• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (2)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

A. Pemikiran Ekonomi di Masa Rasulullah SAW

Rasulullah SAW menerapkan sejumlah kebijakan yang dipandu oleh Al-Qur’an menyangkut berbagai hal yang berkaitan dengan masalah kemasyarakatan, selain masalah hokum (fiqih), politik (siyasah), ekonomi (mu’amalah), etika pergaulan (ahlaq). Di antara masalah-masalah itu yang menjadi perhatian Rasulullah adalah masalah ekonomi umat karena masalah ekonomi merupakan masalah keperluan dalam rangka menyelenggarakan kehidupan. Dengan ekonomi, penyelenggaraaan tujuan hidup dapat tercapai. Tujuan hidup seorang muslim adalah memperbaiki keimanan (tauhid) dan ibadah (sholat, zikir, shiam dan sebagainya) kepada Allah SWT. Dengan ekonomi, seorang muslim akan memiliki bekal atau sarana untuk memperbaiki keimanan dan menjalankan ibadahnya.

Dalam mengatur masalah perilaku produksi masyarakat, Rasulullah SAW mengajarkan beberapa transaksi yang halal dan adil seperti aturan jual beli, transaksi musyarakah, mudharabah,musyakkah, muzara’ah, mukhabarah, jialah, hiwalah, ariyah (pinjam-meminjam) dan sebagainya. Transaksi-transaksi ini berada dalam hukum mu’amalah yang bertujuan menjaga keadilan dan keharmonisan. Yang pada akhirnya menciptakan kemuliaan dalam pencarian rezeki (rizkun karim).

Dalam mengatur perilaku konsumsi terhadap hasil perekonomian masyarakat, Rasulullah SAW mengajarkan zakat, infaq, dan sedekah kepada umat islam. Zakat diwajibkan pada tahun ke-9 hijriyah, sementara sedekah fitrah pada tahun ke-2 hijriyah. Pengaturan untuk zakat diuraikan secara jelas dan eksplisit dalam Al-Qur’an surat At-Taubah (9) ayat 60 : “Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Kegunaan ibadah zakat ini sungguh penting dan banyak, baik terhadap perilaku konsumsi oran yang kaya maupun kesejahteraan orang miskin. Kegunaan zakat antara lain (Sulaiman Rasyid, 1954):

1. Menolong orang lemah dan susah agar dapat menunaikan kewajibannya terhadap Allah dan mahluk Allah (masyarakat).

2. Membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela

3. Sebagai ucapan syukur dan terima kasih atas nikmat kekayaan yang diberikan kepadanya. 4. Mencegah kejahatan-kejahatan yang mungkin timbul dari orang miskin yang lemah iman

(2)

5. Mendekatkan hubungan kasih saying dan saling mencintai di antara golongan kaya dan miskin.

Pada masa Rasulullah, zakat dikenakan pada hal-hal berikut: 1. Benda logam yang terbuat dari emas dan perak 2. Binatang ternak unta, sapi, domba, kambing 3. Berbagai jenis barang dagangan

4. Hasil pertanian termasuk buah-buahan

5. Luqatah, harta benda yang ditingggalkan musuh 6. Barang temuan(rikaz) dan tambang.

B. Masa Pemikiran Ekonomi Islam di Masa Khulafaur Rasyidin 1. Abu Bakar Ash Sidiq

Sebelum menjadi khalifah, Abu Bakar adalah seorang pedagang kain. Hal ini menunjukan bahwa beliau adalah seorang wirausaha yang mandiri selain seorang yang bertaqwa. Sejak menjadi khalifah, kebutuhan keluarga Abu Bakar diurus oleh kekayaan dari Baitul Mal atas persetujuan para sahabat lain seperti Umar R.A dan Abu Ubaidah R.A.

2. Umar bin Khatab

Pada zaman khalifah Umar r.a hokum perdagangan yang bersifat operasional mengalami penyempurnaan guna menciptakan perekonomian sevara sehat. Pada dasarnya, hokum-hukum yang bersifat prinsip pada zaman Rasulullah SAW telah sempurna. Khalifah Umar mengurangi beban pajak terhadap beberapa barang. Demikian juga pada saat yang sama, dibangun pasar-pasar agar tercipta suasana jual-beli yang sehat(persaingan) yang adil. Namun demikian, harga-harga pun dikendalikan atau dipantau. Zakat dijadikan ukuran fiscal utama dalam rangka memecahkan masalah ekonomi secara umum. Umar bin Khatab amat tegas dalam masalah zakat. Orang yang tidak mau membayar zakat atau berkurang ketika pembayarannya akan diperangi.

(3)

Pada masa kekhalifahannya, dari segi perekonomian(mu’amalah), beliau tidak banyak merumuskan kebijakan operasional beliau lebih banyak melanjutkan kebijakan khalifah umar tentang pengeloalaan baitul mal, sebagai lembaga keperluan dakwah Islamiah. Namun demikian, beliau juga membangun prasarana produksi masyarakat seperti mengggali aliran sungai, membangun jalan, serta menanam pohon dan buah-buahan. Demikian juga keamanan perdagangan diberikan dengan cara membentuk penjaga pasar. 4. Ali bin Ali Thalib

Peraturan yang telah beliau sumbangkan untuk pelaksanaan roda kekhalifaan adalah tentang administrasi pemerintahan. Bukti dalam hal itu terlihat dalam suratnnya yang ditujukan kepada Malik bin Harith, dimana surat itu mendeskripsikan tugas dan kewajiban serta tanggung jawab penguasa, menyusun prioritas dalam melakukan dispensasi terhadap keadilan, kendali pejabat tinggi dan staf peraturan hakim dan jaksa

C. Masa Pemikiran Ekonomi Islam di Masa Setelah Khulafaur Rasyidin

Pada abad awal sampai dengan abad ke-5 Hijriyah atau abad ke-11 Masehi yang dikenal sebagai fase dasar-dasar ekonomi Islam yang dirintis oleh para fukaha, diikuti oleh sufi dan kemudian oleh filosof. Fokus fiqih adalah apa ayang diturunkan oleh syariah dan dalam konteks ini para fukaha mendiskusikan fenomena ekonomi. Tujuan mereka tidak terbatas pada penggambaran dan penjelasan fenomena ini. Namun demikian, dengan mengacu pada Alquran dan hadis mafsadah (disutility) yang terkait dengan aktivitas ekonomi. Pemaparan ekonomi para fukaha tersebut mayoritas bersifat normative dengan wawasan positif ketika berbicara tentang perilaku yang adil, kebijakan yang baik, dan batasan-batasan yang diperbolehkan dalam kaitannya dengan permasalahan dunia.

Sedangkan kontribusi utama tasawuf terhadap pemikiran ekonomi adalah keajegannya dalam mendorong kemitraan yang saling menguntungkan, tidak rakus dalam memanfaatkan kesempatan yang diberikan Allah SWT, dan secara tetap menolak penempatan tuntutan kekayaan dunia yang terlalu tinggi. Sementara itu, filosof Muslim, dengan tetap berasaskan syariah dalam keseluruhan pemikirannya, mengikuti para pendahulunya dari Yunani, terutama Aristoteles (367-322 SM), yang focus pembahasannya tertuju pada sa’adah (kebahagiaan) dalam arti luas. Pendekatannya global dan rasional serta metodologinya syarat dengan analisis ekonomi positif dan cenderung makro ekonomi.

Tokoh-tokoh pemikir ekonomi Islam pada masa ini adalah : 1. Zaid bin Ali

(4)

kredir, perlu diperhatikan bahwa para pedagang mendapatkan untung darinya dan pendapatan seperti itu adalah bagian dari perniagaan bujan riba

2. Imam Malik Annas 3. Imam Abu Hanifah

Salah satu kebijakan dari beliau adalah menghilangkan ambiguitas dan perselisihan dalam masalah transaksi. Hal ini merupakan salah satu tujuan syariah dalam hubungannya dengan jual beli.

4. Imam Abu Yusuf

Diantara kitab-kitab Abu Yusuf, kitab yang paling terkenanl adalah kitab “Al-Kharaj” Kitab Al-Kharaj mencakup berbagai bidang, antara lain:

a. Bidang pemerintahan; seorang khalifah adalah wakil Allah di bumi untuk melaksanakan perintah-Nya.

b. Bidang keuangan; uang Negara bukan milik khalifah tetapi amanat Allah dan rakyat yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab

c. Bidang pertanahan; tanah yang diperoleh dari pemberian dapat ditarik kembali jika tidak digarap selama 3 tahun dan diberikan kepada yang lain.

d. Bidang perpajakan; pajak hanya ditetapkan pada harta yang melebihi kebutuhan rakyat dan ditetapkan berdasarkan kerelaan mereka.

e. Bidang peradilan; hokum tidak dibenarkan berdasarkan hal yang syubhat. Kesalahan dalam mengampuni lebih baik daripada kesalahan dalam menghukum

5. Imam Al Mawardi

Kitab Adab ad Diin wad Dunya banyak membahas tentang perilaku ekonomi muslim secara individu (adab muamalah pribadi), antara lain bagaimana individu muslim mencari penghidupannya (ashab rezeki datang) yaitu dalam pertanian, peternakan, perdagangan dan industry. Di samping itu juga kitab tersebut membahas perilaku individu yang tercela seperti tamak terhadap dunia, nafsu berkuasa, dan sebagainya.

6. Imam Al-Ghazali

(5)

Imam ghazali juga menyinggung masalah timbangan, pengawasan harga (intervensi pasar), penentuan pajak dalam kondisi darurat, dan sebagainya. Dalam beberapa bagian pemikirannya juga menyentuh mengenai bagaimana bekerjanya mekanisme pasar melalui kekuatan permintaan(demand) dan penawaran (supply) dalam menentukan keseimbangan pasar.

7. Ibnu Taimiyah

Pemikiran ekonomi Ibnu Taimiyah sangat erat dengan nilai-nilai etika bisnis yang dilandasi oleh Al-Qur’an dan Al Hadirs Nabi Muhammad SAW. Just Compensation adalah konpensasi ekuivalen yang diukur dengan nilai ekuivalennya. Kompensasi ekuivalen merupakan fenomena yang mapan, sedangkan just price lebih bersifat dinamis ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran, dan juga dipengaruhi oleh keinginan seseorang terhadap aktivitas bisnis.

8. Ibnu Khaldun

Sumbangan utama Ibnu Khaldun dalam ekonomi adalah pembagian kerja, perdagangan internasional dan keuangan Negara (siddiq, 1992 dalam Kuncoro, 2002).

Referensi

Dokumen terkait

Pemahaman tentang tenninologi ekonomi positif dan ekonomi normative mcrupakan scsuatu yang sangat penting dalam rncmpclajari ckonorni Islam. Ekonomi mernbahas

Ekonomi dalam Islam adalah ilmu yang mempelajari segala perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah.. (kedamaian & kesejahteraan

Bahkan para penulis dari mereka menyadari bahwa sejarah pemikiran ekonomi adalah perkembangan ide yang terus-menerus terdiri dari kontribusi gagasan pengetahuan penting yang

b.. Kebijakan ini diterapkan Khalifah Umar bin Khattab pada saat wilayah kekuasaan Islam semakin luas seiring dengan banyaknya daerah yang berhasil ditaklukkan, baik melalui

Junaid Baghdadi merupakan seorang sufi, karenanya ide- idenya tentang ekonomi tergambar dari ajaran- ajaran tasawufnya. Menurutnya, inti dari ajaran tasawuf adalah membuang motivasi

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang dikaji dalam makalah ini adalah bagaimana konsep pemikiran ekonomi dari tokoh-tokoh Islam, yaitu pada pada Masa Rasulullah SAW,

Karya- karya tentang ekonomi oleh para imuwan Barat, seperti ilmuwan Yunani dan zaman Scholastic bercorak tidak ilmiah, karena pemikir zaman pertengahan

Rujukan atau landasan utama pemikiran ekonomi Islam adalah Al Qur’an dan hadits Pemikiran ekonomi Islam muncul bersamaan dengan diturunkannya Al Qur‟an dan masa kehidupan Rasulullah