• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Nuansa Makna Verba “Okuru” dan “Dasu” Dalam Kalimat Bahasa Jepang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Nuansa Makna Verba “Okuru” dan “Dasu” Dalam Kalimat Bahasa Jepang"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP MAKNA DAN SINONIM

SERTA PENGERTIAN VERBA “OKURU” DAN “DASU”

2.1 Konsep Makna

2.1.1 Pengertian Makna

Makna merupakan salah satu kajian dalam semantik yang mempunyai bagian penting dalam melakukan percakapan. Menurut Kridalaksana (2008:132), makna adalah:

1. Maksud pembicara;

2. Pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia;

3. Hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antar bahasa atau antar ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya;

4. Cara menggunakan lambang-lambang bahasa.

Dari pengertian di atas dapat disimpulan bahwa makna adalah arti atau maksud dari suatu tindak tutur.

2.1.2 Jenis-jenis Makna

Sutedi (2011 : 131-134) mengatakan bahwa makna banyak macamnya, antara lain:

1. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal.

(2)

terlepas dari unsur gramatikalnya, atau bisa dikatakan sebagai makna asli suatu kata. Misalnya: kata neko dan kata gakkou memiliki makna leksikal ‘kucing’ dan ‘sekolah’.

Sedangkan makna gramatikal (bunpouteki-imi) adalah makna yang muncul akibat proses gramatikalnya. Misalnya: pada kata isogashi-i dan taberu bagian gokan-nya (isogashi) dan (tabe) bermakna leksikal ‘sibuk’ dan ‘memakan’,

sedangkan gobi-nya, yaitu (i) dan (ru) sebagai makna gramatikal, karena akan berubah sesuai dengan konteks gramatikal. Contoh lain ialah, partikel ni secara leksikal tidak jelas maknanya, tetapi baru jelas kalau digunakan dalam kalimat seperti: Bandon ni sunde iru ‘tinggal di Bandung’.

2. Makna Denotatif dan Makna Konotatif

(3)

3. Makna dasar dan Makna Perluasan

Makna dasar (kihon-gi) merupakan makna asli yang dimiliki oleh suatu kata. Makna asli yang dimaksud, yaitu makna bahasa yang digunakan pada masa sekarang ini. Makna perluasan (ten-gi) merupakan makna yang muncul sebagai hasil perluasan dari makna dasar, diantaranya akibat penggunaan ecara kiasan atau majas (hiyu). Perubahan makna suatu kata terjadi karena berbagai faktor, seperti perkembangan peradaban manusia pemakai bahasa tersebut, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau pengaruh bahasa asing. Beberapa jenis perubahan makna dalam bahasa Jepang ialah:

a. Dari yang konkret ke abstrak (gushou→chuushou)

Kata atama ‘kepala’ dan ude ‘lengan’ yang merupakan benda konkret, berubah menjadi abstrak ketika digunakan pada contoh berikut:

頭 いい atama ga ii ‘kepandaian’

腕 ude ga agaru ‘kemampuan’

b. Dari ruang ke waktu (kuukanjikan)

Kata mae ‘depan’ dan nagai ‘panjang’ yang menyatakan arti ‘ruang’, berubah menjadi ‘waktu’ seperti pada contoh berikut:

年 san-nen-mae ‘yang lalu’ 長い時間 nagai jikan ‘lama’

c. Perubahan penggunaan indra (kankaku no ikou)

(4)

d. Dari yang khusus ke umum/ generalisasi (ippanka kakudai)

Kata kimono yang semula berarti ‘pakaian tradisional Jepang’ digunakan untuk menunjukkan pakaian secara umum fuku dan sebagainya.

e. Dari yang umum ke khusus/ spesialisasi (tokushuka shukushou)

Kata hana (bunga secara umum) digunakan untuk menunjukkan hal yang lebih khusus seperti dalam contoh berikut:

花見 hana-mi ‘bunga Sakura’

f. Perubahan nilai ke arah positif (kachi no joushou)

Misalnya, kata boku ‘saya’ dulu digunakan untuk budak atau pelayan, tetapi sekarang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan adanya perubahan nilai, dari yang kurang baik menjadi baik.

g. Perubahan nilai ke arah negatif (kachi no rakka)

Misalnya, kata kisama „kamu dulu sering digunakan untuk menunjukkan kata anata ‘anda’, tetapi sekarang digunakan hanya kepada orang yang dianggap rendah saja. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran nilai dari yang baik menjadi kurang baik.

2.1.3 Relasi Makna

(5)

2.1.3.1 Sinonim (ruigigo)

Sinonim (ruigigo) ialah beberapa kata yang maknanya hampir sama. Momiyama dalam Sutedi (2011: 145) memberikan beberapa pemikiran tentang cara mengidentifikasi suatu sinonim, yakni:

a. Chokkanteki (intuitif bahasa) bagi para penutur asli dengan berdasarkan pada pengalaman hidupnya. Bagi penutur asli jika mendengar suatu kata, maka seacara langsung dapat merasakan bahwa kata tersebut bersinonim atau tidak.

b. Beberapa kata jika diterjemahkan ke dalam bahasa asing, akan menjadi satu kata, misalnya kata oriru, kudaru, sagaru, dan furu dalam bahasa indonesia bisa dipadankan dengan kata ‘turun’.

c. Dapat menduduki posisi yang sama dalam suatu kalimat dengan perbedaan makna yang kecil. Misalnya, pada klausa kaidan o agaru dan klausa kaidan o noboru sama-sama berarti ‘menaiki tangga’.

Sinonim dalam bahasa Jepang disebut dengan ruigigo. Ruigigo adalah beberapa kata yang memiliki bunyi ucapan yang berbeda namun memilki makna yang sangat mirip. Jadi bentuk kata antara hanasu dan iu 言う serta

manabu 学 dan narau 習う berbeda tapi artinya mirip. Kata-kata seperti

inilah yang disebut ruigigo (Iwabuchi dalam Sudjianto, 2004: 114).

(6)

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dipahami bahwa sinonim adalah kata yang memiliki makna hampir mirip.

Tatuo (1972: 6) membagi ruigigo kedalam tiga jenis, yaitu:

1) Ippouteki ga tahou ni fukumareru mono (satu bagian masuk kedalam bagian lainya)

Misalnya kata kyoushi dan sensei, kyoushi cakupannya tidak seluas sensei. Kyoushi hanya digunakan untuk menyatakan ‘guru’, sedangkan sensei tidak hanya

digunakan untuk ‘guru’ tetapi untuk isha (dokter) juga dapat digunakan sensei. Sehingga cakupan sensei lebih luas dibandingkan kyoushi .

2) Bubunteki ni kasanari au mono (berangkaian secara sebagian-sebagian) Sensei

Kyoushi

(7)

Misalnya kata tsukue dan teeburu adakalanya menunjukan hal yang sama yaitu ‘meja’, tetapi tsukue lebih mengacu pada meja duduk gaya Jepang sedangkan teeburu mengacu pada meja yang ada di tempat makan seperti restoran dan sebagainya. Jadi, kata tsukue dan teeburu fungsinya sama atau masih berkaitan yaitu sebagai ‘meja’ dan bisa saling menggantikan.

3) Kasanaranai mono (sesuatau yang tidak bertautan/ berkaitan)

Misalnya kata on’in dan onsei, walaupun selintas kedua kata tersebut terdengar sama dan masih berkaitan makna yaitu sama-sama mempunyai makna yang berhubungan dengan bunyi/suara tetapi fungsi penggunaannya berbeda antara satu sama lainya. Jadi, adakalanya dalam kosakata sehari-hari digunakan secara tidak tepat dan tidak sesuai bila digunakan sebagai makna yang sama.

2.1.3.2 Polisemi (tagigo)

Menurut Sudaryat (2009:35) polisemi (tagigo) ialah kata yang bentuk dan bunyinya sama tetapi memiliki makna lebih dari satu (satu kata mempunyai banyak makna). Misalnya, verba hiku → piano o hiku = memetik piano dan kaze o hiku = masuk angin. Verba hiku yang semula berarti ‘memetik’ (memetik piano)

berubah menjadi ‘masuk’ (masuk angin).

(8)

2.1.3.3 Homonim (dou-on-igigo)

Menurut Sudaryat (2009:35) homonim (dou-on-igigo) adalah kata yang bentuk atau bunyinya sama, tetapi maknanya berbeda . Contoh: kata kumo 雲 (kumo) = awan dan 蜘蛛 (kumo) = laba-laba. Kata kumo di atas bunyinya

sama-sama kumo tetapi maknanya berbeda yaitu awan dan laba-laba.

2.2 Makna dan Fungsi Verba Okuru dan Dasu

2.2.1 Makna dan Fungsi Verba Okuru

Berikut ini dijelaskan pengertian atau makna dari verba okuru:

1) Menurut Kenji Matsuura dalam Kamus Bahasa Jepang-Indonesia (1994:760) verba okuru memiliki makna yaitu mengirim; mengantarkan; melewatkan/menghabiskan (waktu).

2) Menurut Goro Taniguchi dalam Kamus Standar Bahasa Jepang-Indonesia (2004:449) verba okuru memiliki makna yaitu mengirim; mengantarkan; menempuh (hidup).

Dari kedua pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas bahwa makna verba okuru adalah mengirim; mengantarkan; melewatkan/menempuh (waktu/ hidup).

Berikut dijelaskan fungsi dari verba okuru dikutip dari http://dictionary.goo.ne.jp/jn/30560/meaning/mou/ adalah:

a. 物 情報 ,先方 届 う 人 あ 役割

差 向

Mono ya jouhou nado wo, sempou ni todoku youni suru. Hito wo, aru

(9)

Sesorang/sesuatu dan informasi dll, agar mencapai maksud tujuan/kelompok lainnya. Orang mengarahkan sebuah peranan.

Verba okuru berfungsi menjelaskan kepada sesorang/sesuatu untuk mencapai maksud/tujuan suatu kelompok.

例 : 客 送

Rei : Shikaku wo okuru.

Contoh : Mengirim pembunuh.

b. 去 行 人 別 告 見送

Satte iku hito ni wakare wo tsukeru. Miokuru.

Memberitahukan pada orang yang akan pergi berpisah. Mengantarkan. Verba okuru berfungsi untuk memberitahukan seseorang yang akan pergi untuk berpisah.

例 : 駅 車 送

Rei : Eki made de kuruma de okuru.

Contoh : Mengantarkan dengan mobil sampai stasiun.

c. 時 過

Toki wo sugosu.

Menghabiskan/melewatkan waktu.

Verba okuru berfungsi menjelaskan menghabiskan waktu.

例 : 彼 読書 送 い

Rei : Kare ha dokusho ni hi wo okutte iru.

(10)

d. 順々 先 移動

Junjun ni saki n idousaseru.

Memindahkan depannya lebih dulu secara bergiliran.

Verba okuru berfungsi untuk memindahkan sesuatu secara bergiliran.

例 : ン 走者 次 塁 送

Rei : Banto de sousha wo tsugi no rui ni okuru.

Contoh : Pelari mengirimkan kepada benteng berikutnya di banto.

2.2.2 Makna dan Fungsi Verba Dasu

Berikut ini dijelaskan pengertian atau makna dari verba dasu:

1) Menurut Kenji Matsuura dalam Kamus Bahasa Jepang-Indonesia (1994:136) verba dasu memiliki makna yaitu mengeluarkan; mengajukan; mengirim; menghidangkan/menyajikan; menerbitkan; buka (toko); menciptakan.

2) Menurut Goro Taniguchi dalam Kamus Standar Bahasa Jepang-Indonesia (2004:73) verba dasu memiliki makna yaitu mengeluarkan; memamerkan; menampakkan; mengirim; menghidangkan/menyajikan; menerbitkan; menaikkan; menyampaikan; menciptakan; mengakibatkan; membayar; menanamkan; dan menyokong.

Dari pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas makna verba dasu adalaha mengeluarkan; mengirim; menerbitkan; menghidangkan/menyajikan; dan menciptakan.

(11)

a) 内 外 移動

Uchi kara soto ni idousaseru.

Memindahkan/mengeluarkan dari dalam ke luar.

Verba dasu berfungsi untuk memindahkan sesuatu dari bagian dalam ke bagian luar.

例 : 箱 本 出

Rei : Hako kara hon wo dasu.

Contoh Mengeluarkan buku dari kotak.

b) 客 飲食物

Kyaku wo inshokubutsu nado motenasu.

Menghidangkan/menyajikan makanan dan minuman kepada tamu/pelanggan. Verba dasu berfungsi untuk menghidangkan/menyajikan makanan dan minuman kepada tamu.

例 : 客 茶 出

Rei : Kyaku ni ocha wo dasu.

Contoh Menghidangkan teh kepada tamu.

c) 郵便物 送 郵送

Yuubinmono wo okuru. Yuusousuru.

Mengirim barang pos. Mengirim.

Verba dasu berfungsi untuk mengirim barang pos berupa surat, dokumen dll.

例 : 先生 年賀状 出

Rei : Sensei ni nengajou wo dashita.

(12)

d) 書類 提出

Shorui nado wo teishuusuru.

Mengajukan/menyerahkan dokumen dll.

Verba dasu berfungsi untuk mengajukan/menyerahkan dokumen dll.

例 : 役所 ビ 申請書 出

Rei : Yakusho ni biza no shinseisho wo dasu.

Contoh : Mengajukan surat permohonan visa kepada kantor pemerintahan.

e) 人 外 移動

Hito wo soto ni idousaseru.

Memindahkan orang keluar.

Verba dasu berfungsi untuk memindahkan orang keluar.

例 : 留学 子供 外国 出

Rei : Ryuugaku no tame kodomo wo gaikoku ni dasu.

Contoh : Memindahkan/mengirim anak keluar negeri untuk belajar.

f) 掲示 展示

Keiji. Tenjisuru.

Pengumuman. Memamerkan.

Verba dasu berfungsi menjelaskan pengumuman dan memamerkan sesuatu.

例 : 掲示 案内 出

Rei : Keishiban ni annai wo dasu.

(13)

g) 発売 出版

Hatsubai. Shuppansuru.

Penjualan. Menerbitkan.

Verba dasu berfungsi untuk menerbitkan sesuatu.

例 : 新 政策 出

Rei Aratana seisaku wo dasu.

Contoh : Menerbitkan kebijakan pemerintahan yang baru.

h) 指示 与え

Meirei. Shiji nado wo ataeru.

Instruksi/arahan. Memberikan instruksi dll.

Verba dasu berfungsi untuk memberikan suatu instruksi/arahan dll.

例 : 部 指示 出

Rei : Buka ni shiji wo dasu.

Contoh : Memberikan instruksi kepada bawahan.

i) 店 始

Misenado no wo hajimeru.

Memulai/membuka toko.

Verba dasu berfungsi menjelaskan memulai/membuka toko baru dll.

例 : 地方 支店 出

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat menggunakan layanan ini, pengguna hanya cukup dengan mendownload aplikasi tersebut melalui situs penyedia layanan yang menyediakannya secara cuma-cuma, dimana biaya

Ketigabelas IKU tersebut meliputi: Persentase hasil kajian/litbang LAN yang disebarluaskan kepada stakeholders; Jumlah lembaga diklat yang terakreditasi; Persentase

Informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting dan menjadi faktor pendukung dalam proses manajemen, dimana keberadaan informasi menjadi hal yang perlu diperhitungkan karena

orientation parameters between TLS and digital camera, space resection bundle adjustment is employed based upon collinearity equations to determine the condition

KTP yang dibuat tepat waktu / Jumlah total KTP yang dilayani1. (83%) (96%) 98% 98%

Pelaksanaan kegiatan Kecamatan Pajarakan bersama dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh Instansi/UPT/UPTD diharapkan dapat mendukung salah satu tujuan

KEY WORDS: Urmia Basin, Snow Depth, Support Vector Regression, Wavelet Denoising, Genetic Algorithm, band

Dengan kegiatan membaca teks, siswa mampu menemukan hubungan perjuangan Gajah Mada dan pengaruhnya pada kehidupan di masa sekarang dengan cermat.. Dengan kegiatan diskusi