• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Laporan Kerja Praktek Teknik Lin (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III Laporan Kerja Praktek Teknik Lin (1)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

Indonesia. Identitas perusahaan dijelaskan sebagai berikut :

Nama Perusahaan : PT. Pertamina RU II Dumai

Alamat Perusahaan : Jalan Putri Tujuh, Kecamatan Dumai Barat, Kotamadya Dumai

Nomor Telepon : (0765) 31262

Nomor Fax : (0765) 36849

Status Pemodalan : BUMN

Bidang Usaha : Industri Pengilangan Minyak Bumi Mulai Beroperasi : Tahun 1971

SK AMDAL : 82676/As.I/KLH/II/84, tanggal 12 November 1984

Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Penanggung Jawab : Otto Gerentaka (General Manager)

Produk yang dihasilkan : Produk BBM (Premium, Minyak Tanah, Minyak Solar, Minyak Diesel, Minyak Bakar, Avtur) dan Produk Non BBM (Green Coke, pelarut, LPG)

Tabel 3.1 Izin Lingkungan PT. Pertamina RU II Dumai

No. Jenis Tanggal Lembaga

1. Studi Evaluasi lingkungan No. 826767/AS.I/KLH/II/84.

(2)

3919/0115/Sj.T/1995

3. Revisi RKL dan RPL Pertamina UP – II Dumai, No.

469A/E12000/2002-S0

Juli 2002 Pertamina RU – II Dumai

4. RKL & RPL Tambahan

Kegiatan Pengembangan Lube Base Oil Group III di Kilang Minyak UP – II Dumai, No. 556

5. Izin Pembuangan Air Limbah Ke Laut kepada PT. Pertamina Refinery Unit II Dumai No. 269 tahun 2009

12 Juni 2009 Kementerian Negara Lingkungan Hidup

6. Izin Penyimpanan Limbah B3 kepada PT. Pertamina Refinery Unit II Dumai No. 26 tahun Dumai, Provinsi Riau, oleh PT Pertamina RU II Dumai – No. Refinery Unit II Dumai di Keluharan Tj. Palas dan Kel. Jaya Mukti, Kec Dumai Timur, Kota Dumai, Prov. Riau oleh Pertamina RU II Dumai, KepMenLH No. 397 tahun 2013

6 November 2013 Kementerian Lingkungan Hidup

Sumber : Pertamina, 2016

3.1.2 Lokasi PT. Pertamina RU II Dumai

(3)

Dumai.Gambar 3.1berikut merupakan posisi administrasi dari PT. Pertamina RU II Dumai.

1 Gambar 3.1 Layout PT. Pertamina RU II Dumai Sumber: Pertamina, 2016

Batas-batas administrasi RUII Dumai adalah sebagai berikut (Laporan Pelaksanaan RKL-RPL PT. Pertamina RU II Dumai, 2012).

 Sebelah Utara : Selat Rupat dan Area Konsensi PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI)

 Sebelah Timur : Pemukiman, Kelurahan Tanjung Palas  Sebelah Selatan : Pemukiman, Kelurahan Jaya Mukti  Sebelah Barat : Pemukiman, Kelurahan Buluh Kasap.

3.1.3 Visi dan Misi PT. Pertamina RU II Dumai

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Pengolahan Minyak dan Gas Bumi, PT. Pertamina RU II Dumai memiliki visi dan misi sebagai berikut :

(4)

Misi : Menjalankan usaha inti minyak, gas, dan bahan bakar nabati secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.

3.1.4 Tata Nilai Perusahaan

Dalam mencapai visi dan misinya, PT. Pertamina berkompeten untuk menerapkan tata nilai, sebagai berikut:

1. Clean (Bersih)

Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas, berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

2. Competitive (Kompetitif)

Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.

3. Confident (Percaya Diri)

Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.

4. Customer Focused (Fokus pada Pelanggan)

Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

5. Commercial (Komersial)

Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

6. Capable (Berkemampuan)

(5)

3.1.5 Logo Perusahaan

Logo PT. Pertamina terdiri dari 2 (dua) bagian utama, yaitu bagian gambar tiga buah jajar genjang dan bagian tulisan Pertamina, seperti pada Gambar 3.3berikut:

2 Gambar 3.2 Logo PT. Pertamina Sumber: Pertamina, 2016

Bagian tiga buah jajar genjang membentuk huruf P yang secara keseluruhan merupakan representasi dari bentuk panah yang artinya bahwa PT. Pertamina bergerak maju dan progresif. Penggunaan warna-warna berani pada jajar genjang tersebut menunjukkan langkah besar yang diambil oleh PT. Pertamina dan inspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis. Berikut ini adalah arti dari masing-masing warna pada jajar genjang tersebut.

 Warna Biru : Melambangkan sifat andal, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab.

 Warna Hijau : Melambangkan sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.

 Warna Merah : Melambangkan keuletan dan ketegasan, serta keberanian dalam menghadapi berbagai macam kesulitan.

3.1.6 Struktur Organisasi PT. Pertamina RU II Dumai

(6)

3 Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT. Pertamina RU II Dumai Sumber : Pertamina, 2016

3.2 Kegiatan PT. Pertamina RU II Dumai

PT. Pertamina RU II Dumai merupakan salah satu unit pengolahan milik PT. Pertamina yang menghasilkan produk-produk BBM dan NBBM. Kapasitas total RU II Dumai adalah 170.000 barel/hari, yang merupakan kapasitas ketiga terbesar setelah RU IV Cilacap dan RU V Balikpapan.

3.2.1 Unit-Unit Pengolahan

Kilang RU II Dumai mengolah Sumatera Light Crude (SLC) dan Duri Crude yang diperoleh dari penimbunan minyak mentah PT. Chevron Pacific Indonesia di Bukit Batrem dengan perbandingan SLC dan Duri Crude sebesar 80% : 20%. Pada kilang RU II Dumai, terdapat tiga proses utama pengolahan minyak bumi, sebagai berikut:

1. Proses I : Hydro Skimming Complex (HSC)

2. Proses II : Hydro Cracking Complex (HCC)

3. Proses III : Heavy Oil Complex (HOC)

(7)

4 Gambar 3.4 Unit Pengolahan di PT. Pertamina RU II Dumai Sumber: Pertamina, 2016

3.2.2 Proses Pengolahan

Secara umum, proses pengolahan crude oil menjadi produk BBM dan NBBM di PT. Pertamina RU II Dumai dibagi ke dalam tiga proses utama.

1. Proses I: Hydro Skimming Complex (HSC)

Tujuan utama dari Proses I ini adalah untuk memisahkan fraksi crude oil berdasarkan fraksi panasnya. Dalam Hydro Skimming Complex (HSC), proses pengolahan terjadi dalam unit-unit pengolahan berikut :

a. Topping Unit/Crude Distilating Unit – 100

(8)

5 Gambar 3.5 Crude Distillation Unit Sumber : Pertamina, 2016

b. Naphtha Return Unit – 102

Unit ini berfungsi untuk memisahkan Naphtha yang dihasilkan dari topping Unit menjadi fraksi berat dan ringan.Kapasitas unit ini adalah 9200 BPSD (60m3/jam). Pada unit ini, Naphtha diolah menjadi Gas yang akan dibakar di flare yaitu Light Naphtha, dan Heavy Naphtha.Gambar 3.7 menunjukkan NRU di PT. Pertamina RU II Dumai.

6 Gambar 3.6 Naphtha Return Unit Sumber : Pertamina, 2016

c. Naphtha Hydrotreating Unit (NHDT) – 200

(9)

Naohtha, dan Bottom NHDT (sisa Heavy Naphtha).Gambar 3.8 menunjukkan NHDT di PT. Pertamina RU II Dumai.

7 Gambar 3.7 Naphtha Hydrotreating Unit Sumber : Pertamina, 2016

d. Platforming Unit – 300

Platforming Unit terdiri dari 2 (dua) seksi unit, yaitu Seksi terdiri dari 2 (dua) seksi unit, yaitu Seksi Reactor dan Seksi Stabilizer. Pada Seksi Reactor terjadi reaksi spesifik sesuai dengan umpan yang dimasukkan.Umpan yang dimasukkan di Seksi ini adalah Campuran Parafin, Naphthen, Aromatic, dan Olefin.Pada Seksi Stabilizer, Heavy Naphtha diproses menjadi Platformat yang merupakan komponen menjadi premium.

e. CCR Platforming

Pada Seksi ini, Naphtha diproses menjadi Treated Naphtha (99.53%) dan Refinery Gas.Pada Seksi Stabilizer, Treated Naphtha diproses menjadi Reformat (62.8% volume), LPG (26% volume), dan Refinery Gas.

(10)

Proses utama yang terjadi pada Proses II ini adalah perengkahan (pemecahan) rantai hidrokarbon panjang menjadi rantai yang lebih pendek dan ringan menggunakan gas hidrogen. Prosesnya terjadi pada unit-unit berikut:

a. HC Unibon – 211, 212

Proses di unit ini bertujuan untuk merengkahkan rantai hidrokarbon panjang menjadi rantai-rantai pendek dengan berat molekul kecil. Kapasitas HC Unibon adalah 56.000 BPSD.HC Unibon terdiri dari reaktor dan fraksinator. Proses yang terjadi di reaktor adalah proses pemutusan hidrokarbon panjang menjadi rantai pendek. Gambar 3.9 menunjukkan HC Unibon khusus reactor section.

8 Gambar 3.8 HC Unibon Reactor Section Sumber : Pertamina, 2016

(11)

9 Gambar 3.9 HC Unibon Fractinator Section Sumber : Pertamina, 2016

b. Hydrogen Plant – 701, 702

Unit ini berfungsi untuk memproduksi H2 (Hidrogen) untuk kebutuhan HC Unibon.Kapasitas unit ini adalah 2.000.000 Nm3/hari.Hidrogen diproduksi dengan memproses Refinery Gas dan Amine.Gambar 3.11 menunjukkan Hydrogen Plant di PT. Pertamina RU II Dumai

10 Gambar 3.10 Hydrogen Plant Sumber : Pertamina, 2016

(12)

Proses yang terjadi di unit ini bertujuan untuk menghilangkan senyawa sulfur dari gas dan LPG yang dihasilkan di unit lain untuk mencegah teracuninya katalis di H2Plant, mencegah terjadinya korosi di tangki LPG, dan mendapatkan produk LPG dengan kadar C3 dan C4 yang diinginkan. Kapasitas unit ini adalah 18.08 MMSCFD (gas), 2271 BPSD (cairan).

d. Sour Water Stripper – 840

Unit ini berfungsi dalam menghilangkan polutan air buangan yang berasal dari unit-unit lain (H2S dan Ammonia).Kapasitas unit ini adalah 10.300 BPSD, di mana air dengan kandungan polutan H2S dan Ammonia diproses menjadi air yang mengandung lebih sedikit polutan tersebut.

e. Nitrogen Plant – 300

Nitrogen cair dari udara ambien diproduksi di unit ini.Nitrogen cair yang dibutuhkan untuk start up, shut down, regenerasi katalis, dan media blanketing tangki.Kapasitas unit ini adalah 12.000 Nm3/hari.Saat ini, unit ini sudah tidak beroperasi lagi di RU II, kebutuhan nitrogen cair diperoleh dari kerjasama dengan pihak ketiga.

3. Proses III:Heavy Oil Complex (HOC)

Proses ketiga ini memiliki tujuan utama untuk memproses fraksi berat hasil pengolahan di unit-unit sebelumnya yang memiliki produk khas dengan namagreen coke yang memiliki nilai kalor tinggi. Prosesnya terjadi di unit-unit berikut:

a. High Vacuum Unit (HVU)– 110

Unit HVU ini berfungsi untuk memisahkan umpan yang berupa 70% long residu dari Topping Unit dan 30% residu dari CDU Sungaii Pakning menjadi 3 fraksi berdasarkan rentang titik didihnya. Hasil pengolahan di unit ini adalah berupa :

1. LVGO (Light Vacum Gas Oil) sebagai komponen ADO (Automotive Diesesl Oil).

(13)

Gambar 3.12 menunjukkan High Vacuum Unit yang dimiliki oleh PT. Pertamina RU II Dumai.

11 Gambar 3.11 High Vacuum Unit Sumber : Pertamina, 2016

b. Delayed Coker Unit (DCU)– 140

Unit pengolahan ini berfungsi untuk mengolah kembali Short Residu dari HVU. Pada DCU, Short Residu diproses menjadi LPG, Gas yang akan dibakar di flare, Naphtha, LCGO, HCGO, dan Green Coke.Gambar 3.13 menunjukkan Delayed Coker Unit yang dimiliki oleh PT. Pertamina RU II Dumai.

(14)

Unit ini mengolah LCGO menjadi Gas, LPG, Naphtha, Light Kerosene, dan Heavy Kerosene secara Hydrotreating Catalytic untuk menjenuhkan material hasil cracking yang tidak stabil dan membuang impurities seperti sulfur dan nitrogen.Gambar 3.14 menunjukkan Destillate Hydro-Treating yang dimiliki oleh PT. Pertamina RU II Dumai.

13 Gambar 3.13 Destillate Hydro-Treating Sumber : Pertamina, 2016

3.2.3 Unit-Unit Pendukung di PT.Pertamina RU II Dumai

Selain dari unit-unit proses, dalam pelaksanaan pekerjaan di PT. Pertamina RU II Dumai juga terdapat unit-unit pendukung, yaitu :

1. Utilities

Bagian Utilities terdiri dari :

a. Eksisting

Unit ini terdiri dari PLTD dengan menggunakan 4 mesin diesel yang berkapasitas masing-masing 3,5 MW, PLTG dengan menggunakan 2 turbin generator yang masing-masing berkapasitas 17,5 MW dan Boiler Mitshubishi.

b. New Plant

(15)

memenuhi persyaratan dengan menggunakan Boiler Feed Water (BFW), air minum dan air proses.

2. Unit Penjernihan Air

Pengolahan air ini terutama ditujukan untuk memperoleh air umpan boiler yang perlu pengolahan lebih lanjut di Demineralizer.Air Sungai Rokan diolah untuk menghilangkan turbiditas, suspended solid dan warna dari air. Untuk kebutuhan air minum dilakukan proses sterilisasi dengan menginjeksikan desinfektan berupa Ca(OCl)2.

3. Demineralizer

Proses pelunakan adalah proses mengurangi konsentrasi – konsentrasi ion Ca+ dan Mg+ yang menyatakan hardness dalam air. Ion-ion tersebut bila masuk dalam boiler akan membentuk scale deposite.

4. Unit Air Pendingin

Unit ini berfungsi untuk menampung air yang akan digunakan untuk air pendingin pada pompa dan kompresor. Disini air yang digunakan adalah air tawar yang berasal dari WTP Bukit Datuk.Cooling Tower di new plant berpusat di utilities circulation.Air baku dari WTP Bukit Datuk setelah diolah lebih lanjut di WTP new refinery, maka ditampung dalam filtered water tank 925-T-1/T-2.

5. Unit Penyedia Steam

Steam digunakan antara lain untuk membantu pemanasan fraksinasi tower stripper dalam proses distilasi minyak bumi, sebagai penggerak turbin, kompresor dan pompa turbin, untuk steam trace dan steam oil juga alat pemadam kebakaran

6. Unit Penyedia Angin

Unit ini berfungsi untuk menyediakan udara bertekanan untuk kepentingan unit instrumen dan unit kilang.

7. Unit Pengadaan Listrik

Unit ini bertujuan untuk menyuplai listrik yang digunakan dalam pengoperasian kilang (eksisting dan new plant), perumahan dan kantor.

(16)

Fuel oil yang digunakan dalam kilang adalah Low Sulfur Wax Residue (LSWR) yang dihasilkan dari Topping Unit.Fuel oil disuplai ke heater-heater maupun boiler.

9. Unit Pengolahan Limbah a. Oil Separator

Oil separator digunakan untuk memisahkan minyak yang ikut terbawa oleh air buangan dari pabrik sebelum dialirkan ke laut, sehingga menghindari pencemaran laut.Air buangan yang masih tercampur minyak ditampung dalam suatu bak, kemudian dipompakan ke dalam tangki

Dispersant merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mengikat ceceran atau tumpahan minyak yang terjadi di perairan agar ceceran atau tumpahan minyak tersebut melebar.

d. Cerobong asap (Stack)

Cerobong asap ini dipasang pada dapur-dapur pemanas minyak untuk mencegah pencemaran udara.

e. Flare

Flare digunakan untuk pembakaran gas-gas sisa sebelum dibuang ke atmosfer.

f. Drainage

Drainager yang ada di PT. Pertamina RU II Dumai, jaringannya berasal dari unit-unit kilang dan oil separator.

g. Oil boom dan oil skimmer

(17)

14 Gambar 3.14 Oil boom

Sumber : Pertamina, 2016

10.Laboratorium

Laboratorium yang ada di PT. Pertamina RU II Dumai telah mendapat sertifikat spesifikasi SNI 19- 17025 yang berfungsi sebagai pengontrol spesifikasi dan kualitas dari bahan baku produk serta produk akhir yang dihasilkan

3.3 Analisa dan Pengelolaan Limbah PT. Pertamina RU II Dumai

Selain Produk BBM dan Non BBM, terdapat hasil lain yang juga dihasilkan oleh PT. Pertamina RU II Dumai, yaitu limbah.Hal ini merupakan hasil yang negatif dan dampak berdampak buruk bagi lingkungan. Jenis limbah yang dihasilkan oleh PT. Pertamina RU II Dumai adalah :

1. Limbah cair atau air buangan, air limbah di PT. Pertamina RU II Dumai mayoritas berasal dari hasil limbah proses dari berbagai unit secondary process.Untuk mengelola limbah cair tersebut PT. Pertamina RU II memiliki beberapa unit pengelolaan, antara lain Oil pit, New 930 ME-57 (Process Water Lift Station Pump yang dilengkapi dengan oil skimmer, bak ekualisasi, DAF (Dissolved Air Flotation), Separator-II TPI, Surface Aerator, bak sedimentasi, belt press, unit ultra filtration.

(18)

SOx, NOX, HC dan PM.Upaya yang dikakukan PT. Pertamina RU II Dumai adalah dengan menyediakan flare,Nash Gas Compressor, dan alat CEMS 3. Limbah B3, limbah B3 yang dihasilkan oleh PT. Pertamina RU II Dumai

antara lain adalah spent catalyst, oil sludge, aki bekas, tanah terkontaminasi, filter bekas, toner bekas, bola lampu bekas, karat besi terkontaminasi, chemical bekas, pelumas bekas, kemasan bekas chemical dan karbon aktif bekas.

Untuk limbah B3, PT. Pertamina RU II Dumai berkerjasama dengan PPLI (Persada Pemunahan Limbah Industri) dan pihak ketiga untuk mengolah limbah tersebut.

3.4 Departemen HSE PT. Pertamina RU II Dumai

Departemen HSE berada di dalam kawasan ring I dimana kawasan tersebut berada di dalam area kilang dan merupakan kawasan wajib APD. Departemen ini bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja serta pemeliharaan lingkungan.Gambar 3.16 menunjukkan foto kantor departemen HSE PT.Pertamina RU II Dumai.

Gambar 3.15 Departemen HSE PT. Pertamina RU II Dumai Sumber : Pertamina, 2016

3.4.1 Struktur Organisasi Departemen HSE

Fungsi HSE (Health Safety Environment) secara lebih spesifik terdiri dari empat Section Head.Gambar 3.17berikut merupakan struktur organisasi HSE RU II Dumai

(19)

15 Gambar 3.17 Struktur Organisasi Fungsi HSE Sumber : Pertamina, 2016

Fungsi HSE PT.Pertamina RU II Dumai dikepalai oleh seorang manager yang membawahi empat bagian yaitu Safety Induction, Enviromental Section, Fire and Insurance Section dan Occupational Health Section.Berikut adalah tugas dari setiap bagian :

1. Safety Section

Bagian safety section mempunyai tugas antara lain sebagai berikut : a. Menerapkan MKP (Management Keselamatan Proses) yang

berhubungan dengan operasi, pemeliharaan maupun konstruksi dan perencanaan proyek baru.

b. Mengembangkan dan menyebarkan peraturan safety agar dapat diterapkan setiap pekerja dan kontraktor melalui safety meeting, safety talk, toolbox meeting, safety campaign, dan brosur.

c. Inspeksi terhadap lingkungan kerja, peralatan,keselamatan kerja, prosedur kerja dan alat kerja di lapangan secara rutin.

d. Melakukan review dan memberikan saran terhadap izin kerja yang berkaitan dengan risiko bahaya.

e. Penanganan Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan (BKLJ) perusahaan dan pemasangan peraturan /rambu-rambu jalan.

(20)

g. Mengelola penyediaan alat keselamatan kerja dan pelindung diri bagi pekerja dan mitra kerja

h. Melakukan penyelidikan kecelakaan yang bersifat minor dan membuat rekomendasi tindak lanjutnya untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali

i. Mengkoordinir penerapan CSMS (Contractor Safety Manegement System)

j. Mengkoordinir pelaksanaan kampanye nasional K3 (bulan K3) setiap tahun, melibatkan seluruh pekerja dan kontraktor

k. Bersama section lain, melakukan Analisa Bahaya Proses (ABP) dan penakaran risiko bahaya menggunakan Risk Assessment Matrix (RAM)

l. Mengkoordinir pelaksanaan Pre Start up Safety Review (PSSR)

m. Merencanakan kurikulum dan silabus serta mengkoordinir pelaksanaan pelatihan aspek safety untuk pekerja dan mitra kerja n. Melakukan internal audit terhadap implementasi MKP serta membuat

laporan kejadian kecelakaan.

2. Enviromental Section

Bagian enviromental section mempunyai tugas antara lain sebagai berikut :

a. Menerapkan system ISO SML 14001 dan program PROPER b. Inventarisasi bahan kimia berbahaya dan beracun (B3) c. Penanggulangan tumpahan minyak dan pencemaran B3

d. Pengawasan kebersihan lingkungan tempat kerja dan pelestarian lingkungan dengan menggalakkan penghijauan

e. Mengawasi pembuangan/ pemusnahan Oil Sludge dan limbah B3 f. Pencegahan dan penanggulangan pencemaran perairan, udara dan

darat

(21)

3. Occupational Health Section

Bagian Occupational health section mempunyai tugas antara lain sebagai berikut :

a. Merencanakan, mengevaluasi, dari potensial hazard meliputi faktor-faktor fisik, kimiawi, biologi, ergonomi dan ventilasi

b. Penyuluhan sanitasi hygiene lingkungan kerja

c. Menyediakan dan mengawasi pemanfaatan fasilitas PPPK diseluruh unit-unit kerja yang berisiko kecelakaan.

d. Inspeksi, instalasi alat penanggulangan, dan alat proteksi gangguan dan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan kerja asset OH

e. Inspeksi Aspek Occupational Health

f. Melaksanakan koordinasi, evaluasi analisa penggunaan/ data paparan zat/ sinar radioaktif.

g. Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja

4. Fire & Insurance Section

Bagian Fire and insurance mempunyai tugas antara lain sebagai berikut :

a. Mempersiapkan personil yang siap pakai dan menyediakan perlatam pemadam dalam jumlah yang cukup

b. Melakukan pemeliharaan rutin dan berkala untuk menjamin peralatan pemadam yang siap pakai

c. Mengembangkan, memperbaharui prosedur pengoperasian, pengujian dan pemeliharaan sarana pemadam kebakaran

d. Melakukan pengawasan/standby pada pekerjaan panas/las

e. Perencanaan dalam pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran f. Melakukan pemeriksaan rutin (Fire Patrol), sarana pemadaman

kebakaran Alat Pemadam Api Ringan (APAR). g. Fire drill bagi pekerja dan mitra kerja

(22)

i. Bekerja sama dengan operasi dalam menjamin pelaksanaan operasi yang aman

Gambar

Tabel 3.1 Izin Lingkungan PT. Pertamina  RU II Dumai
Gambar 3.1 Layout PT. Pertamina  RU II Dumai
Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT. Pertamina  RU II Dumai
Gambar 3.4  Unit Pengolahan di PT. Pertamina  RU II Dumai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa Yunani yaitu Ergo (kerja) dan Nomos (peraturan dan hukum kerja) serta dapat didefenisikan sebagai penerapan ilmu-ilmu biologi

kaidah estetika sehingga mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai rekomendasi aspek Ergonomis dan bisa juga untuk unsur estetika ruangan kerja sehingga pekerja tidak

Salah satu kurikulum pendidikan yang disusun oleh Jurusan Teknik Kimia Program Studi Teknik Lingkungan sebagai usaha untuk menghasilkan sarjana yang berkualitas dan

Nilai yang didapat akan diproses lebih lanjut dengan uji statistik untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dari hasil belajar kedua kelas yang diteliti

Spesimen jamur yang telah ditemukan dan dikumpulkan akan diawetkan dengan alkohol atau formalin dalam wadah yang sudah disiapkan, kemudian akan diproses lebih

Tahap pertama dari konsep perancangan Album Wedding adalah dengan membuat sketsa desain (Design Sketching),yaitu suatu desain yang digunakan untuk mengembangkan

Tinjauan pustaka memuat uraian yang sistematik dan relevan dengan topik/masalah yang dibahas pada laporan kerja praktek. Teori dan konsep dasar penunjang topik yang akan

22 Conveyor mungkin akan didukung tenaga dari motor,gaya gravitasi,atau secara manual.Sistem penanganan material ini datang dalam berbagai jenis yang disesuaikan dengan produk atau