PENITI KERAH (PEMANFAATAN KULIT PISANG KEPOK (Musa
acuminate balbisiana C.) SEBAGAI PENJERNIH MINYAK JELANTAH)
Muhammad Nur Ihsan Jamaluddin & Ahmad Mahfuzh Arif
Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Gorontalo
Email:muhammadnurihsanjamaluddin@gmail.com
A. Latar Belakang
Di Indonesia, peminat makanan yang digoreng atau lebih dikenal dengan
gorengan sangat banyak. Gorengan di Indonesia pun sangat banyak ragamnya, mulai
dari tempe goreng, tahu goreng, pisang goreng, bakwan, martabak telur dan masih
banyak lagi. Selain karena rasanya yang nikmat, gorengan tersebut juga mudah
didapatkan karena banyak dijajakan di tepi jalan dan harganya relatif terjangkau. Akan
tetapi, terlalu sering mengonsumsi gorengan juga memiliki dampak buruk bagi
kesehatan. Salah satu penyebabnya yaitu minyak goreng yang digunakan berkali-kali
yang disebut dengan minyak jelantah. Minyak jelantah murni akan membuat cita rasa
makanan hasil gorengan menjadi kurang enak. Penggunaan minyak jelantah akan
memberi dampak buruk bagi kesehatan karena dalam minyak jelantah tersebut terdapat
senyawa karsinogenik yang dapat menyebabkan penyakit kanker. Manusia pun harus
sadar akan betapa pentingnya kesahatan.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Chairul Abdi, dkk. yang
berjudul Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa acuminate balbisiana C.)
sebagai Karbon Aktif untuk Pengolahan Air Sumur Kota Banjarbaru: Fe dan Mn,
bahwasanya kulit pisang kepok dapat digunakan untuk menjernihkan air sumur yang
tercemar logam-logam berat sehingga bisa digunakan untuk keperluan hidup yang lebih
sehat.
Telah banyak fenomena yang muncul di masyarakat Indonesia mengenai
penyalahgunaan minyak jelantah. Untuk meningkatkan penghasilan sekaligus
mencampurkan plastik ke dalam minyak jelantah agar mendapat hasil gorengan yang
gurih. Padahal perlu diketahui bahwa apabila plastik dicampur ke dalam minyak
goreng, maka gorengan tersebut bila dikonsumsi akan mengakibtkan kelumpuhan.
Minyak jelantah yang baru digunakan 2-3 kali kemudian langsung dibuang merupakan
suatu keborosan. Namun, minyak jelantah yang berulang-ulang kali digunakan juga
akan membawa dampak buruk khususnya bagi kesehatan.
Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak
kesehatan manusia, menimbulkan penyakit kanker, dan akibat selanjutnya dapat
mengurangi kecerdasan generasi berikutnya. Untuk itu perlu penanganan yang tepat
agar limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan kerugian dari
aspek kesehatan manusia dan lingkungan. Pada penelitian ini akan dilakukan penelitian
terhadap kulit pisang kepok sebagai penjernih minyak jelantah.
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui cara mengolah kulit pisang kepok sebagai penjernih minyak
jelantah.
2. Untuk mengetahui tingkat kejernihan minyak jelantah setelah dijernihkan dengan
kulit pisang kepok.
3. Untuk mengetahui kandungan minyak jelantah setelah dijernihkan dengan kulit
pisang kepok.
Adapun hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Limbah kulit pisang kepok bisa termanfaatkan kembali.
2. Minyak jelantah menjadi jernih dan terbebas dari zat-zat yang tidak baik bagi
kesehatan.
3. Minyak jelantah yang telah dijernihkan layak digunakan kembali.
Hipotesis:
Limbah kulit pisang kepok bisa diolah dan dijadikan sebagai penjernih minyak
C. Deskripsi Metode Pene
Prosedur penelitian
a. Pembuatan cacaha
1. Menyiapkan limba
2. Mencacah kulit pi
b. Penjernihan minya
c. Uji Organoleptik &
dan bahan mengua
han kulit pisang kepok
mbah kulit pisang kepok.
it pisang kepok menjadi bagian-bagian kecil.
yak jelantah
n minyak jelantah ke dalam wadah penjernihan.
cacahan kulit pisang kepok ke dalam wadah penj
k jelantah.
gga minyak jelantah menjadi jernih selama lebi
k & kandungan minyak. Uji kandungan minyak m
uap, bilangan asam, bilangan peroksida dan bil
analitik
Penentuan Judul Literatur/ReferensiPencarian
Penelitian (Uji
ak meliputi kadar air
n bilangan iod. Penyusunan
Proposal
h. Pipet tetes
i. Kertas saring
j. Wadah
Bahan penelitian:
a. Limbah kulit pisang kepok. b. Minyak jelantah.
c. Etanol hangat d. Larutan fenolftalein
e. Larutan Kalium Hidroksida (KOH) f. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) g. Larutan Natrium Tiosulfat
h. Larutan asam asetat i. Larutan Kalium Iodida j. Air suling
k. Larutan kanji l. Larutan Kloroform m.Larutan Wijs
Analisis data
Dalam penelitian ini digunakan rancangan penelitian pendekatan kuantitatif
dengan metode eksperimen.
Untuk menjawab rumusan masalah serta hipotesis, peneliti menggunakan jumlah
kulit pisang yang bervariasi dan volume minyak jelantah yang tetap sebanyak liter
untuk mendapatkan hasil pengamatan yang berbeda-beda.
D. Referensi
Abdi, Chairul. 2015. Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Kepok sebagai Karbon Aktif
untuk Air Sumur Kota Banjarbaru [Skripsi] Banjarbaru: Universitas Lambung
Mangkurat Kalimantan Selatan.
Adinata, Mirsa Restu. 2013. Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang sebagai Karbon Aktif
[Skripsi] Surabaya: UniversitasPembangunan Nasional “Veteran”.
https://www.google.co.id/url/PEMANFAATAN-EKSTRAK-KULIT-PISANG-