Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP MOTORIK KASAR ANAK TAMAN KANAK-KANAK
(Penelitian Kuasi Eksperimen di PAUD Az-Zahra Kelas B Kota Cimahi Tahun
Pelajaran 2012-2013)
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
oleh
Santika Ratna Wulan 0802273
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Santika Ratna Wulan, 2013
PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP MOTORIK KASAR ANAK TAMAN KANAK-KANAK
(Penelitian Kuasi Eksperimen di PAUD Az-Zahra Kelas B Kota Cimahi Tahun
Pelajaran 2012-2013)
Oleh
Santika Ratna Wulan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas
Ilmu Pendidikan
© Santika Ratna Wulan 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP MOTORIK KASAR ANAK TAMAN KANAK-KANAK
(Penelitian Kuasi Eksperimen di PAUD Az-Zahra Kelas B Kota Cimahi Tahun
Pelajaran 2012-2013)
Oleh:
Santika Ratna Wulan 0802273
Disetujui dan disahkan oleh:
Penguji I
Hj. Cucu Eliyawati, M. Pd
Penguji II
Dr. Aan Listiana, M.Pd NIP. 19701022 199802 2 001 NIP. 19720803 200112 2 001
Penguji III
Yenni Rachmawati, M.Pd
Penguji IV
Dr. Ocih Setiasih, M,Pd NIP. 19730308 200003 2001 NIP. 19600707 198601 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Santika Ratna Wulan, 2013
LEMBAR PENGESAHAN
SANTIKA RATNA WULAN 0802273
PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP MOTORIK KASAR ANAK TAMAN KANAK-KANAK
(Penelitian Kuasi Eksperimen di PAUD Az-Zahra Kelas B Kota Cimahi Tahun
Pelajaran 2012-2013)
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. Dian Budiana, M.Pd NIP. 19770629 200212 1 002
Pembimbing II
dr.Nur Faizah Romadhona, M.Kes NIP. 19701129 200312 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP MOTORIK KASAR ANAK TAMAN KANAK - KANAK
SANTIKA RATNA WULAN 0802273
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh brain gym terhadap motorik kasar anak taman kanak – kanak di PAUD Az – Zahra kelas B. Fokus penelitian adalah (1)Bagaimana motorik kasar anak kelas B di PAUD Az- Zahra sebelum diterapkannya Brain Gym?(2)Bagaimana motorik kasar anak kelas B di PAUD Az- Zahra sesudah diterapkannya Brain Gym?(3)apakah ada peningkatan motorik kasar yang signifikan pada anak kelas B di PAUD Az- Zahra setelah diterapkannya Brain Gym?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh Brain Gym terhadap peningkatan motorik kasar Anak Usia Dini dan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui motorik kasar anak usia dini sebelum penerapan Brain Gym., untuk mengetahui motorik kasar anak usia dini setelah penerapan Brain Gym dan untuk mengetahui peningkatan motorik kasar anak usia dini setelah penerapan Brain Gym.
Penelitian ini menggunakan medote kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian adalah 10 anak kelompok B di PAUD Az-Zahra. Analisis data diperoleh melalui hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Tahapan dalam penelitian kuasi eksperimen ini yaitu dengan melakukan pre-test dan post-test dikelompok eksperimen dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan yang signifikan sedangkan pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode brain gym mengalami peningkatan. Sumbangan efektif terhadap kelompok eksperimen adalah sebesar 61,6 %. Rekomendasi untuk guru adalah hendaknya dapat menggunakan berbagai kegiatan yang bervariasi dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga tidak terjadi kejenuhan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Santika Ratna Wulan, 2013
ABSTRACT
THE IMPACT OF BRAIN-GYM ON TODDLERS’ GROSS MOTOR MOVEMENT
SANTIKA RATNA WULAN
The present study aims at investigating the impact of brain-gym on toddlers’ gross otor movement in Az-Zahra Preschool Class B. The foci of the present study are (1) How is the gross motor movement of the toddlers in Class B of Az-Zahra Preschool before the treatment of brain gym? (2) How is the gross motor movement of the toddlers in Class B of Az-Zahra Preschool after the treatment of brain gym? (3) Is there any significant improvement of the toddlers in Class B of Az-Zahra Preschool after the treatment of brain-gym?
The purpose of the present study is to acquire description about the impact of brain-gy o toddlers’ gross motor movement. The more specific purposes are to know the gross motor movement before and after the treatment, as well as the improvement of the movement.
i
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, tidak lupa shalawat serta salam semoga selamanya tetap tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW, para sahabatnya dan para pengikutnya.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk membahas mengenai “PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP MOTORIK KASAR ANAK TAMAN
KANAK - KANAK”. Hal ini dikarenakan mengingat betapa pentingnya pengembangan motoric kasar kepada anak sejak usia dini agar memiliki pengetahuan untuk bekal di masa yang akan datang dan pada tingkat pendidikan selanjutnya yang lebih tinggi.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya, penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Bandung, Juni 2013
ii
Santika Ratna Wulan, 2013
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak………..……….
Kata Pengantar………..
Daftar Isi……….
Daftar Tabel………...
Daftar Gambar………..
Daftar Diagram...
Daftar Grafik ……….
Daftar Lampiran...
BAB I Pendahuluan………...
A. Latar Belakang Penelitian……… B. Rumusan Masalah………...
C. Tujuan Penelitian……….
D. Manfaat Penelitian………...……….... E. Struktur Organisasi Skripsi………... BAB II Landasan Teori
A. Motorik Kasar
1. Pengertian motorik ... 2. Pengertian motorik kasar………... 3. Unsur –unsur motorik kasar ………. 4. Fungsi pengembangan motorik kasar kasar ... 5. Karakteristik perkembangan motorik kasar anak usia 5 – 6 tahun... B. Brain Gym
1. Pengertian Brain Gym……….…………. 2. Manfaat dari Brain Gym……….………. 3. Macam – macam gerakan Brain Gym ………. BAB III Metode Penelitian
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian………...
1. Lokasi Penelitian………
2. Populasi Penelitian………. 3. Sampel Penelitian
B. Metode dan Desain Penelitian……….…………. C. Variabel Penelitian………..…..…………
1. Variabel Bebas. ……….……….…... 2. Variabel Terikat ……….…………... D. Definisi Operasional Variabel……….…...…………... 1. Motorik kasar ………...….. 2. Brain Gym………...
E. Instrumen Penelitian……….
F. Prosedur Penelitian………... G. Alur Penelitian... H. Teknik pengumpulan data ... I. Analisis Instrumen... J. Teknik Analisis Data ...
iii
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak
K. Hipotesis Penelitian...……… BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian……….
B. Pembahasan………..
BAB V Simpulan dan Rekomendasi
A. Simpulan………...………..
B. Rekomendasi……….………
Daftar Pustaka Lampiran-lampiran Riwayat Hidup
iv
Santika Ratna Wulan, 2013
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Sampel Penelitian
2. Tabel 3.2 Desain Kuasi-eksperimen 3. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen
4. Tabel 3.4 Instrumen Kecerdasan Kinestetik
5. Tabel 3.5 Hasil Validitas item pedoman observasi 6. Tabel 3.6 Uji reabilitas instrument
7. Tabel 3.7 Skor Maksimal 8. Tabel 3.8 Skor Minimal 9. Tabel 3.9 Rentang Skor 10.Tabel 3.10 Interval Skor
11.Tabel 3.11 Kriteria Profil Tingkat Motorik kasar Anak
12.Tabel 4.1 Hasil Pretest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Sebelum Diterapkan Brain Gym pada Kelompok Kontrol
13.Tabel 4.2 Hasil Pretest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Sebelum Diterapkan Brain Gym pada Kelompok Eksperimen
14.Tabel 4.3 Hasil Pretest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Kelompok Kontrol Pada Aspek koordinasi
15.Tabel 4.4 Hasil Pretest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Kelompok Eksperimen Pada Aspek Koordinasi
16.Tabel 4.5 Hasil Pretest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Kelompok Kontrol Pada Aspek Keseimbangan
17.Tabel 4.6 Hasil Pretest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Kelompok Eksperimen Pada Aspek Keseimbangan
18.Tabel 4.7 Hasil Pretest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Kelompok Kontrol pada Aspek Kekuatan
19.Tabel 4.8 Hasil Pretest Motorik kasar Kelompok Eksperimen Pada Aspek Kekuatan
20.Tabel 4.9 Hasil Pretest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Kelompok Kontrol pada Aspek Fleksibilitas
21.Tabel 4.10 Hasil Pretest Motorik kasar Kelompok Eksperimen Pada Aspek Fleksibilitas
22.Tabel 4.11 Hasil Pretest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Kelompok Kontrol Pada Aspek Kecepatan
23.Tabel 4.12 Hasil Pretest Motorik kasar Kelompok Eksperimen Pada Aspek Kecepatan
24.Tabel 4.13 Hasil Posttest Keseluruhan Motorik kasar anak PAUD Az - Zahra Pada Kelompok Kontrol
25.Tabel 4.14 Hasil Posttest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Sesudah Diterapkan Brain gym pada Kelompok Eksperimen
26.Tabel 4.15 Hasil Posttest Motorik kasar anak Kelompok Kontrol Pada Aspek Koordinasi
27.Tabel 4.16 Hasil Posttest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Kelompok Eksperimen Pada Aspek Koordinasi
v
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak
28.Tabel 4.17 Hasil Posttest Motorik kasar Kelompok anak Kontrol Pada Aspek Keseimbangan
29.Tabel 4.18 Hasil Postest Motorik kasar anak Kelompok Pada Aspek Keseimbangan
30.Tabel 4.19 Hasil Posttest Motorik kasar Kelompok Kontrol Pada Aspek Kekuatan
31.Tabel 4.20 Hasil Posttest Motorik kasar Kelompok Eksperimen Pada Aspek Kekuatan
32.Tabel 4.21 Hasil Posttest Motorik kasar Kelompok Kontrol Pada Aspek Fleksibilitas
33.Tabel 4.22 Hasil Posttest Motorik kasar Kelompok Eksperimen Pada Aspek Fleksibilitas
34.Tabel 4.23 Hasil Posttest Motorik kasar Kelompok Kontrol Pada Aspek Kecepatan
35.Tabel 4.24 Hasil Posttest Motorik kasar Kelompok Eksperimen Pada Aspek Kecepatan
36.Tabel 4.25 Uji Normalitas Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 37.Tabel 4.26Uji Homogenitas
38.Tabel 4.27 Uji Normalitas Variabel Gain
39.Tabel 4.28 Uji Hipotesis dengan Metode U Mann-Whitney 40.Tabel 4.29 Sumbangan Efektif terhadap Kelompok Eksperimen
vi
Santika Ratna Wulan, 2013
DAFTAR GAMBAR
vii
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak DAFTAR DIAGRAM
1. Diagram 4.1 Hasil Pretest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Sebelum Diterapkan Brain Gym pada Kelompok Kontrol
2. Diagram 4.2 Hasil Pretest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Kelompok Kontrol Pada Aspek koordinasi
3. Diagram 4.3Hasil Pretest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Kelompok Kontrol Pada Aspek Keseimbangan
4. Diagram 4.4 Hasil Pretest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Kelompok Kontrol pada Aspek Kekuatan
5. Diagram 4.5 Hasil Pretest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Kelompok Kontrol pada Aspek Fleksibilitas
6. Diagram 4.6 Hasil Pretest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Kelompok Kontrol Pada Aspek Kecepatan
7. Diagram 4.7 Hasil Pretest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Sebelum Diterapkan Brain Gym pada Kelompok Eksperimen 8. Diagram 4.8 Hasil Pretest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra
Kelompok Eksperimen Pada Aspek Koordinasi
9. Diagram 4.9 Hasil Pretest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Kelompok Eksperimen Pada Aspek Keseimbangan
10.Diagram 4.10 Hasil Pretest Motorik kasar Kelompok Eksperimen Pada Aspek Kekuatan
11.Diagram 4.11 Hasil Pretest Motorik kasar Kelompok Eksperimen Pada Aspek Fleksibilitas
12.Diagram 4.12 Hasil Pretest Motorik kasar Kelompok Eksperimen Pada Aspek Kecepatan
13.Diagram 4.13 Hasil Posttest Keseluruhan Motorik kasar anak PAUD Az - Zahra Pada Kelompok Kontrol
14.Diagram 4.14 Hasil Posttest Motorik kasar anak Kelompok Kontrol Pada Aspek Koordinasi
15.Diagram 4.15 Hasil Posttest Motorik kasar Kelompok Kontrol Pada Aspek Keseimbangan
16.Diagram 4.16 Hasil Posttest Motorik kasar Kelompok Kontrol Pada Aspek Kekuatan
17.Diagram 4.17 Hasil Posttest Motorik kasar Kelompok Kontrol Pada Aspek Fleksibilitas
18.Diagram 4.18 Hasil Posttest Motorik kasar Kelompok Kontrol Pada Aspek Kecepatan
19.Diagram 4.19 Hasil Posttest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra Sesudah Diterapkan Brain gym pada Kelompok Eksperimen 20.Diagram 4.20 Hasil Posttest Motorik kasar anak PAUD Az -Zahra
Kelompok Eksperimen Pada Aspek Koordinasi
21.Diagram 4.21 Hasil Postest Motorik kasar anak Kelompok Eksperimen PAUD Az -Zahra Pada Aspek Keseimbangan
22.Diagram 4.22 Hasil Posttest Motorik kasar Kelompok Eksperimen Pada Aspek Kekuatan
viii
Santika Ratna Wulan, 2013
23.Diagram 4.23 Hasil Posttest Motorik kasar Kelompok Eksperimen Pada Aspek Fleksibilitas
24.Diagram 4.24 Hasil Posttest Motorik kasar Kelompok Eksperimen Pada Aspek Kecepatan
ix
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 hasil pretes dan posttest kelompok kontrol dan kelompok
x
Santika Ratna Wulan, 2013
DAFTAR LAMPIRAN 1. S.K Pengangkatan dosen pembimbing
2. Kartu bimbingan
3. Rencana Kegiatan Harian (RKH) Penelitian 4. Kisi – kisi Instrumen Penelitian
5. Surat keterangan kepala Sekolah PAUD Az-Zahra 6. Data hasil pretest dan posttest penelitian
1
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak usia dini merupakan masa keemasan atau masa golden ages dimana pada usia ini anak dapat menyerap semua rangsangan dengan baik. Pada masa ini perkembangan serta pertumbuhan anak jika dirangsang dengan maksimal, maka pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut akan tumbuh dan berkembang dengan baik juga. Pada masa keemasan ini hendaknya perkembangannya jangan terlewatkan, karena berapapun banyaknya kecerdasan yang dicapai seorang individu setelah masa keemasan terlewat, maka tidak akan mengalami peningkatan lagi atau dengan kata lain tidak mengalami kebermaknaan karena kapabilitas kecerdasan manusia terjadi sekitar 4-6 tahun dengan persentase 50% dan ketika umur 8 tahun telah mencapai 80% (Muslihuddin dan Agustin, 2008).
Usia emas atau golden ages disebut sebagai masa kritis perkembangan atau critical period pada saat ini stimulasi yang spesifik dibutuhkan anak. Pada saat golden ages, perkembangan anak sangat ditentukan oleh faktor genetik (nature) dan lingkungan (nurture). Ketika anak lahir telah Tuhan bekali dengan potensi genetis tetapi lingkungan memberi peran yang sangat besar dalam pembentukan sikap,kepribadian dan pengembangan kemampuan anak. Potensi genetis akan berkembang secara optimal jika mendapatkan stimulasi atau rangsangan secara maksimal (nurture). (Santrock :2004).
Santika Ratna Wulan, 2013
2
usia dini. Sehingga sekarang ini Pendidikan Anak Usia Dini diatur dalam Undang – Undang Pendidikan Indonesia no 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14 yang berbunyi:
“Pendidikan anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.”
Secara biologi ketika lahir semua bayi dalam keadaan tidak berdaya, kemudian berangsur-angsur berkembang dengan menunjukkan berbagai pola gerakan, tengkurap, berdiri, berjalan, dan kemudian berlari, bahkan pada usia remaja berkembang kemampuan berenang dan akrobatik. Kita tahu bahwa menggerakkan tubuh seperti olahraga secara teratur selain baik untuk tubuh juga baik untuk otak.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak dan kematangan syaraf. Otaklah yang mengendalikan setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot, memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik ini meliputi motorik kasar dan motorik halus anak.
Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dansebagainya (Sunardi dan Sunaryo, 2007). Menurut pendapat Saputra (2000) motorik kasar adalan kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot – otot besar. Menurut Sujiono (2005) motorik kasar adalah gerakan fisik yang melibatkan otot - otot besar seperti lengan, kaki dan leher. Menurut Rusli Lutan (1988: 93) mengatakan bahwa kemampuan motorik kasar adalah kapasitas seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu ketrampilan yang relatif melekat setelah masa kanak-kanak.
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak
3
pengamatan dan hasil informasi yang didapat dari pengelola, dapat diketahui bahwa masih sedikit variasi gerakan yang dilakukan untuk mengembangkan motorik kasar anak di PAUD tersebut. Kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan motorik kasar anak hanya olahraga yang bersifat konvesional dan penyedian ruang bermain outdoor, belum ada aktivitas yang khusus mengembangkan motorik kasar anak didik. Apabila motorik anak terhambat, maka akan mempengaruhi perkembangan sosial dan perkembangan emosi anak, pada saat dewasa anak bisa menjadi rendah diri dan hal ini sangat tidak menguntungkan bagi anak.
Melihat fakta yang terjadi seperti yang diuraikan di atas, sebagai tempat mendidik anak usia dini seharusnya menberi penanganan sedini mungkin. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengembangan motorik kasar anak dengan cara yang menyenangkan dan dapat membuat anak aktif berpatisipasi. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan motorik kasar dan juga menyenangkan bagi anak adalah brain gym.
Brain Gym adalah salah satu olahraga dan permainan yang
menggunakan anggota tubuh, berguna untuk melatih menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri serta dapat melatih perkembangan fisik motorik anak.
brain gym atau Educational Kinesialogy (edu-K) adalah aktifitas diri dan
gerakan untuk berlatih menyelaraskan fungsi belahan otak kanan dan kiri, otak bagian depan dan bagian belakang, otak atas dan otak bawah. (Gunawan, 2006).
Gerakan – gerakan brain gym yang dikembangkan oleh denisson diantaranya yaitu gerakan cross crawls, Lazie eight, coretan ganda, the
elephant, the owl, the active arm, luncur gravitasi, olengan pinggul, sakelar
otak, tombol bumi, hooks up, the thinking cap dan menguap berenergi. brain
gym bermanfaat pula untuk melatih fungsi keseimbangan dengan merangsang
Santika Ratna Wulan, 2013
4
dimensi Pemfokusan serta dimensi Pemusatan. Fungsi gerakan brain gym yang terkait dengan 3 dimensi otak tersebut adalah untuk (1) menstimulasi dimensi lateralitas; (2) meringankan dimensi pemfokusan; dan (3) merelaksasikan dimensi Pemusatan. Hasil penelitian Paul E Denisson yang dilakukan di sekolah yang ia dirikan mengatakan bahwa brain gym memiliki banyak manfaat diantaranya meningkatkan konsetrasi, meningkatan kebugaran serta meningkatkan keseimbangan tubuh bagian kanan dan kiri.(Dennison:2005)
Berdasarkan pernyataan dan uraian diatas serta melihat permasalahan yang terjadi pada TK tersebut, maka penulis menfokuskan kajian penelitian ini pada judul “ Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman
Kanak - Kanak.’
B. Rumusan Masalah
Berdasarkankan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana motorik kasar anak kelas B di PAUD Az- Zahra sebelum diterapkannya Brain Gym?
2. Bagaimana motorik kasar anak kelas B di PAUD Az- Zahra sesudah diterapkannya Brain Gym?
3. Apakah terdapat peningkatan motorik kasar yang signifikan pada anak kelas B di PAUD Az- Zahra setelah diterapkannya Brain Gym?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini terdiri atas dua bagian yaitu: 1. Tujuan Umum
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak
5
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui motorik kasar anak kelompok B sebelum penerapan
Brain Gym.
b. Untuk mengetahui motorik kasar anak kelompok B setelah penerapan
Brain Gym
c. Untuk mengetahui peningkatan motorik kasar anak kelompok B setelah penerapan Brain Gym.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh suatu informasi tentang pengaruh Brain Gym terhadap motorik kasar anak kelompok B 2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Memberikan wawasan dan pengalaman bagi diri peneliti dalam melakukan penelitian khususnya tentang pengaruh Brain Gym dalam motorik kasar anak kelompok B.
b. Bagi guru
Penerapan Brain Gym diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk guru dalam meningkatan motorik kasar anak kelompok B dalam hal ini siswa siswi didiknya.
c. Bagi Lembaga Pendidikan
Santika Ratna Wulan, 2013
6
E. Struktur Organisasi Skripsi
Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab yang rangkuman pembahasannya sebagai berikut :
1. Bab I pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
2. Bab II kajian teori
Bab ini membahas tentang kajian-kajian pustaka mengenai konsep Motorik kasar yang terdiri dari pengertian motorik kasar, unsur – unsur motorik kasar, fungsi pengembangan motorik kasar, karakteristik perkembangan motorik kasar anak usia 5-6 tahun dan Brain Gym yang terdiri dari pengertian Brain Gym, ,tujuan dan manfaat Brain Gym, macam – macam gerakan Brain Gym.
3. Bab III metode penelitian
Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk melalukan penelitian, yakni metode penelitian kuasi eksperimen.
4. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan
Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah yang di dapatkan dari penelitian yang dilakukan penulis selama berada di tempat penelitian. 5. Bab V Kesimpulan dan rekomendasi
20
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
Lokasi, populasi, dan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Az- Zahra yang berada di Jalan Tegal Kawung no. 36 RT 01 RW 08 Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi 40115.
2. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan dari karakteristik atau unit dari pengukuran yang menjadi unit penelitian (Sugiono, 2008: 117). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh anak kelas B di PAUD Az-Zahra dengan jumlah 25 anak.
3. Sampel Penelitian
Jumlah sampel penelitian pada masing-masing kelompok adalah 10 anak dari kelompok B1 (kelompok kontrol) dan 10 anak dari kelompok B2 (kelompok eksperimen). Penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di pilih secara tidak acak. Berikut rincian sampel penelitian di PAUD Az-Zahra.
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
No. Kelas Kelompok Jumlah
L P Total
1 B1 Eksperimen 6 4 10
2 B2 Kontrol 6 4 10
21
Santika Ratna Wulan, 2013
Penelitian ini dilakukan untuk mengujikan model pembelajaran yang dirancang oleh peneliti. Proses pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti yang dibantu oleh guru bantu. Untuk pelaksanaan proses pembelajaran di lapangan, peneliti menjadi guru kelas di kelompok eksperimen (menggunakan Brain gym) dan guru bantu menjadi guru kelas di kelompok kontrol (tidak menggunakan Brain gym).
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-experiment atau eksperimen semu. Desain ini digunakan untuk menjaga kealamian dari populasi dan sampel dengan harapan dapat memunculkan sikap atau perilaku yang alami juga. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar kelompok yang akan dijadikan sampel tidak dapat diubah kembali, karena keterbatasan jumlah dalam populasi tersebut. Seperti yang dinyatakan oleh Ali (1993 : 40) bahwa:
Kuasi eksperimen hampir mirip dengan eksperimen sebenarnya (murni), perbedaannya pada penggunaan subjek yaitu kuasi eksperimen tidak dilakukan penugasan random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang telah ada (intact group).
Pada control group pretest-posttest design ini, sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok diberi tes awal atau pretest untuk mengukur kondisi awal (P1) selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan (T) dan pada kelompok pembanding tidak diberi perlakuan. Sesudah selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai posttest (P2) (Arikunto, 2010:210).
22
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak
Pada desain kuasi-eksperimen dapat diterapkan pendekatan desain pretest dan posttest. Peneliti memberikan perlakuan terhadap kelompok eksperimen dan kontrol, mengelola pretest untuk kedua kelompok, melakukan kegiatan perlakuan eksperimental terhadap kelompok eksperimen saja, dan kemudian mengelola sebuah posttest untuk menilai perbedaan antara kedua kelompok.
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa desain penelitian quasi-eksperimen merupakan desain penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dalam hal ini, bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas brain gym terhadap variabel terikat, yaitu kecerdasan kinestetik.
Tabel 3.2 Desain Kuasi-eksperimen
Kelompok Pre-test Treatment Post-test
Eksperimen P1 T P2
Kontrol P1 - P2
(Arikunto, 2007:210) Keterangan:
P1 : Pretest P2 : Posttest
T : Perlakuan khusus (penerapan pendekatan kelas yang berpusat pada anak)
23
Santika Ratna Wulan, 2013
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat pengaruh dari suatu treatment, maka dalam penelitian ini ditetapkan dua variabel, yaitu 1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel penyebab/variabel independen, yaitu variabel yang mempengaruhi terhadap variabel terikat (Arikunto, 2006). Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah Brain Gym. Dalam penelitian ini Brain Gym merupakan treatment yang akan diberikan kepada subjek penelitian.
2. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel dependen/variabel tergantung yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Arikunto, 2006). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motorik kasar
D. Definisi Operasional Variabel 1. Motorik kasar
Motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak. Dalam hal ini termasuk keterampilan khusus seperti koordinasi, keseimbangan, kekuatan, fleksibilitas dan kecepatan.(Jamaris,2003)
2. Brain gym
Brain Gym atau Edu-K (Educational Kinesialogy) adalah aktifitas diri
24
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak E. Instrumen Penelitian
1. Kisi-kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Adapun langkah-langkah dalam menyusun format observasi dengan keterampilan proses sains ini adalah sebagai berikut:
a. Penulis menyusun dan membuat kisi-kisi instrumen penelitian;
b. Menyusun pedoman instrumen dengan mengacu pada kisi-kisi instrumen yang telah disusun sebelumnya;
c. Melakukan judgmen instrumen dengan berkonsultasi pada para ahli; d. Melakukan penyempurnaan terhadap pedoman instrumen (observasi); e. Menggunakan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya
untuk melakukan penelitian di lokasi penelitian;
f. Melaksanakan penelitian dan menggunakan instrumen dalam melaksanakan pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kontrol. Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen
Variabel Unsur - unsur Item Teknik
pengumpulan data Motorik
kasar
Koordinasi - Dapat menangkap bola
- Dapat memantulkan bola sambil berjalan lurus.
- Dapat melempar bola ke keranjang - Dapat menendang
25
Santika Ratna Wulan, 2013
Variabel Unsur - unsur Item Teknik
pengumpulan data bola dengan terarah
ke gawang.
- Dapat memasukkan air dari gelas ke dalam botol.
Keseimbangan - Dapat berdiri dengan 1 kaki selama 5 detik - Dapat berdiri jinjit
dengan seimbang - Dapat berjalan
dipapan titian 40cm dengan panjang 3m - Dapat melompat
dengan 2 kaki. - Dapat melompat
dengan 1 kaki (engkle)
Observasi dan studi dokumentasi
Kekuatan - Memanjat alat permainan panjatan setinggi 1m
- Berdiri dengan satu kaki dalam 10 detik atau lebih.
- Berdiri berjinjit dengan seimbang - Merangkak sejauh
3m
- Merayap sejauh 3 m
26
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak
Variabel Unsur - unsur Item Teknik
pengumpulan data Fleksibilitas - Dapat menyentuh
ujung tangan ke kaki tanpa
membengkokkan lutut.
- Memantulkan bola sambil memutar badan.
- Senam fantasi meniru gerakan
Observasi dan studi dokumentasi
Kecepatan - Berlari dengan stabil - Berlari cepat dan
jarang jatuh. - Melompat mundur
Observasi dan studi dokumentasi
27
[image:30.595.111.516.121.748.2]Santika Ratna Wulan, 2013
Tabel 3.4
Instrumen Motorik Kasar Nama anak :
Kelompok : Hari, Tanggal :
No. Indikator Hasil pengamatan Ket.
1 2 3 4 5 1 Anak dapat menangkap bola besar dengan
2 tangan
2 Anak dapat memantulkan bola sambil berjalan lurus.
3 Anak dapat melempar bola ke keranjang 4 Anak dapat menendang bola dengan
terarah ke gawang.
5 Anak dapat memasukkan air dari gelas ke dalam botol.
6 Anak dapat berdiri dengan 1 kaki selama 5 detik
7 Anak dapat berdiri jingjit selama 5 detik 8 Anak dapat berjalan dipapan titian 40cm 9 Anak dapat melompat dengan 2 kaki 10 Anak dapat melompat dengan 1 kaki
(engkle)
11 Anak dapat memanjat alat permainan panjatan setinggi 1m
12 Anak dapat berdiri dengan satu kaki dalam 10 detik atau lebih.
13 Anak dapat berdiri berjingjit dengan seimbang selama 10 detik
28
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak
No. Indikator Hasil pengamatan Ket.
1 2 3 4 5 15 Anak dapat merangkak sejauh 3 m
16 Anak dapat menyentuh ujung tangan ke kaki tanpa membengkokkan lutut 17 Anak dapat memantulkan bola sambil
memutar badan.
18 Anak dapat melakukan senam fantasi meniru gerakan
19 Anak dapat berlari dengan stabil
20 Anak dapat berlari cepat dan jarang jatuh 21 Anak dapat melompat mundur
Sumber: Permendiknas No.58 Tahun 2009
Keterangan:
1 = Sangat Kurang 2 = Kurang
3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sempurna
F. Prosedur Penelitian
Tahapan-tahapan yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini meliputi: studi pendahuluan, persiapan, pelaksanaan dan diakhiri dengan analisis hasil dan penyusunan laporan.
1. Studi Pendahuluan
29
Santika Ratna Wulan, 2013
2. Tahap Persiapan
Kegiatan persiapan pokok yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun teknik pembelajaran dan mempersiapkan instrumen penelitian. Penyusunan kegiatan pembelajaran dimulai dengan analisis materi. Kegiatan berikutnya adalah mengidentifikasi indikator-indikator setiap variabel dan penguasaan konsep materi yang tepat dan sesuai dengan teknik yang akan diajarkan. Pada tahap ini juga dilakukan studi kesesuaian antara hasil analisis materi dengan analisis indikator setiap variabel, dilanjutkan dengan membuat instrumen, ujicoba dan analisis.
3. Tahap Pelaksanaan
a. Menentukan kelas yang akan digunakan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
b. Mengadakan pretest terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tujuan pretest ini adalah sebagai data awal untuk melihat sejauhmana motorik kasar anak selama ini. Dalam proses belajar mengajar masing-masing kelompok mendapatkan perlakuan yang sama.
Pelaksanaan pretest dilakukan pada minggu pertama di bulan Februari yaitu pada tanggal 1-2 Februari 2013. Pada tanggal 1 dilakukan sebagian dari kegiatan yang akan diteskan dan pada tanggal 2 dilakukan kembali sisa dari kegiatan yang diteskan. Kegiatan ini dilakukan oleh kedua kelas secara bersamaan yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
30
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak
kegiatan selanjutnya, yaitu berdoa, sedangkan untuk kelas eksperimen, setelah berbaris, dilanjutkan dengan kegiatan treatment yaitu kegiatan
brain gym.
d. Mengadakan posttest pada kelas eksperimen dan kelompok kontrol Pada akhir penelitian, tes akhir diberikan untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian.
Pelaksanaan posttest dilakukan di minggu ke-2, yaitu pada tanggal 6 – 10 Maret 2013. Kegiatan ini dilakukan oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol kembali.
e. Mengolah dan menganalisa data hasil penelitian dengan menggunakan metode rating scale
.
4. Tahap Analisis dan Penyusunan Laporan
31
Santika Ratna Wulan, 2013
G. Alur Penelitian
[image:34.595.115.511.154.631.2]Alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada bagan berikut ini.
Gambar 3.1 Alur Penelitian StudiPendahuluan
Penyusunan materi dan instrument serta
uji coba dan Revisi Persiapan Penelitian
Menentukan Subjek Penelitian
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Pretest
Pembelajaran tanpa menggunakan Brain Gym Pembelajaran
menggunakan Brain gym
Posttest
Kesimpulan
32
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak H. Teknik Pengumpulan Data
1. Studi Dokumentasi
Dikatakan Sugiyono (2008: 329) bahwa:
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan dengan penelitian.
Dokumentasi dalam penelitian ini merupakan kumpulan informasi tentang arsip-arsip tertulis yang berkenaan kurikulum di lokasi penelitian. Dokumen dalam penelitian ini juga adalah catatan dan profil personel sekolah beserta siswa, rencana program, laporan perkembangan siswa, keadaan sekolah secara keseluruhan dan laporan perkembangan siswa secara berkala. Dokumen-dokumen tersebut dapat membantu menjelaskan aspek-aspek praktis yang terakumulasi selama penelitian.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah disusun sebelumnya. Peneliti mencatat hasil observasi sesuai dengan tratment yang dilakukan sesuai dengan komponen-komponen variabel penelitian.
33
Santika Ratna Wulan, 2013
Rating Scale adalah alat pengumpul data yang digunakan dalam
observasi untuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi (Depdikbud, 1975). Pengertian Rating Scale adalah salah satu alat untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi tentang sifat atau ciri-ciri tingkah laku yang ingin diselidiki yang harus dicatat secara bertingkat.
I. Analisis Instrumen a. Uji coba
Sebelum menggunakan instrumen penelitian, instrumen tersebut diuji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan di PAUD Teratai Merah. Hal ini dilakukan karena PAUD Teratai Merah mempunyai karakteristik kurikulum yang sama.
Instrumen penelitian yang diujicobakan pada penelitian ini sebanyak 21 item. Setelah dilakukan uji coba, maka instrumen tersebut dilakukan penyeleksian item dengan cara melihat nilai validitas hasil instrumen. Instrumen yang baik haruslah memenuhi dua persyaratan penting yaitu validitas dan reliabilitas (Arikunto, 2006:168).
b. Validitas
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto, 2007:167). Penilaian validitas dilakukan dengan membandingkan atau mengkorelasikan antara hal yang dinilai dengan kriterianya.
Untuk mengukur kecerdasan kinestetik anak diperlukan berupa pedoman observasi yang digunakan untuk mengetahui apakah pedoman observasi itu mempunyai validitas yang tepat, Menghitung validitas bertujuan untuk mengukur sejauhmana ketepatan subjek penelitian yang dilakukan.
34
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak
suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkatan akurasi suatu alat ukur. Suatu alat akur yang salah memiliki validitas rendah, begitupun sebaliknya.
Terdapat dua cara dalam pengujian validitas (Sugiyono, 2008) yaitu: a. Validitas Isi (Content Validity)
Untuk menguji validitas isi, digunakan pendapat dari ahli (judgement
expert). Yaitu berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur berlandaskan
pada teori tertentu. Instrumen yang telah dijudgement dan mendapatkan penilain cukup baik oleh para ahli di bidangnya maka dapat digunakan dalam melakukan penelitian.
b. Validitas Item (Item Validity)
Setelah dilakukan judgement oleh para ahli, maka instrument tersebut divalidasi item dengan cara diujicobakan. Dalam menguji validitas item, maka dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Pada setiap instrument baik tes maupun non tes terdapat butir-butir (item) pertanyaan atau pernyataan.
Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kevalidan atau kebenaran ítem-item soal dalam suatu instrumen sehingga layak digunakan untuk mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Formula yang akan digunakan untuk mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini adalah product moment coefficient dari Karl Pearson.
] ) ( ) ][( ) ( ) [( ) )( ( 2 2 2 2 y y x x y x xy n rxy (Bluman, 2001:468) Keterangan:
35
Santika Ratna Wulan, 2013
Y = skor total seluruh item n = jumlah responden
[image:38.595.117.512.233.621.2]Melalui bantuan program Microsoft Excel diperoleh hasil uji validitas instrumen penelitian sebagaimana ditampilkan tabel 3.5 dibawah ini.
Tabel 3.5
Hasil Validitas Item Pedoman Observasi Nomor
Item
rhitung ttabel Keterangan
1 0,610 0,3 Valid
2 0,380 0,3 Valid
3 0,194 0,3 Tidak Valid
4 0,705 0,3 Valid
5 0,697 0,3 Valid
6 0,497 0,3 Valid
7 0,610 0,3 Valid
8 0,497 0,3 Valid
9 0,896 0,3 Valid
10 0,748 0,3 Valid
11 0,246 0,3 Tidak Valid
12 0,745 0,3 Valid
13 0,407 0,3 Valid
14 0,398 0,3 Valid
15 0,380 0,3 Valid
16 0,830 0,3 Valid
17 0,509 0,3 Valid
18 0,582 0,3 Valid
19 0,748 0,3 Valid
20 0,896 0,3 Valid
21 0,544 0,3 Valid
36
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak c. Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur, meskipun dipakai secara berulang-ulang pada subjek yang sama atau berbeda. Sehingga suatu instrumen dikatakan reliabel jika mampu mengukur hasil secara konsisten.
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Artinya kapanpun alat pengumpul data tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Instrumen dalam penelitian ini diuji reliabilitasnya dengan menggunakan teknik koefisien Alpha-Chronbach. (Arikunto, 2010: 154).
(Arikunto, 2010:171) Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir instrumen ∑σb = varians total
Perhitungan uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan metode Alpha dari Cronbach dan dengan bantuan aplikasi SPSS 16.0 for
windows.
37
Santika Ratna Wulan, 2013
Tabel 3.6
Uji Reliabilitas Instrumen
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
.909 .911 19
Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh >0,60. Untuk n=10, maka nilai r tabel pada taraf signifikan (α)=0,05, adalah 0,632. 0,632>0,05 maka instrumen yang dipakai sangat reliabel.(Ghozali:2002)
J. Teknik Analisis Data
a. Profil Motorik kasar Anak
Langkah – langkah dalam membuat profil kemampuan motorik kasar anak sebelum dan sesudah penerapan brain gym adalah sebagai berikut
[image:40.595.113.511.160.706.2]1) Menentukan skor maksimal ideal yang diperoleh sampel Skor maksimal ideal = jumlah soal x skor tertinggi
Tabel 3.7 Skor Maksimal
Aspek Skor Maksimal Ideal Keseluruhan = 19 x 5 = 95
Koordinasi = 4 x 5 = 20 Keseimbangan = 5 x 5 = 25
Kekuatan = 4 x 5 = 20 Fleksibilitas = 3 x 5 = 15
38
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak
[image:41.595.118.509.175.633.2]2) Menentukan skor minimal ideal yang diperoleh sampel: Skor minimal ideal = jumlah skor x skor terendah
Tabel 3.8 Skor Minimal
Aspek Skor Minimal Ideal Keseluruhan = 19 x 1 = 19
Koordinasi = 4 x 1 = 4 Keseimbangan = 5 x 1 = 5
Kekuatan = 4 x 1 = 4 Fleksibilitas = 3 x 1 = 3
Kekuatan = 3 x 1= 3
3) Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel
Rentang skor = skor maksimal ideal – skor minimal ideal Tabel 3.9
Rentang Skor
Aspek Rentang skor
Keseluruhan = 95 – 19 = 76 Koordinasi = 20 – 4 = 16 Keseimbangan = 25 – 5 = 20 Kekuatan = 20 – 4 = 16 Fleksibilitas = 15 – 3 = 12
39
Santika Ratna Wulan, 2013
4) Mencari interval skor
[image:42.595.117.511.158.747.2]Interval Skor = rentang skor : 5 Tabel 3.10 Interval Skor
Aspek Interval skor
Keseluruhan = 76 : 5 = 15,2 Koordinasi = 16 : 5 = 3,2 Keseimbangan = 20 : 5 = 4
Kekuatan = 16 : 5 = 3,2 Fleksibilitas = 12 : 5 = 2,4 Kekuatan = 12 : 5 = 2,4
Berdasarkan langkah – langkah di atas, kemudian didapat kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.11
Kriteria Profil Tingkat Motorik Kasar Anak
Dimensi Kriteria Interval
Keseluruhan
Sangat baik 79,9 – 95.0
Baik 64,7 - 79.8
Cukup 49,5 – 64,6 Kurang 34,3 – 49,4 Sangat Kurang 19,0 - 34,2
Koordinasi
Sangat baik 16,9 – 20.0 Baik 13,7 – 16.8 Cukup 10,5 – 13.6 Kurang 7,3 – 10.4 Sangat Kurang 4.0 – 7.2
40
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak
Dimensi Kriteria Interval
Cukup 13,1 – 17,0 Kurang 9,1 – 13,0 Sangat Kurang 5.0 – 9,0
Kekuatan
Sangat baik 16,9 – 20.0 Baik 13,7 – 16.8 Cukup 10,5 – 13.6 Kurang 7,3 – 10.4 Sangat Kurang 4.0 – 7.2 Sangat baik 12,7 – 15.0 Baik 10.3 – 12.6 Fleksibilitas Cukup 7,9– 10,2
Kurang 5.5 – 7.8 Sangat Kurang 3.0 – 5.4
Kekuatan
Sangat baik 12,7 – 15.0 Baik 10.3 – 12.6 Cukup 7,9– 10,2 Kurang 5.5 – 7.8 Sangat Kurang 3.0 – 5.4
b. Uji Statistik
Sebelum menentukan teknik analisis statistik yang digunakan dalam suatu penelitian perlu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas ditujukan untuk memeriksa keabsahan sampel yang diterapkan dalam teknik statistik tertentu (Arikonto, 1997).
Teknik uji normalitas yang digunakan adalah one sampel kolmogorov
smirnov test, yaitu pengujian dua sisi yang dilakukan dengan
41
Santika Ratna Wulan, 2013
memenuhi kriteria distibusi normal. Apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari taraf signifikan, maka sebaran data penelitian adalah normal. Perhitungan uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS 16.0 for windows untuk pengujian terhadap data sampel tiap variabel. Uji normalitas adalah apabila signifikan (Sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal dan apabila signifikan (Sig) > 0,05, maka data berdistribusi normal. Dalam program SPSS 16 digunakan istilah
significance yang disingkat Sig untuk P-value, dengan kata lain P-value =
Sig.
K. Hipotesis Penelitian
Menenentukan hipotesis sangatlah penting karena hipotesis nantinya akan digunakan apakah penelitian tersebut ada pengaruh yang signifikan atau tidak. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh penerapan metode Brain Gym terhadap motorik kasar anak. Terlebih dahulu adalah membuat Ho dan Ha yang akan di uji pada α = 0,05, sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat Pengaruh yang signifikan antara penerapan brain gym terhadap peningkatan motorik kasar anak kelompok B PAUD Az-Zahra Ho : μd ≤ 0
74
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh brain gym terhadap motorik kasar anak PAUD Az- Zahra dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kondisi awal motorik kasar 10 anak (100%) kelompok eksperimen berada pada kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa motorik kasar anak kelompok B di PAUD Az- Zahra kemungkinan dikarenakan pembelajaran yang dilakukan lebih menekankan pada calistung, metode pembelajaran yang digunakan untuk menstimulasi motorik kasar kurang bervariasi dan pembelajaran lebih berpusat pada guru.
2. Setelah penggunaan brain gym pada proses pembelajaran, kemampuan motorik kasar anak kelompok B PAUD Az – Zahra mengalami peningkatan yang signifikan di kelompok eksperimen sedangkan pada kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan. Peningkatan yang dialami oleh anak yang menjadi subjek penelitian yaitu 10 anak yang kondisi awal atau saat pretest berada dalam kategori cukup setelah diberi treatmen brain gym pada saat posttest meningkat menjadi kategori baik atau 100% meningkat yaitu rata – rata meningkat menjadi 75.1 sedangkan pada kelompok kontrol hanya 65,5.
77
Santika Ratna Wulan, 2013
gerakan pada brain gym seperti gerakan silang tangan dan kaki dapat mengaktifkan indera kinestetik,gerakan luncur grafitasi dan gerakan gajah
dapat membantu dalam melatih fleksibilitas dan keseimbangan anak
menjadi lebih baik. Pada gerakan burung hantu dapat membantu
menghilangkan ketegangan pada tengkuk, otot dan bahu sehingga dapat
membuat rileks dan dapat melatih koordinasi dan kekuatan anak. Dengan
77
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang disimpulkan diatas, terdapat beberapa hal yang menjadi catatan sebagai bahan rekomendasi diantaranya:
1. Bagi Guru
a. Hendaknya guru dapat menstimulasi kecerdasan kinestetik melalui pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan kesempatan bagi anak melalui kegiatan yang menarik, salah satunya dapat melalui
brain gym.
b. Guru hendaknya melakukan pembelajaran yang berpusat pada anak (
child centred ) bukan berpusat pada guru ( techer centred ) sehingga
anak akan terlibat aktif dalam suatu kegiatan dan mereka dapat mengeksplor semua potensi yang ada pada dirinya.
c. Dalam melakukan kegiatan apapun hendaknya guru dapat menggunakan metode yang bervariatif dalam menstimulasi perkembangan anak, khususnya kecerdasan kinestetik anak.
d. Hendaknya guru dapat menggunakan berbagai macam aktifitas dan diantaranya dengan menggunakan brain gym.
2. Bagi Pengelola PAUD Az - Zahra
77
Santika Ratna Wulan, 2013
b. Pengelola PAUD Az - Zahra dapat mengikutsertakan pendidik untuk mengikuti pelatihan demi untuk meningkatkan profesionalisme pendidik.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian secara lebih mendalam lagi terhadap pengaruh brain gym terhadap aspek perkembangan yang lainnya.
Santika Ratna Wulan, 2013
Pengaruh Brain Gym Terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Agustin,M (2006). Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intellegencs) Usia Taman Kanak – Kanak. Tesis. PPS UPI: Tidak Diterbitkan. Agustin,M & Muslihuddin (2008). Mengenali dan Mengembangkan Potensi Kecerdasan
Jamak Anak Taman Kanak – Kanak/Raudhatul Athfal. Bandung : Rizqi Press.
Andri. (2012). Perkembangan Anak | Perkembangan Fisik, Motorik, Kognitif, Psikososial. [Online]. Tersedia di :Error! Hyperlink reference not valid. Juli 2012]
Armstrong, T (2003) Sekolah Para Juara (menerapkan Multipel Intelegence di Dunia
Pendidikan). Penerjemah: Yudhi Murtanto. Bandung: Penerbit Kaifa.
Arikunto, Suharsimi. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Renika Cipta.
Cohen, David. (2007). Olahraga Otak. Jakarta: Jabal.
Demuth, E., (2005). Brain Gym:Penuntun Senam Otak. Yayasan Kinesiologi Indonesian (tidak diterbitkan)
Dennison E. Paul, Dennison E, Gail. (2002).Brain Gym. Jakarta: Gramedia. Dennison E. Paul, Dennison E, Gail. (2003).Edu-K for Kids. Jakarta: Grasindo.
Devi, N.S. (2011). Meningkatkan kemampuan gerak dasar dan kognitif anak melalui senam
irama (penelitian Tindakan Kelas di Taman Kanak-kanak Riyadush Sholihin Margahayu
Kota Bandung). (1), 46-52.
Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan.Bandung: Rosda.
Dwi, H. (2009). Stimulasi Psikososial Pada Anak Kelompok Bermain dan Pengaruhnya
Pada Perkembangan Motorik, Kognitif, Sosial Emosi, Dan Moral/Karakter Anak.Vol.2,
Santika Ratna Wulan, 2013
Ernawulan, S. (2003). Perkembangan Anak Usia Dini (0-8 tahun). Bahan Pelatihan Pembelajaran Terpadu Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi 2003, Bandung.
Faruq, Muhyi (2007) 60 Permainan Kecerdasan Kinestetik Anak. Jakarta: Grasindo.
Ghozali, Imam (2002) Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Semarang:: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
Gunawan, Adi W. 2003. Genius Learning Strategy. Petunjuk praktis untuk menerapkan
Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hurlock, Elizabeth. (1978) Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.
Hurlock, E. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan
Kehidupan (Edisi kelima). Jakarta: Erlangga.
Jamaris, M (2006). Perkembangan dan pengembangan anak Usia Taman Kanak – Kanak.
Jakarta: Grasindo.
Lwin, May dkk. (2008). How to Multiply Your Child’s Intellegence. ( Terjemahan Christine
Sujana). Yogjakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Patmonodewo, Soemiarti. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.Pondok
Wahyudin, U. dan Mubiar. (2010). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: Falah Production
Yasin (2012) Tinjauan Teori Perkembangan Fisik Motorik [Online]. Tersedia:http://www.sarjanaku.com/2010/11/tinjauan-teori-perkembangan-fisik.html Yusuf, S. LN (2001) Psikologi Perkembangan anak dan Remaja.