• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, KOMITMEN ORGANISASI, DAN PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP KINERJA MANAJER

(Studi Empiris pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr M. Ashari Kabupaten Pemalang)

Oleh : Hera Nurmalita

20130420293

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

I. PENDAHULUAN ketahui dan diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu badan usaha yang dijalankan (Irfan Priambodo, 2015).

Pengelolaan unit rumah sakit juga memiliki perbedaan sendiri karena selain sebagai unit bisnis, usaha rumah sakit juga juga memiliki misi sosial, disamping pengelolaan rumah sakit juga sangat tergantung pada status kepemilikan rumah sakit. Misi rumah sakit tidak terlepas dari misi pelayanan sosial, namun dalam pengelolaan rumah sakit tetap terjadi konflik kepentingan dari berbagai pihak (Morita Indah Lestari, 2013). Dalam hal ini kinerja manajerial yang baik juga berpengaruh terhadap peningkatan mutu rumah sakit. Ini diperlukan guna memenuhi standar yang tinggi dan mampu bersaing dalam pasar (Irfan Priambodo, 2015).

(Prasetyono dan Nurul Kompyurini, 2007) menjelaskan bahwa sekarang ini RSD (Rumah Sakit Daerah) harus merubah orientasinya dengan memadukan service public oriented dan profit oriented. Sebagai salah satu sarana keshatan masyarakat keberadaan RSD masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Kondisi ini disebabkan perlengkapan medis yang masih minim dan pelayanan yang diberikan belu mampu memenuhi harapan masyarakat. Sejalan dengan hal itu pelayanan RSD mempunyai standar dan prosedur pelayanan yang diharapkanmaka diterbitkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 228/Menkes/SK/II/2002 tentang pedoman penyusunan standar pelayanan minimum rumah sakit yang wajib dilaksanakan daerah.

(3)

Dalam perkembangannya Good Corporate Governance semakin penting bagi organisasi, yaitu untuk alat control manajemen guna meningkatkan kinerja perusahaan dan upaya menciptakan organisasi yang sehat. Good Corporate Governance dalam penerapannya akan mengatur hubungan antara manajemen organisasi, komisaris, direksi, pemegang saham, dan kelompok kepentingan (stakeholders) yang lain. Berikutnya akan dimanifestasikan dalam bentuk kerangka kerja yang dibutuhkan guna menentukan tujuan organisasi dan cara pencapaian tujuan serta pemantauan kinerja yang telah dihasilkan (Rindang Widuri dan Asteria Paramita, 2007).

Secara teori Good Governance dapat dibilang menekankan pada proses pengelolaan pemerintahan dengan adanya stakeholders yang terlibat dalam bidang sosial, ekonomi, dan juga politik serta megikuti dalam pendayaan sumber daya yang sudah ada, manusia ataupun keuangan yang dilaksanakan manurut keperluan masing-masing. Fakta yang telah ada sebagai bukti lemahnya penerapan Good Corporate Governance yaitu terjadinya kasus korupsi yang terbilang cukup tinggi. Masalah-masalah ini yang mengakibatkan terhalangnya proses perekonomian yang baik di Indonesia dan juga semakin banyaknya jumlah penduduk. Dalam upaya menerapkan Good Corporate Governance yang baik maka haruslah diimbangi dengan Good Goverment pula. Maksudnya adalah tidak hanya tata kelola pemerintah saja yang wajib ditekankan. Tetapi, pemerintah juga harus berlaku yang baik pula terhadap masyarakat (Ni Made Asih Ristanti dkk, 2014).

Tuntutan masyarakat dewasa ini yaitu penyelenggaraan dan penciptaan lembaga-lembaga sektor publik yang Good Corporate Governance. Rumah sakit sebagai organisasi sektor publik dalam pengelolaannya belum sesuai dengan harapan masyarakat didaerah, masyarakat belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal dari rumah sakit. Transparansi dan akuntabilitas publik dianggap masing kurang. Hal ini terjadi berkaitan dengan belum optimal dalam pengimplementasian Good Corporate Governance

(Prasetyono, 2007).

(4)

ini mengatur secara rinci dan tegas hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dalam organisasi (Morita Indah Lestari, 2013).

(Morita Indah Lestari, 2013) juga menjelaskan bahwa keberhasilan penerapan Good Corporate Governance dapat dipengaruhi faktor internal dan eksternal organisasi yang bersangkutan. Dalam pencapaian prinsip Good Corporate governance diperlukan sistem pengendalian internal yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan stakeholders serta menjalankan fungsi pengawasan atau pelaksanaan internal control dalam sebuah organisasi.

Sistem pengendalian internal yang efektif mampu menhindarkan organisasi dari kerugian besar dan sebaliknya tanpa sistem pengendalian internal yang efektif maka kendala atu resiko yang dapat mengakibatkan kerugian besar dapat berlangsung lama tanpa terdeteksi oleh pemilik organisasi (Siswanto, 2005) dalam (Morita Indah Lestari, 2013). Penentuan apakah pengendalian internal telah diimplementasikan sesuai dengan rencana yang telah dibuat serta apakah pelaksana sudah memiliki kewenangan dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan pengendalian tersebut secara efektif merupakan tujuan dari dilaksanakannya pengujian pengendalian intern. Seperti yang kita tahu, jika pengendalian internal tersebut terimplementasikan dengan efisien dan efektif, maka pelaporan keuangan yang dihasilkan akan andal, aset yang dimiliki tetap aman, peraturan yang dijalankan akan berjalan baik dan juga tata kelola organisasi akan berkualitas (Ni Made Asih Ristanti, 2014),

Dalam kinerja manajerial pengendalian intern berperan penting dari fungsi manajemennya seperti perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan yang tepat. Menurutanya pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan dengan dewan komisaris, manajemen, dan personil usaha lainnya yang dirancang untuk mendapatkan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan (Irfan Dwi Priambodo, 2015).

(5)

halnya pemerintah harus memiliki keyakinan akan etika dan memiliki komitmen untuk loyal, memiliki keinginan untuk mencapai kinerja prestasi dalam organisasi dan memiliki ikatan emosi (Ni Made Asih Ristanti dkk, 2014).

(Prasetyono, 2007) menyatakan bahwa komitmen organisasi dapat tercipta apabila individu dalam organisasi sadar akan hak dan kewajibannya dalam organisasi tanpa melihat jabatan dan kedudukan, hal ini disebabkan pencapaian tujuan organisasi merupakan hasil dari kerja setiap anggota organisasi yang bersifat kolektif. Oleh karena itu, semakin tinggi komitmen yang dimiliki seseorang dalam organisasi maka semakin tinggi pula kualitas kinerja yang dihasilkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka terdapat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Sistem Pengendalian Internal mempengaruhi Kinerja Manajer yang ada di RSUD Dr M Ashari Kabupaten Pemalang?

2. Apakah Komitmen Organisasi mempengaruhi Kinerja Manajer yang ada di RSUD Dr M Ashari Kabupaten Pemalang?

3. Apakah penerapan prinsip Good Corporate Governance mempengaruhi Kinerja Manajer yang ada di RSUD Dr M Ashari Kabupaten Pemalang?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bukti Sistem Pengandalian Internal berpengaruh terhadap Kinerja Manajer yang ada di RSUD Dr M Ashari Kabupaten Pemalang

(6)

D. Manfaat penelitian

Penelitian diharapkan mampu memberikan kegunaan sebagai berikut :

1. Bagi Akademik

Penelitian ini memberikan manfaat guna menambahkan wawasan dan pengetahuan mengenai beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penerapam prinsip Good Corporate Governance

2. Bagi Rumah Sakit

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk Rumah Sakit sendiri untuk dapat mengoptimalkan dalam menerapkan prinsip Good Corporate Governance agar menjadi organisasi yang lebih baik dan berkualitas di masa yang akan datang

3. Bagi Pemerintah Daerah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk pemerintah daerah dalam menerapkan prinsip Good Corporate Governance untuk dapat meningkatkan kinerja pemerintah daerah

4. Bagi Pembaca

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk pembaca untuk mengerti dan mengetahui pentingnya penerapan prinsip Good Corporate Governance

5. Bagi Peneliti

(7)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Good Corporate Governance

Corporate Governance merupakan proses dam struktur dimana digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis serta urusan-urusan perusahaan dalam rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan, dengan tujuan utama mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain.

(8)

publik. The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) mendefinisikan bahwa Corporate Governance sebagai suatu proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan organisasi dengan tujuan utama meningkatkan nilai-nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperthakan stakeholders.

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance meliputi :

1. Transparansi (keterbukaan)

Transparansi adalah pengelolaan organisasi secara transparan atau terbuka dengan semua stake holder. Disini para pengelola organisasi harus berbuat secara terbuka kepada penanam modal, jujur apa adanya dalam membuat membuat laporan usaha, tidak manipulatif.

Keterbukaan informasi dalam proses pengambilan keputusan dan pengungkapan informasi yang dianggap penting dan relevan. Stakeholder

disini merupakan sekumpulan orang yang terlibat secara langsung maupun tidak secara langsung dengan aktivitas organisasi.

2. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban dalam organisasi, sehingga pengelolaan organisasi dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

Manajemen harus membuat job description yang jelas kepada semua pegawai dan menegaskan fungsi-fungsi dasar setiap bagian. Dari sini organisasi akan menjadi jelas hak dan kewajibannya, fungsi dan tanggung jawabnya serta kewenangannya dalam setiap kebijakan organisasi.

3. Responsibilitas

Responsibilitas adalah kesadaran bahwa adanya bagian-bagian organisasi yang membawa dampak pada lingkungan dan masyarakat pada umumnya. Disini perusahaan harus memperhatikan amdal, keamanan lingkungan, dan kesesuaian diri dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat setempat.

Organisasi harus apresiatif dan proaktif terhadap setiap gejolak sosial masyarakat dan setiap yang berkembang di masyarakat.

4. Independensi

(9)

pengambilan-pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan otoritas yang ada secara penuh.

Organisasi harus berjalan dengan menguntungkan supaya bisa memelihara keberlangsungan usahanya, namun demikian bukan keuntungan yang tanpa melihat orang lain yang juga harus untung. Semuanya harus untung dan tidak ada satupun yang dirugikan.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk keperluan pendekatan pembelajaran, Global Dialogue Institute (2001) mengidentifikasi ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan DD/CT, yaitu: (1) peserta didik dan dosen

Untuk petugas yang di unit pelayanan yang berwenang untuk penyiapan obat adalah Dokter atau perawat yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku di RS Metta Medika..

menunjukkan bahwa kemampuan variabel profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan komite audit menjelaskan variabel audit delay adalah sebesar 13.95% sedangkan

Dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit kesulitan yang merupakan hambatan bagi penulis terutama yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan kecakapan yang

Salah satu proses pemeriksaan pada divisi Quality Contol bagian pemeriksaan terhadap produk Disc Brake Rotor yang telah jadi, pengamatan kecacatan dilakukan

Umpamanya, bila Anda mempunyai file .jar yang Anda gunakan dalam program Java Anda, Anda harus menyertakan direktori tempat file .jar ini agar Anda tidak usah mengetikkan

Dalam penelitian ini digunakan model komunikasi data dengan merancang komunikasi model komunikasi yang terdiri dari lapisan fisik dan lapisan jaringan dengan

Metode yang digunakan untuk mengembangkan ide, memperoleh acuan objek penciptaan karya, menggunakan dan mengerjakan bahan baku, finishing karya, serta penyusunan