• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Frekuensi dan Periode Pemberian Pakan terhadap Potongan Komersial Karkas Ayam Buras Super - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Frekuensi dan Periode Pemberian Pakan terhadap Potongan Komersial Karkas Ayam Buras Super - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Permintaan daging ayam selalu meningkat terutama dalam bentuk potongan komersial karkas. Data Kementan (2016) menyebutkan bahwa setiap tahun permintaan terhadap daging ayam buras meningkat, pada tahun 2015 berkisar 299.773 ton/tahun meningkat menjadi 315.538 ton/tahun pada tahun 2016. Selain pemintaan daging ayam buras super dalam bentuk karkas, sekarang berkembang pula penjualan daging ayam dalam bentuk potongan komersial karkas yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Karena masyarakat bisa memilih produk sesuai kesukaanya. Oleh karena itu dilakukan perbaikan mutu genetik dengan persilangan antara ayam lokal dan ayam ras petelur yang disebut ayam buras super. Persilangan ayam ini dimaksudkan untuk menghasilkan daging yang menyerupai ayam buras biasa dengan tingkat laju pertumbuhan yang lebih cepat. Selain melalui upgrading perlu adanya perbaikan manajemen pemeliharaan melalui pola pemberian pakan.

Pola pemberian pakan tersebut berkaitan dengan fluktuasi suhu di Indonesia dimana waktu pemberian pakan perlu diperhatikan dalam arti pemberian pakan harus disesuaikan dengan waktu-waktu yang tepat saat ayam membutuhkan pakan untuk memenuhi kebutuhannya. Di daerah tropis suhu kenyamanan ayam berkisar 15º–25ºC (Gunawan dan Sihombing, 2004). Frekuensi dan periode pemberian pakan berhubungan dengan Indonesia yang memiliki iklim tropis dan

(2)

2

Pemberian pakan pada saat thermoneutral zone ayam mampu meningkatkan konsumsi pakan dan mampu dimanfaatkan secara efisien di dalam tubuhnya. Saat suhu tinggi ayam akan mengurangi konsumsinya karena untuk mengeluarkan panas tubuh agar dapat menyesuaikan dengan lingkungannya (Appleby dkk., 2004). Dalam kisaran suhu lingkungan optimum, ayam dapat menggunakan pakan lebih efisien, karena ayam tidak mengeluarkan energi untuk mengatasi suhu lingkungan yang tidak normal (Tamzil, 2014).

Frekuensi pemberian pakan dapat diberikan dengan cara mengatur pemberian 1 kali, 2 kali dan 3 kali dalam sehari pada saat kondisi lingkungan

comfort zone. Sedangkan periode pemberian pakan dilakukan dengan menyajikan

ransum selama 14 jam, 16 jam dan 18 jam dimana mematikan pencahayaan setelah waktu-waktu tersebut. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengoptimalkan kemampuan ayam dalam mengkonsumsi ransum guna diubah menjadi jaringan tubuh. Maka, produksi karkas dan potongan komersial menjadi optimal. Ayam dapat mengoptimalkan konsumsi ransum ketika tidak terkena cekaman panas akibat suhu lingkungan tinggi sehingga mampu memaksimalkan bobot karkas (Hamidi, 2006).

(3)

3

Referensi

Dokumen terkait

Field : merepresentasikan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu item dari data, seperti misalnya nama, alamat dan

• Jika sudah positif diterima, kemukakan hal-hal yang Anda harapkan termasuk imbalan-imbalan tambahan yang akan diterima jika mereka dibutuhkan untuk kerja lembur, pekerjaan di

Dari sisi kajian perencanaan, pendidikan sebagai suplemen sangat diutamakan bagi penduduk yang telah secara nyata ikutserta dalam pendidikan sekolah, akan tetapi sesuai

Pada hari ini, Kamis tanggal Dua Puluh flua bulan Mei tahun Dua Ribu Empat Belas, dengan mengambil tempat di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Tapin,

Peminatan peserta didik dapat diartikan (1) suatu pembelajaran berbasis minat peserta didik sesuai kesempatan belajar yang ada dalam satuan pendidikan; (2) suatu proses pemilihan

Satu-satunya wadah organisasi siswa di sekolah untuk mencapai tujuan pembinaan dan pengembangan kesiswaan adalah Organisasi Intra Sekolah disingkat OSIS. OSIS bersifat intra

Sanggahan tersebut disampaikan kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa tersebut diatas, melalui aplikasi yang tersedia pada portal/situs lpse Kabupaten Sintang, disertai

Dimensi faktor organisasi adalah kondisi fasilitas yang diambil dari model UTAUT [11]. Venkatesh et al. [8] membuktikan bahwa kondisi fasilitas tidak berpengaruh signifikan