• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Nuansa Makna Verba “Okuru” dan “Dasu” Dalam Kalimat Bahasa Jepang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Nuansa Makna Verba “Okuru” dan “Dasu” Dalam Kalimat Bahasa Jepang"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain dan berperan dalam perkembangan berbagai macam aspek kehidupan manusia. Sehingga perkembangan yang terjadi dalam aspek-aspek kehidupan manusia mempengaruhi perkembangan suatu bahasa.

Dengan demikian fungsi bahasa adalah media untuk menyampaikan makna kepada seseorang baik lisan maupun tulisan. Salah satu bahasa itu yang ada didunia adalah bahasa Jepang. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang mulai banyak dipelajari saat ini.

Kosakata yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah goi merupakan salah satu unsur karakteristik dari sebuah bahasa, oleh karena itu pemahaman kosakata sangatlah penting untuk menunjang pembelajaran sebuah bahasa. Bahasa merupakan sistem bunyi yang arbitrer dan mengandung makna. Terdapat beragam hal yang dapat menimbulkan hambatan dalam berkomunikasi, salah satu diantaranya adalah persamaan makna. Persamaan makna dalam istilah linguistik disebut dengan sinonim atau ruigigo.

(2)

bisa dikatakan sebagai kata yang bersinonim. Akan tetapi walaupun beberapa kata yang kita telaah memiliki makna yang hampir sama, itu hanya terjadi pada konteks-konteks tertentu saja. Sebab prinsip umum semantik menyatakan bahwa apabila bentuknya berbeda maka makna pun akan berbeda walaupun perbedaannya hanya sedikit.

Misalnya verba hanasu ( ) dan iu (言う) yang memiliki makna “berbicara atau berkata”, karena adanya kemiripan makna maka dikatakan bersinonim. Tetapi dari segi penggunaannya dalam kalimat berbeda. Verba hanasu ( ) digunakan ketika berbicara tentang suatu hal yang mempunyai isi dan tujuan yang jelas serta harus mempunyai lawan bicara. Sedangkan verba iu (言う) adalah “berbicara atau berkata” sesuatu hal yang tanpa lawan bicara pun bisa, artinya berbicara atau ngomong sendiri.

Dalam penelitian ini penulis memilih verba okuru 送 dan dasu

(3)

pembelajar bahasa Jepang memiliki kesulitan dalam menangkap makna maupun pada saat akan menggunakan kedua verba tersebut.

Dengan dilatarbelakangi hal-hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan verba (doushi) dalam sebuah penelitian yang berjudul : Analisis Nuansa Makna Verba “Okuru” dan “Dasu” Dalam Kalimat Bahasa Jepang.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam bahasa Jepang mengenal istilah ruigigo. Ruigigo adalah sinonim yang merupakan suatu kata yang memiliki makna sama tapi tidak menutup kemungkinan memiliki nuansa makna yang berbeda sesuai kontekstualnya yang dipengaruhi oleh waktu, ruang, lingkungan dan sebagainya.

Salah satu kata yang bersinonim tersebut adalah verba okuru dan dasu. Verba okuru dan dasu jika dilihat dari segi fungsinya dapat menunjukkan fungsi yang berbeda. Sehingga mengakibatkan perbedaan nuansa makna pada kedua kata tersebut sesuai situasi, tempat, ruang dan sebagainya.

Perbedaan-perbedaan nuansa yang dilihat dari fungsinya merupakan kesulitan bagi penulis sebagai pembelajar bahasa Jepang dalam memahami kedua makna verba tersebut.

Dalam bentuk pertanyaan permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:

(4)

2. Bagaimana perbedaan nuansa makna verba okuru dan dasu dalam kalimat bahasa Jepang?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penulis skripsi ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasannya mengenai penggunaan kata yang bersinonim seperti okuru dan dasu yang memiliki makna “mengirim.” Pembahasannya lebih difokuskan kepada analisis perbedaan nuansa dan makna dari kedua kata yang bersinonim diatas.

Untuk masing-masing verba okuru dan dasu akan dibahas dalam contoh kalimat-kalimat bahasa Jepang yang diambil dari buku yang berjudul Atarashii Shakai dan buku Nihongo Chuukyuu.

1.4Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori a. Tinjauan Pustaka

Sutedi (2003:42) mengatakan verba adalah salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang, kelas kata ini dipakai untuk menyatakan aktivitas, keberadaan, atau keadaan sesuatu. Verba juga adalah kata kerja yang berfungsi sebagai predikat dalam sebuah kalimat, mengalami perubahan bentuk (katsuyo) dan bisa berdiri sendiri.

(5)

etimologis kata semantik berasal dari bahasa Yunani semantickos’penting;berarti’, yang diturunkan pula dari semainein ‘memperlihatkan; menyatakan’ yang berasal pula dari sema ‘tanda’ seperti yang terdapat pada kata semaphore yang berarti ‘tiang sinyal yang dipergunakan sebagai tanda oleh kereta api’. Semantik menelaah serta menggarap makna kata dan makna-makna yang diperoleh oleh masyarakat dari kata-kata. (Dale [et al], 1971:196; Tarigan, 1985:155).

b. Kerangka Teori

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan konsep makna. Sutedi (2011:139) menjelaskan bahwa, dalam bahasa jepang ada dua istilah tentang makna yaitu imi dan igi. Imi digunakan untuk menyatakan makna hatsuwa (tuturan/ucapan), sedangkan igi digunakan untuk menyatakan makna dari bun (kalimat). Makna suatu kata biasanya akan berkembang karena dipengaruhi oleh konteks atau situasi penggunanya.

Makna berhubungan dengan sinonim. Menurut Chaer (2003:267) sinonim atau ruigigo adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu ujaran dengan satuan ujaran lainnya. Misalnya verba okuru dan dasu, karena adanya kemiripan makna maka dikatakan bersinonim. Akan tetapi, meskipun bersinonim, hanya pada konteks tertentu saja, karena tidak ada sinonim yang semuanya sama persis, dalam konteks tertentu pasti akan ditemukan suatu perbedaanya meskipun kecil yang dapat dipengaruhi oleh waktu, ruang, situasi, lingkungan dan sebagainya.

(6)

penelitian tentang sinonim (ruigigo) pun masih perlu dilakukan karena kemungkinan nuansa maknanya berbeda.

Banyak teori yang dikembangkan oleh paham filsafat dan linguistik sekitar teori makna dalam studi semantik. Menurut Parera (1990:16) secara umum teori kontekstual. Menurut Chaer (2003:29) teori makna kontekstual merupakan makna sebuah leksem atau kata-kata yang berbeda dalam suatu konteks kalimat, termasuk juga yang berkenaan dengan situasinya.

Dari teori yang dikemukakan oleh para ahli seperti diatas, maka dipastikan bahwa verba okuru, dan dasu memiliki perbedaan nuansa makna yang digunakan dalam konteks atau situasi yang berbeda. Untuk itu dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teori makna kontekstual dalam pembahasan tersebut.

(7)

mengirim; menerbitkan; menawarkan; menyerahkan; menjalankan(kereta api tambahan); memciptakan; menyumbang; menginvestasikan.

Berikut dijelaskan fungsi dari verba okuru dan verba dasu menurut Koizumi, Funaki, dkk (1989:86-87) dalam bukunya Nihongo Kihon Doushi Youhou Jiten. Fungsi verba okuru adalah:

a. あ 所 地 所 人 物 移 届 う

Aru tokoro kara chi no tokoro he hito ya mono wo utsu shite soko ni todoku

youni suru.

Memindahkan barang dan orang dari satu tempat ke tempat yang lain.

Veba okuru berfungsi untuk memindahkan baik benda ataupun orang dari satu tempat ke tempat lainnya.

: 私 知人 小包 送

Rei: Watashi ha chijin kozutsumi wo okuru.

Contoh: Saya mengirimkan paket/parsel kepada kenalan.

b. 次 次 順番 物 移 い

Tsugi kara tsugi he to junban ni mono wo utsu shite iku.

Memindahkan sesuatu (barang/orang) selanjutnya secara bergilir dari satu urutan ke urutan yang lain.

Veba okuru berfungsi untuk memindahkan sesuatu baik benda ataupun orang dari satu urutan ke urutan berikutnya secara teratur.

: 生徒 人 後 人 送

Rei : Seitotachi ga booru wo mae no hito kara ushiro no hito ni okuru.

(8)

c. 別 い 人 付 添 行 Wakarete iku hito ni tsuki sotte iku.

Pergi menyertai pada orang yang pergi berpisah.

Verba okuru menjelaskan pergi menyertai orang yang ingin pergi.

: 車 友人 駅 送

Rei : Kuruma de yuujin wo eki he okuru.

Contoh : Mengantar teman ke stasiun dengan mobil.

d. 去 行 別

Satte iku mono to wakareru.

Pergi meninggalkan sesuatu untuk berpisah.

Verba okuru berfungsi untuk meninggalkan sesuatu (orang) untuk berpisah.

例 : 家族全員 玄関 客様 送

Rei : Kazoku zenin ga genkan de okyaku sama wo okuru.

Contoh : Sekeluarga/seluruh keluarga mengantarkan para tamu ke genkan (pintu depan).

e. 時間 過

Jikan wo sugosu.

Menghabiskan waktu

Verba okuru berfungsi menjelaskan menghabiskan waktu.

例 : 私 海辺 夏休 送 い

Rei : Watashi ha umibe de natsu yasumi wo okutte iru.

(9)

Fungsi dari verba dasu adalah:

a) 中 外 移動

Naka kara soto ni idou saseru.

Memindahkan/mengeluarkan dari dalam ke luar.

Verba dasu berfungsi untuk memindahkan sesuatu (benda) dari bagian dalam ke bagian luar.

例 : ッ 財 出

Rei : Poketto kara saifu wo dasu.

Contoh : Mengeluarkan dompet dari kantong.

b) あ 役割 持 人 行

Aru yakuwari wo motasete hito wo ikaseru.

Ada peranan menyuruh pergi si pemberi.

Verba dasu berfungsi untuk menyuruh pergi seseorang yang mempunyai peranan.

例 : 子供 使い 出

Rei : Kodomo wo tsukai ni dasu. Contoh: Mengantarkan anak.

c) あ 役割 持 人 目的 場所 送

Aru yakuwari wo motta hito wo sono mokuteki to suru basho ni okuru.

(10)

例 : 全国大会 表選手 出

Rei : Zenkoku taikai ni daihyou senshuu wo dasu.

Contoh : Mengirimkan/mengantarkan wakil atlet di kejuaraan nasional.

d) 内部 あ 外部 現

Naibu ni atta mono gaibu ni araware saseru.

Menampakkan suatu yang ada di bagian dalam pada bagian luar.

Verba dasu berfungsi untuk menampakkan sesuatu yang terdapat di bagian dalam ke bagian luar.

例 : 足 出

Rei : Futon kara ashi wo dasu.

Contoh : Mengeluarkan kaki dari kasur ala jepang (futon).

e) 組織 あ 手 . .書類 送 持 行

Soshiki nado ni atete tegamiShorui nado wo okuru, motte iku.

Surat tujuan aparat dll. Pergi mengirimkan dokumen dll.

Verba dasu berfungsi untuk mengirim sesuatu baik itu orang, mesin, dokumen dll.

例 : 役所 結婚届 出

Rei : Yakusho ni kekkon todoke wo dasu.

Contoh : Memberitahukan/melaporkan pernikahan kepada kantor pemerintahan.

f) 人 目 う 公

Hito no me ni tsuku youni suru. Ooyake ni suru.

(11)

Verba dasu berfungsi untuk mengumumkan/meresmikan sesuatu (barang/produk)

例 : 新聞 広告 出

Rei : Shinbun ni koukoku wo dasu.

Contoh: Mengiklankan di koran.

g) 食 .金銭. .課題 与え

ShokujiKinsenM eireiKadai nado wo ataeru.

Makanan. Uang tunai. Perintah/arahan. Memberikan tema/tugas dll.

Verba dasu berfungsi untuk memberikan tugas, perintah, makanan, uang dll.

例 : 金[ / う ] 出

Rei : Kane [bonasu/houbi] wo dasu.

Contoh: Memberikan uang [bonus/hadiah].

h) 店 営業 始

Mise nado no eigyou wo hajimeru.

Memulai bisnis toko dll.

Verba dasu berfungsi menjelaskan memulai suatu usaha seperti membuka toko dll.

例 : 私 会社 ュ ヨ 支社 出

(12)

1.5 Tujuan dan Manfaat penelitian a. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memiliki tujuan sebagai berikut::

1. Untuk mendeskripsikan makna verba okuru dan dasu yang memiliki makna ‘mengirim’dalam buku Atarashii Shakai.

2. Untuk mendeskripsikan fungsi verba okuru dan dasu yang memiliki arti ‘mengirim’ dalam buku Atarashii Shakai.

3. Untuk mendeskripsikan perbedaan nuansa makna verba okuru dan dasu yang memiliki arti ‘mengirim’ dalam buku Atarashii Shakai.

b. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain :

1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai refrensi pengetahuan tambahan tentang linguistik bahasa Jepang.

2. Untuk menambah wawasan pembaca dalam mempelajari bahasa Jepang yang menggunakan verba bersinonim, khususnya verba okuru dan dasu.

1.6 Metode Penelitian

(13)

meliputi analisa dan interprestasi tentang arti data ini menurut Winarno Surachman (1988:5).

Referensi

Dokumen terkait

verba hattatsu suru pada cuplikan kalimat tersebut adalah berkembang dalam arti. lebih berkualitas, dan pemakaiannya

karena tagigo merupakan sebuah kata yang memiliki makna lebih dari satu atau.. makna ganda tapi

penulis tertarik untuk meneliti masalah aspek terutama aspek kontinuatif. Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan aspek bahasa Jepang berjudul. Analisis kanryou dalam aspek

Objek yang digunakan berupa benda konkret (Nyata) dan benda abstrak. 5.1.2 Perbedaan penggunaan antara verba tsukau dan verba mochiiru dalam kalimat bahasa Jepang :. a.

“Yang disebut dengan ‘Analisis Unsur Pembentuk Secara Langsung’ adalah teknik atau cara yang dipakai untuk menyatakan dengan jelas, bagaimana memformulasikan unsur yang lebih

penulis tertarik untuk meneliti masalah aspek terutama aspek kontinuatif. Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan aspek bahasa Jepang berjudul Analisis kanryou dalam aspek

Meriam Emma Simanjuntak : Analisis Pemakaian Verba Hataraku, Tsutomeru, Dan Shigoto Suru Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Ditinjau Dari Segi Semantik) Imiron Kara Mita Nihongo No

Dasar - Dasar Linguistik Bahasa Jepang (Edisi Ketiga) Bandung: Humaniora Utama Press.. Dasar- Dasar Linguistik Bahasa