iv
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JALAN DAN KORBAN AKIBAT KECELAKAAN ANTARA KERETA API DENGAN
KENDARAAN JALAN RAYA PADA PERLINTASAN KERETA API SEBIDANG LIAR BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23
TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN, UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 1964 TENTANG DANA PERTANGGUNGAN WAJIB
KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
Mochamad Rivan Anugrah 110111090023
Perkeretaapian memiliki karakteristik dan keunggulan khusus terutama dalam kemampuanyanya untuk mengangkut orang dan barang secara massal, hemat energi, menghemat penggunaan ruang, dan memiliki tingkat pencemaran yang rendah, serta lebih efisien dibandingkan dengan moda transportasi jalan. Namun, kegiatan perkeretaapian tersebut masih menimbulkan permasalahan terutama berkaitan dengan kecelakaan antara kereta api dengan kendaraan jalan raya di perlintasan sebidang liar sehingga menimbulkan kerugian bagi masyarakat khususnya pengguna jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari dan mengetahui bentuk perlindungan hukum bagi pengguna jalan dan korban kecelakaan di perlintasan sebidang liar serta implementasi dari pertanggungjawaban pihak penyelenggara perkeretaapian.
Metode penelitian yang dipergunakan di dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis. Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kepustakaan yang ditunjang dengan penelitian lapangan. Teknik pengumpulan data sekunder dengan studi kepustakaan dan didukung dengan data primer dengan wawancara yang selanjutnya dianalisis dengan metode kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari penulisan ini disimpulkan bahwa perlindungan hukum bagi pengguna jalan dan korban kecelakaan hanya sebatas penutupan perlintasan sebidang dan peralihan perlintasan sebidang menjadi tidak sebidang serta ganti rugi berupa pemberian santunan asuransi kecelakaan lalu lintas jalan berdasarkan Undang-Undang 34 Tahun 1964 Tentang Dana Pertanggung Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Implementasi pertanggungjawaban pemerintah atau pemerintah daerah hanya berupa pembayaran asuransi kecelakaan lalu lintas, ketika ganti rugi dirasa tidak sebanding dengan kerugian yang diderita korban maka korban dapat menuntut ganti rugi berdasarkan Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.