TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA
TENTANG BAHAYA ROKOK PADA
SISWA KELAS XI DI SMA
NEGERI 2 SURAKARTA
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh:
RISKI LISTYO NOVITA
NIM: B10 046
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh:
RISKI LISTYO NOVITA
NIM: B10 046
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA
TENTANG BAHAYA ROKOK PADA
SISWA KELAS XI DI SMA
NEGERI 2 SURAKARTA
TAHUN 2013
Diajukan Oleh:
RISKI LISTYO NOVITA
NIM B10 046
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 9 Juli 2013
Pembimbing
(RETNO WULANDARI, S.ST)
iii
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal 18 Juli 2013
PENGUJI I PENGUJI II
(ERLYN HAPSARI,S.ST) (RETNO WULANDARI, S.ST)
NIK. 200683018 NIK. 200985034
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan kash karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Rokok pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta Tahun 2013”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi DIII STIKes Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Retno Wulandari, S.ST selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Drs. H. Sudadi Mulyono, M.Si, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Surakarta yang telah bersedia memberikan ijin untuk melakukan penelitian pada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
v
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2013
vi
MOTTO
ª Tuhan bekerja luar biasa dalam hidupku, meski saat Tuhan ambil semua hal
yang paling berharga dihidupku, aku tahu Tuhan berikan ganti yang terbaik.
ª Hanya orang yang tidak pernah memanjat yang tidak pernah jatuh, dan hanya
orang yang tidak pernah mencoba yang tidak pernah gagal.
ª Daripada permasalahkan masa lalu, lebih baik perbaiki hari ini. Daripada
menyalahkan seseorang, lebih baik membetulkan diri sendiri (Fiersa Besari)
ª Hati yang gembira adalah obat yang manjur tetapi semangat yang patah
mengeringkan tulang (Amsal 17 :22).
ª Kalau uang bisa membuatku melupakan sahabat terbaikku, maka aku lebih
memilih untuk tidak punya uang sama sekali.
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahan kepada :
© Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan berkat dan kesehatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
© Ayah, ibu dan kakak-kakakku tercinta, yang aku yakin selalu mendoakanku
meski tak bisa menemani aku melewati hidupku.
© Mama yang sudah merawatku dan selalu memberiku doa dan semangat serta
menjadi pengganti ayah dan ibuku di semesta ini.
© Kakak-kakak sepupuku tersayang dan keponakan kecilku tersayang yang
selalu memberi doa, semangat dan nasehat-nasehat kepadaku.
© Sahabat-sahabatku tercinta, Mba Enggari, Dyah dan Inang yang selalu
memberikan dukungan semangat bahwa aku bisa melewati segala sesuatu dengan baik dan tepat pada waktunya.
© Kekasihku beserta keluarga yang selalu memberikan kasih sayang dan
semangat kepadaku dalam menyelesaikan sesuatu yang aku lakukan.
© Teman-teman STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2010, yang telah
bersama-sama merasakan suka dan duka dalam meraih impian dan cita-cita.
© Almamater tercinta Program Studi Kebidanan STIKes Kusuma Husada
vii Nama : Riski Listyo Novita Tempat/tanggal lahir : Surakarta, 6 Oktober 1992 Agama : Kristen
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Jambu 6 RT 07 RW 05, Jajar, Laweyan, Surakarta.
Riwayat pendidikan :
1. SD Negeri Karangasem 1 Surakarta LULUS Tahun 2004 2. SMP Kristen 2 Surakarta LULUS Tahun 2007 3. SMA Negeri 2 Surakarta LULUS Tahun 2010 4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
viii
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013
Riski Listyo Novita B10 046
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA ROKOK PADA SISWA KELAS XI DI
SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN 2013
xiii + 53 halaman + 18 lampiran + 5 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar belakang: Bahaya merokok bagi remaja diantaranya dapat meningkatkan resiko kanker paru-paru dan penyakit jantung di usia yang masih muda. Selain itu kesehatan kulit tiga kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata dan mulut. Kulit akan menua sebelum waktunya atau biasa disebut dengan penuaan dini. Merokok di usia dini menyebabkan impotensi dan mengurangi jumlah sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita. Faktor terbesar pada anak usia remaja yang mempunyai kebiasaan merokok adalah dari kebiasaan orangtuanya sendiri sebagai figur. Anak pada usia remaja akan lebih cepat berperilaku merokok pada ayah atau ibunya yang juga seorang perokok.
Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta.
Metode penelitian: Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di SMA Negeri 2 Surakarta pada tanggal 15 April – 3 Mei 2013. Jumlah populasi sebanyak 136 siswa laki-laki dan jumlah sampel sebanyak 34 siswa laki-laki kelas XI, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner tertutup, untuk uji validitas dilakukan dengan software SPSS dengan rumus
pearson product moment, hasil uji validitas dari 35 soal didapatkan 30 soal valid dan uji reliabilitas didapatkan hasil 0,958 sedangkan untuk analisa data yang digunakan dalam pengolahan hasil data adalah analisa univariat.
Hasil penelitian: Dari pengolahan data didapatkan hasil penelitian menunjukkan pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok adalah baik sebanyak 9 responden (26,5%), cukup sebanyak 20 responden(58,8%), dan kurang sebanyak 5 responden (14,7%).
Kesimpulan: Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok adalah cukup sebanyak 20 responden (58,8%) dari 34 responden, sebagian besar responden kurang mengetahui tentang bahaya rokok pada kulit dan rambut.
Kata kunci : pengetahuan, remaja, rokok, bahaya rokok
ix
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
KATA PENGANTAR... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi
CURICULUM VITAE... vii
ABSTRAK... viii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Perumusan Masalah... 3
C. Tujuan Penelitian... 3
D. Manfaat Penelitian... 4
E. Keaslian Penelitian... 4
F. Sistematika Penulisan... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori... 7
1. Pengetahuan... 7
a. Pengertian pengetahuan... 7
b. Tingkat pengetahuan... 7
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan... 9
d. Cara memperoleh pengetahuan... 11
e. Kriteria tingkat pengetahuan... 15
2. Remaja... 15
x
b. Tahap-tahap perkembangan remaja... 16
c. Perubahan fisik... 17
3. Rokok... 20
a. Pengertian... 20
b. Jenis rokok... 20
c. Komponen dalam rokok... 22
d. Bahaya rokok... 23
e. Perokok pasif... 29
B. Kerangka Teori... 31
C. Kerangka Konsep... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitan... 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 33
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 34
D. Instrumen Penelitian... 36
E. Teknik Pengumpulan Data... 40
F. Variabel Penelitian... 41
G. Definisi Operasional... 41
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data... 42
I. Etika Penelitian... 44
J. Jadwal Kegiatan... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 46
B. Analisa Data... 47
C. Pembahasan... 48
D. Keterbatasan Penelitian... 50
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 52
B. Saran... 52 DAFTAR PUSTAKA
xi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Populasi Siswa Laki-laki tiap kelas dan jumlah sampel yang
diambil pada kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta... 36 Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner... 37 Tabel 3.3 Definisi operasional penelitian... 41 Tabel 4.1 Jumlah Data, Mean, Standar Deviasi, Nilai Minimun dan
Nilai Maksimum... 47 Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Rokok
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii Lampiran 2 Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan dari SMA Negeri 2 Surakarta Lampiran 4 Surat Ijin Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Validitas dan Reliabilitas dari SMA Negeri 5 Surakarta
Lampiran 6 Surat Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7 Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan dari SMA Negeri 2 Surakarta
Lampiran 8 Surat Permohonan Responden
Lampiran 9 Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 10 Kuesioner
Lampiran 11 Jawaban Kuesioner Lampiran 12 Data Tabulasi Kuesioner Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Lampiran 14 Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15 Data Tabulasi Penelitian dan Skor Prosentase Lampiran 16 Hasil Uji Frequencies
Lampiran 17 Tabel Nilai r Product Moment
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data WHO (2007) menyebutkan bahwa di negara berkembang jumlah perokoknya 800 juta orang, hampir tiga kali lipat dari negara maju. Setiap harinya sekitar 80 -100 ribu remaja di dunia menjadi pecandu atau ketagihan rokok. Bila pola ini terus menetap maka sekitar 250 juta anak-anak yang hidup sekarang ini akan meninggal akibat kebiasaan merokok (Araujo, 2009). Berdasarkan data WHO jumlah perokok di dunia sebesar 1,3 M orang sementara kematian yang diakibatkan olehnya mencapai 4,9 juta orang per tahun. Berdasarkan data WHO kebiasaan merokok masyarakat terus berlanjut, maka pada tahun 2020 angka kematian akibat merokok diperkirakan akan meningkat menjadi 10 juta pertahun dimana 70 persennya terjadi di negara-negara berkembang (Araujo, 2009).
Menurut Sekjen Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, menyebutkan usia perokok mulai merokok di tanah air yang tertinggi ada di kelompok remaja yaitu usia 15-19 tahun. Jumlahnya mencapai 63,7%. Ironisnya ada anak yang mulai merokok di kelompok usia 5-9 tahun yang jumlahnya mencapai 1,8% (Jaya, 2009). Dirilis pada tanggal 11 September 2012 di Indonesia ada 61,4 juta penduduk yang merokok, dan perokok pada usia 15 – 24 tahun mencapai 51,7 % (Admin, 2012).
kesehatan kulit tiga kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata dan mulut. Kulit akan menua sebelum waktunya atau biasa disebut dengan penuaan dini. Merokok di usia dini menyebabkan impotensi dan mengurangi jumlah sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita (Karyo, 2012).
Faktor terbesar pada anak usia remaja yang mempunyai kebiasaan merokok adalah dari kebiasaan orangtuanya sendiri sebagai figur. Anak pada usia remaja akan lebih cepat berperilaku merokok pada ayah atau ibunya yang juga seorang perokok (Triswanto, 2007).
Kompleksnya permasalahan rokok di dunia termasuk Indonesia, akibat kurangnya pengetahuan dan kesadaran seseorang terhadap zat-zat yang terkandung dalam rokok dan dampak dari bahaya rokok. Pengetahuan yang kurang baik akan cenderung membuat seseorang berperilaku merokok. Ataupun sebaliknya jika pengetahuan dan kesadaran seseorang terhadap zat-zat yang terkandung dalam rokok serta dampak dari bahaya merokok baik, maka akan mencegah timbulnya perilaku merokok (Araujo, 2009).
Berdasarkan studi pendahuluan dengan metode wawancara di SMA Negeri 2 Surakarta pada kelas XI sebanyak 7 siswa didapatkan hasil bahwa siswa yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 2 siswa, siswa yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 3 siswa, dan siswa yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 2 siswa.
3
tentang bahaya rokok, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Rokok pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta Tahun 2013”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pernyataan di atas maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan remaja putra tentang
bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta Tahun 2013?”. C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta dalam kategori baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta dalam kategori cukup.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat dijadikan bahan masukan untuk menambah teori atau ilmu pengetahuan dibidang kesehatan khususnya tentang bahaya rokok bagi kesehatan.
2. Bagi Peneliti
Mendapatkan pengalaman nyata dan meningkatkan pengetahuan kegiatan penelitian dan dalam membuat Karya Tulis Ilmiah.
3. Bagi Institusi
a. SMA Negeri 2 Surakarta
Memberi data bagi lembaga pendidikan mengenai aspek tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya rokok bagi kesehatan sekaligus sebagai bahan masukan dalam upaya menyukseskan program kampanye anti rokok.
b. Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca secara keseluruhan.
E. Keaslian Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil keaslian dari : Wiwik Widya
Wati (2012) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Kelas VIII
tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan di SMP Negeri 7 Wonogiri”.
5
ambil di SMP Negeri 7 Wonogiri pada tanggal 12 Juli 2012. Jumlah sampel sebanyak 76 siswa laki-laki, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya rokok dengan pengetahuan baik yaitu 15 siswa (19,7%), tingkat pengetahuan cukup 48 siswa (63,2 %), dan tingkat pengetahuan kurang 13 siswa (17,1 %). Secara umum hasil penelitian ini dalam kategori cukup.
Persamaan keaslian dengan penelitian yang penulis ambil adalah pada jenis penelitian, alat pengumpul data dan hasil penelitian, sedangkan perbedaan keaslian dengan penelitian yang penulis ambil adalah pada judul, lokasi dan waktu penelitian, jumlah responden, dan teknik pengambilan sampel
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah, terdiri dari 5 (lima) bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan dari teori-teori dari masalah yang akan diteliti meliputi pengetahuan, remaja, rokok, kerangka teori, dan kerangka konsep .
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisikan tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, alat penelitian, metode pengambilan data, jalannya penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan data, dan analisa data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum tempat penelitian, hasil penelitian, serta pembahasan hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Pengetahuan
a. Pengertian
1) Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
2) Menurut Mahmud (2011), pengetahuan juga merupakan sesuatu yang tertinggal dari hasil pengindraan manusia terhadap dunia luar. Selain itu, pengetahuan merupakan deskripsi arsip informasi konsep dan kenyataan tentang alam semesta, baik yang ada dalam memori perseorangan maupun tertulis.
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan atau kognitif merupakan domain penting bagi terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan yang mencakup domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni: 1) Tahu (know)
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
9
sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Dewi dan Wawan (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:
1) Faktor internal a) Pendidikan
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.
b) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.
c) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
d) Informasi
11
2) Faktor eksternal a) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
b) Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
d. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), cara memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1) Cara memperoleh kebenaran nonilmiah a) Cara coba salah (Trial and Error)
Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error
b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal atau informal, para pemuka agama, pemegang pemerintah, dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang yang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
d) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. e) Cara akal sehat (common sense)
13
adalah merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah dan hukuman merupakakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.
h) Melalui jalan pikiran
kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Karena proses berpikir induksi itu beranjak dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang konkret kepada hal-hal yang abstrak.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM) mengembangkan cara berpikir deduksi ini ke dalam suatu cara
yang disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu
bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik.
2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan
15
e. Kriteria tingkat pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2010), pengetahuan seseorang dapat diketahui dalam 3 (tiga) kriteria, yaitu:
1) Baik: bila nilai (x) > mean + 1 SD
2) Cukup: bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean +1 SD
3) Kurang: bila nilai (x) < mean ─ 1 SD 2. Remaja
a. Pengertian Remaja
1) Menurut Widyastuti (2009), masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi, dan psikis. Masa ini antara usia 10-19 tahun, merupakan suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa.
b. Tahap-tahap perkembangan remaja
Menurut Sarwono (2010), mengatakan bahwa dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan ada 3 tahap perkembangan remaja, yaitu:
1) Remaja awal (early adolescent)
Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan- dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun. Remaja mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis remaja sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para remaja awal ini sulit di mengerti dan di mengerti orang dewasa.
2) Remaja madya (middle adolescent)
17
materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari oedipus complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa anak-anak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan. 3) Remaja akhir (late adolescent)
Dalam tahap remaja akhir biasanya dimulai pada usia 16-19 tahun, tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu:
a) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. b) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan
orang-orang lain dan dalam pengalaman- pengalaman baru. c) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. d) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri
sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
e) Tumbuh ”dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private
self) dan masyarakat umum. c. Perubahan Fisik
1) Tanda seks primer
Tanda seks primer adalah organ seks. Pada laki-laki
atau 21 tahun. Sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ reproduksi pria matang, lazimnya terjadi mimpi basah, artinya bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan seksual, sehingga mengeluarkan sperma.
Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat kecepatan antara organ satu dan lainya berbeda. Berat uterus pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. Sebagai tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah , lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang masa menopause. Menopause biasa terjadi pada usia sekitar 50an (Widyastuti, 2009).
2) Tanda-tanda seks sekunder
Menurut Widyastuti (2009), tanda- tanda seks sekunder adalah: a)Pada laki-laki :
(1)Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut kemaluan, terjadi sekitar satu tahun setelah testes dan penis mulai membesar.
19
(3)Kelenjar lemak di bawah kulit menjadi lebih aktif, seringkali menyebabkan jerawat karena produksi minyak yang meningkat.
(4)Otot – otot pada tubuh remaja makin bertambah besar dan kuat.
(5)Terjadi perubahan suara yang mula-mula agak serak, kemudian volumenya juga meningkat.
(6)Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul benjolan kecil-kecil di sekitar kelenjar susu. Setelah beberapa minggu besar dan jumlahnya menurun.
b) Pada wanita :
(1)Rambut kemaluan pada wanita tumbuh setelah pinggul dan payudara mulai berkembang.
(2)Pinggul menjadi berkembang, membesar, dan membulat. (3)Payudara membesar dan puting susu menonjol.
(4)Kulit menjadi kasar, lebih tebal dan pori-pori membesar. (5)Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif,
3. Rokok
a. Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah (Jaya, 2009). b. Jenis Rokok
Menurut Jaya (2009), di Indonesia rokok dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain :
1) Rokok Berdasarkan Bahan Pembungkus a) Klobot
Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung. b) Kawung
Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren. c) Sigaret
Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas. d) Cerutu
Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau. 2) Rokok Berdasarkan Bahan Baku
a) Rokok Putih
21
b) Rokok Kretek
Rokok yang bahan baku atau isinya daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
c) Rokok Klembak
Rokok yang bahan baku atau isinya daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
3) Rokok Berdasarkan Bahan Pembuatannya a) Sigaret Kretek Tangan (SKT)
Rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.
b) Sigaret Kretek Mesin (SKM)
pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran rokok dalam bentuk pres, satu pres berisi 10 pak.
4) Rokok Berdasarkan Penggunaan Filter a) Rokok Filter
Rokok yang bagian pangkalnya terdapat gabus. b) Rokok Non Filter
Rokok yang bagian pangkalnya tidak terdapat gabus. c. Komponen dalam Rokok
Menurut Aditama (2006), asap rokok mengandung sekitar 4000 bahan kimia. Secara umum komponen rokok dibagi menjadi dua yaitu : 1) Komponen Gas
Komponen gas adalah yang dapat melewati filter yang terdapat di dalam asap rokok, antara lain : carbon monoksida (CO), amonia acrolin, benzopiren, lutidin, colidin, metil alcohol, formalin,
arsenic dan lain-lain. Menurut Jaya (2009), gas carbon monoksida (CO) lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen, karena itu darah orang yang banyak kemasukan carbon monoksida (CO) akan berkurang daya angkut bagi oksigen dan orang tersebut dapat meninggal dunia karena keracunan carbon monoksida (CO).
23
membalsem mayat. Arsenik merupakan sejenis racun yang dipakai untuk membunuh tikus.
2) Komponen Padat
Komponen padat adalah bagian yang tertinggal pada filter, yaitu berupa nikotin dan tar. Nikotin adalah bahan adiktif yang menimbulkan ketergantungan atau kecanduan. Zat ini meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi. Tar adalah kumpulan beribu-ribu bahan kimia yang terdapat dalam rokok. Tar bersifat karsinogen/penyebab kanker.
d. Bahaya Rokok
Senyawa-senyawa kimia yang terkandung di dalam rokok terbukti membahayakan kesehatan para perokok aktif dan perokok pasif. Penyakit yang diakibatkan rokok antara lain yaitu :
1) Paru-paru
2) Penyakit Kardiovaskuler
Menurut Jaya (2009), senyawa kimia yang terkandung di dalam rokok akan meningkatkan detak jantung, tekanan darah, resiko hipertensi dan penyumbatan arteri. Di samping itu rokok juga menurunkan kadar HDL (kolesterol baik dalam darah) dan menurunkan tingkat elatisitas aorta (pembuluh darah terbesar pada tubuh manusia) yang dapat meningkatkan terjadinya penggumpalan darah sehingga memicu berbagai penyakit seperti :
a) Serangan Jantung (Trombosis Koroner)
Terjadi penggumpalan darah pada arteri yang menyumbat suplai darah pada jantung sehingga dapat mengakibatkan serangan jantung.
b) Serangan Otak (Trombosis Cerebral)
Terjadi pemblokiran pada pembuluh darah yang menuju ke otak sehingga dapat menyebabkan pingsan, stroke dan kelumpuhan. c) Gagal Ginjal
Terjadi penggumpalan darah pada arteri yang menyumbat suplai darah pada ginjal sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah, bahkan gagal ginjal.
d) Penyakit Sistem Sirkulasi
25
pembuluh peripheral yang dapat menimbulkan gangrene
(kematian jaringan) sehingga harus diamputasi. 3) Impotensi
Merokok menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah pada sistem vaskular yang mengarah ke penyumbatan arteri. Penis tidak bisa mendapatkan darah yang cukup dari arteri yang tersumbat dan akibatnya penis tidak bisa ereksi. Nikotin dapat mengganggu proses spermatogenesis sehingga kualitas sperma menjadi buruk (Admin, 2011) .
4) Gangguan Saraf
Sistem saraf simpatik adalah cabang dari sistem saraf otonomik (Autonomic Nervous System/ANS) yang merupakan bagian dari sistem saraf peripheral yang bertugas mengontrol dan mempengaruhi detak jantung, pencernaan, pernafasan, respirasi, diameter pupil, pembuangan urin dan ereksi. Senyawa kimia pada rokok akan memicu peningkatan aktivitas sistem saraf tersebut sehingga menambah beban pada sistem yang bertugas untuk mengatur pembuluh darah dan jantung (Satiti, 2009).
5) Gangguan Indra Penglihatan
menghalangi masuknya cahaya yang dapat menyebabkan kebutaan (Promkes RI, 2012)
6) Gangguan Indra Pendengaran
Tembakau menyebabkan timbulnya endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke dalam telinga bagian dalam, perokok dapat kehilangan pendengaran lebih awal daripada orang yang tidak merokok (Admin, 2012).
7) Gangguan Indra Penciuman
Racun-racun yang terkandung di dalam rokok, terutama nikotin lambat laun akan merusak saraf-saraf penciuman sehingga dapat mengganggu fungsi indera penciuman. Pecandu rokok menjadi kurang sensitif terhadap jenis bau, bahkan ada kalanya tidak mampu membeda-bedakan bau secara benar (Satiti, 2009).
8) Gangguan Pernafasan
Menurut Satiti (2009), Racun tar yang terkandung di dalam rokok mempengaruhi dan memproduksi dan memproduksi lendir yang berlebihan di dalam paru-paru. Lendir tersebut menyebabkan borok dan mengakibatkan perdarahan. Gangguan pernafasan yang biasa dialami oleh perokok berat adalah :
a) Bronchitis
27
alat-alat pernafasan yang telah lama sakit. Tanda pengidap
bronchitis adalah batuk-batuk yang semakin parah. b) Emphysema
Penyakit bengkak pada paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan udara. Akibatnya, kecepatan dan frekuensi bernafas meningkat disertai rasa nyeri. Tanda-tanda pengidap ephysema
adalah bernafas terengah-engah, dengan bunyi nafas yang nyaring, disertai batuk-batuk dengan frekuensi tinggi
c) Radang Saluran Udara
Penderita asma yang tetap merokok akan mengalami peradangan saluran udara yang sulit disembuhkan dengan obat-obatan. 9) Gangguan Indera Pengecap
Racun-racun yang terkandung dalam rokok terutama nikotin secara bertahap akan merusak saraf-saraf pengecap sehingga mengganggu fungsi indera pengecap. Perokok berat kurang bisa menikmati cita rasa makanan dan minuman, sehingga nafsu makan cenderung menurun, padahal tubuh membutuhkan asupan gizi yang cukup. Akibatnya, berat badan perokok terus menurun (Satiti, 2009). 10) Gangguan Pencernaan
hati, sakit perut bagian atas dan kembung. Pada tahap selanjutnya, berat badan perokok berat akan turun drastis karena mengalami peradangan selaput lendir lambung (gastritis) sehingga nafsu makan hilang, sakit kepala, muntah-muntah, bahkan perdarahan lambung. Perdarahan berat akan ditandai dengan tinja yang berwarna kehitam-hitaman (Satiti, 2009).
11) Gangguan Hati
Senyawa kimia di dalam rokok akan mengganggu fungsi hati, padahal hati merupakan organ yang bertugas untuk memproses pembuangan obat-obatan, alkohol dan racun-racun lainnya di dalam tubuh (Satiti, 2009).
12) Gangguan pada Gigi
Jumlah karang pada gigi perokok cenderung lebih banyak daripada yang bukan perokok. Karang gigi yang tidak dibersihkan akan menimbulkan keluhan seperti gusi berdarah. Gigi dapat berubah warna akibat efek dari tembakau (Mulyawati, 2012). 13) Gangguan pada Kulit
29
14) Gangguan pada Rambut
Merokok bisa menyebabkan menurunnya sistem kekebalan sehingga perokok lebih mudah terserang penyakit seperti lupus erimatosis yang menyebabkan kerontokkan pada rambut (Promkes RI, 2012).
15) Polisitenia
Racun-racun di dalam rokok dapat menimbulkan penyakit polistenia, yaitu penyakit kelainan pertumbuhan sumsum tulang, yakni kelebihan kadar Hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah. Kebiasaan menghisap rokok akan meningkatkan kadar Hb menjadi lebih dari 20 gram per desiliter. Penyakit yang lebih banyak menimpa pada laki-laki dan sulit diatasi ini, mengancam para perokok berat dan orang yang bermukim pada ketinggian 300 meter di atas permukaan laut (Satiti, 2009).
e. Perokok Pasif
Perokok pasif atau yang dikenal dengan nama Involuntary Smoking adalah orang yang tidak merokok tetapi terpapar langsung oleh asap tembakau dari orang yang sedang merokok di sekitarnya. Perokok pasif ini lebih banyak resikonya karena terpapar asap rokok lebih banyak daripada perokok itu sendiri (Araujo, 2009).
darah perokok pasif yang bisa menyebabkan penyakit yang diderita semakin parah.
31
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep
Keterangan:
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Sumber: Modifikasi oleh Notoatmodjo (2007), Riwidikdo (2010) Pengetahuan Remaja
Putra tentang Bahaya Rokok
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: a. Pendidikan b. Pekerjaan c. Umur d. Informasi e. Lingkungan f. Sosial budaya
Kurang Baik
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan rancangan penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2007). Penelitian ini mendeskripikan tentang tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta tahun 2013.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Menurut Hidayat (2011), Lokasi penelitian adalah rancangan tentang tempat yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta.
2. Waktu Penelitian
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa laki-laki kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta sebanyak 136 siswa.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011). Besar sampel menurut Arikunto (2006), apabila populasi subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar atau lebih dari 100, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 136 siswa laki-laki, maka peneliti mengambil sampel 25% yaitu sebanyak 34 siswa.
35
Dalam pengambilan sampel ini peneliti menetapkan beberapa kriteria, antara lain :
a. Kriteria inklusi
1) Siswa laki-laki kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta.
2) Siswa laki-laki kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta yang bersedia menjadi responden.
b. Kriteria eksklusi
1) Siswa laki-laki kelas X dan kelas XII SMA Negeri 2 Surakarta. 2) Siswa perempuan kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta.
3) Siswa laki-laki kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta yang tidak bersedia menjadi responden.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Tabel 3.1 Populasi Siswa Laki-laki tiap kelas dan jumlah sampel yang diambil pada kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta
Kelas Jumlah Siswa Laki-laki Sampel
XI IPA 1 11 3
XI IPA 2 12 3
XI IPA 3 11 3
XI IPA 4 12 3
XI IPS 1 14 3
XI IPS 2 15 4
XI IPS 3 15 4
XI IPS 4 16 4
XI IPS 5 14 3
XI IPS 6 16 4
Jumlah 136 34
Sumber : Data Primer
D. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010).
37
yang digunakan dalam pengukuran instrumen ini adalah skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pernyataan : benar dan salah (Hidayat, 2011). Cara penilaian untuk pernyataan positif (favorable) bila responden menjawab benar nilainya 1 dan menjawab salah nilainya 0. Pernyataan negatif (unfavorable) bila responden menjawab benar nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1. Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi.
Tabel. 3.2 Kisi – kisi Kuesioner
Variabel Indikator No Kuesioner Jumlah
Favorable Unfavorable 4. Bahaya Rokok 11,12,13,14,
15,17,18,20,
Untuk mengetahui kuesioner dalam penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
instrumen penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010). Uji validitas minimal dilakukan dengan 30 responden (Riwidikdo, 2012).
Teknik yang dipakai untuk mengetahui validitas kuesioner dengan rumus product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel
(Riwidikdo, 2010). Rumus Pearson Product Moment :
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi setiap item dengan skor total
N : Jumlah responden X : Skor pertanyaan Y : Skor total
XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Untuk mengetahui suatu pernyataan valid, maka harus ada korelasi antara skor pernyataan dengan jumlah skor total. Hasil nilai rhitung
dibandingkan dengan nilai rtabel pada taraf signifikan 0,05. Pernyataan
dikatakan valid apabila nilai rhitung > rtabel untuk n=30 dan taraf
signifikansi 0,05 adalah 0,361 (Riwidikdo, 2012).
39
pernyataan yang tidak valid antara lain nomor 1, 4, 7, 31 dan 34 serta untuk selanjutnya pernyataan tidak valid tidak digunakan dalam penelitian. Sehingga soal yang digunakan penelitian sejumlah 30 soal.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan rumus
Alpha Cronbach dengan bantuan komputer SPSS for windows. Rumus
Alpha Cronbach adalah sebagi berikut :
ú
û
ri : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir peryataan
∑ݏଶ : Jumlah varian butir
2 t
s : Varian total
di SMA Negeri 5 Surakarta didapatkan nilai alpha 0,958 > 0,7 sehingga instrumen dapat dikatakan reliabel untuk dijadikan instrumen penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan untuk menjadi responden dan membagikan kuesioner atau angket kepada siswa di SMA Negeri 2 Surakarta, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner sampai dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti.
Data berdasarkan cara memperolehnya menurut Riwidikdo (2012), terdiri dari :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisisan kuesioner oleh responden tentang bahaya rokok.
2. Data Sekunder
41
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok.
G. Definisi Operasional
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Langkah-langkah pengolahan data menurut Hidayat (2011), adalah sebagai berikut :
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.
c. Data Entry
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontingensi. d. Melakukan Teknik Analisis
43
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat (analisis deskriptif) yaitu analisis yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteritik setiap variabel penelitian. Analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
Selanjutnya menurut Riwidikdo (2010), untuk mengetahui hasil tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok dengan persentase dengan keterangan sebagai berikut :
n : Jumlah data
Rumus yang digunakan untuk memperoleh skor prosentase menurut Riwidikdo (2010), adalah:
Skor Prosentase : ௨௦௦௪௨௨௧௧௧௧௨
௨௦ௗ ݔͳͲͲΨ
I. Etika Penulisan
Menurut Hidayat (2011), masalah etika penelitian yan harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Informed Concent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka
45
mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.
2. Anonymity (tanpa nama)
Masalah etika kebidanan adalah merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J. Jadwal Penelitian
46
A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian
47
B.Analisa Data
Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta didapatkan hasil nilai jumlah data, mean, standar deviasi, nilai minimun dan nilai maksimum yang disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Jumlah Data, Mean, Standar Deviasi, Nilai Minimun dan Nilai Maksimum
Berikut ini perhitungan kategori pengetahuan responden :
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh x > mean + 1 SD
x > 20,85 + 4,89 = x > 25,74
Jadi pengetahuan baik jika nilai responden > 25,74 Cukup : Bila nilai responden mean – 1 SD ≤ x ≤ mean +1 SD
20,85 - 4,89 ≤ x ≤ 20,85 + 4,89 = 15,96 ≤ x ≤ 25,74
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean ─ 1 SD x <20,85 - 4,89 = x < 15,96
Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden < 15,96
Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta didapatkan hasil kategori pengetahuan yang disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Rokok pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta
No. Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
1. Baik 9 26,5
2. Cukup 20 58,8
3. Kurang 5 14,7
Total 34 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan penelitian, tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta dapat dikategorikan menjadi siswa yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 9 responden (26,5%), siswa yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (58,8%) dan siswa yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (14,7%). Jadi tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta adalah rata-rata mempunyai pengetahuan cukup , yaitu sebanyak 20 responden (58,8%).
C.Pembahasan
49
siswa yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 9 responden (26,5%), siswa yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (58,8%), dan siswa yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (14,7%). Sehingga didapatkan hasil tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 surakarta rata-rata mempunyai pengetahuan cukup tentang bahaya rokok yaitu sebanyak 20 responden (58,8%). Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pada penelitian Wiwik Widyawati tahun 2012 yang berjudul “Tingkat
Pengetahuan Siswa SMP Kelas VIII tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan
di SMP Negeri 7 Wonogiri”. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan siswa SMP Kelas VIII tentang bahaya merokok bagi kesehatan tergolong dalam kategori cukup (63,2%). Menurut teori faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan, pekerjaan, umur, dan informasi.
bersisik dan timbul rasa gatal. Eksim bisa juga ditimbulkan dari arsenik yang berasal dari tembakau. Merokok bisa menyebabkan menurunnya sistem kekebalan sehingga perokok lebih mudah terserang penyakit seperti lupus erimatosis yang menyebabkan kerontokkan pada rambut.
Pengetahuan remaja tentang bahaya rokok kemungkinan dipengaruhi oleh informasi dan pendidikan. Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila sesesorang memperoleh banyak informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Pendidikan yang tinggi akan berpengaruh pada penerimaan hal-hal baru dan dapat menyesuaikan diri dengan hal baru tersebut (Dewi dan Wawan, 2010).
D.Keterbatasan Penelitian
1. Kendala Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini bersamaan dengan kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 2 Surakarta sehingga peneliti harus mencari waktu lain diluar jam pembelajaran.
2. Kelemahan Penelitian
51
b. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Responden hanya bisa menjawab “benar” dan “salah”, sehingga tidak
52
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 9 responden (26,5%).
2. Tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (58,8%).
3. Tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (14,7%).
B. Saran
1. Bagi Peneliti selanjutnya
53
2. Bagi Institusi Pendidikan a. SMA Negeri 2 Surakarta
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi data bagi lembaga pendidikan mengenai aspek tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya rokok bagi kesehatan sekaligus sebagai bahan masukan dalam upaya menyukseskan program kampanye anti rokok serta memberikan informasi kepada institusi untuk memberikan penyuluhan kepada siswa tentang bahaya rokok.
b. STIKes Kusuma Husada Surakarta
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca secara keseluruhan dan penelitian selanjutnya.
3. Bagi Responden
Admin. 2011. Merokok Menyebabkan Impotensi. (online). Available:
http://www.seksualitas.net/merokok-sebabkan-impotensi.htm. Diakses tanggal 30 November 2012.
Admin. 2012. Merokok. (online). Available: http://www.persahabatan.co.id /index.php?option=com_content&view=article&id=115&Itemid=536. Diakses tanggal 30 November 2012.
Admin. 2012. Perokok Anak dan Remaja 51,7 Persen di Indonesia. http://kardopa.co.id/perokok-anak-dan-remaja-517-persen-di-indonesia/. Diakses tanggal 21 November 2012
Araujo, D. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Merokok dengan Perilaku Merokok Mahasiswa Timor Leste di Yogyakarta. STIKes Wira Husada Yogyakarta. Skipsi
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
_______, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Dewi, M, A, Wawan. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika
Hidayat, A. 2011. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
Jaya, Muhammad. 2009. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Yogyakarta:
Riz’ma.
Karyo, T. 2012. Bahaya Merokok Bagi Pelajar. (online). Available :
http://pabelan-online.com/varia/2012/02/bahaya-merokok-bagi-pelajar/. Diakses tanggal 21 November 2012.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Mulyawati, Y. 2012. Pengaruh Rokok Terhadap Gigi dan Mulut .(online).
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta
___________, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Promkes RI. 2012. 15 Masalah Kesehatan Karena Rokok yang Jarang
Dipublikasikan.(online).Available:http://www.promkes.depkes.go.id/index .php/program/pengendalian-rokok/28-15-masalah-kesehatan-karenarokok-yang-jarang-dipublikasikan. Diakses tanggal 30 November 2012.
Riwidikdo, H. 2010. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama
_________, H. 2012. Statistik Kesehatan Belajar Mudah Teknik Analisis Data Dalam Penelitian Kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS). Yogyakarta: Nuha Medika
Sarwono, S. 2010. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers.
Satiti, A. 2009. Strategi Rahasia Berhenti Merokok. Yogyakarta: Data Media. Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahanya. Jakarta :
Sagung Seto.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Triswanto, Sugeng. 2007. Stop Merokok. Yogyakarta: Progresif Books.
Wati, W. 2012. Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Kelas VIII tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan di SMP Negeri 7 Wonogiri. STIKes Kusuma Husada Surakarta. Karya Tulis Ilmiah.