F-:- - '-
:t-y'
^^ou
Lesi,5
GLOBAL
warming merupakan persoalandunia yang
saatini
se-rnakin rnenjadi sorotan. Globalwarm-ing
yarrgdiurtikan
sebasai perna-. nasan global biasa dikaitkan denganpersoalan
ekologi.
Usia
yarrg se-rnakin uzur ditambah eksploitasi alamyan-e berlebilran mernbuar burni tidak
berdaya. Bumi menladi tidak nyaman la-ei untuk ditin-e-eali bahkan
meng-ancaln kehidupan
nranusia
danrnukhluk hidup lainrrl,a.
Belurn lurna
ini
Paus Fransiskusmenyarnpaikan seruan
profetik
kepada pemerintah berbagai negara. selnua umat bera_9atna, para pelakubisnis, dan setiap orang
untuk
bersarna-sama mengatasi persoalan lin-ekungan. Dalam Ensiklik bertajuk
Laudata
Si'
(Praise Be), Pausme-nawarkan
visi
perubahan terutamamengenai
relasi
manusia denganalam sekaligus relasi antarmanusia.
Mcnrrikrrya Ensiklik
ini
dirujukantidak
hanya pada perneluk Katolik saja rrarnun seluruh umat manusiaderni rnenyelamatkan bumi seba_eai
rurnah bersarna.
Dularn Errsiklik tanggal
l8
Juni 2015, Paus mengutip pendapat parapemirnpin Geraja Kristen
laiu
dan pemikir Muslirn. Indikasi bahwaPaus rnerreupayakan adarrla dialogeku-menis dan
arrtarirnan
rrtengenaispiritualitas
bersarna. Pausmeng-undang
setnuaorang urrtuk
siapkeluar
mensliadapi berbagai per-"ubahan
nyaia
yan_eterjadi
dewasaini.
Paus
mengharapkan adanya,peningkatair
kualitas relasi
setiaporan-e
densan
siapaputr lerrnasukjuga
dengan alam dan Tuhan. Tak lranya itu, Pausjuga banyakmen-gutip
pernyataan
konferensipara uskup
yang
sebagian besar. berasaldari
negara-negaradi
be-lalran selatan. Paus berusaharneu-dorong
a-garsuart dari
negara-negara berkembang lebih didengardi
atas panggung dunia. PersoalanAgustus
WACANA
1
HARIAN
BERNAS
ASTAN
Menghadapi
Global
Warmihg
Oleh:
Hendra
Kurniawan
lingkungan
merupakanm4salah bersama yang
bukan melulu
dominasi ne-gara-ne-qararnaju
diutara. Bahkan
negara-negara selatan yangma-yoritas berada
di
daerahtropis memiliki
potensi hutan dan kekayaan alam yang berperan penting bagisasi lingkun-ean hidup.
revitali-Jika ditarik lebih mendalam, ,elo-bal warmin-e tidak melulu berkaitan
dengan persoalan
ekologi,
namunjuga politik,
ekonomi, dan sosial.Pemanasan
global tidak
semata-mata berkaitan dengan peningkatansuhu dan
perubahan lingkungan.Hampir
setiap bidang
kehidupan sekarang ini memang dilanda situasi yan-etidak
menguntungkan bagikehidupan
bersama. Pemerintah tiap-tiap ne-qara saatini
men-ealami kegaman-ean orientasi hidup damai dan berdampingan. Tak heranapa-bila
konflik
kawasan dan kete-eang-an-keteganganakibat
tensipolitik
rnasih terus terjadi.
Dalam bidang ekonomi, semakin rnerangseknya sistern liberal hanya menambah keuntungan
bagi
kaum kapitalis. Bahkan Paus dalamEnsikliktnenyebutkan hubungan ekonomi
yang
berlangsung saatini
bersifatsesat
dan hanya
menguntungkanne_qara-negara
kaya
(kawasanutara). Dalam relasi sosial, manusia
mulai kehilangan
makna hidup
bersama. Setiap manusia cenderung
lebih
lokus
pada kepentingan dan kepuasannyasendiri.
Paus meng-ungkapkan perilaku konsumerismeyang
tidak
beretikatelah
menye-babkan tingkat konsumsi
yangmemperparah kerusakan lingkung-an.
Gaya hidup yang bersifat
ko-munal
haruslah dibinademi
masa depan ber-sama. Kelestarianling-kungan nrenjadi
modaldasar
ba-ei kgtanjutanhidup
bersamaini'
De-n gan men-qgunakan
tran-sportasi
massal,pena-naman pohon,
hematlistrik,
dan hematair
berarti telahmemperhitungkan
hak-hak
oranglain pula. Tak
heranjika
dalamEnsikliknya,
Paus menyimpulkandan
mengajak setiap orang untukmelakukan revolusi budayi. Sikap ASEAN
ASEAN
(Associationof
Soutlt EastAsian
Nu'tion) atauPerhim-punan Bangsa-bangsa
Asia
Teng-gara diundang pula untuk turut me-nanggapi berbagai persoalan dunia. Sebagai wadah negara-negara se-latan yang oleh Paus diberi perhatian khusus, tentu ASEAN perlumenya-takan kesiapannya. Persoalan glo-bal warming berikut berbagai ekses yang menyertair.rya dalam berba,eai bidang kehidupan haruslah disikapi secara tepat.
ASEAN
didirikan pada tanggal8
Agustus
1967dan
tahun 2015tepat 48
'tahun
usianya. PendirianASEAN
bertujuan untuk menjalinkerja
sama antar negara Asi.l
Tenggara dalam bidang ekonomi,
sosial,
dan
budaya.Hampir
sete-ngah abad perjalananASEAN
ter-nyata
tidaklah
senantiasa mulus.Menjalin keda
sarna antar ne-qaraASEA|{
tidak semudah yangdi,ba-yairgkan. Setiap negara tentu me-.
tniliki
kepentingan dengankedaulat-ahnya masing-masing
yang
tidakdapat diintervensi oleh
negaralainnya.
Berbagai
ketegangan maupunkonflik
kecil
antar negara ASEANmasih
kerap
terjadi.
Indoriesiadengan M4laysia yang sudah sarna-sama menyepakati perdarnaian dan
bahkan
turut
rnembidani lahirnyaASEAN,
selamaini
masih serin_sbergesekan. Gesekan
tidak
hanyaterjadi
karena persoalan bataswi-layah
namunjuga
perebutan bu-daya dan masalah hukurnkerenaga-kerjaan.
Belum
lagi konflik
antar-negaraASEAN
lairrnya yang juga rnasih.kerap muncul dan
rnen_e-undang
ntrrani
kemanusiaan.Ter-masuk kasus
Rohingya
baru-baruini di
Myanmar.Sebagai lembaga kerja.sama
eko-nomi,
sosial, dan budaya, ternyataASEAN belum
mampu
rrrenjadipengikat
yalrg baik basi
nesara-ne-qara Asia Teng_eara. Sikap salingmenghormati
dan
menghargai de-ngan negara tetangga ternyata tidakbegitu
sajatumbuh melalui
kerja sarnadalam
ASEAN.
Padalial didepan'mata
sudalr
menghadangberbagai perubahan dan ketegangan baru sebagai akibat dari pemanasall
global. Diperlukan tekad yang kuat
dalam menghadapi situasi
dunia yane sernakirr bergejoluk.Menuju
perayaan
emasnya,masih banyak
pekerjaan
rurrlahserius yang harus se-9era
diselesai-kan oleh
ASEAN
dewasaini.
Apa-lagi tahun 2015
ini
tinggal beberapa bulau saja ASEAN harus siapmen_e-hadapi pasar bebas
Asia
Tenggara atauMEA.
Apabila situasi kawasarrtidak
kondusif, maka dunia
yangdilanda
"pemanasan
global"
di
berbagai sudut
kehidupan
akan semakin mudah membawa pengarul.rnegatif bagi ASEAN.
Akibatnya
bisa
berbahaya,bumi
masa depan sebagai rumah bersama yanghya-man hanya tin_e-eal angan. *"r*,
Hendra Kurniawan
MPd,
DosenPendidikan'
Sejarah
(Jniversitas
Sa,tata
Dharma
Yogyakarta.$f" ffi
'q."'q'**
@3