• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberian Berbagai Dosis Kompos Azolla (Azolla spp.)Terhadap Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemberian Berbagai Dosis Kompos Azolla (Azolla spp.)Terhadap Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Chapter III V"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN METODE PENELITIAN TempatdanWaktuPenelitian

Penelitian dilaksanakan di Lahan Pertanian Berdikari Ujung Pasar 1 Padang Bulan Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada bulan Maret 2016 hingga selesai.

BahandanAlat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: umbi bibit bawang merah varietas Bima, tanah andisol sebagai media tanam, kompos azolla, pupuk NPK, fungisida berbahan aktif Mankozeb 80%, insektisida berbahan aktif Deltametrin, air, serta bahan pendukung lainnya.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: polibag ukuran 5 kg sebagai tempat media tanam, meteran untuk mengukur lahan dan tinggi tanaman, gembor untuk menyiram tanaman, timbangan, handsprayer, pacaksampel, alattulissertabahanpendukunglainnya.

MetodePenelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial, yang terdiridari 5 perlakuan pemberian kompos azolla yaitu:

A0 =Kontrol (tanpamenggunakankompos azolla)

(2)

Jumlahulangan : 4ulangan Jumlah tanaman dalam 1 perlakuan : 4 tanaman

Jumlahpolibag : 96 polibag

Jumlahtanaman/polibag : 1 tanaman Jumlahsampel/polibag : 1 tanaman Jumlahtanamanseluruhnya : 96 tanaman Jumlahsampelseluruhnya : 96 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model linear sebagai berikut :

Yij = µ + αi + єij

i = 1,2,3,4,5,6 j = 1,2,3,4

Dimana :Yij = Respontanamanpadaperlakuanke-idanulanganke-j µ = Nilaitengahumum

αi = Pengaruhdosiskomposazollake-i

єij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Terhadap perlakuan yang berpengaruh nyata, dilakukan analisis lanjutan dengan menggunakan Uji Beda Rataan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan

(DMRT) pada taraf

α

= 5% (Bangun, 1991).

PelaksanaanPenelitian

(3)

PersiapanLahan

Areal untuk tempat berdirinya polibag dibersihkan dari sampah-sampah hingga bersih.

Persiapan Media Tanam

Tanah andisol dimasukkan dalam polibag dengan berat5 kg. Tanah andisol keringangin dimasukkan kedalam polibag kemudian diguncang hingga padat. Persiapan Bibit

Untuk bibit yang akan dipakai, pilih bibit dengan beratnya 6 – 7,5 g, kemudian kulit yang paling luar yang telah mongering dibersihkan. Demikian juga sisa – sisa akar yang masih ada.

Pemupukan

Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk urea, TSP dan KCl sesuai dengan dosis anjuran. Aplikasi pupuk dilakukan secara tugal di sekitar lubang tanam. Pemupukan urea dengan dosis 1,7 g/tanaman dilakukan 2 kali yaitu pada saat penanaman dan pada saat tanaman berumur 30 HST. Pemupukan TSP dengan dosis 1,1 g/tanaman dan KCl dengan dosis 0,6 g/tanaman dilakukan pada saat penanaman.

Aplikasi KomposAzolla

(4)

Penanaman

Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu dibuat lubang tanam 1 per polibag. Sebelum ditanam, umbi atau bibit dipotong seperempat bagian. Umbi atau bibit ditanam dengan cara membenamkan setengah bagian umbi kedalam tanah.

Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman terdiri dari penyiraman, penyulaman, penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit.

Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagia tau sore hari. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor dan diusahakan agar tanahnya tidak terlalu basah.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan sedini mungkins ampai umur 10 harisetelah tanam (HST) dengan mengganti tanaman mati dengan tanaman cadangan.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma. Gulma perlu dikendalikan agar tidak menjadi saingan bagi tanaman utama dalam hal penyerapan unsure hara serta untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut gulma agar perakaran tanaman tidak terganggu.

Pengendalian Hama danPenyakit

(5)

sekali. Penyemprotan harus merata sampai belakang sisi daun. Pengendalian penyakit dilakukan dengan fungsida berbahan aktif Mankozeb 80%, dosis 2 g/l. Frekuensi penyemprotan dilakukan 1 minggu sekali dan apabila terserang penyakit dilakukan 2 kali seminggu.

Panen

Panen dilakukan pada 60 – 70 HST, pada saat tanah kering agar terhindar dari penyakit. Panen dilakukan pada saat bawang merah telah menunjukkan kriteria panen antara lain: daun menguning sekitar 70 – 80% dari jumlah tanaman dan sudah mulai layu, pangkal batang mengeras, umbi padat tersembul sebagian di atas tanah, dan warna kulit mengkilap. Panen dilakukan dengan cara membongkar umbi beserta batangnya dengan menggunakan tangan lalu akar dan tanahnya dibersihkan.

Pengeringan

Cara mengeringkan adalah dengan menjemur dibawah panas matahari. Yaitu mengikat beberapa rumpun bawang merah menjadi satu. Ikatan-ikatan bawang merah dijajarkan diatas tanah yang bersih dan kering, atau diatas anyaman bambu. Dengan umbi berada dibawah dan daun diatas. Pengeringand ilakukan sampai penyusutan bobot umbi mencapai 20%.

Peubah Amatan PanjangTanaman

(6)

Jumlah Daun per Rumpun

Jumlah daun (helai) dihitung mulai 2 MST hingga 6 MST yang dilakukan dengan interval 1 minggus ekali. Daun yang dihitung adalah daun yang telah tumbuh sempurna.

Jumlah Anakan per Rumpun

Dihitung jumlah anakan (anakan) yang terbentuk dalam satu rumpun, dilakukan pad aumur 2 MST sampai 6 MST, yang dilakukan dengan interval 1 minggu sekali.

Diameter Umbi per Sampel

Diamater umbi per sampel (mm) diukur setelah tanaman selesai dipanen, dengan syarat umbi bersih dari tanah dan kotoran serta daun dipotong sekitar 1cm dari umbi. Diameter umbi dihitung dengan menggunakan alat jangka sorong. Bobot Basah Umbi per Sampel

Bobot basah umbi per sampel (g) ditimbang setelah dipanen. Dengan syarat umbi bersih dari tanah dan kotoran, dibersihkan, dikering anginkan, kemudian ditimbang.

Bobot Kering Umbi per Sampel

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 16) diketahui bahwa pemberian kompos azolla berpengaruh nyata terhadap hanya pada parameter panjang tanaman pada umur 6 MST. Pemberian kompos azolla tidak berpengaruh nyata terhadap parameter panjang tanaman umur 2 – 5 MST (Lampiran 8 – 14), jumlah daun umur 2 – 6 MST (Lampiran 18 – 26), jumlah anakan pada umur 2 – 6 MST (Lampiran 28 – 36), diameter umbi (Lampiran 38), bobot basah umbi (Lampiran 40), dan bobot kering umbi (Lampiran 42).

Panjang Tanaman

Hasil sidik ragam pada Lampiran 8, 10, 12, 14, 16 menunjukkan bahwa pemberian kompos azolla berpengaruh nyata terhadap parameter panjang tanaman hanya pada umur 6 MST.

Rataan panjang tanaman umur 2 – 6 MST pada perlakuan pemberian kompos azolla dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan panjang tanamanbawang merah umur 2 – 6 MST pada perlakuanpemberian kompos azolla

Perlakuan Panjang Tanaman (cm)

2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang samaadalah berbeda

nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

(8)

Sedangkan panjang tanaman terendah terdapat pada perlakuan A0 (0g/polibag) yaitu 24,31 cm.

Jumlah Daun per Rumpun

Hasil sidik ragam pada Lampiran 18, 20, 22, 24, 26 menunjukkan bahwa pemberian kompos azolla berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun per rumpun.

Rataan jumlah daun per rumpun umur 2 – 6 MST pada perlakuan pemberian kompos azolla dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan jumlah daun per rumpun tanaman bawang merah umur 2 – 6 MST pada perlakuan pemberian kompos azolla

Perlakuan Jumlah Daun per Rumpun(helai)

2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST

Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian kompos azolla berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun per rumpun tetapi cenderung mengalami peningkatan. Jumlah Anakan per Rumpun

Hasil sidik ragam pada Lampiran 28, 30, 32, 34, 36 menunjukkan bahwa pemberian kompos azolla berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah anakan per rumpun.

(9)

Tabel 3. Rataan jumlah anakan per rumpun tanaman bawang merah umur2 – 6 MST pada perlakuan pemberian kompos azolla

Perlakuan Jumlah Anakan Per Rumpun(anakan)

2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST

Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa pemberian kompos azollaberpengaruh tidak nyata terhadap jumlah anakan per rumpun tetapi cenderung mengalami peningkatan

Hasil sidik ragam pada Lampiran 38, 40, 42 menunjukkan bahwa pemberian kompos azolla berpengaruh tidak nyata terhadap parameter diameter umbi persampel, bobot basah umbi dan bobot kering umbi.

Diameter umbi, bobot basah umbi dan bobot kering umbi pada perlakuan pemberian kompos azolla dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Diameter umbi per sampel, bobot basah umbi per sampel dan bobot kering umbi per sampel tanaman bawang merah pada perlakuan pemberian kompos azolla

(10)

bahwa hasil perlakuan pemberian kompos azolla terhadap diameter umbi cenderung meningkat.

Bobot Basah Umbi per Sampel

Tabel 4 menunjukkan bahwa pemberian kompos azollaberpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah umbi per sampel. Tetapi dapat dilihat dari Tabel 4 bahwa hasil perlakuan pemberian kompos azolla terhadap bobot basah umbi cenderung mengalami peningkatan.

Bobot Kering Umbi per Sampel

Tabel 4. menunjukkan bahwa pemberian kompos azollaberpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering umbi per sampel. Tetapi dapat dilihat dari Tabel 4 bahwa hasil perlakuan pemberian kompos azolla terhadap bobot kering umbi cenderung mengalami peningkatan. Persentase susut bobot umbi pada perlakuan A0, A1, A2, A3, A4, A5 berturut-turut adalah 27,59%, 22,86%, 25,44%, 22,37%, 21,73% dan 21,18%.

Pembahasan

(11)

karena pada penebaran pertama ¼ bagian unsur yang dikandung azolla langsung dimanfaatkan oleh tanah.

Pemberian kompos azolla pada jumlah daun per rumpun berpengaruh tidak nyata namun mengalami peningkatan pada perlakuan A5 (62,5g/polibag) yaitu pada dosis tertinggi. Hal ini dikarenakan kandungan hara yang terdapat pada kompos azolla tergolong tinggi atau sangat baik. Hal ini sesuai dengan Isroi (2007) yang mengatakan bahwa, kompos azolla mempunyai keunggulan bila dibandingkan dengan kompos yang lain, karena kandungan unsur hara kompos azolla lebih tinggi dari kompos lain. Selain itu, kompos azolla tidak tercemar oleh logam berat yang dapat merugikan tanaman , tidak terkontaminasi oleh organisme/bakteri perusak tanaman.

Pada parameter jumlah anakan per rumpun perlakuan azolla tidak terlihat nyata, namun mengalami peningkatan dari tanpa perlakuan hingga meningkat pada taraf A5. Hal ini dikarenakan kompos azolla yang digunakan sebagai kompos sangat tepat kegunaanya. Kandungan hara yang baik yang terdapat pada kompos azolla mampu meningkatkan produksi tanaman. Azolla merupakan salah satu bahan organik yang memiliki kandungan hara yang tinggi yang dibutuhkan oleh suatu tanaman. Hal ini sesuai dengan Rochdianto(2008) yang menyatakan bahwa kompos azolla memiliki kandungan hara N (3 – 5 %), P (0,4 – 0,9 %), K (2,4 – 5 %), Ca (0,4 – 1 %), Mg (0,5 – 0,6 %) dan Mn (0,11 – 0,16 %).

(12)
(13)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Pemberian kompos azolla berpengaruh nyata meningkatkan panjang tanaman bawang merah pada umur 6 MST.

2. Pemberian kompos azolla berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun, jumlah anakan per rumpun, diameter umbi, bobot basah dan bobot kering umbi bawang merah.

3. Potensi hasil produksi bawang merah tertinggi pada perlakuan pemberian kompos azolla yaitu sebesar 13,70 ton/Ha.

Saran

Gambar

Tabel 1. Rataan panjang tanamanbawang merah umur 2 – 6  MST pada
Tabel 2. Rataan jumlah daun per rumpun tanaman bawang merah umur 2 – 6 MST pada perlakuan pemberian kompos azolla
Tabel 4. Diameter umbi per sampel, bobot basah umbi per sampel dan bobot kering umbi per sampel tanaman bawang merah pada perlakuan pemberian kompos azolla

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak — Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh variasi pH pelarut HCl pada sintesis barium M-heksaferrit dengan doping Zn (BaFe 11,4 Zn 0,6 O 19 ) menggunakan metode

Sri Wahyuningsih, dkk, Persepsi dan Sikap Penegak Hukum Terhadap Penanganan Kasus-Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) Sesuai dengan Undang-Undang Penghapusan KDRT Nomor 23

Menurut Wilbraham (1992), eceng gondok dapat digunakan sebagai adsorben material berbahaya pada lingkungan. Kandungan selulosa ini sangat berpotensi untuk digunakan

Karya Ilmiah ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam mencapai gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma-3 Kimia Departemen Kimia Fakultas Matematika dan

Berdasarkan hasil uji Chi-Square , didapatkan nilai bermakna untuk kepatuhan ibu hamil terhadap saran yang diberikan dengan terjadinya preeklampsia (p) sebesar 0,000 dengan α

VISI : “Terwujudnya Pelayanan Sekretariat Dewan Yang Profesional, Transparan, dan Akuntabel Dalam Memfasilitasi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi DPRD Provinsi Sumatera Selatan. MISI

EL-Goritma itu sendiri penulis memasukkan beberapa fasilitas yang nantinya akan menunjang pembelajaran seperti lve chat, video call, room diskusi, dan uang belajar.Target dari

Kegiatan pengolahan data surveilans kesehatan haji yang dilakukan oleh KKP Kelas III Palangkaraya telah menggunakan cara manual dengan Excell dicek apabila ada data yang kurang