• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN MEDITASI OTOGENIK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI LATIHAN : Suatu Eksperimen Terhadap Atlet Karate Kata Kei Shin Kan Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LATIHAN MEDITASI OTOGENIK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI LATIHAN : Suatu Eksperimen Terhadap Atlet Karate Kata Kei Shin Kan Bandung."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan

PENGARUH LATIHAN MEDITASI OTOGENIK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI LATIHAN

(Studi Eksperimen Terhadap Atlet Karate Kata Kei Shin Kan Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Science

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh

Qodriannisa Puspaningrum 0809148

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGARUH LATIHAN MEDITASI OTOGENIK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI LATIHAN

(Studi Eksperimen Terhadap Atlet Karate Kata Kei Shin Kan Bandung)

Oleh

Qodriannisa Puspaningrum

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Qodriannisa Puspaningrum 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak

(3)

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan QODRIANNISA PUSPANINGRUM

PENGARUH LATIHAN MEDITASI OTOGENIK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI LATIHAN

(Studi Eksperimen Terhadap Atlet Karate Kata Kei Shin Kan Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr.H.Yudha M Saputra, M.Ed Nip. 196303121989011002

Pembimbing II

Agus Rusdiana, M.Sc., Ph.D Nip. 197608122001121001

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan

(4)

i

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan

(Suatu Eksperimen Terhadap Atlet Karate Kata Kei Shin Kan Bandung)

Qodriannisa Puspaningrum

Permasalahan yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan pengamatan penulis, atlet merasa sulit berkonsentrasi saat latihan ketika mendapatkan keadaan dirinya sulit mengontrol gangguan-gangguan yang berasal dari dalam diri ataupun luar diri sendiri, hal ini dikarenakan padatnya kegiatan diluar jam latihan sehingga tubuh menjadi mudah lelah dan merasa tidak fokus serta tersusunnya jadwal latihan yang terprogram menjadikan atlet merasa bosan. Berdasarkan pengamatan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan meditasi otogenik terhadap peningkatan konsentrasi latihan (studi eksperimen terhadap atlet karate kata Kei Shin Kan Bandung). Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental Design dengan desain penelitian nonequivalent control group design. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah grid concentration exercise. Adapun pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling purposive, dengan jumlah sampel 30 orang perempuan yang terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok eksperimen yang berjumlah 15 orang sampel diberikan perlakuan berupa latihan meditasi otogenik dan 15 orang sampel kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan latihan meditasi otogenik. Sampel yang diambil berasal dari atlet karate Kei Shin Kan Bandung. Setelah dilakukan pengolahan data dan analisis secara statistika menunjukkan perbedaan hasil pretest dengan hasil posttest peningkatan konsentrasi pada kelompok eksperimen yaitu t hitung sebesar 11,979 dengan probabilitas 0,000 yang berarti < 0,05. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak menunjukkan perubahan antara pretest dan posttest dengan t hitung sebesar -0,521 dengan probabilitas 0,610 yang berarti > 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah latihan meditasi otogenik berpengaruh terhadap peningkatan konsentrasi latihan, terdapat perbedaan peningkatan konsentrasi latihan antara atlet yang berlatih meditasi otogenik dengan atlet yang tidak berlatih meditasi otogenik, peningkatan konsentrasi pada atlet yang berlatih meditasi otogenik kemampuannya lebih baik dibandingkan atlet yang tidak berlatih meditasi otogenik.

(5)

vi

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

5. Pengganggu Konsentrasi ………... 13

6. Cara Meningkatkan Konsentrasi ………... 14

B. Relaksasi ……….………… 14

1. Pengertian Relaksasi ……….. 14

2. Jenis-jenis Relaksasi ……….. 15

3. Meditasi ………. 16

4. Otogenik ……… 18

5. Faktor Pendukung Relaksasi ………. 20

6. Manfaat Relaksasi ………. 21

C. Kerangka Pemikiran 22 D. Hipotesis 23 BAB III METODE PENELITIAN 24 A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian ……….. 24

(6)

vii

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Instrumen Penelitian ………... 28

F. Proses Pengembangan Instrumen ……… 31

1. Uji Validitas Instrumen ………. 31

1.1 Hasil Uji Validitas Instrumen ………. 32

2. Uji Reliabilitas Instrumen ………. 32

1.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ……….. 34

G. Teknik Pengumpulan Data ……….. 35

H. Analisis Data ………... 40

1. Uji Normalitas ………... 41

2. Uji Homogenitas ……… 41

3. Uji Sampel Berpasangan ………... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN 43 A. Hasil Penelitian ………... 43

1. Deskripsi Data ………... 43

2. Hasil Uji Normalitas Data ………. 45

3. Uji Homogenitas ……… 47

4. Uji-t Sampel Berpasangan ………. 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 59 A. Kesimpulan ………. 59

B. Saran ……… 59

DAFTAR PUSTAKA ……… 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……….. 64

(7)

viii

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Dimensi Konsentrasi ……… 12

2.2 Penelitian Teknik Relaksasi ………. 22

3.1 Penilaian Tes Konsentrasi ………... 30

3.2 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ……… 34

3.3 Rancangan Umum Program Perlakuan (treatment) ………. 38

3.4 Rancangan Umum Tiap Pertemuan ………. 39

4.1 Deskripsi Data Pretest ………. 43

4.2 Deskripsi Data Posttest ……… 44

4.3 Hasil Uji Normalitas Pretest ……… 44

4.4 Hasil Uji Normalitas Posttest ……….. 45

4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest ……… 47

4.6 Hasil Uji Homogenitas Posttest ……….. 48

4.7 Hasil Uji Beda Pretest ………. 50

4.8 Hasil Uji-t Berpasangan Antara Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ……… 53

(8)

ix

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Proses Konsentrasi ……….. 10

3.1 Desain Penelitian ………... 26

3.2 Instrumen Grid Concentration Exercise ……….. 29

3.3 Rumus t-Test ……… 31

3.4 Rumus Nilai Standar Deviasi Gabungan ………... 32

3.5 Rumus Korelasi Product Moment ………... 33

3.6 Rumus Spearman Brown ………... 33

3.7 Rumus Rata-rata ……….. 40

(9)

x

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Hasil Pretest ………... 64

B. Hasil Posttest ………. 65

C. Uji Validitas Instrumen ………. 66

D. Uji Reliabilitas Instrumen ……….. 68

E. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Pretest ………. 70

F. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Posttest ………... 73

G. Uji Beda Kelompok Eksperimen dan Kontrol ……….. 76

H. Uji Dua Rata-rata Skor Berpasangan Kelompok Eksperimen ….. 78

I. Uji Dua Rata-rata Skor Berpasangan Kelompok Kontrol ………. 80

J. Distribusi Tabel t ………... 82

K. Distribusi Tabel r ……….. 83

L. Instrumen Penelitian ……….. 84

M. Foto-foto Penelitian ………... 85

N. Surat Keputusan Penyusunan Skripsi ……… 87

O. Surat Izin Penelitian ……….. 89

P. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ……… 90

(10)

1

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tingkat konsentrasi yang tinggi pada atlet memiliki peranan penting untuk dilatihkan guna menunjang penampilan yang baik pada atlet serta dapat meningkatkan kualitas teknik beladiri karate. Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat atlet yang memiliki tingkat konsentrasi yang rendah ketika dalam latihan maupun pertandingan dikarenakan hilangnya konsentrasi. Termasuk atlet karate pada nomor kata, karena teknik beladiri kata merupakan teknik beladiri yang membutuhkkan konsentrasi tinggi dalam mengatur tempo gerakan dan ritme pernafasan yang berbeda dalam setiap jurus yang perlu dihafal.

(11)

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan

2

Suatu stimulus atau rangsangan yang berasal dari dalam diri atlet (internal) dapat berdampak pada perubahan fisiologis atlet. Gangguan perubahan secara fisiologis tersebut dapat mengganggu daya konsentrasi atlet, terutama pernafasan yang terengah-engah, detak jantung yang cepat serta meningkatnya ketegangan pada otot. Selanjutnya tingkat kelelahan secara fisik dapat berpengaruh pada daya konsentrasi atlet, sebab dampaknya ada pada pusat pemrosesan informasi yaitu otak. Dalam hal konsentrasi, otak merupakan motor penggerak yang paling dominan terjadinya konsentrasi. Selain itu tingkat motivasi atlet juga berdampak pada daya konsentrasinya, sebab motivasi merupakan sumber penggerak seseorang untuk berperilaku. Untuk itu kurangnya motivasi dalam diri atlet jelas menurunkan daya konsentrasi terhadap berbagai stimulasi yang dihadapi.

Adapun rangasangan yang dapat mengganggu konsentrasi atlet berasal dari luar diri atlet (eksternal). antara lain rangsang yang mencolok oleh indera penglihatan, suara yang keras baik yang berasal dari penonton, pelatih maupun lawan. Rangsang yang mencolok merupakan gangguan yang berasal dari penglihatan (visual) yang pada akhirnya mengacaukan tingkat konsentrasi. Jika fungsi visual kacau, maka rangsangan yang masuk kedalam proses persepsi tidak akan sempurna, sehingga proses pemilahan didalam otak sebagai pusat pemrosesan informasi untuk merespon konsentrasi juga akan terganggu. Demikian juga dengan adanya suara yang keras berupa kata-kata yang meneror juga akan menurunkan daya konsentrasi, sebab atlet yang mendengarkan ucapan tersebut biasanya akan timbul reaksi emosionalnya dan tingkat emosi yang tinggi jelas akan mengganggu daya konsentrasi serta mengganggu fungsi pendengaran yang pada akhirnya mengacaukan tingkat konsentrasi.

(12)

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3

Kegiatan berlatih yang terjadwal dan terus menerus memungkinkan seorang atlet merasa bosan atau jenuh serta kelelahan secara fisik dan psikis. Atlet tersebut akan mendapatkan satu keadaan dimana tubuh merasa tegang, cemas bahkan menjadikan sulit berkonsentrasi. Hal ini dikarenakan tubuh dan pikiran terlalu lelah sehingga otot-otot yang berada didalam tubuh menjadi tegang. Keadaan seperti ini perlu ditangani untuk mengembalikan atlet dalam kondisi tubuh yang prima. Ada salah satu teknik yang dapat mengurangi kelelahan dalam tubuh yaitu teknik relaksasi yang dapat digunakan sebagai penurunan tingkat ketegangan maupun kecemasan dalam tubuh. Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Alkinson ,2000: 389) bahwa “Tujuan relaksasi dalam mengatasi dan mengelola ketegangan untuk menghadapi hal peristiwa, orang dan keadaan mengakibatkan ketegangan melalui cara menciptakan ketenangan, perasaan damai dengan dunia dan perasaan sehat”. Relaksasi adalah teknik yang dapat digunakan semua orang untuk menciptakan mekanisme batin dalam diri seseorang dengan membentuk pribadi yang baik, menghilangkan berbagai bentuk pikiran yang kacau akibat ketidakberdayaan seseorang dalam mengendalikan ego yang dimilikinya, mempermudah seseorang mengontrol diri, menyelamatkan jiwa dan memberikan kesehatan bagi tubuh.

(13)

kelompok-Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan

4

kelompok otot utama seperti tangan, muka, dan leher, dada, bahu, punggung, perut dan kaki. Tujuan jangka panjang dari relaksasi otot adalah agar tubuh dapat memonitor sesegera mungkin semua signal kontrolnya dan secara otomatis membebaskan tegangan yang tidak diinginkan.

Adapun metode latihan yang dapat meningkatkan perkembangan mental menurut Harsono (1998:283) “diantaranya adalah teknik Jacobson dan Schultz, teknik Cratty, teknik Progressive muscle relaxation, teknik autogenic relaxation, teknik respons bebas anxiety, latihan pernafasan dalam, latihan meditasi dan model training”. Diantara bentuk-bentuk latihan peredaan kepekaan, latihan relaksasi menurut Jacobson merupakan latihan yang paling efektif. Seperti yang dikatakan Harsono (1998:284) sebagai berikut :

Maksud latihan ini adalah untuk melatih orang untuk bisa merilekskan otot-ototnya apabila berada dalam situasi yang membangkitkan anxiety. Atlet yang bimbang atau takut biasanya otot-ototnya menjadi tegang (tensed) dan kalau otot-ototnya tegang maka biasanya keterampilan fisiknya akan terganggu.

Untuk itu dibutuhkan sebuah bentuk metode pelatihan yang dapat membantu atlet untuk berkonsentrasi. Mengingat faktor konsentrasi di bidang olahraga merupakan hal yang sangat penting, maka diperlukan latihan konsentrasi bagi atlet. Beberapa cara lain untuk melatih konsentrasi antara lain menggunakan metode meditasi (Gendlin, 1981, Dalloway, 1993) dan metode autogenik (Dalloway, 1993).

Metode meditasi melatih pada target sinyal sehingga rangsangan terabaikan. Perhatian difokuskan pada pernafasan. Memfokuskan pada pernafasan memberikan keuntungan tambahan, karena dengan mengontrol nafas merupakan hal yang paling penting bagi atlet pada seluruh cabang olahraga. Meditasi otogenik melatih fokus pada sinyal internal yang diperlukan dengan mengabaikan rangsangan yang tidak diperlukan. Metode ini dilakukan dengan memfokuskan pada area tubuh khusus secara bersamaan dan secara mental mengulang susunan kalimat sugestif tertentu.

(14)

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian bahwa para atlet karate kata mengalami persoalan dalam peningkatan konsentrasi sehingga dibutuhkan suatu teknik relaksasi berupa latihan meditasi otogenik, maka dapat dirumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana pengaruh latihan meditasi otogenik terhadap peningkatan konsentrasi latihan pada atlet karate kata Kei Shin Kan Bandung?

Adapun bentuk masalah secara khusus dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat pengaruh latihan meditasi otogenik terhadap peningkatan konsentrasi latihan pada atlet karate kata Kei Shin Kan Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah bahwa para atlet karate kata mengalami persoalan dalam peningkatan konsentrasi sehingga dibutuhkan suatu teknik relaksasi berupa latihan meditasi otogenik, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui pengaruh latihan meditasi otogenik terhadap peningkatan konsentrasi latihan pada atlet karate kata Kei Shin Kan Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada pelatih dan atlet karate kata Kei Shin Kan Bandung agar lebih dapat mengembangkan bentuk latihan meditasi otogenik terhadap peningkatan konsentrasi latihan.

(15)

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan

6

2. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan keilmuan bagi perpustakaan FPOK UPI.

(16)

24

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian 1. Lokasi

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan ditempat latihan atlet karate di Jl. Kayu Agung no. 28 C Buah Batu Bandung. Penulis melakukan penelitian eksperimen di Jl. Kayu Agung no. 28 C karena akses pada waktu melakukan penelitian sangat mudah ditempuh.

2. Populasi

Populasi merupakan kesuluruhan elemen yang ada dalam penelitian yang akan dilakukan. Populasi menurut Arikunto (2012:108) adalah “Keseluruhan subjek penelitian”. Sesuai dengan penjelasan tersebut dan berdasarkan atas kebutuhan penelitian, maka yang akan menjadi populasi pada penelitian ini adalah atlet karate kata perempuan Kei Shin Kan Bandung yang berjumlah 60 orang dan berusia 12-15 tahun.

3. Sampel

Sampel merupakan sebagian objek yang diambil dari populasi penelitian. Menurut Arikunto (2012:109) “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Jadi dalam hal ini sampel yang diambil dalam penelitian harus merupakan bagian dari populasi. Surakhmad (1994) dalam Riduwan (2008:65) menjelaskan mengenai ukuran sampel sebagai berikut :

Apabila ukuran populasi sebanyak kurang dari 100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi.

(17)

25

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan

kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang masing-masing berjumlah 15 sampel.

Setelah diketahui jumlah sampel, maka langkah selanjutnya menentukan siapa saja atlet yang akan dijadikan sampel dalam penelitian. Cara yang digunakan dalam menentukan sampel disebut dengan teknik sampling. Sugiyono (2011:82) menjelaskan bahwa, “Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non Probability Sampling”. Mengenai probability sampling, Sugiyono (2011:84) menjelaskan bahwa, “Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Cara ini dilakukan agar tidak setiap anggota populasi mendapatkan peluang/kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dalam penelitian. Selain itu agar pengambilan sampel tidak ada kerancuan atau berdasarkan subjektivitas, tetapi berdasarkan objektivitas. Selanjutnya Sugiyono (2011:82) menjelaskan bahwa,

Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Non probability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling.

(18)

26

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain penelitian ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya saja pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Desain penelitian ini menggambarkan terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan, namun sebelum diberi perlakuan dilakukan tes awal (pretest) terlebih dahulu berupa grid concentration exercise. Setelah diberikan pretest, diberikan perlakuan (treatment) yaitu meditasi otogenik. Pada akhir setelah diberikan perlakuan selama 16 kali pertemuan, sampel diberikan sebuah tes akhir (posttest) berupa grid concentration exercise kembali. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Berikut adalah bentuk desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian:

Gambar 3.1

Nonequivalent Control Group Design Sumber: Sugiyono (2011: 79)

Keterangan :

X : Treatment yang diberikan kepada sample yaitu meditasi otogenik. O1 : Pre-test konsentrasi kelompok eksperimen.

O2 : Post-test konsentrasi kelompok eksperimen O3 : Pre-test konsentrasi kelompok kontrol O4 : Post-test konsentrasi kelompok eksperimen

C. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan sebuah penelitian. Penggunaan sebuah metode dalam penelitian bertujuan agar dapat memperoleh data yang akhirnya akan mengungkap permasalahan yang

O1 X O2

(19)

27

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan

hendak diselesaikan. Sugiyono (2011:2) berpendapat bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Mengenai bentuk dan metode penelitian yang digunakan dalam sebuah penelitian biasanya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian tersebut. Disamping itu, penggunaan metode tergantung kepada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain penggunaan metode harus dilihat dari efektifitasnya, efisiensinya dan relevansinya metode tersebut.

Banyak metode yang dapat digunakan untuk keperluan berbagai penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian eksperimen. Sehubungan dengan metode penelitian eksperimen, menurut Sugiyono (2011:72) metode penelitian eksperimen adalah “Metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Pada metode eksperimen terdapat kelompok kontrol sebagai pembanding terhadap kelompok yang diberikan perlakuan (treatment).

Selanjutnya Sugiyono (2011:73) membagi jenis penelitian eksperimen menjadi empat jenis berdasarkan desain, yaitu “… diantaranya Pre-Experimental Design, True Eksperimen Design, Factorial design dan Quasi Eksperimental Design”. Dari keempat jenis metode penelitian tersebut penulis menggunakan metode penelitian Quasi Eksperimental Design karena sampel yang digunakan untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol diambil secara tidak random dari populasi tertentu.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang dipergunakan maka penulis perlu mendefinisikan sesuai dengan judul penelitian yaitu “pengaruh meditasi otogenik terhadap konsentrasi latihan (sebuah studi terhadap atlet karate kata Kei Shin Kan Bandung)”. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

(20)

28

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Meditasi menurut Walsh, Orntein dan Maupin dalam Subandi dkk, 2002 adalah „Suatu teknik latihan dalam meningkatkan kesadaran, dengan membatasi kesadran pada suatu obyek stimulasi yang tidak berubah pada waktu tertentu untuk mengembangkan dunia internal atau dunia batain seseorang, sehingga menambah kekayaan makna hidup baginya‟.

3. Otogenik atau autogenic training (Johanes Schultz) adalah “Latihan untuk merasa berat dan panas pada anggota gerak, pengaturan pada jantung dan paru-paru, perasaan panas pada perut dan dingin pada dahi”.

4. Terhadap menurut Kamus Besar Indonesia (2009:251) adalah “Kata depan untuk menandai arah kepada”.

5. Konsentrasi menurut Martens (1988:146) “Konsentrasi adalah kemampuan olahragawan untuk memusatkan perhatiannya pada satu rangsang yang dipilih (satu obyek) dalam periode waktu tertentu”.

6. Latihan menurut Harsono (1988:323) adalah “Latihan adalah proses kerja yang dilakukan secara sistematis, kontinyu dimana beban dan intensitas latihan makin hari makin bertambah, yang pada akhirnya memberikan rangsangan secara menyeluruh terhadap tubuh dan bertujuan untuk meningkatkan fisik dan mental secara bersama-sama”.

7. Atlet menurt Kamus Besar Indonesia (1988:55) adalah “Olahragawan (terutama dibidang yang memerlukan kekuatan, ketangkasan dan kecepatan)”. 8. Karate menurut kamus Kontemporer (2002:663) adalah “Olahraga beladiri

yang mengutamakan kekuatan anggota badan serta kecepatan gerak”.

9. Kata menurut Sujoto (1994:13) “Kata adalah jurus yang merupakan perpaduan dari semua rangkaian teknik dasar, pukulan-tangkisan-tendangan menjadi satu kesatuan bentuk yang pasti”.

E. Instrumen Penelitian

(21)

29

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrument atau alat ukur konsentrasi yaitu modul Grid Concentration Exercise yang diadopsi dari D.V Harris dan B.L Harris (1998). Berikut adalah bentuk instrument dari grid concentraton exercise:

84 27 51 97 78 13 100 85 55 59 33 52 04 60 92 61 31 57 28 29 18 70 49 86 80 77 39 65 96 32 63 03 12 73 19 25 21 23 37 16 81 88 46 01 95 98 71 87 00 76 24 09 50 83 64 08 38 30 36 45 40 20 66 41 15 26 75 99 68 06 34 48 62 82 42 89 47 35 17 10 56 69 94 72 07 43 93 11 67 44 53 79 05 22 74 54 58 14 02 91

Gambar 3.2

(22)

30

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Tes Concentration Grid Exercise

Tujuan : Untuk mengukur tingkat konsentrasi. Alat/ Fasilitas :

Lembar gambar grid concentration exercise Pulpen

Stopwatch

Pelaksanaan : Untuk melakukan tes ini diperlukan sebuah gambar yang memiliki 100 kotak yang memuat angka dari 0 sampai 99 secara acak. Para atlet dikumpulkan secara bersama antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang terpisah jarak satu meter. Instruksi yang diberikan berupa menghubungkan angka-angka tersebut secara berurutan atau tersusun dari mulai 0 sampai dengan 99 baik secara horizontal maupun vertikal dalam waktu satu menit. Atlet hanya perlu memberi tanda ceklis (√) pada kotak angka yang mereka temukan secara berurut. Kegiatan ini dibantu oleh dua orang untuk melihat kejujuran atlet dalam menceklis kotak angka.

Skor : Skor hasil tes yaitu hasil kotak angka yang berhasil didapat secara berurutan dan tersusun dengan benar Penilaian :

Tabel 3.1

Kriteria Penilaian Konsentrasi

NO KRITERIA KATEGORI NILAI

1 21 keatas Konsentrasi sangat baik A

2 16 – 20 Konsentrasi baik B

3 11 – 15 Konsentrasi cukup C

4 6 – 10 Konsentrasi kurang D

(23)

31

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

Instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data, sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk membakukan perangkat tes. Uji coba instrumen penelitian dilakukan untuk mengukur dan mengetahui instrumen yang akan digunakan apakah memenuhi syarat serta layak digunakan sebagai alat pengumpul data.

Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Pengujian seluruh butir instrumen dalam satu variabel dapet juga dilakukan dengan mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok yang memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah. Dalam hal ini Masrun (1979) dalam Sugiyono (2011:127) menyatakan bahwa “… analisis untuk mengetahui daya pembeda sering juga dinamakan analisis untuk mengetahui validitas item”. Pengujian analisis daya pembeda dapat menggunakan t-test.

Gambar 3.3 Rumus t-Test Keterangan :

Xa = Rata-rata kelompok a Xb = Rata-rata kelompok b Sp = Standar deviasi gabungan

(24)

32

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dimana Sp adalah :

Gambar 3.4

Rumus Mencari Nilai Standar Deviasi Gabungan Keterangan :

Xa = Rata-rata kelompok a na = Banyaknya sampel dikelompok a Xb = Rata-rata kelompok b nb = Banyaknya sampel dikelompok b Sp = Standar deviasi gabungan dk = n1 + n2 - 2

Sa = Standar deviasi kelompok a Sb = Standar deviasi kelompok b

1.1Hasil Uji Validitas

Untuk mengetahui apakah perbedaan itu signifikan atau tidak, maka harga t hitung tersebut perlu dibandingkan dengan harga t tabel. Bila t hitung lebih besar dengan t tabel (t hitung > t tabel), maka perbedaan itu signifikan sehingga instrumen dinyatakan valid.

Berdasarkan t tabel dapat diketahui bahwa nilai signifikansi 0,05 dengan nilai dk 8 (dk = n1 + n2 – 2 = 5 + 5 – 2 = 8), maka harga t tabel adalah 1,86. Sehingga harga t hitung yaitu 8,771 > t tabel 1,86, maka dapat dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok skor tinggi (X1) dan kelompok rendah (X2). Hal ini dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut valid.

Sugiyono (2011:129) menyatakan bahwa “Pengujian validitas dengan uji beda ini didasarkan asumsi bahwa kelompok responden yang digunakan sebagai uji coba berdistribusi normal”. Dengan demikian kelompok skor tinggi dan rendah harus berbeda secara signifikan, sesuai dengan bentuk kurva normal.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

(25)

33

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan

atau dapat diandalkan. Untuk menentukan reliabilitas tes grid concentration exercise dilakukan dengan internal consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan Spearman Brown.

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen penelitian, penulis melakukan langkah-langkah pendekatan sebagai berikut:

1. Mencari nilai ∑x , ∑y, ∑x2, ∑y2, ∑xy

2. Harga-harga diatas kemudian dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut:

Gambar 3.5

Rumus Korelasi Product Moment

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi N = Jumlah responden ∑x = Jumlah skor item ∑y = Jumlah skor total item

Kemudian mencari reliabilitas keseluruhan dengan rumus Spearman Brown berikut ini:

Gambar 3.6

Rumus Spearman Brown Keterangan :

(26)

34

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah didapat harga koefisien reliabilitas maka data tersebut diinterpretasikan terhadap kriteria dengan membandingkan tolak ukur seperti pada tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas (Arikunto, 2006:276)

Besar r 11 Interpretasi

0,00 – 0,200 Reliabilitas sangat rendah 0,200 – 0,400 Reliabilitas rendah 0,400 – 0, 600 Reliabilitas sedang 0,600 – 0,800 Reliabilitas tinggi

0,800 – 1,00 Reliabilitas sangat tinggi

2.1Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Berikut adalah hasil penghitungan uji reliabilitas instrumen menggunakan korelasi product moment dan spearman brown:

a. Hasil dari skor yang bernomor ganjil dikelompokkan menjadi variabel X dan hasil dari skor yang bernomor genap dikelompokkan menjadi variabel Y, kemudian mencari harga-harga ∑x , ∑y, ∑x2, ∑y2, ∑xy Dari hasil penghitungan, didapat harga-harga sebagai berikut : ∑x = 38 ∑x2 = 294 ∑xy = 264 ∑y = 35 ∑y2 = 255

b. Mengkorelasikan antara hasil skor yang bernomor genap dengan hasil skor yang bernomor ganjil dengan menggunakan rumus korelasi product moment, kemudian diperoleh hasil sebesar 0,93 (Lampiran) c. Mencari reliabilitas keseluruhan dengan menggunakan rumus

(27)

35

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan

Dari hasil penghitungan korelasi tersebut diperoleh r hitung sebesar 0,96 sedangkan pada r tabel product moment diketahui bahwa n (dalam hal ini yaitu jumlah responden) = 10 responden dengan harga taraf signifikansi 0,05 adalah sebesar 0,63 maka r hitung lebih besar dari r tabel. Apabila merujuk pada tabel koefisien reliabilitas maka nilai r hitung = 0,96 berada di kisaran 0,800 – 1,00 yang berarti bahwa reliabilitas sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa instrument penelitian yang digunakan dapat dipercaya atau reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Seperti telah dijelaskan pada bagian metode dan pendekatan penelitian, penulis menggunakan metode quasi eksperimentel dengan desain nonequivalent control group design. Langkah awal pelaksanaan pengumpulan data adalah penulis menentukan jumlah atau ukuran sampel. Pemilihan sampel dilakukan secara tidak random (tidak acak), sehingga populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Pada pelaksanaan pengumpulan data, penulis melakukan pretest terlebih dahulu yang berupa menghubungkan angka dari 00 sampai 99 secara acak dalam waktu satu menit kepada sampel. Selanjutnya sampel yang masuk diberikan perlakuan (treatment) yaitu latihan relaksasi berupa meditasi otogenik. Adapun perlakuan dan persiapan yang diberikan kepada kelompok eksperimen dalam prosedur latihan otogenik menurut Dr. H. H. Schlutz (dalam Benson dan Klipper, 2000) yaitu : a.) Tahap Persiapan : (1) persiapan ruangan yang tenang, (2) meminta subyek mencari posisi yang paling nyaman atau berbaring, (3) meminta subyek memejamkan mata. b.) Tahap Pelatihan, yaitu:

(28)

seolah-36

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

olah tenggelam dalam ketenangan. Latihan ini diulangi 3 kali sehingga mendapatkan konsentrasi yang lebih baik dengan memfokuskan pikiran pada pernafasan serta mengabaikan disktraktor yang lain. Fokus pada pernafasan dilakukan dengan cara memfokuskan pandangan pada titik imajiner yang berada pada 2 inchi (2,5 cm) dari lubang hidung. Latihan ini dengan mempertahankan kondisi secara pasif untuk tetap terkonsentrasi dan nafas dihembuskan melewati titik tersebut. Selama latihan tetap mempertahankan irama nafas untuk tetap tenang dan selalu menggunakan pernafasan perut. Sasarn utama mempertahankan pikiran terfokus pada irama nafas. Apabila muncul disktraktor sesegera mungkin perhatian diarahkan pada irama nafas. Langkah relaksasi dan fokus pada pernafasan dilakukan selama 10 menit.

2. Latihan otogenik. Pada latihan otogenik meliputi lima langkah yaitu perasaan berat pada kaki dan tangan, perasaan hangat pada kaki dan tangan, sadar terhadap detak jantung, perasaan hangat di solar plexus (2,5 cm dibawah pusar), serta perasaan dingin di dahi.

a. Langkah satu : perasaan berat pada kaki dan tangan. Latihan dimulai dengan memfokuskan perhatian pada lengan kanan (atau lengan yang dominan). Secara mental berulang-ulang mengatakan bahwa lengan kanan terasa berat. Semua pikiran, perasaan atau persepsi selain yang sesuai dengan arah kalimat merupakan disktraktor. Apabila muncul disktraktor, secara perlahan-lahan perhatian difokuskan pada yang seharusnya. Pada saat melakukan fokus perhatian diupayakan merasakan adanya sensasi fisik yang semakin berat pada lengan kanan. Kondisi ini dipertahankan hingga benar-benar nyata atau jelas selama 30 detik. Prosedur tersebut diulangi dengan memfokuskan perhatian dialihkan pada lengan kiri, kedua tangan, kaki kanan, kaki kiri dan kedua kaki.

(29)

37

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan

secara berurutan pada lengan kiri, kedua lengan, kaki kanan, kaki kiri dan kedua kaki.

c. Langkah ketiga : sadar terhadap detak jantung. Pada langkah ini memfokuskan perhatian pada jantung dengan merasakan detak jantung. Sambil mengatakan secara mental bahwa detak jantung tersa halus dan teratur, diharapkan dapat merasakan sensasi detak jantung. Pengalaman ini akan meningkatkan keadaan rileks, tubuh menjadi seimbang, dada menjadi rileks, detak jantung menjadi halus. Langkah ini dilakukan selama 3 menit.

d. Langkah keempat : perasaan hangat di solar plexus. Solar plexus terletak 2,5 cm dibawah pusar.pada langkah ini memfokuskan perhatian pada solar plexus sambil mengatakan bahwa perut terasa hangat. Sensasi yang terasa adalah hangat, bergetar dan geli. Sensasi ini akan meningkatkan kondisi rileks, peredaran darah lancar didaerah pencernaan dan sistem pengeluaran. Latihan ini dilakukan selama 3 menit.

e. Langkah kelima : perasaan dingin di dahi. Pada langkah ini memfokuskan perhatian pada dahi sambil mengatakan bahwa dahi terasa dingin. Sensasi yang terasa hampir tidak kentara karena halusnya, sehingga deteksi sensasi ini dapat dilakukan jika dalam keadaan benar-benar rileks dan konsentrasi penuh. Keadaan ini terjadi karena otak membutuhkan sedikit suplai darah yang merupakan efek dari kualitas yang efisien. Langkah ini dilakukan selama 3 menit.

(30)

38

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sekali…. Sekarang anda berkonsentrasi pada pernafasan anda, bernafaslah secara alami, dan rasakan ketika anda menghirup atau mengeluarkan nafas, bagus… rasakan pernafasan anda semakin teratur, bagus sekali.. kemudian rasakan cahaya putih kebiru-biruan yang terasa begitu sejuk masuk dari atas kepala anda dan membuat pikiran anda menjadi tenang dan rileks, cahaya tersebut perlahan-lahan masuka dan semakin masuk kedalam diri anda yang membuat pikiran anda menjadi sejuk, semakin sejuk, menjadi tenang dan semakin tenang dan rileks. Baik sekarang saya akan menghitung 1 sampai 5 , dihitungan kelima anda membuka mata dengan pikiran dan perasaan yang lebih baik dan merasa sangat segar…1…2…3…4…5, buka mata anda”.

Adapun model rancanganan yang penulis buat dalam penyusunan program perlakuan yaitu memberikan empat kali dalam seminggu treatment terhadap sampel eksperimen dan melakukan tes terhadap kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dalam 16 kali pertemuan. Menurut Cooper (1997:299) dalam Rasdiman (1998:23) menyatakan bahwa “Latihan sekurang-kurangnya dilakukan tiga kali setiap minggu dan lebih baik lagi empat kali, saya tidak melihat alasan apapun untuk melakukan latihan tujuh kali seminggu. Tubuh perlu istirahat walaupun hanya satu hari dalam seminggu”.

Berikut ini adalah rancangan susunan program perlakuan dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir :

Tabel 3.3

Susunan Rancangan Umum Program Perlakuan (treatment)

Pertemuan ke-

Hari / Tanggal Perlakuan (treatment) yang diberikan

(31)

39

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan 6 Rabu, 17 April 2013

Untuk langkah teknis pelaksanaan dari pertemuan ke-1 sampai pertemuam ke-16 yang berlangsung selama satu bulan (4 minggu) penulis merancangnya mulai dari pendahuluan, isi dan penutup. Rancangan program diatas akan menjadi bahan rujukan bagi penulis selama pelaksanaan perlakuan terhadap sampel. Dalam pelaksanannya kemungkinan dapat terjadi perbedaan dengan program yang telah dibuat. Hal ini dimungkinkan oleh adanya situasi dan kondisi yang terjadi saat kegiatan perlakuan diberikan. Namun, secara garis besar pelaksanaan program tidak akan menyimpang jauh dari program yang telah penulis buat. Berikut adalah program rancangan pelaksanaan eksperimen setiap pertemuan pada tabel 3.4

Tabel 3.4

Rancangan Program Setiap Pertemuan

Peneliti Sampel Waktu

(32)

40

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 Menjelaskan pelaksanaan eksperimen. Selain melaksanakan treatment yang dilakukan sebanyak 16 kali selama satu bulan, penulis juga bekerjasama dengan pelatih karate Kei Shin Kan Jawa Barat, pelatih karate Kota Bandung, pelatih karate Kabupaten Bandung dan juga para orang tua atlet.

H. Analisis Data

Penghitungan dan analisis data dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk mengetahui makna dari data yang diperoleh dalam rangka memecahkan masalah penelitian. Dalam penghitungannya, penulis terlebih dahulu mencari nilai rata-rata dan simpangan baku. Nurhasan (2007:399) menyatakan bahwa “Nilai rata-rata adalah suatu nilai yang akan menggambarkan mengenai kemampuan kelompok secara keseluruhan, sedangkan simpangan baku merupakan ukuran penyebaran yang distandarisir yang bertolak dari nilai rata-rata”.

(33)

41

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Keterangan :

X = nilai rata-rata yang dicari ∑X = jumlah skor

n = jumlah sampel

Untuk mencari nilai simpangan baku dari hasil tes tersebut menggunakan rumus sebagai berikut :

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dan akan diuji berada pada taraf distribusi normal atau tidak. Selain itu, uji normalitas juga dilakuakn untuk menentukkan langkah uji statistik yang akan digunakan dalam menjawab hipotesis penelitian apakah statistik parametrik atau non parametrik. Dalam uji normalitas data, penulis menggunakan bantuan program SPSS 16 dengan uji normalitas Shapiro Wilk, karena jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian jumlahnya tidak lebih dari 30.

2. Uji Homogenitas

(34)

42

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tidak normal dan homogen, maka jenis statitik yang digunakan adalah non parametrik.

3. Uji Sampel Berpasangan

(35)

59

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah diuraikan pada bab IV, dapat terlihat bahwa konsentrasi pada atlet karate kata yang diberikan latihan meditasi otogenik mengalami peningkatan yang relatif tinggi dibandingkan dengan anak yang tidak diberikan perlakuan meditasi otogenik. Pada kelompok yang diberikan perlakuan (treatment) terlihat dari hasil skor rata-rata awal tes grid concentration exercise yaitu 8,7333 sebelum diberikan pelatihan meditasi otogenik dan mengalami peningkatan hasil skor setelah 16 kali pertemuan diberikan latihan meditasi otogenik yaitu 11,4667. Sedangkan pada kelompok yang tidak diberikan perlakuan (treatment) memiliki skor awal 7,8667 dan skor akhir 7,7333. Dengan demikian dapat terlihat kelompok yang diberikan perlakuan latihan meditasi otogenik mengalami peningkatan konsentrasi lebih signifikan dibandingkan kelompok yang tidak diberikan perlakuan.

Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Latihan meditasi otogenik berpengaruh terhadap peningkatan konsentrasi latihan pada atlet karate kata Kei Shin Kan Bandung. Dengan demikian pelaksanaan pelatihan meditasi ini mendapat dukungan yang besar dari atlet, pelatih maupun orangtua, karena latihan meditasi otogenik ini terbilang jarang digunakan namun sangat bermanfaat bagi peningkatan konsentrasi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dari pelaksanaan meditasi otogenik, penulis mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi pelatih karate

(36)

60

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tidak dapat berkonsentrasi dengan penuh karena berbagai faktor pengganggu yang berasal dari luar maupun dalam diri atlet tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut pelatih dapat meminimalisir pengaruh-pengaruh yang dapat menurunkan bahkan menghilangkan tingkat konsentrasi atletnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara memberikan latihan meditasi otogenik kepada atlet sebelum melaksanakan latihan. Hal ini dapat bermanfaat terhadap peningkatan konsentrasi latihan bagi atlet.

Oleh karena itu , penulis memberikan rekomendasi kepada pelatih agar dapat memberikan latihan meditasi otogenik kepada atlet selain bermanfaat terhadap peningkatan konsentrasi latihan ini pun dapat bermanfaat bagi tubuh dalam merasakan sensasi rileks dan santai sehingga ketegangan maupun keletihan sebelum melakukan latihan dapat diatasi.

2. Bagi atlet karate kata

Banyak manfaat dalam melakukan latihan meditasi otogenik, terutama dalam membantu peningkatan konsentrasi latihan bagi atlet karate kata. Selain itu, latihan meditasi otogenik dapat membuat tubuh atlet merasa lebih rileks dan santai sehingga dapat menumbuhkan kembali perhatian dan fokus diri agar dapat berkonsentrasi penuh.

3. Bagi lembaga FPOK UPI

FPOK UPI sebagai lembaga akademis dalam bidang olahraga dan kesehatan, diharapkan dapat memberikan sembangan pengetahuan mengenai manfaat yang ada dalam latihan meditasi otogenik yang dipublikasikan melalui media massa baik itu cetak maupun elektronik.

4. Bagi peneliti selanjutnya

(37)

61

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan

(38)

62

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adang, dkk. (2012). Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: FPOK

Adang, dkk. (2012). Metode Penelitian Olahraga. Bandung : FPOK UPI

Andriani. Anna. (2013). Pengaruh Meditasi Terhadap Kestabilan Emosi Siswa SMU. Other thesis, Unika http://eprints.unika.ac.id/834/ [Tersedia] Arikunto, Suharsimi. (2002) Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Benson, H dan Kliper, M. (2000) Respon Relaksasi Teknik Meditasi Sederhana Untuk Mengatasi Teakanan Hidup. Bandung : Kaifa

Haditono, dkk. (1998). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Hidayat, Yusuf. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK UPI

Martens, R. (1988). Coaches Guide to Sport Psychology. Champain IL : Human Kinetics Publ

Poerwadarminta, WJS. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Pembina dan Pengembangan Bahasa. Jakarta

Salem, Marc. (2009). Terapi Kekuatan Pikiran. Jakarta : Daras Books. Setyobroto, Soedibyo. (2001). Mental Training. Jakarta : Percetakan “Solo” Setyobroto, Soedibyo. (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta : PT. Anem Kosong Anem

Sujoto, J.B. (1994). Teknik Oyama Karate. Jakarta: Gramedia.

Siswantoyo, dkk. (2008). Pelatihan menggunakan meditasi otogenik untuk meningkatkan konsentrasi dalam menghadapi pertandingan renang. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. [Tersedia]

(39)

63

Qodriannisa Puspaningrum, 2013

Pengaruh Latihan Meditasi Otogenik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Latihan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

17. Elex Media Komputindo

Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Redpoint Nurhasan, dkk. (2008). Statistika Bandung. FPOK

Weinberg, Robert S and Gould, Daniel. (2003). Foundations of Sport and Exercise Psychology, 3rdedition. Champaign, IL : Human Kinetics Publishers. Inc

Arasmunandar. (2011). Relaksasi .[Online]

http://arasmunandar.wordpress.com/relaksasi/ [03 Februari 2013] Berry Chitra. (2010). Konsentrasi Dalam Olahraga [Online].

http://berrychuka.blogspot.com Yogyakarta [28 Januari 2013] Dramaturgi. (2008). Definisi Konsentrasi. [Online].

http//.dramaturgi.blogspot.com Yogyakarta [28 Januari 2013]

Dennyhendrata.wordpress.com/2007/01.05/purifikasi-konsentrasi/ [online] [12 Oktober 2012]

Satriyo Niti Atmojo. 2009. Kunci Kesuksesan Adalah Fokus Satu Arah. Diakses dari http://www.wordpress.com. Yogyakarta

Wuryanano, Panji (2011). Berlatih Teknik Relaksasi Pernafasan. [Online]

http://wuryanano.com/ [29 Januari 2013]

http://kajianpsikologi.blogspot.com/2011/11/relaksasi.html [20 Desember 2012]

www.pponline.co.uk/encyc/motor-sport-the-importance-of-concentration-levels-40839 [28 April 2013]

http://deatma.wordpress.com/2009/09/16/relaksasi/ [20 Desember 2012]

http://makalah7u.blogspot.com/2011/03/makalah-olahraga-karate.htm [02 Mei 2013]

http://setabasri01.blogspot.com/2012/04/uji-validitas-dan-reliabilitas-item.html [17 Mei 2013]

Gambar

Tabel
Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group Design
Gambar 3.2 Concentration (Grid) Exercise
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Konsentrasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan lama penguasaan bola (ball possession) sebelum dan setelah menerapkan model latihan umpan kombinasi pada

Maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara bentuk latihan Split Jump dan Knee-tuck Jump terhadap peningkatan power

Kesimpulan: Terdapat pengaruh dari latihan squat jump terhadap peningkatan power otot tungkai, terdapat pengaruh dari penambahan latihan core stability pada latihan squat

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat Rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini denganjudul “ Pengaruh Latihan Single-Leg

Hasil penelitian menunjukan (1) Tidak terdapat perbedaan pengaruh latihan yang signifikan antara latihan self-talk dan Imagery relaxation terhadap konsentrasi dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu: terdapat pengaruh latihan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan mawashi geri

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan pada latihan resistance band terhadap peningkatan daya ledak otot lengan, terdapat pengaruh

Hasil Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan pushup dan beban dumbell ditinjau konsentrasi terhadap kecepatan pukulan straight