• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Program Surfer untuk Pemetaa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemanfaatan Program Surfer untuk Pemetaa"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pemanfaatan Program Surfer untuk Pemetaan Medan Magnet dan

Kerapatan Petir

Parlindungan Manalu1 Kurnia Hadi Sutrisno1 Chandra Adyanto1 Devid Iman Santoso1 Santy

Safitry1 Mila Apriani1 Fakhry Dwi Sulistio1 Bahtiar1 Muhammad Riduan2 Admiral Musa Julius3

1Stasiun Geofisika Jakarta

2Pusat Instrumentasi Kalibrasi Rekayasa dan Jaringan Komunikasi 3Pusat Gempabumi dan Tsunami

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jl. Angkasa 1 No. 2, Kemayoran, Jakarta, Indonesia 10720

[email protected]

Data magnet bumi dan petir sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Model dan grafik medan magnet permukaan bumi perlu dipetakan secara berkala karena senantias berubah setiap waktu. Begitu juga dengan intensitas petir yang cepat berubah pada setiap waktu. Dalam tulisan ini akan diperkenalkan program Surfer yang populer di kalangan penggiat geofisika potensial untuk memetakan magnet bumi dan kerapatan petir pada suatu lokasi. Contoh yang digunakan dalam pemetaan medan magnet adalah data inklinasi di Sumatra Utara dan komponen Y di Sulawesi Selatan dari International Geomagnetism Reference Field (IGRF) 11 tahun 2012, sedangkan pemetaan kerapatan petir di Maluku dari data Lightning Detector BMKG. Pengenalan program ini akan bermanfaat untuk membantu para ilmuwan untuk membuat peta geofisika potensial secara cepat dengan data yang mudah didapat.

1. Pendahuluan

Model dan grafik medan magnet pada permukaan bumi perlu diperbarui secara berkala karena medan magnet secara tetap berubah setiap waktu. Gerakan yang sama di inti Bumi yang menopang bagian utama dari medan magnet cairan juga menyebabkan medan secara perlahan-lahan berubah dalam bentuk ruang, tergantung pada waktu, ini dikenal sebagai “Variasi Sekuler”. Variasi ini dapat dilihat pada semua bagian vektor dari medan magnet, tapi pertama kali terlihat dalam deklinasi beberapa ratus tahun yang lalu, karena itu adalah jumlah yang sangat penting untuk navigasi. Bahkan, tuntutan navigator membantu untuk memotivasi, berabad-abad yang lalu, beberapa studi asli medan magnet bumi. Secara rata-rata perubahan deklinasi di permukaan bumi sekitar seperlima derajat per tahun

(2)

antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Saat elektron menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara.

Peta Deklinasi Global (Jackson, 2000)

Melalui kajian ini, penulis hendak memperkenalkan program Surfer yang populer di kalangan penggiat geofisika potensial untuk memetakan magnet bumi dan kerapatan petir pada suatu lokasi. Pemetaan tersebut bertujuan untuk mengetahui pola medan magnet di permukaan Indonesia dan mengetahui lokasi terdampak petir yang dapat menjadi pertimbangan masyarakat untuk mengantisipasi bahayanya.

2. Data dan Metode

Batasan waktu pada data magnet inklinasi dan komponen Y yang digunakan dalam kajian ini adalah tanggal 5 November 2012 yang didapat dari International Geomagnetism Reference Field (IGRF) 11. Batasan lokasi pemetaan data inklinasi adalah wilayah Sumatera Utara dan pemetaan data komponen Y di Sulawesi Selatan.

Proses Data Grid Pada Lightning Detector

(3)

Mulai

Konversi Format Data ke .csv

Plotting Pada Surfer

Kajian

Selesai

Akuisisi Data Magnet dari IGRF 11 dan Petir dari Lightning Detector di Wilayah Tertentu

3. Hasil

Setelah melakukan akuisisi data, digunakan program Surfer untuk memetakan medan magnet bumi dan petir sebagai berikut.

(4)
(5)

c. Peta Kerapatan Petir di wilayah Maluku 2 November 2008

Dari pemetaan tersebut dapat dibuat kajian sederhana. Dari peta magnet dapat ditinjau wilayah yang mengalami perubahan arah atau besaran medan magnet bumi, sedangkan dari peta kerapatan petir dapat diketahui daerah yang mengalami aktivitas intensitas petir yang besar dalam suatu waktu.

4. Kesimpulan

Program Surfer sangat bermanfaat dalam pemetaan unsur geofisika potensial di permukaan seperti medan magnet bumi dan kerapatan petir untuk mendukung kajian fenomena alam kebumian.

Daftar Pustaka:

1. Lohmann, K. J., Hester, J. T. & Lohmann, C. M. F., 1999. Long-distance navigation in sea turtles, Ethology Ecology & Evolution, 11, 1-23.

2. Skiles, D. D., 1985. The geomagnetic field: Its nature, history and biological relevance, In Magnetite Biomineralization and Magnetoreception by Living Organisms: A New Biomagnetism, Ed: Kirschvink, J. L., Jones, D. S. & MacFadden, B. J., Plenum Publishing Corporation, New York.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian parameter, maka dapat disimpulkan bahwa (1) wilayah Sulawesi Selatan mengalami perubahan nilai intensitas medan magnet bumi dan pergeseran

Implementasi Algoritma Kriptografi AES pada Mikrokontroler ATMega32.. Medan: Universitas

Pada makalah ini dibahas respons medan geomagnet di lintang rendah pada berbagai kondisi rekoneksi yaitu pada saat komponen utara-selatan medan magnet antarplanet (IMF Bz)

Rumah Sakit Sulawesi Utara Kota Manado 19. Ser Sriwijaya Ala$ ar Makanan dan Minuman Sumatera Selatan Kab. Hot Me el Garuda Plala Ian HOTEL Sumatera Utara Kota Medan 2t. Ind Smart

Medan magnet dapat digambarkan dengan garis – garis gaya magnet yang keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub selatan.. Garis Gaya Magnet adalah garis khayal yang keluar dari

Obyek wisata baru di dataran tinggi Lolai, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, kini menjadi magnet baru yang menyedot wisatawan.. Ramainya tempat wisata itu diserbu

Data medan magnet yang digunakan untuk simulasi lintasan partikel adalah data hasil simulasi menggunakan OPERA3D dengan medan magnet di pusat sebesar 1,275T dan mapping

20. Kalimantan Barat 21. Kalimantan Tengah 22. Kalimantan Selatan 23. Kalimantan Timur 24. Kalimantan Utara 25. Sulawesi Utara 26. Sulawesi Barat 27. Sulawesi Tengah 28.