• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selanjutnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Selanjutnya "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM SAUNG PENGERTIAN ANTARA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBUK INDONESIA DAN

KOMISI AUDIT REPUBUK FIUPINA

TENTANG KERJASAMA DI BIDANG PEMERIKSAAN SEKTOR PUBUK

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dan Komisi Audit Republik Filipina (selanjutnya disebut secara sendiri sebagai "Pihak" dan secara bersama-sama sebagai "Para Pihak"),

BERKEINGINAN untuk meningkatkan hubungan persahabatan yang telah terjalin melalui peningkatan kerjasama antara Para Pihak;

MENGINGAT nilai-nilai dasar yang terdapat dalam Rencana Strategis Organisasi Internasional Badan Pemeriksa Keuangan (INTOSAI) dan Organisasi Asia Badan Pemeriksa Keuangan (ASOSAI);

SESUAI DENGAN peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara;

TELAH MENYETUJUI hal-hal sebagai berikut:

PASALI TUJUAN

Tujuan kerjasama adalah untuk memberikan, memperkuat, meningkatkan, dan mengembangkan suatu kerangka kerjasama dan interaksi efisien diantara Para Pihak di bidang pemeriksaan sektor publik, atas dasar kesetaraan dan keuntungan bersama sesuai dengan hukum nasional masing-masing Pihak.

(2)

PASAL II

BIDANG-BIDANG PAN BENTUK-BENTUK KERJASAMA

1. Para Pihak akan, berdasarkan hukum, peraturan dan kebijakan nasional yang berlaku dari waktu ke waktu, yang mengatur hal-hal terkait di masing-masing Badan Pemeriksa Keuangan, bekerjasama dalam bidang-bidang berikut ini:

(a) Metodologi audit sektor publik;

(b) Pelatihan Profesional untuk peningkatan standar professional pegawai, termasuk para pelatih;

(c) Penyelenggaraan proyek penelitian bersama pad a bidang- bidang yang menjadi kepentingan bersama, dengan pengaturan yang berdasarkan kesepakatan para Pihak; dan (d) Bidang-bidang lainnya dalam ruang lingkup Memorandum

Saling Pengertian ini sebagaimana disepakati oleh para Pihak.

2. Bentuk-bentuk kerjasama di bawah Memorandum Saling Pengertian ini meliputi:

(a) Penyebaran dan pertukaran informasi melalui konsultasi, seminar, dan konferensi tentang isu-isu penting terkait dengan pemeriksaan sektor publik;

(b) Pertukaran informasi dan keahlian di bidang kebijakan dan

(c)

teknologi pemeriksaan serta praktik yang baik melalui pelatihan dan pertukaran kunjungan yang sa ling menguntungkan;

Bentuk-bentuk kerjasama lainnya dalam kerangka Memorandum Saling Pengertian ini, sebagaimana disepakati oleh para Pihak.

PASAL III

PELAKSANAAN

(3)

2. Memorandum Saling Pengertian ini dapat dilengkapi dengan pengaturan-pengaturan terpisah yang terperinci, yang disepakati bersama oleh Para Pihak. Pengaturan tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Memorandum Saling Pengertian ini;

3. Komunikasi diantara para Pihak dalam pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini wajib dalam Bahasa Inggris.

PASALIV

PENGATURAN KEUANGAN

1. Seluruh biaya yang berhubungan dengan kegiatan kerjasama yang dilaksanakan dalam kerangka Memorandum Saling Pengertian ini wajib tergantung pada ketersediaan dana dari masing-masing pihak secara independen;

2. Tanpa mengurangi ketentuan ayat 1, pengaturan keuangan wajib disepakati bersama oleh masing-masing Pihak berdasarkan kasus per kasus tergantung pada ketersediaan dana dan sumber daya.

PASAL V

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

1. Para Pihak wajib memastikan bahwa setiap penggunaan hak-hak kekayaan intelektual yang dapat timbul dari pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini wajib dilakukan sesuai dengan hukum, peraturan, dan perundang-undangan nasional para Pihak dan perjanjian-perjanjian internasional lainnya dimana mereka menjadi Pihak;

(4)

PASAL VI

KERAHASIAAN

1. Masing-masing Pihak wajib menjaga kerahasiaan dokumen, informasi dan data lainnya yang diterima dari atau diberikan kepada Pihak lain selama periode pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini atau perjanjian lainnya yang dibuat berdasarkan Memorandum Saling Pengertian ini;

2. Para Pihak setuju bahwa ketentuan Pasal ini wajib terus mengikat Para Pihak walaupun pengakhiran atas Memorandum Saling Pengertian ini;

3. Ketentuan Pasal ini wajib tidak mengenyampingkan peraturan perundang - undangan yang berlaku di masing-masing negara.

PASAL VII

PEMBATASAN AKIIVIIAS PERSONIL

Masing - masing Pihak wajib menjamin bahwa setiap personil yang terlibat dalam pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini tidak terlibat dalam urusan politik dan/atau kegiatan yang bersifat komersil di Indonesia dan Filipina diluar program kerjasama di bawah payung Memorandum Saling Pengertian.

PASAL VIII

PENANGGUHAN

Masing - masing Pihak berhak, demi alasan keamanan nasional, kepentingan nasional, ketertiban umum, atau kesehatan umum, menangguhkan sementara, baik keseluruhan maupun sebagian, pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian. Penangguhan tersebut wajib berlaku setelah menerima pemberitahuan tertulis dari Pihak lain.

PASALIX

PENYELESAIAN SENGKETA

Setiap perbedaan atau sengketa di antara Para Pihak dalam hal penafsiran dan/atau pelaksanaan dan/atau penerapan ketentuan-ketentuan dalam

(5)

Memorandum Saling Pengertian ini wajib diselesaikan secara damai melalui

konsultasi dan/atau negosiasi secara langsung di antara Para Pihak.

PASALX

REVISI. MODIFIKASI. DAN PERUBAHAN

1. Salah satu Pihak dapat secara tertulis mengajukan revisi, modifikasi, atau perubahan atas seluruh atau sebagian Memorandum Saling Pengertian ini;

2. Setiap revisi, modifikasi, atau perubahan yang disepakati oleh Para Pihak wajib dilakukan dalam bentuk tertulis dan wajib menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Memorandum Saling Pengertian ini;

3. Revisi, modifikasi, atau perubahan tersebut wajib mulai berlaku pada tanggal yang dapat ditentukan oleh Para Pihak;

4. Setiap revisi, modifikasi, atau perubahan tersebut tidak akan mengesampingkan hak dan kewajiban yang timbul dari atau berdasarkan Memorandum Saling Pengertian ini sebelum atau sampai dengan tanggal revisi, modifikasi, atau perubahan tersebut.

PASALXI

MULAI BERLAKU. JANGKA WAKTU PAN PENGAKHIRAN

1. Memorandum Saling Pengertian ini wajib mulai berlaku pada tanggal penandatanganan dan akan terus berlaku selama 2 (dua) tahun. Setelah itu, wajib diperpanjang secara otomatis selama periode-periode 2 (dua) tahun berturut-turut;

2. Salah satu Pihak dapat mengakhiri Memorandum Saling Pengertian ini dengan memberitahukan maksud tersebut kepada Pihak lain secara tertulis, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum tanggal pengakhiran dimaksud;

3.

Pengakhiran Memorandum mempengaruhi pelaksanaan
(6)

-

Mセ@

yang sedang berjalan dan/atau proyek-proyek yang telah disepakati '

Para Pihak seberum berakhlrnya Memorandum Saling Pengertian ini.

SEBAGAI

BUKn,

yang

bertandatangan

di

bawah

ini,

telah

menandatangani Memorandum Saling Pengertian ini.

OIBUAT

dalam rangkap dua di Beijing,

Repub!lk

Rakyat Cina pada 21

Oktober 2013 dalam bahasa Indonesia dan Inggris, semua naskah

memiliki keabsahan yang sama. Dafam hal terdapat perbedaan penafsiran,

naskah dalam bahasa Inggris yang berla ku.

Untuk Badan

Pemeriksa

Keuangan Republik Indonesfa

Signed

Hadi

Poernomo,

Ketua

Untuk

Komisi Audit

Republrk

Fifipina

Signed

Marla

c;?aei;JfMJ. Pulido·Tan,

(7)

REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

BETWEEN

THE AUDIT BOARD OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND

THE COMMISSION ON AUDIT OF THE REPUBLIC OF THE PHILIPPINES

ON COOPERATION ON AUDITING IN PUBLIC SECTOR

The Audit Board of the Republic of Indonesia and the Commission on Audit of the Republic of the Philippines (hereinafter referred to singularly as "the Party" and collectively as "the Parties"),

DESIRING to enhance the existing friendly relations by promoting cooperation between the Parties;

TAKING INTO CONSIDERATION the core values as stipulated in Strategic Plan of the International Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSAI) and the Asian Organization of the Supreme Audit Institution {ASOSAI); and

PURSUANT to the prevailing laws and regulations in their respective countries;

HAVE AGREED as follows:

ARTICLE I OBJECTIVE

(8)

ARTICLE II

AREAS AND FORMS OF COOPERATION

1. The Parties will, subject to the laws, rules, regulations and national policies from time to time in force, governing the subject matter in their respective Supreme Audit Institutions, cooperate in the following areas:

(a) Methodology of the public sector audit;

(b) Professional training for the improvement of professional standards of personnel, including trainers;

(c) Organization of joint research projects on audits in areas of common interest, on terms to be mutually agreed between the Parties; and

(d) Any other areas within the scope of this Memorandum of Understanding as agreed upon by the Parties.

2. The forms of co-operation under this Memorandum of Understanding shall include:

(a) Dissemination and sharing of information through consultation, seminars and conferences on key issues pertaining to the public sector audit;

(b) Sharing of information and expertise on audit policies and technology and good practices through training and mutual exchange of visits;

(c) Other forms of cooperation within the scope of this Memorandum of Understanding as agreed upon by the Parties.

ARTICLE

III

IMPLEMENTATION
(9)

2. This Memorandum of Understanding may be supplemented by separate detailed implementing arrangements to be mutually agreed by the parties. Such arrangements shall form an integral part of this Memorandum of Understanding;

3. The communication between the Parties in the implementation of this Memorandum of Understanding shall be in English.

ARTICLE IV

FINANCIAL ARRANGEMENTS

1. All expenses in connection with cooperative activities under the present Memorandum of Understanding shall be subject independently to the availability of funds of either Party;

2. Without prejudice to the generality of paragraph 1, the financial arrangements shall be mutually agreed upon by the respective Parties on a case-by-case basis subject to the availability of funds and resources.

ARTICLE V

PROTECTION OF INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS

1. The Parties shall ensure that any use of intellectual property rights which may arise from the implementation of this Memorandum of Understanding shall be carried out in accordance with the respective national laws, rules and regulations of the Parties and with other international agreements to which they are Parties.

2. The use of the name, logo and/or official emblem of any the Parties on any publication, document and/or paper is prohibited without the prior written approval of either Party.

ARTICLE VI

CONFIPENTIALITY

(10)

supplied to the other Party during the period of the implementation of this Memorandum of Understanding or any other agreements made pursuant to the Memorandum of Understanding;

2. The Parties agree that the provision of this Article shall continue to be binding between the Parties notwithstanding the termination of this Memorandum of Understanding;

3. The provisions of this Article shall not prejudice the prevailing laws and regulations of the Parties.

ARTICLE VII

LIMITATION OF PERSONNEL ACTIVITIES

Each Party shall ensure that any personnel involves in the implementation of this Memorandum of Understanding shall not engage in any political affairs and/or any commercial ventures or activities in Indonesia and Philippines outside the programs of cooperation under this Memorandum of Understanding .

ARTICLE VIII

SUSPENSION

Each Party reserves the right for reasons of national security, national interest, public order or public health to suspend temporarily, either in whole or in part, the implementation of this Memorandum of Understanding. Such suspension shall take effect upon receipt of the written notification by the other Party.

ARTICLE IX

SETTLEMENT OF DISPUTE

Any differences or disputes between the Parties concerning the interpretation and/or implementation and/or application of any of the provisions of this Memorandum of Understanding shall be settled amicably through direct mutual consultation and/or negotiation between the Parties.

(11)

ARTICLE X

REVISION. MOPIEICATION ANP AMENPMENT

1. Either Party may request in writing a revision, modification or amendment of all or any part of this Memorandum of Understanding;

2. Any revision, modification or amendment agreed to by the Parties shall be conducted in writing and shall form part of this Memorandum of Understanding;

3. Such revision, modification or amendment shall come into effect on such date as may be determined by the Parties;

4. Any revision, modification or amendment shall not prejudice the rights and obligation arising from or based on this Memorandum of Understanding prior or up to the date of such revision, modification or amendment.

ARTICLE XI

ENTRY INTO FORCE. DURATION AND TERMINATION

1. This Memorandum of Understanding shall come into force on the date of signing and shall remain in force for a period of two (2) years. Thereafter, it shall be automatically extended for the successive periods of two (2) years;

2. Either Party may terminate this Memorandum of Understanding by notifying the other Party of its intention to terminate this Memorandum of Understanding by a notice in writing, at least six (6) months prior to the date of the intended termination;

(12)

-IN WITNI:SS WHEREOF

1

the undersigned, have

signed this

Memorandum of

Understanding.

I :

!

. DONE in

duplicate

in Beijing,

People

1

S

Republic of China on 21

October

I•

I

in

the

year

of 2013 in Indonesian

and English languages, alt texts

being equally authentic.

In

case of any divergence In

ゥ ョエ・イーイ・エ。エゥッョセ@

the Eng lish

text shell

prevail.

For,

the

Audit Board of the

For, the Commission on Audit of

Republic of Indonesia

the Republic of

Philippines

Signed

Signed

Hadl Poernomo,

Maria

gjBG」ッセエ[@

Pulido-

Tan,

Chairman

Chair erson

-

-

-

..

-

-I

セ@

'

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PEMBUATAN POLA DASAR BUSANA WANITA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Ada hubungan yang signifikan antara variabel perilaku konsumen (X 2 ) dengan variabel keputusan pembelian (Y) produk rokok Dunhill Mild di kawasan lesehan jalan dr

Berdasarkan ketentuan yang yang terdapat dalam Pasal 19 beserta dengan Pasal 16 dan Pasal 17 dapat diartikan bahwa pemegang paten memiliki hak untuk melarang orang lain

Akan tetapi Gajah Mada tetap pada pendiriannya untuk menjadikan Kerajaan Sunda Galuh sebagai taklukkan, maka saat rombongan dari Kerajaan Sunda Galuh tiba di

Penciptaan lukisan ornamentis dengan teknik sablon memang bukan salah satu karya pertama yang telah dibuat, namun penulis merasa tertantang untuk membuat karya lukis

Pokja Pengadaan Barang/Jasa pada Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Aceh Barat Daya akan melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit dokumen, apabila diperlukan.

Selain itu kepala sekolah dan guru SDX harus memberlakukan tata tertib sekolah dengan jelas, sehingga siswa mampu mengikuti peraturan yang berlaku dan mampu

Dan mengetahui serta memahami bahwa saya dapat mengundurkan diri dalam keikutsertaan penelitian ini dan tetap menerima pembiusan spinal selama waktu pembedahan,