ANALISA HARGA POKOK PENJUALAN UNTUK
MENENTUKAN PENDAPATAN LABA
(STUDI KASUS RUMAH MAKAN CEPAT SAJI KFC STORE
PONDOK TJANDRA SURABAYA)
Hermawan Saputra, Siti Rosyafah, Widya Susanti
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya
Hermawansaputrask8@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan kali ini bertujuan untuk menganalisa perhitungan harga pokok penjualan sebagai patokan untuk menentukan harga jual produk yang dihasilkan oleh perusahaan guna mengetahui pendapatan laba tiap periode yang diperoleh KFC store Pondok Tjandra Surabaya. Dengan dilakukannya penelitian kali ini, maka dapat diketahui bahwa perhitungan harga pokok penjualan yang dilakukan oleh perusahaan sudah benar dan lebih rendah dari harga jual berpotensi dapat memperoleh keuntungan, tetapi penentuan harga jual yang dilakukan kurang tertuju karena belum dilakukannya penggolongan biaya untuk mengetahui sejumlah biaya yang akan dibebankan pada produk yang dihasilkan, juga pemakaian bahan yang berlebih berdampak pada pendapatan laba tiap periode. Sehingga dengan adanya penelitian kali ini diharap bisa memberikan perbaikan pada perusahaan. Selain itu dalam melakukan penelitian kali ini data yang diperoleh dari perusahaan dianalisis dan dibandingkan sesuai dengan teori yang ada.
Kata Kunci:harga pokok penjualan, pendapatan laba
ABSTRACT
Research conducted this time aims to analyze the calculation of cost of goods sold as a benchmark to determine the selling price of products produced by the company in order to know the income of each period obtained KFC store Pondok Tjandra Surabaya. With the conduct of this research, it can be seen that the calculation of cost of goods sold by the company is correct and lower than the selling price can potentially earn profits, but determination of the selling price made less focused because it has not done the classification of costs to determine the amount of costs to be charged on the product produced, also the excessive use of materials affects the income of each period. So with the present research is expected to provide improvements to the company. Other than that in conducting this study the data obtained from the company analyzed and compared in accordance with the existing theory.
PENDAHULUAN
Kondisi pendapatan laba suatu perusahaan merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan atau tidaknya perusahaan dalam menjalankan usahanya.
Pendapatan laba dalam perusahaan dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam
setiap kegiatan usaha untuk menilai keberhasilan yang dapat dicapai. “Pendapatan
laba adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal entitas selama satu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal” (Kieso,
Warfield dan Weygantd, 2011:179). Salah satu yang mempengaruhi laba adalah
harga pokok penjualan.
Peranan harga pokok penjualan dalam dunia usaha sangat penting,
khususnya pada perusahaan dagang dan manufaktur, karena setiap penjualan dan
pembelian menjadikan harga pokok penjualan sebagai dasar dalam pembuatan
keputusan untuk menjual atau membeli. Menurut Gill dan Chatton yang
diterjemahkan oleh Prabaningtyas (2011:15) "Harga pokok penjualan (HPP) yaitu
biaya pembuatan atau harga pembelian yang melekat pada produk barang jadi
yang dikirim dari pemasok ke pelanggan." Dalam perhitungannya harga pokok
penjualan terdapat beberapa akun persediaan yang terlibat, yaitu persediaan awal
pada harga pokok penjualan merupakan persediaan awal suatu periode baru.
Persediaan awal merupakan persediaan akhir dari periode sebelumnya. Persediaan
akhir adalah persediaan pada akhir suatu periode atau tahun buku berjalan.
Sedangkan persediaan tersedia untuk dijual adalah harga pokok persediaan dari
seluruh barang yang siap untuk dijual, yang saling berhubungan.
Cara Penggolongan Biaya
Biaya digolongkan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai perusahaan. Menurut Widilestariningtiyas (2012:12) penggolongan biaya meliputi 1. Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran
2. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan Dalam perusahaan manufaktur dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
a.Biaya Produksi
Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi dibagi menjadi tiga, yaitu:
b) Biaya Tenaga Kerja Langsung
c) Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara penggolongan, yaitu:
1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya 2. Penggolongan biaya overhead menurut perilakunya
3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen
b. Biaya Pemasaran
c.Biaya Administrasi dan Umum
3. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya Dengan Sesuatu Yang Dibiayai
Biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: a. Biaya Langsung (direct cost)
b. Biaya Tidak Langsung (indirect cost)
4. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya Dalam Hubungannya Dengan Perubahan Volume Kegiatan
Biaya dapat digolongkan menjadi: a. Biaya Variable
b. Biaya Semivariable c. Biaya Semifixed d. Biaya Tetap
5. Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, antara lain:
a. Pengeluaran Modal (capital expenditures) b. Pengeluaran Pendapatan (revenueexpenditures) Pengertian Beserta Cara Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan menurut Sigit Hermawan dan Masyhad (2012:168)
menyatakan bahwa “Harga pokok penjualan adalah harga pokok barang yang
saldo awal persedian bahan baku xxx
+ pembelian bahan baku xxx
- saldo akhir bahan baku xxx
Bahan baku yang digunakan xxx
Bahan baku yang digunakan xxx
+ Biaya tenaga kerja langsung xxx
+ Overhead produksi xxx
Total biaya produksi xxx
Total biaya produksi xxx
+ Saldo awal persediaan barang dalam proses xxx
- Saldo akhir persediaan barang dalam proses xxx
Harga pokok produksi xxx
Harga pokok produksi xxx
+ Saldo awal persediaan barang jadi xxx
(Barang tersedia untuk dijual) xxx
- Saldo akhir persediaan barang jadi xxx
Harga pokok penjualan xxx Sumber: Suwardjono (2013:239)
Gambar 1
Perhitungan Harga Pokok Penjualan Unsur Elemen Harga Pokok Penjualan
“Untuk menentukan harga pokok penjualan ada beberapa unsur element yang penting untuk diketahui yakni persediaan barang dagangan dan harga pembelian
bersih.” (Sigit Hermawan dan Masyhad 2012:168)
a. Persediaan Barang Dagangan (inventory)
Pada akun persediaan barang dibagi menjadi 4, yaitu: 1. Persediaan Awal
2. Pembelian 3. Persedian Akhir
4. Persediaan tersedia untuk dijual b. Biaya Bahan
Biaya angkut diperlakukan sebagai berikut:
- Biaya angkut sebagai tambahan harga pokok bahan yang dibeli
- Biaya angkut tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli melainkan digunakan sebagai unsur biaya overhead.
Metode penentuan harga bahan dibedakan atas tiga metode, yaitu: 1. Metode FIFO (First In First Out)
2. Metode LIFO (Last In First Out) 3. Metode Rata-rata (Average) c. Harga Pokok Pembelian
2. Retur dan potongan penjualan 3. Potongan tunai
4. Biaya angkut pembelian
Pengertian Laba Beserta Cara Perhitungannya
Menurut Juan & Wahyuni (2012:11) menyatakan bahwa “Penghasilan neto (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja. Definisi penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasadan dikenal dengan sebutan yang berbeda, seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, deviden, royalti, dan sewa. Keuntungan mencerminkan pos lainnya, misalnya keuntungan atas
penjualan aset tetap”.
Penjualan xxx
Retur & Pengurangan Penjualan (xxx)
Potongan Penjualan (xxx)
Penjualan bersih xxx HPP (xxx) Laba bruto xxx Biaya Beban gaji karyawan xxx
Beban akum. Peny. Inventaris toko xxx
Beban akum. Peny. Inventaris kantor xxx
Beban akum. Peny. Gedung xxx
Beban angkut Penjualan xxx
Beban Lain-lain xxx
Total Beban Usaha xxx
Laba Bersih Sebelum Pajak xxx
Sumber: Widilestariningtyas, dkk (2012:68) Gambar 2 Perhitungan Laba Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tenteng apa yang dialami oleh subyek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara
bolistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan manfaat berbagai metode ilmiah
Tujuan dari penelitian kualitatif deskriptif adalah memberikan gambaran
secara sistematis, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang ada, sifat dan
karakter, serta hubungan antara fenomena yang sedang diteliti, yaitu analisa harga
pokok penjualan untuk menentukan pendapatan. Penelitian kualitatif deskriptif
tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesa atau teori, tetapi hanya merupakan
pengamatan dan penelitian yang memberikan penjelasan terhadap suatu keadaan
kemudian berusaha memberikan kesimpulan atau pengamatan tersebut (Yin,
2011:1).
Jenis Dan Sumber Data
Beberapa sumber data yang diperolah oleh penulis, antara lain:
1. Data Primer
a. Hasil observasi penulis terhadap KFC store Pondok Tjandra Surabaya.
b. Hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan penulis berupa:
1. Buku-buku ilmiah yang digunakan sebagai pedoman selama kuliah.
2. Skripsi yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
3. Struktur organisasi dan job descriiption pada KFC store Pondok Tjandra
Surabaya.
4. Laporan data yang diperoleh dari perusahaan.
5. Literatur ilmiah lainnya yang berhubungan dengan akuntansi biaya.
Hasil Analisis
Tabel 1
Tabel 2
Pengolongan biaya Untuk Menentukan Harga Pokok Produksi guna menentukan Harga Jual Per Pcs ayam goreng
Perhitungan harga pokok produksi ayam goreng per-pcs 2014 adalah sebagai
berikut.
Sumber: Diolah oleh peneliti dari data KFC store Pondok Tjandra Surabaya, (2014) Gambar 3
Pengolongan biaya untuk menentukan harga pokok produksi
Perhitungan harga pokok produksi ayam goreng per-pcs 2015 adalah sebagai
Biaya Produksi:
Biaya bahan baku
Ayam potong = 77.416.000 Bumbu = 19.600.000 Biaya tenaga kerja langsung = 324.000.000 Biaya overhead = 75.700.160 Harga pokok produksi = 496.716.160 Biaya Non Produksi:
Biaya admin dan umum = 81.594.000 Biaya pemasaran = 3.200.000 Biaya komersil = 84.794.000
Total harga pokok produksi = 581.510.160
Sumber: Diolah oleh peneliti dari data KFC store Pondok Tjandra Surabaya, (2015) Gambar 4
Pengolongan biaya untuk menentukan harga pokok produksi
Perhitungan harga pokok produksi ayam goreng per-pcs 2016 adalah sebagai
berikut.
Biaya Produksi:
Biaya bahan baku
Ayam potong = 83.160.000 Bumbu = 21.600.000 Biaya tenaga kerja langsung = 365.400.000 Biaya overhead = 76.242.100 Harga pokok produksi = 546.402.100 Biaya Non Produksi:
Biaya admin dan umum = 88.120.060 Biaya pemasaran = 5.200.000 Biaya komersil = 93.320.060
Total harga pokok produksi = 639.722.160
Sumber: Diolah oleh peneliti dari data KFC store Pondok Tjandra Surabaya, (2016) Gambar 5
Pengolongan biaya untuk menentukan harga pokok produksi
Untuk menentukan harga pokok guna penentuan harga jual per pcs masih
memerlukan proses perhitungan dengan cara sebagai berikut.
Harga pokok produksi : 12 bulan : 30 hari : 154 pcs potong ayam = harga pokok per pcs
Tahun 2014
542.757.600 : 12 : 30 : 154 = 9.790
Tahun 2015
581.510.160 : 12 : 30 : 154 = 10.489
Tahun 2016
639.722.160 : 12 : 30 : 154 = 11.539
Sumber: Diolah peneliti dari data KFC store Pondok Tjandra Surabaya,(2014-2016) Gambar 6
Harga jual per pcs Proses Perhitungan Penentuan Harga Jual
Penentuan harga jual produk sebelum diklasifikasi dilihat pada gambar 4.12
berikut.
Tahun 2014
Harga pokok = Rp.450.407.600 Keuntungan 30% = Rp.135.122.280 Harga jual pertahun = Rp.585.529.880
Harga pokok per pcs = Rp.8.124 Keuntungan 30% = Rp.2.437 Harga jual per pcs = Rp.10.561
Tahun 2015
Harga pokok = Rp.496.716.160 Keuntungan 30% = Rp.174.453.048 Harga jual pertahun = Rp.671.169.208
Harga pokok per pcs = Rp.8.960 Keuntungan 30% = Rp.2.688 Harga jual per pcs = Rp.11.648
Tahun 2016
Harga pokok = Rp.546.402.100 Keuntungan 30% = Rp.163.920.630 Harga jual pertahun = Rp.710.322.730
Harga pokok per pcs = Rp.9.856 Keuntungan 30% = Rp.2.957 Harga jual per pcs = Rp.12.813
Sumber: KFC store Pondok Tjandra Surabaya, (2014-2016) Gambar 7
Tahun 2014
Harga pokok = Rp.542.757.600 Keuntungan 30% = Rp.162.827.280 Harga jual pertahun = Rp.705.584.880
Harga pokok per pcs = Rp.9.790 Keuntungan 30% = Rp.2.937 Harga jual per pcs = Rp.12.727
Tahun 2015
Harga pokok = Rp.581.510.160 Keuntungan 30% = Rp.174.453.048 Harga jual pertahun = Rp.755.963.208
Harga pokok per pcs = Rp.10.489 Keuntungan 30% = Rp. 3.147 Harga jual per pcs = Rp.13.636
Tahun 2016
Harga pokok = Rp.639.722.160 Keuntungan 30% = Rp.191.916.648 Harga jual pertahun = Rp.831.638.808
Harga pokok per pcs = Rp.11.539 Keuntungan 30% = Rp. 3.461 Harga jual per pcs = Rp.15.000
Sumber: Diolah peneliti dari KFC store Pondok Tjandra Surabaya, (2014-2016) Gambar 8
Penentuan Harga Jual produk utama ayam goreng per pcs
SIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil penelitian yang diperoleh peneliti dari KFC store
Pondok Tjandra Surabaya, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengklasifikasian biaya atau penggolongan biaya, biaya produksi dan biaya
non produksi seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya guna
mengetahui jumlah biaya-biaya pada setiap akun biaya yang terjadi untuk
dibebankan pada bahan produksi, agar jumlah yang dikenakan pada produk
atau harga jual produk akurat atau harga jual tidak terlalu rendah atau terlalu
tinggi yang mengakibatkan kerugian atau pendapatan laba tidak sesuai yang
2. Pada perhitungan KFC store Pondok Tjandra Surabaya hanya menghitung
biaya bahan baku saja dan menambahkan keuntungan sebesar 30% tanpa
menambahkan biaya komersil sesuai penggolongan biaya yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya, biaya produksi dan non produksi. Sehingga
menyebabkan harga jual terlalu rendah.
3. Kerusakan bahan, pemakaian bahan penolong yang berlebihan tidak sesuai
S.O.P, penggunaan listrik, telepon, dan PAM berlebih juga pemasakan ayam
yang tidak sesuai kondisi lapangan mengakibatkan timbulnya biaya yang besar
yang berdampak pada pendapatan laba perusahaan.
4. Bahwa hasil dari perhitungan harga pokok penjualan yang membutuhkan
unsur-unsur persediaan pada bab sebelumnya, mendapatkan angka yang lebih
kecil dari harga jual produk setelah dilakukannya pengklasifikasian. Maka
masih didapatkan keuntungan bagi perusahaan.
SARAN
Setelah dikemukakan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diajukan
saran sebagai berikut:
1. Dilakukannya pengklasifikasian biaya seperti biaya produksi dan biaya non
produksi oleh perusahaan untuk mengetahui jumlah biaya-biaya pada setiap
akun biaya yang terjadi yang dibebankan pada produk yang dihasilkan.
2. Menambahkan biaya komersil ke produk yang dihasilkan dan keuntungan
sebesar yang diinginkan agar harga jual produk dihasilkan mendapat harga
yang tepat pada sasaran, tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi, sehingga bisa
menutup semua biaya yang dikeluarkan.
3. Dilakukannya peminiman penggunaan bahan penolong atau menjalankan
standart operasional perusahaan dengan benar dan juga meminimal
penggunaan biaya listrik, telepon, dan PAM yang berdampak pada harga jual
yang nantinya berujung pada pendapatan laba. Juga proses pemasakan ayam
yang diperhitungkan sesuai kondisi yang terjadi pada lapangan setiap hari agar
tidak terjadi Wastage/Rejection yang tinggi pada bahan yang telah diproduksi
pada pendapatan laba tiap periode perusahaan. Penerimaan bahan baku pada
stock keeper dan penggunaan sistem FIFO perusahaan dijalankan dengan
sebenar-benarnya untuk menekan biaya-biaya yang dikeluarkan dan target laba
pada tiap periode dapat tercapai.
4. Penanganan penerimaan dan pengunaan bahan baku tambahan, bumbu dan
ayam potong dijalankan sesuai prosedur dengan pengunaan metode FIFO agar
tidak terjadi kerusakan bahan, sehingga jumlah berkurang menyebabkan
perolehan perhitungan harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan yang
akan mendapatkan kerugian.
DAFTAR PUSTAKA
Gill O. James dan Chatton Moira, Penerjemah : Dwi Prabaningtyas, Memahami Laporan Keuangan, PPM, Jakarta, 2011.
Hermawan, Sigit dan Masyhad 2012, Akuntansi Untuk Perusahaan Jasa Dan Dagang, Edisi Pertama, Graha Ilmu Yogyakarta.
Juan dan Ersa 2012, Standar Akuntansi Keuangan (Berbasis IFRS), Salemba Empat Jakarta.
Kieso, D. E, Weygandt, J. J, & Warfield, T. D. (2011) Intermediate Accounting Volume 1 IFRS Edition. United States of America : Wiley.
Moloeng, J. Lexy 2012 Metodologi Penelitian Kualitatiif, PT. Remaja Rosdakarya Offset Bandung.
Widilestariningtyas, Ony, dkk 2012, Akuntansi Biaya, Graha Ilmu, Yogyakarta.