• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karet Lembaran yang Terbuat dari Campuran Serbuk Ban Bekas dan Karet Alam yang Disetarakan Dengan SIR-20 untuk Pembuatan Bahan Sol Sepatu Olah Raga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karet Lembaran yang Terbuat dari Campuran Serbuk Ban Bekas dan Karet Alam yang Disetarakan Dengan SIR-20 untuk Pembuatan Bahan Sol Sepatu Olah Raga"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Indonesia karet merupakan salah satu hasil pertanian terkemuka karena banyak menunjang perekonomian negara, salah satu kegunaannya adalah untuk pembuatan ban pada kendaraan. Dengan meningkatnya hasil karet indonesia,maka meningkat pula industri ban yang bahan utamanya adalah karet. Sejalan dengan itu keberadaan ban-ban bekas yang sudah tidak terpakai juga semakin banyak yang tentu saja menjadi masalah dalam pencemaran lingkungan. Masalah ini semakin besar dikarenakan ban bekas tidak dapat terurai dengan mudah bila dibiarkan begitu saja. ( Shulan Zhao, Lili Wang and Lian Duo 2009).

Penggunaan ban-ban bekas yang berwawasan lingkungan banyak mendapat perhatian. Sekitar enam ribu ton ban bekas dihasilkan setiap tahun di Eropa, Amerika dan Jepang. Hal ini akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya industri otomotif dunia. Upaya pemusnahan dengan cara pembakaran yang biasa dilakukan ternyata menghasilkan dampak polusi yang berbahaya karena berpengaruh buruk pada kesehatan manusia ( M. Juma, 2006 ). Jika dibuang begitu saja, ban bekas tentunya akan mencemari lingkungan sekitarnya mengingat ban bekas tidak dapat terurai dengan mudah secara biologis ( Baharuddin, 2010 ).

(2)

bekas, yakni mendaur ulang dan menggunakan kembali karet ban bekas serta mereklamasi bahan baku karet ( Shulan Zhao, Lili Wang and Lian Duo 2009 ). Daur ulang ban bekas membutuhkan teknik khusus karena ban bekas adalah bahan termoset yang tidak dapat diolah kembali seperti termoplastik ( Shu Ling Zhang, Zhen Xiu Zhang, 2010 ).

Pengolahan ban bekas menjadi serbuk ban bekas adalah salah satu teknik menarik untuk pemanfaatan ban-ban bekas, oleh karena itu, diperlukan usaha untuk mengubah limbah ban bekas menjadi sesuatu yang lebih berguna, salah satunya memanfaatkan serbuk ban bekas menjadi bahan isian karet lembaran untuk tujuan pembuatan bahan sol sepatu.

Erna Frida (2012) telah melakukan penelitian melihat Pengaruh Ukuran dan komposisi serbuk ban bekas sebagai Filler dengan Kompatibeliser PP-g-MA pada campuran Polipropilena dan Kompon SIR-20 terhadap Sifat Mekanik dan Termal. Polipropilena yang diperkuat dengan serbuk ban bekas dengan ukuran 60 mesh 1 mm, dan komposisi serbuk ban bekas (30, 40, dan 50) %berat. Sifat mekanik yang diamati adalah kekuatan tarik, perpanjangan putus, modulus young, kekuatan sobek, dan kekuatan impact.

(3)

Pada penelitian ini digunakan serbuk ban bekas dari kendaraan bermotor yang akan dicampur dengan karet alam SIR-20 dengan ukuran 60 mesh dan komposisi serbuk ban bekas (40%, 45% dan 50% berat) komposisi ini mengacu kepada dua peniliti terdahulu, kemudian duji untuk melihat pengaruhnya terhadap sifat mekanika barang jadi karet khususnya sol sepatu olahraga.

Sol adalah salah satu bagian bawahan sepatu yang merupakan unsur penentu kualitas sepatu. Kualitas sol karet sebagai komponen bawahan sepatu atau alas kaki, sangat ditentukan oleh sifat-sifat mekaniknya, antara lain: tegangan putus, perpanjangan putus, kekerasan, bobot jenis, ketahanan retak lentur.

Berdasarkan uraian diatas maka dimanfaatkan limbah ban bekas (dalam bentuk serbuk) dan karet lam SIR-20 melalui proses pencampuran bahan-bahan kimia yang lain untuk membentuk kompon sol sepatu olahraga.

1.2. Perumusan Masalah

1. Apakah serbuk ban bekas dapat dipakai sebagai bahan isian karet lembaran

(4)

1.3 Batasan Masalah

1. Sampel yang digunakan adalah sampel karet lembaran dari jenis karet remah (crumb rubber) setelah pengeringan kemudian dicampur dengan serbuk ban bekas.

2. Ukuran serbuk ban bekas yang digunakan sebagai bahan isian adalah 60 mesh

3. Variasi Perbandingan Serbuk ban bekas dengan karet lembaran (karet kering) adalah ; 40%:60%, 45%:55% dan 50%:50%.

4. Sifat-sifat mekanik yang diuji meliputi perpanjangan putus,tegangan tarik, ketahanan sobek.

5. Analisis kualitas sampel sol sepatu dilakukan sesudah proses pencampuran karet lembaran dengan serbuk ban bekas kemudian divulkanisasi.

1.4.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa banyak serbuk ban bekas dapat dipergunakan sebagai bahan isian karet lembaran kemudian dapat digunakan untuk sol sepatu

(5)

1.5. Manfaat Penelitian

Dari Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa serbuk ban bekas

dapat digunakan sebagai bahan isian karet lembaran dan dapat dipakai untuk pembuatan sol sepatu.

2. Memberikan informasi bahwa sol sepatu dari karet lembaran dengan bahan isian ban bekas mempunyai mutu sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

3. Membantu masyarakat mengetahui cara mudah dengan biaya yang relatif murah dalam mengolah limbah ban bekas

Referensi

Dokumen terkait

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan kualifikasi usaha kecil, peserta harus memiliki surat izin untuk menjalankan

Program ini dibuat dengan tujuan untuk membuat rancangan website e-learning menggunakan CMS Moodle, yang diharapkan dapat membantu peserta didik untuk belajar tanpa dibatasi ruang

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor : BA/17/I/2015/ULP, tanggal 22 Januari 2015, sehubungan dengan pengadaan pekerjaan tersebut di atas, kami Unit

[r]

A number of congested roads in a large road network area in Bandung, Indonesia were used as a case study to evaluate the impact of VMS on drivers’ behaviour and on

The effect of groundwater on the infiltration capacity of a sandy soil and the trend line of the infiltration rate in high water table condition were further studied in

Adanya keadaan tersebut tentunya dapat menimbulkan penyimpangan terhadap pelaksanaan perlindungan bagi pekerja atau buruh PKWT, terutama menyangkut pekerjaan yang

Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas sehingga prosedur dan langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku