PERAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU
(Studi di Madrasah Aliyah Al-Khairaat Kota Bitung Kelurahan Girian Bawah)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
Oleh:
ARJAN SAIDI NIM. 11.2.4.022
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
MANADO
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peran yang sangat signifikan dalam pembentukan dan pertumbuhan individu baik rohani maupun jasmani. Pendidikan juga dapat
menumbuhkan bakat dan ketrampilan serta meningkatkan pengetahuan setiap individu.
Dilihat dari keberhasilan kegiatan proses pembelajaran, selama ini yang terlihat barulah keberhasilan pada satu aspek saja yaitu kognitif. Padahal dalam
proses pendidikan terdapat tiga aspek yang harus dicapai oleh peserta didik yakni kognitif, afektif dan psikomotorik. Meskipun aspek psikologis saling berkaitan, kenyataannya sukar diungkap sekaligus bila hanya melihat perubahan yang terjadi
pada satu aspek saja. Hal ini tentunya merupakan tantangan berat yang harus dihadapi oleh setiap pendidik terlebihnya bagi pemimpin sekolah tersebut.
Pendidik seringkali menjadi suatu komponen yang disalahkan jika peserta
didiknya tidak berhasil mencapai sebuah keberhasilan. Ini memang tidak adil, melimpahkan tanggung jawab tersebut hanya kepada pihak pendidik semata,
tetapi ada suatu asumsi yang menyatakan bahwa terbentuknya kepribadian dan moral peserta didik itu tergantung kepada para pendidik atau guru itu sendiri.
Seorang pendidik haruslah bersikap profesional bahkan dituntut untuk
Dalam dunia Islam, tidak bisa dipungkiri adanya peran pendidikan yang sangat penting sehingga ajaran agama yang luhur ini dapat senantiasa terjaga keasliannya hingga saat ini. Islam terus menerus berkembang mengikuti
perkembangan zaman tanpa meninggalkan keasliannya sedikitpun. Perkembangan Islam yang sedemikian gemilang ini tidak bisa dilepaskan dari tradisi pendidikan
Islam yang tumbuh dan berkembang ditengah masyarakat yang khususnya masyarakat Indonesia yang sangat dikenal dengan berbagai perbedaan suku, budaya dan adat istiadatnya.
Berbicara tentang pendidikan sama halnya ketika berbicara tentang suatu kewajiban dan Islam pun telah menganjurkan umatnya untuk senantiasa menuntut
ilmu baik dia laki-laki maupun perempuan. Pendidikan yang baik dan benar akan mengarahkan manusia untuk senantiasa berjalan sesuai dengan fitrah penciptaannya sebagai seorang khalifah/pemimpin.
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah tujuan kelompok yang merupakan tujuan
bersama.1
Dalam dunia pendidikan, kepemimpinan seorang kepala sekolah sangatlah berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Peranan kepala sekolah
haruslah diterapkan dan diaplikasikan secara nyata. Untuk itu seorang kepala sekolah dituntut untuk memiliki ilmu pendidikan dan ilmu kepemimpinan secara
menyeluruh. Oleh sebab itu, kualitas seorang kepala sekolah sangatlah berpengaruh pada keberhasilan sekolah yang dipimpinnya.
1
Kepala sekolah sebagai pemimpin suatu lembaga pendidikan sangat menunjang akan tercapainya pengelolahan sekolah yang efektif dan efisien. Untuk menciptakan sekolah yang efektif dan efisien maka kepala sekolah harus
menerapkan peran dan fungsinya dengan sebaik-baiknya.
Kepala sekolah pada dasarnya melakukan tiga fungsi di antaranya: (a)
membantu para guru memahami, memilih, dan merumuskan tujuan pendidikan yang hendak dicapai, (b) menggerakkan para guru, para karyawan, para siswa dan para anggota masyarakat untuk mensukseskan program-program pendidikan di
sekolah, (c) menciptakan sekolah sebagai lingkungan kerja yang harmonis, sehat, dinamis, nyaman, sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh
produktifitas dan memperoleh kepuasan kerja yang tinggi. 2
Kepala sekolah berperan sebagai pemimpin yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah harus memahami
betul tugas dan perannya demi mencapai keberhasilan dalam meningkatkan kreativitas guru.
Dalam perspektif kebijakan Depdiknas, ada tujuh peran utama yang harus diperankan oleh pihak kepala sekolah, yaitu sebagai educator (pendidik), manager, administrator, supervisor (penyelia), leader (pemimpin), dan pencipta
iklim kerja serta wirausahawan.3
2
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2005), h. 81-82.
3Jamal Ma’mur Aswani, Tips Menjadi Kepala Sekola h Profesional (Cet. I; Banguntapan
Salah satu peran kepala sekolah adalah sebagai supervisor pendidikan di lingkungan sekolah. Dalam mengelolah pendidikan diharapkan berkompeten dalam memegang tugas serta bertanggung jawab dalam memegang peran aktif
demi memajukan sekolah atau lembaga pendidikan.
Tugas dan tanggung jawab supervisor memang sangat luas, pada intinya
adalah bagaimana ia memastikan bahwa semua perkerjaan dapat dilakukan dengan baik. Supervisor juga dituntut dapat memberikan motivasi kepada para guru atau bawahannya agar kembali semangat bekerja serta konsisten dijalur yang
benar dalam melakukan suatu pekerjaan.
Dalam bidang pendidikan, supervisi mengandung konsep umum yang
sama namun disesuaikan dengan aktifitas-aktifitas pembelajaran. Supervisi pembelajaran merupakan bagian dari supervisi pendidikan. Tujuan dari supervisi pembelajaran adalah peningkatan mutu pembelajaran melalui perbaikan mutu dan
pembinaan terhadap profesionalisme guru dan juga untuk membantu guru-guru belajar bagaimana meningkatkan kemampuan dan kreativitasnya, agar peserta
didiknya dapat mewujudkan tujuan belajar yang telah ditetapkan.
Kepala sekolah haruslah membuat persiapan dan perencanaan kerja dalam rangka pelaksanaan menyusun dokumentasi dan laporan bagi setiap kegiatan yang
dilakukan serta mengembangkan sistem pengolahan data dari hasil supervisi. Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di MA Al-Khairaat Bitung
sebagai pendidik di sekolah. Begitu juga dengan pendidik senior ada kecenderungan dalam melaksanakan tugas yang terkesan monoton bahkan membosankan bagi setiap individu peserta didik dan kurang melakukan
pembenahan atau kreativitas serta kurang dapat melakukan inovasi-inovasi dan juga ditemukan masih banyak guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran lebih
aktif dibandingkan peserta didik sehingga terkesan guru yang lebih asik belajar sendiri bukan lagi peserta didik.
Kepala sekolah merupakan kunci dari kemajuan dan mundurnya suatu
lembaga pendidikan, hal ini dikarenakan bahwa kepala sekolah mempunyai tanggung jawab yang sangat berat dalam mengatasi semua kebutuhan yang
diperlukan oleh semua pihak yang ada di instansi tersebut.
Kepala MA Al-Khairaat Bitung sering disibukkan dengan pekerjaan yang lain sehingga kinerja dari guru-guru tersebut tidak lagi terkontrol dan bahkan
sampai terbengkalai seperti para guru yang sering meninggalkan kelas pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, tidak adanya suatu proses
pembelajaran yang kreatif serta mengajar dengan tidak profesional. Untuk itu kepala MA Al-Khairaat Bitung di dalam profesinya, selalu menghimbau kepada guru dan staf lainnya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan baik sehingga
terlihat prestasi dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
melalui pembinaan-pembinaan (supervisi) agar mutu serta tujuan pendidikan akan terlaksana dan tercapai sebaik mungkin.
Guru sebagai pengajar berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
dan berfungsi sebagai komunikator, motivator, informator dan fasilitator. Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus mampu melaksanakan fungsinya sehingga
tujuan dari pembelajaran dapat tercapai seoptimal mungkin. Selain itu juga guru harus mempunyai keterampilan dalam menyampaikan suatu informasi kepada para siswa dengan pemilihan metode dan media yang sesuai. Karena itu sebagai
seorang guru yang dikatakan juga sebagai seniman harus mampu menciptakan suasana yang nyaman dengan berbagai ke kreativitasannya.4
Namun pada kenyataannya, dalam kegiatan belajar mengajar khususnya yang berlangsung di MA Al-Khairaat Bitung, masih terdapat sebagian guru yang hanya berperan sebagai sumber informasi atau penyampai materi saja, sedangkan
siswanya merupakan penerima informasi yang disampaikan. Apabila materi telah selesai disampaikan kepada siswa maka selesailah tugas seorang guru, tanpa
memperhatikan apakah siswa mengerti atau tidak dan dalam hal ini siswa merasa sulit dan jenuh menerima pelajaran pendidikan agama Islam.
Kreatifitas guru sangat diharapkan oleh semua kalangan yang ada di dalam
sekolah, terlebihnya oleh kepala sekolah sendiri. Hal ini dikarenakan agar para pendidik bisa menjadi idola para peserta didiknya di sekolah. Namun pada
realitanya harapan kreativitas tersebut belum terlaksana dengan baik. Buktinya banyak para peserta didik tidak peka dan bersemangat dalam mengikuti proses
4Diambil dari, http://amirr1.blogspot.com/2011/03/fungsi-dan-kreativitas-guru.html?m=3
kegiatan pembelajaran dikarenakan pendidiknya sendiri terlalu monoton dan bahkan membosankan dalam proses kegiatan pembelajaran yang diajarkannya.
Dengan potensi kreativitas, maka para guru dituntut untuk dapat
mengembangkan suatu hal yang berpotensi kreatif dalam kegiatan proses pembelajaran yang nantinya diharapkan agar para siswa dapat lebih bersemangat
dalam mengikuti pelajaran dan mempunyai pola pikir yang kreatif sehingga tujuan pendidikan pun dapat terwujud optimal.
Oleh karena itu berdasarkan hasil dari uraian di atas, maka kasus ini sangat
mengundang keinginan peneliti untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Peran Supervisi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kreativitas Guru” Studi
di Madrasah Aliyah Al-Khairaat Kota Bitung Kelurahan Girian Bawah.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka fokus masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kreativitas guru PAI dengan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana peran supervisi kepala madrasah dalam meningkatkan kreativitas guru di MA Al-Khairaat Bitung ?
2. Apakah masalah yang dihadapi kepala madrasah dalam proses pelaksanaan peningkatan kreativitas guru di MA Al-Khairaat Bitung ?
C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini berjudul : “Peran Supervisi Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kreativitas Guru” Studi di Madrasah Aliyah Al-Khairaat Kota
Bitung Kec. Girian Bawah.
Beberapa kata atau istilah yang membentuk kalimat pada judul tersebut
perlu dijelaskan pengertiannya masing-masing sehingga dapat dipahami dan terhindar dari kesalahan penafsiran. Pemaknaan pada setiap kata atau istilah tersebut merupakan sebuah acuan dari pihak penulis untuk memberikan definisi
operasional dari judul penelitian agar kiranya pihak pembaca tidak salah dalam memahami apa yang dimaksudkan oleh penulis. Berikut ini pengertian dari kata
atau istilah pada judul penelian ini: 1. Peran Supervisi Kepala Sekolah
Peran supervisi kepala sekolah adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau
tuntunan kearah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya. Pelaku dari supervisi itu sendiri
disebut supervisor.5 Pada intinya kata “supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah. Jadi yang dimaksud oleh penulis adalah supervisi merupakan salah satu peran kepala sekolah untuk
mengawasi dan memberikan pembinaan-pembinaan (motivasi) kepada para guru untuk meningkatkan kreativitasnya dalam pembelajaran. Supervisor yang dituju
5Mark, Handbook Educational Supervision A Guide For The Practition (Boston; Allyn
penulis dalam penelitian ini tentunya kepala sekolah MA Aliyah Al-Khairaat Kota Bitung.
2. Meningkatkan
Meningkatkan yaitu mempertinggi, memperhebat, mengangkat atau menaikkan derajat, taraf dan lain sebagainya.6 Jadi yang dimaksudkan penulis adalah dengan
adanya pembinaan supervisi dari kepala sekolah, maka diharapkan adanya suatu peningkatan dalam proses kreativitas pembelajaran guru pada objek yang dituju oleh peneliti sendiri.
3. Kreativitas Guru
Kreatifitas sejatinya bermula dari cara berfikir. Banyak dari kalangan para ahli
mengartikan kreatifitas yaitu meliputi semua usaha produktif yang unik dari individu. Pandangan ini lebih bermakna bagi guru yang berusaha untuk mengembangkan usaha kreatif, baik untuk profesinya sendiri maupun untuk
peserta didik serta membantu mereka dalam menggali dan mengembangkan potensinya secara optimal.7 Maksudnya yaitu kreativitas guru dalam hal ini yakni
usaha-usaha guru yang berupa ide-ide baru dari guru dalam proses pembelajaran akan membawa dampak yang positif bagi pembelajaran tersebut.
Dengan demikian, pengertian judul secara optimal adalah suatu kajian
ilmiah yang memaparkan tentang peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kreativitas guru.
6Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Ed. II
(Cet.IX; Balai Pustaka, 1997), h. 787.
7Guntur Talajan, Menumbuhkan kreatifitas dan Prestasi Guru (Yogyakarta; LaksBang
Untuk memberikan pemahaman yang mendalam, penulis memfokuskan dan membatasi ruang lingkup penelitian ini untuk mengkaji tentang peran supervisi oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kreativitas guru di Madrasah
Aliyah Al-Khairaat Kota Bitung Kec. Girian Bawah.
D. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui peran supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan
kreativitas guru di MA Al-Khairaat Bitung .
b. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi kepala sekolah dalam proses
peningkatkan kreativitas guru di MA Al-Khairaat Bitung.
c. Untuk mengetahui solusi yang diterapkan kepala sekolah pada proses peningkatkan kreativitas guru di MA Al-Khairaat Bitung.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini dapat dikategorikan sebagai kegunaan teoritis dan praktis.
a. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu manajemen, khususnya ilmu manajemen pendidikan, lebih khusus lagi terkait
dengan penerapan teori-teori manajemen terkait peran kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan.
b.Kegunaan praktis
ketika nantinya peneliti menjadi kepala sekolah dalam mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh semenjak duduk di bangku perkuliahan dengan praktek yang diperoleh dari dunia praktis.
2) Dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi kepala sekolah dalam perannya sebagai supervisor di sekolah dan juga sebagai bahan masukan
yang bersifat positif sehingga dapat melakukan pembenahan terhadap kekurangan dalam memimpin dan mengarahkan bawahan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
3) Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi guru dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran
khususnya dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan penuh kreativitas.
4) Memperkaya khazanah pengetahuan dan menambah wawasan cakrawala
berfikir, juga menjadi barometer dan dasar acuan yang amat penting bagi mahasiswa nantinya.
5) Bagi masyarakat, untuk mengetahui kualitas suatu lembaga pendidikan, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih sekolah/madrasah yang modern, profesional, dan populer untuk anak-anak mereka sebagai
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Kepala Sekolah
Menurut Daryanto, kepala sekolah adalah pemimpin pada suatu lembaga
satuan pendidikan. Kepala sekolah ialah pemimpin yang proses kehadirannya dapat dipilih secara langsung, ditetapkan oleh yayasan atau ditetapkan oleh
pemerintah.8
Adapun menurut Sri Damayanti, yang dikutip dalam bukunya Jamal Ma’mur Asmani bahwa kepala sekolah berasal dari dua kata, yaitu “kepala” dan
“sekolah”. Kata kepala dapat diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu
organisasi atau lembaga, sedangkan sekolah diartikan sebagai sebuah wadah atau
tempat menerima dan memberi pelajaran. Kepala sekolah adalah jabatan fungsional yang diberikan oleh lembaga yang menaungi sekolah, bisa yayasan kementerian pendidikan nasional, kementerian agama, atau yang lainya baik
melalui mekanisme pemilihan dan penunjukan.9
Kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk
memimpin sumber daya yang ada di lembaga tempat diadakannya penerimaan dan pemberian pelajaran (sekolah) sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.
8Daryanto, kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran (Cet. I; Yogyakarta: Gava
Media, 2011), h. 136.
9Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Cet. I; Jogjakarta:
Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” (lead)
berarti bimbing atau tuntun, dengan begitu di dalam terdapat dua pihak yaitu yang dipimpin (rakyat) dan yang memimpin (imam). Setelah ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin” (leader) berarti orang yang mempengaruhi pihak lain
melalui proses kewibawaan komunikasi sehingga orang lain tersebut bertindak
sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.10
Allah swt berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah/2: 30
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi. mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.11
Dalam firman Allah swt dalam Q.S. Al-Baqarah/2: 30 di atas, jelaslah
bahwasanya manusia diutus oleh Allah swt di muka bumi adalah untuk menjadi seorang khalifah/pemimpin, baik memimpin dirinya sendiri dan orang lain. Jadi dalam hal ini yang dikatakan sebagai pemimpin lembaga pendidikan yaitu kepala
sekolah.
Kata khalifah menurut keterangan Ensiklopedi Islam yang dikutip oleh Mulyasa adalah istilah yang muncul dalam sejarah pemerintahan Islam sebagai institusi politik Islam, yang bersinonim dengan kata imamah yang berarti
pemimpin.12
Kepala sekolah adalah seorang guru (jabatan fungsional) yang diangkat
untuk menduduki jabatan struktural (kepala sekolah) di sekolah. Ia adalah pejabat yang ditugaskan untuk mengelolah sekolah.13 Sama halnya yang diutarakan oleh Sudarwan Danim, bahwa kepala sekolah adalah guru yang mendapatkan tugas
tambahan sebagai kepala sekolah.14
Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas
untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.15
Menurut Pidarta yang dikutip dalam bukunya Daryanto, kepala sekolah merupakan kunci kesuksesan sekolah dalam mengadakan suatu perubahan.
Sehingga kegiatan meningkatkan dan memperbaiki program dari proses pembelajaran di sekolah sebagian besar terletak pada diri kepala sekolah itu sendiri. Pidarta menyatakan bahwa kepala sekolah memiliki peran dan tanggung
12Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
h. 86.
13
Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia (Cet I: Jakarta; Ardadizya Jaya, 2001), h. 161.
14Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan P rofesinalisme
Tenaga Kependidikan (Cet. II: Bandung; Pustaka Setia, 2010), h. 145.
15Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan P ermasalahanya
jawab sebagai manejer pendidikan, pemimpin pendidikan, supervisor pendidikan dan administrator pendidikan.16
Tugas kepala sekolah memang sungguh berat akan tetapi kalau pekerjaan
itu dikerjakan secara bergotongroyong (team work) dengan para guru atau bawahannya maka tentu pekerjaan itu akan terasa ringan. Salah satu peran kepala
sekolah yaitu supervisi dimana peran tersebut adalah untuk mengontrol para guru dan mengawasi jalannya proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas hingga memberikan masukan positif untuk para guru agar bisa bekerja sama demi
meningkatkan kualitasnya yang demikian berimbas pada pencapaian tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.
B. F ungsi dan Tugas/Peran Kepala Sekolah
Sebagai seorang pemimpin, fungsi dan tugas kepala sekolah sangat
kompleks demi terwujudnya sekolah yang berkualitas. Menurut E. Mulyasa bahwa fungsi dan tugas kepala sekolah secara terperinci dijelaskan sebagai
berikut:
1. Kepala sekolah sebagai pendidik (educator)
Kepala sekolah sebagai pendidik (educator) dengan meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya, menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasihat kepada warga sekolah, memberikan dorongan
kepada seluruh tenaga kependidikan, melaksanakan model pembelajaran yang
menarik (misalnya team teaching dan moving class), serta mengadakan program akselerasi (acceleration) bagi siswa yang cerdas di atas rata-rata.
2. Kepala sekolah sebagai manajer
Fungsi dan tugas kepala sekolah adalah memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama, dan memberikan kesempatan kepada para
tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya serta mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan.
3. Kepala sekolah sebagai administrator
Sebagai administrator dengan mengelola kurikulum, siswa, personalia, sarana prasarana, kearsipan, dan keuangan.
4. Kepala sekolah sebagai supervisor
Sebagai supervisor dengan memperhatikan prinsip-prinsipnya, seperti hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hierarkis, dilaksanakan secara
demokratis, berpusat pada tenaga kependidikan (guru) dan dilakukan berdasarkan kebutuhan kependidikan (guru) serta merupakan bantuan profesional.
5. Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)
Memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, dan membuka komunikasi dua arah serta mendelagasikan tugas.
6. Kepala sekolah sebagai inovator
Kepala sekolah sebagai inovator dengan strategi yang tepat untuk menjalin
kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.
7. Kepala sekolah sebagai motivator
Kepala sekolah sebagai motivator yakni memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi
dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan berbagai sumber belajar lewat pengembangan pusat sumber belajar.17
Ketujuh fungsi dan tugas ini akan mendorong kepala sekolah untuk meningkatkan kreativitasnya dalam mengembangkan sekolah sehingga mampu
memberikan masukan-masukan yang bersifat positif kepada jajaran bawahannya untuk bangkit mengejar ketertinggalan dan kemunduran.
Adapun fungsi dan tugas yang harus dimiliki kepala sekolah menurut
Mohib Asrori yang dikutip dalam bukunya Jamal Ma’ruf Asmani, yaitu:
1. Sebagai educator, kepala sekolah berperan dalam pembentukan karakter
yang didasari nilai-nilai pendidikan. Dalam hal ini, kepala sekolah harus memiliki:
a. Kemampuan mengajar/membimbing siswa,
b. Kemampuan membimbing guru,
c. Kemampuan mengembangkan guru, dan
d. Kemampuan mengikuti perkembangan di bidang pendidikan.
17E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Cet. IX: Bandung; Remaja
2. Sebagai manajer, kepala sekolah berperan dalam mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan institusi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini, maka kepala sekolah harus memiliki:
a. Kemampuan menyusun program,
b. Kemampuan menyusun organisasi sekolah,
c. Kemampuan menggerakkan guru, dan
d. Kemampuan mengoptimalkan sarana pendidikan.
3. Sebagai administrator, kepala sekolah berperan dalam mengatur tata
laksana sistem administrasi di sekolah, sehingga bisa lebih efektif dan efisien. Dalam hal ini, maka kepala sekolah harus memiliki:
a. Kemampuan mengelola administrasi PBM/BK, b. Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan, c. Kemampuan mengelola administrasi ketenagaan,
d. Kemampuan mengelola administrasi keuangan,
e. Kemampuan mengelola administrasi sarana prasarana, dan
f. Kemampuan mengelola administrasi persuratan.
4. Sebagai supervisor, kepala sekolah berperan dalam upaya membantu mengembangkan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Dalam hal ini, kepala sekolah harus memiliki:
a. Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan.
5. Sebagai leader, kepala sekolah berperan dalam mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama dalam mencapai visi dan tujuan bersama. Dalam hal ini, kepala sekolah harus memiliki:
a. Memiliki kepribadian yang kuat,
b. Kemampuan memberikan layanan bersih, transparan dan professional,
c. Memahami kondisi warga sekolah.
6. Sebagai inovator, kepala sekolah adalah pribadi yang dinamis dan kreatif yang tidak terjebak dalam rutinitas. Dalam hal ini, kepala sekolah harus
memiliki:
a. Kemampuan melaksanakan reformasi (perubahan untuk lebih baik),
b. Kemampuan melaksanakan kebijakan terkini di bidang pendidikan. 7. Sebagai motivator, kepala sekolah harus mampu memberi dorongan,
sehingga seluruh komponen pendidikan dapat berkembang secara
professional.
a. Kemampuan mengatur lingkungan kerja (fisik),
b. Kemampuan mengatur suasana kerja/belajar, dan
c. Kemampuan memberi keputusan kepada warga sekolah.
8. Sebagai entrepreneur, kepala sekolah berperan untuk melihat adanya
peluang dan memanfaatkan peluang untuk kepentingan sekolah. Dalam hal ini, kepala sekolah harus memiliki:
a. Kemampuan menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah,
c. Kemampuan memotivasi yang kuat untuk mencapai sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.18
Tugas dan peran kepala sekolah yang begitu kompleks tersebut tidak lain
bertujuan agar sekolah yang dipimpinnya mengalami penigkatan. Tugas dan peran harus dilakukan kepala skolah, sehingga harapan atau cita-cita mencerdaskan
kehidupan bangsa terwujud dengan baik meskipun tantangan selalu datang.
C. Peran Supervisi Kepala Sekolah
Supervisi berasal dari kata “super” artinya lebih atau atas dan “vision” artinya melihat atau meninjau. Secara etiomologis supervisi artinya melihat atau
meninjau yang dilakukan oleh atasan terhadap pelaksanaan kegiatan bawahannya. Namun pengertian ini membawa implikasi bahwa seolah-olah supervisi disamakan dengan pengawasan atau inspeksi yang umum berlaku, terutama dalam
dunia pendidikan.19
Secara terminologis, supervisi sering diartikan sebagai serangkaian usaha
berupa bantuan kepada guru terutama bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas serta supervisor lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar. Banyak pakar yang memberikan batasan
supervisi sebagai bantuan kepada staf untuk mengembangkan, mempertinggi,
18
Jamal Ma’mur Asmani, op. cit., h. 33-36.
19Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan (Jakarta; Referensi Gaung
memperhebat, mengangkat atau menaikkan derajat, taraf dan lain sebagainya demi situasi belajar mengajar yang lebih baik.20
Menurut Mc. Nerney yang dikutip oleh Daryanto, meninjau supervisi
sebagai suatu proses penilaian. Ia mengatakan supervisi adalah prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.21
Menurut Norman D. Powell dalm bukunya “Supervision and Evaluation
Instructional” mengungkapkan bahwa Supervisi kepala sekolah merupakan “the process of bringing about improvement in instruction by working with people who are helping the pupils. It is a process of stimulating growth and a means of
helping teachers to help themselves” artinya, bahwa supervisi merupakan suatu
proses mengupayakan peningkatan proses pembelajaran melalui kerjasama dengan orang yang membimbing peserta didik, proses melakukan stimulasi perkembangan, dan sebagai media bagi guru untuk memperbaiki diri.22
Supervisi pembelajaran secara umum merupakan bantuan profesional kepada pihak guru pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas proses
pembelajaran sehingga guru dapat membantu peserta didik untuk belajar lebih aktif, kreatif, inovatif, efektif, efisien dan menyenangkan. Kualitas proses pembelajaran yang harus ditingkatkan adalah bagaimana guru membantu peserta
didik untuk meningkatkan kemampuan kreativitas mereka. Oleh karena itu,
20
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Ed. II (Cet.IX; Balai Pustaka, 1975), h. 787.
21Daryanto, Administrasi dan Manajemen Sekolah (Cet. Pertama; Jakarta: Rineka Cipta,
2013), h. 149.
22Norman D. Powell, Supervision and Evaluation Instructional Personnel (California: La
supervisi haruslah dilakukan secara terencana dan tersistem sehingga tujuan dari supervisi bisa tercapai daan terlaksana.
Secara umum, kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala
sekolah sesuai perannya sebagai supervisor ialah mencakup kegiatan atau usaha sebagai berikut:
1. Membangkitkan dan merangsang para guru dan pegawai sekolah dalam melaksanakan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
2. Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah
termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar di kelas.
3. Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, menggunakan, dan mencari metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntan kurikulum yang baru.
4. Membina kerjasama yang baik dan harmonis diantara guru-guru dan pegawai sekolah lainnya.
5. Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah.
6. Membina hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dengan komite
sekolah, orang tua siswa, masyarakat, instansi lainnya yang terkait dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.23
23Hadis Abdul dan Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan (Cet. II; Bandung: Remaja
Untuk lebih mengefektifkan pelaksanaan pekerjaannya dan dapat mendayagunakan seluruh potensi sumber daya yang ada di sekolah maka kepala sekolah harus memahami perannya. Sebagai pemegang amanat penuh untuk
menjalankan peran dari seorang supervisor, kepala sekolah harus mempunyai beberapa peran penting juga yaitu:
1. Melaksanakan penelitian sederhana untuk perbaikan situasi dan kondisi proses belajar mengajar.
2. Mengadakan observasi kelas untuk peningkatan efektivitas proses belajar
mengajar.
3. Melaksanakan pertemuan individual secara profesional dengan guru untuk
meningkatkan potensi guru.
4. Menyediakan waktu dan pelayanan bagi guru secara profesional dalam pemecahan masalah proses belajar mengajar.
5. Menyediakan dukungan dan suasana kondusif bagi guru dalam perbaikan dan peningkatan mutu proses belajar mengajar.
6. Melaksanakan pengembangan staf yang berencana dan terarah.
7. Melaksanakan kerjasama dengan guru untuk mengevaluasi hasil belajar secara komprehensif.
8. Menciptakan team work yang dinamis dan profesional. 9. Menilai hasil belajar peserta didik secara komprehensif.24
Kepala sekolah sebagai supervisor bertujuan untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan proses pembelajaran. Secara berkala kepala
sekolah perlu melaksanakan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan serta
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.25
Ketercapaian suatu tujuan pendidikan sangat tergantung pada kecakapan
dan kebijaksanaan kepala sekolah. Hal ini dikarenakan kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan dapat bekerjasama dengan guru-guru
dalam mendidik siswanya demi mencapai sebuah tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.
Senada dengan hal di atas, agar supervisi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip supervisi di bawah ini, yaitu: 1. Praktis, yakni dapat dikerjakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
2. Fungsional, yaitu merupakan suatu sumber informasi bagi pengembangan manajemen pendidikan melalui peningkatan proses pembelajaran.
3. Relevansi, yaitu sesuai dan menunjang pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung.
4. Ilmiah, yaitu supervisi perlu dilakukan secara sistematis, terprogram, dan
berkesinambungan.
5. Objektif, yaitu menggunakan prosedur dan instrumen yang valid (tepat) dan
reliabel (tetap, dapat dipercaya).
25Bafadal, Ibrahim, Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasinya dalam Membina
6. Demokrasi, yaitu pengambilan keputusan dilakukan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
7. Kooperatif yaitu adanya semangat kerja sama antara supervisor dengan guru.
8. Konstruktif dan kreatif, yaitu berusaha memperbaiki kelemahan atau kekurangan serta secara kreatif berusaha meningkatkan proses kerjanya.26
Dari hasil supervisi kepala sekolah maka dapat diketahui kelemahan dan keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sudah sewajarnya kepala sekolah mengupayakan saran, bimbingan, solusi, pembinaan dan tindak lanjut
tertentu ketika menjumpai kelemahan dari proses pembelajaran sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan bahkan
meningkatkan keunggulannya dalam melaksanakan tugasnya.
D. Kreativitas Guru
Para ahli psikolog telah menyadari bahwa manusia bukan hanya semata-mata sebagai penerima informasi dan memecahkan permasalahan yang diberikan
kepadanya, tetapi manusia adalah makhluk kreatif yang kemampuan kreatifnya harus dikembangkan sepenuhnya melalui proses belajar mengajar.27
Kreativitas ditinjau dari segi bahasa (etimologi) berasal dari bahasa Inggris “to creat” yang berarti menciptakan, menimbulkan dan membuat. Dari kata “to creat” berbentuk kata benda “creativity” yang berarti daya cipta. Dalam bahasa
26
Mukhtar dan Iskandar, op. cit., h.48-49.
27Guntur Talajan, Menumbuhkan Kreativitas dan Prestasi Guru (Yogyakarta: LaksBang
Latin kreativitas berasal dari kata “creare” yang berarti melahirkan, menghasilkan atau menciptakan.28
Pihak pelajar adalah peserta didik dan pihak mengajar adalah guru. Hal
yang mustahil ketika menumbuh-kembangkan kreativitas peserta didik tanpa adanya bimbingan dari seorang guru. Guru sendiri haruslah menyadari bahwa
dirinya harus kreatif. Artinya kreativitas peserta didik sulit diterapkan apabila guru sendiri tidak kreatif.
Getzels dan Jackson mengatakan, manusia sebetulnya mempunyai potensi
untuk menjadi kreatif. Guru dan peserta didik demikian juga memiliki potensi kreatif. Menjadi manusia berarti menjadi kreatif. Banyak ahli sependapat bahwa
apabila kita kreatif, konsep diri (self-concept) akan tumbuh dan berkembang. Hal itu membuat kita kukuh dan mantap sebagai individu dalam memperluas
rentangan masa depan dan membuka pengalaman-pengalaman kreatif yang baru.29
Kreativitas merupakan hasil dari pikiran yang kreatif dan kemampuan
seseorang untuk menciptakan ataupun menghasilkan sesuatu yang baru yang tentu saja mempunyai nilai. Jikalau seorang guru memperbanyak kegiatannya pada arah kreativitas itu sendiri, maka guru pun akan tertular kreatif, sebaliknya bila guru
tak memiliki kesempatan dalam menyalurkan kreativitasnya maka potensinya juga akan merugi dan menurun.
28
Jhon M Echols, Hasan Sadilly, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2000), h. 154.
Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl/16: 78 mengetahui sesuatu pun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.30
Dengan penjelasan firman Allah swt dalam Q.S. An-Nahl/16: 78 di atas
dapat dipahami bahwa, sejak dilahirkan manusia dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, akan tetapi Allah swt memberikan pendengaran, penglihatan dan
hati. Sejak lahir manusia dalam keadaan tidak mengatahui, artinya proses pembelajaran seharusnya dimulai sejak dini. Pemberian Allah swt yakni pendengaran dan penglihatan serta hati haruslah digunakan manusia untuk hal-hal
yang berkaitan dengan pendidikan sehingga pada masa yang akan datang bisa menjadi dan tergolong manusia yang kreatif.
Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, wujudnya adalah tindakan manusia. Melalui proses kreatif yang berlangsung dalam benak seseorang atau suatu kelompok, maka produk-produk kreatif pun
tercipta. Produk itu sendiri sangat bervariasi, mulai dari penemuan mekanis, proses kimia baru, solusi baru atau pernyataan baru dalam ilmu matematika dan
ilmu pengetahuan, komposisi musik yang segar, puisi, cerita pendek atau novel yang menggugah yang belum pernah ditulis sebelumnya.31
Menurut Conny Semiawan, dkk. Mengemukakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur data atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya.32 Sedangkan
menurut Clark Moustakis, sebagaimana dikutip oleh Utami Munandar bahwa kreativitas merupakan pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri,
dengan alam dan orang lain.33
Dari berbagai pendapat pakar yang mengemukakan tentang pengertian
kreativitas itu sendiri, maka penulis dapat menyimpulkan bahwasanya kreativitas itu memiliki kata kunci yakni menciptakan, hal-hal baru, menggabungkan dan unsur-unsur yang ada. Dari beberapa kata kunci yang telah disimpulkan maka
dapat menjadi sebuah pemahaman bahwa kreativitas itu adalah suatu kemampuan untuk menciptakan suatu hal-hal baru atau pun menggabungkan unsur-unsur yang
sudah ada yang nantinya dapat menyelesaikan suatu permasalahan.
Terdapat lima sifat yang merupakan ciri kemampuan berfikir kreatif pada setiap manusia, yaitu:
31
Barron, F dan Harrington, The Social Science Encyclopedia (London: Creativity, 1996), h. 30.
32Conny Semiawan, dkk., Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah,
(Jakarta: Gramedia, 1990), h. 8.
33Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Cet. II; Jakarta: Pusat
1. Kelancaran (fluency)
Kelancaran adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan. 2. Keluwesan (flexibility)
Keluwesan adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.
3. Keaslian (originality)
Keaslian adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, otentik dan tidak klise.
4. Penguraian (elaboration)
Penguraian adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terinci.
5. Perumusan kembali (redefinition).
Perumusan kembali adalah kemampuan untuk meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah diketahui oleh
banyak orang.34
Ciri-ciri kreativitas dapat dibedakan ke dalam ciri kognitif dan
nonkognitif. Ciri kognitif seperti kelancaran, keluwesan, keaslian, penguraian dan perumusan kembali. Sedangkan ciri-ciri nonkognitif meliputi motivasi, sikap dan kepribadian kreatif.
Ciri-ciri nonkognitif sama pentingnya dengan ciri-ciri kognitif, karena tanpa ditunjang oleh kepribadian yang sesuai, kreativitas seseorang tidak akan
berkembang secara wajar. Misalnya, menurut tes berfikir kreatif, dia memiliki
kesemua ciri kognitif, namun ia pemalas dan mudah menyerah, maka kemampuan tersebut tidak akan berkembang.35
Secara umum kreativitas dapat diartikan sebagai pola berfikir atau ide
yang timbul secara spontan dan imajinatif, yang mencirikan hasil artistic, penemuan ilmiah, dan penciptaan secara mekanik. Kreativitas meliputi hasil
sesuatu yang baru, baik sama sekali bagi dunia ilmiah atau budaya maupun secara relatif baru bagi individunya sendiri walaupun orang lain telah menemukan dan memproduksi sebelumnya.36
Dapat dinyatakan bahwa individu dengan potensi yang kreatif dapat dikenal secara muda melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Hasrat ingin mengetahui,
2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru, 3. Panjang akal,
4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti,
5. Cenderung lebih suka melakukan tugas yang lebih berat dan sulit,
6. Mencari jawaban yang memuaskan dan komprehensif, 7. Bergairah, aktif dan berdedikasi dalam melakukan tugasnya, 8. Berfikir fleksibel,
9. Menanggapi pertanyaan dan kebiasaan untuk memberikan jawaban lebih banyak,
10. Kemampuan membuat analisis dan sintesis,
35Ibid., h. 66.
11. Kemampuan membentuk abstraksi,
12. Memiliki semangat penyelidikan dan penemuan (discovery and inquiry), dan
13. Keluasan dalam latar belakang kemampuan membaca.37
Ciri-ciri diatas masih harus ditambah lagi dengan sifat mau bekerja keras, mandiri, pantang menyerah, dan lebih tertarik pada konsep besar, punya selera
humor dan fantasi serta tidak menolak ide-ide yang ada di depannya.38
Sejatinya kreativitas bukan sekedar kepintaran dalam memecahkan suatu permasalahan atau banyaknya gagasan yang dimiliki oleh dirinya, akan tetapi ia
juga bisa memotivasi dirinya untuk pantang menyerah dan sesering mungkin memberikan motivasi terhadap dirinya. Jikalau ia pintar secara kognitif dan juga
secara nonkognitif maka sudah pasti ia dapat dikatakan manusia yang kreatif. Pendidik harus menyadari bahwa ia adalah komponen utama dalam sistem pendidikan sekolah/madrasah. Relasi antar pendidik dan siswa merupakan relasi
kewibawaan, artinya suatu relasi yang dilandasi saling percaya-mempercayai, siswa percaya bahwa pendidik akan mengarahkan siswa menjadi manusia yang
baik, dan pendidik juga percaya bahwa siswa dapat dan mau diarahkan menjadi manusia yang baik.39
Guru kreatif adalah guru yang memiliki kemampuan dan mampu
mengaktualisasikan dan mengekspresikan secara optimal segala kemampuan yang
37
Getzels, Jacob W dan Jackson, Phillip W, Creativity and Intelegence (New York: Wiley, 2010), h. 28.
38
Ghiselin B, Proses Kreatif (Jakarta: Penerbit Gunung Jati, 1983), h. 42.
39Ishak Wanto Talibo, Perencanaan Pengajaran (Cet.I; Manado: STAIN Manado Press,
ia miliki dalam rangka membina dan mendidik peserta didik dengan baik. Seorang guru yang kreatif akan memiliki sikap kepekaan, inisiatif, inovatif, pemimpin dalam kelas, bertanggung jawab dalam pekerjaan dan tugasnya sebagai seorang
pendidik.40
Adapun bagi pendidik yang dikatakan kreatif dapat dilihat dari ciri-cirinya
atau karakteristik guru kreatif yaitu sebagai berikut:41
1. Guru kreatif memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar, sehingga mendorong seorang guru untuk mengetahui hal-hal baru yang berkaitan dengan aktivitas
dan pekerjaannya sebagai guru.
2. Guru kreatif memiliki sikap yang ekstrovert atau bersikap lebih terbuka
dalam menerima hal-hal baru dan selalu ingin mencoba untuk melakukannya, dan dapat menerima masukan dan saran dari siapapun yang berkaitan dengan pekerjaannya, dan menganggap bahwa hal-hal baru tersebut dapat menjadi
pengalaman dan pelajaran baru bagi dirinya.
3. Guru kreatif biasanya tidak kehilangan akal dalam menghadapi masalah tertentu, sehingga sangat kreatif dan “panjang akal” untuk menemukan solusi
dari setiap masalah yang muncul. Bahkan lebih cenderung menyukai tugas yang berat dan sulit karena akan menimbulkan rasa kepuasan tersendiri
setelah mampu menyelesaikan tugas tersebut.
4. Guru kreatif sangat termotivasi untuk menemukan hal-hal baru baik melalui
observasi, pengalaman dan pengamatan lansung melalui kegiatan-kegiatan
40
Brown, The Development of Creative Teacher Scholar (Washington, DC:1985), h. 33.
41Iskandar Agung, Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran bagi Guru (Jakarta: Bestari
penelitian. Hal ini disebabkan karena guru kreatif cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan secara ilmiah.
Sedangkan syarat-syarat menjadi guru kreatif adalah sebagai berikut:
a. Profesional,
b. Kepribadian yang baik, dan
c. Menjalin hubungan sosial.42
Kreativitas tidak selalu dimiliki oleh para guru berkemampuan akademik dan kecerdasan yang tinggi. Hal ini dikarenakan kreativitas tidak hanya
membutuhkan keterampilan dan kemampuan, kreativitas juga membutuhkan kemauan atau motivasi. Keterampilan, bakat dan kemauan tidak langsung
mengarahkan seorang guru melakukan proses kreatif tanpa adanya faktor dorongan atau motivasi.43
Faktor pendorong yang menjadikan guru kreatif salah satunya adalah
kunjungan. Seringnya pengawas dari luar atau pun kepala sekolah mengunjungi atau menonton secara langsung saat guru mengajar, telah memberikannya
motivasi dan bahan bakar sehingga semangatnya akan terus menyala.Disamping itu terdapat faktor lain juga yaitu keleluasan dan kebebasan guru untuk bereksplorasi mengembangkan pengetahuan dan pola pengajarannya serta
penghargaan atas profesionalitasnya.44
42Ibid., h, 45.
43Noor Rochman Hadjam, Meningkatkan Kreativitas Guru dan Siswa dalam Proses
Pembelajaran, (Yogyakarta: Gramedia, 2012), h. 57.
44Diambil dari, http://secretamong.blogspot.com/2010/06/kreaticitas-guru.html?m=1 pada
Dalam pengembangan kreativitas, seseorang akan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat. Faktor tersebut bisa dari dalam guru dan dapat pula berasal dari luar guru, sebagaimana
diungkapkan oleh Robert W Olson.
Faktor Pendukung berasal dari dalam (Intern):
1) Adanya motivasi untuk mengenal masalah. 2) Berani dan percaya diri.
3) Adanya motivasi untuk selalu terbuka terhadap gagasan sendiri dan orang
lain.
Faktor pendukung berasal dari luar (Ekstern):
1) Adanya dukungan dari lingkungan. 2) Materi yang cukup.
3) Waktu yang luang.
4) Adanya kesempatan untuk mendapat pengetahuan. Faktor Penghambat dari dalam (Intern):
1) Adanya transfer kebiasaan. 2) Takut gagal.
3) Ketidakmampuan mengenal masalah.
4) Pendirian yang tidak tetap. 5) Terlalu cepat berpuas diri.
Faktor Penghambat dari luar (Ekstern): 1) Waktu yang terbatas.
3) Kritik yang dilancarkan orang lain.45
Pandangan atau persepsi guru yang diketahui melalui penilitian mengenai ide bahwa setiap orang bisa menjadi kreatif dan kreativitas berlaku untuk setiap
domain pengetahuan serta untuk setiap subjek sekolah merupakan sebuah titik awal yang sangat baik sebagai landasan bagi setiap kebijakan pendidikan kedepan
yang ditargetkan untuk mencapai belajar dan pembelajaran yang lebih kreatif, serta cara-cara inovatif akan mendukung pemberdayaan dan peserta didik belajar aktif. Penelitian ini juga menggarisbawahi perlunya guru diberi dukungan dan
bimbingan cara mengajar dan menilai kreativitas.46
Pada umumnya, manusia menghubungkan kreativitas dengan
produk-produk kreasi. Dengan kata lain, produk-produk-produk-produk kreasi itu merupakan hal yang penting untuk menilai suatu kreativitas.
Kreativitas dan inovasi guru dapat diarahkan atau berfokus pada dua
komponen pembelajaran di kelas, yaitu produk kreativitas yakni hasil inovasi yang mendukung manajemen kelas serta hasil kreativitas dan hasil inovasi dalam
pemanfaatan media pembelajaran.47
Pada konteks pendidikan dan pembelajaran di sekolah, guru adalah pembangkit kreativitas. Guru memegang kunci dalam pembangkitan dan
pengembangan daya kreativitas peserta didik. Seorang guru yang ingin
45Robert W. Olson, Seni Berfikir Kreatif, (Jakarta: Erlangga, 1992), h. 25-41.
46Guntur Talajan, op. cit., h. 46-47.
mengembangkan kreativitas pada peserta didiknya harus terlebih dahulu berusaha agar dirinya sendiri menjadi kreatif.
Kreativitas guru adalah menemukan pemikiran tentang ide-ide baru dalam
pemecahan berbagai masalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Merupakan suatu hal yang sudah lumrah, peserta didik mempunyai
perbedaan-perbedaan yang bervariasi antara satu dengan yang lainnya, baik dalam bidang yang dimiliki, minat serta kreativitas. Oleh karenanya kreativitas seorang kepala sekolah dan juga guru, dapat memberikan dampak positif terhadap peserta
didiknya.
Kepala sekolah dan guru harus bekerja sama, melalui supervisi yang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Salah satu cara yang paling penting dalam mengembankan ilmu pengetahuan baik secara teoritis maupun praktis khususnya dalam lapangan
pendidikan adalah dengan melakukan penelitian. Kegiatan penelitian menjadi keharusan bagi insan akademis yang menggeluti dunia pendidikan, dan kadangkala akan menjadi kebutuhan bagi mereka yang menekuni dunia riset
sebagai seorang peneliti.48
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh informasi tentang
Peran Supervisi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kreativitas Guru di Madrasah Aliyah Al-Khairaat Kota Bitung Kelurahan Girian Bawah, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
Deskriptif kualitatif adalah teknik yang digunakan untuk meringkas atau mendeskripsikan data yang dikumpulkan. Masalahnya merupakan masalah yang
aktual dan sering terjadi di setiap instansi atau kehidupan masyarakat sehingga dapat di deskriptifkan untuk kemudian data utama dijadikan sebuah acuan untuk diteliti letak kelemahan dan kekurangannya dalam penyusunan sesuai dengan
teori yang ada.49
48Lexi Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. IX; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1998 ), h. 6.
49Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Cet. II; Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004),
Dengan demikian lokasi penelitian yang ditetapkan ini sangat representatif untuk menggambarkan dinamika yang sesungguhnya terjadi di MA Al-Khairaat Bitung, berkaitan dengan peran supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan
kreativitas guru.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang menjadi objek penelitian yaitu di Madrasah Aliyah Al-Khairaat Kota Bitung Kelurahan Girian Bawah, lama pelaksanaan penelitian
adalah selama kurang lebih 2 bulan dan dilaksanakan sejak bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2015. Penelitian dimulai dengan melakukan survei
awal lokasi penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian yang dalam hal ini berbentuk skripsi.
3. Sumber Data
Sumber data pada penelitian kualitatif menurut Lofland dalam Moleong
terdiri dari kata-kata, dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.50 Dalam penelitian kualitatif ini, penulis memerlukan sumber data dari peranan informan atau responden yang tergolong masih sedang berkecimpun,
atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti dan informan yang memiliki waktu yang memadai untuk dimintai informasi.
Penentuan sumber data dalam penelitian kualitatif, tergantung pada peranan informan, sebab informan adalah kunci sebagai pembuka jalan dalam
berhubungan dengan responden. Makna sampel dalam penelitian kualitatif, lebih ditekankan pada kekayaan sumber informasi dari informan.
Peneliti menekankan pada perbendaharaan sumber informasi, pemilihan
narasumber lapangan dilaksanakan dengan cara snowball sampling. Teknik pemilihan responden diawali dari jumlah yang kecil, kemudian atas dasar
rekomendasinya menjadi semakin membesar jumlah nara sumber lapangan, sampai pada jumlah yang ditentukan.
Cara tersebut ditempuh agar diperoleh kelengkapan, keakuratan dan
ketuntasan informasi, sehingga mampu menggambarkan secara keseluruhan tentang Peran Supervisi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kreativitas Guru
(Studi di MA. Al-Khairaat Kota Bitung Kelurahan Girian Bawah).
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Kata-kata dan tindakan dari responden ini
didapatkan pada saat peneliti melakukan sejumlah pertanyaan kepada responden atau pada saat responden menerapkan media pembelajaran.
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan peneliti adalah kepala sekolah MA. Al-Khairaat Bitung dan guru-guru yang ada di MA. Al-Khairaat Bitung.
4. Teknik Pengumpulan Data
metode observasi, metode wawancara, metode dokumentasi dan kemudian data dianaslisis.
a. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diteliti. Dalam arti luas observasi tidak hanya terbatas
pada pengamatan baik dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.51 Dalam metode observasi, pihak penelitian menggunakan pengamatan partisipan, yakni tehnik pengumpulan data yang melibatkan interaksi sosial
antara peneliti dan informan dalam suatu latar penelitian selama pengumpulan data dilakukan peneiliti secara sistematis tanpa menampakkan diri sebagai
penenliti.52
b. Metode Wawancara ( Interview)
Metode yang dilaksanakan dengan melakukan serangkaian wawancara
terhadap responden ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi yang mungkin belum sempat terjaring melalui metode yang lainnya. Dalam kegiatan
ini, peneliti mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden secara langsung untuk mengetahui bagaimana pendapat dan persepsinya mengenai berbagai masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. Jenis pertanyaan yang akan
diajukan telah penulis susun sebelumnya dalam daftar pertanyaan sehingga langsung mengarah kepada pokok permasalahan.
51
Sutrisno Hadi, Metedologi Riset II (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), h. 151.
c. Metode Dokumentasi
Melalui studi dokumentasi peneliti telah berusaha menelusuri berbagai dokumen yang berkaitan dengan penelitian penulis di MA Al-Khairaat Kota
Bitung. Kegiatan awal yang telah dilakukan peneliti yaitu menemui setiap informan kunci untuk memperoleh dokumen-dokumen yang diperlakukan untuk
menunjang perolehan data penelitian. Informasi yang berupa dokumen dan catatan lainnya ini sesungguhnya cukup bermanfaat bagi data penelitian. Dokumen dan catatan tersebut dapat menjadi sumber yang akurat sebagai gambaran situasi yang
sebenarnya.
5. Teknik Analisis Data
Analisa merupakan proses mengurai, memberi interpertasi dan pemahaman terhadap data lapangan dengan berbagai pendapat sehingga data
yang diperoleh dapat ditafsirkan.53
Berdasarkan temuan terhadap data-data yang telah terkumpul melalui
metode pengumpulan data, selanjutnya dilakukan interpretasi melalui metode pengolahan dan analisis data. Upaya ini merupakan tindak lanjut untuk menyajikan analisa terhadap data hasil penelitian. Analisis data merupakan hal
yang sangat penting untuk menginterpretasi berbagai data-data yang terkumpul. Interpretasi data penelitian memungkinkan penulis untuk menemukan solusi yang
tepat yang secara ilmiah berkaitan dengan validitas hasil penelitian ini.
Setelah tahap pengolahan data ini selesai, maka proses analisa data yang digunakan yaitu melalui metode pendekatan primer dan sekunder. Pendekatan primer yang dimaksudkan dalam skripsi ini yaitu pendekatan kependidikan yang
menemukan data terhadap peran supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kreativitas guru. Sedangkan pendekatan sekunder menyangkut hal-hal yang
berkaitan dengan penelusuran terhadap berbagai informasi yang terkait dengan penerapan pembelajaran di MA Al-Khairaat Kota Bitung.
Setelah data-data dikumpulkan, kemudian diidentifikasi dengan proses
analisa kualitatif. Dalam menganalisa data, penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
1. Metode induktif, yaitu metode analisa data yang menelaah pengetahuan, data-data dan informasi yang bersifat khusus kemudian menemukan kesimpulan yang bersifat umum.
2. Metode deduktif, yaitu metode yang mengadakan kajian dari suatu pengetahuan, data-data dan informasi yang bersifat umum untuk menilai dan
menemukan kesimpulan yang bersifat khusus.
3. Metode komparatif, yaitu suatu metode atau cara yang ditempuh dengan jalan membandingkan beberapa pendapat yang ada hubungannya dengan
permasalahan, kemudian penulis mencari penyesuaian pendapat pada akhirnya disimpulkan secara singkat.
validitas hasil penelitian ini. Analisis data dilakukan sepanjang proses penelitian yakni analisis selama pengumpulan data dan analisis setelah data terkumpul.
Analisis selama pengumpulan data bermaksud memberikan kesempatan
kepada peneliti memikirkan kembali data apa yang telah ada dan selanjutnya menyusun strategi untuk mengumpulkan data berikutnya sehingga diperoleh data
yang benar-benar akurat.
Analisis setelah data terkumpul yaitu mengikuti langkah-langkah seperti yang disarankan oleh Moleong yaitu meliputi reduksi data, menyusun dalam
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Penulis memilih lokasi penelitian di MA Al-Khairaat Kota Bitung dengan alasan bahwa lokasi penelitian merupakan tempat dimana penulis pernah
mendedikasikan diri di sekolah tersebut dan juga terletak tidak jauh dengan tempat tinggal penulis, sehingga demikian untuk memudahkan penulis dalam pengumpulan data-data yang dibutuhkan untuk terselesainya skripsi yang dibuat
serta untuk mengetahui kondisi atau seluk beluk sekolah tersebut dalam pengambilan data-data yang tersedia di sekolah MA. Al-Khairaat Kota Bitung.
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan di lapangan, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data berdasarkan metode yang diambil oleh penulis yaitu metode kualitatif, yang diamati oleh penulis secara langsung dan diperkuat
dengan data hasil wawancara dan dokumentasi yang kemudian dianalisis dan dibahas untuk mengambil kesimpulan.
1. Peran Supervisi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kreativitas Guru di
MA Al-Khairaat Bitung
Dari hasil pengamatan peneliti dan studi dokumentasi ditemukan beberapa
temuan diantaranya:
a. Kepala madrasah selalu berusaha semaksimal mungkin dalam pembuatan
b. Kepala madrasah terlebih dahulu memeriksa persiapan para pendidik untuk melaksanakan proses pembelajaran di madrasah terutama dalam menyusun silabus dan RPP.
c. Supervisi yang dilakukan oleh kepala madrasah melalui observasi pembelajaran di kelas menggunakan instrument penilaian kinerja guru
dalam proses pembelajaran.
d. Hasil supervisi kepala madrasah mengenai proses pembelajaran guru-guru ditindak-lanjuti.
e. Bimbingan yang dilakukan kepala madrasah baik secara individu dan kelompok melalui metode dan teknik serta pendekatan secara demokratis.
Kegiatan supervisi yang dilakukan kepala sekolah, pada hakikatnya yaitu melakukan pengawasan terhadap proses pendidikan di lembaga pendidikan, akan tetapi pada pelaksanaannya bukan semata-mata mencari kesalahan para personal
sekolah atau mencari-cari kesalahan guru dalam proses pembelajaran melainkan untuk memberikan masukan/solusi bagi setiap personal pendidikan yang
mengalami masalah terhadap tugas yang mereka lakukan.
Dari hasil wawancara peneliti dengan kepala MA Al-Khairaat Bitung mengenai Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor yaitu sebagai berikut:
pembinaan, begitu juga kami lakukan dengan para personal sekolah lainnya, karena kesemuanya itu merupakan tugas dan tanggung jawab bersama.54
Adapun hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru bidang studi fiqih, Bapak Narto Pakaya, S.Ag berkaitan dengan peran kepala sekolah
sebagai supervisor menyatakan:
Menurut saya, kepala madrasah sebagai pemimpin pendidikan bertanggung jawab atas pembelajaran dan segala kegiatan yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan termasuk di dalamnya kepala madrasah sebagai pimpinan bertanggung jawab langsung atas pelaksanaan supervisinya. Kepala madrasah sendiri telah menjalankan perannya, dengan selalu berusaha semaksimal mungkin dalam menjalankan peran supervisinya.55
Pendapat para guru mengenai peran kepala sekolah sebagai supervisor, menurut pendapat mereka bahwa kepala madrasah selama ini telah berusaha
semaksimal mungkin dalam perannya sebagai supervisor akan tetapi masih banyak kelemahan di dalam menjalankan peran supervisi tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru bidang studi Bahasa
Indonesia Bapak La Ode Pade, S.Pd mengungkapkan sebagai berikut:
…menurut kami, kepala madrasah dalam perannya sebagai supervisor, selama ini yang kami lihat bahwa kepala madrasah telah berusaha memberikan pengawasannya kepada kami dengan selalu berusaha memberikan motivasi atau masukan positif, menawarkan solusi dan sebagainya.56
54Hasil wawancara dengan Kepala MA.Al-Khairaat Bitung, Bapak Drs. Faruk Samalam
S.Ag, pada Tanggal 23 Februari 2015.
55
Hasil wawancara dengan guru bidang studi fiqih, Bapak Narto Pakaya. S.Ag, pada Tanggal 24 Februari 2015.
56Hasil wawancara dengan guru bidang studi bahasa indonesia, Bapak La Ode Pade, S.Pd,
Dari penjelasan informan, bahwa peran supervisi yang dilakukan oleh kepala madrasah telah baik. Dengan diadakannya supervisi oleh pihak kepala madrasah maka dapat memberikan masukan mengenai kekurangan terhadap guru
yang disupervisi terutama dalam pengelolaan kelas, penggunakan teknik dan metode yang tepat dalam melakukan proses pembelajaran di kelas. Hal ini
diungkapkan oleh Guru Mata Pelajaran Fiqih Bapak Narto Pakaya S.Ag kepada peneliti:
…ya, dengan kepala madrasah mengadakan supervisi terhadap kami para guru, kami sangat merasakan adanya peningkatan dalam melaksakan proses pembelajaran karena kepala madrasah melihat apa yang terjadi di dalam kelas sehingga dapat diketahui dengan sebenarnya adanya kekurangan dalam proses pembelajaran tersebut. kemudian langkah selanjutnya kepala madrasah memberi masukan positif kepada kami dan menindak lanjuti guna perbaikan ke depan.57
Untuk mengetahui hasil kinerja guru maka kepala sekolah harus melakukan supervisi atau pengawasan. Supervisi dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam proses belajar-mengajar di kelas. Supervisi yang dilakukan kepala MA Al-Khairaat Kota Bitung yaitu berupa kunjungan
kelas, dengan melihat proses belajar mengajar yang dilakukan guru, maka kepala madrasah mengetahui kekurangan-kekurangan guru dalam proses pembelajaran dan setelah itu mengevaluasi hasil belajar mengajar serta kepala madrasah
memberikan solusi dalam upaya perbaikan peningkatan kinerja atau kemampuan dari setiap pendidik.
Pada saat proses belajar mengajar berlangsung, sesering mungkin kepala sekolah datang berkunjung di kelas kami, kemudian menanyakan masalah
57Hasil wawancara dengan guru bidang studi Fiqih, Bapak Narto Pakaya S.Ag, pada
atau problem yang kami hadapi dalam proses mengajar, dan kemudian saya mengkomunikasikan masalah yang kami hadapi.58
Kepala sekolah harus mampu memahami perannya sebagai supervisor agar dapat menguasai tugas-tugasnya dalam melaksanakan perannya dengan baik.
Supervisor juga berfungsi mengatasi segala hal-hal yang kurang di sekolah, dan mengetahui hal-hal yang perlu dipertahankan serta mampu merubah hal yang
perlu dikembangkan menjadi lebih baik.
Supervisi yang dilakukan kepala MA Al-Khairaat Bitung adalah bantuan kepada para bawahannya sehingga mereka terus menerus mengembangkan
kompetensinya dan melakukan berbagai macam kreativitas untuk meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan dilakukannya supervisi oleh pihak
kepala madrasah, maka guru pun mendapatkan masukan-masukan positif yang berhubungan dengan proses pembelajaran, baik yang berhubungan dengan peguasaan materi dan cara pengembangan serta penyampaiannya kepada peserta
didik.
Dalam rangka meningkatkan kreativitas guru, kepala sekolah mempunyai
peranan yang sangat besar. Dari hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah MA Al-Khairaat Bitung, peneliti dapat mendeskripsikan upaya yang dilakukan kepala sekolah, yaitu membantu guru dalam persiapan mengajar. Keseluruhan
kegiatan guru di dalam kelas maupun di luar kelas sangat membutuhkan kesabaran, ketekunan, kelincahan, ketrampilan dan selalu mempunyai
inovasi-inovasi baru.
58Hasil wawancara dengan guru MA.Al-Khairaat Bitung Ibu Hj. Faridah Minabari, S.Pd,