• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN SMARTPHONE DALAM INTERAKSI SOSIAL (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN SMARTPHONE DALAM INTERAKSI SOSIAL (1)"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN SMARTPHONE DALAM INTERAKSI SOSIAL ANAK MUDA ( Studi Deskripsi kualitatif Peran Smartphone Dalam Kelompok Persahabatan Anak

Muda )

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dengan Minat Utama Public Relation

Oleh : AUCKY PUTRA

0811223010

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PERAN SMARTPHONE DALAM INTERAKSI SOSIAL ANAK MUDA

Disusun Oleh : Aucky Putra Kristianto

0811223010

Telah Dinyatakan LULUS Dalam Ujian Sarjana Pada Tanggal 16 Juli 2014

Ketua Sidang Majelis Penguji Sekretaris Sidang Majelis Penguji

Dr. Drs. Suryadi, Ms Fitri Hariana O.,SS.,SE.,M.Commun

NIK. 196011031987031003 NIK. 82101311120004

Anggota Sidang Penguji Majelis Penguji Anggota Sidang Penguji Majelis Penguji

Yuyun Agus Riani, S.Pd., M.Sc M Fikri AR, S.Kom., MA

NIK. 75081711120024 NIK ---

Malang, Agustus 2014 Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

(3)

Pernyataan Orisinalitas

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Aucky Putra Kristianto NIM : 0811223010

Jurusan : Ilmu Komunikasi Peminatan : Public Relation

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul Peran Smartphone Dalam Interaksi Sosial Anak Muda adalah benar merupakan karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, diberi tanda dan citasi yang ditunjukan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar dan ditemukan pelanggaran atas skripsi, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh.

Malang, 7 Agustus 2014

Aucky Putra Kristianto NIM. 0811223010

(4)

ABSTRAK

Seiring arus globalisasi dengan tuntutan kebutuhan pertukaran informasi yang cepat membuat peranan teknologi komunikasi menjadi sangat penting. Teknologi komunikasi dalam wujud smartphone ini merupakan fenomena yang paling unik dan menarik dalam penggunaannya. Dalam hal tersebut, perkembangan teknologi bisa mempengaruhi cara berinteraksi sosial dari para individu yang menggunakannya. Smartphone yang didalamnya terdapat CMC ( computer mediated communications ) ini adalah berbagai jenis program aplikasi yang digunakan untuk melakukan komunikasi antar dua orang atau lebih yang dapat saling berinteraksi melalui komputer yang berbeda. Yang dimaksud di sini bukanlah bagaimana dua mesin atau lebih dapat saling berinteraksi, namun bagaimana dua orang atau lebih dapat berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan alat bantu komputer melalui program aplikasi yang ada pada komputer tersebut. (Fulk & Collins-jarvis 2001).

Penelitian ini berfokus pada peranan smartphone dalam interaksi sosial persahabatan anak muda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif. Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak muda yang memiliki dan menggunakan smartphone serta anak muda yang mempunyai suatu kelompok pertemanan atau persahabatan.

Hasil dari penelitian ini menunjukan Mereka menggunakan smartphonenya untuk melakukan proses interaksi sosial mereka baik interaksi primer maupun interaksi sekunder. Mereka juga sedikit menghilangkan anggapan banyak orang terhadap adanya smartphone yang mengatakan bahwa smartphone mempunyai kesan mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Hal tersebut bisa terjadi karena mereka merasa puas terhadap adanya smartphone tersebut. sesuai dengan pendekatan Pendekatan uses and gratification memberikan alternatif untuk memandang pada hubungan antara isi media dan audience, dan pengkategorian isi media berdasarkan fungsinya. (Bungin, 2006)

(5)

ABSTRACT

Along with the globalization demands rapid exchange of information makes the role of communication technologies is very important. Communication technology in the form of a smartphone is a phenomenon that most unique and interesting in its use. In such cases, technological developments may affect how the social interaction of the individuals who use them. Smartphone which there are CMC (computer mediated communications) are the different types of application programs that are used for communication between two or more people can interact through different computers. What is meant here is not how two or more machines can interact with each other, but how two or more people can communicate with each other using computer aids through existing application programs on the computer. (Fulk & Collins-jarvis 2001).

This study focuses on the role of a smartphone in a friendly social interaction of young children. This study uses qualitative descriptive approach types. Informants were used in this study were young people who own and use a smartphone as well as young people who have a group of friends or friendship.

The results of this study indicate they use a smartphone to make the process of social interaction they both interactions primary and secondary interactions. They are also a bit eliminate the assumption of the existence of a smartphone and more people are saying that the smartphone has a much closer impression and keep that close. This can happen because they are satisfied with the presence of the smartphone. accordance with the uses and gratification approach approach provides an alternative to look at the relationship between media content and audience, and categorizing media content based on its function. (Bungin, 2006)

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dalam membantu menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Brawijaya.

Peneliti menyadari penyusunan skripsi ini akan sangat sulit tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. H. Darsono Wisadirana, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Brawijaya Malang.

2. Bapak Dr. Drs. Suryadi MS dan Ibu Fitri Hariana Oktaviani, S.S, S.E, M.Commun selaku dosen pembimbing penulis selama pengerjaan skripsi.

3. Orang tua penulis yang selalu sabar serta memberikan support dalam proses pengerjaan skripsi.

4. Semua pihak yang telah memberi bantuan serta motivasi baik langsung maupun tidak langsung dalam proses pengerjaan skripsi.

Akhir kata, saya selaku penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan proposal penelitian ini. Penulis sadar bahwa dalam proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi lebih baiknya karya ini di masa yang akan datang.

Malang, Agustus 2014

(7)

DAFTAR ISI

2.1 Komunikasi dan Perkembangan Teknologi Komunikasi ...7

2.2 Perkembangan Media Teknologi Komunikasi...9

2.2.1 Sejarah Teknologi Komunikasi...9

2.2.2 Jenis Teknologi Komunikasi...10

2.3 Perkembangan Teknologi komunikasi telepon genggam ...12

2.4 Computer Mediated Communication ...13

(8)

3.4 Jenis dan Sumber Data ...30

3.4.1 Sumber Data Primer ...31

3.4.2 Sumber Data Sekunder ...31

3.4.3 Tehnik Pemilihan Informan ...31

3.5 Tehnik Pengumpulan Data ...32

3.6 Analisis Data ...33

3.7 Keabsahan Data ...35

3.8 Etika Penelitian ...36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...37

4.1 Identitas Subyek Penelitian ...37

4.2 Penyajian Data ...39

4.2.1 Penggunaan Smartphone ...39

4.2.2 Kontak Sosial dan Komunikasi Primer ...43

4.2.3 Peran Smartphone Dalam Interaksi Primer...49

4.2.4 Kontak Sosial dan Komunikasi Sekunder...51

4.3 Pembahasan...59

4.3.1 Interaksi Sosial Anak Muda ...59

4.3.2 Peranan Groupchat dalam Teknologi smartphone ...61

BAB V PENUTUP...64

5.1 Kesimpulan ...64

5.2 Saran ...65

DAFTAR PUSTAKA ...67

(9)

Daftar Gambar

Tabel 2.1 ...26

Bagan 2.1 Kerangka pemikiran ...27

Gambar analisis data ...35

Gambar 4.1 proses transaksi (capture) ...53

Gambar 4.2 proses transaksi (capture) ...54

Gambar 4.3 proses transaksi (capture) ...55

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sebuah teknologi pada hakikatnya diciptakan untuk membuat hidup manusia menjadi semakin mudah dan nyaman. Teknologi yang semakin pesat ini membuat hampir tidak ada bidang kehidupan manusia yang bebas dari penggunannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Seiring globalisasi dengan tuntuntan kebutuhan pertukaran informasi peranan teknologi menjadi sangat penting.

Hassan Fuad (1999) mengemukan teknologi komunikasi cenderung memungkinkan terjadinya transformasi berskala luas dalam kehidupan manusia. Tranformasi tersebut telah memunculkan perubahan dalam berbagai pola hubungan antar manusia, yang pada hakikatnya adalah interaksi antar pribadi. Pertemuan tatap muka secara berhadapan dapat dilaksanakan dalam jarak jauh yang sangat jauh melalui tahap citra. Teknologi komunikasi sekarang ini semakin banyak yang dikembangkan, seperti contohnya telepon selular. Penggunaan telepon selular menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan saat ini yang memerlukan mobilitas tinggi. Fasilitas-fasilitas yang terdapat didalamnya pun tidak hanya terbatas pada fungsi telepon dan SMS (short messages service) saja. Telepon seluler dapat digunakan sebagai sarana bisnis, penyimpan berbagai macam data, sarana musik/hiburan, bahkan sebagai alat dokumentasi. Hal ini menjadikan telepon selular sebagai salah satu bentuk perkembangan komunikasi yang paling aktual di Indonesia selama lebih dari lima tahun terakhir (Nurudin, 2005).

(11)

implikasi dari penggunaan telepon seluler. Pertama, terhadap setiap individu yang menggunakan ponsel tersebut. Kedua, terhadap interaksi-interaksi antar individu. Ketiga, terhadap pertemuan tatap muka. Keempat, terhadap suatu kelompok-kelompok atau organisasi. Selanjutnya yang kelima adalah terhadap sistem hubungan di organisasi dan kelembagaan-kelembagaan masyarakat.

Marshall McLuhan di buku Understanding Media: The Extensions of Man, mengemukakan ide bahwa “pesan media ya medianya itu sendiri” (Mcluhan, 1999).

McLuhan menganggap media sebagai perluasan manusia dan media yang berbeda-beda mewakili pesan yang berbeda-beda. Media juga mempengaruhi cakupan serta bentuk dari hubungan-hubungan dan kegiatan-kegiatan manusia. Pengaruh media telah berkembang dari individu ke masyarakat. Penggunaan media komunikasi dalam hal ini adalah ponsel sekarang bukan hanya sebagai alat komunikasi semata, melainkan juga mendorong terbentuknya interaksi yang sama sekali berbeda dengan interaksi tatap muka. Hal ini tentunya terjadi dalam kondisi perkembangan teknologi komunikasi saat ini.

(12)

Sistem operasional yang dapat ditemukan dalam smartphone contohnya seperti symbian OS, apple OS, blackberry OS, windows mobile, android, linux.

Disini interaksi yang terbentuk kemudian “dipercepat” prosesnya melalui suara

dan teks atau tulisan (Brotosiswoyo, 2002). Hal ini berbeda dengan dahulu yang biasa disebut “telepati” (komunikasi antara dua manusia yang tidak bergantung pada

tempatnya) dan sudah menjadi perwujudan riil yang biasa, yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Ponsel disamping itu juga dapat merubah makna dari “kesendirian”. Kesendirian itu dapat menjadi suatu suasana yang lebih ramai dan hidup. Dengan satu ponsel yang canggih saja, kita dapat mendengarkan musik, bermain games, internet, foto-foto, menonton video, dan lain-lain meskipun kita berada dalam satu ruangan sendirian tanpa ada apapun. Dari sekian kelebihan yang telah ditawarkan dari suatu ponsel, tetapi terdapat juga banyak dampak negatif bermunculan. Budyatna (2005) mengemukakan bahwa bentuk komunikasi yang paling ideal adalah yang bersifat transaksional, dimana proses komunikasi dilihat sebagai suatu proses yang sangat dinamis dan timbal balik. Disini Budyatna melihat bahwa dengan munculnya penggunaan ponsel mempengaruhi proses yang transaksional tersebut. Seringkali komunikasi yang dinamis dan timbal balik dirasakan menurun kualitas dan kuantitasnya pada interaksi tatap muka.

(13)

bertambah menjadi 167 milyar. Dengan kata lain bahwa pengguna ponsel telah menghabiskan uang sebesar 165,5 milyar untuk mengirimkan layanan SMS saja. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan ponsel yang semula dimaksudkan untuk mempermudah pembicaraan dan menekan biaya pengeluaran, justru terkadang menjadi hal sebaliknya. Kumpulan penelitian Badwilan (2004) yang menunjukkan dampak negatif dari penggunaan ponsel lainnya yaitu menonjol pada aspek psikologis dan sosial. Banyaknya peredaran gambar-gambar maupun video-video porno sekarang ini sudah dianggap hal biasa dalam lalu lintas data komunikasi melalui ponsel. Selain itu adanya pesan SMS yang memberikan kesan rasisme dan unsur-unsur SARA didalamnya dapat mengancam serta merusak kehidupan interaksi masyarakat atau kelompok tertentu.

Berbagai penelitian mengenai penggunaan ponsel dan interaksi anak muda pernah dilakukan. Salah satunya Ina Astari (2006). Ia membahas pengaruh penggunaan ponsel terhadap interaksi sosial remaja. Melalui penelitian dengan pendekatan kuantitatif ini, Astari menghasilkan kesimpulan bahwa penggunaan ponsel di kalangan anak muda cenderung tinggi dan proses interaksi anak muda terhadap lingkungan cenderung kurang. Selain itu, penelitian mengenai smartphone pernah dilakukan Masyitoh (2010) yang membahas pengaruh blackberry sebagai sarana akses informasi di kalangan mahasiswa Universitas Airlangga. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Namun penelitian tersebut masih membahas tentang kegunaan smartphone sebagai sarana akses informasi. . Padahal, dapat diargumentasikan bahwa kegunaan smarthphone pada saat ini tidak hanya sebatas akses terhadap informasi.

1.2 Rumusan Masalah

(14)

kondisi-kondisi tertentu dimana interaksi kelompok anak muda yang tidak terganggu dengan kehadiran smartphone ini. Oleh karena itu peneliti berusaha menggali secara kualitatif atau secara mendalam terhadap fenomena tersebut.

Kedua, peneliti berusaha menggali pada kelompok persahabatan anak muda yang tidak terganggu oleh keberadaan smartphone ini. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan hal ini? Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualititatif. Metode pengambilan data adalah dengan wawancara dan observasi kepada dua kelompok persahabatan yang dari awal observasi interaksi sosialnya dinilai tidak terganggu dengan keberadaan smartphonenya. Selain itu, data interaksi sosial di smarphone juga diambil dengan metode dokumentasi untuk melihat fungsi smartphone dalam interaksi sosial anak muda.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah menganalisis bagaimana peranan smartphone dalam interaksi sosial anak muda.

1.4 Kegunaan Penelitian

(15)
(16)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Komunikasi dan Perkembangan Teknologi Komunikasi

Manusia sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial dituntut untuk dapat berinteraksi dengan satu sama lainnya. Hal ini dikarenakan manusia tidak bias hidup tanpa bantuan orang lain.sehingga didalam kesehariannya dibutuhkan proses interaksi, yakni salah satunya melalui komunikasi. Layaknya makhluk sosial yang tidak bias hidup tanpa orang lain, manusia juga tidak bias untuk tidak berkomunikasi baik itu secara interpersonal ataupun intrapersonal.

Adapun pengertian Komunikasi menurut para ahli, seperti Bernard dan Gary A. Steiner (dalam Mulyana, 2007), bahwa komunikasi merupakan proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi. Selain itu Theodore M. Newcomb (2001) (dalam Mulyana, 2007) juga berpendapat yang sama bahwa setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi, terdiri dari rangsangan deskriminatif, dari sumber kepada penerima. Dalam perkembangan zaman, komunikasi juga beriringan perkembangan teknologi.

(17)

berinteraksi dengan perubahan lainnya yang timbul dari sistem teknologi secara keseluruhan.

Menurut Gouzali Saydam (2005), teknologi komunikasi pada hakikatnya adalah penyaluran informasi dari satu tempat ke tempat lain melalui perangkat telekomunikasi (kawat, radio atau perangkat elektromagnetik lainnya). Informasi tersebut dapat berbentuk suara (telepon), tulisan dan gambar (telegraf), data (komputer), dan sebagainya. Sedangkan Shiroth dan Amin (1998) mengemukakan teknologi komunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang, seiring dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend teknologi ini semakin kearah teknologi wireless (tanpa kabel).

Bentuk-bentuk teknologi komunikasi menurut Kadir dan Triwahyuni (2003) mencangkup telepon, radio, dan televisi. Sedangkan dalam buku Human Communication (Tubbs dan Moss, 2001), bentuk-bentuk teknologi komunikasi ditampilkan dalam tingkat antarpesona, kelompok, organisasional, dan publik. Pada tingkat antarpersona yaitu telepon, telepon genggam (handphone), surat elektronik, dan

(18)

2.2 Pengertian Teknologi Komunikasi dan Informasi

Teknologi komunikasi adalah alat yang dapat membantu untuk memproses dan mengirim data dari satu perangkat ke perangkat lainnya. Teknologi komunikasi merupakan alat yang juga menambah kemampuan seseorang dalam berkomunikasi antar sesama. Komunikasi sangat berkaitan dengan perkembangan teknologi . Karena teknologi berperan sebagai teknis yang digunakan untuk memproses dan menyampaikan informasi. Teknologi informasi sendiri adalah hasil dari pemanfaatan teknologi yang membantu manusia dalam membuat, menyimpan atau menyebarkan suatu informasi. (Abdul Kadir & Terra CH. Triwahyuni 2003, h. 5 ).

2.2.1 Sejarah Teknologi Komunikasi

(19)

berada di awal nama domain website. Tahun 1994 Neil Papworth mengirimkan pesan singkat pertama di dunia atau yang biasa disebut SMS. Tahun 1999 penggunaan telepon genggam atau handphone sangat popular di kalangan masyarakat dunia dalam berkomunikasi. (Abdul Kadir & Terra CH. Triwahyuni 2003, h. 8 ).

2.2.2 Jenis-Jenis Teknologi Komunikasi 1. Telegram

Telegram adalah mesin atau alat yang digunakan untuk mengirim pesan jarak jauh. Kata telegram pada saat ini sering disebut sebagai telegram elektrik yang ditemukan oleh negara Amerika Serikat. Penggunaan telegram tersebut dikirimkan melalui operator telegraf atau telegrafer yang dihubungkan melalui kode morse. Biasanya sering disebut sebagai pesan kabel atau kawat.

2. Telepon

Telepon merupakan salah satu alat komunikasi yang dipergunakan untuk membantu manusia dalam menyampaikan pesan suara, terutama dalam bentuk pecakapan dengan orang lain. Pada dasarnya telepon beroperasi dengan menggunakan transmisi sinyal listrik dalam suatu jaringan telepon. Dengan adanya hal tersebut memungkinkan suatu komunikasi dapat terbentuk antar satu individu dengan individu lain.

3. Radio

(20)

4. Televisi dan Tv Kabel

Tahun 1920 Paul Nipkow menemukan sebuah piringan metal kecil yang berputar-putar didalamnya, dan akhirnya terciptalah suatu sistem untuk penangkapan gambar, transmisi serta penerimaannya. Sistem tersebut dibuat berdasarkan sistem gerakan mekanik. Setelah televisi sudah menjadi barang elektronik yang hampir selalu ada di setiap rumah, maka munculah televisi kabel. Ini adalah sistem penyiaran acara televisi lewat sinyal frekuensi radio yang ditransmisikan melalui serat optik yang tetap dan bukan lewat udara seperti siaran televisi biasa yang harus ditangkap antena.

Tahun 1972, sebuah sistem kabel dalam Wilkes-Barre, PA, dimulai dengan menawarkan sistem channelpay-per-view pertama kali. Mereka menamai servis baru ini dengan nama Home Box Service atau HBO. Yang akhirnya sampai dengan sekarang bertambah terus sehingga jumlahnya mencapai 91 channel yang bisa dinikmati di seluruh dunia.

5. Satelit

Satelit merupakan teknologi komunikasi yang memiliki sistem yang canggih. Salah satu satelit yang dikembangkan oleh manusia untuk pertama kali adalah Sputnik 1, yang diluncurkan oleh Uni Soviet tepat pada tanggal 4 Oktober 1957. Satelit merupakan sebuah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Satelit komunikasi adalah satelit buatan yang dipasang di angkasa dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro.

6. Internet

(21)

internet berupa software dan hardware yang setidaknya dibutuhkan dalam pengerjaannya. (Abdul Kadir & Terra CH. Triwahyuni 2003, h. 14 ).

2.3 Perkembangan Media Teknologi Komunikasi Telepon Genggam

Cellphone (telepon genggam atau telepon seluler) merupakan telepon yang termasuk dalam sambungan telepon bergerak, dimana yang menghubungkan antar sesama ponsel tersebut adalah gelombang-gelombang radio yang dilewatkan dari pesawat ke BTS (Base Tranceiver Station) dan MSC (Mobile Switching Center) yang bertebaran di sepanjang jalur perhubungan kemudian diteruskan ke pesawat yang dipanggil (Gouzali Saydam, 2005).

(22)

generasi III (Subarkah, 2011). Generasi ini disebut juga 3G yang memungkinkan operator jaringan untuk memberi pengguna mereka jangkauan yang lebih luas, termasuk internet sebaik video call berteknologi tinggi. Dalam 3G terdapat 3 standar untuk dunia telekomunikasi yaitu Enhance Datarates for GSM Evolution (EDGE), Wideband-CDMA, dan CDMA 2000. Kelemahan dari generasi 3G ini adalah biaya yang relatif lebih tinggi, dan kurangnya cakupan jaringan karena masih barunya teknologi ini. Tapi yang menarik pada generasi ini adalah mulai dimasukkannya sistem operasi pada ponsel sehingga membuat fitur ponsel semakin lengkap bahkan mendekati fungsi PC. Sistem operasi yang digunakan antara lain Symbian, Android, Windows mobile, RIM Blackberry, dan IOS. ( Subarkah, 2011).

2.4 Computer Mediated Communication

Computer-Mediated Communication (CMC) adalah berbagai jenis program aplikasi yang digunakan untuk melakukan komunikasi antar dua orang atau lebih yang dapat saling berinteraksi melalui komputer yang berbeda. Yang dimaksud di sini bukanlah bagaimana dua mesin atau lebih dapat saling berinteraksi, namun bagaimana dua orang atau lebih dapat berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan alat bantu komputer melalui program aplikasi yang ada pada komputer tersebut. (Fulk & collins-jarvis 2001).

(23)

Messenger. Hal ini dianggap sangat penting, apalagi ketika kita sedang melakukan bisnis lintas budaya dengan orang lain. Jika kita tidak mengerti hal-hal kecil seperti itu, maka lawan bisnis kita akan menganggap kita kurang mempunyai kredibilitas yang baik. Hal ini akan merusak reputasi kita sebagai seorang partisipan CMC. Dalam CMC, kita juga harus mengenal psikologis komunikan.

Computer-mediated communication (CMC) ialah suatu transaksi komunikasi yang terjadi melalui penggunaan dua atau lebih komputer jaringan. Istilah tersebut secara tradisional disebut komunikasi yang terjadi melalui-dimediasi format computer, misalnya, pesan instan , e-mail , chat room. Format tersebut diterapkan pada bentuk-bentuk lain dari interaksi berbasis teks seperti pesan teks. Penelitian CMC berfokus pada dampak sosial yang berbeda yang didukung teknologi komunikasi-komputer. Banyak studi yang melibatkan internet berbasis jaringan sosial yang didukung oleh perangkat lunak sosial. Mediation ini mengacu pada proses pertukaran pesan dimana pesan disampaikan melalui perantaraan media bentuk teknologi dari teknologi paling sederhana hingga teknologi canggih seperti computer internet. Dalam perkembangannya komunikasi melalui media komputer terjadi peleburan antara komunikasi Mediation (perantara) dan Immediate (langsung). Rice (2001) menyatakan Computer Mediated Communication (CMC) mempelajari bagaimana perilaku manusia dibentuk melalui pertukaran informasi menggunakan media komputer khususnya komputer internet. Internet sebagai sebuah jaringan komputer yang memungkinkan adanya transfer data atau informasi melalui bentuk protocol transmisi menurut sistem pengalamatan global.

2.5 Interaksi Sosial

(24)

hubungan satu sama lain terutama dengan mengetengahkan kelompok serta lapisan sosial sebagai unsur pokok struktur sosial. Interaksi sosial dapat dipandang sebagai dasar proses-proses sosial yang ada, menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial adalah suatu hubungan antar dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain (Gerungan, 2004). Kelangsungan interaksi sosial ini, sekalipun dalam bentuknya yang sederhana, tenyata merupakan proses yang kompleks. Sedangkan Tubbs dan Moss dalam bukunya Human Communication (2001), suatu interaksi sosial diartikan sebagai suatu sistem sosial dua orang atau lebih yang dilengkapi dengan beberapa aturan dan harapan, serta beberapa ganjaran dan hukuman yang berlaku diantaranya.

Gea, Wulandari, dan Babari (2003) melihat suatu kebutuhan berinteraksi manusia dimana setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang lainnya. Kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia yang satu dengan lainnya, yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi. Mengenai interaksi yang terjalin tersebut, yang dianggap paling ideal adalah secara tatap muka (langsung). Interaksi tatap muka lebih memungkinkan suatu proses yang bersifat dinamis dan timbal balik secara langsung. Selain itu menurut Morey (2004), pertukaran informasi secara tatap muka dapat mempercepat proses saling mempengaruhi antara pihak-pihak yang berinteraksi didalamnya. Sedangkan menurut Soekanto (2002), suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu: 1) Adanya kontak sosial (social-contact) dan 2) Adanya komunikasi

2.5.1 Kontak dan Komunikasi Dalam Interaksi Sosial

(25)

menyentuh (Soekanto, 2002). Tetapi secara gejala sosial, kontak tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah. Seperti pada perkembangan teknologi dewasa ini orang-orang dapat berhubungan satu dengan yang lainnya melalui telepon, telegrap, radio, surat, dan seterusnya (Soekanto, 2002). Kontak dapat bersifat primer maupun sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka atau face-to-face (berjabat tangan, saling senyum, dll). Sebaliknya, kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Hubungan-hubungan sekunder tersebut dapat dilakukan melalui perantara seperti telepon, telegrap, radio, surat dll.

Mengenai komunikasi dapat dilihat secara bahasa, yakni berasal dari kata Latin

kommunicatio yang artinya hal memberitahukan, hal memberi bagian dalam, atau pertukaran (Gea, Wulandari, dan Babari, 2003). Secara lebih sempit dapat diartikan sebagai pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima (Gea, Wulandari, dan Babari, 2003). Menurut Soekanto (2002), bahwa komunikasi adalah ketika seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Dengan begitu orang yang bersangkutan kemudian akan memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.

(26)

mendengarkan dan menanggapi lawan bicara juga sangatlah penting dalam berkomunikasi. Memberikan tanggapan penuh pemahaman dalam mendengarkan dapat menghindari kecenderungan kesalahpahaman komunikasi antara pihak terkait. Menurut Sarwono (2002) dari berbagai jenis komunikasi yang ada, komunikasi antar manusia yang langsung (bertatap muka) adalah yang efektif serta paling lengkap mengandung berbagai aspek psikologis. Aspek tersebut antara lain :

a. Tatap muka itu sendiri yang membedakannya dengan komunikasi jarak jauh atau komunikasi menggunakan alat. Dalam komunikasi tatap muka ada peran yang harus dijalankan oleh masing-masing pihak (pemberi informasi-penerima informasi, ibu-anak, ayah-ibu-anak, suami-istri, guru-murid dan lain-lain) dan ditunjukkan dengan jelas. b. Adanya hubungan dua arah secara langsung

Dengan adanya pertukaran pesan dalam komunikasi tatap muka, terjadi saling pengertian akan makna atau arti pesan. Jadi dalam komunikasi ini yang penting bukanlah pesannya semata, melainkan arti (meaning) dari pesan tersebut.

c. Adanya niat, kehendak, atau intensi dari kedua belah pihak Hal tersebut akan mempercepat proses adanya saling pengertian secara kognitif dalam komunikasi antar manusia.

(27)

2. Hanya mengartikan kata atau kalimat secara murni dan tidak mengembangkan pemahamannya

3. Kesalahpahaman atau distorsi dalam komunikasi

4. Adanya gangguan fisik, misalnya gangguan suara pada telepon, hasil cetakan yang tidak baik, tampilan layar yang kurang jelas (kabur), desain format yang tidak baik, dan lain-lain.

Dalam menilai kualitas komunikasi antar manusia, DeVito (2007) mengatakan bahwa komunikasi antar manusia dapat berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat menurut keluasannya atau breadth (banyaknya atau jenis-jenis topik yang dibicarakan) dan kedalamannya atau depth (derajat “kepersonalan” atau inti dalam membicarakan topik

itu).

Sedangkan menurut penelitian Mardiyanti (1996), secara garis besar terdapat beberapa hal yang dapat dilihat dalam kaitannya dengan kontak sosial dan komunikasi sebagai pengukuran dari interaksi secara langsung (tatap muka), antara lain adalah minat, frekuensi, ruang lingkup rekan-rekan, jenis dan banyaknya topik pembicaraan, tempat melakukan kegiatan, kedalaman komunikasi serta pola dari interaksi itu sendiri (asosiatif dan disosiatif). Terdapat lima indikator terciptanya interaksi sosial diantaranya ;Imitasi, dublikasi (tindakan meniru, mengcopy orang lain. baik sikap maupun life style). Sugesti

(28)

Motivasi (suatu dorongan yang diberikan oleh seseorang pada orang lain. baik melalui sikap, perkataan) dan lain-lain.

2.6 Persahabatan Anak Muda

Menurut Rubin (2004, h. 28), persahabatan adalah multidimensi dalam sifat dan melayani manusia dalam berbagai cara (seperti kesenangan, harapan dan ketakutan, menyediakan afeksi, dukungan dan keamanan emosi). Persahabatan adalah hubungan dimana dua orang menghabiskan waktu bersama, berinteraksi dalam berbagai situasi, dan menyediakan dukungan emosional. (Baron & Bryne, 2006). Teman dekat didefinisikan sebagai seseorang untuk berbicara, untuk bergantung, dan menyandarkan diri untuk mendapatkan pertolongan, dukungan, dan kepedulian, dan bersenang-senang dalam melakukan sesuatu (2003 Rawlins, h. 11).

(29)

Pada anak usia di bawah 8 tahun, prinsip dasar untuk persahabatan adalah common activity (aktivitas bersama), dimana anak-anak memandang teman adalah seseorang yang menyukai mereka dan senang dengan aktivitas bermain yang sama. Pada anak usia 8-10 tahun, sudah ada kemampuan role-taking skill (keahlian mengambil peran), mulai melihat teman sebagai individu yang mempunyai psikologis yang mirip dengannya, dapat dipercaya, setia, baik, kooperatif, dan sensitif terhadap perasaan dan kebutuhan satu sama lain (Santrock, 2002).

Walaupun pemikiran mengenai kesetiaan dan atribut psikologis yang sama yang ditunjukkan kepada teman juga terdapat pada remaja, tapi konsepsi remaja mengenai persahabatan lebih fokus pada reciprocal emotional commitment (saling berkomitmen secara emosional). Teman dipandang sebagai teman karib yang benar-benar memahami kekuatan satu sama lain, dapat menerima kelemahan satu sama lain, dan bersedia berbagi pemikiran dan perasaan mereka (Santrock, 2002). Walaupun anak-anak mempunyai banyak teman, tapi sedikit dari pertemanan ini yang menjadi teman dekat. Dalam observasi Kail & Cavanaugh (2000), beliau menemukan beberapa perbedaan penting ketika bermain antara eventual friends (sahabat) dan nonfriends (bukan teman). Pertama, walaupun sahabat tidakselalu setuju terhadap permainan mana yang akan dimainkan, tapi mereka dapat mengatasi konflik dengan lebih baik daripada yang bukan teman. Sahabat lebih berhasil dalam mengkomunikasikan sesuatu dan bertukar informasi satu sama lain. Beberapa informasi yang disampaikan sahabat bersifat personal, dan sahabat lebih mampu melibatkan self-disclosure (pengungkapan diri). Pada remaja, yang ditekankan adalah kesetiaan mereka dalam persahabatan. Mereka percaya bahwa teman harus membela satu sama lain dan teman tidak boleh menipu atau meninggalkan satu sama lain.

(30)

karena pemikiran dan perasaan karib mereka akan diketahui oleh banyak orang. Munculnya keakraban dalam persahabatan remaja menunjukkan bahwa teman adalah sumber dari dukungan sosial dan emosi (Kail & Cavanaugh, 2000).

Persahabatan mempunyai enam fungsi (Kail & Cavanaugh, 2000): yaitu yang pertama, Companionship adalah persahabatan memberikan anak pasangan yang familier, seseorang yang mau menghabiskan waktu dengan mereka dan ikut dalam kegiatan yang memerlukan kerja sama. Yang kedua, Stimulation adalah persahabatan memberikan remaja informasi yang menyenangkan, kesenangan dan hiburan. Ketiga, Physical support adalah persahabatan memberikan waktu, sumber, dan bantuan. Keempat, Ego support adalah persahabatan memberikan dukungan, dorongan, dan umpan balik yang dapat membantu anak-anak menjaga kesan mereka sebagai orang yang kompeten, menarik, dan individu yang berharga. Kelima, Social comparison adalah persahabatan memberikan informasi mengenai kapan mereka berhadapan sebagai lawan dan kapan mereka mengerjakan sesuatu dengan baik. Keenam, Intimacy/affection adalah persahabatan memberikan hubungan yang hangat, dekat, dapat mempercayai individu lain, sebuah hubungan yang mempunyai pengungkapan diri (self-disclosure).

(31)

Santrock (2002) mengkarakteristikkan persahabatan sebagai berikut, a. Kesenangan yaitu kita suka menghabiskan waktu dengan teman kita

b. Penerimaan yaitu kita menerima teman kita tanpa mencoba mengubah mereka c. Percaya yaitu kita berasumsi bahwa teman kita akan berbuat sesuatu yan

sesuai dengan kesenangan kita

d. Respek yaitu kita berpikiran bahwa teman kita membuat keputusan yang baik e. Saling membantu yaitu kita menolong dan mendukung teman kita dan mereka

juga melakukan hal yang demikian

f. Menceritakan rahasia yaitu kita berbagi pengalaman dan masalah yang bersifat pribadi kepada teman

g. Pengertian yaitu kita merasa bahwa teman kita mengenal dan mengerti kita dengan baik seperti apa adanya kita

h. Spontanitas yaitu kita merasa bebas menjadi diri kita ketika berada di dekat teman kita

Contoh persahabatan tersebut memberi gambaran bahwa persahabatan mempunyai ciri-ciri positif dan negatif sekaligus (Bukowski & Hartup) Berikut ini adalah aspek dari kualitas persahabatan (Bukowski, 2005):

a. Companionship : Menghabiskan waktu bersama antar sahabat.

b. Conflict : Seseorang berselisih dan berargumen dengan temannya, mereka merasa jengkel satu sama lain dan ada ketidaksepakatan dalam hubunganpersahabatan mereka.

c. Help/aid : Saling membantu, menolong dan melindungi.

d. Security : Kepercayaan bahwa mereka dapat mempercayai, bersandar pada temannya.

(32)

Dan dalam perkembangannya dalam kehidupan sosial, khususnya anak muda yang mempunyai suatu kelompok pertemenanan atau persahabatan punya banyak faktor yang mempengaruhi kelompok mereka seperti berikut.

Dalam Kail & Cavanaugh, (2000) mengatakan bahwa ada empat faktor yang dapat meningkatkan hubungan persahabatan, yaitu :

a. Kedekatan mereka satu sama lain (proximity) b. Kesamaan akan minat dan sikap mereka (similarity) c. Saling melengkapi kepribadian mereka (complementarity) d. Ketertarikan fisik (physical attractiveness)

Dalam pembahasan tersebut konsep persahabatan sangat penting untuk pelaksanaan penelitian oleh penulis, dikarenakan konsep persahabatan ini termasuk bentuk komunikasi yang akan digunakan oleh suatu kelompok tersebut. Bentuk komunikasi disini yang dimaksudkan seperti bagaimana antar individu-individu menjadikan mereka menjadi suatu kelompok pertemenan atau persahabatan. Dan konsep persahabatan ini sangat penting untuk mengetahui bagaimana proses interaksi sosial mereka sebagai suatu kelompok terhadap kehidupan sosial yang mereka jalani.

2.7 Teori Uses and Grafitication Theory

(33)

 Gratification Sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika

menggunakan suatu jenis media tertentu (apakah itu surat kabar, televisi atau radio).  Gratification Obtained adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah

mengkonsumsi suatu media tertentu.

Jadi kepuasan khalayak terhadap suatu media tertentu dapat diukur berdasarkan kesenjangan (discrepancy) antara GS dan GO. Semakin kecil discrepancynya, semakin memuaskan media tersebut. Sedangkan semakin besar discrepancynya, semakin tidak memuaskan media tersebut.

Walaupun masih diragukan adanya satu atau beberapa model uses and gratification, Katz menggambarkan logika yang mendasari pendekatan mengenai uses and gratification: kondisi sosial psikologi seseorang akan menyebabkan adanya kebutuhan, yang menciptakan harapan-harapan terhadap media atau nara sumber-sumber lain, yang membawa kepada perbedaan pola penggunaan media (atau keterlibatan dalam aktifitas lainnya) yang akhirnya akan menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya. (Bungin, 2006)

Teori ini dapat berguna untuk peneliti untuk mengetahui bagaimana tingkat kepuasan dari manfaat smartphone yang telah digunakan. Teori juga dapat menjadi alternatif untuk mengetahui kondisi sosial psikologis dari pengguna smartphone dalam proses interaksi mereka, apakah mempererat atau menjauhkan kelompok pertemenan mereka.

2.8 Review Hasil Penelitian Terdahulu

(34)

dan juga media hiburan dianggap menjadi kebutuhan sehari-hari yang penting bagi remaja, baik remaja laki-laki maupun perempuan. Selain itu juga remaja menggunakan ponsel cenderung pada waktu yang tidak tentu, tergantung dari panggilan yang ada dan keinginan untuk mengisi waktunya. Mengenai fasilitas pada ponsel, remaja cenderung tinggi memanfaatkan dalam kesehariannya. Tetapi dari jenis-jenis fasilitas yang dimanfaatkan tersebut dapat terlihat bahwa remaja juga mempertimbangkan faktor-faktor biaya, sehingga tidak terlalu memberatkan pihak orang tua sebagai sumber biaya pengeluaran seharihari. Dengan begitu biaya pengeluaran ponsel remaja tergolong rendah, tetapi biaya tersebut diperkirakan akan meningkat ketika remaja mulai memasuki kegiatan perkuliahan nantinya. Remaja dalam menggunakan ponselnya sebagian besar menghubungi pihak yang berada dalam lingkungan sebayanya, yaitu teman atau pacar. Hal ini dikarenakan remaja merasa belum cukup untuk berkomunikasi atau berhubungan ketika bertemu saja dengan teman atau pacar. Selain itu faktor kesibukan orang tua atau saudara dapat menjadikan remaja jarang menghubunginya melalui ponsel.

(35)

Hasil penelitian kedua yang dilakukan oleh Wihda Ayu Masyitoh (2010) dengan judul penelitian penggunaan blackberry sebagai sarana akses informasi di kalangan mahasiswa. Hasil analisis Penelitian ini mendeskripsikan bahwa penggunaan blackberry dapat memberikan kemudahan bagi mahasiswa fisip yaitu sebagai sarana akses informasi yang mereka butuhkan secara up to date terutama informasi mengenai berbagai jenis informasi yang dibutuhkan bagi para mahasiswa FISIP Universitas Airlangga. Blackberry merupakan sebuah alat telekomunikasi dimana hampir semua mahasiswa menggunakan media tersebut, setidaknya mahasiswa fisip dapat memanfaatkannya sebagai media sharing informasi secara lebih aktif dan Dengan adanya Blackberry dimana hampir semua mahasiswa Fisip menggunakan media tersebut, setidaknya terdapat adanya suatu komunitas penggunaan blackberry di wilayah fakultas FISIP, agar dapat melakukan interaksi dan komunikasi secara global dan juga dapat menambah hubungan pertemanan dan menambah berbagai informasi yang didapatkan dari komunitas tersebut.

Hasil penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini dapat disajikan pada tabel 2.1.

(36)

peneliti adalah peneliti dapat mengetahui bahwa penggunaan ponsel di kalangan anak muda atau remaja ini cenderung tinggi dan proses interaksi tatap muka anak muda terhadap lingkungan sosialnya cenderung kurang. Dalam hal ini peneliti dapat menggali lebih dalam apakah pengaruh smartphone memiliki suatu pandangan negatif terhadap proses interaksi sosial. Relevansi penelitian yang kedua dengan peneliti ini adalah peneliti dapat mengetahui bahwa blacberry sebagai salah satu smartphone dapat menjadi sarana akses informasi yang mereka butuhkan secara up to date. Dalam hal ini peneliti dapat menggali lebih dalam bahwa smartphone memiliki kegunaan yang meluas tidak hanya menjadi sarana akses informasi yang cepat seperti yang telah dilakukan oleh Wihda Ayu Masyitoh.

2.9 Kerangka Pemikiran

Interaksi Sosial Anak Muda

Kelompok Pertemanan Karakter persahabatan

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran

Penjelasan :

Interaksi Primer kelompok (tatap muka)

Interaksi Sekender

(CMC)

(37)

Penelitian ini berangkat dari fenomena munculnya smartphone sebagai salah satu teknologi komunikasi yang digunakan untuk proses interaksi sosial anak muda saat ini. Terjadinya proses interaksi di kelompok anak muda itu dipengaruhi oleh faktor kepribadian dari anggota kelompok tersebut yang memiliki kegemaran dalam suatu hal tertentu. Dalam proses terjadinya interaksi, mereka menggunakan smartphone saat interaksi primer maupun sekunder. Peran smartphone digunakan sebagai alat untuk menghubungkan kepada anggota dari kelompok persahabatan itu untuk melakukan proses interaksi primer. CMC ( Computer Mediated Communications ) dalam bentuk groupchat

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Sesuai dengan judul, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Indranata, 2008) metode penelitian sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati. Sejalan dengan definisi tersebut, maka penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental tergantung pada pengematan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut, dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.

Metode ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda, kedua metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubunga antara peneliti dengan responden dan ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Dalam penelitian ini akan mendeskripsikan serta menganalisis peranan tekonologi smartphone dalam interaksi sosial anak muda.

3.2 Fokus Penelitian

(39)

kriteria keluar-masuk suatu informasi yang baru diperoleh di lapangan. Sehingga dengan penetapan fokus yang jelas dan mantap, dapat dihasilkan keputusan tentang data yang benar-benar fungsional dan mendukung kepentingan penelitian. Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan smartphone

Adalah mendeskripsikan bagaimana subyek menggunakan smartphone dalam frekuensi, pemanfaatan dan fungsinya.

2. Interaksi sosial

Interaksi sosial adalah interaksi secara tatap muka secara langsung dengan interaksi tidak langsung. Interaksi secara langsung terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka atau face-to-face (berjabat tangan, saling senyum, dll). Sebaliknya, interaksi tidak ;langsung yaitu melalui perantara seperti smartphone. Interaksi tidak langsung disini seperti melakukan SMS, BBM, atau model Chat ( whatsapp, line ).

3.3Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di kota Malang. Lebih tepatnya di area kampus Universitas Brawijaya Malang. Area kampus tersebut dipilih dikarenakan area kampus terdapat banyak anak muda yang menuntut ilmu di Universitas Brawijaya Malang, oleh karena itu tidak menutup kemungkinan bahwa banyaknya anak muda itu mempunyai suatu perkumpulan kelompok pertemenan dan memiliki smartphone. Pengguna smartphone disini sangat penting karena smartphone sebagai sarana pengganti interaksi mereka yang dilakukan saat mereka sedang tidak berkempul secara bersamaan.

3.4 Jenis dan Sumber Data

(40)

sumber data tertulis, foto dan statistik. Jenis data yang berupa sumber tertulis terdiri atas dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen resmi itu sendiri terdiri atas dokumen internal (memo, pengumuman, instruksi dalam kalangan tertentu) dan dokumen eksternal (majalah, buletin dan berita yang disiarkan melalui media massa).

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sumber data yang berkaitan dengan sumber informasi yang menjadi fokus penelitian. Sumber data tersebut terdiri dari:

3.4.1 Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari lapangan. Jadi data primer diperoleh secara langsung melalui pengamatan dan pencatatan lapangan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui interview (wawancara) dan hasil observasi yang dilakukan dengan informan atau narasumber yang berhubungan dengan dampak penggunaan smartphone dalam interaksi sosial. 3.4.2 Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data–data yang diperoleh dari dokumen–dokumen, arsip– arsip, dan kepustakaan yang digunakan untuk mendukung penelitian ini. Data ini digunakan untuk melengkapi data primer yang telah ada. Data ini berupa gambaran umum tentang objek penelitian yakni latar belakang objek penelitian, tujuan dan sebagainya.

3.4.3 Tehnik pemilihan informan

Pemilhan informan disini adalah anak muda yang mempunyai kategori sebagai berikut :

(41)

3. Kelompok pertemanan yang dimiliki anak muda tidak terganggu dengan keberadaan smarphone dalam interaksi mereka.

Sesuai dengan justifikasi alasan pemilihan judul, seperti yang telah dikemukakan dalam bab 1, halaman 4 bahwa ada kondisi-kondisi tertentu dimana interaksi kelompok anak muda yang tidak terganggu dengan kehadiran smartphone ini. Oleh karena itu peneliti berusaha memastikan dalam observasi awal bahwa kelompok pertemanan yang dijadikan subjek penelitian adalah mereka yang tidak terganggu dengan keberadaan smartphone dalam interaksi mereka. Kondisi ini diperkuat dengan seringnya peneliti berada bersama dengan kelompok tersebut (karena peneliti tinggal bersama dengan beberapa dari anggota kelompok persahabatan tersebut).

3.5 Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Observasi

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan untuk melihat secara langsung yang menjadi objek penelitian. Observasi yang digunakan adalah dengan menggunakan metode observasi terus terang. Menurut Sanafah Faisal dalam Sugiyono (2007) metode observasi terus terang terjadi ketika peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang bahwa sedang melakukan penelitian.

2. Metode Wawancara (Interview)

(42)

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk melihat konten interaksi kelompok persahabatan dalam smartphone. Dengan seizin para informan, screen dicapture untuk kemudian dianalisis agar dapat diketahui fungsi smartphone bagi kelompok pertemanan ini.

3.6 Analisis Data

Sesuai dengan jenis dan metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, maka dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah model Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (dalam sugiyono 2011) mengemukakan bahwa bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilaukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Berikut tahapan dalam analisis Miles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarik kesimpulan. Berikut penjelasan analisis data.

Pertama, pengumpulan data. Tahap ini peneliti mengumpulkan data. Data kualitatif berupa hasil wawancara kepada informan. Selain itu semua dokumentasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi di lapangan (sugiyono 2011).

Kedua, Reduksi data. Tahap ini merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian, dan pentransformasi data kasar dari lapangan. Ketika peneliti menyangsikan kebenaran data yang diperoleh akan dicek ulang dengan informan lain yang dirasa peneliti lebih mengetahui ( Basrowi & Suwandi 2008).

(43)
(44)

Gambar 1

Komponen Analisis Data Model Interaktif

Sumber : Milles dan Huberman (dalam sugiyono 2011)

Dalam proses analisis yang akan dilakukan maka tahap awal yang dilakukan melakukan pengumpulan data sesuai denan topik atau tema penelitian. Selajutnya dari proses pengumpulan data akan dilakukan proses reduksi data sehingga dapat dilakukan untuk proses penyajian data sehinga dapat digunakan sebagai dasar untuk penarikan kesimpulan dari hasil data penelitian yang dilakukan.

3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

(45)

data. Misalnya selain melalui wawancara dan observasi peneliti menggunakan observasi terlibat (participant observation), dokumen tertulis, catatan, foto dan gambar (Moleong, 2008).

3.8 Etika Penelitian

(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Identitas Subyek Penelitian

Persahabatan adalah hubungan dimana dua atau beberapa orang menghabiskan waktu bersama, berinteraksi dalam berbagai situasi, dan menyediakan dukungan emosional. (Baron & Bryne, 2006). Dari teori tersebut, penulis melakukan observasi untuk mencari suatu kelompok teman yang sering menghabiskan waktunya bersama-sama. Dalam observasi tersebut, peneliti mendapatkan 2 kelompok sahabat yang mempunyai intensitas berkumpulnya hampir sering dikampus maupun diluar kampus.

Kelompok yang pertama terdiri dari 4 orang dengan nama samaran yaitu Dimas, Ardi, Dypta, Edo. Kelompok yang kedua terdiri dari 3 orang dengan nama samaran pula yaitu Faisal, Rizky, dan Indah. Sesuai dengan etika penelitian yang telah ditentukan untuk menjaga kerahasiaan informan, dalam pengumpulan data penelitian tidak dicantumkan nama asli informan melainkan nama samaran. Berikut pemaparan profil informan.

(47)

Informan yang kedua adalah Ardi, mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2009, berasal dari Jogjakarta dan saat ini sedang kuliah di Malang. Lahir di Jogja pada 2 agustus 1991 dan menghabiskan waktu pendidikannya di Jogja sebelum melanjutkan Pendidikan di Malang. Dia mempunyai ketertarikan terhadap musik dan olahraga. Ardi ini juga pengguna smartphone dengan jenis iphone 4S. Dia menggunakan smartphone ini sudah hampir 2 tahunan, dan menurutnya smartphone miliknya sangat cocok dengan kebutuhannya selama ini.

Edo adalah mahasiswa komunikasi angkatan 2010, berasal dari kota Malang. Lahir pada 24 mei 1992 di kota yang sama, dia mempunyai ketertarikan pada olahraga. Edo mempunyai smartphone dengan jenis Andromax U, dia menggunakan smartphone sebenarnya sudah hampir 3 tahunan, karena smartphone yang baru dimiliknya ini adalah smartphone jenis yang baru. Sebelumnya dia menggunakan blackberry.

Informan yang selanjutnya adalah Dypta. Dia mahasiswa komunikasi 2010, berasal dari kota Malang dan saat ini juga tinggal di kota yang sama. Lahir di Malang pada 19 juni 1992 dan mempunyai ketertarikan pada musik dan olahraga. Dypta adalah pengguna smartphone berjenis Iphone 3GS. Dia menggunakan smartphone ini sudah hampir 2 tahunan.

Informan dari kelompok yang kedua, yang pertama adalah Rizki, seorang mahasiswa komunikasi angkatan 2010 yang berasal dari kota Malang dan berdomisili di kota yang sama. Dia lahir pada 13 mei 1992 di kota Malang. Dia mempunyai ketertarikan di bidang musik sejak lama. Dalam aktivitas interaksinya dia menggunakan smartphone samsung galaxy grand, dan dia sudah menggunakan smartphone tersebut selama 2 tahun.

(48)

Informan yang terakhir dari kelompok yang kedua adalah Indah. Seorang mahasiswa komunikasi angkatan 2010, berasal dari kota Surabaya. Dia memiliki hobby traveling, selama proses interaksinya dengan teman-temannya dia menggunakan smartphone galaxy ace 2 yang telah digunakan selama lebih dari 1 tahun.

4.2Penyajian Data

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan smartphone dalam interaksi sosial anak muda, oleh karena itu data yang telah diambil oleh peneliti melalui observasi dan hasil wawancara dengan informan ini disajikan sesuai dengan urutan fokus penelitian yang sudah dijelaskan dalam bab sebelumnya, yaitu mengenai penggunaan smartphone anak muda tersebut.

4.2.1 Penggunaan Smartphone

Dari hasil wawancara dengan informan penelitian didapatkan bahwa penggunaan smartphone di kalangan anak muda atau kelompok persahabatan ini cukup beragam. Hal yang paling utama yang digunakan oleh informan pada smartphonenya adalah untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan sesama, baik melalui telepon, sms, atau menggunakan aplikasi yang lain seperti whatsapp, line, atau BBM seperti hasil wawancara berikut ini :

“ Smartphone saya biasa saya gunakan untuk komunikasi ma temen-temen mas,

kan saya pakai bbm, line, whatsapp”.(wawancara dengan dimas pada tanggal 3 februari 2014 di kos Dimas)

“ Hpku tak buat komunikasi ma temen-temen ajah mas, hampir semua sosial media saya pakai seperti bbm, line, wa, instagram, path, twitter, ya gitu-gitu aja

sie mas”. ( wawancara dengan Ardi pada tanggal 3 februari 2014 di tempat kos ardi )

(49)

seperti twiiter, path, youtube,dan lain-lain atau para informan menggunakan smartphonenya untuk dijadikan modem sehingga bisa terkoneksi dengan internet untuk mengakses google, email, bahkan bermain game online, seperti hasil wawancara berikut : “ Hpku tak pakai komunikasi ma anak-anak mas, lewat sosmed kaya bbm, line, twitter, dan yang lain-lain. Tapi aku hpku juga buat internetan kaya cari-cari data apa ajah di google, liat video di youtube juga, kadang tak buat modem juga nie hp, kan bisa tuh disingkronin ke laptop untuk jadi modem”. ( wawancara dengan Dypta pada tanggal 3 februari 2014 di kontrakan peneliti ) “Hpku tak gunain buat komunikasi ma temen-temen mas, lewat sosial media kayak wa, line, bbm, twitter juga, selain itu ya tak buat internetan mas, kaya cari-cari apa aja di google, liat- liat email kadang, ya seperti itulah” . (wawancara dengan Edo pada tanggal 3 februari 2014 di kontrakan peneliti ) “Hpku tak buat komunikasi ma temen-teman lewat sosial media seperti whatsapp, line, BBM, twitter, path, dan masih banyak lagi mas. Kadang tak

buat main game juga.” ( wawancara dengan Faisal pada 8 Februari di kontrakan peneliti )

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa selama ini penggunaan smartphone oleh informan sangat beragam, ada yang menggunakan smartphone untuk melakukan komunikasi atau interaksi dengan individu yang lain, bisa digunakan untuk mengakses internet seperti email, google, dan yang lainnya seperti bermain game. Selain itu juga ada yang menggunakan smartphonenya untuk mengakses media sosial seperti twitter, path, instagram dan yang lainnya, selain itu juga ada beberapa informan yang menggunakan smartphonenya untuk bermain game, mengambil foto dari aplikasi kamera dan juga menggunakan smartphonenya untuk dijadikan modem agar dapat mengakses internet lewat media yang lain seperti komputer atau laptop.

(50)

“ lumayan mas kurang lebih ya 12 jam, hampir setiap saat liat hp, liat jam aja

ya pake hp mas, soalnya ga ada ja”. ( wawancara dengan Dimas pada tanggal 3 februari 2014 di kos Dimas )

“lumayan mas kurang lebih ya 12 jam, hampir setiap saat liat hp, bangun tidur pertama ya liat hp, pas kumpul ya liat hp, pas kemana ajah ya tetep pegang hp buat check in di aplikasi Path kalo kita lagi dimana gitu, biar ga dikira cupu2

amat mas”.( wawancara dengan Dypta pada tanggal 3 februari 2014 dikos Dypta )

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam pemakaian smartphone para informan memiliki waktu pemakaian sehari yang cukup tinggi, dimana hampir setiap waktu smartphone selalu digunakan. Hal ini dikarenakan smartphone mempunyai fasilitas yang lebih dari handphone biasa. Para informan banyak menggunakan aplikasi media sosial yang banyak tersedia di smartphonenya.

Dari sisi pengaruh umum penggunaan atau pemakaian smartphone oleh para informan ini terdapat beberapa faktor seperti menggunakan smartphone yang mempunyai sistem operasional yang bisa digunakan untuk kebutuhannya, harga dari smartphonenya juga terjangkau sesuai porsinya, serta mempunyai fasilitas yang dirasa sudah sesuai dengan kebutuhan para informan. Hal ini dibuktikan dalam hasil wawancara sebagai berikut.

“Saya menggunakan hp sony X8 ini karena OSnya sudah cukuplah untuk

kebutuhan saya, sudah bisa buat nginstall sosmed yang saya butuhin kaya BBM, Line, Whatsapp, Twitter, trus untuk memorynya juga uda cukup buat kebutuhan

saya” ( wawancara dengan Dimas pada 3 February 2014 )

“Saya pilih iphone 4s ini karena saya rasa fasilitasnya cukup bisa bersaing di

jaman sekarang ini, untuk sosial media, semua bisa diinstal, tapi saya cuma instal BBM, Line, Whatsapp itu buat berinteraksi sama anak-anak, yang lain kaya Twiiter, Path, Instagram juga saya unduh, untuk fasilitasnya kaya kamera juga lumayan kalo buat sekedar foto-foto, banyak aplikasi dari fotonya juga, trus memorinya juga besar, walaupun harganya juga lumayan tinggi, tapi menurut saya pas-pas ajah dengan apa aja yang bisa ditampilkan sama iphone

(51)

“Saya pilih galaxy grand ini karena Osnya sudah lumayan updated, fasilitasnya juga lumayan okelah untuk kebutuhan saya pribadi, harganya juga terjangkau

menurutku” ( wawancara dengan Rizky pada 8 Februari )

Dari sebagian hasil wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengaruh dari para informan memilih atau menggunakan smartphonenya berdasarkan beberapa faktor seperti smartphone yang digunakan sudah mempunyai sistem operasional yang sudah kekinian atau masa kini, yang kedua smartphone yang digunakan mempunyai harga yang sesuai dengan fasilitas yang disajikan oleh smartphone tersebut. Dengan adanya fasilitas yang beragam untuk memenuhi kebutuhan para informan, terdapat beberapa manfaat dari penggunaan smartphone tersebut. Manfaatnya seperti bisa berinteraksi dengan banyak teman, bisa dengan cepat mengetahui informasi atau berita terbaru melalui aplikasi sosial media, bisa mengakses atau digunakan untuk internet. Hal ini dibuktikan dalam wawancara sebagai berikut.

“Manfaatnya smartphone ini tentunya lumayan banyak ya mas, kaya bisa

interaksi sama temen-temen melalui sosmed kaya line, bbm, dan yang lain. Kalo dipikir-pikir ya bisa ngirit pulsa juga, kan kalo sudah dipaketin ke internet, sosmednya bisa diakses, trus interaksi lewat situ juga uda bisa. (wawancara dengan Edo pada 3 february 2014)

“Manfaatnya banyak mas, selain bisa interaksi ma temen- temen, bisa juga liat update berita dari sosmed, contohnya kaya aku punya twiiter, trus ngefollow info malang, trus adminnya info malang ngetweet di jalan mana gitu macet, nah seperti itu kan informasi tuh, jadinya kita bisa tahu. Belum lagi kalo kita install detik.com tuh, kan setiap menit ada aja berita tuh yang ditampilin, bermanfaat deh pokoknya. ( wawancara dengan Dimas pada 3 february 2014 )

“Lumayan banyak manfaat seh smartphone ini, kalo smartphone kan jelas beda

sama hp biasa, smartphone kan bisa untuk ngakses internet tentunya kalo dipaketin sih, walaupun ga dipaketin kan semua smartphone kan ada fasilitas WiFinya tinggal cari tempat WiFi, trus kita gunain juga bisa ngakses internet, ga Cuma itu, kadang saya juga smartphone saya buat modem untuk laptop, kan ada fasilitas hotspot pribadinya juga, ( wawancara dengan Ardi pada 3 Februari 2014)

(52)

berinteraksi melalui sosial media, yang kedua bisa mendapatkan informasi terbaru dari mengakses internet, serta bisa dijadikan modem, karena smartphone dapat disingkronkan ke laptop atau PC.

4.2.2 Kontak Sosial dan Komunikasi primer

Seperti yang sudah dijelaskan dalam bab sebelumnya, interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi jika tidak adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak disini bisa bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka atau face-to-face (berjabat tangan, saling senyum, dll). Sebaliknya, kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Hubungan-hubungan sekunder tersebut dapat dilakukan melalui perantara disini adalah smartphone.

Kontak primer yang dilakukan oleh kelompok pertemenan yang tediri dari Dimas, Ardi, Edo, Dypta ini dikakukan hampir setiap hari. Hal ini bisa dibuktikan dari hasil wawancara seperti berikut.

“Kumpulnya hampir setiap hari mas, kadang di parkiran kampus, kadang juga

di kantin kampus belakang sakri, bahkan juga sering kumpul diluar kampus saat nongkrong ngopi2 dimana gtu mas. Apalgi kita jarak kosannya juga ga terlalu jauh, bahkan ada juga salah satu yang sekosan sama saya, pokoknya hampir

seringlah mas.” ( wawancara dengan Dimas pada tanggal 3 februari 2014 dikos Dimas )

“kumpulnya ya ketemu gitu mas, setelah pulang kuliah, pas nongkrong gitu, pas dikosan atau dikontrakan temen yang lain, pokoknya ya kumpul aja secara

langsung” ( wawancara dengan Dypta pada tanggal dypta pada tanggal 3 februari 2014 dikos Dypta )

“kumpulnya ya ketemu gitu mas, setelah pulang kuliah, pas nongkrong gitu, pas

biliard, pas futsal. Intinya kalo uda janjian ketemu ya kita kumpul”. ( wawancara dengan Ardi pada tanggal 8 februari 2014 di tempat Ardi )

(53)

kelompoknya. Jadi proses berkumpulnya tidak hanya dilakukan di dalam kampus namun demikian juga dilakukan di luar kampus.

Kedua kelompok ini juga mempunyai intesitas kebersamaan yang sering. Hal ini bisa dibuktikan dalam hasil wawancara seperti berikut.

“Kalo proses bertemunya dengan teman-teman ya bisa dikatakan hampir sering mas kumpulnya bahwa setiap hari pasti ketumu baik dikampus maupun diluar

kampus, karena ya itu juga intensitas ketemunya juga setiap hari soalnya” ( wawancara dengan Dimas pada tanggal 3 februari 2014 di kos Dimas )

“Bisa dikatakan hampir sering mas kumpulnya dan yang pasti pertemuan yang saya lakukan yaitu dalam seminggu bisa 3-4 kali, namun demikian hal

tersebut tergantung kebutuhan” ( wawancara dengan Ardi pada tanggal 8 februari 2014 di tempat Ardi )

“Intesitas pertemuan yang saya lakukan dengan teman bisa dikatakan hampir sering mas kumpulnya. Seminggu bisa 3-4 kali dan itu dapat lebih tergantung

kepentingan juga” ( wawancara dengan Edo pada tanggal 8 februari 2014 di tempat Edo )

“Bisa dikatakan hampir sering mas kumpulnya, karena setiap ada keperluan apa saya selalu berkumpul dengan teman-teman untuk membahas

permasalahan itu”( wawancara dengan Dypta pada tanggal 3 februari 2014 di

kos Dypta )

Kelompok yang kedua yang tediri dari Faisal, Indah, dan Rizky mempunyai intensitas yang sama dengan kelompok yang pertama. Hal ini dibuktikan dalam wawancara senagai berikut.

“kalo ditanyai mengenai intensitas pertemuan dengan teman menurut saya bisa dikatakan hampir sering mas kumpulnya. Pokoknya kalo ga sibuk ya kumpul, ga ada batas waktu kapan kita kita kumpul-kumpulnya” ( wawancara dengan Indah pada tanggal 8 februari 2014 )

“Bisa dikatakan hampir sering mas kumpulnya, Pokoknya kalo ga sama -sama

(54)

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan menunjukkan bahwa selama ini informan penelitian dalam melakukan pertemuan dengan rekan atau temannya tidak dibatasi waktu tertentu, sehingga apabila terdapat kesempatan dan kepentingan maka proses pertemuan dilakukan. Hal ini menunjukan bahwa proses pertemuan yang dilakukan menunjukkan kemampuan seorang informan untuk menyesuaikan diri dengan kelompok yang ada sehingga adanya kelompok tersebut memberikan manfaat dari proses pertemuan tersebut. Kedua kelompok sahabat ini lumayan lama. Kebersamaan kelompok sahabat ini sudah terjalin saat mengawali perkuliahan di Universitas yang sama di kota Malang.

Hal ini diungkapan oleh Dimas “Sudah lama pas kumpulnya, udah dari awal

semester, sampai sekarang, ya hampir 4 tahunan ini kita kumpulnya”. Hal yang sama

juga diungkapkan oleh Indah “Ya kenalnya dari sejak masuk kuliah, sampai sekarang,

sering bersama seh”.

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua individu tersebut mempunyai suatu kelompok teman yang selalu bersama dalam jangka waktu yang tidak sebentar. Dan dalam proses berkumpul kelompok ini juga sering saling tukar menukar informasi dalam segala hal, saling membicarakan sesama individu satu dengan yang lainnya, serta mempunyai topik bahasan yang meluas baik itu mencakup di dalam ataupun diluar kegiatan dan kehidupan mereka. Kedua kelompok ini juga mempunyai keberagaman topik yang dibahas saat berkumpul. Berikut hasil wawancara dengan kelompok yang pertama.

“Banyak mas, kadang urusan kampus, akhir-akhir ini sering bahas urusan kampus karena sudah pada ambil skripsi smua mas, tapi kebanyakan ya bahas secara umum mas, entah itu berita terbaru, kadang bahas otomotif, bahas sepak bola, banyaklah mas, pokoknya sesuai mood, pengen bahas apa ya

(55)

“Banyak mas, urusan kampus, curhat pacar, curhat masalah keluarga juga. tuker-tukeran informasi tentang otomotif, bola, game kadang-kadang, banyak

pokoknya mas”.( wawancara dengan Edo pada tanggal 8 februari 2014 di tempat Edo )

“Banyak mas, urusan kampus, kaya skripsi, ngebahas dosen, urusan yang lain juga kaya updated news, banyaklah mas. Tergantung mood, pengen bahas apa

ya dibahas”. ( wawancara dengan Dypta pada tanggal 3 Februari 2014 di tempat Dypta )

Sedangkan kelompok yang kedua yang terdiri dari Faisal, Rizki, serta Indah juga memiliki keanekaragaman dalam membahas topik saat mereka bertemu seperti hasil dalam wawancara berikut.

”Banyak curhatnya tentang masalah pribadi seh mas, kadang curhat pacarnya masing-masing, keluarga, urusan kampus pastinya”.( wawancara dengan Faisal pada tanggal 8 februari 2014 )

“: banyak mas, urusan kampus, kaya skripsi, ngeba has dosen,kadang ngebahas

orang lain juga tau lah cewek kaya gimana”. ( wawancara dengan Rizky pada

tanggal 8 Februari 2014 di kampus )

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan menunjukkan bahwa selama ini berbagai permasalahan dapat dibahas ketika melakukan pertemuan, baik permasalahan mengenai kampus atau kuliah juga masalah-masalah pribadinya. Selain itu dalam proses pertemuan juga membahas mengenai informasi-informasi umum yang terbaru sehingga informan benar-benar mendapatkan infomasi yang sangat berguna.

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 1 Komponen Analisis Data Model Interaktif
Gambar 4.1 ( Proses Tukar Menukar Informasi )
Gambar 4.2 ( Proses Transaksi Jual Beli )
+3

Referensi

Dokumen terkait

a) Minat mahasiswa dalam penggunaan alat peraga Neraca Cavendish menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa merasa senang belajar fisika dengan menggunakan alat

Peserta didik berbakat atau yang mempunyai kecerdasaan luar luar yang diterima program akselerasi biasanya adalah siswa-siswi yang telah lulus mengikuti tes

Laporan keuangan disini berfungsi untuk menunjukkan penggunaan dana oleh BKM mulai dari dana yang diperoleh sampai dengan dana yang digunakan sesuai dengan salah satu

Hasil pengujian aktivitas antibakteri pada 3 jenis asap cair yakni asap cair asli, asap cair redistilasi serta asap cair hasil penyerapan dengan karbon aktif menggunakan 3 jenis

Dalam beberapa kondisi, Karena adanya perbedaan antara beban bunga dan dividen yang terkait dengan hal-hal seperti pengurangan pajak (tax deductibility), maka

Query adalah suatu objek database yang dapat digunakan untuk menampilkan, menyunting atau menganalisa suatu data dengan memberikan baris-baris perintah tertentu. Pada

Penelitian ini menggunakan dua variabel independen, maka langkah-langkah pengujian hipotesis yang digunakan dalam analisis regresi data panel dijelaskan pada uraian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara resiliensi matematis dengan kemampuan akademik mahasiswa pada mata kuliah Statistika