• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TENTANG PERIODISASI MASA JABATAN TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TENTANG PERIODISASI MASA JABATAN TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

Selfi Yugastiyani, 2013

PENGARUH PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TENTANG PERIODISASI MASA JABATAN TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI

KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

SELFI YUGASTIYANI

0900684

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

PENGARUH PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TENTANG PERIODISASI MASA JABATAN TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI

KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

Oleh Selfi Yugastiyani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Selfi Yugastiyani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Selfi Yugastiyani, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

SELFI YUGASTIYANI

PENGARUH PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TENTANG PERIODISASI MASA JABATAN TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI

KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd NIP. 19700524 199402 2 001

Pembimbing II

Drs. Sururi M.Pd NIP. 19701109 199802 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan

(4)

ABSTRAK

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Persepsi Kepala Sekolah Tentang Periodisasi Masa Jabatan Terhadap Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: (1)Bagaimana persepsi Kepala Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung tentang periodisasi masa jabatan ?; (2)Bagaimana motivasi berprestasi Kepala Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung ?; (3)Seberapa besar pengaruh persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan terhadap motivasi berprestasi Kepala Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung ?. Berdasarkan permasalahan penelitian tersebut, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Terdapat Pengaruh yang signifikan dan positif persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan terhadap motivasi berprestasi”.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung . Sedangkan sampel dalam penelitian ini menggunakan sample total, dimana seluruh anggota populasi menjadi objek penelitian.

Dalam menganalisis data, rumus yang dipergunakan yaitu Weighted Mean

Scores (WMS), Uji Normalitas, Analisis, Uji Koefisien Determinasi, Analisis

Regresi Linier sederhana Y atas X dan Uji Varians Anova.

Berdasarkan perhitungan WMS diperoleh bahwa skor rata-rata persepsi kepala sekolah Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung termasuk dalam kategori tinggi (3,56) dan skor rata-rata motivasi berprestasi termasuk dalam kategori tinggi (3,65). Hasil uji normalitas distribusi data menunjukkan kedua variabel berdistribusi normal. Analisis korelasi diperoleh bahwa persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan memiliki hubungan yang rendah dan signifikan dengan motivasi berprestasi hal ini ditunjukkan dengan harga koefisien korelasi sebesar 0,431. Uji determinasi menunjukkan bahwa derajat keterhubungan antara motivasi berprestasi dengan kinerja pegawai adalah sebesar 18,60%. Sedangkan sisanya sisanya sebanyak 82,40% dipengaruhi oleh faktor – faktor lainnya. Persamaan regresi, yaitu ̂ = 29,754 + 0,398 X harga adalah bersifat signifikan dan linear, hal ini berarti bahwa jika tidak ada pengaruh persepsi kepala sekolah (variabel X) maka motivasi berprestasi (variabel Y) akan mencapai angka 29.754. kemudian apabila setiap perubahan satu unit variabel X akan memberikan perubahan pada variabel Y sebesar 0,398.

(5)

i Selfi Yugastiyani, 2013

ABSTRACT

Generally, this study aims to determine the effect of Principal Perceptions About Periodization Tenure for Principal to Achievement Motivation Principals Elementary School Principal Sub District Sukajadi Bandung City . The formulation of the issues raised in this study were : ( 1 ) How does the perception of Elementary School Principals State Sub District Sukajadi Bandung City of periodization term ? ; ( 2 ) How does achievement motivation State Elementary School Principal Sub District Sukajadi Bandung City? ; ( 3 ) How much influence perceptions about periodization principal term of the achievement motivation State Elementary school Principal Sub District Sukajadi Bandung City? . Based on these research issues , the authors formulate the following hypothesis : " There is a significant and positive influence perceptions about periodization principal term of the achievement motivation " .

This study uses descriptive quantitative approach . The population in this study were all Elementary School Sub District Sukajadi Bandung City . While the sample in this study using the total sample , in which all members of the population the object of research .

In analyzing the data , the formula used is Weighted Mean Scores ( WMS ) , Normality Test , Analysis , Test Coefficient of Determination , Simple Linear Regression Analysis of the X and Y Variance Anova Test .

WMS obtained by calculation that the average perception scores principal Sub District Sukajadi Bandung City are included in the high category ( 3.56 ) and the mean score of achievement motivation in the high category ( 3,65 ) . Data distribution normality test results showed two normally distributed variables . Correlation analysis shows that the perception of the principal term periodization has a low and significant relationship with achievement motivation as shown by the price of the correlation coefficient of 0.431 . Determination test showed that the degree of connectedness between achievement motivation with the employee's performance is at 18.60 % . While the rest of the remaining 82.40 % is influenced by factors - other factors . Regression equation is Y = 29.754 + 0.398 X are significant and the price is linear , this means that if there is no influence perceptions of school principals ( variable X ) the achievement motivation ( variable Y ) will reach 29 754 . then if any change in the unit of the variable X will provide the changes in the variable Y was 0.398 .

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... .i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Batasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II: KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ... 9

A. Kajian Teori ... 9

1. Konsep Persepsi ... 9

a. Definisi Persepsi ... 9

b. Subproses dalam Persepsi ... 10

c. Pemilihan Persepsi ... 11

d. Proses Perssepsi ... 14

e. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 17

f. Organisasi Persepsi ... 18

g. Persepsi Sosial... 19

2. Kepala Sekolah ... 21

a. Definisi Kepala Sekolah ... 21

(7)

vi Selfi Yugastiyani, 2013

c. Periodasasi Masa Jabatan Kepala Sekolah ... 25

3. Motivasi Berprestasi ... 27

a. Definisi Motivasi ... 27

b. Teori – Teori Motivasi ... 28

c. Konsep Motivasi Berprestasi ... 33

d. Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah ... 36

4. Hubungan Persepsi Terhadap Motivasi ... 40

B. Penelitian Terdahulu ... 41

C. Kerangka Pemikiran... 43

1. Kerangka Pikir ... 43

2. Hipotesis ... 45

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ... 47

A. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian ... 47

B. Desain Penelitian ... 49

C. Metode Penelitian ... 50

D. Definisi Operasional ... 53

E. Instrumen Penelitian ... 56

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 61

G. Teknik Pengumpulan Data ... 68

H. Analisis Data ... 72

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 83

A. Hasil Penelitian ... 83

1. Pemeriksaan dan Penyeleksian Data ... 83

2. Pengklasifikasian Data ... 83

3. Penyajian Hasil Pengolahan Data ... 85

4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 91

5. Uji Normalitas Distribusi Data ... 92

6. Pengujian Hipotesis Hasil Penelitian ... 95

(8)

b. Analisis Koefisien Determinasi ... 96

c. Analisis Regresi ... 97

d. Analisis Varian ... 98

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 100

1. Gambaran Persepsi Kepala Sekolah Tentang Periodisasi Masa Jabatan Kepala Sekolah Dasar Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung ... 100

2. Gambaran Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah Dasar Se- Kecamatan Sukajadi Kota Bandung ... 104

3. Pengaruh Persepsi Kepala Sekolah Tentang Periodisasi Masa Jabatannya Terhadap Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah Dasar Se- Kecamatan Sukajadi Kota Bandung ... 106

BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 108

A. Kesimpulan ... 108

B. Saran ... 111

(9)

1 Selfi Yugastiyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sekolah merupakan organisasi sosial yang menyediakan layanan

pembelajaran bagi masyarakat. Sekolah sebagai tempat terbaik untuk belajar yang

bertujuan untuk menciptakan manusia seutuhnya dengan mengembangkan

kemampuan verbal, non verbal, intelektual, spritual, kepribadian dan sosial dalam

membentuk watak peserta didik. Dalam tatanan sebuah sekolah terdapat struktur

organisasi yang dimana kepala sekolah menjadi pemimpin suatu sekolah. Kepala

sekolah merupakan seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi untuk

menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dan

murid-murid dapat belajar dengan baik. Untuk mencapai sekolah yang efektif dan

berhasil maka perlunya peran kepala sekolah sebagai seorang pemimpin yang

baik.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007

tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah terdapat lima dimensi kompetensi

kepala sekolah/madrasah, yaitu dimensi kompetensi kepribadian, dimensi

manajerial, dimensi kewirausahaan, dimensi supervisi dan dimensi sosial. Jika

kepala sekolah telah dapat mengaplikasikan lima dimensi tersebut maka kepala

sekolah telah berhasil menjadi kepala sekolah yang profesional. Pada tahun 2010

Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan peraturan tentang penugasan guru

sebagai kepala sekolah atau madrasah, dalam peraturan dijelaskan tentang

syarat-syarat apa saja, bagaimana cara pengangkatan calon kepala sekolah, masa tugas

dan lain-lain. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis masalah yaitu

tentang masa tugas kepala sekolah. Pada Permendiknas No.28 tahun 2010 Bab V

Pasal 10 yang menjelaskan masa tugas kepala sekolah. Merujuk dari Peraturan

Pemerintah Pendidikan Nasional No.28 Tahun 2010 tersebut, maka Walikota

Kota Bandung mengeluarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 157 Tahun

(10)

2

Kota Bandung pada Bab IV Pasal 13 dan tahun berikutnya yakni 2012 terdapat

perubahan sedikit tentang pasal 13 ayat 3 dalam Peraturan Walikota Bandung

Nomor 151 tahun 2012.

Periodisasi masa jabatan kepala sekolah yang dilaksanakan secara

konsisten dengan penilaian kinerja yang akuntabel serta transparan akan

mendorong peningkatan mutu pendidikan di sekolah-sekolah. Kepala sekolah

akan bekerja keras untuk meningkatkan prestasi sekolahnya sebagai bukti prestasi

kinerjanya, sehingga masa jabatannya bisa diperpanjang atau mendapat promosi

jabatan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, kepala sekolah memerlukan motivasi

berprestasi agar dapat menguntungkan kepala sekolah itu sendiri maupun

sekolah. Prestasi yang diraih sekolah-sekolah akan meningkatkan mutu

pendidikan di daerah dan akhirnya meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Pembinaan kepala sekolah seperti yang berlaku sebelum adanya periodisasi,

kepala sekolah berprestasi maupun tidak berprestasi tetap aman menjadi kepala

sekolah, bahkan kepala sekolah yang terdapat masalah pun tetap aman pada

posisinya sampai pensiun, kecil kemungkinan lahir kepala sekolah yang tangguh

dan profesional. Dibutuhkan sistem pembinaan yang menimbulkan motivasi,

seperti penghargaan dan promosi bagi kepala sekolah berprestasi dan sebaliknya

peninjauan kembali jabatan kepala sekolah bagi mereka yang tidak berprestasi.

Hanya ada dua pilihan untuk kepala sekolah, turun dengan predikat tidak

berprestasi atau turun dengan terhormat karena sudah menjalani periode maksimal

bahkan mendapat promosi (Sutisna, 2009). Oleh karena itu, dibutuhkan motivasi

berprestasi dari diri masing-masing kepala sekolah.

Dari adanya Peraturan Walikota yang berubah-ubah maka terdapat

persepsi kepala sekolah yang berbeda atas kebijakan tersebut. Pada hakekatnya

persepsi dapat didefinisikan sebagai cara pandang manusia terhadap

lingkungannya, terhadap apa yang ada di sekelilingnya. Sebagaimana

dikemukakan oleh Rizky Dermawan (2004 : 50) bahwa :

(11)

3

Selfi Yugastiyani, 2013

Dari definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa persepsi sebagai

sebuah proses yang dipengaruhi oleh lingkungannya bisa terbentuk dari konsep

atau mindset yang ada dalam diri seseorang yang berhubungan dengan motif dan

tujuan sehingga terjadi pemikiran tersendiri tentang suatu hal yang dihadapi.

Begitupun yang dihadapi oleh kepala sekolah, setiap diri kepala sekolah pasti

memiliki pendapat atau persepsi yang berbeda tentang kebijakan pemerintah

tersebut. Persepsi yang berbeda itu juga yang dapat mempengaruhi kinerja kepala

sekolah agar bisa lebih baik atau tetap. Kinerja yang lebih baik akan di latar

belakangi oleh motivasi yang ada dalam diri kepala sekolah tersebut. Persepsi

disini berpengaruh terhadap motivasi berprestasi kepala sekolah, begitupun juga

sebaliknya. “Motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong sesorang untuk

mengejar dan mencapai tujuan yang lebih baik”(Indrawijaya,2009:28).

Untuk menjalankan fungsi, tugas dan peran kepala sekolah perlu

didukung dengan motivasi yang tinggi. Sebab salah satu peran kepala sekolah

adalah sebagai motivator bagi para guru, siswa dan staf sekolah lainya.

Kepemimpinan dan motivasi merupakan hal yang berbeda, meski memiliki tautan

dalam konteks kerja dan interaksi antar manusia organisasional. Mengutip

pendapat Keith Davis dalam Danim (2004:18) mengemukakan bahwa

„Kepemimpinan adalah faktor manusiawi yang mengikat suatu kelompok bersama dan memberinya motivasi menuju tujuan-tujuan tertentu, baik dalam

jangka pendek maupun jangka panjang.‟ Ini berarti antara kepemimpinan dengan

motivasi memiliki ikatan yang kuat. Dalam pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa kepala sekolah sebagai motivator atau pengerak komponen-komponen

sekolah untuk mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi sekolah tersebut.

Kepala sekolah juga merupakan sentral kepemimpinan. Mengutip

pendapat Schermerhorn dalam buku Wahjosumidjo (2003: 84) „kepala sekolah

itu sebagai pejabat formal karena kepala sekolah terletak di lingkungan otoritas

formal dalam organisasi yang diisi oleh orang-orang yang ditunjuk atau dipilih

melalui proses seleksi.‟ Oleh karena itu tugas, tanggung jawab, masa jabatan,

pembinaan karir kepala sekolah beberapa hal untuk mengembangkan motivasi

(12)

4

Motivasi kepala sekolah merupakan hal yang penting untuk memajukan

sekolah apalagi motivasi berprestasi yang dapat menguntungkan kepala sekolah

agar dapat menjabat kembali menjadi kepala sekolah dan memberi dampak positif

terhadap sekolah yang dipimpin. “Motivasi berprestasi adalah dorongan dan daya

juang pada diri seseorang dalam melakukan aktivitas untuk mengatasi segala

tantangan dalam upaya pencapaian tujuan tertentu” (Danim 2009:63).

Menurut hasil wawancara penulis pada Mei 2013 dengan salah satu

pegawai Dinas Pendidikan Kota Bandung menyatakan bahwa pada tahun 2013 ,

semua kepala sekolah baik pendidikan dasar ataupun pendidikan menengah semua

kepala sekolah telah mengalami periodisasi. Periodisasi kepala sekolah saat ini

dapat menjadikan kepala sekolah dapat menjabat kembali setelah dua peiode masa

jabatan jika memiliki prestasi istimewa dan akan di tempatkan di sekolah yang

akreditasinya lebih rendah. Kota Bandung saat ini hanya memiliki 4 (empat)

orang kepala sekolah yang mempunyai prestasi istimewa pada tingkat SMA ada 3

(tiga) orang , tingkat SMP 1 (satu) orang sedangkan pada SD belum ada. Kepala

sekolah dasar yang memiliki kinerja yang baik biasanya akan diangkat menjadi

pengawas SD dan sebagian juga ada yang menjadi guru kembali. Kepala sekolah

dasar yang belum memiliki motivasi berprestasi ini yang membuat penulis untuk

mengungkap faktor pendorong yang memperngaruhinya yaitu persepsi periodisasi

masa jabatan. Persepsi periodisasi masa jabatan setiap kepala sekolah pasti

berbeda-beda karena pribadi setiap individu mempunyai sifat berbeda. Oleh

karena itu, penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang motivasi prestasi yang

dipengaruhi persepsi kepala sekolah.

Menurut penulis dengan adanya periodisasi masa jabatan kepala sekolah

ini kepala sekolah akan belomba-lomba untuk meningkatkan prestasi dan

kinerjanya. Hal ini yang mendorong ingin mengetahui adanya masa periodisasi

kepala sekolah ini berpengaruh positif pada motivasi berprestasi kepala sekolah

Atau motivasi berprestasi kepala sekolah akan tetap sama pada masa sebelumnya.

Sehingga memutuskan untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Persepsi

(13)

5

Selfi Yugastiyani, 2013

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan yang diteliti

menjadi:

a. Secara konseptual penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan. Periodasasi

masa jabatan yang terjadi pada kepala sekolah saat ini didasari oleh

Permendiknas nomor 28 tahun 2010 yaitu batas yang diberikan untuk

kepala sekolah agar memberikan prestasi istimewa dengan kinerjanya

yang baik. Untuk mencapai kinerja yang baik maka kepala sekolah

harus meningkatkan mutu sekolah yang dipimpin agar menjadi

sekolah yang unggul pada masa jabatan kepala sekolah tersebut.

Periodisasi merupakan tenggang waktu masa jabatan kerja kepala

sekolah yang akan dinilai oleh kinerjanya. Untuk memperoleh kinerja

yang baik diperlukan motivasi berprestasi setiap kepala sekolah.

“Motivasi berprestasi adalah dorongan dan daya juang pada diri seseorang dalam melakukan aktivitas untuk mengatasi segala

tantangan dalam upaya pencapaian tujuan tertentu” (Danim, 2009:63).

Motivasi berprestasi menurut penulis berhubungan dengan persepsi

kepala sekolah dalam periodisasi masa jabatan untuk meningkatkan

kinerja dan memiliki prestasi yang istimewa. Oleh karena itu,

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang persepsi kepala

sekolah tentang periodisasi masa jabatan terhadap motivasi

berprestasi kepala sekolah dasar.

b. Secara kontekstual penelitian ini akan dilakukan di lembaga

pendidikan yang akan diteliti di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan

Sukajadi Kota Bandung. Dengan objek penelitian nya adalah kepala

sekolah yang mempunyai persepsi tentang periodisasi masa jabatan

(14)

6

2. Perumusan Masalah

Penelitian ini didasari pada periodisasi masa jabatan yang telah

ditetapkan oleh Peraturan Walikota tahun 2012, yang dimana belum ada

kepala sekolah dasar negeri yang mempunyai prestasi istimewa untuk

menjabat lebih dari dua periode masa jabatan. Dari masalah tersebut

masing-masing kepala sekolah mempunyai persepsi yang berbeda, sehingga

mempunyai motivasi untuk berprestasi istimewa yang berbeda pula.

Dari penjelasan tersebut secara spesifik dapat dirumuskan ke dalam

beberapa masalah yang diuraikan ke dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan

sebagai berikut:

a. Bagaimana persepsi Kepala Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan

Sukajadi Kota Bandung tentang periodisasi masa jabatan ?

b. Bagaimana motivasi berprestasi Kepala Sekolah Dasar Negeri

Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung ?

c. Seberapa besar pengaruh persepsi kepala sekolah tentang periodisasi

masa jabatan terhadap motivasi berprestasi Kepala Sekolah Dasar

Negeri Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung ?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang

bagaimana pengaruh persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa

jabatan terhadap motivasi berprestasi kepala sekolah se- Kecamatan

Sukajadi Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk :

a) Memperoleh gambaran tentang persepsi kepala sekolah dasar

negeri se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung tentang

periodisasi masa jabatan.

b) Memperoleh gambaran tentang motivasi berprestasi kepala

(15)

7

Selfi Yugastiyani, 2013

c) Mengetahui seberapa pengaruh pengaruh persepsi kepala

sekolah tentang periodisasi masa jabatan terhadap motivasi

berprestasi kepala sekolah dasar negeri se-Kecamatan Sukajadi

Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat penulis kemukakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Segi Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan

pengembangan teori dari disiplin ilmu Administrasi Pendidikan,seperti

tentang perundang-undangan / kebijakan pendidikan, manajemen sumber

daya manusia di bidang kepala sekolah khususnya dalam kinerja dan

motivasi. Penelitian ini juga dapat dijadikan dasar peneliti lainnya yang

tertarik untuk meneliti mengenai permasalahan yang sama.

2. Segi Kontekstual

a) Bagi Lembaga

Jika hasil penelitian ini dapat menjawab hubungan antara persepsi

dan motivasi berprestasi, maka diharapkan kepala sekolah dapat mengerti

tentang kebijakan pemerintah untuk periodisasi masa jabatan yang ada

dengan melakukan hal-hal yang berprestasi untuk mendapatkan hasil yang

lebih baik terhadap sekolah. Sehingga persepsi kepala sekolah

menimbulkan rasa motivasi untuk berprestasi dalam memajukan mutu

sekolah khususnya mutu pendidikan.

b) Bagi Penulis

Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai kajian hubungan persepsi kepala sekolah tentang periodisasi

masa jabatan dengan motivasi berprestasi kepala sekolah, sehingga dapat

(16)

8

F. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I : Berisi Pendahuluan yang didalamnya dijelaskan mengenai; Latar

Belakang Masalah, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Metode Penelitian, Manfaat Penelitian dan Struktur Organisasi Skripsi.

BAB II : Berisi Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Penelitian. Kajian Pustaka berisikan; Konsep dari Persepsi Kepala Sekolah,

Periodisasi Masa Jabatan dan Motivasi Berprestasi

BAB III : Berisi penjabaran yang rinci mengenai Metode

Penelitian,termasuk beberapa komponen berikut; lokasi, populasi dan

sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional,

teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, proses pengembangan

instrumen, dan analisis data.

BAB IV : Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari dua hal utama,

yakni: Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan

dengan masalah penelitian, pernyataan penelitian, hipotesis, tujuan

penelitian dan Pembahasan atau analisis temuan.

BAB V : Bab Kesimpulan dan Saran menyajikan penafsiran dan

(17)

47

penelitian, metode penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data,

instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, dan analisis data.

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah sekolah yang dijadikan sebagai tempat pelaksanaan

penelitian atau tempat pengumpulan data penelitian. Adapun lokasi penelitian ini

adalah seluruh sekolah dasar negeri di Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.

Adapun Lokasi penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1

SDN. Sukagalih 6 SDN. Sarijadi Selatan 1 SDN. Sukagalih 2 SDN. Sarijadi Selatan 2

(18)

48

2. Populasi Penelitian

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2011:215) yang tertulis dalam

bukunya menyebutkan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan

menurut Arikunto (2011:173) “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. “

Populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi

juga bukan sekedar jumlah yang ada pada- pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi

meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Maka

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sekolah dasar negeri Se-Kecamatan

Sukajadi Kota Bandung.

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Pendapat Arifin (2011: 224), mengemukakan bahwa dalam

pengambilan dan penentuan jumlah sampel, sebenarnya tidak ada ketentuan yang

mutlak, tetapi sekedar gambaran dapat mengikuti petunjuk sebagai berikut:

a. Jika jumlah anggota populasi sampai dengan 50, sebaiknya dijadikan

sampel semua atau sering disebut dengan sampel total, artinya seluruh

anggota populasi dijadikan objek penelitian.

b. Jika jumlah anggota populasi berada antara 51 sampai dengan 100, maka

sampel dapat diambil 50 – 60% atau dapat juga menggunakan sampel

total.

c. Jika jumlah anggota populasi berada antara 101 sampai dengan 500,

maka sampel dapat diambil 30 – 40%.

d. Jika jumlah anggota berada antara 501 sampai dengan 1000, maka sampel

dapat diambil 20 – 25%.

e. Jika jumlah anggota populasi di atas 1000, maka sampel dapat diambil

(19)

49

Selfi Yugastiyani, 2013

Jumlah populasi pada penelitian ini relatif kecil maka dalam penelitian ini

seluruh anggota populasi dijadikan sumber data penelitian/ sehingga sampel yang

digunakan adalah total sampel atau sensus. Penggunaan sampel total atau sensus

berlaku jika anggota populasi relatif kecil. Sampel total adalah sampel yang memiliki

besar sama dengan populasi.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu rancangan untuk melakukan penelitian

agar lebih sistematis sehingga terarah untuk mengumpulkan data. Menurut Nasution

(2003:23) bahwa “desain penelitian itu merupakan rencana tentang cara

mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta

serasi dengan tujuan penelitian.”

Sehingga dapat disimpulkan bahwa desain penelitian itu rangkaian sistematis

dalam melakukan penelitian. Berikut langkah-langkah tahap persiapan melakukan

penelitian :

1. Melakukan studi pendahuluan untuk merumuskan latar belakang , batasan

masalah dan rumusan masalah apa yang akan diteliti.

2. Melakukan persiapan dengan membuat surat mulai dari Jurusan

Admnistrasi Pendidikan kemudian ke Fakultas Ilmu Pendidikan lalu diberi

surat penghatar untuk ke BAAK setelah surat ada dilanjutkan ke Bagian

Badan Kesatuan Bangsa lalu ke Dinas Pendidikan Kota Bandung dan tahap

akhir ke sekolah-sekolah yang bersangkutan.

3. Mengumpulkan data-data untuk menunjang proses penelitian

4. Mencari teori-teori yang relevan guna mendukung variabel dalam

penelitian

5. Berdasarkan teori yang telah ada, maka dilanjutkan membuat kerangka

berfikir serta hipotesis penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara

(20)

50

6. Setelah menyusun hipotesis penelitian maka akan dilakukan uji emprik

untuk menentukan kebenaran. Untuk itu dilakukan tahapan- tahapan seperti

menentukan populasi, sampel,penyusunan instrumen dan analisis data.

C. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

merupakan suatu cara ataupun teknik yang dipergunakan sebagai alat bantu

untuk mengumpulkan data serta menganalisisnya agar diperoleh suatu

kesimpulan guna mencapai tujuan penelitian.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi kepala sekolah

tentang periodisasi masa jabatan terhadap motivasi berprestasi kepala sekolah

Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.

Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai

berikut :

1. Metode Deskriptif

Menurut Nasution (2003:24) “penelitian deskriptif merupakan deskripsi

untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial.”

Penelitian deskriptif lebih spesifik dengan memusatkan perhatian kepada

aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan hubungan antara berbagai variabel.

Sedangkan menurut Arikunto (2010:3) “penelitian deskriptif adalah penelitian

yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi , peristiwa dan lain-lain,

yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.”

Maka berdasarkan dari pemaparan di atas maka , metode penelitian

deskriptif itu adalah potret secara sederhana apa yang terjadi dalam suatu

wilayah atau objek kemudian dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian

(21)

51

Selfi Yugastiyani, 2013

Adapun langkah-langkah dari penelitian deskriptif menurut Arifin (2011:

56), yaitu :

a. Mengidentifikasi dan Memilih Masalah

b. Melakukan Kajian Pustaka

c. Merumuskan Masalah

d. Merumuskan Asumsi dan Hipotesis

e. Merumuskan Tujuan Penelitian

f. Menjelaskan Manfaat Hasil Penelitian

g. Menentukan Variabel Penelitian

h. Menyusun Desain Penelitian

i. Menentukan Populasi dan Sampel

j. Menyusun Instrumen Penelitian

k. Mengumpulkan Data

l. Membahas Hasil Penelitian

m. Menarik Simpulan, Implikasi dan Saran

n. Menyusun Laporan

Berdasarkan uraian di atas, maka melalui metode penelitian deskriptif

diharapkan dapat menemukan informasi yang tepat mengenai Persepsi Kepala

Sekolah tentang Periodisasi Masa Jabatan di Sekolah Dasar Negeri Se-

Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.

2. Pendekatan Kuantitatif

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

kuantitatif digunakan untuk mengukur tiap-tiap variabel yang ada dalam

penelitian sehingga diketahui tingkat keterhubungan melalui teknik

perhitungan statistik. Hal serupa juga dijelaskan oleh Sugiyono (2011: 14)

(22)

52

umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Pendekatan kuantitatif ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel X (persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa

jabatan) terhadap variabel Y (motivasi berprestasi kepala sekolah) dengan

mengukur indikator dari masing - masing variabel tersebut. Pendekatan

kuantitatif dimulai dengan memahami permasalahan yang akan menjadi

pusat perhatian penelitian. Kemudian mendefinisikan serta

memformulasikan masalah penelitian dengan jelas sehingga mudah dimengerti.

3. Studi Kepustakaan

Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan. Studi kepustakaan

merupakan suatu upaya untuk mendapatkan keterangan atau informasi

melalui suatu penelaahan terhadap berbagai literatur yang relevan. Studi

kepustakaan membantu untuk menemukan sumber sekunder umum yang utama.

Menurut Arikunto (2010:70) mengemukakan manfaat-manfaat yang

diperoleh dari studi kepustakaan sebagai berikut:

a. Menggali teori-teori dasar dan konsep yang telah diketemukan

oleh para ahli;

b. Mengikuti perkembangan penelitian dalam bidang yang akan

diteliti;

c. Memperoleh orientasi yang lebih luas mengenai topik yang dipilih;

d. Memanfaatkan data sekunder;

e. Menghindarkan duplikasi penelitian.

Studi kepustakaan juga dapat menjadi manfaat bagaimana cara

(23)

53

Selfi Yugastiyani, 2013

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul dan ruang lingkup

masalah yang diteliti, maka didefinisikan secara operasional definisi - definisi yang

terdapat dalam penelitian ini. Adapun definisi-definisi operasional yang berkaitan

dengan penelitian ini antara lain:

1. Pengaruh

Pengaruh merupakan suatu keadaan dalam bentuk perilaku atau tindakan

seseorang sehingga mempengarahi satu hal oleh hal lain dan menimbulkan

akibat yang bersifat positif dan negatif.

Yang dimaksud pengaruh dalam penelitian ini adalah hubungan antara

satu variabel (X) dalam hal ini persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa

jabatan pengaruhnya terhadap variabel (Y) dalam hal ini motivasi berprestasi.

2. Persepsi

Menurut Indrawijaya (2009:45) mengemukakan bahwa “persepsi adalah

dasar proses kognitif atau proses psikologis.” Thoha (2012:141) “Persepsi

adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi iu merupakan suatu penafsiran

yang unik terhadap situasi dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap

situasi.”

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah gaya

pemikiran seseorang menyikapi suatu keadaan dan akan terjadi interpretasi yang

berbeda dari masing-masing individu.

Adapun dimensi dan indikator dari persepsi menurut Thoha (2012:148)

yaitu:

a. Faktor- Faktor dari Luar 1. Intensitas 2. Ukuran

(24)

54

5. Gerakan (Moving) 6. Baru dan Familier

b. Faktor-Faktor dari Dalam

1. Belajar atau Pemahaman Learning dan Persepsi 2. Motivasi dan Persepsi

3. Kepribadian dan Persepsi

3. Kepala Sekolah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di buku Wahjosumidjo (2008:83)

kepala sekolah berasal dari kedua kata yaitu “kepala” dan “sekolah”. Kata “kepala” dapat diartikan “ketua” atau “pemimpin” dalam suatu organisasi atau

sebuah lembaga. Sedangkan “sekolah” adalah sebuah lembaga dimana menjadi

tempat menerima dan memberi pelajaran. “Kepala sekolah itu adalah sebagai

pemikir dan pengembang (brain power) yang tugas utamanya adalah

memikirkan kemajuan sekolah” (Danim, 2009:29).

Berdasarkan definisi diatas maka disimpulkan bahwa kepala sekolah

adalah suatu jabatan fungsional yang mempunyai tugas untuk memimpin

sekolah secara baik dengan mengimplementasikan lima dimensi kompetensi

kepala sekolah, yaitu dimensi kompetensi kepribadian, dimensi manajerial,

dimensi kewirausahaan, dimensi supervisi dan dimensi sosial.

4. Periodisasi Masa Jabatan

Setiap jabatan tentunya memiliki masa jabatan guna untuk melalukan

inovasi dan perubahan dalam suatu organisasi atau instansi. Salah satunya

adalah periodisasi masa jabatan kepala sekolah. Periodisasi masa jabatan

merupakan batas waktu yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk memegang

(25)

55

Selfi Yugastiyani, 2013

5. Motivasi

Menurut Mitchell (Winardi, 2001:1) mengungkapkan bahwa „motivasi

mewakili proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya,

diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunter)

yang diarahkan ke tujuan tertentu.‟ Sedangkan menurut Gray, dkk (Winardi,

2001:2) berpendapat bahwa „motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya

sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan

tertentu.‟

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah energi aktif

yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang yang nampak

pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong individu

untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan,

atau keinginan yang harus terpuaskan.

6. Motivasi Berprestasi

Menurut pendapat McClelland dalam buku Danim dan Suparno ( 2009:38)

bahwa „motivasi berprestasi (achievement motivation and behavior)

dipengaruhi oleh banyak faktor.‟ Sedangkan menurut Danim (2009:63)

“motivasi berprestasi adalah dorongan dan daya juang pada diri seseorang dalam melakukan aktivitas untuk mengatasi segala tantangan dalam upaya

pencapaian tujuan tertentu.”

Dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan dorongan

dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditargetkan oleh

seseorang. Orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, cenderung lebih

tinggi kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan berorientasi

(26)

56

Adapun dimensi dari motivasi berprestasi yaitu:

a. Suka mengatasi rintangan,

b. Suka mengambil risiko yang moderat (moderate risk). c. Memerlukan umpan balik yang segera.

d. Memperhitungkan keberhasilan.

E. Instrumen Penelitian 1. Penyusunan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disusun dan

dikembangkan berdasarkan kebutuhan penelitian yaitu untuk mengungkap

persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan dan motivasi

berprestasi kepala sekolah.

Berikut tabel penyusunan instrumen yaitu sebagai berikut :

Variabel Sumber Definisi Komponen/ Dimensi

Variabel X Thoha (2012:141)

Persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi iu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi

a. Faktor- Faktor dari Luar

(27)

57

Selfi Yugastiyani, 2013

Indrawijaya

(2009:45)

Persepsi adalah dasar proses kognitif atau proses psikologis.

Proses Persepsi

1. Proses Masukan

2. Proses Selektivitas

3. Proses Penutupan (Clousere)

Penulis Persepsi adalah gaya

pemikiran seseorang

menyikapi suatu keadaan dan akan terjadi interpretasi yang berbeda dari masing-masing individu.

a. Faktor- Faktor dari Luar

1. Intensitas

Motivasi berprestasi adalah

dorongan pada diri

seseorang dalam melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan dengan sukses

a. Suka mengatasi rintangan,

(28)

58

merupakan seseorang yang

dianggap mempunyai

motivasi untuk berprestasi

jika ia mempunyai

keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih

c. Memperhitungkan keberhasilan.

d. Menyatu dengan tugas

Penulis Motivasi berprestasi

merupakan dorongan dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditargetkan oleh seseorang.

Orang yang memiliki

motivasi berprestasi tinggi, cenderung lebih tinggi

kemampuannya dalam

menyelesaikan tugas-tugas dan berorientasi kepada prestasi.

2. Pengembangan Kisi - Kisi

Penyusunan kisi-kisi atau instrumen penelitian merupakan acuan dalam

penyusunan alat pengumpulan data. Kisi-kisi penelitian disusun secara sistematis

relevan dengan permasalahan, tujuan penelitian serta pertanyaan penelitian, yang

kemudian dijabarkan berdasarkan aspek yang diteliti serta

indikator-indikatornya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pembuatan item pertanyaan

angket. Berikut tabel pengembangan kisi-kisi yaitu:

No Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item

(29)
(30)

60

selanjutnya dijadikan bahan penyusun pernyataan atau soal dalam angket dengan

(31)

61

Selfi Yugastiyani, 2013

3. Pedoman Skoring

Mengenai alternatif jawaban dalam angket, digunakan skala sikap yakni

skala likert.mengenai skala likert, Sugiyono (2011:134) mengemukakan bahwa

“Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.”

Dengan skala likert, maka variabel yang akan dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak

untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan.

Tabel 3.4

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Sangat setuju 5

Setuju 4

Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

F. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrumen dilakukan untuk memperoleh hasil

penelitian yang tepat. Hasil instrumen yang tepat harus mempunyai dua syarat yaitu

validitas dan realibilitas. Oleh karena itu, dilakukan uji coba instrumen untuk

menentukan instrumen tersebut layak untuk digunakan. Uji coba instrumen dilakukan

kepada objek yang mempunyai karekteristik sama. Uji coba instrumen dilakukan

pada sekolah negeri se-Kota Bandung yang diambil secara acak sebanyak 30 sekolah.

Setelah melakukan uji coba instrumen maka akan dihitung uji validitas dan

(32)

62

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu alat pengukuran yang dilakukan untuk

mempunyai kesahihan. Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:211)

bahwa “validitas adalah salah satu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahian sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau

sahih mempunyai validitas yang tinggi.” Untuk memperoleh kesahihan dari tiap butir soal, uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas

dengan mengkorelasikan antara skor tiap item soal yang didapat dengan skor

total responden. Pengelolaan uji validitas item ini menggunakan metode

kolerasi Pearson. Rumus yang ditetapkan oleh Pearson yang dikenal dengan

korelasi Pearson Product Moment sebagai berikut :

rxy= ∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ √ ∑ ∑

(Arikunto, 2010:213)

Keterangan :

N = jumlah responden

X = skor setiap item

Y = skor total

∑ = kuadrat jumlah skor item ∑ = jumlah kuadrat skor item ∑ = jumlah kuadrat skor total

∑ = jumlah kuadrat skor total

rxy = koefisien korelasi variable x dan y

Pengujian validitas angket dilakukan dengan menggunakan program SPSS

18,0. Menurut Priyatno (2011:51) “metode uji validitas ini dengan cara

(33)

63

Selfi Yugastiyani, 2013

item adalah penjumlahan dari keseluruhan item”. Berikut langkah-langkah

pengolahan data untuk menentukan validitas angket adalah :

a. Buka program SPSS, selanjutnya buat variabel dengan klik tab Variabel

View dan definisikan tiap kolomnya seperti pada kolom Name ketik item

1 sampai dengan item 30 kemudian yang terakhir yaitu skor total.

b. Setelah mengisi variable view, klik data view dan isikan data dengan skor

pada masing-masing item pernyataan sesuai dengan jawaban responden.

c. Klik Analyze – Correlate – Bivariate. Selanjutnya akan terbuka kotak

dialog Bivariate Correlations.

d. Masukan semua item dan skor total ke kotak Variabels. Pada Correlation

Coefficients pilih Pearson selanjutnya klik OK. Maka akan mendapatkan

output uji validitas. Untuk Kriteria validitas, sebagai berikut :

1. Jika rhitung ≥ rtabel maka butir soal valid

2. Jika rhitung ≤ rtabel maka butir soal tidak valid

Pernyataan atau pertanyaan yang tidak valid dapat dibuang atau

direvisi kembali. Berikut hasil uji validitas variabel x persepsi kepala

(34)

64

Tabel 3.5

Uji Validitas Variabel X

No Item r hitung r tabel Kesimpulan Keterangan

(35)

65

Selfi Yugastiyani, 2013

Nilai korelasi ini dibandingkan dengan r tabel. R tabel dicari pada

signifikasi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 30 dengan df = 30-2 =

28 , maka didapat r tabel sebesar 0,374. Berdasarkan dari tabel di atas maka

diketahui bahwa dari 30 soal terdapat 5 soal yang tidak valid maka item tidak

valid tersebut akan dihapus, maka item yang digunakan adalah 25 item.

(36)

66

Tabel 3.6

Uji Validitas Variabel Y

No Item r hitung r tabel Kesimpulan Keterangan

(37)

67

Selfi Yugastiyani, 2013

Nilai korelasi ini dibandingkan dengan r tabel. R tabel dicari pada

signifikasi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 30 dengan df = 30-2 =

28 , maka didapat r tabel sebesar 0,374. Berdasarkan dari tabel di atas maka

diketahui bahwa dari 30 soal terdapat 7 soal yang tidak valid maka item tidak

valid tersebut 4 item dihapus dan 3 item direvisi karena penyataan tersebut

mewakili sub indikator. Sehingga item yang digunakan adalah 26 item.

2. Uji Realibilitas

Priyatno (2011:69) “uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui

konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan

dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang”. Pengujian reliabilitas

instrumen dilakukan dengan menggunakan ukuran Cronbach Alpha yang diolah

menggunakan SPSS 18.0. Metode ini sangat cocok digunakan pada skor

berbentuk skala. Seperti yang dikemukakan Sekaran (Priyatno,2011:69),

„realibilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baika, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0.8 adalah baik‟. Langkah untuk menguji reliabilitas dengan

menggunakan SPSS 18.0 adalah sebagai berikut :

a. Menggunakan input yang sama dengan uji validitas.

b. Klik Analyze – Scale – Realibility Analysis.

c. Masukkan item-item yang valid ke kotak items sebelah kanan kecuali item

yang tidak valid dan skor total, selanjutnya klik tombol Statistics.

d. Pada kotak dialog Descriptives For, beri tanda centang pada Scale if item

deleted. Kemudian klik tombol Continue. Pada kotak dialog sebelumnya

(38)

68

Tabel 3.7

Uji Realibitas Variabel X dan Variabel Y

Variabel X Variabel Y

Dari hasil uji realibiltas maka dapat diketahui output persepsi dalam

variabel X yaitu 0.877 dan output motivasi variabel Y yaitu 0.889. Karena hasil

variabel lebih dari 0.6 dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam penelitian ini

adalah realiabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan atau alat-alat

yang digunakan dalam pengumpulan data, sehingga data yang diharapkan dapat

terkumpul dan benar-benar relevan dengan masalah yang ingin dipecahkan. Ada

beberapa tahapan yang ditempuh dalam proses pengumpulan data dalam

penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data dengan

teknik sebagai berikut :

1. Teknik Observasi

Menurut Nasution (2009 : 106) mengatakan bahwa “Observasi dilakukan

untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti terjadi dalam

kenyataan.” Dengan observasi dapat kita peroleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar diperoleh dengan metode lain. Observasi

yang dilakukan adalah observasi langsung berupa pengamatan oleh peneliti

dalam menemukan masalah. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.877 25

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(39)

69

Selfi Yugastiyani, 2013

2. Teknik Wawancara (Interview)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden

yang lebih mendalam. Sebagaimana dikemukakan oleh Nasution (2009:113)

bahwa “Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.”

Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2011:194) mengemukakan bahwa anggapan

yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan

juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut.

a. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang

dirinya sendiri

b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar

dan dapat dipercaya

c. Bahwa interprestasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud

oleh peneliti.

3. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti

tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan

dari responden. Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2010:194) bahwa

“sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui..”

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup karena

sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Angket

dalam penelitian ini bentuknya berupa check list yang di dalamnya ada sebuah

daftar, di mana responden tinggal membubuhkan tanda check ( √ ) pada kolom

(40)

70

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b. Dapat dibagikan secata serentak kepada banyak responden.

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya

masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.

d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak

malu-malu menjawab.

e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua repsonden dapat diberi

pertanyaaan yang benar-benar sama.

Adapun pengumpulan data dilakukan beberapa tahap yaitu: 1) tahap

penentuan alat pengumpulan data, 2) tahap penyusunan alat pengumpulan data,

3)tahap uji coba angket, 4) tahap penyebaran dan pengumpulan angket.

1. Tahap Penentuan Alat Pengumpulan Data

Sebelum melakukan penelitian maka ditentukan terlebih dahulu alat

pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data berupa

kuesioner dengan kuesioner tertutup.

2. Tahap Penyusunan Alat Pengumpulan Data

Penyusunan alat pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

a. Menentukan indikator dari masing-masing variabel yaitu persepsi

kepala sekolah (Variabel X) dan motivasi berprestasi (Variabel Y)

sesuai dengan teori-teori yang relevan.

b. Menyusun kisi-kisi instrument dengan menentukan sub indikator dari

masing-masing variabel dan menyusun daftar pernyataan sesuai

dengan indikator dan sub indicator.

c. Menetapkan kriteria skor untuk setiap alternatif jawaban. Skor yang

(41)

71

Selfi Yugastiyani, 2013

3. Tahap Uji Coba Instrumen

Setelah membuat instrumen pernyataan maka stelah itu dilakukan uji

coba instrument. Uji coba instrumen dilakukan kepada objek yang mempunyai

karekteristik sama.Uji coba instrumen dilakukan pada sekolah negeri se-Kota

Bandung yang diambil secara acak sebanyak 30 sekolah. Berikut nama sekolah

yang menjadi objek uji coba instrumen yaitu:

Tabel 3.8

Daftar Nama Sekolah untuk Uji Coba Instrumen

Sekolah

SDN Sukarasa SDN Kebon Gedang 5

SDN Cipedes SDN Kebon Gedang 2

SDN Cidadap SDN Kebon Gedang 10

SDN Sukasari SDN Warung Jambu 2

SDN Isola SDN Gumuruh 7/9

SDN Cihampelas SDN Gumuruh 8

SDN Ciujung SDN Binong Jati 1-4

SDN Halimun SDN Karangpawulang

SDN Babakan Jati SDN Babakan Surabaya 4

SDN Pelita SDN Sukapura 1-3

SDN Babakan Surabaya 2/3 SDN Kircon 3/7

SDN Sukapura 4/5 SDN Putraco Indah

SDN Kridawinaya SDN Turangga 1

SDN Babakan Sentra 1,3,4 SDN Buah Batu Baru

SDN Babakan Sentra 2 SDN Sekejati

4. Tahap Penyebaran dan Pengumpulan Angket

Setelah melakukan uji coba instrumen dan diketahui hasilnya maka

dilakukan pengumpulan data sesuai responden yang ditentukan yaitu sekolah

(42)

72

H. Analisis Data

Analisis data merupakan tahap untuk mengetahui hasil yang telah didapat

dalam penyeberan angket. Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan

kegiatan setelah pengumpulan data. Berikut pengelolaan data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Seleksi Kuesioner

Langkah awal yaitu dilakukan pemeriksaan dan menyeleksi kuesioner

dari responden untuk diolah. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai

berikut:

a. Memeriksa semua kuesioner telah terkumpul dari semua responden.

b. Memeriksa data yang terkumpul tersebut layak untuk diolah.

Hasil penyeleksian kuesioner yang disebarkan kepada seluruh kepala

sekolah negeri Se- Kecamatan Sukajadi , terkumpul dan dapat diolah.

2. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weighted Mean Score)

Perhitungan kecenderungan umum dilakukan untuk memperoleh

gambaran kecenderungan rata-rata untuk masing-masing variabel, yaitu

variabel X dan variabel Y. Adapun langkah-langkah yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

a. Memberi nilai dari setiap jawaban dalam masing-masing alternative

jawaban.

b. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif dari jawaban yang dipilih.

c. Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada tiap

pertanyaan, yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden yang

memilih alternatif jawaban tersebut, kemudian dikalikan dengan bobot

alternatif itu sendiri.

d. Menghitung nilai rata-rata ( ) untuk setiap butir pertanyaan dalam

(43)

73

Selfi Yugastiyani, 2013

Keterangan :

̅ = Rata-rata skor responden

=

Jumlah skor dari setiap alternatif jawaban responden n = Jumlah reponden

e. Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata

setiap kemungkinan jawaban.

f. Mencocokan hasil perhitungan setiap variabel dengan criteria

masing-masing untuk menentukan kecenderuangan criteria masing-masing-masing-masing

variabel. Kriterianya sebagai berikut :

Tabel 3.9

Daftar Konsultasi WMS

Rentang

nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01-5,00 Sangat Tinggi SS (Sangat Setuju) SS (Sangat Setuju)

3,01-4,00 Tinggi S (Setuju) S (Setuju)

2,01-3,00 Cukup R (Ragu-Ragu) R (Ragu-Ragu)

1,01-2,00 Rendah TS (Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

0,01-1,00 Sangat

Rendah

STS (Sangat Tidak

Setuju)

STS (Sangat Tidak

Setuju)

(44)

74

[ ̅]

3. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku

Dalam pengolahan data diperlukan skor yang sudah baku, untuk

mengubah skor mentah menjadi skor baku digunakan rumus sebagai berikut :

(Riduwan, 2008: 155)

Keterangan :

= Skor Baku yang dicari

= Skor mentah ̅ = Rata-rata (mean)

S = Standar Deviasi

Selanjutnya untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku perlu

diketahui hal-hal berikut :

a. Menentukan rentang R, dengan rumus (Riduwan, 2008 : 142) :

b. Menetukan banyak kelas (BK) interval dengan rumus (Riduwan, 2008

: 157):

c. Menentukan panjang kelas interval, dengan rumus (Riduwan, 2008 :

157) yaitu rentang dibagi banyak kelas. BK = 1 + (3,3) log n

i = R / Bk

(45)

75

Selfi Yugastiyani, 2013

d. Membuat tabel distribusi frekuensi

e. Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus (Riduwan, 2008 : 188) :

f. Mencari simpangan baku (standar deviasi) dengan rumus (Riduwan,

2008 : 188 ) yaitu :

4. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu

distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan

uji statistic yang akan dipergunakan. Jika data berdistribusi normal maka

menggunakan jenis statistik parametrik. Apabila distribusi tidak normal maka

disarankan untuk menggunakan uji nonparamaetrik. Uji normalitas ini

menggunakan Chi Square. Menurut Muhidin dan Abdurrahman (2011:76)

“fungsi dari chi square adalah uji kecocokan (Goodness Of Fit) Dalam uji kecocokan akan dibandingkan antara frekuensi hasil observasi dengan frekuensi

harapan/teoritis. Pengelolaaan data menggunakan langkah-langkah di bawah ini

1. Menghitung rata-rata, simpangan baku dan t-hitung.

a. Mencari nilai rata-rata (x ) dari setiap kelompok data dengan rumus:

̅ ∑

s

=

(46)

76

Keterangan :

x = nilai rata-rata yang dicari x = skor mentah

n = jumlah sempel

∑ = jumlah dari

b. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan

menggunakan rumus :

Keterangan :

S = simpangan baku yang dicari

∑ = jumlah dari x = nilai data mentah

x = nilai rata-rata yang dicari n = jumlah sampel

c. Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya.

d. Menentukan jumlah kelas interval

e. Menentukan panjang kelas interval, yaitu: (data terbesar–data terkecil)

dibagi dengan jumlah kelas interval

f. Menyusun data ke dalam tabel normalitas

g. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan cara mengkalikan

persentase luas tiap bidang curve normal dengan jumlah anggota

sampel.

fh = luas curve x jumlah anggota

h. Memasukkan harga-harga fhke dalam tabel kolom fh, sekaligus

(47)

77

Selfi Yugastiyani, 2013

Harga jumlah –

adalah merupakan harga Chi Kuadrat )

hitung.

i. Membandingkan (X2hitung) dengan (X2tabel), dengan kaidah keputusan

sebagai berikut :

Jika, X2hitungX2tabel, maka Distribusi data tidak normal

Jika, X2hitungX2tabel, maka Distribusi data normal

5. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh/kontribusi yang positif dan signifikan antara Persepsi dan Motivasi

Berprestasi. Berikut adalah rumusan hipotesis dalam penelitian ini :

Ho : Tidak ada hubungan antara Persepsi dengan Motivasi Berprestasi

Ha : Ada hubungan antara Persepsi dengan Motivasi Berprestasi

Adapun hal-hal yang dianalisis berdasarkan hubungan antar variabel

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Analisis Korelasi

Menurut Muhidin dan Abdurrahman (2011:187) tujuan dilakukannya

analisisi kolerasi antara lain; (1) untuk mencari bukti terdapat tidaknya

hubungan (korelasi) antar variabel, (2) bila sudah ada hubungan, untuk melihat

tingkat keeratan hubungan antar variabel, dan (3) untuk memperoleh kejelasan

dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti (menyakinkan/signifikan) atau

tidak berarti (tidak menyakinkan).

Adapun hal-hal yang akan dianalisis tersebut adalah sebagai berikut :

1. Analisis korelasi menggunakan SPSS 18.0. agar mengetahui koefisisen

korelasi untuk dua buah variabel X dan Y yang kedua-duanya memiliki

tingkat pengukuran interval, dapat dihitung dengan menggunakan korelasi

product moment.Adapun langkah-langkah menggunakan SPSS 18,0

(48)

78

a. Buka program SPSS, selanjutnya membuat variabel dengan klik tab

Variabel View. Pada kolom Name baris pertama ketik X dan baris

kedua ketik Y. Untuk kolom Decimale, ubah menjadi 0, dan untuk

kolom Label pada baris pertama ketik persepsi (x) dan kolom pada

baris kedua motivasi berprestasi (y). Sedangkan untuk kolom-kolom

lainnya dihiraukan.

b. Jika selesai, buka halaman Data Editor dengan klik tombol Data

View. Kemudian isikan datanya sesuai variabelnya.

c. Untuk melakukan analisis klik Analyze – Correlate – Bivariatte.

Selanjutnya akan muncul kotak dialog.

d. Kemudian klik variabel Persepsi dan Motivasi Berprestasi ke kotak

Variables. Pada Correlation Coefficient pastikan terpilih Pearson. Jika

sudah klik tombol OK maka akan muncul hasil output.

Tabel 3.10

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat kuat

(49)

79

Selfi Yugastiyani, 2013

b. Analisis Determinasi

Mencari koefisien determinasi yang digunakan untuk mengetahui

besarnya prosentase kontribusi variabel independen (X) terhadap variabel

dependen (Y). Adapun untuk mencari derajat hubungan berdasarkan koefisien

determinasi dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon dan

Hadi (2005:188) yaitu :

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi yang dicari

r2 = Koefisien korelasi

Dalam menguji determinasi, peneliti dibantu dengan menggunakan

Program SPSS 18.0 for Windows. Adapun langkah-langkah operasionalnya

adalah sebagai berikut :

a. Buka program SPSS, selanjutnya membuat variabel dengan klik

tab Variabel View. Pada kolom Name baris pertama ketik X dan

baris kedua ketik Y. Untuk kolom Decimale, ubah menjadi 0, dan

untuk kolom Label pada baris pertama ketik persepsi (x) dan

kolom pada baris kedua motivasi berprestasi (y). Sedangkan untuk

kolom-kolom lainnya dihiraukan.

b. Jika selesai, buka halaman Data Editor dengan klik tombol Data

View. Kemudian isikan datanya sesuai variabelnya.

c. Klik Analyze – Regression – Linear. Selanjutnya akan terbuka

kotak dialog Linear Regression .

d. Klik Variabel Motivasi Berperstasi (Y) dan masuk ke kotak

Dependent. Kemudian Variabel Persepsi (X) ke kotak

(50)

80

Independent(s). Jika sudah klik tombol OK, maka hasilnya keluar

pada output.

c. Analisis Regresi

Analisis regresi dipergunakan untuk menelaah hubungan antara dua

variaabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya

belum diketahui dengan sempurna atau untuk mengetahui bagaimana variasi

dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam

suatu fenomena yang kompleks. Dalam menguji determinasi, peneliti dibantu

dengan menggunakan Program SPSS 18.0 for Windows. Adapun

langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai berikut :

a. Buka program SPSS, selanjutnya membuat variabel dengan klik

tab Variabel View. Pada kolom Name baris pertama ketik X dan

baris kedua ketik Y. Untuk kolom Decimale, ubah menjadi 0,

dan untuk kolom Label pada baris pertama ketik persepsi (x) dan

kolom pada baris kedua motivasi berprestasi (y). Sedangkan

untuk kolom-kolom lainnya dihiraukan.

b. Jika selesai, buka halaman Data Editor dengan klik tombol Data

View. Kemudian isikan datanya sesuai variabelnya.

c. Klik Analyze – Regression – Linear. Selanjutnya akan terbuka

kotak dialog Linear Regression .

d. Klik Variabel Motivasi Berperstasi (Y) dan masuk ke kotak

Dependent. Kemudian Variabel Persepsi (X) ke kotak

Independent(s). Jika sudah klik tombol OK, maka hasilnya

keluar pada output.

Gambar

Tabel 3.2 Penyusunan Instrumen Penelitian
Tabel 3.3 Pengembangan Kisi-Kisi Instrumen
Tabel 3.4 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel X
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam akhir–akhir ini terdapat perkembangan yang sangat pesat sekali dalam teknik dan metode analisa, baik analisa ekonomi maupun analisa kegiatan usaha

Konsep dan Aplikasi dengan Microsoft Excel dan SPSS.

Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu..

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari belanja daerah dan pendapatan perkapita terhadap Pendapatan Asli Daerah; dengan inflasi sebagai variabel moderating

[r]

Vocabulary Learning Strategies (Vls) Of High-Achieving Indonesian Efl Undergraduate Students.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oleh karena tanda-tanda retinopati ini dapat dipakai untuk memprediksi mortalitas pada pasien hipertensi, hal tersebut menjadi latar belakang peneliti untuk

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI ANAK TUNANETRA TINGKAT SDLB DI SLBN-A PAJAJARAN KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu