EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SISTEM PEMBERIAN KREDIT
(Studi Kasus Pada PD BPR Bank Bantul)
Marselia Adelin Pratiwi NIM: 122114040 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk: mengetahui apakah sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh PD BPR Bank Bantul telah diterapkan sesuai teori dan apakah sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh PD BPR Bank Bantul sudah efektif.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada PD BPR Bank Bantul yang dilaksanakan selama bulan Maret April 2016. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan wawancara. Kemudian teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan yaitu dengan menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif. Deskriptif untuk mendeskripsikan komponen sistem pengendalian internal, dokumen dan catatan dalam sistem pemberian kredit, dan bagian yang terkait dalam sistem pemberian kredit. Komparatif untuk membandingkan praktik yang telah dilakukan dengan teori yang ada.
EVALUATION OF THE INTERNAL CONTROL ON LOANS (The case study in PD BPR Bantul Bank)
Marselia Adelin Pratiwi NIM: 122114040 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
The aims of this study are to determine whether the internal control system conducted by PD BPR Bantul Bank is in conformity to the theory and whether the internal control system conducted by PD BPR Bantul Bank has been effectively applied.
This research is a case study on PD BPR Bantul Bank during March to April 2016. Data collection techniques in this research were documentation and interviews. We used comparative descriptive analysis to answer the research question. Descriptive methods were used to describe the components of internal control system, document and records in the system of extension of credit, and related parts in the system of extension of credit. Comparative methods were used to compare the practice that has been conducted with the existing theory.
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM
SISTEM PEMBERIAN KREDIT
Studi kasus di PD BPR Bank Bantul
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Marselia Adelin Pratiwi NIM: 122114040
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM
SISTEM PEMBERIAN KREDIT
Studi kasus di PD BPR Bank Bantul
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Marselia Adelin Pratiwi NIM: 122114040
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Apa
yang kamu tabur, itulah yang kamu tuai
”
(Galatia 6:7)
THERE IS NO SUCCESS WITHOUT
HARD WORK
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yang Maha Esa
Orangtuaku (John Saba dan Mardiani Liling)
Adikku (Chardlte Amelia Putri)
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulis skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, dan bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan belajar dan mengembangkan
kepribadian penulis.
2. Dr. Fr. Ninik Yudianti M.Acc selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing penulis dari awal perkuliahan hingga selesai.
3. Dra. YFM. Gien Agustinawansari Ak, M.M., Ak., CA selaku Dosen MPT, dan
Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan nasihat, membantu dan
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sabar.
4. Seluruh Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma atas
bimbingan dan ilmu yang telah diberikan selama dibangku kuliah, serta Staff
Sekretariat Fakultas Ekonomi atas bantuan dalam pengurusan administrasi.
5. Bapak Wisnu selaku kepala bagian kredit dan karyawan PD BPR Bank Bantul
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PEGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
ABSTRAK ... xiv
ABSTRACT ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Permasalahan ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
E. Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
A. Kredit ... 5
B. Bank ... 11
C. Sistem Pengendalian Internal ... 15
D. Sistem Pemberian Kredit ... 21
E. Pengendalian Internal pada PD BPR Bank Bantul ... 25
BAB II METODE PENELITIAN ... 28
A. Jenis Penelitian ... 28
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 28
D. Populasi dan Sampel ... 29
E. Teknik Pengambilan Sampel ... 29
F. Desain Penelitian ... 30
G. Data yang Dibutuhkan ... 31
H. Teknik Pengumpulan Data ... 31
I. Teknik Analisis Data ... 32
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 47
A. Sejarah dan Perkembangan Bank ... 47
B. Slogan, Visi, Misi dan Budaya Bank ... 50
C. Susunan Pemilik, Pengurus dan Manajemen ... 51
D. Struktur Organisasi ... 52
E. Prestasi PD BPR Bank Bantul ... 53
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Deskripsi Data ... 54
B. Analisis Data ... 73
C. Pembahasan ... 98
BAB VI PENUTUP ... 118
A. Kesimpulan ... 118
B. Keterbatasan ... 119
C. Saran ... 119
DAFTAR PUSTAKA ... 121
LAMPIRAN ... 123
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3. 1 Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan ... 41
Tabel 3. 2 Stop-or-go Decision ... 43
Tabel 4. 1 Susunan Pemilik, Pengurus, dan Manajemen PD BPR Bank Bantul .. 51
Tabel 4. 2 Prestasi PD BPR Bank Bantul Tahun 2015 ... 53
Tabel 5. 1 Perbandingan kajian teori tentang komponen dalam sistem
pengendalian internal menurut COSO dengan yang ada pada PD BPR Bank Bantul ... 74
Tabel 5. 2 Perbandingan kajian teori tentang dokumen dan catatan dalam
pemberian kredit dengan yang ada di PD BPR Bank Bantul. ... 85
Tabel 5. 3 Perbandingan kajian teori tentang bagian yang terkait dalam sistem pemberian kredit dengan yang ada di PD BPR Bank Bantul. ... 89
Tabel 5. 4 Hasil uji kepatuhan efektifitas sistem pengendalian internal dalam sistem pemberian kredit di PD BPR Bank Bantul... 94
Tabel 5. 5 Hasil pemeriksaan sampel dan AUPL pada tiap attribute... 97
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Tabel Angka Acak ... 124
Lampiran II Penentuan Besarnya Sampel Keandalan, 95 Persen ... 125
Lampiran III Atribute Sampling Table for Determaining Stop-or-Go Sample . 126 Lampiran IV Tanda Terima Formulir Pengajuan Kredit Umum ... 128
Lampiran V Formulir Permohonan Kredit Umum ... 129
Lampiran VI Surat Keterangan ... 131
Lampiran VII Permohonan Kredit Pegawai ... 132
ABSTRAK
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SISTEM PEMBERIAN KREDIT
(Studi Kasus Pada PD BPR Bank Bantul)
Marselia Adelin Pratiwi NIM: 122114040 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk: mengetahui apakah sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh PD BPR Bank Bantul telah diterapkan sesuai teori dan apakah sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh PD BPR Bank Bantul sudah efektif.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada PD BPR Bank Bantul yang dilaksanakan selama bulan Maret – April 2016. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan wawancara. Kemudian teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan yaitu dengan menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif. Deskriptif untuk mendeskripsikan komponen sistem pengendalian internal, dokumen dan catatan dalam sistem pemberian kredit, dan bagian yang terkait dalam sistem pemberian kredit. Komparatif untuk membandingkan praktik yang telah dilakukan dengan teori yang ada.
ABSTRACT
EVALUATION OF THE INTERNAL CONTROL ON LOANS
(The case study in PD BPR Bantul Bank)
Marselia Adelin Pratiwi NIM: 122114040 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
The aims of this study are to determine whether the internal control system conducted by PD BPR Bantul Bank is in conformity to the theory and whether the internal control system conducted by PD BPR Bantul Bank has been effectively applied.
This research is a case study on PD BPR Bantul Bank during March to April 2016. Data collection techniques in this research were documentation and interviews. We used comparative descriptive analysis to answer the research question. Descriptive methods were used to describe the components of internal control system, document and records in the system of extension of credit, and related parts in the system of extension of credit. Comparative methods were used to compare the practice that has been conducted with the existing theory.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Permasalahan
Perekonomian merupakan hal yang terpenting di setiap negara pada
umumnya. Pertumbuhan perekonomian di Indonesia terus mengalami
peningkatan dengan potensi ekonomi yang tinggi. Dalam hal ini, peran bank
sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Bank
merupakan salah satu lembaga yang mempunyai peran sangat penting dalam
mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara, bahkan pertumbuhan
bank di suatu negara dipakai sebagai ukuran pertumbuhan perekonomian negara
tersebut (Ismail, 2010:1). Hampir semua jenis-jenis usaha yang ada, dari jenis
usaha kecil, menengah maupun atas sangat membutuhkan peranan bank dalam
melakukan transaksi keuangan. Jenis-jenis usaha ini seperti yang kita ketahui,
seringkali mengalami kendala dalam membuka usaha mereka, sehingga dalam
hal ini bank berperan sebagai lembaga yang dapat memberikan pinjaman kepada
setiap mereka yang membutuhkan dana dikarenakan memiliki keterbatasan
ekonomi. Pinjaman yang diberikan oleh bank kepada masyarakat ini dikenal
dengan istilah “kredit”.
Kredit yang diberikan oleh bank mempunyai pengaruh yang sangat luas
dalam segala bidang kehidupan, terutama dalam hal ekonomi. Kreditur
memberikan kepercayaan kepada pihak yang menerima pinjaman (debitur)
sesuai dengan jangka waktu tertentu yang diperjanjikan (Ismail, 2010:95). Ini
berarti bank memberikan pinjaman kepada pihak lain, sama artinya dengan bank
memberikan kepercayaan kepada pihak peminjam, bahwa pihak peminjam akan
dapat memenuhi kewajibannya. Oleh karena itu, dasar dari kredit adalah
kepercayaan. Masalah keamanan atas kredit yang diberikan merupakan masalah
yang harus diperhatikan oleh bank, karena adanya risiko yang timbul dalam
sistem pemberian kredit. Permasalahan ini bisa dihindari dengan adanya suatu
pengendalian internal yang memadai dalam bidang perkreditan. Dengan kata
lain diperlukan suatu pengendalian internal yang dapat menunjang efektifitas
sistem pemberian kredit. Sehingga dengan terselenggaranya pengendalian
internal yang memadai dalam bidang perkreditan, berarti menunjukkan sikap
kehati-hatian dalam perusahaan tersebut. Sistem pengendalian yang baik akan
mendukung bagi tercapainya tujuan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul: “Evaluasi Pengendalian Internal dalam Sistem Pemberian Kredit”
studi kasus pada PD BPR Bank Bantul.
B.Rumusan Masalah
1. Apakah sistem pengendalian internal dalam pemberian kredit yang
dilakukan oleh PD BPR Bank Bantul telah diterapkan sesuai teori?
2. Apakah sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh PD BPR Bank
C.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh
PD BPR Bank Bantul telah diterapkan sesuai teori.
2. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh
PD BPR Bank Bantul sudah efektif.
D.Manfaat Penelitian
1. Bagi PD BPR Bank Bantul
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tambahan
informasi bagi pihak bank mengenai sistem pemberian kredit dan sistem
pengendalian internal yang dilaksanakan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai
pengendalian internal dalam sistem pemberian kredit pada perbankan dan
menambah pengetahuan bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alat untuk menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan,
E.Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini berisi tentang landasan teori yang relevan dengan
permasalahan yang diangkat.
BAB III Metodologi Penelitian
Dalam bab ini berisi jenis penelitian, subjek dan objek penelitian,
tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengambilan sampel, desain penelitian, data yang dibutuhkan,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV Gambaran Umum Perusahaan
Dalam bab ini berisi sejarah dan perkembangan bank, slogan, visi,
misi, dan budaya bank, susunan pemilik, pengurus dan manajemen,
struktur organisasi, dan prestasi bank.
BAB V Deskripsi Dan Analisis Data
Dalam bab ini berisi deskripsi, analisis, dan pembahasannya.
BAB VI Penutup
Dalam bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis data yang telah
dilakukan, keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian, serta saran
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Kredit
1. Pengertian Kredit
Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun 1967 tentang Pokok-pokok
Perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak
peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. Adapula menurut Pedoman
Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) 2001 yang disadur oleh Irham Fahmi
mengartikan kredit sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
(debitur) untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
2. Unsur-Unsur Kredit
Menurut Irham Fahmi (2014: 6), unsur-unsur kredit sebagai berikut:
a. Kepercayaan
Kepercayaan adalah sesuatu yang paling utama dari unsur kredit yang
harus ada karena tanpa ada rasa saling percaya antara kreditur dan debitur
maka akan sangat sulit terwujud suatu sinergi kerja yang baik.
b. Waktu
Waktu adalah bagian yang paling sering dijadikan kajian oleh pihak
analisis finance khususnya oleh analisis kredit. Ini dapat dimengerti karena
bagi pihak kreditur saat ia menyerahkan uang kepada debitur maka juga
harus diperhitungkan juga saat pembayaran kembali yang akan dilakukan
oleh debitur itu sendiri, yaitu limit waktu yang tersepakati dalam perjanjian
yang telah ditandatangani kedua belah pihak.
c. Risiko
Risiko merupakan hal yang menyangkut dengan persoalan seperti lamanya
waktu pemberian kredit yang menyebabkan naiknya tingkat risiko yang
timbul, karena para pebisnis menginginkan adanya ketepatan waktu dalam
proses pemberian kredit ini.
d. Prestasi
Prestasi yang dimaksud disini adalah prestasi yang dimiliki oleh kreditur
untuk diberikan kepada debitur, maka bagi pihak kreditur akan sangat
menilai akan bagaimana tindakan yang dilakukan oleh pihak debitur dalam
e. Adanya kreditur
Kreditur yang dimaksud disini adalah pihak yang memiliki uang (money),
barang (goods), atau jasa (service) untuk dipinjamkan kepada pihak lain,
dengan harapan dari hasil pinjaman itu akan diperoleh keuntungan dalam
bentuk interest (bunga) sebagai balas jasa dari uang, barang, atau jasa yang
telah dipinjam tersebut.
f. Adanya debitur
Debitur yang dimaksud disini adalah pihak yang memerlukan uang
(money), barang (goods), atau jasa (service) dan berkomitmen untuk
mampu mengembalikannya tepat sesuai dengan waktu yang disepakati
serta bersedia menanggung berbagai risiko jika melakukan keterlambatan
sesuai dengan ketentuan administrasi dalam kesepakatan perjanjian yang
tertera di sana.
3. Tujuan Kredit
Tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank, khususnya bank
pemerintah yang akan mengembangkan tugas sebagai agent of development
adalah (Thomas, dkk, 1995: 15):
a. Turut mensukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan.
b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya
guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan dapat
4. Jenis-jenis Kredit
Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain
(Kasmir, 2005: 101):
a. Dilihat dari segi kegunaan
1) Kredit investasi
Digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun
proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.
2) Kredit modal kerja
Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam
operasionalnya.
b. Dilihat dari segi tujuan kredit
1) Kredit produktif
Digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi.
Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.
2) Kredit konsumtif
Digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.
3) Kredit perdagangan
Digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang
dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang
c. Dilihat dari segi jangka waktu
1) Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau
paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal
kerja.
2) Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun,
biasanya untuk investasi.
3) Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengambilannya paling panjang, yaitu di
atas 3 tahun atau 5 tahun.
d. Dilihat dari segi jaminan
1) Kredit dengan jaminan
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat
berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang.
2) Kredit tanpa jaminan
Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang
tertentu
e. Dilihat dari segi sektor usaha
1) Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor
perkebunan atau pertanian rakyat.
3) Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah
atau besar.
4) Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya
dalam jangka panjang.
5) Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun
sarana dan prasarana pendidikan.
6) Kredit profesi, diberikan kepada para profesional.
7) Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau
pembelian perumahan.
8) Dan sektor-sektor lainnya.
5. Persyaratan Umum Untuk Mengajukan Kredit
Untuk mengajukan pinjaman kredit ke suatu lembaga perbankan ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon debitur sebagai syarat
administrasi yaitu (Irham, 2014: 14):
a. Foto copi KTP (kartu identitas pemohon). Foto copi KTP isteri jika
pemohon adalah suami, begitu pula sebaliknya.
b. Foto copi KK (Kartu Keluarga)
c. SK 80% dan 100% (untuk 80% khusus bagi PNS, namun jika pegawai
swasta juga memilikinya agar turut menyertakannya)
d. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
e. Buku tabungan baik di bank tersebut dan di bank lain.
f. Surat keterangan tempat bekerja (bagi pegawai kontrak)
B.Bank
1. Pengertian Bank
Menurut Undang-undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November
1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
(Fahmi, 2014: 1). Kemudian menurut Kasmir (2005: 23), bank sebagai
perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas
perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.
2. Jenis-jenis bank
Jenis bank dapat dibedakan sesuai dengan fungsi, kepemilikan, status,
penetapan harga, dan tingkatannya sebagai berikut (Ismail, 2010: 13):
a. Jenis-jenis Bank Ditinjau dari Segi Fungsinya
1) Bank Sentral
Bank sentral merupakan bank yang berfungsi sebagai pengatur
bank-bank yang ada dalam suatu negara.
2) Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
3) Bank Perkreditan Rakyat
Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Kepemilikannya
1) Bank Milik Pemerintah
Bank milik pemerintah merupakan bank yang kepemilikannya berada
di bawah pemerintah.
2) Bank Swasta Nasional
Bank swasta nasional merupakan bank yang didirikan oleh swasta baik
individu, maupun lembaga, sehingga seluruh keuntungan akan
dinikmati oleh swasta.
3) Bank Milik Koperasi
Bank yang didirikan oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi,
dan seluruh modalnya menjadi milik koperasi.
4) Bank Asing
Bank asing merupakan bank yang didirikan oleh pemerintah asing
maupun oleh swasta asing.
5) Bank Campuran
Bank campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh swasta
c. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Statusnya
1) Bank Devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melakukan aktivitas transaksi
ke luar negeri dan/atau transaksi yang berhubungan dengan mata uang
asing secara keseluruhan.
2) Bank Nondevisa
Bank nondevisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk
melaksanakan kegiatan seperti bank devisa.
d. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Cara Penentuan Harga
1) Bank Konvensional
Bank konvensional merupakan bank yang dalam penentuan harga
menggunakan bunga sebagai balas jasa.
2) Bank Syariah
Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum
islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga, maupun
tidak membayar bunga kepada nasabah.
e. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Tingkatannya (Kantor)
1) Kantor Pusat
Kantor pusat merupakan kantor bank yang menjadi pusat dari kantor
cabang di seluruh wilayah negara, maupun yang ada di negara lain.
2) Kantor Wilayah
Kantor wilayah merupakan perwakilan dari kantor pusat yang
3) Kantor Cabang Penuh
Kantor cabang penuh merupakan kantor cabang yang diberi
kewenangan oleh kantor pusat atau wilayah untuk melakukan semua
transaksi perbankan.
4) Kantor Cabang Pembantu
Kantor cabang pembantu merupakan kantor cabang yang hanya dapat
melayani beberapa aktivitas perbankan.
5) Kantor Kas
Kantor kas merupakan kantor cabang yang paling kecil, karena aktivitas
yang dapat dilakukan oleh kantor kas meliputi transaksi yang terkait
dengan tabungan baik setoran dan penarikan tunai, transaksi
pembukaan simpanan giro, deposito, kredit, pelayanan transfer, kliring,
dan inkaso ditangani oleh kantor cabang penuh sebagai induknya.
3. Fungsi bank
Menurut Ismail (2010: 13), fungsi utama bank antara lain:
a. Menghimpun Dana dari Masyarakat
Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Dengan
menyimpan uangnya di bank, nasabah juga akan mendapat keuntungan
berupa return atas simpanannya yang besarnya tergantung kebijakan
masing-masing bank.
b. Menyalurkan Dana Kepada Masyarakat
Menyalurkan dana merupakan aktivitas yang sangat penting bagi bank,
Penyaluran dana kepada masyarakat sebagian besar berupa kredit untuk
bank konvensional dan/atau pembiayaan untuk bank syariah.
c. Pelayanan Jasa Perbankan
Pelayanan jasa yang diberikan kepada nasabah dapat meningkatkan
pendapatan bank dari fee atas jasa yang diperoleh dari masyarakat yang
membutuhkannya.
C.Sistem Pengendalian Internal
1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut COSO
Committee of the Sponsoring Organizations (COSO) mendefinisikan
pengendalian internal sebagai (COSO, 2013):
“Internal control is a process, effected by an entity’s board of directors,
management, and other personel, designed to provide reasonable as
surance regarding the achievement of objectivies relating to
operations, reporting, and compliance ”.
2. Komponen (elemen) Pengendalian Internal Menurut COSO
Pengendalian Internal memiliki 5 komponen, yaitu:
a. Control Environment (Lingkungan Pengendalian)
Menurut Al. Haryono (2001: 257), lingkungan pengendalian
mempengaruhi suasana suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran
tentang pengendalian kepada orang-orangnya. Ia merupakan landasan bagi
komponen-komponen pengendalian lainnya, dengan menciptakan disiplin
1) Integrity and ethical valeus (integritas dan nilai etika). Integritas dan
nilai etika yang dimiliki perusahaan sangat penting untuk karyawan
perusahaan, sehingga manajemen puncak harus menunjukkan integritas
dan berperilaku dengan standar etika yang tinggi, mengkomunikasikan
kepada semua karyawan secara lisan dan melalui kebijakan serta
aturan-aturan perilaku tertulis, bahwa semua dituntut hal yang sama,
bahwa semua karyawan mempunyai tanggungjawab untuk melaporkan
tentang semua pelanggaran yang diketahuinya atau dicurigainya kepada
atasannya, dan bahwa pelanggaran bisa dikenai hukuman, serta
mengurangi atau menghilangkan dorongan dan godaan yang bisa
membuat orang menjadi tidak jujur, melanggar hukum, dan bertindak
tidak etis.
2) Commitment to competence (komitmen terhadap kompetensi).
Komitmen perusahaan terhadap kompetensi yang ada agar
pengendalian internal berjalan dengan baik. Komitmen terhadap
kompetensi meliputi pertimbangan manajemen tentang pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan dan pengalaman yang diminta untuk
pengembangan kompetensi.
3) Board of Directors and audit committee (dewan komisaris dan komite
audit). Bagaimana sikap dan kesadaran dewan komisaris dan komite
audit agar tercapainya pengendalian internal yang baik. Faktor-faktor
yang mempengaruhi efektifitas dewan komisaris dan komite audit
pengalaman, ketepatan tindakan yang diambil, luasnya interaksi dengan
auditor intern maupun auditor ekstern, serta pengawasan atas pelaporan
keuangan dan mendorong independensi auditor ekstern.
4) Management’s philosophy and operating style (filosofi manajemen dan
gaya mengelola operasi). Semakin bertanggungjawab filosofi pihak
manajemen dan gaya beroperasi mereka, semakin besar kemungkinan
para pegawai akan berperilaku secara bertanggungjawab dalam usaha
untuk mencapai tujuan organisasi.
5) Organizational structure (struktur organisasi). Struktur organisasi
sangat berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam memenuhi
tujuannya, karena struktur organisasi memberikan kerangka
menyeluruh untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, serta
pemonitoran aktivitas perusahaan. Struktur organisasi perusahaan
biasanya dituangkan dalam bentuk bagan organisasi yang secara tepat
menggambarkan hubungan kewenangan dan pelaporan. Auditor perlu
memahami hubungan tersebut agar dapat menilai lingkungan
pengendalian pada perusahaan klien dan bagaimana lingkungan
tersebut berdampak terhadap efektifitas kebijakan dan prosedur
pengendalian.
6) Human resource policies and procedures (kebijakan sumber daya
manusia dan prosedurnya). Kebijakan sumber daya manusia dan
prosedurnya yang akan menentukan apakah personil perusahaan
kompetensi. Praktik-praktik yang sehat mengenai hal ini menyangkut
kebijakan rekrutmen yang baik serta proses skrining dalam
pengangkatan karyawan, kebijakan pelatihan, tindakan-tindakan
pendisplinan, evaluasi, dan program kompensasi yang memotivasi dan
memberi penghargaan atas kinerja yang istimewa.
b. Risk Assessment (penilaian risiko)
Tindakan manajemen untuk mengidentifikasi, menganalisis risiko-risiko
yang relevan dalam penyusunan laporan keuangan dan perusahaan secara
umum. Yang termasuk dalam risk assessment:
1) Company-wide objectives (tujuan perusahaan secara keseluruhan).
Organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan di
seluruh entitas dan analisis risiko sebagai dasar untuk menentukan
bagaimana risiko harus dikelola.
2) Process-level objectives (tujuan di setiap tingkat proses). Organisasi
menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk memungkinkan
identifikasi dan penilaian risiko yang berkaitan dengan tujuan.
3) Risk identification and analysis (identifikasi risiko dan analisisnya).
Organisasi melakukan identifikasi dan analisis terhadap risiko yang
terdapat dalam perusahaan.
4) Managing change (mengelolah perubahan). Organisasi
mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan dapat
c. Control Activities (aktivitas pengendalian)
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan. Kebijakan dan
prosedur tersebut membantu meyakinkan bahwa tindakan yang
diperlukan telah dijalankan untuk men capai tujuan perusahaan, yang
termasuk aktivitas pengendalian:
1) Policies and procedures (kebijakan dan prosedur). Organisasi
menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan-kebijakan yang
menetapkan apa yang diharapkan, dan prosedur-prosedur yang
menempatkan kebijakan-kebijakan ke dalam tindakan.
2) Security (application and network) keamanan dalam hal aplikasi dan
jaringan. Perusahaan mengembangkan aktivitas pengendalian umum
atas teknologi untuk mendukung tercapainya tujuan.
3) Application change management (manajemen perubahan aplikasi).
Mengelola seluruh perubahan atas sistem informasi dan memastikan
bahwa sistem dibuat dengan mudah dan efisien serta mencegah
kesalahan penipuan.
4) Business continuity or backups (kelangsungan bisnis). Kelangsungan
bisnis adalah sebuah proses yang membantu organisasi dalam
merencanakan hal-hal yang tidak diharapkan, lebih baik dalam
mengatur risiko dan melindungi asset. Artinya bahwa walaupun terjadi
insiden yang bisa menyebabkan kerugian sangat besar di TI dan sumber
cadangan yang kuat yang bisa mengembalikan bisnis ke posisi semula
secepat mungkin.
5) Outsourcing (memakai tenaga outsourcing). Tenaga internal audit
outsourcing memiliki fasilitas dan lingkungan yang memungkinkan
untuk selalu meningkatkan kompetensi, skill, dan profesionalismenya.
Selain itu juga, dengan cara outsourcing pelaksanaan internal audit di
dalam perusahaan akan lebih efisien dan efektif.
d. Information and communication (informasi dan komunikasi)
Tindakan untuk mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi yang
sesuai untuk menjaga akuntabilitas. Yang termasuk dalam komponen ini
adalah:
1) Quality of information (kualitas informasi). Organisasi memperoleh
atau menghasilkan dan menggunakan informasi yang berkualitas dan
yang relevan untuk mendukung fungsi pengendalian internal.
2) Effectiveness of communication (efektivitas komunikasi). Organisasi
secara internal mengkomunikasikan informasi, termasuk tujuan dan
tanggungjawab untuk pengendalian internal dalam rangka mendukung
fungsi pengendalian internal.
e. Monitoring (pemantauan)
Penilaian terhadap mutu pengendalian internal secara
berkelanjutan maupun periodik untuk memastikan pengendalian internal
telah berjalan dan telah dilakukan penyesuaian yang diperlukan sesuai
1) On-going monitoring (pengawasan yang terus berlangsung).
Pengawasan ini dapat dicapai dengan mengintegrasikan berbagai
modul komputer khusus ke dalam sistem informasi yang menangkap
data penting dan/atau memungkinkan uji pengendalian dilakukan
sebagai bagian dari operasi rutin.
2) Separate evaluations (evaluasi yang terpisah). Kualitas dari desain dan
operasi pengendalian internal dapat dinilai. Penilaian ini dapat dicapai
dengan prosedur yang terpisah atau melalui aktivitas yang berjalan.
Para auditor internal perusahaan dapat memonitor aktivitas entitas
terkait dalam berbagai prosedur yang terpisah.
3) Reporting deficiencies (melaporkan kekurangan-kekurangan yang
terjadi). Para auditor internal perusahaan melakukan penilaian atas
bagian-bagian tertentu dari SPI pada berbagai akhir interval waktu
tertentu dan melaporkan kelemahan yang ditemukan kepada
manajemen atau komite audit beserta rekomendasi untuk perbaikan
yang diperlukan.
D.Sistem Pemberian Kredit
Sistem pemberian kredit membutuhkan dokumen-dokumen yang
memadai. Didalam suatu sistem pemberian kredit, terdapat langkah-langkah
umum atau siklus perkreditan yang dimulai sejak pengajuan permohonan kredit
hingga akhirnya disetujui, dicairkan, diawasi, dan pelunasan kredit secara grafis
1. Permohonan Kredit
Permohonan kredit yang diajukan oleh calon nasabah kepada bank, umumnya
dilakukan dengan menyampaikan dokumen-dokumen sebagai berikut:
a. Surat permohonan resmi.
b. Akte pendirian perusahaan yang merupakan lembaga yang secara resmi
memohon kredit, sekaligus menjelaskan siapa yang berwenang meminta
kredit dan lembaga yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
penerimaan kredit, termasuk bertanggung jawab terhadap kewajiban
nasabah kredit seperti melunasi hutang (angsuran) beserta bunganya dalam
jangka waktu yang telah disepakati.
c. Penjelasan atau uraian singkat tentang rencana proyek atau bisnis yang
akan dilaksanakan oleh calon nasabah.
d. Untuk proyek yang cukup besar dan membutuhkan jumlah kredit yang
besar dilengkapi dengan suatu laporan kelayakan proyek (feasibility study)
yang disusun oleh suatu lembaga konsultan yang ditunjuk oleh calon
nasabah.
e. Laporan keuangan perusahaan.
f. Informasi-informasi lain yang biasanya selalu diminta oleh bank, seperti:
1) Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
2) Keterangan domisili dari perusahaan
3) Izin-izin yang telah diperoleh dalam rangka pembangunan proyek
maupun bisnis yang telah berjalan
2. Analisis Kredit
Setelah permohonan kredit diterima oleh bank, maka calon nasabah
diminta untuk memberi keterangan-keterangan tambahan yang dapat
menjelaskan isi dari berbagai dokumen yang disampaikannya kepada bank.
Keterangan-keterangan tersebut bisa disampaikan secara lisan melalui
wawancara (interview) maupun tertulis sesuai dengan informasi maupun data
yang diminta oleh account officer dari bank.
3. Persetujuan Kredit
Analisis kredit yang dibuat oleh account officer atau wirakredit
diperiksa (review) dahulu oleh atasannya, kepala bagian kredit, sebelum
disampaikan ke direksi bank. Nama dari laporan analisis kredit
bermacam-macam, tergantung pada sistem dan prosedur yang dimiliki bank, yaitu:
a. Laporan analisis kredit
b. Laporan analisis permohonan kredit
c. Laporan rekomendasi kredit
d. Appraisal study
e. Laporan studi kelayakan proyek.
4. Perjanjian Kredit
Perjanjian kredit (akad kredit) dipersiapkan oleh seorang notaris
publik yang ditunjuk bank atau dipilih oleh calon nasabah (atau atas dasar
kesepakatan bersama antara bank dan calon nasabah). Bank mengirimkan ahli
hukumnya (lawyer atau legal officer) untuk mendampingi wirakredit dalam
Perjanjian kredit yang dibuat di hadapan notaris publik tersebut
ditandatangani tiga pihak (bank, nasabah, dan notaris publik) serta dicatatkan
dan didaftarkan oleh notaris publik pada pengadilan negeri yang sesuai
dengan domisili dari bank pemberi kredit sehingga mempunyai kekuatan
hukum yang mengikat semua pihak.
5. Pencairan Kredit
Pencairan kredit yang diminta debitor kredit hanya dapat dilakukan
bank setelah debitor yang bersangkutan memenuhi berbagai persyaratan
seperti dituangkan dalam perjanjian kredit yang ditandatangani kedua pihak
(bank dan debitor) serta dicatat di hadapan notaris publik.
6. Pengawasan Kredit
Pengawasan (monitoring) kredit yang dilakukan bank setelah kredit
dicairkan merupakan salah satu kunci utama dari keberhasilan pemberian
kredit selain ketajaman dan ketelitian yang dilakukan sewaktu melakukan
analisis kredit. Terjadinya kegagalan kredit (kredit bermasalah atau kredit
macet) terutama disebabkan oleh kelalaian bank dalam melakukan
pengawasan kredit.
7. Pelunasan Kredit
Dalam kondisi yang ideal, nasabah akan dapat selalu memenuhi
kewajibannya terhadap bank sesuai dengan kesepakatan yang dimuat dalam
perjanjian kredit. Nasabah dapat (mampu dan mau) membayar angsuran
pokok pinjaman beserta bunganya sesuai dengan jadwal yang telah dibuat,
E.Pengendalian Internal pada PD BPR Bank Bantul
Menurut Pedoman Kebijakan Perkreditan Bank dengan kop surat keputusan
Direksi PD BPR Bank Bantul No: 081/PD/BPR/2013, pengendalian internal
yang terdapat pada PD BPR Bank Bantul sebagai berikut:
1. Pengawasan oleh Direksi/Pejabat bank
Pengawasan yang dilakukan oleh Direksi dan/atau pejabat yang menangani
perkreditan secara berjenjang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a. Memantau dan mengawasi kesesuaian proses pemberian kredit,
dokumentasi dan administrasi kredit, pemantauan debitur, penanganan
kredit bermasalah, dan penyelesaian kredit telah sesuai dengan Pedoman
Kebijakan Perkreditan Bank dan/atau peraturan/perundang undangan
yang berlaku.
b. Memberikan peringatan dini kepada pejabat/pegawai terkait apabila
ditemukan kualitas kredit debitur berpotensi mengalami penurunan.
c. Memantau dan mengawasi secara khusus atas pemberian kredit kepada
pihak yang terkait dengan bank dan debitur besar.
d. Memantau penetapan kualitas kredit dan kecukupan jumlah Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
e. Melakukan evaluasi atas pegawai yang menempati jenjang jabatan di
bidang perkreditan dengan kompetensinya.
g. Mengevaluasi kebijakan, prosedur, organisasi dan manajemen
perkreditan.
2. Satuan Pengawas Intern
Tugas dan wewenang Satuan Pengawas Intern adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pengecekan terhadap berkas permohonan kredit dan berkas
kredit yang telah dicairkan.
b. Melakukan pemeriksaan atas proses pemberian kredit.
c. Melakukan pemeriksaan atas angsuran kredit.
d. Melakukan pemeriksaan atas pelunasan kredit.
e. Melakukan pemeriksaan fisik terhadap jaminan.
f. Melakukan konfirmasi terhadap debitur.
g. Dalam rangka pengawasan terhadap kredit bermasalah, bersama-sama
dengan bagian terkait melakukan pemeriksaan on site maupun off site.
h. Mengkoordinir tindak lanjut atas hasil pemeriksaan eksternal.
i. Membuat laporan hasil pemeriksaan rutin kepada direksi.
3. Pengawasan Oleh SPI
a. Pengawasan yang dilakukan oleh Satuan Pengawas Intern (SPI)
sekurang-kurangnya adalah:
1) Wajib melaksanakan pengawasan kredit meliputi seluruh aspek
perkreditan, melalui pemeriksaan on site atau off site, serta memberikan
saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang di
2) Pelaksanaan audit intern terhadap perkreditan yang dimaksud,
sekurang-kurangnya harus sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi
Audit intern Bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
b. Adapun pengawasan yang dilakukan oleh SPI sebagai berikut:
1) Pemeriksaan kelengkapan berkas dan ketaatan terhadap prosedur
perkreditan yang berlaku pada setiap berkas kredit sebelum di
administrasi oleh sub bagian administrasi kredit untuk kredit yang telah
disetujui dan dicairkan.
2) Secara berkala melakukan pemeriksaan on the spot terhadap kebenaran
kredit yang diberikan.
3) Secara berkala 6 (enam) bulan sekali SPI memeriksa kelengkapan
berkas kredit, pengelolaan agunan kredit, serta pengelolaan
administrasi kredit oleh sub bagian administrasi kredit.
4) Memantau pelaksanaan pengikatan agunan kredit agar sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
5) Melakukan pengawasan atas angsuran dan pelunasan kredit.
6) Melakukan pengawasan terhadap pemantauan kredit.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan
penelitian deskriptif dengan studi kasus pada PD BPR Bank Bantul. Penelitian
deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau
subjek yang diteliti sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dengan tujuan
menggambarkan secara sistematis, fakta dan karakteristik objek yang diteliti
secara tepat. Studi kasus merupakan suatu penelitian dengan melihat pada
masalah yang berhubungan dengan latar belakang dan keadaan pada masa
sekarang dari suatu objek dan subjek penelitian, serta bagaimana interaksinya
dengan lingkungan yang ada disekitarnya.
B.Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah pegawai bagian kredit dan pegawai
pengendalian internal pada PD BPR Bank Bantul.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini berupa dokumen-dokumen dalam pemberian
C.Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
PD BPR Bank Bantul. Jalan Gajah Mada No. 3 Bantul.
2. Waktu Penelitian
Maret 2016 sampai April 2016
D.Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen
dalam pemberian kredit pada PD BPR Bank Bantul, yang berisikan dokumen
pokok dan dokumen pendukungnya.
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen
dalam pemberian kredit pada PD BPR Bank Bantul.
E.Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan salah
satu model dari attribute sampling, yaitu stop-or-go-sampling. Penelitian ini
menggunakan model stop-or-go-sampling dengan alasan model ini dapat
mencegah dari pengambilan sampel yang terlalu banyak, yaitu dengan cara
menghentikan pengujian sedini mungkin. Langkah-langkah yang ditempuh,
a. Menentukan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektifitas
pengendalian internal.
b. Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya, yaitu dokumen yang
digunakan dalam pemberian kredit.
c. Menentukan besarnya sampel. Sampel diambil dengan menggunakan
convenience sampling. Menurut Siregar (2013: 60) Convenience sampling
adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi
yang ditemui peneliti, dan bersedia menjadi responden untuk dijadikan
sampel. Sampel telah ditentukan oleh kebijakan PD BPR Bank Bantul.
Tujuan dari pengambilan sampel ini agar tidak mengganggu kegiatan
operasional Bank.
F. Desain Penelitian
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah studi kasus pada PD BPR
Bank Bantul. Studi kasus adalah suatu penelitian terhadap objek tertentu untuk
mengamati dokumen-dokumen dan catatan dalam sistem pemberian kredit.
Kemudian menganalisis dan mengevaluasi dokumen-dokumen dan catatan
dalam pemberian kredit. Dokumen-dokumen ini dianalisis dengan cara
membandingkan kejadian yang terjadi di Bank dengan teori yang ada. Kemudian
melakukan analisis terhadap efektifitas sistem pengendalian internal dalam
sistem pemberian kredit dengan cara melakukan pengujian kepatuhan
G.Data yang Dibutuhkan
Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data-data yang
diperlukan dalam menunjang penelitian pada PD BPR Bank Bantul, yaitu:
1. Sejarah dan gambaran umum perusahaan
2. Struktur organisasi dan deskripsi jabatan
3. Prosedur dan dokumen permohonan kredit
4. Dokumen penyidikan dan analisis kredit
5. Dokumen pengambilan keputusan kredit
6. Dokumen perjanjian kredit
7. Dokumen pencairan kredit
8. Dokumen pembayaran kredit
H.Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan peneliti dengan cara mengumpulkan berkas
dan dokumen-dokumen permohonan kredit yang terdapat pada PD BPR Bank
Bantul. Data yang akan didokumentasikan dalam penelitian ini adalah
prosedur dan dokumen yang berkaitan dengan sistem dalam pemberian kredit.
2. Wawancara
Penelitian ini menggunakan wawancara untuk melakukan pengkajian
data secara mendalam. Wawancara dilakukan dengan tanya jawab kepada
pihak pegawai bank bagian kredit mengenai sistem dalam pemberian kredit.
terbuka yang disusun berdasarkan tujuan penelitian dengan tujuan untuk
meminta penjelasan lebih rinci. Pedoman wawancara berisi pertanyaan
terbuka tentang bagaimana sistem dalam pemberian kredit pada PD BPR
Bank Bantul, prosedur dalam pemberian kredit, tata cara dalam melayani
pemberian kredit kepada nasabah, serta kendala yang dihadapi dalam
pemberian kredit. Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara ini akan
dicantumkan pada bagian lampiran.
I. Teknik Analisis Data
1. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah
pertama mengenai apakah sistem pengendalian internal dalam pemberian
kredit yang dilakukan oleh PD BPR Bank Bantul sudah baik berdasarkan teori
menurut COSO, akan menggunakan beberapa langkah sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan mengenai pengendalian internal dalam sistem pemberian
kredit pada PD BPR Bank Bantul berkaitan dengan teori menurut COSO
yang berkaitan dengan 5 komponen pengendalian internal, yaitu:
1) Control Environment (Lingkungan Pengendalian)
Menurut Al. Haryono (2001: 257), lingkungan pengendalian
mempengaruhi suasana suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran
tentang pengendalian kepada orang-orangnya. Ia merupakan landasan
bagi komponen-komponen pengendalian lainnya, dengan menciptakan
disiplin dan struktur. Yang termasuk dalam lingkungan pengendalian
a) Integrity and ethical valeus (Integritas dan Nilai Etika). Integritas
dan nilai etika yang dimiliki perusahaan sangat penting untuk
karyawan perusahaan, sehingga manajemen puncak harus
menunjukkan integritas dan berperilaku dengan standar etika yang
tinggi, mengkomunikasikan kepada semua karyawan secara lisan
dan melalui kebijakan serta aturan-aturan perilaku tertulis, bahwa
semua dituntut hal yang sama, bahwa semua karyawan mempunyai
tanggungjawab untuk melaporkan tentang semua pelanggaran yang
diketahuinya atau dicurigainya kepada atasannya, dan bahwa
pelanggaran bisa dikenai hukuman, serta mengurangi atau
menghilangkan dorongan dan godaan yang bisa membuat orang
menjadi tidak jujur, melanggar hukum, dan bertindak tidak etis.
b) Commitment to competence (komitmen terhadap kompetensi).
Komitmen perusahaan terhadap kompetensi yang ada agar
pengendalian internal berjalan dengan baik. Komitmen terhadap
kompetensi meliputi pertimbangan manajemen tentang pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan dan pengalaman yang diminta
untuk pengembangan kompetensi.
c) Board of Directors and audit committee (dewan komisaris dan
komite audit). Bagaimana sikap dan kesadaran dewan komisaris dan
komite audit agar tercapainya pengendalian internal yang baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas dewan komisaris dan
berkaitan dengan pengalaman, ketepatan tindakan yang diambil,
luasnya interaksi dengan auditor intern maupun auditor ekstern, serta
pengawasan atas pelaporan keuangan dan mendorong independensi
auditor ekstern.
d) Management’s philosophy and operating style (filosofi manajemen
dan gaya mengelola operasi). Semakin bertanggungjawab filosofi
pihak manajemen dan gaya beroperasi mereka, semakin besar
kemungkinan para pegawai akan berperilaku secara
bertanggungjawab dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi.
e) Organizational structure (struktur organisasi). Struktur organisasi
sangat berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam
memenuhi tujuannya, karena struktur organisasi memberikan
kerangka menyeluruh untuk perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan, serta pemonitoran aktivitas perusahaan. Struktur
organisasi perusahaan biasanya dituangkan dalam bentuk bagan
organisasi yang secara tepat menggambarkan hubungan
kewenangan dan pelaporan. Auditor perlu memahami hubungan
tersebut agar dapat menilai lingkungan pengendalian pada
perusahaan klien dan bagaimana lingkungan tersebut berdampak
terhadap efektifitas kebijakan dan prosedur pengendalian.
f) Human resource policies and procedures (kebijakan sumber daya
manusia dan prosedurnya). Kebijakan sumber daya manusia dan
memiliki tingkat integritas yang diharapkan, nilai-nilai etika, dan
kompetensi. Praktik-praktik yang sehat mengenai hal ini
menyangkut kebijakan rekrutmen yang baik serta proses skrining
dalam pengangkatan karyawan, kebijakan pelatihan,
tindakan-tindakan pendisplinan, evaluasi, dan program kompensasi yang
memotivasi dan memberi penghargaan atas kinerja yang istimewa
2) Risk Assessment (Penilaian Risiko)
Tindakan manajemen untuk mengidentifikasi, menganalisis
risiko-risiko yang relevan dalam penyusunan laporan keuangan dan
perusahaan secara umum. Yang termasuk dalam risk assessment:
a) Company-wide objectives (tujuan perusahaan secara keseluruhan).
Organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan di
seluruh entitas dan analisis risiko sebagai dasar untuk menentukan
bagaimana risiko harus dikelola.
b) Process-level objectives (tujuan di setiap tingkat proses).
Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk
memungkinkan identifikasi dan penilaian risiko yang berkaitan
dengan tujuan.
c) Risk identification and analysis (identifikasi risiko dan analisisnya).
Organisasi melakukan identifikasi dan analisis terhadap risiko yang
d) Managing change (mengelolah perubahan). Organisasi
mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan dapat
mempengaruhi sistem pengendalian internal.
3) Control Activities (Aktivitas Pengendalian)
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan. Kebijakan
dan prosedur tersebut membantu meyakinkan bahwa tindakan yang
diperlukan telah dijalankan untuk men capai tujuan perusahaan, yang
termasuk aktivitas pengendalian:
a) Policies and procedures (kebijakan dan prosedur). Organisasi
menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan-kebijakan
yang menetapkan apa yang diharapkan, dan prosedur-prosedur yang
menempatkan kebijakan-kebijakan ke dalam tindakan.
b) Security (application and network) keamanan dalam hal aplikasi dan
jaringan. Perusahaan mengembangkan aktivitas pengendalian umum
atas teknologi untuk mendukung tercapainya tujuan.
c) Application change management (manajemen perubahan aplikasi).
Mengelola seluruh perubahan atas sistem informasi dan memastikan
bahwa sistem dibuat dengan mudah dan efisien serta mencegah
kesalahan penipuan.
d) Business continuity or backups (kelangsungan bisnis).
Kelangsungan bisnis adalah sebuah proses yang membantu
baik dalam mengatur risiko dan melindungi asset. Artinya bahwa
walaupun terjadi insiden yang bisa menyebabkan kerugian sangat
besar di TI dan sumber daya manusia akibat adanya iklim ekstrim,
mereka memiliki rencana cadangan yang kuat yang bisa
mengembalikan bisnis ke posisi semula secepat mungkin.
e) Outsourcing (memakai tenaga outsourcing). Tenaga internal audit
outsourcing memiliki fasilitas dan lingkungan yang memungkinkan
untuk selalu meningkatkan kompetensi, skill, dan
profesionalismenya. Selain itu juga, dengan cara outsourcing
pelaksanaan internal audit di dalam perusahaan akan lebih efisien
dan efektif.
4) Information and communication (Informasi dan Komunikasi)
Tindakan untuk mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi yang
sesuai untuk menjaga akuntabilitas. Yang termasuk dalam komponen
ini adalah:
a) Quality of information (kualitas informasi).
Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan
informasi yang berkualitas dan yang relevan untuk mendukung
fungsi pengendalian internal.
b) Effectiveness of communication (efektivitas komunikasi). Organisasi
secara internal mengkomunikasikan informasi, termasuk tujuan dan
tanggungjawab untuk pengendalian internal dalam rangka
5) Monitoring (Pemantauan)
Penilaian terhadap mutu pengendalian internal secara berkelanjutan
maupun periodik untuk memastikan pengendalian internal telah
berjalan dan telah dilakukan penyesuaian yang diperlukan sesuai
kondisi yang ada. Yang termasuk di dalam komponen ini, yakni:
a) On-going monitoring (pengawasan yang terus berlangsung).
Pengawasan ini dapat dicapai dengan mengintegrasikan berbagai
modul komputer khusus ke dalam sistem informasi yang menangkap
data penting dan/atau memungkinkan uji pengendalian dilakukan
sebagai bagian dari operasi rutin.
b) Separate evaluations (evaluasi yang terpisah). Kualitas dari desain
dan operasi pengendalian internal dapat dinilai. Penilaian ini dapat
dicapai dengan prosedur yang terpisah atau melalui aktivitas yang
berjalan. Para auditor internal perusahaan dapat memonitor aktivitas
entitas terkait dalam berbagai prosedur yang terpisah.
c) Reporting deficiencies (melaporkan kekurangan-kekurangan yang
terjadi). Para auditor internal perusahaan melakukan penilaian atas
bagian-bagian tertentu dari SPI pada berbagai akhir interval waktu
tertentu dan melaporkan kelemahan yang ditemukan kepada
manajemen atau komite audit beserta rekomendasi untuk perbaikan
yang diperlukan.
Deskripsi ini diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi yang
b. Mendeskripsikan tentang dokumen-dokumen dan catatan yang digunakan
oleh PD BPR Bank Bantul yang berkaitan dengan pemberian kredit.
c. Mendeskripsikan bagian-bagian yang terkait pada PD BPR Bank Bantul.
d. Membandingkan sistem pemberian kredit pada PD BPR Bank Bantul
dengan kajian teori yang ada. Untuk melakukan perbandingan, dalam
penelitian ini akan menggunakan teori dan hasil temuan dilapangan,
dengan memenuhi semua kriteria yang ada dalam sistem pemberian kredit,
yang mencakup:
1) Lingkungan Pengendalian
a) Integritas dan nilai etika
b) Komitmen terhadap kompetensi
c) Dewan komisaris dan komite audit
d) Filosofi manajemen dan gaya mengelola operasi
e) Struktur organisasi
f) Kebijakan sumberdaya manusia dan prosedurnya
2) Penilaian Risiko
a) Tujuan perusahaan secara keseluruhan
b) Tujuan di setiap tingkat proses
c) Identifikasi risiko dan analisisnya
d) Mengelola perubahan
3) Aktivitas Pengendalian
a) Kebijakan dan prosedur
c) Manajemen perubahan aplikasi
d) Kelangsungan bisnis
e) Memakai tenaga outsourcing
4) Informasi dan Komunikasi
a) Kualitas informasi
b) Efektivitas komunikasi
5) Pemantauan
a) Pengawasan yang terus berlangsung
b) Evaluasi yang terpisah
c) Melaporkan kekurangan-kekurangan yang terjadi.
Pengambilan kesimpulan yaitu, jika kelima komponen COSO telah terpenuhi,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengendalian internal pada PD BPR
Bank Bantul sudah baik
2. Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah kedua mengenai apakah sistem
pengendalian internal yang dilakukan oleh PD. BPR Bank Bantul sudah
efektif, maka akan melakukan analisis efektifitas pengendalian internal
dengan menggunakan pengujian metode stop-or-go-sampling. Cara yang
dilakukan adalah:
a. Menentukan populasi. Populasi yang akan digunakan yaitu berupa
dokumen-dokumen dalam pemberian kredit tahun 2015.
b. Menentukan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektifitas
Attribute II :Kelengkapan dokumen pokok dan dokumen pendukungnya.
Dokumen pokok terdiri dari dokumen putusan kredit,
sedangkan dokumen pendukungnya terdiri dari surat
permohonan kredit dan memorandum analisis kredit.
Attribute III :Tanda tangan/otorisasi dari pejabat yang berwenang.
c. Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara:
1) Menentukan Desired Upper Precision Limit (DUPL) dan tingkat
keandalan.
Tingkat keandalan atau confidence level factor (R%) sebesar
95% dan DUPL sebesar 5%. Tingkat keandalan sebesar 95%, berarti
memiliki risiko sebesar 5% untuk mempercayai sistem pengendalian
internal yang sebenarnya tidak efektif.
2) Menentukan besarnya sampel minimum yang harus diambil dengan
menggunakan tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian
Kepatuhan.
Tabel 3.1 Besarnya Sampel Minimun untuk Pengujian Kepatuhan
Desired Upper Precition Limit
Sampel Size Based on Confidence Levels
90% 95% 97,5%
Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan Desired Upper
Precition Limit
Besarnya Sampel atas Dasar Pengujian Kepatuhan
90% 95% 97,5%
3) Memilih anggota sampel dari seluruh anggota populasi.
Cara yang digunakan dalam penentuan besarnya sampel yaitu
dengan menggunakan convenience sampling, yaitu teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui
peneliti, dan bersedia menjadi responden untuk dijadikan sampel.
Sampel telah ditentukan oleh kebijakan PD BPR Bank Bantul. Tujuan
dari pengambilan sampel ini agar tidak mengganggu kegiatan
operasional Bank.
d. Membuat tabel stop-or-go decision.
Setelah besarnya sampel minimum ditentukan, maka langkah selanjutnya
Tabel 3.2 Stop-Or-Go Decision
ditemukan adanya kesalahan, tingkat kesalahan sama dengan 0, maka
pengambilan sampel akan dihentikan, dan mengambil kesimpulan bahwa
sistem pengendalian internalnya sudah efektif. Pengambil sampel
dihentikan jika DUPL=AUPL. Pada tingkat kesalahan sama dengan 0,
AUPL dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
AUPL=
Confidence Level Factor at Desired Reliability for Occurence Observed
Sampel Size
1) Evaluasi hasil pemeriksaan sampel.
Apabila AUPL< atau = DUPL, maka dapat disimpulkan bahwa sistem
pengendalian internal pada bank tersebut sudah efektif. Tetapi apabila
AUPL>DUPL, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian
internal pada bank tersebut tidak efektif.
2) Apabila pengendalian internalnya tidak efektif, maka langkah yang
harus dilakukan yaitu dengan memperbesar ukuran sampel tersebut.
Sampel Size=
Confidence Level Factor at Desired Reliability for Occurence Observed
Desired Upper Precision Limit (DUPL)
Langkah 2: Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan terhadap 60
anggota sampel tersebut sama dengan 1, berarti AUPL>DUPL yang
artinya sistem pengendalian internal pada bank tersebut tidak efektif, maka
akuntan perlu mengambil sampel tambahan. Cara melihat confidence level
factor pada R%=95 yaitu dengan cara melihat pada tabel Attribute
Sampling Table for Determining Stop-or Go Sample Sizes and Upper
Precision Limit Population Accurrence Rate Based on Sample Results
yang akan dilampirkan pada lampiran.
Langkah 3: Jika dalam pemeriksaan terhadap attribute 96 anggota sampel
pada langkah 2 tersebut ditemukan 2 kesalahan, maka akan diambil 30
anggota sampel tambahan sehingga pada langkah ke-3 ini jumlah sampel
kumulatif menjadi sebanyak 126. Jika dari 126 anggota sampel tersebut
hanya terdapat 2 kesalahan, maka dapat disimpulkan bahwa sistem
pengendalian internal adalah efektif, karena AUPL=DUPL. Namun, jika
dari 126 anggota sampel tersebut ditemukan 3 kesalahan, yaitu
AUPL>DUPL, yang artinya sistem pengendalian internalnya tidak efektif,
maka diperlukan tambahan sampel.
Langkah 4: Jika dalam pemeriksaan terhadap attribute 126 anggota sampel
pada langkah 3 tersebut ditemukan 3 kesalahan, maka akan diambil 30
anggota sampel tambahan, sehingga pada langkah ke-4 ini jumlah sampel
hanya terdapat 3 kesalahan, maka akan diambil kesimpulan bahwa sistem
pengendalian internalnya adalah efektif, karena AUPL=DUPL. Namun,
jika dari 156 anggota sampel tersebut ditemukan 4 kesalahan, yaitu
AUPL>DUPL, yang artinya sistem pengendalian internalnya tidak efektif,
maka dalam keadaan ini dibutuhkan langkah ke-5, yaitu menggunakan
fixed sample-size-attribute sampling.
Langkah 5: Jika dalam langkah 4 pengendalian internalnya masih tidak
efektif, maka menggunakan model fixed sample-size-attribute sampling.
Tahap-tahap dalam menggunakan model ini yaitu:
1) Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektifitas
pengendalian internal dalam sistem pemberian kredit
2) Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya. Setelah attribute
yang akan diuji ditentukan, langkah berikutnya yaitu menentukan
populasi yang akan diambil sampelnya.
3) Penentuan besarnya sampel, dengan menentukan DUPL. Tingkat
keandalan atau confidence level factor (R%) sebesar 95% dan DUPL
sebesar 5%. Tingkat keandalan sebesar 95%, berarti memiliki risiko
sebesar 5% untuk mempercayai sistem pengendalian internal yang
sebenarnya tidak efektif. Kemudian menentukan besarnya sampel
dengan menggunakan tabel Penentuan Besarnya Sampel: Keandalan,
95% yang akan dilampirkan pada lampiran.
4) Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi. Agar setiap