• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Pialang yang Melakukan Transaksi Semu di Pasar Modal Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Pialang yang Melakukan Transaksi Semu di Pasar Modal Indonesia"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang sangat penting

bagi masyarakat dalam hal investasi, sekaligus juga merupakan sumber

pembiayaan bagi perusahan-perusahaan di Indonesia. Pasar modal dapat pula

menjadi alat ukur bagi perkembangan perekonomian di tanah air dan cerminan

tingkat kepercayaan investor domestik maupun internasional terhadap perangkat

hukum dan kinerja pemerintah dalam dunia perekonomian.

Pasar modal memiliki peran yang penting bagi perekonomian suatu negara

karena pasar modal menjalankan dua fungsi. Pertama, sebagai sarana pendanaan

usaha atau sarana perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal

(investor) dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk

pengembangan usaha, penambahan modal kerja, dan lain-lain. Kedua, pasar

modal menjadi sarana masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan,

seperti saham, obligasi, dan reksa dana. Dengan demikian, masyarakat dapat

menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan

risiko masing-masing instrumen.1

Sebagai instrumen ekonomi, pasar modal tidak luput dari penyalahgunaan

oleh pihak-pihak tertentu untuk memperkaya diri sendiri secara melawan hukum.

1

(2)

Kejahatan di bidang pasar modal tergolong rumit dan sulit dibuktikan, apalagi

diperkarakan di hadapan pengadilan, mengingat sifat pasar yang sangat sensitif

terhadap fakta material berupa informasi terkait pasar modal. Umumnya kejahatan

yang terjadi di pasar modaldilakukan secara profesional oleh penjahat ―kerah putih‖

(white colar criminal), sedemikian sehingga para korbannya tidak sadar telah

dirugikan oleh tindak kejahatan tersebut. Salah satu kejahatan yang terkait dengan

pasar modal adalah manipulasi pasar ( market manipulation).2

Salah satu kejahatan yang termasuk sebagai manipulasi pasar adalah

transaksi semu, transaksi semu ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk

memberikan kesan bahwa efek perusahaan tertentu aktif diperdagangkan (wash

trading). Dalam transaksi ini tidak akan terjadi perubahan kepemilikan secara

absolut, karena skenario telah disusun oleh pihak-pihak yang terlibat. Transaksi

ini digunakan sebagai sarana untuk memodifikasi (biasanya menaikkan) harga

efek pada level tertentu yang dikehendaki pelaku.

Transaksi semu atau yang lebih sering disebut "penggorengan" saham,

sebenarnya bukanlah cerita baru dalam dunia pasar modal Indonesia. Transaksi

semu, pada prinsipnya adalah suatu transaksi di bursa yang sebenarnya tidak

sungguh-sungguh terjadi. Sebab, penjual dan pembeli sebenarnya adalah pihak

yang sama. Transaksi semu tersebut bertujuan memperoleh keuntungan dari

investor yang terjebak masuk ke dalamnya. Secara sederhana, ketika satu pihak

"menggoreng" saham tertentu sehingga harganya naik, maka investor lain menjadi

2

(3)

tertarik untuk ikut membeli saham tersebut dan berharap dapat meraih untung dari

kenaikan harganya, saat ada orang luar ikut masuk dalam saham "gorengan"

tersebut, pihak-pihak yang telah berkonspirasi tersebut segera menurunkan

harganya sehingga pemain baru tersebut terpojok dan terpaksa harus cut loss.3

Transaksi semu atau "goreng-menggoreng" saham tersebut sangat merusak

pasar, karena perdagangan berlangsung secara tidak fair. Pihak yang menguasai

modal, menguasai pasar, dapat dengan mudah menelan investor yang baru belajar,

apalagi hanya sekadar ikut-ikutan bermain saham.

Di Indonesia, larangan manipulasi pasar diatur dalam pasal 91

Undang-Undang Pasar Modal, yang menyatakan bahwa: ―setiap pihak yang dilarang

melakukan tindakan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk

menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan,

keadaan pasar, atau harga efek di bursa efek‖.

Mengingat pentingnya peranan pasar modal terhadap perekonomian

Indonesia, serta untuk mengatasi terjadinya transaksi semu yang merugikan

investor, diperlukan perangkat hukum yang tegas dan jelas untuk mengaturnya.

Saat ini Indonesia memiliki Undang – undang khusus yang mengatur tentang

pasar modal, yaitu UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

Setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang

Otoritas Jasa Keuangan, terjadi banyak perubahan dalam setiap sektor lembaga

keuangan. Pengawasan lembaga keuangan baik bank maupun non-bank awalnya

3

(4)

dilakukan oleh beberapa lembaga, menjadi pengawasan yang dilakukan oleh suatu

lembaga tunggal, yaitu Otoritas Jasa Keuangan.

Otoritas Jasa Keuangan dibentuk bertujuan untuk mewujudkan

perekonomian nasional yang mampu tumbuh secara berkelanjutan dan stabil,

diperlukan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan yang terselenggara secara

teratur, adil, transparan, dan akuntabel serta mampu mewujudkan sistem keuangan

yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan mampu melindungi kepentingan

konsumen dan masyarakat.4

Dalam melaksanakan tugasnya, Otoritas Jasa Keuangan memiliki fungsi,

tugas, wewenang pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan di dalam sektor

jasa keuangan secara terpadu, independen, dan akuntabel khususnya dalam pasar

modal.5Dengan berbagai fungsi tersebut, Otoritas Jasa Keuangan dapat

mewujudkan tujuan penciptaan kegiatan pasar modal yang teratur, dan efisien

serta dapat melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.

Dalam melaksanakan fungsi penegakan hukum, Otoritas Jasa Keuangan

bersikap proaktif bila terdapat indikasi pelanggaran peraturan

perundang-undangan pasar modal. Dengan melakukan pemeriksaan, dan atau penyidikan,

yang didasarkan kepada laporan atau pengaduan dari pelaku-pelaku pasar modal,

datatersebut dianalisis oleh Otoritas Jasa Keuangan yang sebelumnya oleh

Bapepam dan dari hasil tersebut dijadikan konsumsi publik dengan melakukan

pemberitaan melalui media massa.

4

(5)

Pialang atau Broker adalah pihak yang membantu investor untuk

melakukan pembelian atau penjualan efek di bursa.6 Yang dikerjakan Pialang

ialah membeli dan menjual (menawarkan) efek di lantai bursa atas perintah atau

permintaan (order) investor. Harga dan besarnya volume juga ditentukan oleh

investor. Jadi perusahaan pialang tidak bisa menetapkan harga atau jumlah yang

akan dibeli/jual sekehendak hatinya. Namun ada juga pialang yang melakukan

pembelian atau penjualan atas nama pialang itu sendiri.7

Pialang adalah suatu profesi yang lahir akibat adanya globalisasi sektor

pelayanan jasa, khususnya bidang keuangan yang berarti pengetahuan dan

kesadaran hukum yang berlaku guna memberikan pengetahuan dengan setiap

akibat yang timbul dan ketentuan, sebagaimana yang diatur dalam UU Nomor 8

Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Di dalam melaksanakan kegiatannya sebagai

pedagang perantara efek, pialang harus terlebih dahulu memperoleh izin dari

Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) sebagaimana diatur dalam pasal 30 ayat

1 UUPM Nomor 8 tahun 1995menyatakan bahwa: ―yang dapat melakukan

kegiatan usaha sebagai Perusahaan Efek adalah Perseroan yang telah memperoleh

izin usaha dari Bapepam.‖8

Pialang efek dalam menjalankan tanggung jawabnya atas amanah dari

nasabah yang diwakilinya bertugas sebagai berikut:9

a. Sales yang bertugas sebagai penjual efek;

6

Sawidji Widoatmojo, Cara Cepat Memulai Investasi Saham, (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2004), hlm.6.

(6)

b. Dealer yang bertugas mencatat order dari nasabah untuk menjual atau

membeli efek, kemudian meneruskannya kepada floor trader;

c. Floor broker / trader yang bertugas memasukan order yang diterima dari

dealer kedalam sistem komputer JATS (Jakarta Automated Trading

System) untuk dieksekusi. Khusus untuk pekerjaan floor broker / trader,

selain izin sebagai wakil perantara pedagang efek, juga diberlakukan

persyaratan tambahan, yakni sertifikat JATS sebagai bukti kelulusan

mereka setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan sistem komputer JATS

yang diselenggarakan oleh bursa efek, hanya JATS trader yang berhak

mengoperasikan komputer perdagangan;

d. Firm manager yang bertugas sebagai koordinator para floor broker /

trader dari suatu anggota, apabila suatu anggota bursa memiliki banyak

floor broker / trader dilantai perdagangan, maka salah satu diantara

mereka akan ditunjuk sebagai firm manager dan yang memiliki anggota

bursa ketika berurusan dengan bursa efek.

Pialang adalah pihak yang menjadi perantara penjualan dan pembelian

suatu efek. Dalam suatu transaksi pialang sangat dibutuhkan oleh investor.

Transaksi semu adalah transaksi yang dilakukan atas permintaan investor yang

diwakilkan kepada pialang sebagai perantara untuk penjualan dan pembelian efek

tersebut. Transaksi semu ini adalah suatu tindak kejahatan di pasar modal

yang mana memberikan gambaran semu kepada investor lain tentang aktifnya

suatu saham di pasar modal yang menyebabkan ketertarikan investor lain untuk

(7)

hal kegiatan di pasar modal Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang menjadi

pengawas setiap kegiatan-kegiatan yang terjadi di pasar modal seperti pengawas

dalam tindak kejahatan transaksi semu.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa perlu untuk mengkaji lebih

lanjut mengenai pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap pialang yang

melakukan transaksi semu, sehingga penulis mengangkat judul ―Pengawasan

Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Pialang yang Melakukan Transaksi Semu

di Pasar Modal Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka dirumuskan beberapa pokok

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana ketentuan kegiatan transaksi saham di pasar modal?

2. Bagaimana tinjauan yuridis terhadap transaksi semu di pasar modal

Indonesia?

3. Bagaimana pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap pialang yang

melakukan transaksi semu di pasar modal Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan skripsi

(8)

1. Untuk mengetahui bagaimana ketentuan kegiatan transaksi semu di pasar

modal.

2. Untuk mengetahui aspek yuridis terhadap transaksi semu di pasar modal

Indonesia.

3. Untuk mengetahui pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap pialang

yang melakukan transaksi semu di pasar modal Indonesia.

Adapun manfaat penulisan dari skripsi ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Dari skripsi ini diharapkanmampu memberikan masukan secara konsep

teoritis dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, khususnya

terhadap perkembangan hukum ekonomi di bidang pasar modal.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Akademisi

Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memperkaya referensi

kepustakaan bagi akademisi dan diharapkan dapat menambah wawasan bagi para

pembaca.

b. Bagi Praktisi

Diharapkan skripsi ini dapat memberikan sumbangsih bagi para praktisi

baik di bidang hukum maupun di bidang ekonomi dalam melakukan transaksi

(9)

c. Bagi Masyarakat

Penulisan skripsi ini diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat

terkhusus bagi mereka yang belum mengetahui pasar modal serta yang ingin

terlibat dalam pasar modal tersebut.

D. Keaslian Penulisan

Berdasarkan studi kepustakaan yang telah dilakukan penulis terdapat judul

skripsi yang menyangkut dengan pengawasan Otoritas Jasa Keuangan

yaitu:Pratiwi Ayu Kanda, (Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2016)

“Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Bank dalam Rangka

Pencegahan Pembiayaan Terorisme”10

Judul tersebut membahas pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap bank,

dimana bank merupakan media jasa keuangan yang merupakan banyak pilihan

dalam bertransaksi.

Adapun judul skripsi penulis adalah “Pengawasan Otoritas Jasa

Keuangan Terhadap Pialang yang Melakukan Transaksi Semu di Pasar

Modal Indonesia”yang membahas pengawasan otoritas jasa keuangan terhadap

pialang yang melakukan transaksi semu di pasar modal Indonesia, dalam hal ini

penulis akan membahas lebih lanjut pada bab berikutnya. Skripsi ini diajukan

dalam rangka memenuhi tugas-tugas dan syarat untuk memperoleh gelar ―Sarjana

Hukum‖.

10

(10)

Skripsi ini dilakukan dengan menelusuri karya ilmiah melalui media

internet dan sepanjang penelusuran yang dilakukan, belum ada penelitian yang

pernah mengangkat topik tersebut, serta belum pernah ditulisdi Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara. Penulisan ini berdasarkan referensi dari pemikiran

para praktisi, referensi buku-buku, makalah, media cetak, media elektronik seperti

internet serta bantuan dari berbagai pihak yang berdasarkan pada asas keilmuan

yang jujur, rasional, dan terbuka. Oleh karena itu, penulisan ini merupakan sebuah

karya asli sehingga tulisan ini dapat dipertanggungjawabkan oleh penulis.

E. Tinjauan Kepustakaan

Dalam tinjauan kepustakaan dicoba untuk mengemukakan beberapa

pengertian, hal ini berguna bagi penulis untuk membantu melihat ruang lingkup

skripsi agar berada dalam topik yang diangkat dari permasalahan yang telah

disebutkan diatas.

Terkait dengan topik yang diangkat dalam skripsi ini, penulis akan

mengemukakan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan skripsi ini yaitu

sebagai berikut:

1. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU No 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa

Keuangan, meliputi:

―Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disebut OJK adalah, lembaga

yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan

(11)

Otoritas Jasa Keuangan adalah sebuah lembaga pengawasan jasa keuangan

seperti industri perbankan, pasar modal, reksadana, perusahaan pembiayaan, dana

pensiun dan asuransi. Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan ini sebagai suatu

lembaga pengawas sektor keuangan di Indonesia perlu untuk diperhatikan, karena

harus dipersiapkan dengan baik segala hal untuk mendukung keberadaan Otoritas

Jasa Keuangan tersebut.11

Pada dasarnya UU Otoritas Jasa Keuangan hanya mengatur mengenai

pengorganisasian dan tata pelaksanaan kegiatan keuangan dari lembaga yang

memiliki kekuasaan di dalam pengaturan dan pengawasan terhadap sektor jasa

keuangan. Oleh karena itu, dengan dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan

diharapkan dapat mencapai mekanisme koordinasi yang lebih efektif di dalam

penanganan masalah-masalah yang timbul di dalam sistem keuangan. Dengan

demikian dapat lebih menjamin tercapainya stabilitas sistem keuangan dan adanya

pengaturan dan pengawasan yang lebih terintegrasi.

Pasal 4 UU OJK menyatakan bahwa:

―OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor

jasa keuangan: (a) terselenggara secara teratur, adil, transparan dan akuntabel; (b) mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan (c) mampu melindungi kepentingan

konsumen dan masyarakat.‖

Pasal 6 UU OJK menyatakan bahwa:

―OJK melakukan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap: (a) kegiatan

jasa keuangan disektor perbankan; (b) kegiatan jasa keuangan disektor pasar modal; dan (c) kegiatan jasa keuangan disektor perasuransian, dana

pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga pembiayaan lainnya.‖

11

(12)

a. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan

Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk

hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa. Setelah keluarnya UU Otoritas Jasa

Keuangan yang diundangkan tanggal 22 November 2011, pengaturan dan

pengawasan sektor perbankan yang semula berada pada Bank Indonesia telah

dialihkan pada Otoritas Jasa Keuangan. Dalam penjelasan UU Otoritas Jasa

Keuangan disebutkan bahwa dibutuhkan lembaga pengaturan dan pengawasan

sektor jasa keuangan yang lebih terintegrasi dan komprehensif agar dapat dicapai

mekanisme koordinasi yang lebih efektif dalam menangani permasalahan yang

timbul dalam sistem keuangan sehingga dapat menjamin tercapainya stabilitas

sistem keuangan.12

b. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal

Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai suatu pasar untuk

berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang dapat diperjual

belikan, baik itu dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, yang diterbitkan

oleh pemerintah atau perusahaan swasta. Lembaga yang melaksanakan kegiatan

jasa keuangan, salah satunya adalah Pasar Modal. UU Otoritas Jasa Keuangan

mengisyaratkan bahwa Otoritas Jasa Keuangan bertugas menggantikan Bapepam

dalam pengawasan kegiatan di pasar modal.

Bidang pengawasan sektor pasar modal mempunyai tugas

penyelenggaraan sistem pengaturan dan pengawasan sektor pasar modal yang

terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan. Dalam

(13)

melaksanakan fungsi bidang pengawasan sektor pasar modal mempunyai tugas

pokok yaitu sebagai berikut:13

1) Menyusun peraturan pelaksanaan di bidang pasar modal;

2) Melaksanakan protokol manajemen krisis pasar modal;

3) Menetapkan ketentuan akuntasi di bidang pasar modal;

4) Merumuskan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang

pasar modal;

5) Melaksanakan analisis, pengembangan dan pengawasan pasar modal

termasuk pasar modal syariah;

6) Melaksanakan penegakan hukum di bidang pasar modal;

7) Menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi

oleh Otoritas Jasa Keuangan, bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan,

dan lembaga penyimpanan dan penyelesaian;

8) Merumuskan prinsip-prinsip pengelolaan investasi, transaksi dan lembaga

efek, dan tata kelola emiten dan perusahaan publik;

9) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh

izin usaha, persetujuan, pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan dan pihak

lain yang bergerak di bidang pasar modal;

10)Memberikan perintah tertulis, menunjuk dan/atau menetapkan penggunaan

pengelola statuter terhadap pihak/lembaga jasa keuangan yang melakukan

kegiatan di bidang pasar modal dalam rangka mencegah dan mengurangi

kerugian konsumen, masyarakat dan sektor jasa keuangan; dan

11)Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh dewan komisioner.

13

(14)

c. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga

pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.

Perusahaan asuransi ialah perusahaan yang bergerak di bidang jasa

pertanggungan risiko, misalnya risiko kecelakaan dan kebakaran. Orang yang

mempertanggungkan risiko dirinya harus membayar sejumlah uang kepada

perusahaan asuransi. Jumlah uang (premi) yang harus dibayar orang yang

mempertanggungkan risikonya sudah ditetapkan perusahaan asuransi. Jumlah

premi yang sudah ditetapkan diangsur tiap bulan, tiap triwulan, atau tiap tahun.

Apabila jumlah premi dan batas waktu pertanggungan belum terpenuhi sementara

orang yang mempertanggungkan risikonya meninggal dunia, ahli warisnya berhak

menerima premi penuh tanpa harus meneruskan kewajiban pemegang polis. Polis

adalah surat perjanjian antara perusahaan asuransi selaku pihak penanggung

dengan pihak tertanggung. Isinya bahwa penanggung akan menanggung risiko

yang ditanggungkan sampai batas waktu yang ditentukan dan akan mengganti

kerugian yang diderita apabila terjadi musibah. Untuk itu, pihak tertanggung akan

membayar premi sebesar yang ditentukan dalam perjanjian kepada penanggung.

2. Pengertian Transaksi Semu

Transaksi semu adalah salah satu kejahatan yang termasuk sebagai

manipulasi pasar, transaksi semu merupakan kegiatan yang bertujuan untuk

memberikan kesan bahwa efek perusahaan tertentu aktif diperdagangkan. Dalam

(15)

skenario telah disusun oleh pihak-pihak yang terlibat untuk mengelabui para

investor lain.14

3. Pengertian Pialang

Pialang saham biasa disebut dengan Perantara Pedagang Efek (PPE), atau

juga disebut, Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE), seringkali disebut juga

broker dealer. PPE adalah pihak yang wakili jual beli efek untuk kepentingan

sendiri ataupun pihak lain.15

Dalam pasar modal pialang memiliki berbagai jenis yaitu sebagai

berikut:16

1) Ritel (retail) broker, disebut individual broker. Pialang ini hanya melayani

kepentingan individu jadi tidak melayani pelanggan lembaga seperti

reksadana. Pialang ini akan mendapatkan komisi dari hasil penjualan

maupun pembelian sesuai amanah investor.

2) Institusional broker, merupakan kebalikan dari individual broker. Pialang

ini hanya melayani pelanggan yang bersifat lembaga atau institusi.

3) Discount broker, adalah pialang yang memberikan pelayanan tidak

lengkap. Yang dimaksud tidak lengkap adalah selain melaksanakan

eksekusi order, pialang juga memberikan pelayanan berupa nasihat,

14

Betrick Yolanda Banjarnahor, Pelaksanaan Transaksi Efek Semu terkait Pluktuasi Harga Saham di Tinjaun dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal , http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/59257. diakses pada tanggal 17 Maret 2017, pukul 19:29 wib.

15

Mohammad Samsul, Pasar Modal dan Managamen Portopolio, (Bandung: Erlangga, 2006). hlm.98.

16

(16)

memberikan informasi terbaru atau menyampaikan hasil analisis

perusahaan tempatnya bekerja.

4) Deep discount broker, pialang ini menyediakan layanan pada

pemeliharaan rekening dan eksekusi pesanan membeli atau menjual.

5) Full service broker, pialang ini memberikan pelayanan lengkap. Mulai

dari pelaksanaan amanah, pemberian informasi, pemberian nasihat sampai

pemberian hasil analisis yang dilakukan analisis-analisis perusahaan

pialang. Pialang jenis ini cocok untuk para investor yang tidak mengerti

soal analisis. Namun biaya untuk pialang ini juga terbilang mahal.

6) Internet (online) broker, pialang jenis ini tidak berbeda dengan pialang

jenis konvensional, hanya pelayanannya saja yang berbeda yaitu dengan

menggunakan internet. Dengan internet broker investor bisa

menyelesaikan semua proses transaksi melalui komputer.

4. Pengertian Pengawasan

Pengertian dari pengawasan dibedakan menjadi dua yaitu pengertian

secara umum dan pengertian pengawasan bila dilihat dari sisi pandang

pemerintah. Secara umum pengawasan diartikan sebagai suatu kejadian atau

kegiatan yang dilakukan oleh manajemen untuk mengetahui apakah pelaksanaan

dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan telah sesuai atau tidak dengan

rencana atau kebijaksanaan yang telah digariskan oleh manajemen. Apabila terjadi

(17)

sehingga dapat segera dilakukan tindakan perbaikan dan pencegahan agar tujuan

dapat tercapai.17

Yang dinamakan pengawasan ialah suatu proses untuk menegaskan bahwa

seluruh kegiatan yang terselenggara telah sesuai dengan apa yang sudah

direncanakan sebelumnya. Pengawasan memiliki beberapa jenis yaitu sebagai

berikut:18

1) Pengawasan internal dan eksternal, pengawasan internal merupakan suatu

pengawasan yang dilaksanakan oleh orang atau badan yang ada di dalam

lingkungan unit lembaga atau organisasinya. Sedangkan pengawasan

eksternal ialah pengawasan yang dilaksanakan oleh unit pengawasan yang

terdapat diluar unit lembaga atau organisasi yang diawasinya.

2) Pengawasan preventif represif, pengawasan preventif ialah suatu bentuk

pengawasan yang dilaksanakan pada kegiatan sebelum kegiatan tersebut

dilakukan, sehingga mampu mencegah terjadinya kegiatan yang

melenceng. Contohnya: pengawasan yang dilakukan pemerintah untuk

menangkal penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang berpotensi

akan merugikan negara. Sedangkan pengawasan represif ialah suatu

bentuk pengawasan yang dilaksanakan pada kegiatan setelah kegiatan itu

sudah selesai dilakukan.

17

http://www.pengertianku.net/2014/07/pengertian-pengawasan-dan-fungsinya.html. Diakses pada tanggal 20 Maret 2017. Pukul 12:31.

(18)

3) Pengawasan aktif dan pasif, pengawasan aktif ialah merupakan suatu

bentuk pengawasan yang dilaksanakan ditempat kegiatan yang

bersangkutan. Sedangkan pengawasan pasif ialah merupakan suatu bentuk

pengawasan yang dilaksanakan melalui penelitian dan pengujian terhadap

surat-surat ataupun laporan pertanggungjawaban yang disertai dengan

bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran.

4) Pengawasan kebenaran formil, merupakan suatu bentuk pengawasan

menurut hak dan (rechtimatigheid) pemeriksaan kebenaran materi ihwal

maksud dan tujuan pengeluaran (doelmatigheid).

Adapun fungsi dari pengawasan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Sebagai penilai apakah setiap unit-unit telah melaksanakan kebijaksanaan

dan prosedur yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing

2) Sebagai penilai apakah surat-surat atau laporan yang didapat sudah

menggambarkan kegiatan-kegiatan yang sebenarnya secara tepat dan

cermat.

3) Sebagai penilai apakah pengendalian manajemen sudah cukup memadai

dan dilakukan secara efektif.

4) Sebagai peneliti apakah kegiatan telah dilaksanakan secara efektif yakni

mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.

(19)

F. Metode Penelitian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), metode merupakan cara

kerja yang mempunyai sistem dalam memudahkan pelaksanaan dari suatu

kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan.

Pendapat para ahli terhadap pengertian metode penelitian yaitu sebagai

berikut:19

1. Drs.Agus M.Hardjana, mengemukakan metode merupakan cara yang telah

dipikirkan secara matang yang dilakukan dengan mengikuti beberapa

langkah-langkah tertentu demi tercapainya sebuah tujuan.

2. Sugiyono, menjelaskan metode penelitian ialah cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

3. Nasir, menjelaskan metode penelitian ialah cara utama yang digunakan

peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah

yang diajukan.

Dalam skripsi ini metode yang dipakai adalah sebagai berikut:

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian yuridis normatif, yaitu

penelitian yang dilakukan berdasarkan perundang-undangan atau hukum

dikonsepkan sebagai kaidah atau norma.20Penelitian yuridis mengandung arti

bahwa dalam meninjau dan menganalisa masalah dipergunakan data sekunder

dibidang hukum, yaitu meliputi berbagai macam peraturan perundang-undangan,

19

http://www.seputarpendidikan.com/2016/03/19-pengertian-metodologi-penelitian-menurut-para-ahli.html. Diakses pada tanggal 20 Maret 2017 pukul 12:54 wib.

20

(20)

hasil karya ilmiah, hasil-hasil penelitian dan literatur-literatur ilmu hukum.

Sedangkan normatif mengandung arti dalam meninjau dan menganalisa

masalahnya dipergunakan pendekatan dengan menganalisa undang-undang.

Sifat penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalahpenelitian

yang pada umumnya bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual

dan akurat terhadap suatu populasi atau daerah tertentu mengenai sifat-sifat,

karakteristik-karakteristik dan faktor-faktor tertentu.21Penelitian ini adalah

penelitian dengan penelusuran dokumen atau lebih banyak dilakukan terhadap

data yang bersifat sekunder yang ada di perpustakaan.

2. Data penelitian

a. Bahan hukum primer

Adapun bahan hukum primer yang digunakan antara lain:

1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Undang-Undang No 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan.

3. Undang-Undang No 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 Tentang

Penyelenggaraan Kegiatan di Pasar Modal.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder berupa buku-buku yang terkait dengan judul

skripsi, artikel-artikel dan hasil penelitian.

21

(21)

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier berupa petunjuk dan penjelasan terhadap hukum

primer dan sekunder seperti kamus hukum, jurnal ilmiah dan bahan-bahan hukum

lain yang relevan dan bisa digunakan melengkapi data yang diperlukan dalam

penulisan skripsi ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penulisan skripsi ini menggunakan metode liberary search (penelitian

kepustakaan), yakni mempelajari literatur atau dari sumber bacaan buku-buku,

peraturan perundang-undangan, karya ilmiah para ahli, artikel-artikel baik dari

surat kabar, majalah, media elektronik, dan bahan bacaan lain yang terkait dengan

penulisan skripsi ini yang semua itu dimaksudkan untuk memperoleh

bahan-bahan yang bersifat teoritis yang dipergunakan sebagai dasar dalam penelitian.

4. Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif yaitu penelitian yang

mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam perundang-undangan serta

norma-norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Data yang

diperoleh dari hasil penelitian dikelompokkan menurut permasalahan yang

selanjutnya dilakukan analisis secara kualitatif. Analisa secara kualitatif

dimaksudkan untuk menganalisa dengan penjelasan dalam bentuk kalimat bukan

dengan angka-angka. Kemudian dinyatakan secara deskriptif sehingga diperoleh

(22)

G. Sistematika Penelitian

Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap bab terbagi atas beberapa sub

bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini yang dapat

digambarkan sebagai berikut:

BAB I merupakan bab Pendahuluan. Bab ini dimulai dengan

mengemukakan apa yang menjadi latar belakang penulisan skripsi. Kemudian

dilanjutkan dengan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian

penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian dan ditutup dengan memberikan

sistematika dari penulisan skripsi ini.

BAB IIKetentuan Kegiatan Transaksi Saham di Pasar Modal.Bab ini

berisikan tinjauan umum pasar modal Indonesia, transaksi saham di pasar primer

dan transaksi saham di pasar sekunder.

BAB IIITinjauan Yuridis Terhadap Transaksi Semu di Pasar Modal

Indonesia. Memuat tentang transaksi semu di pasar modal Indonesia, faktor

penyebab terjadinya transaksi semu di pasar modal Indonesia, dan pengaturan

pialang yang melakukan transaksi semu di pasar modal Indonesia.

BAB IVPengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Pialang yang

Melakukan Transaksi Semu di Pasar Modal Indonesia. Bab ini membahas tentang

sejarah pembentukan otoritas jasa keuangan, peran otoritas jasa keuangan

terhadap keuangan Indonesia, pengawasan otoritas jasa keuangan terhadap pialang

yang melakukan transaksi semu di pasar modal Indonesia dan sanksi terhadap

(23)

BAB V merupakan bab penutup dari seluruh rangkaian bab-bab. Seluruh

nya yang berisikan kesimpulan yang dibuat berdasarkan uraian skripsi ini yang

Referensi

Dokumen terkait

Transaksi short selling dalam Pasar Modal sering membuat gejolak bagi para pelaku pasar yang menyebabkan timbulnya kerugian bagi para investor.Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan

Kedudukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Menangani Kasus Kejahatan Pasar Modal berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011, Penyidik Pegawai Negeri Sipil

emiten agar tidak melakukan pelangaran dalam pasar modal. Untuk itu dibutuhkan lembaga yang mengawasi dan membina pada kegiatan Pasar Modal di Indonesia. Otoritas jasa

Otoritas Jasa Keuangan melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga

Kedudukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Menangani Kasus Kejahatan Pasar Modal berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011, Penyidik Pegawai Negeri Sipil

Kedudukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Menangani Kasus Kejahatan Pasar Modal berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011, Penyidik Pegawai Negeri Sipil

Bank Indonesia melakukan pengawasan dalam sektor perbankan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) melakukan pengawasan di kegiatan pasar

Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan yaitu sebagai regulator dan pengawasan di sektor perbankan, pasar modal, peransuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga