• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PARTISIPASI ANAK USIA SEKOLAH DI KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PARTISIPASI ANAK USIA SEKOLAH DI KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS : 1782/UN.40.2.4/PL/2013

HUBUNGAN ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PARTISIPASI ANAK USIA SEKOLAH

DI KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Geografi

Oleh :

DINA MAHARDIANAWATI

0901891

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNUVERSITAS PENDIDIKANINDONESIA

(2)

HUBUNGAN ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PARTISIPASI ANAK USIA SEKOLAH

DI KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG

Oleh

Dina Mahardianawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengentahuan Sosial

© Dina Mahardianawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

DINA MAHARDIANAWATI 0901891

HUBUNGAN ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PARTISIPASI ANAK USIA SEKOLAH DI KAWASAN

WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG

Disetujui Dan Disahkan Oleh Pembimbing:

PEMBIMBING I,

Prof.Dr.H. Darsihardjo, MS. NIP. 19620921 198603 1 005

PEMBIMBING II,

Drs. Asep Mulyadi, M.Pd NIP. 19620902 199001 1 001

Diketahui oleh,

Ketua Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI

(4)
(5)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PARTISIPASI ANAK USIA SEKOLAH DI KAWASAN

WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG

Oleh

DINA MAHARDIANAWATI (0901891)

Hingga saat ini pariwisata merupakan salah satu bidang yang dominan dalam pembentukan daya tarik dan citra suatu negara. Potensi wisata pantai adalah wisata yang paling banyak ditemukan di negara Indonesia. Pantai Carita salah satunya. Partisipasi masyarakat merupakan salah satu faktor pendorong keberhasilan pariwisata. Di kawasan wisata Pantai Carita, bukan hanya masyarakat dalam usia dewasa saja yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan wisata, bahkan anak usia sekolah pun ikut serta. Kegiatan tersebut dilakukan di waktu mereka seharusnya bersekolah, terdapat beberapa anak yang sengaja membolos hanya untuk ikut berpartisipasi. Bahkan seriusnya, ada anak usia sekolah yang memutuskan untuk berhenti sekolah. Sebagaimana yang terjadi, hal inilah yang menjadi dorongan penulis untuk meneliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif. Lima desa di Kecamatan Carita yang berada di sepanjang garis pantai menjadi sampel wilayah. Sedangkan sampel penduduk, diambil 100 orang secara proporsional dari lima desa dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Observasi lapangan, wawancara, studi literature, dan studi dokumentasi merupakan langkah-langkah dari teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. Setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul, kemudian data-data tersebut dianalisis menggunakan analisis presentase, dan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel penelitian digunakan analisis koefisien korelasi eta. Dari hasil penelitian dengan menggunakan langkah-langkah diatas, diperoleh bahwa hubungan kondisi social ekonomi terhadap partisipasi anak usia sekolah dalam kegiatan wisata di kawasan wisata Pantai Carita memiliki nilai korelasi yang cukup tinggi dan hubungan yang cukup kuat yaitu antara 0,76-0,81. Maka, faktor social ekonomi seperti pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan motivasi memiliki hubungan yang cukup kuat untuk menjadi alasan anak usia sekolah berpartisipasi dalam kegiatan wisata di kawasan wisata Pantai Carita.

(6)

ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN SOCIOECONOMIC CONDITIONS PARENTS AGAINST PARTICIPATION A SCHOOL-AGE CHILD IN THE AREA OF

TOURISM CARITA BEACH THE COAST DISTRICT PANDEGLANG

By :

DINA MAHARDIANAWATI (0901891)

Until now, tourism is one of the field that is dominant in the formation of attraction and the image of a country. Tourism potential beach is the most frequently found in negara indonesia. Carita beach one of them. Community participation is one of the driving factors for the success of tourism. In tourism area carita beach, not just people in adult age course that participated in tourism activity, even a school-age child was intervene. Activity was conducted in time they are supposed to go to school, there are some kid who deliberately play truant only to participate. Even serious, there's a school-age child who decided to quit school. As what happened, these matters become the impulse writer for the research.The methods used in this research is descriptive and verifikatif method. Five villages in carita sub-district which are located along the line of coast being samples area. While a sample of the population taken 100 people in a proportional manner of five village with uses the technique simple random sampling. Field observations, interviews, literature studies, and study the documentation for the steps of data collection techniques in the study. Having accumulated the data needed, then the data analysis using analysis percentage and to know a relationship between two variables research used analysis a correlation coefficient eta.Hence, factors social economy as income families, the level of education and motivation have ties powerful enough to be the reason a school-age child participate in an activity of tourism in tourism area coast carita.

(7)

DAFTAR ISI

2. Pengembangan Daya Tarik Wisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism) ... 11

5. Faktor Penghambat dan Pendorong Partisipasi ... 19

6. Tingkat Partisipasi ... 19

7. Partisipasi Masyarakat Terhadap Daya Tarik Wisata... 20

8. Partisipasi Masyarakat Terhadap Pendidikan ... 20

C. Dampak yang Ditimbulkan oleh Aktifitas Pariwisata ... 22

1. Dampak Sosial Ekonomi ... 22

2. Dampak Sosial Budaya... 24

3. Dampak Lingkungan ... 26

D. Kerangka Pemikiran ... 26

(8)

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

2. Analisis Koefisien Korelasi Menggunakan Rumus Korelasi Eta ... 39

C. Kondisi Sosial-Ekonomi Daerah Penelitian ... 50

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 50

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur ... 52

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 53

5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 54

D. Gambaran Umum Daya Tarik Wisata Pantai Carita ... 55

E. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hubungan Antara Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Motivasi Berpartisipasi Anak Usia Sekolah Dalam Kegiatan Wisata di Kawasan Wisata Pantai Carita Kabupaten Pandeglang ... 61

1. Usia Responden ... 61

2. Tingkat Pendidikan Responden ... 62

(9)

4. Pendapatan Keluarga Responden ... 65

5. Lama Partisipasi Anak Usia Sekolah dalam Perkembangan Pariwisata ... 65

6. Hubungan Antara Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Motivasi Berpartisipasi Anak Usia Sekolah dalam Kegiatan Wisata di Kawasan Wisata Pantai Carita Kabupaten Pandeglang ... 66

a. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Tingkat Keterlibatan Anak Usia Sekolah ... 66

b. Hubungan Antara Jenis Mata Pencaharian Orang Tua Dengan Keterlibatan Anak Usia Sekolah ... 69

c. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Keterlibatan Anak Usia Sekolah ... 71

d. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Keterlibatan Anak Usia Sekolah ... 74

e. Hubungan Antara Tingkat Motivasi dengan Keterlibatan Anak Usia Sekolah ... 76

7. Sintesis ... 78

BAB V KESIMPULAN ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 88

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Populasi Penelitian di Kecamatan Carita ... 29

3.2 Jumlah Penduduk Usia Sekolah di Kecamatan Carita ... 30

3.3 Sampel Penduduk di Kawasan Wisata Pantai Carita ... 33

3.4 Kriteria Penilaian Skor Pada Analisis Presentasi ... 38

3.5 Parameter Analisis Korelasi ... 40

4.1 Daftar Beserta Luas Desa di Kecamatan Carita ... 43

4.2 Curah Hujan Kecamatan Carita Tahun 2011 ... 44

4.3 Letak Geografis dan Ketinggian Desa di Kecamatan Carita ... 46

4.4 Penggunaan Lahan Kecamatan Carita ... 47

4.5 Penduduk Kecamatan Carita Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

4.6 Angka Sex Ratio di Kecamatan Carita ... 52

4.7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur di Kecamatan Carita ... 52

4.8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 54

4.9 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 55

4.10 Aktifitas-Aktifitas yang Dapat Dilakukan di Sekitar Daya Tarik Wisata 57 4.11 Jenis Barang yang Dapat Dibeli di Sekitar Kawasan Wisata ... 58

4.12 Fasilitas-Fasilitas Yang Terdapat di Sekitar Kawasan Pantai Carita ... 59

4.13 Jalur-Jalur Untuk Mencapai Daya Tarik Wisata Pantai Carita ... 60

4.14 Jenis Angkutan Yang Dapat Dipakai Menuju Kawasan Wisata Pantai Carita... 61

4.15 Usia Responden ... 62

4.16 Tingkat Pendidikan Responden... 63

(11)

4.18 Mata Pencaharian Responden ... 64

4.19 Mata Pencaharian Orang Tua Responden ... 64

4.20 Tingkat Pendapatan Keluarga Responden ... 65

4.21 Lama Partisipasi Yang Dilakukan Anak Usia Sekolah ... 66

4.22 Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Tingkat Keterlibatan Anak Usia Sekolah di Sekitar Kawasan Wisata Pantai Carita ... 67

4.23 Hasil Perhitungan Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Tingkat Keterlibatan Anak Usia Sekolah Menggunakan Rumus Eta ... 68

4.24 Hubungan Antara Jenis Mata Pencaharian Orang Tua dengan Keteribatan Anak Usia Sekolah ... 70

4.25 Hasil Perhitungan Hubungan Antara Jenis Mata Pencaharian Orang Tua dengan Keteribatan Anak Usia Sekolah Menggunakan Rumus Eta ... 71

4.26 Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Keterlibatan Anak Usia Sekolah ... 72

4.27 Hasil Perhitungan Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Keterlibatan Anak Usia Sekolah Menggunaka Rumus Eta ... 73

4.28 Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Keterlibatan Anak Usia Sekolah ... 74

4.29 Hasil Perhitungan Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Keterlibatan Anak Usia Sekolah Menggunakan Rumus Eta ... 75

4.30 Hubungan Antara Tingkat Motivasi Dengan Keterlibatan Anak Usia Sekolah ... 77

(12)

DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR

Bagan Halaman

2.1 Alur Pemikiran Penelitian ... 27

3.1 Variabel X dan Y ... 35

Gambar Halaman 3.1 Peta Sampel Penelitian Kecamatan Carita ... 31

4.1 Peta Administratif Kecamatan Carita... 42

4.2 Peta Jenis Tanah di Kecamatan Carita ... 48

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepariwisataan adalah salah satu bidang yang dominan dalam

pembentukan daya tarik dan citra suatu bangsa. Negara Republik Indonesia

merupakan negara kepulauan dan salah satu negara yang dilalui garis

khatulistiwa. Oleh karena itu, Indonesia memiliki sumberdaya yang

melimpah. Menurut Blinden dalam Maryani (2011:1) yang dimaksud

sumberdaya adalah segala sesuatu yang ada dalam geosystem yang bernilai

bila diolah dan digunakan oleh manusia. Seperti flora, fauna, kerajinan

tangan, sejarah, budaya, dan lain sebagainnya. Dan Indonesia juga memiliki

garis pantai yang cukup panjang dan besar. Inilah yang menjadi salah satu

potensi kepariwisataan di Negara Indonesia. Khususnya wisata pantai.

Pantai adalah salah satu bentukan geografis yang terdiri dari pasir,

terdapat di daerah pesisir laut dan menjadi batasan antara daratan dan perairan

laut. Pada umumnya suatu daerah yang berada di kondisi ini, memanfaatkan

potensi tersebut sebagai suatu kawasan wisata. Selain banyak menyimpan

sumberdaya alam dan potensi pariwisata, di sekitar garis pantai pun menjadi

tempat tinggal dan tempat mencari nafkah bagi masyarakat sekitar. Dalam

pariwisata peran serta masyarakat sekitar sangat diperlukan, baik sebagai

subjek yang berkaitan langsung dalam pengelolaan kawasan wisata maupun

sebagai objek yang menarik wisatawan untuk berkunjung.

Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten yang berada di

provinsi Banten, dan berada di ujung paling barat pulau Jawa. Kabupaten ini

terletak di antara 6⁰00’ 00” LS - 7⁰4’ 00” LS dan 105⁰0’ 00” BT - 106⁰13’

33” BT. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.194.425 Ha dengan jumlah penduduk 1.162.123 jiwa. Batas administrasi kabupaten Pandeglang antara

lain:

(14)

2

Selatan : Samudra Indonesia

Barat : Selat Sunda

Timur : Kabupaten Lebak

Secara geologi, wilayah Kabupaten Pandeglang termasuk kedalam zona

Banten. Sedangkan jika dilihat dari topografi daerah Kabupaten Pandeglang

memiliki variasi ketinggian antara 0 – 1.778 m di atas permukaan laut (dpl).

Sebagian besar topografi daerah Kabupaten Pandeglang adalah dataran

rendah di bagian Tengah dan Selatannya yang memiliki luas 85,07% dari luas

keseluruhan Kabupaten Pandeglang ( ± 1.866.797,3 Ha).

Kabupaten Pandeglang memiliki sector unggulan berupa pertanian,

perikanan, perkebunan, pertambangan serta pariwisata. Pariwisata pantai

merupakan sector yang paling banyak terdapat di wilayah ini. Pantai Carita

merupakan salah satu pantai yang ada di Kabupaten Pandeglang. Pada

Kawasana Pengembangan Fungsional Wisata Provinsi Banten, Pantai Carita

merupakan kawasana pantai barat setelah Anyer dan Tanjung Lesung.

Pantai Carita memiliki garis pantai kurang lebih 20 Km berbatasan

kecamatan Cinangka di Kabupaten Serang, berada di kawasan Selat Sunda

dengan kondisi alam yang sangat dipengaruhi oleh lautan Hindia. Panorama

Pantai Carita sangat indah, dan banyak para wisata datang untuk menikmati

keindahan pantai ini. Gunung Krakatau juga dapat terlihat dari kawasan ini.

Dengan adanya kawasan wisata Pantai Carita, banyak peluang

terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Baik sebagai

pengelola, pengurus, dan lain sebagainya. Untuk mendukung hal tersebut,

masyarakat sekitar seharusnya memiliki tingkat pendidikan yang sesuai

dengan kebutuhan, yaitu baik untuk mengelola maupun untuk

mengembangkan kawasan wisata Pantai Carita. Dan merujuk dari salah satu

factor utama keberhasilan pembangunan di suatu negara adalah cukup

tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas. Merujuk pada amanat

UUD 1945 beserta amandemennya (pasal 31 ayat 2) maka melalui jalur

pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM

(15)

3

kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengecap pendidikan

terutama kelompok usia sekolah (usia 7-24 tahun). Oleh karena itu, agar

pembangunan kawasan wisata Pantai Carita berhasil maka diperlukan

masyarakat yang sadar pendidikan.

Partisipasi masyarakat dalam pariwisata merupakan salah satu factor

pendorong keberhasilan pariwisata. Di kawasan wisata Pantai Carita sebagian

besar pengelola, pengurus bahkan pedagang yang terdapat di kawasan ini

berasal dari masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar kawasan wisata

Pantai Carita tersebut. Bukan hanya masyarakat di usia dewasa saja yang

berpartisipasi dalam hal ini, bahkan anak usia sekolah pun ikut berpartisipasi.

Contohnya dengan cara menjadi penjual jasa penyewaan tikar, penyewaan

ban, penjual souvenir, tukang parkir, dan lain sebagainya. Beberapa anak

melakukan kegiatan tersebut di jam-jam setelah kegiatan utama mereka

selesai yaitu bersekolah, adapun anak usia sekolah yang sengaja membolos

untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, bahkan seriusnya ada anak

usia sekolah yang memutuskan untuk berhenti sekolah hanya untuk ikut

berpartisipasi.

Berdasarkan pemaparan diatas, fenomena tersebut menarik untuk

diteliti agar diketahui secara pasti faktor social-ekonomi apa sajakah yang

mendorong anak usia sekolah melakukan hal tersebut yang terjadi di kawasan

wisata Pantai Carita serta adakah hubungan yang signifikan antara

faktor-faktor tersebut dengan partisipasi yang dilakukan anak usia sekolah di

kawasan wisata Pantai Carita tersebut. Kemudian peneliti berharap dapat

menghasilkan berbagai rekomendasi yang dapat digunakan sebagai masukan

terhadap masyarakat setempat untuk mendorong perkembangan wisata Pantai

Carita.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka fokus

permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

(16)

4

2. Faktor social-ekonomi apa sajakah yang mendorong anak usia sekolah

berpartisipasi dalam kegiatan wisata Pantai Cartita?

3. Bagaimanakah hubungan antara kondisi sosial ekonomi terhadap

motivasi anak usia sekolah untuk berpartisipasi dalam kegiatan wisata di

kawasan wisata pantai Carita?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini dan berdasarkan

rumusan masalah diatas, adalah :

1. Mengidentifikasi kondisi daya tarik wisata Pantai Carita saat ini.

2. Menganalisis faktor social-ekonomi apa saja yang mendorong anak usia

sekolah berpartisipasi dalam kegiatan wisata Pantai Carita.

3. Menganalisis hubungan antara kondisi sosial ekonomi terhadap motivasi

berpartisipasi anak usia sekolah dalam kegiatan wisata di kawasan wisata

pantai Carita.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini dapat menghasilkan manfaat praktis, yaitu

sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat yang berada di sekitar daerah

wisata Pantai Carita.

2. Sebagai bahan masukan bagi pengelola wisata Pantai Carita.

3. Sebagai informasi bagi pembangunan Kecamatan Carita Kabupaten

Pandeglang.

4. Sebagai informasi bagi penelitian berikutnya yang berhubungan dengan

(17)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian berlokasi di kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang Provinsi

Banten. Wilayah kecamatan Carita secara Geografis terletak antara 060 13’ 00” LS- 060 21’ 00” LS dan 1050 49’ 00” BT – 1050 56’ 00” BT, dan luas daerah 36,55 km2. Kecamatan Carita berjarak 48,3 km dari Kecamatan

Pandeglang sebagai ibu kota Kabupaten Pandeglang dan memiliki batas

administrasi, sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Serang

Sebelah Selatan : Kecamatan Labuan

Sebelah Barat : Selat Sunda

Sebelah Timur : Kecamatan Jiput

Kecamatan Carita secara administrasi terdiri dari 10 desa, 56 RW dan

172 RT. Desa Sukajadi merupakan desa terkecil di Kecamatan ini, dengan luas

1,25 km2, sedangkan desa Carita merupakan desa yang terbesar di Kecamatan

ini, dengan luas 6,18 km2 dari luas wilayah Kecamatan Carita adalah 36,55

km2.

B. Populasi dan Sampel

Secara administratif wilayah kecamatan Carita meliputi 10 desa yang

tersebar tidak merata secara lebih jelas dapat di lihat pada Tabel 3.1

Berdasarkan Tabel 3.1, maka peneliti mengambil populasi dan sampel

sebagai berikut adalah:

1. Populasi

Dalam pengumpulan data dan menganalisa data langkah yang

penting adalah menentukan populasi karena populasi merupakan sumber

(18)

29

Tabel 3.1 Populasi Penelitian di Kecamatan Carita

No Desa Luas Wilayah (Ha) Jumlah Penduduk

1 Pejamben 4,13 4.048

Kecamatan Carita Dalam Angka,BPS Kab.Pandeglang 2012

Arikunto (2002:108) mengemukakan “populasi adalah keseluruhan objek yang berada di daerah penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2006:55) Populasi adalah, “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dari penelitian ini terbagi menjadi dua macam populasi,

antara lain:

a. Populasi wilayah, yaitu meliputi seluruh kawasan wisata Pantai

Carita Kabupaten Pandeglang. Wilayah yang menjadi tempat

penelitian meliputi 1 kecamatan, yaitu Kecamatan Carita.

b. Populasi penduduk, yaitu seluruh masyarakat atau penduduk yang

tinggal di sekitar kawasan wisata Pantai Carita Kabupaten

Pandeglang yang terdapat di 5 Desa di Kecamatan Carita.

2. Sampel

(19)

30

mewakili ini diambil dari keseluruhan sifat-sifat atau generalisasi yang ada pada populasi dan harus mewakili sampel”. Sedangkan menurut Tika (2005:24) “sampel adalah bagian dari objek atau individu-individu yang mewakili populasi”. Tabel 3.2 dapat dilihat jumlah penduduk usia sekolah yang terdapat di 10 desa Kecamatan Carita, adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2

Sumber :Kecamatan Carita Dalam Angka BPS Kab.Pandeglang 2012

Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan menggunakan

teknik Simple Random Sampling. Yaitu dengan cara pengambilan anggota

sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada dalam populasi tersebut, ini menurut Sugiyono (2009:64).

Adapun yang menjadi sampel di dalam penelitian ini adalah terdiri dari 2

macam sampel, antara lain :

a. Sampel wilayah dalam penelitian ini terdiri dari 5 dari 10 desa di

Kecamatan Carita yang mewakili dari seluruh karakter populasi yang

terdekat dengan objek wisatanya. Yaitu desa Pejamben, desa

Banjarmasin, desa Carita, desa Sukajadi, dan desa Sukarame. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1.

(20)

31

Ga

mbar

3.1 P

eta Sampe

l

P

ene

li

ti

an Ke

ca

m

atan Ca

(21)

32

Sampel manusia dalam penelitian ini di ambil dengan cara stratified

random sampling. Yaitu pengambilan sampel dengan cara membuat

penggolangan populasi menurut ciri-ciri geografi tertentu dan setelah

itu ditentukan jumlah sampel dengan sistem pemilihan secara acak.

Banyaknya sampel yang diambil dari 5 desa yang menjadi sampel

wilayah dihitung dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu:

Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Proses kelonggaran ketidaktelitian yang masih dapat

ditoleransi (0-10%)

1 = Konstanta

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diketahui N = 5.614

(Jumlah penduduk usia sekolah dari lima desa yang menjadi sampel)

dan e = 10 %. Maka hasilnya adalah sebagai berikut:

Hasil dari perhitungan di atas didapat 99,9 responden. Maka

jumlah responden yang diambil dari lima sampel desa adalah 100

(dibulatkan) sampel. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam perhitungan

dibawah ini :

1) Desa Pejamben memiliki jumlah penduduk usia sekolah

sebanyak 1.207 penduduk, sehingga perhitungannya yaitu :

(22)

33

2) Desa Banjarmasin memiliki jumlah penduduk usia sekolah

sebanyak 975 penduduk, sehingga perhitungannya yaitu :

Jadi sampel penduduknya yang diambil

sebanyak 17 orang.

3) Desa Carita memiliki jumlah penduduk usia sekolah sebanyak

987 penduduk, sehingga perhitungannya yaitu :

Jadi sampel penduduk yang diambil sebanyak 18 orang.

4) Desa Sukajadi memiliki jumlah penduduk usia sekolah sebanyak

936 penduduk, sehingga perhitungannya yaitu :

Jadi sampel penduduk yang diambil sebanyak 17 orang.

5) Desa Sukarame memiliki jumlah penduduk usia sekolah

sebanyak 1.509 penduduk, sehingga perhitungannya yaitu :

Jadi sampel penduduk yang diambil

sebanyak 27 orang.

Jumlah sampel penduduk dari 5 desa yang akan diambil dalam

penelitian ini sebanyak 100 orang dan tertera pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Sampel Penduduk

di Kawasan Wisata Pantai Carita No. Nama Desa Jumlah Sampel

Penelitian ini berjudul “HUBUNGAN ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI TERHADAP MOTIVASI BERPARTISIPASI ANAK USIA

SEKOLAH DALAM KEGIATAN WISATA DI KAWASAN WISATA

(23)

34

penafsiran dari judul tersebut dapat menimbulkan kesimpulan lain dari peneliti

dan pembaca. Maka, penulis perlu adanya batasan-batasan yang dicantumkan

di dalam definisi oprasional. Adalah sebagai berikut:

1. Keadaan Sosial Ekonomi

Keadaan social ekonomi dalam penelitian ini adalah keadaan

dimana kehidupan suatu keluarga di bidang social dan ekonominya.

Yang dapat mendorong anak-ank usia sekolah ikut berpartisipasi dalam

kegiatan wisata Pantai Carita. Dalam penelitian ini yang termasuk

kedalam keadaan social ekonomi suatu keluarga adalah tingkat

pendapatan keluarga, jenis mata pencaharian orang tua, tingkat

pendidikan orang tua, tingkat pendidikan anak usia sekolah itu sendiri,

dan tingkat motivasi.

2. Partisipasi Anak Usia Sekolah

Partisipasi adalah kemauan seseorang untuk membantu dalam

segala kegiatan dengan kemampuan sendiri dan tidak disertai adanya

pengorbanan, baik pengorbanan kepentingan sendiri maupun kepentingan

masyarakat. Partisipasi dalam penelitian ini menyangkut keterlibatan

anak usia sekolah. Disini partisipasi yang dimaksud adalah keterlibatan

anak usia sekolah dalam kegiatan wisata di kawasan wisata Pantai Carita.

Peneliti mengambil beberapa hal yang mencangkup partisipasi anak usia

sekolah anatara lain sebagai pedagang, penjual jasa, bertani, pembuat

kerajinan bahkan tidak terlibat sama sekali.

D. Variabel Penelitian

Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lainnya (Hatch dan Farhady,1981). Adapun yang

berpendapat bahwa variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Arikunto: 1996). Penelitian ini memiliki 2 variabel,

yaitu variabel independen (x) dan variabel dependen (y). Variabel independen

(24)

35

atau timbulnya variabel dependen. Dan variabel dependen adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen.

Variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan 3.1.

Bagan 3.1 Variabel X dan Y

Variabel X Variabel Y

E. Metode Penelitian

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

memperoleh data penelitian. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan

adalah metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif menurut Tika

(2005:6) adalah metode yang mengarahkan pada pengungkapan suatu masalah

atau keadaan dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun

kadang-kadang diberi interpretasi dan analisis. Dalam penggunaan metode ini

diharapkan dapat mengungkapkan dan mengkaji masalah yang berhubungan

dengan dampak daya tarik wisata pantai carita, sedangkan jika pada

pelaksanaannya metode yang digunakan adalah metode survey.

Metode survey menurut Tika (2005:9) adalah suatu metode penelitian

yang bertujuan untuk mengumpulkan jumlah besar data berupa variabel, unit

atau individu dalam waktu yang bersamaan. Metode ini bertujuan untuk

mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk menganalisis hubungan antara

perkembangan daya tarik wisata pantai carita dengan tingkat pendidikan anak Partisipasi Anak

 Tingkat pendidikan orang tua

 Tingkat pendidikan anak usia

sekolah

(25)

36

usia sekolah. Setelah data-data yang dibutuhkan terpenuhi, dalam mengolah

data tersebut menggunakan metode verifikatif.

Metode verifikatif adalah metode pengujian hipotesis yang telah peneliti

jabarkan, apakah ada hubungan atau tidak suatu variabel dengan variabel

lainnya. Metode ini bertujuan untuk menguji data-data yang diperoleh. Apakah

terdapat hubungan atau tidak pada data-data tersebut.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hal yang paling penting dalam

suatu penelitian, karena tujuannya adalah mendapatkan data-data yang

diperlukan sesuai masalah yang di teliti. Dalam hal ini, peneliti menggunakan

alat pengumpul data yang dikenal dengan instrumen data. Dalam penelitian ini

teknik dan instrument penelitian dalam proses pengumpulan data menggunakan

teknik sebagai berikut:

1. Observasi Lapangan

Menurut Sumaatmadja (1981:105) “observasi lapangan pada dasarnya merupakan pengetahuan hasil pengumpulan data, fakta dan kenyataan dilapangan”. Observasi ini memiliki ciri yang cukup spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara

dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner hanya terikat dengan

orang yang bersangkutan, tetapi observasi tidak sebatas orang, tetapi

juga pada objek-objek alam lainnya.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila

berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam.

Dalam penelitian iniobervasi digunakan untuk melihat bagaiman

sikap dan prilaku generasi muda yang tinggal di sekitar objek wisata

Pantai Carita.

2. Wawancara

Menurut Sumaatmadja (1981:106) “teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang membantu dan

(26)

37

teknik observasi”. Teknik ini dilakukan secara langsung dari responden, penduduk sekitar, dan bisa juga dari aparat pemerintahan

setempat. Dengan menggunakan teknik ini, diharapkan dapat

memperoleh data yang akurat dan benar. Sehingga dapat membantu

dan melengkapi data yang diperoleh dari teknik observasi.

3. Studi Literatur

Studi literature merupakan cara pengambilan data dari

berbagai konsep yang relevan dengan penelitian yang dilakukan

dengan cara mempelajari buku-buku, informasi, hasil penelitian,

laporan jurnal, atrikel dan media masa yang berkaitan dengan

masalah yang dibahas , baik pendapatnya sebagai dasar teori maupun

sebagai pembanding dalam pemecahan masalah ini.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data-data

yang dapat menunjang penelitian, bisa diperoleh dari internet, atau

dokumentasi yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian. Metode

ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder seperti keadaan

geologi, geomorfologi, dan penggunaan lahan, yaitu dengan cara

mempelajari dokumentasi-dokumentasi dan literatur-literatur yang

ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

G. Analisis Data

Menurut Patton (1980) dalam Hasan (2004:29) analisis data adalah

proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,

katagori, dan suatu uraian dasar. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang

digunakan adalah sebagai berikut :

a. Analisis Presentase

Dalam penelitian ini, teknik analisis yang dipergunakan adalah

teknik analisis presentase. Analisis ini digunakan untuk mendapatkan

(27)

38

wawancara, dengan kata lain peneliti dapat mengetahui kecenderungan

jawaban responden. Analisis ini menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P : Presentase

f : Frekuensi setiap kategori jawaban

n : Seluruh responden

100 : Bilangan konstanta

Untuk mengetahui jawaban responden, peneliti menggunakan angka

indeks untuk membandingkan suatu objek atau data baik yang bersifat

factual maupun berkembang. Criteria tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Skor

NO. Presentase Skor Kriteria

1. 0 Tidak ada

2. 1-24 Sebagian kecil

3. 25-49 Kurang dari setengahnya

4. 50 Setengahnya

5. 51-74 Lebih dari setengahnya

6. 75-99 Sebagian besar

7. 100 Seluruhnya

Sumber : Kontjaraningrat, 1990.

Berdasarkan Tabel 3.4 maka :

a. Jika hasil presentase didapatkan 0, maka kriteria penilaian jawaban

yaitu tidak ada responden yang menjawab jawaban tersebut.

b. Jika hasil presentase didapatkan 1-24, maka kriteria penilaian jawaban

yaitu sebagian kecil responden yang menjawab jawaban tersebut.

c. Jika hasil presentase didapatkan 25-49, maka kriteria penilaian

jawaban yaitu kurang dari setengahnya responden yang menjawab

jawaban tersebut.

d. Jika hasil presentase didapatkan 50, maka kriteria penilaian jawaban

yaitu setengahnya responden yang menjawab jawaban tersebut.

(28)

39

e. Jika hasil presentase didapatkan 51-74, maka kriteria penilaian

jawaban yaitu lebih dari setengahnya responden yang menjawab

jawaban tersebut.

f. Jika hasil presentase didapatkan 75-99, maka kriteria penilaian

jawaban yaitu sebagian besar responden yang menjawab jawaban

tersebut.

g. Jika hasil presentase didapatkan 100, maka kriteria penilaian jawaban

yaitu seluruh responden yang menjawab jawaban tersebut.

b. Analisis Koefisien Korelasi Menggunakan Rumus Korelasi Eta (η)

Koefisien Korelasi digunakan untuk mengukur derajat hubungan ,

kekuatan hubungan, dan bentuk atau arah hubungan. Untuk menyatakan

besar kecilnya nilai korelasi digunakan angka. Angka yang menyatakan

besar kecilnya hubungan (korelasi) disebut dengan koefisien korelasi (r)

yang dapat bergerak antara -1 dan +1. (Tika :2005).

Apabila r = 1, maka hubungan sempurna positif

r = -1, maka hubungan sempurna negative

-1 < r < 0 = maka hubungan moderat negative

0 < r < 1 = maka hubungan moderat positif

Untuk memperoleh nilai korelasi, maka peneliti menggunakan rumus

korelasi Eta (

η

). Koefisien ini digunakan pada analisis korelasi sederhana

untuk variabel nominal dengan variabel interval/ rasio dan didasarkan

kepada asumsi tertentu mengenai data yang dapat di gunakan. Rumus yang

biasa digunakan adalah sebagai berikut:

√ ∑

(29)

40

Keterangan :

N1 dan N2 : Sampel 1 dan sampel 2

t : Rata-rata dari seluruh sampel kelompok 1 dan 2

Σ t

2

: Jumlah kuadrat kedua buah sampel

1 dan 2 : Rata-rata tiap kelompok

Maka diperoleh hasil sebagai parameter hubungan (korelasi) kedua

variabel tersebut. Parameter untuk menyatakan besar kecilnya korelasi

(Tika: 2005) dapat dilihat dalam tabel 3.5 :

Tabel 3.5

Parameter Analisis Korelasi

KD Parameter

0,90 – 1,00 Hubungan sangat tinggi

0,78 – 0,89 Hubungan tinggi

0,64 – 0,77 Hubungan sedang

0,46 – 0,63 Hubungan rendah

0,00 – 0,45 Hubungan sangat rendah

(30)

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil yang diperoleh oleh peneliti dan hasil analisis mengenai

hubungan anatara kondisi social ekonomi terhadap partisipasi anak usia

sekolah dalam kegiatan wisata di kawasan wisata Pantai Carita, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Pantai Carita merupakan salah satu dari beberapa daya tarik wisata yang

dimiliki oleh Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. Pantai Carita

telah lama menjadi kawasan wisata yang banyak di kunjungi oleh

wisatawan. Kawasan wisata Pantai Carita memiliki garis pantai sekitar

20 km, yang membentang dari desa Pejamben hingga desa Sukanagara.

Selain wisata pantai yang dapat dinikmati, di kawasan ini juga terdapat

daya tarik lain yaitu Curug Kendang. Seperti yang telah di tetapkan

berdasarkan SK Menteri Pertanian No.440/kpts/UM/1978 pada tanggal

15 juli 1978 sebagai Taman Wisata Alam. Sebagai mana kawasan wisata

lainnya, di sekitar Pantai Carita pun terdapat fasilitas-fasilitas yang dapat

mendukung kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh pengunjung.

Contohnya terdapat hotel untuk para pengunjung menginap, toko

souvenir untuk para pengunjung membeli oleh-oleh, kedai makanan dan

minuman, masjid, taman bermain, dan lain sebagainya. Untuk sampai ke

kawasan wisata Pantai Carita terdapat 3 jalur yang dapat di tempuh. Jalur

yang tercepat sampai daerah tujuan yaitu melalui kota Pandeglang

kemudian Kecamatan Mandalawangi dan Kecamatan Carita. Dan kondisi

jalannya sangat bagus. Tetapi untuk sampai ke kawasan wisata Pantai

Carita ini, belum banyak alat transportasi umum. Para pengunjung

biasanya menggunakan kendaraan pribadi, bis pariwisata bahkan motor.

2. Adanya kawasan wisata di suatu daerah merupakan sesuatu hal yang

dapat di manfaatkan masyarakat sekitar untuk meningkatkan

(31)

83

pengurus, pedagang, dan penyewaan jasa di kawasan wisata tersebut.

Bukan hanya masyarakat yang pada umumnya berusia dewasa saja yang

dapat memanfaatkan dan berpartisipasi di kawasan wisata ini, anak usia

sekolah pun seharusnya dapat memanfaatkannya. Misalnya dengan

menggunakan kawasan wisata ini sebagai tempat bermain di saat

kegiatan utamanya selesai (sekolah), sebagai bahan pembelajaran, dan

lain sebagainya. Pada kenyataannya di lapangan anak usia sekolah yang

pergi ke kawasan wisata ini memanfaatkannya untuk bekerja, yang

seharusnya di lakukan oleh masyarakat usia dewasa. Seriusnya, beberapa

anak usia sekolah tersebut melakukannya di waktu mereka seharusnya

berada di sekolah. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi anak usia

sekolah melakukan kegiatan tersebut. Faktor ekonomi dan social yang

paling dominan mereka jawab sebagai alasan mereka melakukan

kegiatan tersebut. Antara lain yaitu pendapatan keluarga yang kurang

mencukupi, tingkat pendidikan anak usia sekolah itu sendiri dan orang

tuanya, dan dorongan (motivasi) baik dari diri sendiri maupun dari

lingkungannya.

3. Setelah penulis memperhitungkan hubungan antara kondisi social

ekonomi terhadap motivasi anak usia sekolah untuk berpartisipasi dalam

kegiatan wisata di kawasan wisata Pantai Carita. Maka diperoleh nilai

hubungan dengan menggunakan rumus eta yaitu 0,76-0,81. Hasil tersebut

memiliki nilai korelasi yang cukup tinggi, yang berarti memiliki

hubungan yang cukup kuat. Artinya, faktor social-ekonomi yang penulis

ambil sebagai indikator memiliki hubungan yang cukup kuat untuk

mendorong anak usia sekolah berpartisipasi dalam kegiatan wisata di

Pantai Carita.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di kawasan wisata Pantai Carita ini

merupakan kawasan yang terdapat potensi wisata yang cukup banyak. Dan

masih banyak fenomena-fenomena geosfer yang terdapat di daerah

(32)

84

dengan baik dan diadakan perkembangan, maka hal tersebut dapat

mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.

1. Setelah melakukan peneitian di kawasan Pantai Carita, kawasan ini

memiliki potensi alam yang sangat baik dimanfaatkan sebagai

potensi pariwisata. Dengan mengelola kawasan-kawasan yang belum

di manfaatkan dengan baik, maka kawasan Pantai Carita akan lebih

menarik. Selain itu, perlu diadakannya perkembangan di kawasan

ini. Perkembangan ini di khususkan dalam bidang fasilitas,

aksesibilitas, jenis objek wisata atau atraksi-atraksi yang disuguhkan

agar lebih baik dan menarik dari saat ini.

2. Pantai merupakan salah satu macam fenomena geosfer, yang dikaji

dalam ilmu geografi. Dalam penelitian ini, pantai masuk kedalam

jenis-jenis pariwisata yang terdapat di Kecamatan Carita. oleh karena

itu, penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih

menghubungkan jenis-jenis pariwisata yang lain terhadap

aspek-aspek kehidupan yang lainnya.

3. Untuk pemerintah baik daerah maupun pusat agar lebih

memperhatikan dalam kegitan yang di lakukan di kawasan wisata

Pantai Carita. Dalam hal ini, partisipasi masyarakat dsangat

diperlukan. Jika perlu pemerintah mengadakan penyuluhan agar

masyarakat sekitar dapat lebih maksimal mendukung dan ikut

berpartisipasi dalam kegiatan wisata yang ada di daerah tersebut

tetapi dengan tidak melibatkan anak usia sekolah. Dan di berikan

pengertian kepada orang tuanya agar tidak memperbolehkan anak

usia sekolah ikut berpartisipasi dalam kegiatan wisata di

waktu-waktu sekolah. Jika hal tersebut tidak berhasil, pemerintah dapat

mengadakan razia-razia anak usia sekolah yang masih membandel

(33)

85

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Bina Aksara.

Badan Pusat Statistik. (2012). Provinsi Banten Dalam Angka. Serang : BPS.

Badan Pusat Statistik. (2012). Kabupaten Pandeglang Dalam Angka. Kabupaten

Pandeglang : BPS.

Badan Pusat Statistik. (2012). Kecamatan Carita Dalam Angka. Kabupaten

Pandeglang : BPS.

Badan Pusat Statistik. (2012). Statistik Daerah Kecamatan Carita 2012.

Kabupaten Pandeglang : BPS.

Badan Pusat Statistik. (2008). Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2006-2007.

Jakarta : BPS.

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. (2012). Database Kabupaten

Pandeglang. Kabupaten Pandeglang : BAPPEDA.

Davis, K. dan Newstrom, J.M. (1989). Perilaku Organisasi. Jakarta : Erlangga.

Demartoto, Argyo. (2009). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Wisata

Alam Air Terjun Jumog, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten

Karanganyar. Dalam Laporan Penelitian. Surakarta : Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik.

Hasan, Iqbal. (2004). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta : Bumi

Aksara.

Karyono, A. Hari. (1997). Kepariwisataan I (Mengurai tentang istilah-istilah

pariwisata sampai dengan definisi serta kebijaksanaan kinerja). Jakarta :

(34)

86

Koentjoroningrat. (1974). Kebudayaan, Mentalitet, dan Pembangunan. Jakarta :

Gramedia.

Marpaung, Happy. (2002). Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta.

Marpaung, Happy. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung : Alfabeta.

Maryani, E. (2000). Pengantar Geografi Pariwisata. Bandung : IKIP

Parma, I Putu Gede. (2011). Faktor-Faktor Pendorong Partisipasi Masyarakat

Dalam Festival Pesona Pulau Serangan di Kota Denpasar. Dalam Jurnal

Perhotelan dan Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya

Volume 1, No.2, Desember 2011 ISSN: 208-8155, Halaman: 18-29.

Pasaribu, I.L. dan Simanjuntak, B. (1986). Sosiologi Pembangunan. Bandung :

Tarsito.

Pinata, I Gede. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi.

Prayogo, MJ. (1967). Pengantar Pariwisata Indonesia. Jakarta : Direktorat

Jendral Pariwisata Departemen Perhubungan.

Sastropoetro, S. (1986). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam

Pembangunan Nasional. Bandung : Alumni.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung :

Alfabeta.

Sumaatmadja, Nursid. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis

Keruangan. Bandung : Alumni.

Suwantono, Gamal. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi.

Tika, Moh. Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Bandung : Bumi

Aksara.

Undang-Undang No.9 Tahun 1990 Pasal 1. Tentang Pengertian Objek dan Daya

(35)

87

Undang-Undang No.10 Tahun 2009. Tentang Pengertian Pariwisata.

Undang No.22 Tahun 1999 yang Telah Disempurnakan dan

Undang-Undang No.32 Tahun 2004. Tentang Pemerintah Daerah.

Undang Undang Dasar 1945 Beserta Amandemennya (Pasal 31 Ayat 2). Tentang

Pendidikan.

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Usia Sekolah
+5

Referensi

Dokumen terkait

Angka ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Banyumas PDRB per kapita relatif merata dalam hal pendapatan per kapita bila dibandingkan daerah yang lebih tinggi yaitu

Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia juga mengalami peningkatan, pada skor dasar memperoleh rata-rata nilai hasil belajar sebesar 48,38 dengan

(1) Kepemilikan saham oleh pihak asing pada Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal,Penyelenggara Jasa Akses Internet (Internet Service Provider/ ISP), dan Lembaga Penyiaran

Dengan menggunakan metode sistem pakar, diharapkan kemampuan seorang pakar yang ahli dalam masalah kesehatan, khususnya mengenai penyakit pada tulang (dalam hal ini adalah

Dari data hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya program satu kecamatan satu milyar mitra binaan dapat menstabilkan kondisi ekonomi kelurganya melalui usaha yang

Timor Lorosa’e pada waktunya, seharusnya diijinkan untuk memisahkan diri dari Indonesia, bila itu memang kehendak rakyatnya…meskipun secara tersirat, Amien Rais, masih

Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) merupakan salah satu persyaratan yang harus diikuti oleh siswa dalam menyelesaikan pendidikannya di jenjang Sekolah Menengah

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2007, Masalah Hipertensi di Indonesia, Dirjen Pengendalaian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan;2010.. Gauthier B, Edelmann CMJr,