SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
LILIS YUSMIATI 0904131
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG
MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI 40 METER MELALUI PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI YANG DIMODIFIKASI
DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SUKAMANTRI KECAMATAN CILEUNYI
DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. H. AYI SUHERMAN, M.Pd NIP. 19600215 198411 1 001
Pembimbing II
DEWI SUSILAWATI, M.Pd NIP. 19780310 200812 2 001
Mengetahui : Ketua Prodi PGSD Penjas,
Lari 40 Meter Melalui Pembelajaran Permainan Kasti yang Dimodifikasi di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi ”. adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Sumedang, Mei 2011 Yang Membuat Pernyataan
LILIS YUSMIATI 0904131
ABSTRAK ………..……….…………. ii
KATA PENGANTAR ………..……… iii
UCAPAN TERIMA KASIH ………...……… iv
DAFTAR ISI ……….……….. v
A. Konsep Dasar Pendidikan Jasmani ……… 9
1. Pengertian Pendidikan Jasmani ………... 9
2. Konsep Gerak dan Pendidikan Jasmani ……… 14
B. Permainan dalam Pendidikan Jasmani ………. 16
1. Pengertian Permainan ………. 16
2. Konsep Permainan ……… 18
C. Pengertian Bermain ……… 21
D. Teori-Teori Permaian dalam Pendidikan Jasmani ……….. 22
E. Macam-Macam Permainan dalam Pendidikan Jasmani ………. 23
F. Manfaat Permainan ………... 23
G. Peranan Permainan dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani ….. 26
H. Jenis Permainan dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani ……… 26
J. Konsep Lari Sprint ……….. 29
2. Pembelajaran Gerak Pada Permainan Kasti Yang Dimodifikasi 34 L. Proses Belajar Gerak ……… 36
1. Fase Belajar Gerak Dalam Pembelajaran Permainan Kasti …… 37
M. Peran Guru Penjas dalam Pembelajaran Permainan Kasti ………….. 40
1. Guru Sebagai Mediator Dan Fasilitator ……… 40
2. Efektivitas Modifikasi Permainan Kasti ……….. 41
3. Permainan Kasti Yang Dimodifikasi ……… 42
N. Hipotesis Tindakan ………..……… 43
BAB III METODE PENELITIAN ………. 45
2. Lembar Wawancara ………...……….. 55
3. Catatan Lapangan ………... 56
4. Tes Hasil Belajar ………... 57
5. Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKG) 1 dan II ………… 57
F. Teknik Pengolahan dan Analisisi Data ………... 57
1. Teknik Pengolahan Data ………... 57
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN 67 A. Paparan Data Awal ………... 67
B. Paparan Data Tindakan………... 73
C. Deskripsi Pendapat Siswa dan Guru ………... 99
1. Deskripsi Pendapat Siswa ………... 100
2. Deskripsi Pendapat Guru ………... 101
D. PembahasanPenelitian ………... 102
Tabel 1.1 Hasil Tes Awal Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 meter ... 3
Tabel 4.1 Lembar Wawancara Siswa ... 67
Tabel 4.2 Data Observasi Awal Aktivitas siswa... 68
Tabel 4.3 Data Awal Kinerja Guru Tahap Perencanaan 70
Tabel 4.4 Hasil Tes Awal Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 Meter
pada Siswa Kelas V SDN Sukamantri ... 71
Tabel 4.5 Hasil Tes Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 Meter Pada
siswa Kelas V SDN Sukamantri Siklus I ... 76
Tabel 4.6 Data Observasi Perencanaan Aktivitas Siswa Siklus II ... 81
Tabel 4.7 Data Awal Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus II ... 82
Tabel 4.8 Hasil Tes Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 Meter Pada
Siswa Kelas V SDN Sukamantri Siklus II ... 84
Tabel 4.9 Hasil Tes Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 Meter Pada
Siswa Kelas V SDN Sukamantri Siklus II ... 86
Tabel 4.10 Data Observasi Awal Aktivitas Siswa Siklus III ... 92
Tabel 4.11 Data Hasil Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus III ... 94
Tabel 4.12 Hasil Tes Awal Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 Meter
Pada Siswa Kelas V SDN Sukamantri ... 95
Tabel 4.13 Hasil Tes Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 Meter Pada
Siswa Kelas V SDN Sukamantri Siklus III ... 97
Tabel 4.13 Rekapitulasi Peningkatan Nilai dan KKM Pembelajaran
Gerak Dasar Lari 40 Meter di Kelas V SDN Sukamantri... 111
Gambar 3.1 Model Spiral menurut Stephen Kemmis dan Taggart ... 49
Grafik 4.1 Peningkatan Proses dan Hasil Pembelajaran Gerak Dasar
Lari 40 M Siswa Kelas V SDN Sukamantri ... 110
Grafik 4.1 Peningkatan KKM Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 M
Siswa Kelas V SDN Sukamantri ... 110
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 119
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 122
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III... 125
Lampiran 4 IPKG I Siklus I ... 128
Lampiran 5 IPKG I Siklus II ... 130
Lampiran 6 IPKG I Siklus III... 132
Lampiran 7 Penjelasan Skala Penilaian Perencanaan IPKG I ... 134
Lampiran 8 IPKG 2 Siklus I... 140
Lampiran 9 IPKG 2 Siklus II... 142
Lampiran 10 IPKG 2 Siklus III... 144
Lampiran 11 Penjelasan Skala Penilaian Perencanaan IPKG II... 146
Lampiran 12 Format Penilaian... 149
Lampiran 13 Format Penilaian Pada Siswa Kelas V SDN Sukamantri... 150
Lampiran 14 Pedoman Wawancara Untuk Siswasebelum diberi
tindakan ... 151
Lampiran 15 Contoh Hasil Wawancara Dengan Siswa Sebelum Diberi
Tindakan ... 152
Lampiran 16 Format Wawancara Dengan Siswa Sesudah Diberi
Tindakan ... 153
Lampiran 17 Contoh Hasil Wawancara Dengan Siswa Sesudah Diberi
Tindakan ... 154
Lampiran 18 Angket Siswa dalam Pembelajaran Lari 40 meter dengan
Permainan Kasti yang Dimodifikasi ... 155
Lampiran 19 Contoh Hasil Jawaban Angket Siswa dalam
Pembelajaran Lari 40 meter dengan Permainan Kasti
yang Dimodifikasi ... 156
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Program peningkatan mutu pendidikan merupakan isu terpenting yang
harus selalu dikembangkan dan ditetapkan dalam kebijakan pendidikan.
Pencapaian mutu pendidikan, khususnya mutu pengajaran pada pendidikan dasar
dapat dicapai bila kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Dalam PP No. 28/1990 tentang Pendidikan Dasar Pasal 3 dinyatakan tujuan
pendidikan dasar yaitu.
Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Pendidikan jasmani erat hubungannya dengan aspek-aspek pertumbuhan
dan perkembangan manusia. Khususnya pada manusia usia anak-anak sekolah
dasar, dalam melakukan aktivitas pendidikan jasmani harus dilaksanakan secara
teratur dan terarah. Hal ini berarti pendidikan jasmani itu harus dipelajari, dibina
dan diarahkan dengan memperhatikan kebutuhan anak masing-masing.
Proses pembelajaran dan hasil belajar siswa bukan saja ditentukan oleh
pola struktur dan isi kurikulum, akan tetapi di tentukan pula oleh kompetensi
guru. Guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan sehingga prestasi belajar siswa ada pada tingkat optimal.
sumber belajar yang diatur dan digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan
pengajaran.
Selain hal tersebut di atas kemampuan guru dalam merencanakan
pembelajaran, menentukan metode mengajar serta penerapkan strategi belajar
sangat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Nana Sujana dalam
Sudarwan, (2000:20) mengemukakan bahwa “ Guru merupakan ujung tombak
pendidikan ia secara langsung berupaya mempengaruhi, membina dan
mengembangkan kemampuan siswa”. Faktor - faktor yang berkaitan dalam
strategi pelaksanaan strategi pembelajaran di sekolah adalah kurikulum, guru dan
proses pembelajaran. Guru merupakan faktor yang memungkinkan proses
pembelajaran berlangsung dengan baik. Guru menempati kedudukan sentral,
sebab peranannya sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru harus
memiliki kemampuan dasar seperti penguasaan bahan, mengelola kelas dan
menciptakan iklim pembelajaran. Kemampuan itu termasuk di dalamnya
kemampuan memanfaatkan dan menggunakan media dan metode pembelajaran.
Pembelajaran pendidikan jasmani khusus cabang atletik di sekolah dasar
dirasakan oleh siswa sangat membosankan Karena gerakan-gerakannya
kebanyakan monoton, oleh karena itu penulis memandang perlu mencari suatu
bentuk permainan yang menarik untuk dikembangkan menjadi suatu bentuk
latihan yang dapat meningkatkan frekuensi lari cepat dengan bentuk permainan.
Berbagai jenis permainan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak
didik, ada yang menggunakan alat dan ada yang tidak menggunakan alat.
Baik peraturan permainannya, alat-alat yang digunakan, ukuran lapang maupun
waktu yang digunakannya sesuai dengan situasi masing-masing, juga permaian
tersebut belum ada wadah atau induk organisasinya baik yang bersifat nasional
maupun internasional.
Selanjutnya peneliti memperoleh hasil penilaian dari tampilan para siswa
dalam melakukan lari spint dengan aspek yang dinilai meliputi : gerakan tungkai
dan langkah kaki, gerakan ayunan lengan, dan sikap tubuh/kecondongan badan
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 1.1
Hasil Tes Awal Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 Meter Pada Siswa Kelas V SDN Sukamantri
25. Usep.F v v v 9 75,0 v
a) Gerakan tungkai dan langkah kaki 1 : Tumpuan dengan ujung kaki
2 : Ada saat kedua kaki melayang di udara 3 : Lutut selalu diangkat ke atas
4 : Langkah kaki panjang
b) Gerakan ayunan lengan
1 : Ayunan tangan dari belakang ke depan dimulai dari pangkal lengan/persendian bahu
2 : Ayunan tangan harus berlawanan dengan langkah kaki 3 : Siku ditekuk membentuk sudut
4 : Jari-jari tangan di kepal
c) Sikap tubuh/kecondongan badan 1 : Badan dicondongkan ke depan
2 : Mempertahankan badan selalu di depan 3 : Badan dalam keadaan tidak tegang/rileks 4 : Pandangan lurus ke depan
Keterangan :
Skor = Jumlah tiap aspek penilaian Jumlah skor ideal = 12
Nilai = Jumlah skor x 100 12 (skor ideal) Ketercapaian KKM = 60
Jumlah = Tiap kolom dijumlahkan
Prosentase tiap aspek penilaian = Jumlah kolom yang diperoleh x 100 4 x 29 = 116 (jumlah ideal) Prosentase skor = Jumlah kolom yang diperoleh x 100
12 x 29 = 348 (skor ideal) Prosentase nilai = Jumlah kolom yang diperoleh x 100
100 x 29 = 2900 (skor ideal) Prosentase KKM = Jumlah kolom yang diperoleh x 100
Berdasarkan hasil obervasi di kelas, maka dari jumlah siswa 29 hanya 10
orang atau 34 % yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 19
orang atau 88 % belum mencapai KKM, karena KKM mata pelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan di kelas V SDN Sukamantri di tetapkan 60.
Ditinjau dari permasalahan dan KKM, baik berdasarkan skor maupun nilai
pada siswa kelas V SDN Sukamantri Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung,
maka peneliti memberikan tindakan untuk meningkatkan motivasi dan minat
belajar dalam melakukan lari cepat 40 meter.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian melalui judul “Meningkatkan Gerak Dasar Lari 40 Meter Melalui
Pembelajaran Permainan Kasti yang Dimodifikasi di Kelas V Sekolah Dasar
Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi ”.
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belalakang permasalahan di atas, maka yang
menjadikan fokus permasalahan peneliti adalah:
a. Bagaimana merencanakan pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui
pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi ?.
b. Bagaimana melaksanakan pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui
pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi?.
c. Bagaimana hasil evaluasi pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui
2. Pemecahan masalah
Masalah peningkatan kecepatan lari 40 meter melalui pembelajaran
permainan kasti yang dimodifikasi di kelas V sekolah dasar negeri Sukamantri
Kecamtan Cileunyi akan dipecahkan dengan mengupayakan perencanaan
pembelajaran yang matang, melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan
materi dan metode pembelajaran yang sesuai, mengevaluasi hasil belajar yang
terjadi pada pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan tindakan melalui
permainan kasti yang dimodifikasi dilaksanakan dengan 3 siklus antara lain :
1. Siklus 1
Permainan kasti dengan menggunakan 3 base, jarak antara ruang pemukul
dengan base 1 adalah 10 meter, jarak antara base 1 dengan base 2 adalah 10
meter, begitu juga jarak antara base 2 ke base 3 berjarak 10 meter.
2. Siklus II
Permainan kasti dengan menggunakan 2 base, jarak antara ruang pemukul
dengan base 1 adalah 15 meter, jarak antara base 1 dengan base 2 adalah
15 meter.
3. Siklus III
Permainan kasti dengan menggunakan 1 base, jarak antara ruang pemukul
dengan base 1 adalah 40 meter.
Permainan yang dimodifikasi diantaranya :
1. Siklus I : pergantian pemain dilaksanakan apabila regu pemukul mati
2. Siklus II : pergantian pemain dilaksanakan apabila regu pemukul mati
sebanyak 7 kali.
3. Siklus III : pergantian pemain dilaksanakan apabila regu pemukul mati
sebanyak 10 kali
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian
tindakan kelas ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran gerak dasar lari 40 meter
melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi
2. Untuk mengetahui pelaksanaan gerak dasar lari 40 meter melalui
pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi
3. Untuk mengetahui hasil evaluasi pembelajaran gerak dasar lari 40 meter
melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian tindakan kelas yang merupakan Self Reflective
Teaching ini akan memberi manfaat yang berarti bagi :
1. Guru Pendidikan Jasmani: Dengan dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini,
guru pendidikan jasmani dapat berkreasi menciptakan model pembelajaran
untuk kelangsungan proses belajar mengajar di lapangan, sehingga
permasalahan-permasalahan yang dihadapi dapat di atasi.
2. Bagi siswa bermanfaat dalam peningkatan kecepatan lari 40 meter melalui
3. Sekolah dasar memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu sendiri
dalam rangka perbaikan pembelajaran pada khususnya dan sekolah lain pada
umumnya.
4. Bagi UPI Kampus Sumedang sebagai bahan kajian, khususnya bagi program
studi penjas sebagai lembaga yang memproduksi guru.
E. Batasan Istilah
Untuk menghindari penafsiran yang salah dalam memahami istilah
pokok yang terdapat dalam judul proposal ini, maka perlu kiranya penulis
memberikan penjelasan istilah-istilah, yaitu sebagai berikut :
1. Peningkatkan adalah proses pembuatan, cara meningkatkan (usaha,
kegiatan,dsb).Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1996:1060)
2. Lari 40 meter adalah suatu cara lari dimana si atlet harus menempuh seluruh
jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. Olahraga Pilihan
(Adisasmita,1992 : 35)
3. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh individu
untuk memperoleh perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Surya, 2003 : 40 )
4. Permainan Kasti adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu yang
masing-masing regu terdiri dari 12 orang pemain. (Nanang Sudrajat, 2004 : 2).
5. Modifikasi adalah suatu perubahan bentuk dari yang telah ada sebelumnya
METODE PENELITIAN
Fokus penelitian ini adalah meningkatkan gerak dasar lari 40 meter
melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi di kelas V Sekolah
Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi.
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukamantri
Kecamatan Cileunyi. Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini adalah:
(a) guru-guru di Sekolah Dasar Negeri Sukamantri memberikan motivasi untuk
mengadakan inovasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan khususnya pada siswa kelas V; (b) ingin meningkatkan pembelajaran
gerak dasar lari 40 meter, dan (c) ingin meningkatkan pemahaman siswa kelas V
terhadap pembelajaran gerak dasar lari 40 meter.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 11
januari 2011, ditemukan masalah yaitu siswa kurang motivasi dan minat dalam
melakukan gerak dasar lari 40 meter. Dari 29 siswa hanya 10 orang atau 34%
yang telah mencapai KKM dan 19 orang atau 66% belum mencapai KKM, karena
KKM mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di kelas V
semester II Sekolah Dasar Negeri Sukamantri yang ditetapkan adalah 60.
mampu melakukan gerakan ayanan lengan, dan belum mampu melakukan
sikap tubuh atau kecondongan badan dalam gerak dasar lari 40 meter.
b. Guru tidak menggunakan model, teknik atau metode pembelajaran yang tepat
sesuai dengan karakteristik siswa.
c. Guru tidak mempersiapkan fasilitas pembelajaran, yang meliputi rencana
pembelajaran, media atau alat/bahan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk
melakukan gerak dasar lari 40 meter.
Sedangkan alasan pemilihan lokasi penelitian didasarkan kepada
pertimbangan sebagai berikut.
a. Masih lemahnya kemampuan siswa kelas V dalam pelaksanaan gerak dasar lari
40 meter.
b. Memberikan solusi kepada guru dan siswa terhadap permasalahan yang
dihadapi dalam pembelajaran gerak dasar lari 40 meter.
2. Waktu penelitian
Waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah empat bulan
yang dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2011.
No Uraian Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Maret April Mei Juni
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Persiapan dan
Pembekalan √ √
3.
Subyek penelitian yang dimaksudkan adalah pihak-pihak yang menjadi
sasaran dalam pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dapat diperoleh dari
guru yang mengajar cara pembelajaran gerak dasar lari 40 meter.
Subjek penelitian yang diteliti dan amati adalah siswa kelas V Sekolah
Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi tahun pelajaran 2010/2011 yang
berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Dipilihnya kelas V sebagai subjek penelitian dikarenakan masih
banyaknya siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi
yang mengalami kesulitan dalam pembelajaaran gerak dasar lari 40 meter, padahal
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 pada mata pelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di kelas V, terdapat standar
olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya”Sedangkan Kompetensi Dasarnya adalah siswa dapat” Mempraktikan variasi gerak dasar dalam modifikasi atletik, serta nilai semangat, sportivitas, percaya diri dan kejujuran dengan Indikator yang
dikembangkan adalah siswa dapat”melakukan aba-aba start, aba-aba bersedia,
aba-aba siap, aba-aba ya, lari dan finish”(Depdiknas, 2006: 70).
Menyikapi permasalahan tersebut diatas, maka peneliti merasa terpanggil
untuk memberikan solusi dalam pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui
pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi.
C. Desain Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas
(classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk
penelitian yang dilakukan dalam proses pembelajaran berlangsung yang bersifat
reflektif dengan menggunakan tindakan-tindakan yang tepat dengan subyek yang
diteliti adalah siswa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utamanya adalah
terjadinya perubahan, perbaikan, peningkatan kualitas belajar-mengajar di kelas.
Peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas dengan model spiral
menurut Kemmis dan Taggart, yaitu model siklus yang dilakukan secara
berulang-ulang dan berkelanjutan (siklus spiral), artinya semakin lama diharapkan semakin
meningkat pencapaian proses dan hasil dari penelitian yang dilakukan. Penelitian
tindakan kelas, menurut Kemmis dan Taggart ini merupakan pengembangan dari
konsep dasar dalam berbagai model penelitian tindakan terutama penelitian kelas
rangkaian lengkap (a spiral of stefs ) yang terdiri dari empat komponen, yaitu:
a. Perencanaan ( planning ), yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan atau
dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah proses dan
hasil sebagai solusi.
b. Tindakan ( acting ), yaitu apa saja yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai
alternatif yang diambil dalam upaya perbaikan .
c. Observasi (observing ), yaitu mengamati atas hasil dari tindakan yang telah
dilaksanakan terhadap siswa.
d. Refleksi (reflecting ), yaitu peneliti melihat dan mempertimbangkan atas hasil
tindakan.
Model spiral ini tertera pada gambar di bawah ini :
Gambar 3.1
Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah bentuk siklus, setiap siklus terdiri dari satu pertemuan. Pada akhir
pertemuan diharapkan tercapainya tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan
pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti
yang dimodifikasi.
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model spiral
yang di kembangkan oleh Kemmis dan Taggart seperti pada gambar 3.1
sebelumnya, yaitu model siklus yang di lakukan secara berulang, berkelanjutan
artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan atau pencapaian
hasilnya. Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut.
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Perencanaan pembelajaran menggunakan prosedur pembelajaran gerak
dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi
adalah sebagai berikut:
a. Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi permasalahan seputar
pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan
kasti yang dimodifikasi.
b. Melakukan wawancara sebagai alat pengumpulan data informasi yang
melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi.
c. Membuat lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melihat proses
pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan
kasti yang dimodifikasi mengenai aktivitas guru dan siswa serta untuk
memperoleh data. Dengan cara diadakan pengamatan terhadap pembelajaran
dengan memfokuskan kemampuan siswa pada gerak dasar lari 40 meter. Data
yang akan diobservasi adalah proses dan hasil pelaksanaan pembelajaran
gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang
dimodifikasi.
d. Membuat RPP dengan menerapkan pembelajaran gerak dasar lari 40 meter
melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi.
e. Peneliti dan guru mengadakan tanya jawab pendapat mengenai tindakan yang
akan dilakukan pada pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui
pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi.
f. Mengadakan media pembelajaran.
g. Membuat alat evaluasi.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan, kegiatan dilakukan secara kolaboratif
antara peneliti dengan praktisi. Seandainya siklus I tujuan pembelajaran belum
tercapai, maka akan diperbaiki dengan siklus II dan dilanjutkan dengan siklus III
pada setiap siklus adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
1) Mempersiapkan sarana dan prasarana di lapangan.
2) Mengkondisikan siswa untuk menerima pembelajaran.
3) Membentuk kelompok.
4) Melakukan pemanasan yang mengacu pada gerakan inti.
b. Kegiatan inti
1) Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa.
2) Memberi penjelasan dan contoh.
3) Membimbing siswa belajar dan berlomba dengan permainan kasti yang
dimodifikasi.
c. Kegiatan akhir
1) Memberikan penjelasan materi lari sprint dan koreksi kegiatan.
2) Tanya jawab.
3) Pengetesan lari 40 meter.
d. Tindak lanjut
Menugaskan siswa belajar lari cepat dengan jarak 40 meter.
3. Tahap observasi
Observasi merupakan teknik yang paling tepat untuk mengumpulkan data
proses kegiatan.Penelitian tindakan kelas ini lebih cenderung mengikuti para
dilakukan oleh peneliti dan praktisi. Sasaran observasi adalah keefektifan
pembelajaran lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang
dimodifikasi. Mengadakan penilaian terhadap hasil pembelajaran, dilanjutkan
dengan analisis data berdasarkan lembar observasi. Peneliti dan praktisi
mengadakan diskusi mengenai hasil pembelajaran berdasarkan hasil observasi
untuk melakukan perbaikan pada tindakan selanjutnya.
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Pada dasarnya dalam kegiatan analisis dan refleksi ini merupakan “Tahap
kegiatan untuk menganalisis, interpretasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap
semua informasi yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan.” Kasbolah, (1999:
74). Refleksi dapat dilakukan pada saat memikirkan tindakan yang akan dilakukan
ketika tindakan sedang dilakukan, dan setelah tindakan dilakukan.”Kasbolah,
(1999: 100).
Selanjutnya, informasi yang berhasil didokumentasikan, selanjutnya perlu
diurai, diuji dan dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, kemudian
dikaitkan dengan teori tertentu atau hasil penelitian yang relevan. Hasil informasi
atau data yang sudah dianalisis, sintesis, kemudian dan proses refleksi akan ditarik
sebuah kesimpulan.
Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis.
Hasil observasi ini terdiri dari data kemampuan siswa dalam pelaksanaan
memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil tindakan yang telah dilakukan
dalam pembelajaran. Analisis dan refleksi juga bermanfaat bagi peneliti dalam
melakukan tindakan berikutnya sbagai umpan balik bagi tindakan selanjutnya.
Dengan kegiatan refleksi ini, semua unsur dalam penelitian terjalin dan
terkordinasi dengan baik, yaitu antara peneliti dengan praktisi, sehingga semua
yang terlibat dalam penelitian ini akan memperoleh bahan masukan yang cukup
berharga dan mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan
profesionalismenya berkaitan dengan tugas kesehariannya di kelas, terutama
dalam kemampuan dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan analisis dan refleksi ini akan dijadikan
sumber bagi tindakan selanjutnya, yaitu dalam rangka memperbaiki,
menyempurnakan atau meningkatkan kebiasaan yang kurang baik dalam proses
pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas kemampuan siswa kelas V
Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi dalam pembelajaran gerak
dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi.
Kegiatan analisis dan refleksi diakhiri setiap pelaksanaan tidakan yang
dilakukan dalam setiap siklus, yang diharapkan akan menghasilkan pembelajaran
yang dapat mendorong terjadinya upaya perbaikan pembelajaran.
Adapun langkah-langkah dari kegiatan analisis dan refleksi ini adalah
sebagai berikut:
a. Analisis, sintesis dan interpresis terhadap semua informasiyang diperoleh dari
tindakan.
c. Memperbaiki proses pembelajaran yang dapat dilakukan dan pelayanan
pembwlajaran secara berkelanjutan.
Dengan kegiatan analisis dan refleksi ini, para pelaku (peneliti, praktisi,
teman sejawat dan kepala sekolah) yang terlibat dalam penelitian tindakan ini
mempunyai banyak kesempatan untuk meningkatkan kemampuan siswa.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data di lapangan menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah sebuah format yang telah disusun dan berisi
item-item tentang kejadian yang melambangkan kinerja guru dan aktivitas siswa
kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi ketika
berlangsungnya proses pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran kelas V
Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi dalam pembelajaran gerak
dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi.
2. Lembar Wawancara
Lembar wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang dilakukan oleh dua
pihak dengan mengajukan pertanyaan pihak pewawancara dan memberikan atas
pertanyaan bagi orang diwawancarainya. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti
dimodifikasi.
Peneliti mengadakan wawancara dengan siswa dan guru tentang
peningkatan pemahaman siswa dan kesulitan-kesulitan yang dialaminya pada saat
pembelajaran.
Contoh teks wawancara:
1. Apakah kamu senang pembelajaran lari 40 meter dengan permainan kasti
yang dimidifikasi ?
2. Apakah ada hambatan-hambatan dalam pembelajaran lari 40 meter dengan
permainan kasti yang dimidifikasi ?
3. Langkah-langkah apa saja yang di anggap sulit dalam pembelajaran lari 40
meter dengan permainan kasti yang dimidifikasi ?
4. Mengapa kamu mempunyai kesulitan dalam pembelajaran lari 40 meter
dengan permainan kasti yang dimidifikasi ?
5. Apa tindakan guru ketika kamu menghadapi kesulitan dalam pembelajaran
lari 40 meter dengan permainan kasti yang dimidifikasi ?
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan dalam penelitian ini adalah suatu catatan yang digunakan
selama kegiatan pembelajaran pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui
pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi berlangsung, yang berisi
deskripsi mengenai proses pembelajaran, interpretasi, koreksi, dan saran-saran
proses dan kejadian yang terjadi dalam pembelajaran.
4. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar menggunakan lembar tes. Lembar tes yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah alat berupa lembar pengamatan dengan maksud untuk
mengetahui keberhasilan dan peningkatan siswa dalam gerak dasar lari 40 meter
yang meliputi gerakan tungkai dan langkah kaki, gerakan ayunan lengan dan
posisi sikap badan/kecondongan badan
5. Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKG) I dan II
IPKG I dan II yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan lembar
penilaian rencana dan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi: rumusan tujuan
pembelajaran atau indikator; pengembangan dan pengorganisasian materi, media
dan sumber belajar; merencanakan skenario pembelajaran; merancang
pengelolaan pembelajaran; merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat
penilaian; dan tampilan dokumen rencana pembelajaran (terlampir).
Lembar penilaian diatas, untuk memahami rencana pelaksanaan yang
dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui
pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data yang dipergunakan oleh peneliti mengacu pada hasil
pengamatan, wawancara, catatan lapangan, penggunaan dokumen dan tes hasil
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.”
Proses pengolahan data dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh
data yang terkumpul dari ber bagai sumber, kemudian data tersebut direduksi
dengan jalan memuat abstraksi yaitu merangkumnya menjadi intisari yang terjaga
kebenarannya. Selanjutnya data tersebut disusun dan dikategorisasikan, kemudian
disajikan, dimaknai, dan terakhir diperiksa keabsahannya.
Secara rinci proses pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini akan
dilakukan melalui tahapan pengumpulan, kemudian di olah dan dianalisis.
Pengolahan dan analisis data ini dilakukan selama berlangsungnya penelitian
sejak awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Teknik pengolahan data yang
digunakan yaitu bersifat kualitatif. Data yang bersifat kualitatif dieroleh dari hasil
respon siswa melalui observasi, wawancara, dan hasil belajar.
Pelaksanaan observasi menggunakan alat berupa lembar wawancara dan
catatan lapangan. Pengolahan lembar wawancara dan catatan lapangan secara
deskiptif kualitatif dengan aspek penilaian yang meliputi: gerakan tungkai dan
langkah kaki, gerakan ayunan tangan, dan sikap tubuh/kecondongan benda.
Aspek-aspek yang dinilai dengan kriteria penilayan dan deskriptor sebagai
berikut:
Keterangan :
4 : apabila 4 deskriptor muncul
3 : apabila 3 deskriptor muncul
2 : apabila 2 deskriptor muncul
1 : Tumpuan dengan ujung kaki
2 : Ada saat kedua kaki melayang di udara
3 : Lutut selalu diangkat ke atas
4 : Langkah kaki panjang
b) Gerakan ayunan lengan
1: Ayunan tangan dari belakang ke depan dimulai dari pangkal
lengan/persendian bahu
2 : Ayunan tangan harus berlawanan dengan langkah kaki
3 : Sikut ditekuk membentuk sudut
4 : Jari-jari tangan dikepalkan
c) Sikap tubuh / kecondongan badan
1 : Badan dicondongkan ke depan
2 : Mempertahankan badan selalu di depan
3 : Badan dalam keadaan tidak tegang/rileks
4 : Pandangan lurus ke depan
Pengolahan data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, paparan
data dan peyimpulan data. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang
dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstrakan data mentah menjadi
informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara
lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, representatif tabular, termasuk
dalam bentuk pertanyaan yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.
Pengolahan data tersebut melalui proses dan hasil. Pengolahan data proses
dilakukan melalui catatan lapangan dari minat dan motivasi siswa dalam
melakukan lari sprint dengan aspek penilaian yang meliputi : gerakan tungkai dan
langkah kaki, gerakan ayunan lengan, dan sikap tubuh/kecondongan badan.
Pengolahannya adalah dari tiga aspek penilaian dijumlahkan sehingga
mendapatkan skor. Untuk mendapatkan nilai, maka skor yang diperoleh dikali 100
dibagi 12 (skor maksimal).
Sedangkan pengolahan data hasil dilakukan melalui hasil tes belajar lari
cepat 40 meter secara individu yang didasarkan pada kecepatan waktu.
Data yang telah terkumpul yang diperoleh dari lapangan harus dianalisis
dan dibuat laporan sejak dimulainya penelitian. Berdasarkan data yang terkumpul
dilakukan teknik pengolahan data dan klasifikasi data yang diperoleh dari hasil
observasi, hasil tes, dan data lainnya.
2. Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh
data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data tersebut direduksi
dengan jalan membuat abstraksi yaitu merangkumnya menjadi intisari yang
terjaga kebenarannya. Selanjutnya data tersebut disusun dan dikatagorisasikan,
kemudian disajikan, dimaknai, dan terakhir diperiksa keabsahannya. Analisis data
menurut (Moleong, 2004 : 103) adalah „proses mengatur urutan data,
dilakukan dan tahapan pengumpulan, kemudian diolah dan dianalisis. Pengolahan
dan analisis data ini dilakukan selama berlangsungnya penelitian sejak awal
sampai akhir pelaksanaan tindakan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu
bersifat kuantatif dan kualitatif. Data yang bersifat kuantitatif diperoleh dari hasil
evaluasi siswa setelah pembelajaran. Sedangkan data yang bersifat kualitatif
diperoleh dari hasil respon siswa dan observasi, angket dan wawancara.
Data mentah yang diperoleh dari berbagai instrumen penelitian ini yang
meliputi observasi, wawancara, dan hasil tes kemudian dirangkum dan
dideskripsikan. Tes belajar tersebut, harus dilakukan oleh siswa dalam melalukan
lari sprint dengan aspek yang dinilai meliputi : gerakan tungkai dan langkah kaki,
gerakan ayunan lengan, dan sikap tubuh/kecondongan badan. Penilaian tersebut
mengukur kemampuan siswa dalam melakukan lari sprint sesuai dengan aspek
yang dinilai.
Analisis data akan dilakukan dan tiga tahap yaitu reduksi data, paparan
data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang
dilakukan dan seleksi, memfokuskan data pengabstraksian data mentah menjadi
informasi yang bermakna, paparan data adalah proses penampilan data secara
lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, repesentatif tabular termasuk dalam
format matrik dan representatif grafik. Sedangkan penyimpulan adalah proses
pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasi dalam bentuk
penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti
Dimulai dari menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah ditulaskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, maka langkah berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi.Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman inti, proses dan pernyataan yang perlu di jaga sehingga tetap berada di dalamnya.Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data adlah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.
Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah dan
mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data
tersebut direduksi dengan jalan membuat abstraksi yaitu dengan merangkumnya
menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. Selanjutnya, data tersebut disusun dan
dikategorisasikan, kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan dan terakhir
diperiksa keabsahannya.
G. Validasi Data
Menurut Moleong (2004 : 173), untuk menetapkan keabsahan data
diperlukan teknik pemeriksaan, yang didasarkan atas empat kriteria yang
digunakan, yaitu “derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),
kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability)”.
Teknik validasi yang akan digunakan peneliti dalam penelitian tindakan
Triangulasi menurut Moleong (2004 : 330) adalah “Teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Dalam proses
ini peneliti melakukan pengecekan terhadap validasi data yang diperoleh dengan
cara mengkonfirmasikan data atau informasi dengan memanfaatkan sumber data,
pendekatan pengumpulan data, penyelidik lain, dan teori yang menunjang.
Trigulasi ini dilakukan untuk memeriksa kebenaran data dengan menggunakan
sumber lain, yakni membandingkan kebenaran data yang diperoleh peneliti
dengan data yang diperoleh dari sumber lain, yaitu guru dan siswa.
Kegiatan triangulasi dilakukan pada tahap refleksi diakhir pembelajaran.
Kegiatan dilakukan secara kolaboratif antara guru praktikan dengan peneliti. Pada
kegiatan refleksi, temuan dan hasil pengamatan penelitian ditriangulasi dengan
pendapatn praktikan.
2. Member Check
Member check memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi
data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari nara sumber
Wiratmadja, (2005 : 168). Fungsi dari member check adalah untuk mencari
keabsahan data terhadap kebenaran data yang diperoleh setelah selesai
mengumpulkan data, yakni dengan cara mengkonfirmasikan kepada subyek
penelitian maupun sumber lain yang berkompeten. Dalam proses ini, informasi
Sukamantri Kecamatan Cileunyi dan diskusi balikan.
Peneliti memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data
yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari nara sumber dengan
menggunakan member chek untuk mencari keabsahan data terhadap kebenaran
data yang di peroleh setelah selesai mengumpulkan data, yakni dengan cara
mengkonfirmasikan kepada subjek penelitia maupun sumber lain yang
berkompeten.
Pada kesempatan menggunakan member cek tersebut,maka peneliti
mengemukakan hasil sementara, untuk memperoleh tanggapan, sanggahan, atau
informasi tambahan baik dari guru maupun dari siswa. Sehingga terjaring data
yang benar dan memiliki derajat validasi yang tinggi.
3. Audit Trail
Audit Trail atau penelusuran audit adalah cara pemeriksaan keabsahan data
dengan cara diskusi, dalam hal ini auditi (peneliti) dengan bekal catatan-catatan
pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi, kemudian dikonfirmasikan
kepada auditor (peserta diskusi) dalam hal ini adalah orang yang ahli dan
memahami permasalahan serta menguasai pendekatan peneliyiannya. Ini
dilakukan dengan cara mendiskusikan kebenaran data serta prosedur
pengumpulannya dengan guru pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga
sekolah, paktisi, dan guru-guru sebagai rekan sejawa, sebelum dilakukannya
tindakan pada waktu observasi awal dengan melakukan diskusi.
Peneliti mengadakan pemeriksaan keabsahan data dengan cara berdiskusi
dengan guru sebagai taman sejawat, kepala sekolah, dan guru praktikan, untuk
mengkonfirmasikan hasil dari data yang diperoleh pada observasi. Adapun yang
menjadi bahan auditnya adalah mengenai kinerja guru dan aktivitas siswa saat
observasi, kesulitan guru dan siswa dalam pembelajaran lari sprint di kelas V
Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi.
Hasilnya auditnya adalah rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil
pelaksanaan tindakan, analisis dan refleksi yang dilaksanakan pada setiap siklus.
4. Expert Opinion
Pengecekan data terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti kepada
pakar profesional, dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan temuan kepada kepala
sekolah sebagai pembimbing pelaksanaan penelitian pembelajaran lari sprint pada
siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi, sehingga
validasi data temuan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Dan expert opinion para pakai atau pembimbing akan memeriksa semua
tahapan kegiatan penelitian dan memberikan arahan atau judgement terhadap
masalah-masalah penelitian yang dikemukakan, contohnya dalam kegiatan ini,
peneliti mengkonsultasikan hasil temuan kepada pembibimbing penelitian ini,
peneliti lakukan dapat dipertanggungjawabkan.
Dari keempat teknik pengecekkan keabsahan data, yakni triangulasi,
member chek, audit trail, dan expert opinion di atas, peneliti menggunakan
keempat teknik tersebut, dengan maksud dan tujuan untuk memperoleh keabsahan
data yang akurat dan benar dalam penelitian pembelajaran gerak dasar lari 40
meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi di kelas V Sekolah
112
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian tindakan kelas yang di lakukan di kelas V SDN
Sukamantri dalam pembelajaran gerak dasar lari cepat 40 meter melalui
pembelajaran kasti yang dimodifikasi. Selanjutnya, peneliti akan menyajikan
kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil temuan di lapangan selama
pelaksanaan pembelajaran. Kedua hal tersebut akan diuraikan di bawah ini.
A. Kesimpulan
1. Perencanaan pembelajaran gerak dasar lari cepat 40 meter melalui
pembelajaran kasti yang dimodifikasi di kelas V SDN Sukamantri adalah
sebagai berikut:
a. Perencanaan difokuskan terhadap gerak dasar lari cepat 40 meter yang
mencakup gerakan tungkai dan langkah kaki, gerakan ayunan lengan, dan
sikap tubuh/kecondongan badan. Sedangkan penyajian pembelajaran
melalui permainan kasti yang dimodifikasi. Perencanaan ini mencakup
menyiapkan RPP (terlampir), instrumen pengumpulan data dan lain-lain.
Rancangan pembelajaran setiap siklusnya dengan alokasi waktu 4 x 35
menit, dibagi kedalam bagian pendahuluan, inti dan penutup, pengetesan
serta tindak lanjut.
b. Menugaskan kepada kedua kelompok siswa untuk membawa peralatan yang
digunakan dalam pelaksanaan permainan kasti.
113
kasti yang dimodifikasi di kelas V SDN sukamantri adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran diawali dengan membariskan siswa untuk melakuan berhitung
dan berdo’a. Siswa ditugaskan melakukan pemanasan, melakukan senam
peregangan dinamis dan statis dalam memfokuskan lebih banyak pada
gerakan kaki dengan bimbingan guru.
b. Setelah melakukan pemanasan, guru menjelaskan cara melakukan lari cepat
dengan permainan kasti yang dimodifikasi.
c. Setelah menyimak penjelasan guru, siswa melakukan permainan, dengan
cara: Siswa dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak.
d. Guru mengamati tugas gerak yang harus dilakukan oleh siswa.
e. Guru memberi koreksi tentang kegiatan oleh siswa.
f. Untuk mengetahui sampai sejauhmana penguasaan keterampilan gerak dasar
lari, maka setiap siswa melakukan lari cepat secara bergiliran.
g. Pada akhir kegiatan guru mengumpulkan para siswa untuk mendengarkan
penjelasan dari guru tentang materi lari cepat, koreksi kegiatan
individu/keseluruhan, melakukan tanya jawab dan untuk mengetahui sampai
sejauhmana penguasaan keterampilan gerak dasar lari cepat 40 meter.
3. Hasil evaluasi pembelajaran gerak dasar lari cepaat 40 meter melalui
pembelajaran kasti yang dimodifaksi di kelas V SDN Sukamantri adalah
114
Dari 29 siswa baru mencapai 16 orang atau 55% yang telah mencapai
KKM dan 13 orang atau 45% belum mencapai KKM. Pada siklus I
mengalami peningkatan dari data sebelumnya, yakni data awal hanya 54%
namun pada siklus I meningkat menjadi 62%.
b. Siklus II
Dari 29 siswa sudah mencapai 33 orang atau 76% yang telah
mencapai KKM dan 7 orang atau 24% belum mencapai KKM. Pada siklus
II mwngalami peningkatan dari data sebelumnya, yakni siklus I hanya 62%,
namun pada siklus II meningkat menjadi 70%.
c. Siklus III
Dari semua siswa-siswa kelas V SDN Sukamantri mengalami
peningkatan yang mencapai 100%. Pada siklus III mengalami peningkatan
dari data sebelumnya, yakni siklus II hanya 70%, namun pada siklus III
meningkat menjadi 73%.
B. Saran
Ada beberapa saran atau rekomendasi yang perlu peneliti sampaikan sebagai
implikasi dari hasil penelitian ini, antara lain adalah :
1. Bagi Guru
Pentingnya guru dalam pembelajaran gerak dasar lari cepat dapat dijadikan
sebagai alternatif pemecahan masalah dan peningkatan kemampuan siswa
115
Pentingnya penerapan gerak dasar lari cepat 40 meter melalui pembelajaran
kasti yang dimodifikasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
melakukan gerakan tungkai dan langkah kaki, gerakan ayunan lengan, dan
sikap tubuh/kecondongan badan.
3. Bagi Sekolah
a. Perlunya pihak sekolah memberikan konstribusi dan keleluasan dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas salah satunya dalam meningkatkan
kemampuan siswa dalam lari sprint, dan sekolah juga perlu memberikan
media pembelajaran yang relevan dengan permasalahan pembelajaran.
b. Pentingnya sekolah dan dunia pendidikan, memberikan peluang dan
dorongan kepada guru dan siswa untuk melakukan kegiatan kreatif dan
inovatif dalam kegiatan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang
menyenangkan.
4. Bagi UPI Kampus Sumedang
a. Perlunya pihak lembaga menyediakan sumber rujukan dan fasilitas yang
memadai bagi mahasiswa agar mempermudah penelitian.
b. Pentingnya pihak UPI mendukung dan membimbing mahasiswa dalam
melakukan berbagai inovasi dan kreativitas pembelajaran Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan.
5. Bagi Peneliti Lain
a. Semoga orang yang membaca hasil penelitian tindakan kelas ini dapat
116 akan melakukan penelitian.
c. Semoga peneliti lain dapat melakukan penelitian tindakan kelas dengan
gerak dasar lari cepat 40 meter melalui pembelajaran kasti yang
Bahagia, Y. (1992). Belajar Motorik. Jakarta: Depdiknas.
Basuki. (1980). Atletik I, Sejarah Teknik dan Metodik. Jakarta: Depdikbud.
Cholik, M. Toho. (1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta:
Depdikbud.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Djuanda, D. (2006). Kapita Selekta Pembelajaran di SD. Jakarta: Depdiknas.
Kasbolah, K. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.
Kiram, Y. (1992). Belajar Motorik. Jakarta: Depdiknas.
Lutan, Rusli. (2001). Azaz-Azaz Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.
Mahendra. (2003). Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta.
Mamun, Aceng. (2008). Upaya meningkatkan Pembelajaran Lompat Jauh
Melalui Pemamfaatan Media di SDN I Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi pada UPI Kampus Sumedang: Tidak diterbitkan.
Moleong. LJ. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya
Riki (1987). Biogspot Lari Sprint. http: 13 Maret 2009.
Suherman. Ayi (2011). Kurikulum Pembelajaran. Universitas Pendidikan
Indonesia Kampus Sumedang.
Saputra, Yudha. (2002). Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdiknas.
SMAN 1. Penjas. http sch. Id/index 2.php? option: com content & do-pdf = 1 &
id = 40: //13 Maret 2009.
Soeparno. (1988). Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Intan Pariwara.
Soepartono. (2000). Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Subagiyo. (1997). Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta: Depdikbud.
Sukintaka. (1992). Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjas. Jakarta: Depdikbud.
Syarifuddin. (1992). Atletik. Jakarta: Depdiknas.
Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
UPI dan Rosdakarya
Yahya. (2008). Pembelajaran Lompat Jauh Melalui Kegiatan Lompat Kardus dan
Lompat Tali pada Siswa Kelas V SD Negeri Larangan Jambe Kecamatan Kertasmaya. Skripsi pada UPI Kampus Sumedang: Tidak diterbitkan. Zulkifly. (2005). Media Elektronik Audio-Visual sebagai Alternatif Media Belajar