• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI YANG KONDUSIF ANTARA GURU DAN O

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KORELASI YANG KONDUSIF ANTARA GURU DAN O"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI YANG KONDUSIF ANTARA GURU DAN ORANG TUA DALAM MENCIPTAKAN ANAK YANG HUMANIS

(Gede Gangga Wisnawa) SMA Negeri 1 Singaraja

Di pertengahan bulan September 2015 tepatnya pada tanggal 21, telah beredar berita di sindonews.com tentang terjadinya tindak kekerasan terhadap siswa yang dilakukan oleh gurunya sendiri di Provinsi Tusa Tenggara Timur (NTT). Tindak kekerasan ini terjadi dikarenakan siswa yang bernama Melson Aleut tidak meneyelesaikan tugas Bahasa Jerman yang diberikan oleh sang guru. Dampaknya pun sangat jelas terlihat pada siswa yang menjadi korban. Kini Melson Aleut dirawat dalam kaedaan koma lantaran ia harus membenturkan kepalanya di meja sebanyak 800 kali. Bila Melson dapat sembuh secara fisik, pastinya akan ada rasa trauma yang membekas dalam dirinya, yang dapat membuat Melson enggan untuk kembali bersekolah.

Tindak kekerasan yang menimpa Melson oleh gurunya, merupakan sebagian kecil contoh dari pendidikan dehumanisasi yang memandang bahwa setiap siswa harus patuh pada semua perintah gurunya. Praktik pendidikan dehumanisasi merupakan praktik pendidikan yang menganggap guru sebagai “penindas” yang memposisiskan dirinya sebagai subjek pendidikan, yang menganggap dirinya paling mengetahui tentang pengetahuan. Sedangkan anak didik diposisikan sebagai obyek pendidikan yang tidak mengetahui apa-apa, dan harus selalu siap untuk menerima transfer pengetahuan (transfer of knowledge) yang diberikan oleh gurunya tanpa adanya upaya untuk mengembangkan kreativitas berpikir secara mandiri. Sehingga bisa dikatakan, guru di sini adalah penindas sedangkan murid yang tertindas.

(2)

menumbuhkan kebesaran rasa ingin tahu murid terhadap pengetahuan yang diperolehnya. Dalam pendidikan gaya bank, pendidikan menjadi sebuah kegiatan menabung, di mana para murid adalah celengannya, dan guru adalah penabungnya. Yang terjadi bukanlah proses komunikasi, tetapi guru menyampaikan pernyataan-pernyataannya dan “mengisi” tabungan dengan diterima, dihafal dan diulangi dengan patuh oleh para murid. Disini, ruang gerak yang disediakan bagi kegiatan para murid hanya terbatas menerima, mencatat dan menyimpannya.

Pendidikan yang sebenarnya adalah bentuk pendidikan yang benar-benar mampu membangun manusia untuk bergerak membentuk pengetahuan yang lebih luas secara bebas serta menjadi insan yang berkarakter. Hal ini senada dengan yang amanatkan oleh Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional, maka pendidian juga berfungsi untuk membangun karakter, watak, serta kepribadian bangsa. Dalam hal ini, pendidikan humanis yang seharusnya diberikan kepada siswanya bukan hanya sekedar transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi sebagai pembudayaan untuk pembentukan karakter dan watak.

(3)

Pada umumnya sikap anak di rumahnya, kecendrungan sama dengan sikapnya di sekolah. Anak yang mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tuanya, pasti akan memiliki kepribadian yang baik pula di sekolahnya. Namun sebaliknya, anak yang kurang mendapatkan pendidikan yang humanis di rumahnya serta kurangnya perhatian yang diberikan oleh orang tuanya, kecendrungan anak tersebut akan meluapkan emosinya di sekolah dengan mencari perhatian yang berlebih. Dari hal inilah dapat disimpulkan bahwa, lingkungan rumah terutama pendidikan dari orang tualah yang memegang peranan penting dalam membentuk karakter anaknya.

Seorang anak akan cenderung dekat dengan orang tuanya, bila orang tuanya selalu meluangkan waktu bersama yang dapat menciptakan suasana hangat dan nyaman di dalam keluarganya. Hal inilah yang mesti diperhatikan oleh orang tua. Orang tua harus pintar menciptakan suasana yang nyaman untuk anak. Setelah membuat anak nyaman dengan situasi di rumah, maka momen inilah yang sangat tepat bagi orang tua untuk memberikan pendidikan yang humanis kepada anaknya dengan penuh kasih sayang. Namun, orang tua juga harus menjaga kasih sayang yang diberikan, karena kasih sayang yang berlebihan akan membuat anak tersebut menjadi manja. Sesibuk sibuknya orang tua bekerja, haruslah menyisihkan sedik waktunya untuk bermain bersama, hanya sekedar membuat anaknya tetap nyaman bersama orang tua dan memberikan pendidikan yang dapat membangun karakternya. Contonya memberikan permainan yang sarat akan nilai moral.

(4)

Dalam metode dialogis ini, kebebasan berpikir dan berpendapat lebih ditekankan bentuk aktivitas dan kreativitas peserta didik. Mereka harus berpartisipasi penuh secara aktif di dalamnya. Tidak ada istilahnya yang satu mendominasi yang lain atau si A menindas si B begitu pun sebaliknya. Kedua belah pihak berada pada kondisi yang sama, saling berinteraksi dalam proses dialog tersebut. Sehingga di dalam pendidikan humanis dengan model dialog tersebut bukan lagi A berbicara kepada B, atau B berbicara untuk A, akan tetapi A berbicara dengan B.

Dalam pendidikan humanis di lingkungan sekolah, pendidik dengan peserta didik di tempatkan dalam posisi yang sejajar, yaitu belajar bersama yang sama sekali tidak menimbulkan kontradiksi. Keduanya berinteraksi dalam memberikan informasi pengetahuan secara horizontal tanpa adanya perendahan martabat salah satunya. Karena pendidik hanyalah fasilitator dan partner dalam proses pendidikan dalam rangka mencapai pengembangan diri. Jadi, pola hubungan pendidik dengan peserta didik, antara lain dapat dicirikan sebagai; pendidik belajar dari peserta didik dan peserta didik belajar dari pendidik, serta pendidik menjadi rekan peserta didik yang melibatkan diri dan menumbuhkan daya pemikiran kritis peserta didiknya dan keduanya saling memanusiakan. Baik pendidik maupun peserta didik sama-sama menjadi subjek yang belajar, subjek yang bertindak dan berpikir.

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Cardiopulmonary resuscitation (CPR) @ Resusitasi -antung Paru ada%ah pr&sedur darurat yang  @ Resusitasi -antung Paru ada%ah pr&sedur darurat yang di%a$u$an da%am upaya

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kandungan nutrisi yang terdapat dalam produk nata dari buah srikaya (Annona Squamosa) serta untuk mengetahui respon

Ilyas Masudin, S.T., MlogSCM., Ph.D selaku Ketua Jurusan Teknik Industri sekaligus Pembimbing I, dan juga mentor dalam berbagai hal bagi penulis, yang telah mendorong,

Disamping itu, di dunia pendidikan juga muncul dua problem lain yang tidak dapat dipisah dari problem pendidikan. Pertama, pendidikan cenderung menjadi sarana stratifikasi

Structural ties adalah ikatan struktural dengan membangun hubungan yang lebih kuat dengan nasabah, mengarah pada penghargaan dan pengertian yang tinggi yang diberikan

III. Perbedaan dan Persamaan Budaya dalam Perkembangan Kognitif.. Perkembangan kognitif adalah spesialiasasi dalam psikologi yang mempelajari bagaimna kemampuan berpikir

Sejak jaman Belanda, memang ada pejabat-pejabat tertentu yang ditugaskan untuk membuat pencatatan- pencatatan serta menerbitkan akta-akta tertentu

[r]