FUNGSI OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MELAKUKAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PASAR MODAL
S K R I P S I
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Oleh
MUAMMAR RASYAD 100200205
DEPARTEMEN HUKUM PIDANA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
FUNGSI OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MELAKUKAN PENYIDIKAN TINDAK
PIDANA PASAR MODAL S K R I P S I
Oleh
MUAMMAR RASYAD 100200205
Disetujui Oleh
DEPARTEMEN HUKUM PIDANA
Dr. M. Hamdan, SH. M.H NIP. 195703261986011001
Pembimbing I Pembimbing II
Prof.Dr.Ediwarman.SH, M.Hum Nurmalawaty SH, M.Hum
NIP. 195405251981031003 NIP. 196209071988112001
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK Muammar Rasyad * Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS** Syafruddin Hasibuan, SH,MS,DFM***
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU OJK, OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah pertama pengaturan dan pengawasan pasar modal setelah peralihan BAPEPAM kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kedua kedudukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Menangani Kasus Kejahatan Pasar Modal berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011.
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, di mana penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan dipandang dari sisi normatifnya.
Pengaturan dan pengawasan pasar modal setelah peralihan BAPEPAM kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ketentuan Pasal 8 dan Pasal 9 kewenangan OJK terkait dengan kegiatan jasa keuangan memisahkan secara limitatif jenis kewenangannya, yakni pada Pasal 8 diatur yang berkaitan dengan pengaturan, dan pada Pasal 9 diatur mengenai kewenangan yang berkaitan dengan pengawasan.
Kedudukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Menangani Kasus Kejahatan Pasar Modal berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011, Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang melakukan tugas dalam Pasal 49 menyampaikan hasil penyidikan kepada jaksa untuk dilakukan penuntutan, selanjutnya Jaksa yang menerima laporan dari Penyidik Pegawai Negeri Sipil wajib menindaklanjuti dan memutuskan tindak lanjut hasil penyidikan sesuai dengan kewenangannya paling lama 90 (sembilan puluh) hari sejak diterimanya hasil penyidikan, sesuai dengan Pasal 50 UU OJK.
Kata Kunci : Fungsi OJK, Penyidikan Tindak Pidana Pasar Modal
*) Mahasiswa Depertemen Hukum Pidana Fakultas Hukum USU **) Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar FH USU
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis sampaikan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi merupakan salah satu persyaratan bagi setiap mahasiswa yang ingin
menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Sehubungan dengan itu, disusun skripsi yang berjudul Fungsi Otoritas Jasa
Keuangan Dalam Melakukan Penyidikan Tindak Pidana Pasar Modal.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, telah mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara Medan.
2. Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. OK. Saidin, SH., M.Hum selaku wakil Dekan I Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Puspa Melati Hasibuan, SH, M.Hum selaku wakil Dekan II Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH., M.Hum selaku wakil Dekan III Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Dr. H.M. Hamdan, SH., MH, selaku Ketua Departemen Hukum Pidana
7. Bapak Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS, selaku Dosen Pembimbing I Penulis
yang telah memberikan pengarahan dalam proses pengerjaaan skripsi ini.
8. Bapak Syafruddin Hasibuan, SH,MS,DFM, selaku Dosen Pembimbing II
Penulis yang telah memberikan pengarahan dalam proses pengerjaaan skripsi
ini.
9. Seluruh staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah
memberikan ilmu khususnya dalam bidang hukum.
10.Kepada kedua orang tua penulis Ayahanda Rajidin dan Ibunda Dardanella,
yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun materi serta doa
yang tidak putus-putusnya sehingga terselesaikanya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sehingga penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekeliruan.
Oleh karena itu penulis meminta maaf kepada pembaca skripsi ini karena
keterbatasan pengetahuan dari penulis. Besar harapan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada
kita semua dan semoga doa yang telah diberikan mendapatkan berkah dari Tuhan
dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan perkembangan hukum
di negara Republik Indonesia.
Medan, Juni 2016 Hormat Saya
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13
D. Keaslian Penulisan ... 13
E. Tinjauan Kepustakaan ... 14
1. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan ... 14
2. Pengertian Tindak Pidana ... 15
3. Pengertian Penyidikan ... 16
4. Pengertian Pasar Modal ... 17
F. Metode Penelitian ... 19
G.Sistematika Penulisan ... 22
BAB II PENGATURAN DAN PENGAWASAN PASAR MODAL SETELAH PERALIHAN BAPEPAM KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN ... 24
A.Sejarah Otoritas Jasa Keuangan ... 24
C.Pengaturan Hukum Terhadap Pengawasan Pasar Modal
Dari Bapepam Kepada Otoritas Jasa Keuangan ... 41
BAB III KEDUDUKAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MENANGANI KASUS KEJAHATAN PASAR MODAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 ... 47
A. Kedudukan Otoritas Jasa Keuangan dalam Sistem Peradilan Pidana (Criminal Justice System)... 47
B. Unsur – Unsur Kejahatan dalam Pasar Modal Yang Terdapat Di dalam Pasar Modal UU No.8 Tahun 1995 ... 54
C. Wewenang Otoritas Jasa Keuangan Untuk Melakukan Penyidikan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 ... 70
D. Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Untuk Melakukan Penyidikan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 ... 76
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 77