus Eta ... 71
4.26 Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Keterlibatan Anak Usia Sekolah ... 72
4.27 Hasil Perhitungan Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Keterlibatan Anak Usia Sekolah Menggunaka Rumus Eta ... 73
4.28 Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Keterlibatan Anak Usia Sekolah ... 74
4.29 Hasil Perhitungan Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Keterlibatan Anak Usia Sekolah Menggunakan Rumus Eta ... 75
4.30 Hubungan Antara Tingkat Motivasi Dengan Keterlibatan Anak Usia Sekolah ... 77
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR
Bagan Halaman
2.1 Alur Pemikiran Penelitian ... 27
3.1 Variabel X dan Y ... 35
Gambar Halaman 3.1 Peta Sampel Penelitian Kecamatan Carita ... 31
4.1 Peta Administratif Kecamatan Carita... 42
4.2 Peta Jenis Tanah di Kecamatan Carita ... 48
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepariwisataan adalah salah satu bidang yang dominan dalam
pembentukan daya tarik dan citra suatu bangsa. Negara Republik Indonesia
merupakan negara kepulauan dan salah satu negara yang dilalui garis
khatulistiwa. Oleh karena itu, Indonesia memiliki sumberdaya yang
melimpah. Menurut Blinden dalam Maryani (2011:1) yang dimaksud
sumberdaya adalah segala sesuatu yang ada dalam geosystem yang bernilai
bila diolah dan digunakan oleh manusia. Seperti flora, fauna, kerajinan
tangan, sejarah, budaya, dan lain sebagainnya. Dan Indonesia juga memiliki
garis pantai yang cukup panjang dan besar. Inilah yang menjadi salah satu
potensi kepariwisataan di Negara Indonesia. Khususnya wisata pantai.
Pantai adalah salah satu bentukan geografis yang terdiri dari pasir,
terdapat di daerah pesisir laut dan menjadi batasan antara daratan dan perairan
laut. Pada umumnya suatu daerah yang berada di kondisi ini, memanfaatkan
potensi tersebut sebagai suatu kawasan wisata. Selain banyak menyimpan
sumberdaya alam dan potensi pariwisata, di sekitar garis pantai pun menjadi
tempat tinggal dan tempat mencari nafkah bagi masyarakat sekitar. Dalam
pariwisata peran serta masyarakat sekitar sangat diperlukan, baik sebagai
subjek yang berkaitan langsung dalam pengelolaan kawasan wisata maupun
sebagai objek yang menarik wisatawan untuk berkunjung.
Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten yang berada di
provinsi Banten, dan berada di ujung paling barat pulau Jawa. Kabupaten ini
terletak di antara 6⁰00’ 00” LS - 7⁰4’ 00” LS dan 105⁰0’ 00” BT - 106⁰13’
33” BT. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.194.425 Ha dengan jumlah penduduk 1.162.123 jiwa. Batas administrasi kabupaten Pandeglang antara
lain:
2
Selatan : Samudra Indonesia
Barat : Selat Sunda
Timur : Kabupaten Lebak
Secara geologi, wilayah Kabupaten Pandeglang termasuk kedalam zona
Banten. Sedangkan jika dilihat dari topografi daerah Kabupaten Pandeglang
memiliki variasi ketinggian antara 0 – 1.778 m di atas permukaan laut (dpl).
Sebagian besar topografi daerah Kabupaten Pandeglang adalah dataran
rendah di bagian Tengah dan Selatannya yang memiliki luas 85,07% dari luas
keseluruhan Kabupaten Pandeglang ( ± 1.866.797,3 Ha).
Kabupaten Pandeglang memiliki sector unggulan berupa pertanian,
perikanan, perkebunan, pertambangan serta pariwisata. Pariwisata pantai
merupakan sector yang paling banyak terdapat di wilayah ini. Pantai Carita
merupakan salah satu pantai yang ada di Kabupaten Pandeglang. Pada
Kawasana Pengembangan Fungsional Wisata Provinsi Banten, Pantai Carita
merupakan kawasana pantai barat setelah Anyer dan Tanjung Lesung.
Pantai Carita memiliki garis pantai kurang lebih 20 Km berbatasan
kecamatan Cinangka di Kabupaten Serang, berada di kawasan Selat Sunda
dengan kondisi alam yang sangat dipengaruhi oleh lautan Hindia. Panorama
Pantai Carita sangat indah, dan banyak para wisata datang untuk menikmati
keindahan pantai ini. Gunung Krakatau juga dapat terlihat dari kawasan ini.
Dengan adanya kawasan wisata Pantai Carita, banyak peluang
terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Baik sebagai
pengelola, pengurus, dan lain sebagainya. Untuk mendukung hal tersebut,
masyarakat sekitar seharusnya memiliki tingkat pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan, yaitu baik untuk mengelola maupun untuk
mengembangkan kawasan wisata Pantai Carita. Dan merujuk dari salah satu
factor utama keberhasilan pembangunan di suatu negara adalah cukup
tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas. Merujuk pada amanat
UUD 1945 beserta amandemennya (pasal 31 ayat 2) maka melalui jalur
pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM
3
kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengecap pendidikan
terutama kelompok usia sekolah (usia 7-24 tahun). Oleh karena itu, agar
pembangunan kawasan wisata Pantai Carita berhasil maka diperlukan
masyarakat yang sadar pendidikan.
Partisipasi masyarakat dalam pariwisata merupakan salah satu factor
pendorong keberhasilan pariwisata. Di kawasan wisata Pantai Carita sebagian
besar pengelola, pengurus bahkan pedagang yang terdapat di kawasan ini
berasal dari masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar kawasan wisata
Pantai Carita tersebut. Bukan hanya masyarakat di usia dewasa saja yang
berpartisipasi dalam hal ini, bahkan anak usia sekolah pun ikut berpartisipasi.
Contohnya dengan cara menjadi penjual jasa penyewaan tikar, penyewaan
ban, penjual souvenir, tukang parkir, dan lain sebagainya. Beberapa anak
melakukan kegiatan tersebut di jam-jam setelah kegiatan utama mereka
selesai yaitu bersekolah, adapun anak usia sekolah yang sengaja membolos
untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, bahkan seriusnya ada anak
usia sekolah yang memutuskan untuk berhenti sekolah hanya untuk ikut
berpartisipasi.
Berdasarkan pemaparan diatas, fenomena tersebut menarik untuk
diteliti agar diketahui secara pasti faktor social-ekonomi apa sajakah yang
mendorong anak usia sekolah melakukan hal tersebut yang terjadi di kawasan
wisata Pantai Carita serta adakah hubungan yang signifikan antara
faktor-faktor tersebut dengan partisipasi yang dilakukan anak usia sekolah di
kawasan wisata Pantai Carita tersebut. Kemudian peneliti berharap dapat
menghasilkan berbagai rekomendasi yang dapat digunakan sebagai masukan
terhadap masyarakat setempat untuk mendorong perkembangan wisata Pantai
Carita.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka fokus
permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
4
2. Faktor social-ekonomi apa sajakah yang mendorong anak usia sekolah
berpartisipasi dalam kegiatan wisata Pantai Cartita?
3. Bagaimanakah hubungan antara kondisi sosial ekonomi terhadap
motivasi anak usia sekolah untuk berpartisipasi dalam kegiatan wisata di
kawasan wisata pantai Carita?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini dan berdasarkan
rumusan masalah diatas, adalah :
1. Mengidentifikasi kondisi daya tarik wisata Pantai Carita saat ini.
2. Menganalisis faktor social-ekonomi apa saja yang mendorong anak usia
sekolah berpartisipasi dalam kegiatan wisata Pantai Carita.
3. Menganalisis hubungan antara kondisi sosial ekonomi terhadap motivasi
berpartisipasi anak usia sekolah dalam kegiatan wisata di kawasan wisata
pantai Carita.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini dapat menghasilkan manfaat praktis, yaitu
sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat yang berada di sekitar daerah
wisata Pantai Carita.
2. Sebagai bahan masukan bagi pengelola wisata Pantai Carita.
3. Sebagai informasi bagi pembangunan Kecamatan Carita Kabupaten
Pandeglang.
4. Sebagai informasi bagi penelitian berikutnya yang berhubungan dengan
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian berlokasi di kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang Provinsi
Banten. Wilayah kecamatan Carita secara Geografis terletak antara 060 13’ 00” LS- 060 21’ 00” LS dan 1050 49’ 00” BT – 1050 56’ 00” BT, dan luas daerah 36,55 km2. Kecamatan Carita berjarak 48,3 km dari Kecamatan
Pandeglang sebagai ibu kota Kabupaten Pandeglang dan memiliki batas
administrasi, sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Serang
Sebelah Selatan : Kecamatan Labuan
Sebelah Barat : Selat Sunda
Sebelah Timur : Kecamatan Jiput
Kecamatan Carita secara administrasi terdiri dari 10 desa, 56 RW dan
172 RT. Desa Sukajadi merupakan desa terkecil di Kecamatan ini, dengan luas
1,25 km2, sedangkan desa Carita merupakan desa yang terbesar di Kecamatan
ini, dengan luas 6,18 km2 dari luas wilayah Kecamatan Carita adalah 36,55
km2.
B. Populasi dan Sampel
Secara administratif wilayah kecamatan Carita meliputi 10 desa yang
tersebar tidak merata secara lebih jelas dapat di lihat pada Tabel 3.1
Berdasarkan Tabel 3.1, maka peneliti mengambil populasi dan sampel
sebagai berikut adalah:
1. Populasi
Dalam pengumpulan data dan menganalisa data langkah yang
penting adalah menentukan populasi karena populasi merupakan sumber
29
Tabel 3.1 Populasi Penelitian di Kecamatan Carita
No Desa Luas Wilayah (Ha) Jumlah Penduduk
1 Pejamben 4,13 4.048
Kecamatan Carita Dalam Angka,BPS Kab.Pandeglang 2012
Arikunto (2002:108) mengemukakan “populasi adalah keseluruhan objek yang berada di daerah penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2006:55) Populasi adalah, “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi dari penelitian ini terbagi menjadi dua macam populasi,
antara lain:
a. Populasi wilayah, yaitu meliputi seluruh kawasan wisata Pantai
Carita Kabupaten Pandeglang. Wilayah yang menjadi tempat
penelitian meliputi 1 kecamatan, yaitu Kecamatan Carita.
b. Populasi penduduk, yaitu seluruh masyarakat atau penduduk yang
tinggal di sekitar kawasan wisata Pantai Carita Kabupaten
Pandeglang yang terdapat di 5 Desa di Kecamatan Carita.
2. Sampel
30
mewakili ini diambil dari keseluruhan sifat-sifat atau generalisasi yang ada pada populasi dan harus mewakili sampel”. Sedangkan menurut Tika (2005:24) “sampel adalah bagian dari objek atau individu-individu yang mewakili populasi”. Tabel 3.2 dapat dilihat jumlah penduduk usia sekolah yang terdapat di 10 desa Kecamatan Carita, adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2
Sumber :Kecamatan Carita Dalam Angka BPS Kab.Pandeglang 2012
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan menggunakan
teknik Simple Random Sampling. Yaitu dengan cara pengambilan anggota
sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi tersebut, ini menurut Sugiyono (2009:64).
Adapun yang menjadi sampel di dalam penelitian ini adalah terdiri dari 2
macam sampel, antara lain :
a. Sampel wilayah dalam penelitian ini terdiri dari 5 dari 10 desa di
Kecamatan Carita yang mewakili dari seluruh karakter populasi yang
terdekat dengan objek wisatanya. Yaitu desa Pejamben, desa
Banjarmasin, desa Carita, desa Sukajadi, dan desa Sukarame. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1.
31
Ga
mbar
3.1 P
eta Sampe
l
P
ene
li
ti
an Ke
ca
m
atan Ca
32
Sampel manusia dalam penelitian ini di ambil dengan cara stratified
random sampling. Yaitu pengambilan sampel dengan cara membuat
penggolangan populasi menurut ciri-ciri geografi tertentu dan setelah
itu ditentukan jumlah sampel dengan sistem pemilihan secara acak.
Banyaknya sampel yang diambil dari 5 desa yang menjadi sampel
wilayah dihitung dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu:
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Proses kelonggaran ketidaktelitian yang masih dapat
ditoleransi (0-10%)
1 = Konstanta
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diketahui N = 5.614
(Jumlah penduduk usia sekolah dari lima desa yang menjadi sampel)
dan e = 10 %. Maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Hasil dari perhitungan di atas didapat 99,9 responden. Maka
jumlah responden yang diambil dari lima sampel desa adalah 100
(dibulatkan) sampel. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam perhitungan
dibawah ini :
1) Desa Pejamben memiliki jumlah penduduk usia sekolah
sebanyak 1.207 penduduk, sehingga perhitungannya yaitu :
33
2) Desa Banjarmasin memiliki jumlah penduduk usia sekolah
sebanyak 975 penduduk, sehingga perhitungannya yaitu :
Jadi sampel penduduknya yang diambil
sebanyak 17 orang.
3) Desa Carita memiliki jumlah penduduk usia sekolah sebanyak
987 penduduk, sehingga perhitungannya yaitu :
Jadi sampel penduduk yang diambil sebanyak 18 orang.
4) Desa Sukajadi memiliki jumlah penduduk usia sekolah sebanyak
936 penduduk, sehingga perhitungannya yaitu :
Jadi sampel penduduk yang diambil sebanyak 17 orang.
5) Desa Sukarame memiliki jumlah penduduk usia sekolah
sebanyak 1.509 penduduk, sehingga perhitungannya yaitu :
Jadi sampel penduduk yang diambil
sebanyak 27 orang.
Jumlah sampel penduduk dari 5 desa yang akan diambil dalam
penelitian ini sebanyak 100 orang dan tertera pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Sampel Penduduk
di Kawasan Wisata Pantai Carita No. Nama Desa Jumlah Sampel
Penelitian ini berjudul “HUBUNGAN ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI TERHADAP MOTIVASI BERPARTISIPASI ANAK USIA
SEKOLAH DALAM KEGIATAN WISATA DI KAWASAN WISATA
34
penafsiran dari judul tersebut dapat menimbulkan kesimpulan lain dari peneliti
dan pembaca. Maka, penulis perlu adanya batasan-batasan yang dicantumkan
di dalam definisi oprasional. Adalah sebagai berikut:
1. Keadaan Sosial Ekonomi
Keadaan social ekonomi dalam penelitian ini adalah keadaan
dimana kehidupan suatu keluarga di bidang social dan ekonominya.
Yang dapat mendorong anak-ank usia sekolah ikut berpartisipasi dalam
kegiatan wisata Pantai Carita. Dalam penelitian ini yang termasuk
kedalam keadaan social ekonomi suatu keluarga adalah tingkat
pendapatan keluarga, jenis mata pencaharian orang tua, tingkat
pendidikan orang tua, tingkat pendidikan anak usia sekolah itu sendiri,
dan tingkat motivasi.
2. Partisipasi Anak Usia Sekolah
Partisipasi adalah kemauan seseorang untuk membantu dalam
segala kegiatan dengan kemampuan sendiri dan tidak disertai adanya
pengorbanan, baik pengorbanan kepentingan sendiri maupun kepentingan
masyarakat. Partisipasi dalam penelitian ini menyangkut keterlibatan
anak usia sekolah. Disini partisipasi yang dimaksud adalah keterlibatan
anak usia sekolah dalam kegiatan wisata di kawasan wisata Pantai Carita.
Peneliti mengambil beberapa hal yang mencangkup partisipasi anak usia
sekolah anatara lain sebagai pedagang, penjual jasa, bertani, pembuat
kerajinan bahkan tidak terlibat sama sekali.
D. Variabel Penelitian
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lainnya (Hatch dan Farhady,1981). Adapun yang
berpendapat bahwa variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto: 1996). Penelitian ini memiliki 2 variabel,
yaitu variabel independen (x) dan variabel dependen (y). Variabel independen
35
atau timbulnya variabel dependen. Dan variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen.
Variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan 3.1.
Bagan 3.1 Variabel X dan Y
Variabel X Variabel Y
E. Metode Penelitian
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
memperoleh data penelitian. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan
adalah metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif menurut Tika
(2005:6) adalah metode yang mengarahkan pada pengungkapan suatu masalah
atau keadaan dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun
kadang-kadang diberi interpretasi dan analisis. Dalam penggunaan metode ini
diharapkan dapat mengungkapkan dan mengkaji masalah yang berhubungan
dengan dampak daya tarik wisata pantai carita, sedangkan jika pada
pelaksanaannya metode yang digunakan adalah metode survey.
Metode survey menurut Tika (2005:9) adalah suatu metode penelitian
yang bertujuan untuk mengumpulkan jumlah besar data berupa variabel, unit
atau individu dalam waktu yang bersamaan. Metode ini bertujuan untuk
mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk menganalisis hubungan antara
perkembangan daya tarik wisata pantai carita dengan tingkat pendidikan anak Partisipasi Anak
Tingkat pendidikan orang tua
Tingkat pendidikan anak usia
sekolah
36
usia sekolah. Setelah data-data yang dibutuhkan terpenuhi, dalam mengolah
data tersebut menggunakan metode verifikatif.
Metode verifikatif adalah metode pengujian hipotesis yang telah peneliti
jabarkan, apakah ada hubungan atau tidak suatu variabel dengan variabel
lainnya. Metode ini bertujuan untuk menguji data-data yang diperoleh. Apakah
terdapat hubungan atau tidak pada data-data tersebut.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan hal yang paling penting dalam
suatu penelitian, karena tujuannya adalah mendapatkan data-data yang
diperlukan sesuai masalah yang di teliti. Dalam hal ini, peneliti menggunakan
alat pengumpul data yang dikenal dengan instrumen data. Dalam penelitian ini
teknik dan instrument penelitian dalam proses pengumpulan data menggunakan
teknik sebagai berikut:
1. Observasi Lapangan
Menurut Sumaatmadja (1981:105) “observasi lapangan pada dasarnya merupakan pengetahuan hasil pengumpulan data, fakta dan kenyataan dilapangan”. Observasi ini memiliki ciri yang cukup spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara
dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner hanya terikat dengan
orang yang bersangkutan, tetapi observasi tidak sebatas orang, tetapi
juga pada objek-objek alam lainnya.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila
berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam.
Dalam penelitian iniobervasi digunakan untuk melihat bagaiman
sikap dan prilaku generasi muda yang tinggal di sekitar objek wisata
Pantai Carita.
2. Wawancara
Menurut Sumaatmadja (1981:106) “teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang membantu dan
37
teknik observasi”. Teknik ini dilakukan secara langsung dari responden, penduduk sekitar, dan bisa juga dari aparat pemerintahan
setempat. Dengan menggunakan teknik ini, diharapkan dapat
memperoleh data yang akurat dan benar. Sehingga dapat membantu
dan melengkapi data yang diperoleh dari teknik observasi.
3. Studi Literatur
Studi literature merupakan cara pengambilan data dari
berbagai konsep yang relevan dengan penelitian yang dilakukan
dengan cara mempelajari buku-buku, informasi, hasil penelitian,
laporan jurnal, atrikel dan media masa yang berkaitan dengan
masalah yang dibahas , baik pendapatnya sebagai dasar teori maupun
sebagai pembanding dalam pemecahan masalah ini.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data-data
yang dapat menunjang penelitian, bisa diperoleh dari internet, atau
dokumentasi yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian. Metode
ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder seperti keadaan
geologi, geomorfologi, dan penggunaan lahan, yaitu dengan cara
mempelajari dokumentasi-dokumentasi dan literatur-literatur yang
ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
G. Analisis Data
Menurut Patton (1980) dalam Hasan (2004:29) analisis data adalah
proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,
katagori, dan suatu uraian dasar. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang
digunakan adalah sebagai berikut :
a. Analisis Presentase
Dalam penelitian ini, teknik analisis yang dipergunakan adalah
teknik analisis presentase. Analisis ini digunakan untuk mendapatkan
38
wawancara, dengan kata lain peneliti dapat mengetahui kecenderungan
jawaban responden. Analisis ini menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
P : Presentase
f : Frekuensi setiap kategori jawaban
n : Seluruh responden
100 : Bilangan konstanta
Untuk mengetahui jawaban responden, peneliti menggunakan angka
indeks untuk membandingkan suatu objek atau data baik yang bersifat
factual maupun berkembang. Criteria tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4
Kriteria Penilaian Skor
NO. Presentase Skor Kriteria
1. 0 Tidak ada
2. 1-24 Sebagian kecil
3. 25-49 Kurang dari setengahnya
4. 50 Setengahnya
5. 51-74 Lebih dari setengahnya
6. 75-99 Sebagian besar
7. 100 Seluruhnya
Sumber : Kontjaraningrat, 1990.
Berdasarkan Tabel 3.4 maka :
a. Jika hasil presentase didapatkan 0, maka kriteria penilaian jawaban
yaitu tidak ada responden yang menjawab jawaban tersebut.
b. Jika hasil presentase didapatkan 1-24, maka kriteria penilaian jawaban
yaitu sebagian kecil responden yang menjawab jawaban tersebut.
c. Jika hasil presentase didapatkan 25-49, maka kriteria penilaian
jawaban yaitu kurang dari setengahnya responden yang menjawab
jawaban tersebut.
d. Jika hasil presentase didapatkan 50, maka kriteria penilaian jawaban
yaitu setengahnya responden yang menjawab jawaban tersebut.
39
e. Jika hasil presentase didapatkan 51-74, maka kriteria penilaian
jawaban yaitu lebih dari setengahnya responden yang menjawab
jawaban tersebut.
f. Jika hasil presentase didapatkan 75-99, maka kriteria penilaian
jawaban yaitu sebagian besar responden yang menjawab jawaban
tersebut.
g. Jika hasil presentase didapatkan 100, maka kriteria penilaian jawaban
yaitu seluruh responden yang menjawab jawaban tersebut.
b. Analisis Koefisien Korelasi Menggunakan Rumus Korelasi Eta (η)
Koefisien Korelasi digunakan untuk mengukur derajat hubungan ,
kekuatan hubungan, dan bentuk atau arah hubungan. Untuk menyatakan
besar kecilnya nilai korelasi digunakan angka. Angka yang menyatakan
besar kecilnya hubungan (korelasi) disebut dengan koefisien korelasi (r)
yang dapat bergerak antara -1 dan +1. (Tika :2005).
Apabila r = 1, maka hubungan sempurna positif
r = -1, maka hubungan sempurna negative
-1 < r < 0 = maka hubungan moderat negative
0 < r < 1 = maka hubungan moderat positif
Untuk memperoleh nilai korelasi, maka peneliti menggunakan rumus
korelasi Eta (
η
). Koefisien ini digunakan pada analisis korelasi sederhanauntuk variabel nominal dengan variabel interval/ rasio dan didasarkan
kepada asumsi tertentu mengenai data yang dapat di gunakan. Rumus yang
biasa digunakan adalah sebagai berikut:
√ ∑
40
Keterangan :
N1 dan N2 : Sampel 1 dan sampel 2
t : Rata-rata dari seluruh sampel kelompok 1 dan 2
Σ t
2
: Jumlah kuadrat kedua buah sampel
1 dan 2 : Rata-rata tiap kelompok
Maka diperoleh hasil sebagai parameter hubungan (korelasi) kedua
variabel tersebut. Parameter untuk menyatakan besar kecilnya korelasi
(Tika: 2005) dapat dilihat dalam tabel 3.5 :
Tabel 3.5
Parameter Analisis Korelasi
KD Parameter
0,90 – 1,00 Hubungan sangat tinggi
0,78 – 0,89 Hubungan tinggi
0,64 – 0,77 Hubungan sedang
0,46 – 0,63 Hubungan rendah
0,00 – 0,45 Hubungan sangat rendah
82
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh oleh peneliti dan hasil analisis mengenai
hubungan anatara kondisi social ekonomi terhadap partisipasi anak usia
sekolah dalam kegiatan wisata di kawasan wisata Pantai Carita, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pantai Carita merupakan salah satu dari beberapa daya tarik wisata yang
dimiliki oleh Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. Pantai Carita
telah lama menjadi kawasan wisata yang banyak di kunjungi oleh
wisatawan. Kawasan wisata Pantai Carita memiliki garis pantai sekitar
20 km, yang membentang dari desa Pejamben hingga desa Sukanagara.
Selain wisata pantai yang dapat dinikmati, di kawasan ini juga terdapat
daya tarik lain yaitu Curug Kendang. Seperti yang telah di tetapkan
berdasarkan SK Menteri Pertanian No.440/kpts/UM/1978 pada tanggal
15 juli 1978 sebagai Taman Wisata Alam. Sebagai mana kawasan wisata
lainnya, di sekitar Pantai Carita pun terdapat fasilitas-fasilitas yang dapat
mendukung kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh pengunjung.
Contohnya terdapat hotel untuk para pengunjung menginap, toko
souvenir untuk para pengunjung membeli oleh-oleh, kedai makanan dan
minuman, masjid, taman bermain, dan lain sebagainya. Untuk sampai ke
kawasan wisata Pantai Carita terdapat 3 jalur yang dapat di tempuh. Jalur
yang tercepat sampai daerah tujuan yaitu melalui kota Pandeglang
kemudian Kecamatan Mandalawangi dan Kecamatan Carita. Dan kondisi
jalannya sangat bagus. Tetapi untuk sampai ke kawasan wisata Pantai
Carita ini, belum banyak alat transportasi umum. Para pengunjung
biasanya menggunakan kendaraan pribadi, bis pariwisata bahkan motor.
2. Adanya kawasan wisata di suatu daerah merupakan sesuatu hal yang
dapat di manfaatkan masyarakat sekitar untuk meningkatkan
83
pengurus, pedagang, dan penyewaan jasa di kawasan wisata tersebut.
Bukan hanya masyarakat yang pada umumnya berusia dewasa saja yang
dapat memanfaatkan dan berpartisipasi di kawasan wisata ini, anak usia
sekolah pun seharusnya dapat memanfaatkannya. Misalnya dengan
menggunakan kawasan wisata ini sebagai tempat bermain di saat
kegiatan utamanya selesai (sekolah), sebagai bahan pembelajaran, dan
lain sebagainya. Pada kenyataannya di lapangan anak usia sekolah yang
pergi ke kawasan wisata ini memanfaatkannya untuk bekerja, yang
seharusnya di lakukan oleh masyarakat usia dewasa. Seriusnya, beberapa
anak usia sekolah tersebut melakukannya di waktu mereka seharusnya
berada di sekolah. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi anak usia
sekolah melakukan kegiatan tersebut. Faktor ekonomi dan social yang
paling dominan mereka jawab sebagai alasan mereka melakukan
kegiatan tersebut. Antara lain yaitu pendapatan keluarga yang kurang
mencukupi, tingkat pendidikan anak usia sekolah itu sendiri dan orang
tuanya, dan dorongan (motivasi) baik dari diri sendiri maupun dari
lingkungannya.
3. Setelah penulis memperhitungkan hubungan antara kondisi social
ekonomi terhadap motivasi anak usia sekolah untuk berpartisipasi dalam
kegiatan wisata di kawasan wisata Pantai Carita. Maka diperoleh nilai
hubungan dengan menggunakan rumus eta yaitu 0,76-0,81. Hasil tersebut
memiliki nilai korelasi yang cukup tinggi, yang berarti memiliki
hubungan yang cukup kuat. Artinya, faktor social-ekonomi yang penulis
ambil sebagai indikator memiliki hubungan yang cukup kuat untuk
mendorong anak usia sekolah berpartisipasi dalam kegiatan wisata di
Pantai Carita.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di kawasan wisata Pantai Carita ini
merupakan kawasan yang terdapat potensi wisata yang cukup banyak. Dan
masih banyak fenomena-fenomena geosfer yang terdapat di daerah
84
dengan baik dan diadakan perkembangan, maka hal tersebut dapat
mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
1. Setelah melakukan peneitian di kawasan Pantai Carita, kawasan ini
memiliki potensi alam yang sangat baik dimanfaatkan sebagai
potensi pariwisata. Dengan mengelola kawasan-kawasan yang belum
di manfaatkan dengan baik, maka kawasan Pantai Carita akan lebih
menarik. Selain itu, perlu diadakannya perkembangan di kawasan
ini. Perkembangan ini di khususkan dalam bidang fasilitas,
aksesibilitas, jenis objek wisata atau atraksi-atraksi yang disuguhkan
agar lebih baik dan menarik dari saat ini.
2. Pantai merupakan salah satu macam fenomena geosfer, yang dikaji
dalam ilmu geografi. Dalam penelitian ini, pantai masuk kedalam
jenis-jenis pariwisata yang terdapat di Kecamatan Carita. oleh karena
itu, penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih
menghubungkan jenis-jenis pariwisata yang lain terhadap
aspek-aspek kehidupan yang lainnya.
3. Untuk pemerintah baik daerah maupun pusat agar lebih
memperhatikan dalam kegitan yang di lakukan di kawasan wisata
Pantai Carita. Dalam hal ini, partisipasi masyarakat dsangat
diperlukan. Jika perlu pemerintah mengadakan penyuluhan agar
masyarakat sekitar dapat lebih maksimal mendukung dan ikut
berpartisipasi dalam kegiatan wisata yang ada di daerah tersebut
tetapi dengan tidak melibatkan anak usia sekolah. Dan di berikan
pengertian kepada orang tuanya agar tidak memperbolehkan anak
usia sekolah ikut berpartisipasi dalam kegiatan wisata di
waktu-waktu sekolah. Jika hal tersebut tidak berhasil, pemerintah dapat
mengadakan razia-razia anak usia sekolah yang masih membandel
85
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Bina Aksara.
Badan Pusat Statistik. (2012). Provinsi Banten Dalam Angka. Serang : BPS.
Badan Pusat Statistik. (2012). Kabupaten Pandeglang Dalam Angka. Kabupaten
Pandeglang : BPS.
Badan Pusat Statistik. (2012). Kecamatan Carita Dalam Angka. Kabupaten
Pandeglang : BPS.
Badan Pusat Statistik. (2012). Statistik Daerah Kecamatan Carita 2012.
Kabupaten Pandeglang : BPS.
Badan Pusat Statistik. (2008). Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2006-2007.
Jakarta : BPS.
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. (2012). Database Kabupaten
Pandeglang. Kabupaten Pandeglang : BAPPEDA.
Davis, K. dan Newstrom, J.M. (1989). Perilaku Organisasi. Jakarta : Erlangga.
Demartoto, Argyo. (2009). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Wisata
Alam Air Terjun Jumog, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten
Karanganyar. Dalam Laporan Penelitian. Surakarta : Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik.
Hasan, Iqbal. (2004). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta : Bumi
Aksara.
Karyono, A. Hari. (1997). Kepariwisataan I (Mengurai tentang istilah-istilah
pariwisata sampai dengan definisi serta kebijaksanaan kinerja). Jakarta :
86
Koentjoroningrat. (1974). Kebudayaan, Mentalitet, dan Pembangunan. Jakarta :
Gramedia.
Marpaung, Happy. (2002). Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta.
Marpaung, Happy. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung : Alfabeta.
Maryani, E. (2000). Pengantar Geografi Pariwisata. Bandung : IKIP
Parma, I Putu Gede. (2011). Faktor-Faktor Pendorong Partisipasi Masyarakat
Dalam Festival Pesona Pulau Serangan di Kota Denpasar. Dalam Jurnal
Perhotelan dan Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya
Volume 1, No.2, Desember 2011 ISSN: 208-8155, Halaman: 18-29.
Pasaribu, I.L. dan Simanjuntak, B. (1986). Sosiologi Pembangunan. Bandung :
Tarsito.
Pinata, I Gede. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi.
Prayogo, MJ. (1967). Pengantar Pariwisata Indonesia. Jakarta : Direktorat
Jendral Pariwisata Departemen Perhubungan.
Sastropoetro, S. (1986). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam
Pembangunan Nasional. Bandung : Alumni.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung :
Alfabeta.
Sumaatmadja, Nursid. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis
Keruangan. Bandung : Alumni.
Suwantono, Gamal. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi.
Tika, Moh. Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Bandung : Bumi
Aksara.
Undang-Undang No.9 Tahun 1990 Pasal 1. Tentang Pengertian Objek dan Daya
87
Undang-Undang No.10 Tahun 2009. Tentang Pengertian Pariwisata.
Undang No.22 Tahun 1999 yang Telah Disempurnakan dan
Undang-Undang No.32 Tahun 2004. Tentang Pemerintah Daerah.
Undang Undang Dasar 1945 Beserta Amandemennya (Pasal 31 Ayat 2). Tentang
Pendidikan.