• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memfasilitasi Perkembangan Bakat dan Min

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Memfasilitasi Perkembangan Bakat dan Min"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Memfasilitasi Perkembangan Bakat dan Minat

Peserta Didik Melalui Pembelajaran

Makalah

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi

Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Mamat Supriatna, M.Pd.

disusun oleh

Kelompok 6

Ellin Sulistyana

1604546

Rindy Indri Ismayanti

1606521

Chandra Apriyana

1606713

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah, penyusunan makalah yang berjudul Memfasilitasi Perkembangan Bakat dan Minat Peserta Didik Melalui Pembelajaran dapat diselesaikan.

Makalah ini ditulis berdasarkan tugas mata kuliah psikologi pendidikan, penyusun menyatakan hormat dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan. Sedangkan tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai pedoman dalam penyampaian salah satu sub-bab dalam mata kuliah psikologi pendidikan pada Program S-1 PTAG sebagai calon pendidik.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB I...4

PENDAHULUAN...4

1) LATAR BELAKANG...4

2) RUMUSAN MASALAH...4

3) TUJUAN...4

BAB II...5

PEMBAHASAN...5

1) Penjelasan Minat...5

2) Penjelasan Bakat...5

3) Penjelasan Bagaimana Memfasilitasi Pengembangan Minat dan Bakat Peserta Didik.. . .6

4) Penjelasan Mengenai Motiasi Dengan Cara Yang Tepat...8

5) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat...10

BAB III...11

KESIMPULAN...11

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1) LATAR BELAKANG

Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Hubungan antara pendidikan dan psikologi sangatlah kuat. Karena dengan mempelajari psikologi, para pendidik dapat mengetahui berbagai tindakan yang tepat untuk diterapkan sesuai dengan keadaan psikis peserta didik.

Dengan mempelajari psikologi pendidikan para pendidik akan mampu mengetahui dan mengembangkan secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat. Setiap individu konseli memiliki bakat tersendiri, namun tidak dapat dilihat secara langsung. Karena banyak faktor-faktor yang mendukung bakat setiap individu konseli.

Oleh karena itu, melalui penyusunan makalah ini kami harap dapat memberikan gambaran dan pengetahuan mengenai bagaimana cara memfasilitasi bakat dan minat peserta didik melalui pembelajaran

2) RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan minat? 2. Apakah yang dimaksud dengan bakat?

3. Bagaimana memfasilitasi pengembangan minat dan bakat peserta didik? 4. Apakah yang dimaksud dengan motivasi?

5. Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat? 3) TUJUAN

1. Memberikan penjelasan tentang minat;

2. Memberikan penjelasan mengenai kesadaran bakat dalam diri;

3. Mengetahui dan memberikan penjelasan bagaimana memfasilitasi pengembangan minat dan bakat peserta didik.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

1) Penjelasan Minat

Minat adalah kecenderungan individu konseli konseli untuk tertarik pada suatu kegiatan tertentu. Minat merupakan potensi typical yang menunjang perilaku individu konseli. Individu konseli yang memiliki intensitas minat tinggi untuk mengikuti konseling, menunjukkan perilaku yang aktif, sebaliknya bila intensitas minat individu konseli terhadap pelayanan konseling sangat rendah maka, perilakunya juga tidak kuat dalam mengikuti konseling yang dapat ditunjukan dalam bentuk; sering tidak menghadiri kegiatan konseling walaupun mereka sudah janji dengan konselor. Idealnya dalam pelayanan konseling individu konseli memiliki intensitas minat yang tinggi, supaya proses konseling daoat berlangsung dengan baik untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama. Bila individu konseli menunjukan minat yang rendah, maka konselor perlu memberikan penguatan, misalnya dalam bentuk memberikan penjelasan bahwa konseling bersifat rahasia, menunjukkan hasil-hasil konseling yang dicapai oleh konseling lain (nama samaran), mengembangkan harapan-harapan individu konseli ke depan agar ia tergelitik, dan menunjukkan bahwa konseling sebagai pelayanan profesional yang sudah membudidaya di masyarakat.

2) Penjelasan Bakat

Bakat adalah kemampuan khusus individu konseli dalam berbagai bidang, misalkan : bidang numerical yaitu kemampuan bekerja dengan angka ; bidang verbal yaitu kemampuan dalam menggunakan ungkapan verbal ; bidang musik yaitu kemampuan dalam bermain musik ; bidang bahasa yaitu kemampuan menggunakan kaidah bahasa tertentu ; bidang seni yaitu kemampuan dalam seni seperti ; seni lukis, seni patung, dan seni drama ; bidang mekanik yaitu kemampuan memahami pola kerja mekanik seperti pola kerja mesin cuci, pola kerja mesin AC, pola kerja mesin kulkas, dan sebagainya.

(6)

Layanan konseling pada hakikatnya memfasilitasi perkembangan individu konseli, termasuk bakat (aptitude development ).

Bakat mengacu pada kemampuan khusus ( berg, 2000 ) sepeti menyelesaikan perhitungan aritmatika, atau mengingat fakta dari informasi yang telah dibaca. Bakat menurut Chaplin, kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan di masa yang akan dating.[[5]]

Bakat berasal dari hasil interaksi antara karakteristik individu dengan kesempatan belajar di lingkungan ( Cohen dan Swedlik, 2002 ) . Bakat ini merepresentasikan informasi dan ketrampilan yang bertahap telah didapatkan. Menurut Bingham, kondisi atau sifat-sifat yang dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan, atau seperangkat respon seperti kemampuan berbahasa, musik, dan sebagainya.[[6]]

Jadi dari definisi di atas, bakat dapat dipahami sebagai kamampuan khusus atau suatu pertanda kemampuan yang sangat menonjol atau lebih mencolok yang terdapat pada diri seseorang, yang secara cepat dapat menyelesaikan, merespon dan menerima latihan-latihan, tugas-tugas, atau hal-hal tertentu. Bila seseorang mengetahui keunggulannya dalam suatu bidang, maka ia akan terasa lebih mudah dalam memasuki peluangnya artinya; dalam mempelajari dan mengembangkan bakatnya. Dengan kemampuan bakat, tentu seseorang akan mempunyai peluang besar untuk meraih keberhasilan pada masa mendatang.

3) Penjelasan Bagaimana Memfasilitasi Pengembangan Minat dan Bakat Peserta Didik.

Bakat merupakan potensi bawaan yang masih membutuhkan latihan agar dapat terwujud secara nyata. Sedangkan minat merupakan faktor yang dapat mengarahkan bakat dan keberadaannya merupakan faktor utama dalam pengembangan bakat. Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat untuk hal yang berkaitan dengan bidang yang akan ditekuni. Minat dapat menjadi kekuatan seseorang dibidang tertentu dimana ia akan termotivasi untuk mempelajarinya. Strategi pembelajaran yang dalam memfasilitasi perkembangn minat dan bakat:

(7)

Konselor sebagai fasilitator yaitu menggunakan pendekatan pembelajaran yang aktif untuk mendorong individu konseli untuk mandiri berpikir dalam perkembangan bakat.

b) Konselor sebagai motivator

Konselor sebagai motivator yaitu cara yang dapat dilakukan dalam pendekatan ini adalah dengan menghubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan individu konseli. Minat individu konseli akan tumbuh ketika ia menangkap bahwa materi itu berguna untuk kehidupannya. Karena kehadiran motivasi untuk menggerakan dan menguatkan intensitas perilaku konseli. Konselor harus berupaya agar individu konseli termotivasi misalkan dengan cara menjelaskan proses dan tujuan konseling, agar individu konseli membutuhkan pelayanan mengadakan evaluasi. Hal ini dapat menentukan apakah individu konseli yang diajarnya sudah memiliki kompetensi yang telah ditetapkan, sehingga mereka layak diberikan program pembelajaran. Konselor harus memerhatikan aspek inteligensi individu konseli, hal ini diperlukan untuk memilih strategi konseling yang tepat. Bila masalah ini diabaikan, maka proses konseling bisa mengalami hambatan, sehingga tujuan konseling tidak dapat dicapai.

d) Konselor sebagai Change Agent (Agen perubahan)

Nothing is permanent but change. You cannot step twice into the same

river, for other waters are always flowing in. (Heraclitus). Tak ada yang permanent kecuali perubahan, kita tak bias melangkah masuk ke dalam sungai yang airnya sama karena air yang lain selalu mendesak mengalir yang sebelumnya

Our real problem, then, is not our strength today; it is rather the vital

(8)

hari ini; tetapi

kepentingan mendesak untuk melakukan sesuatu pada hari ini yang bisa

menjamin kekuatan kita esok hari

Sebagai agen perubahan, maka dia harus memprioritaskan untuk

meletakkan landasan yang kokoh kepada konselor, individu konseli, dan orang tua. tentang paradigma belajar. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang memadai, keberanian, dan keuletan yang ditunjang oleh kemampuan komunikasi serta kepribadian.

e) Konselor Sebagai Integrator

Konselor dan konseling harus mengetahui lebih awal tentang profil individu konseli. Dia harus mengenali secara umum, apakah dia termasuk type promotor, fasilitator, analytical, atau controller.

Setelah konselor dan konseling mengidentifikasi masing masing individu konseli, maka kewajibannya adalah mengembangkan segala hal yang positif yang ada pada diri individu konseli dan meminimumkan hal-hal negatif. Melalui program yang telah dipersiapkan, konselor dan konseling harus memanfaatkan potensi konselor, para orang tua, bahkan para alumni untuk dapat menggali dan mengembangkan potensi masing masing individu konseli sesuai kondisi psikhologisnya.

Sebagai integrator, dia harus faham bahwa setiap individu konseli memiliki potensi dan bisa dikembangkan secara optimum sesuai dengan kapasitasnya. Kompetensi individu harus difasilitasi dengan suhu, tanah, dan lingkungan yang kondusif untuk partumbuhannya.

4) Penjelasan Mengenai Motivasi Dengan Cara Yang Tepat.

(9)

konseling cenderung lebih aktif bila dibandingkan dengan individu konseli yang intensitas motifnya rendah.

Berbeda dengan motif, motivasi adalah segala sesuatu yang menggerakan organisme baik sumbernya dari faktor internal maupun dari faktor eksternal. Menurut Petri (1981) motivation is the concept we use when we decribe the force acting or within an organism to initiate and direct behavior. Motivasi adalah suatu konsep untuk menjelaskan tentang daya yang dimiliki organisme yang memungkinkan muncul dan mengarahkan perilaku.

Motivasi individu konseli memiliki kaitan dengan motifnya, karena kehadiran motivasi untuk menggerakan motif dalam menguatkan intensitas perilaku individu konseli. Untuk meningkatkan peran serta individu konseli dalam proses konseling, konselor harus berupaya agar individu konseli termotivasi. Motivasi memiliki beberapa pengaruh terhadap pembelajaran dan perilaku siswa, yaitu :

1. Motivasi mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu.

Motivasi menetukan tujuan-tujuan spesifik yang menjadi arah usaha siswa (Maehr & Meyer 1997; Pintrich at. Al.,1993). Jadi, motivasi mempengaruhi pilihan yang dibuat siswa, misalnya apakah akan menyelesaikan tugas PR yang sulit atau bermain videogame dengan teman-teman.

2. Motivasi meningkatkan usaha dan energi.

Motivasi menentukan apakah mereka mengejar suatu tugas secara antusias dan sepenuh hati atau secara apatis dan malas-malasan.

3. Motivasi meningkatkan prakarsa (inisiasi) dan kegigihan terhadap berbagai aktivitas.

(10)

Motivasi mempengaruhi apa yang diperhatikan oleh siswa seberapa efektif mereka memprosesnya

5. Motivasi menentukan konsekuensi mana yang memberi penguatan dan menghukum

6. Motivasi sering meningkatkan performa.

5) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat

a) Faktor internal yakni dari individu sendiri. Misalnya anak itu tidak atau kurang berminat untuk mengembangkan bakat-bakat yang ia miliki, atau kurang termotivasi untuk mencapai prestasi yang tinggi, atau mungkin pula mempunyai kesulitan atau masalah pribadi sehingga ia mengalami hambatan dalam pengembangan diri dan berprestasi sesuai bakatnya. b) Faktor eksternal yaitu lingkungan anak. Contoh, orang tuanya kurang

(11)

BAB III KESIMPULAN

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Soedarmadji Boy, S.Pd., M.Pd., Dr. Hartono, M.Si.,2012. Psikologi Konseling. Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.

Drs. Sujanto Agus, Drs. Lubis Halem, dan Drs. Hadi Taufik. 2004. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara.

Dr. Sjarkawi, M.Pd. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

http://precilnadlirin29.blogspot.co.id/2013/11/makalah-intelegensi-dan-bakat-psikologi.html

http://mgmpmatoi.blogspot.co.id/2011/12/minat-dan-bakat-pada-pendidikan.html

Referensi

Dokumen terkait

Dengan cara menghubungkan keduanya untuk mendapatkan model yang sederhana maka dapat dilakukan pendekatan – pendekatan dengan cara mengidentifikasikan model yaitu mempersiapkan

Connected teaching yang dimaksud adalah pendekatan pembelajaran yang menghubungkan konsep-konsep dalam materi pencemaran lingkungan yang disajikan atau diajarkan

Jadi pustakawan sekolah harus bisa memenuhi kebutuhan pemakai perpustakaan sekolah melalui penyediaan berbagai bahan dan subjek (mata pelajaran) yang diajarkan di sekolah

Kurikulum disusun dengan berorientasi pada bahan pelajaran dan tidak ada ketentuan yang pasti dalam menentukan bahan pengajaran yang sesuai dengan tujuan3. Pendekatan berorientasi

Belajar ataupun bekerja pada bidang-bidang yang diminati terlebih lagi dengan di dukung dengan bakat serta talenta yang sesuai akan memberi semangat dalam

Penyuluhan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara yang sesuai dengan keadaan individu

kebutuhan yang rutin terpuaskan = tidak akan jadi motivator yang tidak disadari kebutuhan dengan jenjang lebih tinggi, jarang terpuaskan = hilang, tidak menjadi motivator,

Dengan cara memberikan fasilitas dan kebutuhan dalam upaya mengembangkan kreativitas, keterampilan, bakat dan minat siswa”.75 Ekstrakurikuler pramuka yang dilaksanakan di SD Negeri 74