• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Asas Proporsionalitas dalam Perjanjian Kredit Modal Kerja di Bank Mandiri (Analisis Terhadap Perjanjian Kredit Modal Kerja di Bank Mandiri)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Asas Proporsionalitas dalam Perjanjian Kredit Modal Kerja di Bank Mandiri (Analisis Terhadap Perjanjian Kredit Modal Kerja di Bank Mandiri)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PERJANJI AN KREDI T MODAL KERJA

Nomor: 114/ VI .PKMK/ A13- 0233/ 28/ 11 / 2012 ANTARA

PT.BANK MANDI RI DENGAN

PT.SERJO COAL SEJAHTERA

Pada hari ini, Rabu, tanggal 28 November 2012, yang bertanda tangan di bawah ini:

1. I r.Sidarta, lahir di Jakarta, pada tanggal 25 Desember 1968, Swasta, Warga Negara

I ndonesia, pemegang KTP nomor 13.2009.5640.002, bertempat tinggal di Jakarta, Jalan Senopati Nomor 25, jabatannya sebagai Kepala Bagian Kredit dari Perseroan yang akan disebut di bawah ini.

- Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut diatas dan sebagai demikian

untuk dan atas nama I r.Dahlan Purnomo yang bertindak selaku Direksi, berdasarkan

Surat Kuasa Direksi tanggal 25 April 2000, Nomor 50 yang dibuat dihadapan Maharani, SH., MH., Notaris di Jakarta, dari dan karenannya sah mewakili Perseroan PT.BANK MANDI RI .

- Yang dalam hal ini disebut sebagai PI HAK PERTAMA selaku PEMBERI KREDI T

2. Tuan Adi Budiman,S.H., lahir di Jakarta pada tanggal 5 Desember 1972, Swasta,

Warga Negara I ndonesia, pemegang KTP Nomor 1053000459070003, bertempat tinggal di Bandung, Jalan Veteran Nomor 70, jabatannya sebagai Direktur Utama Perseroan yang akan disebut di bawah ini.

- Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut diatas dan sebagai demikian

untuk dan atas nama Perseroan PT.SERVO COAL SEJAHTERA, berkedudukan di Jakart a, yang dibuat dihadapan Alifa Dewi,SH.,M.Kn, Notaris, di Jakarta, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik I ndonesia tanggal 20 Agustus 2008 Nomor AHU-93166.AH.0102,Tahun 2008, yang akta pendirian dan Anggaran Dasar mana telah diumumkan dalam Berita Negara Republik I ndonesia tertanggal 21 Juni 2010 Nomor 7, Tambahan Berita Negara Republik I ndonesia Nomor 645.

- Berdasarkan pada pasal 12 Anggaran Dasar Perseroan, perseroa telah memperoleh

persetujuan dari para pemegang saham berdasarkan akta Risalah Rapat tanggal 25 September 2012 Nomor 70, yang dibuat dihadapan Mahadewa,SH.,M.Kn, Notaris di

Jakart a.

(2)

Para Pihak menerangkan terlebih dahulu : ---

Bahwa PI HAK PERTAMA dan PI HAK KEDUA untuk selanjutnya dapat disebut juga

PARA PI HAK.

Bahwa PI HAK PERTAMA adalah Perseroan Terbatas yang bergerak dibidang

perbankan, dan PI HAK KEDUA adalah Perseroan Terbatas yang bergerak dibidang pertambangan. PI HAK PERTAMA adalah Bank yang bergerak di bidang jasa perbankan

dan juga termasuk di dalamnya penyaluran kredit usaha modal kerja.

Bahwa mengingat kewajiban PI HAK KEDUA kepada PT.PRI MA KOMERSI AL LEASI NG

CORP,Tbk dan CV.PRI MA JAYA, sedangkan pembayaran dari rekan kerjasama yaitu

PT.PRI MA BATUBARA ABADI baru akan dilaksanakan satu bulan setelah eksploitasi tambang maupun pengangkutan hasil tambangnya dilaksanakan, maka PI HAK KEDUA

membutuhkan tambahan modal kerja dalam rangka kerj asama operasional dengan PT.PRI MA BATUBARA ABADI untuk melakukan Eksploitasi tambang batubara di Kutai - Kalimantan Timur dan mengangkut hasil tambang batubara tersebut ke Pelabuhan di Bontang untuk dikapalkan.

Bahwa PI HAK KEDUA membutuhkan tambahan modal kerja dengan mengajukan

permohonan kepada PI HAK PERTAMA yaitu bank langganannya yang telah lama

menjadi mitra kerja.

Bahwa mengingat track record PI HAK KEDUA sebagai nasabah dari PI HAK PERTAMA cukup baik dan termasuk nasabah prima, maka PI HAK PERTAMA bersedia untuk

memberikan kredit modal kerja sebesar yang disepakati dalam perjanjian ini.

Bahwa pemberian kredit oleh PI HAK PERTAMA kepada PI HAK KEDUA telah diperoleh pengesahan dari kantor pusat Bank Mandiri di Jakarta, berdasarkan Surat Persetujuan Pemberian Kredit (SPPK) tanggal 17 November 2012 Nomor 020/ SPPK/ KMK/ 11/ 2012.

Berdasarkan hal-hal yang diterangkan di atas, PARA PI HAK bertindak sebagaimana

tersebut di atas, telah setuju dan sepakat untuk membuat Perjanjian ini berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1 DEFI NI SI

Untuk keperluan Perjanjian Kredit, setiap istilah di bawah ini mempunyai arti sebagaimana diuraikan di bawah ini:

a. Agunan, berarti barang dan/ atau hak yang diserahkan oleh PI HAK KEDUA maupun oleh pihak lain kepada PI HAK PERTAMA yang digunakan untuk menjamin

(3)

sebab apa pun terutang dan wajib dibayar oleh PI HAK KEDUA kepada PI HAK PERTAMA berdasarkan Perjanjian Kredit.

b. Akta Pemberian Jaminan, mempunyai arti sebagaimana didefinisikan dalam ayat 6.1 sub (a) Pasal 6 Perjanjian Kredit.

c. Batas Waktu Penarikan dan/ atau Penggunaan Fasilitas Kredit, berarti periode penarikan dan/ atau penggunaan fasilitas kredit yang diijinkan oleh PI HAK PERTAMA kepada PI HAK KEDUA .

d. Dokumen Agunan, berarti dokumen pengikatan atas agunan, baik yang dibuat dalam akta otentik maupun akta di bawah tangan.

e. Fasilitas Kredit, berarti fasilitas atau fasilitas-fasilitas kredit yang disetujui oleh PI HAK PERTAMA untuk diberikan kepada PI HAK KEDUA sebagaimana diuraikan dalam Pasal 2 Perjanjian Kredit berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan-ket entuan

Perjanjian Kredit.

f. Hari Kerja, berarti hari pada waktu kantor cabang PI HAK PERTAMA set empat dibuka dan menyelenggarakan pelayanan umum.

g. Kejadian Kelalaian, berarti setiap tindakan atau peristiwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 Perjanjian Kredit.

h. Lampiran, berarti lampiran atau lampiran-lampiran yang dilekatkan dan merupakan satu kesatuan serta menj adi bagian yang tidak terpisah dari Perjanjian Kredit yang

berisi antara lain cara penarikan dan/ atau penggunaan serta ketentuan-ket entuan khusus untuk setiap Fasilitas Kredit.

i. Perjanjian Kredit, berarti perjanjian ini berikut segenap perpanjangan, pengubahan, dan/ atau penambahannya.

j. Penjamin, berarti pihak lain yang mengikatkan diri, guna kepentingan PI HAK PERTAMA untuk menanggung pemenuhan pembayaran kembali dengan tertib dan sebagaimana mestinya Utang manakala PI HAK KEDUA lalai memenuhi

kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit.

k. Tanggal Pembayaran Bunga, berarti tanggal saat PI HAK KEDUA wajib melakukan pembayaran bunga sebagaimana ditentukan lebih lanjut dalam Pasal 4.2. Perjanjian Kredit.

(4)

Pasal 2

JUMLAH DAN TUJUAN PENGGUNAAN FASI LI TAS KREDI T Ayat 1

Dengan mengindahkan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan Perjanjian Kredit, PI HAK

PERTAMA menyetujui untuk memberikan Fasilitas Kredit kepada PI HAK KEDUA yaitu Fasilitas Kredit Modal Kerja, dengan jumlah kredit sebesar Rp 10.000.000.000,-

Ayat 2

PI HAK KEDUA dengan ini telah menyetujui jumlah pemberian Fasilitas Kredit tersebut. Ayat 3

Fasilitas Kredit tersebut akan digunakan untuk modal kerja. PI HAK KEDUA

bertanggung jawab mengenai kebenaran atas penggunaan Fasilitas Kredit tersebut. Pasal 3

BATAS WAKTU PENARI KAN DAN/ ATAU PENGGUNAAN FASI LI TAS KREDI T Ayat 1

Dengan memperhatikan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kredit, Batas Waktu Penarikan dan/ atau Penggunaan Fasilitas Kredit ditentukan yaitu Fasilitas Kredit Modal Kerja bersifat Revolving untuk jangka waktu 1 tahun, terhitung sejak tanggal 28 November 2012 dan berakhir pada tanggal 28 November 2013, yang setiap

kalinya dapat diperpanjang. Ayat 2

Setelah Batas Waktu Penarikan dan/ atau Penggunaan Fasilitas Kredit sebagaimana diuraikan dalam Pasal 3 ayat 1 tersebut di atas berakhir, PI HAK PERTAMA tidak

mempunyai kewajiban lagi untuk memberikan Fasilitas Kredit kepada PI HAK KEDUA . Ayat 3

PI HAK KEDUA dengan ini menyetujui dalam hal Batas Waktu, Penarikan dan/ atau Penggunaan Fasilitas Kredit sudah berakhir dan PI HAK PERTAMA atas

pertimbangannya sendiri telah menyetujui untuk memperpanjang Batas Waktu Penarikan dan/ atau Penggunaan Fasilitas Kredit tersebut namun akta Perubahan Perjanjian Kredit mengenai perpanjangan tersebut belum dapat ditandatangani, maka PI HAK PERTAMA

akan mengirimkan Surat Persetujuan Pemberian Kredit yang berisi pemberitahuan

(5)

PI HAK KEDUA dengan ini mengikatkan diri (pada waktu dan tempat yang ditetapkan

oleh PI HAK PERTAMA untuk menandatangani akta Perubahan Perjanjian Kredit

sebagaimana ditentukan oleh PI HAK PERTAMA yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kredit dalam hal PI HAK KEDUA tidak

menandatangani akta Perubahan Perjanjian Kredit tersebut pada waktu yang ditetapkan

oleh PI HAK PERTAMA, maka PI HAK PERTAMA berhak untuk menghentikan atau

membatalkan Fasilitas Kredit dan oleh karenanya PI HAK KEDUA wajib membayar kembali kepada PI HAK PERTAMA seluruh Utang yang timbul berdasarkan Perjanjian

Kredit secara seketika dan sekaligus lunas. Pasal 4

BUNGA, BI AYA ADMI NI STRASI DAN PROVI SI ATAU KOMI SI Ayat 1

Atas setiap pinjaman uang yang terutang berdasarkan Perjanjian Kredit, PI HAK KEDUA

wajib membayar bunga sebesar 12 % per tahun yang dihitung dari Utang yang timbul dari Fasilitas Kredit Modal Kerja dan/ atau dari saldo debet yang wajib dibayar secara efektif setiap bulannya

Ayat 2

Perhitungan bunga dilakukan secara harian atas dasar pembagi tetap jumlah hari dalam setahun dan wajib dibayar lunas kepada PI HAK PERTAMA pada Tanggal Pembayaran

Bunga, yaitu setiap tanggal 25 pada tiap-tiap bulan, untuk Fasilitas Kredit Modal Kerja atau jika t erdapat perubahan ketentuan mengenai tanggal pembayaran bunga untuk Fasilitas Kredit Modal Kerja di PI HAK PERTAMA, pada tanggal lain yang akan

diberitahukan secara tertulis oleh PI HAK PERTAMA kepada PI HAK KEDUA.

Pembayaran bunga tersebut dapat dilakukan dengan cara mendebet rekening PI HAK KEDUA yang ada pada PI HAK PERTAMA at au dengan cara lain yang disepakati oleh para pihak, dengan ketentuan bahwa:

a. Tanggal Pembayaran Bunga tidak boleh melampaui tanggal saat Fasilitas Kredit wajib dibayar lunas, dan

b. Jumlah bunga yang wajib dibayar oleh PI HAK KEDUA kepada PI HAK PERTAMA

akan dihitung sejak tanggal timbulnya jumlah bunga yang terutang sampai dengan tanggal dilunasinya jumlah bunga yang terutang tersebut seluruhnya oleh PI HAK KEDUA kepada PI HAK PERTAMA.

Ayat 3

Besarnya suku bunga tersebut dapat ditinjau kembali oleh PI HAK PERTAMA pada

(6)

Ayat 4

Atas fasilitas pemberian kredit, PI HAK KEDUA wajib membayar provisi atau komisi

kepada PI HAK PERTAMA sebesar 0,5 persen per tahun, yang dihitung dari jumlah

maksimum Fasilitas Kredit yang diberikan untuk Fasilitas Kredit Modal Kerja. Provisi

tersebut wajib dibayar pada tanggal penandatanganan Perjanjian Kredit atau tanggal lain yang disetujui PI HAK PERTAMA, dan selanjutnya pada saat penandatanganan

Perubahan Perjanjian Kredit mengenai perpanjangan dan/ atau penambahan Fasilitas Kredit tersebut.

Ayat 5

Pembayaran provisi atau komisi tersebut dapat dilakukan dengan cara mendebet rekening PI HAK KEDUA yang ada pada PI HAK PERTAMA atau dengan cara lain yang

disepakati oleh para pihak. Ayat 6

Untuk melaksanakan pendebetan atas rekening tersebut, PI HAK KEDUA memberi kuasa

kepada PI HAK PERTAMA sebagaimana diuraikan dalam Pasal 19 ayat 1 Perjanjian

Kredit. Ayat 7

Apabila tanggal Pembayaran Bunga dan/ atau tanggal pembayaran provisi atau komisi jatuh pada hari yang bukan merupakan Hari Kerja, maka PI HAK KEDUA wajib menyediakan dana dalam rekeningnya pada PI HAK PERTAMA untuk keperluan

pembayaran bunga atau provisi atau komisi tersebut pada Hari Kerja sebelumnya. Ayat 8

Apabila Perjanjian Kredit telah ditandatangani namun Fasilitas Kredit tidak digunakan

oleh PI HAK KEDUA atau Utang menjadi jatuh waktu karena sebab yang tercantum

dalam Pasal 14 ayat 3 Perjanjian Kredit atau terjadi kejadian sebagaimana diuraikan dalam Pasal 18 ayat 3 Perjanjian Kredit, maka PI HAK PERTAMA tidak berkewajiban untuk membayar kembali kepada PI HAK KEDUA provisi yang telah dibayar PI HAK KEDUA kepada PI HAK PERTAMA.

Ayat 9

PI HAK KEDUA berkewajiban membayar biaya administrasi dalam pengurusan Perjanjian Kredit Modal Kerja ini kepada PI HAK PERTAMA sebesar Rp 1.000.000,- yang

dibayarkan secara tunai dan lunas setelah perjanjian ini ditandatangani. Pasal 5

(7)

Pembukuan dan catatan-catatan yang telah dan akan dibuat oleh PI HAK PERTAMA

merupakan bukti yang lengkap dan sempurna mengenai Utang dan bukti tersebut akan mengikat PI HAK KEDUA , kecuali apabila dapat dibuktikan sebaliknya.

Pasal 6

SYARAT- SYARAT PENARI KAN DAN/ ATAU PENGGUNAAN FASI LI TAS KREDI T Ayat 1

Penarikan dan/ atau penggunaan Fasilitas Kredit dapat dilakukan oleh PI HAK KEDUA pada setiap Hari Kerja apabila PI HAK KEDUA t elah memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut:

a. PI HAK KEDUA dan/ atau pemberi Agunan telah menandatangani Dokumen Agunan, dan/ atau penjamin telah menandatangani akta pengikatan at as jaminan

pribadi dan/ atau jaminan perusahaan (selanjutnya disebut “Akta Pemberian Jaminan”) dalam bentuk dan isi yang dapat diterima oleh PI HAK PERTAMA.

b. PI HAK KEDUA telah menyerahkan kepada PI HAK PERTAMA:

- Dokumen-dokumen asli kepemilikan Agunan,

- Fotokopi yang dinyatakan sesuai asli anggaran dasar PI HAK KEDUA dan/ atau

pemberi Agunan dan/ atau Penjamin berikut perubahannya (apabila PI HAK KEDUA

dan/ atau pemberi Agunan dan/ atau Penjamin berbentuk badan), dan

- Dokumen lain yang diperlukan PI HAK PERTAMA antara lain Nomor Pokok Wajib

Pajak, Tanda Daftar Perusahaan, Surat I jin Usaha.

c. Tidak ada Kejadian Kelalaian yang berlangsung atau suatu tindakan atau peristiwa yang mengakibat kan timbulnya Kejadian Kelalaian atau suatu tindakan atau peristiwa yang dengan dilakukannya pemberitahuan atau lewatnya waktu atau keduanya akan merupakan suatu Kejadian Kelalaian.

d. Hal-hal yang dinyatakan dalam Pernyataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Perjanjian Kredit adalah benar dan sesuai dengan kenyataannya.

Ayat 2

(8)

Pasal 7

PEMBAYARAN UTANG Ayat 1

Pembayaran Utang wajib dilakukan oleh PI HAK KEDUA dalam mat a uang yang sama

dengan Fasilitas Kredit yang diberikan oleh PI HAK PERTAMA dan harus sudah efektif

diterima oleh PI HAK PERTAMA di kantor cabangnya di Jalan Sudirman Nomor 144

Jakart a, selambat-lambatnya pukul 15.00 waktu setempat, pada saat Bat as Waktu Penarikan dan/ atau Penggunaan Fasilitas Kredit berakhir, untuk Fasilitas Kredit Modal Kerja.

Ayat 2

Apabila tanggal pembayaran Utang jatuh pada hari yang bukan merupakan Hari Kerja,

maka PI HAK KEDUA wajib menyediakan dana dalam rekeningnya pada PI HAK

PERTAMA untuk keperluan pembayaran t ersebut pada Hari Kerja sebelumnya. Ayat 3

Pembayaran Ut ang yang diterima PI HAK PERTAMA setelah pukul 15.00 waktu setempat dianggap diterima oleh PI HAK PERTAMA pada Hari Kerja berikutnya.

Pasal 8 DENDA Ayat 1

Apabila PI HAK KEDUA lalai membayar Utang karena sebab apa pun pada tanggal jatuh waktunya, maka PI HAK KEDUA wajib membayar denda atas jumlah uang yang lalai

dibayar itu terhitung sejak tanggal jumlah tersebut wajib dibayar sampai jumlah tersebut dibayar seluruhnya sebesar 4% persen per bulan.

Ayat 2

Perhitungan denda tersebut dilakukan secara harian atas dasar pembagi tetap dalam jumlah hari dalam sebulan mapun pertahun.

Pasal 9

AGUNAN DAN/ ATAU JAMI NAN

Untuk menjamin kepastian pembayaran kembali dengan tertib dan sebagaimana mestinya Utang, PI HAK KEDUA dan/ atau pemberi Agunan dan/ atau Penjamin dengan

ini menyerahkan Agunan dan/ atau jaminan pribadi dan/ atau jaminan perusahaan sebagai

berikut:

(9)

Pasal 10 ASURANSI Ayat 1

Selama PI HAK KEDUA belum membayar lunas Utang atau Batas Waktu Penarikan

dan/ atau Penggunaan Fasilitas Kredit belum berakhir, maka Agunan yang menurut sifatnya dapat diasuransikan wajib diasuransikan oleh PI HAK KEDUA terhadap bahaya

kebakaran, kerusakan, kecurian, atau bahaya-bahaya lainnya yang dianggap perlu oleh PI HAK PERTAMA,pada perusahaan asuransi yang disetujui PI HAK PERTAMA, untuk jumlah dan syarat-syarat yang dianggap baik oleh PI HAK PERTAMA, dengan ketentuan

bahwa premi asuransi dan biaya lain yang berkenaan dengan penutupan asuransi tersebut wajib ditanggung oleh PI HAK KEDUA dan dalam polis, PI HAK PERTAMA

ditunjuk sebagai pihak yang berhak untuk menerima segala pembayaran berdasarkan

asuransi itu.

Dalam hal PI HAK KEDUA lalai mengasuransikan Agunan dan/ atau memperpanjang asuransi, maka dengan ini PI HAK KEDUA memberi kuasa kepada PI HAK PERTAMA, tanpa PI HAK PERTAMA berkewajiban untuk melaksanakannya, untuk mengasuransikan

Agunan dan/ atau memperpanjang asuransi tersebut atas biaya PI HAK KEDUA .

Apabila PI HAK KEDUA menghendaki adanya tambahan jenis atau perluasan

bahaya-bahaya yang diasuransikan, maka PI HAK KEDUA wajib memberitahukan hal tersebut

kepada PI HAK PERTAMA, dengan ketentuan jika PI HAK KEDUA tidak

memberitahukan hal tersebut, maka resiko atas jenis atau perluasan bahaya-bahaya yang tidak diasuransikan tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan PI HAK KEDUA. Ayat 2

Jumlah uang yang diterima PI HAK PERTAMA sebagai akibat dari pembayaran asuransi

tersebut akan diperhitungkan dengan Utang. Pasal 11 PERNYATAAN

PI HAK KEDUA dengan ini menyatakan dan menjamin PI HAK PERTAMA mengenai kebenaran hal-hal sebagai berikut:

1. PI HAK KEDUA m empunyai ijin-ijin yang disyaratkan untuk menj alankan

usaha-usaha PI HAK KEDUA sebagaimana mestinya dan dengan ini berjanji tidak

memperpanjang atau memperbaharui ijin-ijin tersebut bilamana telah habis masa berlakunya, apabila hal yang demikian disyaratkan oleh peraturan yang berlaku. 2. Tidak ada suatu perkara perdata, tata usaha negara, tuntut an pajak, penyidikan

(10)

atau dapat menimbulkan akibat terhadap PI HAK KEDUA atau harta kekayaan PI HAK KEDUA, sehingga mempengaruhi keadaan keuangan atau usaha-usaha PI HAK KEDUA at au dapat mengganggu kemampuan PI HAK KEDUA untuk melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit.

3. Semua dokumen, data, dan keterangan yang telah diberikan PI HAK KEDUA kepada PI HAK PERTAMA adalah benar dan tidak ada dokumen, data, dan keterangan lain yang tidak diberitahukan oleh PI HAK KEDUA yang apabila diberikan atau

diberitahukan oleh PI HAK KEDUA kepada PI HAK PERTAMA dapat mempengaruhi

keputusan PI HAK PERTAMA dalam pemberian fasilitas kredit. Pasal 12

KEWAJI BAN BAGI PI HAK KEDUA

Kecuali apabila PI HAK PERTAMA secara tertulis menetapkan lain, PI HAK KEDUA

wajib untuk:

1. Mentaati semua undang-undang, peraturan pemerintah, kebijakan pemerintah,

petunjuk atau instruksi dari pemerintah yang berlaku terhadap PI HAK KEDUA .

2. Segera memberitahukan kepada PI HAK PERTAMA secara tertulis tentang adanya

setiap perkara yang menyangkut PI HAK KEDUA , baik perdata, tata usaha negara, tuntutan pajak, penyidikan maupun perkara pidana yang akan mempengaruhi usaha maupun harta kekayaan PI HAK KEDUA .

3. Segera memberitahukan kepada PI HAK PERTAMA secara tertulis dengan

melampirkan dokumen pendukung setiap kali terjadi perubahan anggaran dasar serta perubahan susunan Direksi, Komisaris, dan/ atau pemegang saham PI HAK KEDUA jika PI HAK KEDUA berbentuk badan.

4. Membayar semua biaya yang timbul dan berhubungan dengan pemberian Failitas

Kredit serta pelaksanaan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan Perjanjian Kredit meskipun Fasilitas Kredit tidak digunakan dan/ atau Perjanjian Kredit dibatalkan.

5. Memberikan segala keterangan yang diminta oleh PI HAK PERTAMA yang

berhubungan dengan pemberian Fasilitas Kredit dan Agunan.

6. Mempertahankan Hak atas Kekayaan I ntelektual, antara lain hak cipta, paten dan

merek yang telah atau akan dimiliki oleh PI HAK KEDUA .

7. Khusus bagi PI HAK KEDUA berbentuk Perseroan Terbatas yang mempunyai aktiva

(11)

Pasal 13

LARANGAN BAGI PI HAK KEDUA

Selama PI HAK KEDUA belum membayar lunas utang atau Batas Waktu Penarikan

dan/ atau Penggunaan Fasilitas Kredit belum berakhir, PI HAK KEDUA tidak

diperkenankan untuk m elakukan hal-hal di bawah ini, tapa persetujuan tertulis dahulu dari PI HAK PERTAMA :

1. Memperoleh pinjaman uang/ kredit baru dari pihak lain dan/ atau mengikatkan diri

sebagai penanggung/ penjamin dalam bentuk dan dengan nama apa pun dan/ atau mengagunkan harta kekayaan PI HAK KEDUA kepada pihak lain.

2. Meminjamkan uang, termasuk tetapi tidak terbatas kepada perusahaan afiliasinya,

kecuali dalam rangka menjalankan usaha sehari-hari.

3. Apabila PI HAK KEDUA berbentuk badan :

a. Melakukan peleburan, penggabungan, pengambilalihan, pembubaran/ likuidasi.

b. Mengubah status kelembagaan.

Pasal 14

KEJADI AN KELALAI AN Ayat 1

Satu atau lebih dari tindakan atau peristiwa tersebut di bawah ini merupakan Kejadian

Kelalaian.

1. Kelalaian PI HAK KEDUA untuk membayar utang pada waktu dan dengan cara

sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Kredit.

2. PI HAK KEDUA lalai atau tidak memenuhi syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 12 dan Pasal 13 atau ketentuan-ketentuan lainnya dalam Perjanjian Kredit dan/ atau lalai berdasarkan perjanjian lainnya yang dibuat

antara PI HAK KEDUA dan PI HAK PERTAMA atau pihak lain, baik yang telah

ada maupun yang akan dibuat di kemudian hari.

3. Pemberi Agunan dan/ atau Penjamin melalaikan kewajibannya berdasarkan

dokumen Agunan dan/ atau Akta Pemberian Jaminan.

4. Pihak lain yang utangnya dijamin dengan Agunan dan/ atau jaminan pribadi

dan/ atau jaminan perusahaan yang sama dengan Agunan dan/ atau jaminan pribadi dan/ atau jaminan perusahaan PI HAK KEDUA telah dinyatakan lalai oleh PI HAK PERTAMA.

(12)

6. Menurut penilaian PI HAK PERTAMA, keadaan keuangan, bonafiditas dan

solvabilitas PI HAK KEDUA dan/ atau Penjamin mundur sedemikian rupa,

sehingga mempengaruhi kemampuan PI HAK KEDUA dan/ atau Penjamin dalam

melakukan pembayaran ut ang.

7. PI HAK KEDUA dan/ atau pemberi Agunan dan/ atau Penjamin mengajukan permohonan pailit atau penundaan kewajiban pembayaran utang atau dinyatakan pailit atau karena sebab apapun tidak berhak lagi untuk mengurus dan menguasai harta kekayaan PI HAK KEDUA dan/ atau pemberi Agunan dan/ atau Penjamin.

8. Sebagian besar atau seluruh harta kekayaan PI HAK KEDUA dan/ atau Penjamin

disita akibat tersangkut suatu perkara atau sengketa yang secara material dapat

mempengaruhi kemampuan PI HAK KEDUA dan/ atau Penjamin dalam memenuhi

kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit dan/ atau Dokumen Agunan dan/ atau

Akta Pemberian Jaminan.

9. Agunan yang diberikan oleh PI HAK KEDUA dan/ atau Pemberi Agunan musnah,

berkurang nilainya atau disita pihak lain baik sebagian atau seluruhnya atau karena sesuatu hal berakhir hak penggunaannya.

10. Suatu persetujuan yang dibuat oleh PI HAK KEDUA dan/ atau pemberi Agunan

dan/ atau Penjamin kepada PI HAK PERTAMA atau suatu keterangan atau pernyataan yang diberikan kepada PI HAK PERTAMA, termasuk tetapi tidak

terbatas pada pernyataan yang tercantum dalam Pasal 11 Prejanjian Kredit, atau Agunan yang diserahkan terbukti tidak benar.

11. PI HAK KEDUA dan/ atau Penjamin terlibat dalam perkara di pengadilan yang

menurut penilaian PI HAK PERTAMA dapat mengakibat kan PI HAK KEDUA

dan/ atau Penjamin wajib membayar ganti rugi dan/ atau pembayaran lainnya yang secara material dapat mempengaruhi kemampuan PI HAK KEDUA dan/ atau

Penjamin untuk melakukan pembayaran utang.

12. PI HAK KEDUA dan/ atau Penjamin melakukan tindakan yang melanggar suatu ketentuan atau peraturan hukum yang berlaku yang dapat mengakibatkan ijin

usaha PI HAK KEDUA dan/ atau Penjamin dicabut dan/ atau secara langsung

maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kemampuan PI HAK KEDUA

dan/ atau Penjamin untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit.

13. PI HAK KEDUA dan/ atau Penjamin meninggal dunia (dalam hal PI HAK KEDUA dan/ atau Penjamin bukan berbentuk badan).

(13)

Ayat 2

Apabila PI HAK KEDUA berkewajiban untuk melakukan suatu kewajiban berdasarkan

Perjanjian Kredit dalam suatu waktu yang ditetapkan dan PI HAK KEDUA lalai

melaksanakannya, maka dengan lewatnya waktu saja sudah merupakan bukti yang sah dan cukup untuk kelalaian PI HAK KEDUA , sehingga tidak diperlukan suatu

pemberitahuan (somasi) atau surat lain yang serupa dengan itu serta surat peringatan dari juru sita.

Ayat 3

Jika terjadi kelalaian sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat 1 Perjanjian Kredit, para pihak menyatakan tidak berlaku pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, khususnya yang mengatur keharusan untuk mengajukan permohonan pembatalan perjanjian melalui Pengadilan negeri, dan PI HAK PERTAMA berhak menyatakan utang

menjadi jatuh waktu dengan seketika dan wajib dibayar sekaligus lunas oleh PI HAK KEDUA kepada PI HAK PERTAMA tanpa memperhatikan ketentuan Pembayaran Ut ang sebagaimana ditentukan dalam Pasal 7 Perjanjian Kredit, dengan ketentuan kewajiban-kewajiban PI HAK KEDUA yang timbul dari Perjanjian Kredit tetap wajib dipenuhi.

Ayat 4

Jika utang menjadi jatuh waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 3 Prejanjian Kredit, maka PI HAK PERTAMA berhak untuk melaksanakan hak-haknya selaku kreditor

untuk memperoleh pengembalian Utang dengan jalan pelaksanaan hak-haknya terhadap PI HAK KEDUA dan/ atau harta kekayaannya, term asuk tetapi tidak t erbatas pada

pelaksanaan/ eksekusi hak-hak PI HAK PERTAMA terhadap Agunan dan/ atau Penjamin

berdasarkan Dokumen Agunan serta Akta Pemberian Jaminan. Pasal 15

PENGGUNAAN PEMBAYARAN Ayat 1

Setiap jumlah uang yang diperoleh PI HAK PERTAMA dari pembayaran Utang dan/ atau karena dilaksanakannya hak-hak PI HAK PERTAMA atau Agunan dan/ atau atas jaminan pribadi dan/ atau jaminan perusahaan yang diberikan oleh PI HAK KEDUA dan/ atau

pemberi Agunan dan/ atau Penjamin berdasarkan Perjanjian Kredit, Dokumen Agunan, Akta Pemberian Jaminan, atau dokumen lainnya dan/ atau pembayaran asuransi yang

diterima PI HAK PERTAMA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 Perjanjian Kredit

(14)

- Pertama : untuk membayar semua biaya yang dikeluarkan atau dibayar oleh PI HAK PERTAMA :

- dalam melaksanakan tugas-tugas PI HAK PERTAMA sehubungan dengan Perjanjian

Kredit yang belum dibayar oleh PI HAK KEDUA .

- dalam mengamankan, mengambil alih, memperbaiki, memulihkan, menyimpan, mengangkut ke tempat penjualan dan/ atau m enjual Agunan atau sebagian daripadanya termasuk ongkos-ongkos Pengadilan, biaya penasihat hukum atau pengacara serta biaya lelang.

- Kedua : untuk pembayaran lunas seluruh denda yang timbul tetapi

belum dibayar PI HAK KEDUA kepada PI HAK PERTAMA sehubungan dengan

Perjanjian Kredit.

- Ketiga : untuk pembayaran lunas seluruh bunga yang timbul dan/ atau provisi yang

belum dibayar PI HAK KEDUA kepada PI HAK PERTAMA sehubungan dengan

Perjanjian Kredit.

- Keempat : untuk pembayaran lunas jumlah utang pokok yang wajib dibayar oleh PI HAK KEDUA kepada PI HAK PERTAMA sehubungan dengan Perjanjian Kredit. Ayat 2

Apabila setelah semua kewajiban yang menjadi beban PI HAK KEDUA dibayar lunas dan ternyata masih terdapat kelebihan uang, maka PI HAK PERTAMA akan

menyerahkan kelebihan uang tersebut kepada PI HAK KEDUA atau pihak yang berhak

atas kelebihan uang tersebut.

Pasal 16 PAJAK Ayat 1

Semua dan setiap jumlah uang yang wajib dibayar oleh PI HAK KEDUA kepada PI HAK PERTAMA berdasarkan Perjanjian Kredit, bebas, bersih dan tanpa pengurangan atau pemotongan pajak, pungutan, iuran atau beban berupa apa pun dan berapa pun.

Ayat 2

Jika PI HAK KEDUA diwajibkan oleh Undang-Undang atau Peraturan Hukum yang

berlaku untuk melakukan pemotongan atau pengurangan atas jumlah uang yang wajib dibayarnya berdasarkan Perjanjian Kredit, maka PI HAK KEDUA wajib membayar suatu

jumlah tambahan kepada PI HAK PERTAMA yang besarnya sedemikian rupa, sehingga

setelah dilakukan pemotongan atau pengurangan tersebut PI HAK PERTAMA kan menerima dari PI HAK KEDUA suatu jumlah yang sama besarnya seakan-akan tidak

(15)

Pasal 17

PERUBAHAN KETENTUAN PERJANJI AN KREDI T

Dalam hal dilakukan perubahan atas ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kredit, maka perubahan dimaksud akan diatur dalam suatu perjanjian atau surat tersendiri yang

ditandatangani oleh para pihak, perjanjian atau surat tersebut m erupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisah dari Perjanjian Kredit.

Pasal 18 LAI N- LAI N Ayat 1

PI HAK PERTAMA berhak, tanpa persetujuan t erlebih dahulu dari PI HAK KEDUA , memindahkan atau mengalihkan dengan cara apa pun sebagian at au seluruh hak dan/ atau kewajiban PI HAK PERTAMA dalam memberikan Fasilitas Kredit berdasarkan

Perjanjian Kredit kepada lembaga keuangan, Bank atau kreditor lainnya yang pelaksanaannya cukup dengan memberitahukan secara tertulis kepada PI HAK KEDUA . - Untuk keperluan tersebut, PI HAK KEDUA sekarang atau nanti pada waktunya, memberi kuasa kepada PI HAK PERTAMA untuk m emberikan dat a dan/ atau keterangan

yang diperlukan kepada lembaga keuangan, Bank atau kreditor lainnya. Ayat 2

PI HAK PERTAMA berhak, tanpa persetujuan t erlebih dahulu dari PI HAK KEDUA , memblokir/ membekukan dan/ atau mencairkan dan/ atau mendebet dana yang terdapat

dalam rekening-rekening PI HAK KEDUA pada PI HAK PERTAMA dan menggunakan

hasilnya untuk diperhitungkan atau dikompensasikan dengan utang dan/ atau

kewajiban-kewajiban PI HAK KEDUA lainnya berdasarkan Perjanjian Kredit dalam hal terjadi

Kejadian Kelalaian sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat 1 Perjanjian Kredit. Dalam hal terdapat perbedaan mata uang antara kewajiban PI HAK KEDUA dengan mata uang dari dana hasil pencairan/ pendebetan rekening-rekening PI HAK KEDUA , maka PI HAK PERTAMA berhak untuk melakukan konversi terhadap dana hasil pencairan/ pendebetan

rekening-rekening PI HAK KEDUA t ersebut berdasarkan nilai tukar (kurs) yang

ditetapkan PI HAK PERTAMA pada hari dimana konversi tersebut dilakukan. Resiko atas

kerugian yang timbul sehubungan dengan dilakukannya konversi mata uang tersebut dipikul dan menjadi tanggung jawab PI HAK KEDUA .

Ayat 3

PI HAK KEDUA dengan ini menyetujui tindakan PI HAK PERTAMA untuk :

1. Menyesuaikan/ mengubah besarnya suku bunga sebagaimana dimaksud dalam

(16)

2. Mewajibkan PI HAK KEDUA untuk m engganti biaya-biaya yang diperlukan oleh PI HAK PERTAMA dalam m elanjutkan atau memelihara pemberian Fasilitas Kredit

kepada PI HAK KEDUA dan/ atau

3. Menunda tanggal penarikan dan/ atau penggunaan Fasilitas Kredit yang diajukan

oleh PI HAK KEDUA ; dan/ atau

4. Menurunkan jumlah Fasilitas Kredit; dan/ atau

5. Mengganti pemberian Fasilitas Kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1

Perjanjian Kredit dengan mata uang lain yang tersedia pada PI HAK PERTAMA;

dan atau

6. Menghentikan pemberian Fasilitas Kredit.

dalam hal terjadi:

1. Peningkatan biaya-biaya yang diperlukan PI HAK PERTAMA dalam

mempertahankan pemberian Fasilitas Kredit kepada PI HAK KEDUA sebagai

akibat dari pemenuhan peraturan/ ketentuan dari Bank I ndonesia atau badan pemerintah lainnya, sehingga tingkat suku bunga yang berlaku bagi PI HAK KEDUA tidak dapat menutup biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh PI HAK PERTAMA; dan/ atau

2. Terjadi perubahan dalam bidang moneter, keuangan, ekonomi atau politik yang

mempengaruhi likuiditas PI HAK PERTAMA, atau tingkat kolektibilitas PI HAK

KEDUA , baik pada PI HAK PERTAMA maupun pada Bank (-Bank) lain menurun menjadi Kurang Lancar atau Diragukan atau Macet.

Dalam hal PI HAK PERTAMA t elah melaksanakan hak PI HAK PERTAMA tersebut,

PI HAK PERTAMA akan memberitahukan secara tertulis pelaksanaannya kepada PI HAK KEDUA . Surat pemberitahuan tersebut merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisah dari Perjanjian Kredit.

Ayat 4

Kegagalan dan/ atau keterlambatan PI HAK PERTAMA untuk menggunakan sesuatu hak,

kekuasaan, wewenang atau hak istimewanya berdasarkan Perjanjian Kredit tidak berarti

bahwa PI HAK PERTAMA telah melepaskan hak, kekuasaan, wewenang atau hak

istimewa tersebut, demikian juga pelaksanaan semua atau sebagian dari hak, kekuasaan, wewenang atau hak istimewa menurut Perjanjian Kredit, tidak akan menghalangi pelaksanaan selanjutnya dari hak, kekuasaan, wewenang atau hak istimewa tersebut. Ayat 5

(17)

dianggap bertentangan dengan ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang

berlaku, maka ketentuan-ketentuan lainnya yang tercantum dalam Perjanjian Kredit akan tetap berlaku dan mengikat para pihak.

Ayat 6

Perjanjian Kredit berlaku bagi para pihak dan para pengganti hak masing-masing pihak, dengan ketentuan bahwa PI HAK KEDUA tidak berhak memindahkan dan/ atau

menyerahkan suatu hak dan/ atau kewajiban PI HAK KEDUA berdasarkan Perjanjian

Kredit dan/ atau perjanjian lainnya sehubungan dengan Perjanjian Kredit, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PI HAK PERTAMA.

Ayat 7

Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Kredit berlaku dan mengikat para pihak sampai dipenuhinya seluruh kewajiban PI HAK KEDUA kepada

PI HAK PERTAMA berdasarkan Perjanjian Kredit.

Pasal 19 KUASA Ayat 1

Untuk keperluan pelaksanaan pembayaran utang sesuai Perjanjian Kredit, dengan ini PI HAK KEDUA memberi kuasa dan wewenang kepada PI HAK PERTAMA untuk dari waktu ke waktu melaksanakan pendebetan atas dana yang terdapat dalam setiap rekening PI HAK KEDUA pada PI HAK PERTAMA.

Ayat 2

Untuk mem astikan ket ertiban pembayaran kembali utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat 2 Perjanjian Kredit, PI HAK KEDUA , sekarang ini untuk nanti pada waktunya, memberi kuasa kepada PI HAK PERTAMA, untuk dan atas nama PI HAK

KEDUA , mencairkan dan/ atau dengan cara lain mendebet dana yang terdapat dalam setiap rekening PI HAK KEDUA pada PI HAK PERTAMA.

Ayat 3

Setiap kuasa yang diberikan PI HAK KEDUA berdasarkan Perj anjian Kredit merupakan

bagian yang tidak terpisah dari Perjanjian Kredit dan oleh karena itu setiap kuasa tersebut tidak dapat ditarik kembali dan/ atau dibatalkan dengan cara apa pun atau berakhir karena peristiwa apa pun, dan para pihak menyatakan tidak berlaku Pasal 1813,

(18)

Pasal 20

KETENTUAN- KETENTUAN KHUSUS

Terhadap Fasilitas Kredit berlaku juga syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Lampiran (-lampiran) yang dari waktu ke waktu

akan disesuaikan dengan Fasilitas Kredit yang diberikan PI HAK PERTAMA dan diterima

PI HAK KEDUA , yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisah dari Perjanjian Kredit.

Pasal 21 YURI DI KSI

Mengenai Perjanjian Kredit dan segala akibat serta pelaksanaannya, PI HAK PERTAMA dan PI HAK KEDUA memilih tempat kediaman hukum yang tetap dan tidak berubah di

Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Jakart a tanpa mengurangi hak PI HAK PERTAMA untuk menggugat PI HAK KEDUA di hadapan pengadilan lain di dalam wilayah Republik I ndonesia berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.

Demikian Perjanjian ini disetujui dan dibuat, serta ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan dihadiri saksi-saksi yang dikenal oleh kedua belah pihak.

Jakart a, 28 November 2012.

PI HAK PERTAMA PI HAK KEDUA

(Materai Rp 6.000,-)

( I r.Sidarta ) ( Adi Budiman,S.H. )

SAKSI -SAKSI

3. Putra Perwira, S.H. - Rudolof Parepare, S.E.

Referensi

Dokumen terkait

Ciri kedua yang menurut beliau membedakan perjanjian kredit dengan perjanjian peminjaman uang adalah bahwa kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah

Perjanjian kredit merupakan perjanjian konsensuil antara debitur dengan kreditur (dalam hal ini Bank) yang melahirkan hubungan hutang piutang, dimana debitur berkewajiban

Dari beberapa teori dan pendapat yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa sebuah kontrak atau perjanjian yang tidak memiliki itikad baik sehingga tidak

Ciri kedua yang menurut beliau membedakan perjanjian kredit dengan perjanjian peminjaman uang adalah bahwa kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah

kredit/ kreditur yang tidak menguntungkan bagi penerima kredit/ debitur daripada kewajiban penyelenggara dan pemberi kredit/ kreditur, sedangkan penerima/ debitur

Pelaksanaan perjanjian kredit pada Bank Mandiri KCP Sukaramai Medan telah memenuhi asas itikad baik sebelum dilaksanakannya perjanjian kredit, pihak Bank Mandiri KCP Sukaramai

Data tersebut diperoleh dari pihak-pihak yang telah ditentukan sebagai informan atau narasumber yang dianggap mengetahui permasalahan yang berkaitan pelaksanaan perjanjian kredit

penyediaan uang atau/tagihan yang disediakan oleh bank sebagai kreditur kepada nasabah sebagai debitur berdasarkan perjanjian kredit. Terhadap prestasi yang muncul