• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN KADAR TOTAL FLAVONOID DARI EKSTRAK METANOL PISANG AMBON KUNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBANDINGAN KADAR TOTAL FLAVONOID DARI EKSTRAK METANOL PISANG AMBON KUNING"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN KADAR TOTAL FLAVONOID DARI EKSTRAK METANOL PISANG AMBON KUNING ( Musa paradiciaca L. varsapientum) DENGAN

BERBAGAI JENIS TINGKAT KEMATANGAN

Comparison Volume Total Flavonoid of an Extract Methanol Banana Yellow Ambon (Musa Paradiciaca L. var sapientum) eith Diffferent Types the Level of Maturity

TIARANI1 1

Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas PAkkuan, Bogor

Email : tiartiarani@yahoo.co.id

ABSTRAK

Pisang merupakan hasil pertanian utama dunia yang tumbuh dan dikonsumsi oleh lebih dari 100 negara yang memiliki iklim tropis dan sub tropis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan total flavonoid dari ekstrak kulit dan daging pisang ambon kuning dari berbagai jenis tingkat kematangan menggunakan metode ekstraksi maserasi dengan pelarut metanol. Penentuan konsentrasi dengan menggunakan spektrofotometer kadar yang dihasilkan dari masing-masing ekstrak sebesar 41 mg/kg bahan kering kulit pisang mentah, 200 mg/kg bahan kering kulit pisang matang, bahan kering kulit pisang sangat matang sebesar 26 mg/kg, dan jumlah kadar flavonoid bahan kering daging pisang mentah sebesar 71 mg/kg, daging bahan kering pisang matang sebesar 180 mg/kg, dan bahan kering daging pisang sangat matang sebesar 150 mg/kg.

ABSTRACT

Banana is crops of fruit in the of herbaceous derived from the southeast asian region. This research aims to know the total extract flavonoid of the skin and flesh of various species of banana ambon yellow level of maturity maceration with extraction methods using methanol solvent. After the determination of using levels of concentration of the spectrophotometer resulting from each banana bark extract is raw 41 mg per kilogram dry substances, ripe banana skin 200 mg per kilogram dry substances, the skin very ripe banana 26 mg per kilogram dry substances and for flavonoid content produced by banana 71 mg raw meet per kilogramdry substances, meat ripe banana 180 mg per kilogram dry substances

PENDAHULUAN

Keanekaragaman hayati yang ada di bumi ini tak hanya digunakan sebagai bahan pangan ataupun untuk dinikmati keindahannya saja, tetapi dapat juga

bermanfaat sebagai bahan untuk

mengobati berbagai jenis penyakit. Indonesia adalah salahsatu negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan beraneka ragam, namun hanya sebagian kecil yang diteliti serta dimanfaatkan.

(2)

Berdasarkan sejumlah penelitian pada tanaman obat, dilaporkan bahwa banyak tanaman obat yang mengandung antioksidan dalam jumlah besar. Efek antioksidan terutama disebabkan karena adanya senyawa fenol seperti flavonoid, dan asam fenolat. Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, antivirus, antiradang, antialergi, dan antikanker. Efek antioksidan senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas melalui donor atom hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid. Beberapa penyakit seperti arterosklerosis, kanker, diabetes, parkinson, alzheimer dan penurunan kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh manusia. Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam pencegahan kanker dan penyakit kardiovaskular. Pisang (Musa paradisiaca) yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara merupakan hasil pertanian utama dunia yang tumbuh dan dikonsumsi oleh lebih dari 100 negara yang memiliki iklim tropis dan sub tropis. Di seluruh dunia sendiri lebih dari 1000 varietas pisang yang telah diakui (Anonim,2008). Indonesia merupakan salahsatu negara yang memiliki banyak keanekaragaman pisang sehingga menjadikannya sebagai salahsatu negara pengekspor pisang. Pisang yang sering kita

jumpai adalah pisang ambon Musa paradisiacal Lvar. sapientum.

Metanol merupakan pelarut bersifat polar yang memiliki indek polaritas 5,1 (Watson, 2009), sehingga diharapkan dapat menarik senyawa-senyawa kandungan kimia yang terdapat dalam buah pisang ambon kuning.

METODE KERJA Bahan

Bahan-Bahan yang digunakan adalah Buah pisang ambon kuning( mentah, matang dan lewat matang) , aquades,

metanol , natrium asetat 1 M, alumunium klorida 10% , etil asetat dan kuersetin. FeCl3 1%, asam asetat 10%, serbuk Mg,

HCl pekat, asam alkohol, ammonia, kloroform, Dragendroff, pereaksi mayer, pereaksi bouchardat.

Alat

Alat-alat yang digunakan adalah kain batis, alat rotary evaporator, spatel timbangan, batang pengaduk, kertas saring, sudip, stop watch, alat-alat gelas kimia, Spektrofotometer.

Ekstraksi Buah Pisang Ambon

Masing-masing kulit pisang ambon dan dagingnya sebanyak 300 gram dihaluskan secara terpisah dengan blender sehingga terbentuk bubur. Bubur kulit dan daging secara terpisah dimasukkan dalam wadah botol coklat dan diekstraksi dengan cara maserasi dengan pelarut metanol (3x200 ml) selama 3 hari. Filtrate yang diperoleh disaring dan dipekatkan dengan rotary evaporator. (Rosa,2013).

Uji Fitokimia Ekstrak Pisang Ambon Kuning

a. Uji Flavonoid

Pengujian dilakukan dengan tiga metode. Pertama, beberapa tetes FeCl3 1%

kedalam beberapa bagian larutan ekstrak. Warna hijau kehitaman menunjukkan adanya flavonoid. Kedua, beberapa tetes larutan asam asetat 10% ditambahkan kedalam beberapa bagian ekstrak. Endapan kuning yang terbentuk menandakan

(3)

adanya flavonoid. Ketiga, sejumlah ekstrak dilarutkan dalam metanol, lalu ditambahkan sedikit serbuk Mg dan 1 mL HCl pekat dari sisi tabung. Terbentuknya warna jingga menunjukkan adanya flavonoid, (Rajendra et al, 2011).

b. Uji Alkaloid

Sebanyak 0,5 g ekstrak dilarutkan dalam 10 mL asam alkohol, didihkan dan disaring. Sebanyak 5 mL filtrat ditambahkan 2 mL larutan ammonia dan 5 mL kloroform lalu dikocok kuat. Lapisan kloroform yang terbentuk diekstrak dengan 10 mL asam asetat lalu dibagi menjadi tiga bagian:

1) Uji Dragendoff (Kalium Bismuth Nitrat): beberapa tetes larutan Dragendoff ditambahkan kedalam larutan kloroform, endapan coklat menunjukkan adanya alkaloid.

2) Uji Mayer (Kalium Merkuri Iodida): beberapa tetes pereaksi mayer di tambahkan ke dalam larutan kloroform, endapan putih kekuningan menunjukkan adanya alkaloid.

3) Uji Bouchardat (Kalium Iodida): beberapa tetes pereaksi bouchardat ditambahkan ke larutan kloroform. Endapan coklat menunjukkan adanya alkaloid, (Rajendra et al, 2011).

c. Uji Tanin

Test Feri Klorida: Sebanyak 0,5 g ekstrak yang diperiksa dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml

akuades lalu dipanaskan di atas penangas air kemudian saring, ditambahkan beberapa tetes feri klorida jika terbentuk warna hijau kecoklatan atau biru-kehitaman maka akan menunjukkan adanya tanin.

Tes gelatin: ditambahkan gelatin 1% dalam NaCl 10% pada ekstrak dan amati, jika terbentuk endapan putih maka menunjukkan adanya tanin (Rajendra et al, 2011).

d. Uji Saponin

Sebanyak 0,5 gram sampel yang diperiksa dimasukkan kedalam tabung reaksi, tambahkan 10 ml air panas, kemudian kocok kuat selama 10 detik. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya buih yang stabil selama tidak kurang dari

10 menit. Buih yang terbentuk

ditambahkan 3 tetes minyak zaitun dan dikocok kuat, hasil positif ditandai dengan pembentukan emulsi (Rajendra et al, 2011).

Pengujian Kadar Flavonoid Total - Pembuatan Larutan Pereaksi 1. Pembuatan natrium asetat 1 M Natrium asetat 1 M dibuat dengan cara ditimbang tepat 8,3 gram natrium asetat, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan dilarutkan dengan air suling sampai tanda batas lalu dihomogenkan.

2. Pembuatan alumunium klorida

(4)

Alumunium klorida 10% dibuat dengan cara ditimbang tepat 10 gram alumunium klorida, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan dilarutkan dengan natrium asetat hingga larut, kemudian ditambahkan dengan air suling sampai tanda batas dan dihomogenkan.

3. Pembuatan larutan blanko

Dipipet 2,5 mL alumunium klorida 10% ke dalam labu ukur 25 mL, kemudian ditambahkan 2,5 mL Na asetat 1 M dan ditepatkan dengan air suling.

4. Pembuatan standar induk 100 ppm Ditimbang 100 mg kuersetin, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan dilarutkan dengan metanol sampai tanda batas lalu dihomogenkan (1000 ppm). Untuk mendapatkan larutan standar kuersetin 100 ppm, dilakukan dengan cara dipipet 10 mL larutan standar 1000 ppm, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan dilarutkan dengan metanol sampai tanda batas (100 ppm).

- Penentuan Panjang Gelombang Maksimal Kuersetin

Sebelum diukur absorban dari kuersetin, dilakukan penentuan panjang gelombang maksimal dari kuersetin dengan menggunakan konsentrasi terendah yaitu 10 ppm. Sebanyak 2 mL larutan standar

kuersetin konsentrasi 10 ppm, ditambah 2,5 mL AlCl3 10%, 2,5

mL Na Asetat 1 M dan 2,8 mL air suling. Dikocok homogen lalu dibiarkan selama 30 menit, diukur absorbannya pada panjang gelombang 380-780 nm dengan menggunakan spektrofotometer.

- Penentuan Waktu Inkubasi Optimum

Sebanyak 2 ml larutan standar kuersetin konsentasi 10 ppm, ditambah 2,5 ml AlCl3 10%, 2,5

ml Na asetat 1 M dan 2,8 ml air suling. Kemudian dihomogenkan dan diinkubasi pada suhu kamar. Serapan diukur pada panjang gelombang maksimum pada 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 menit, sehingga didapat waktu optimum yang stabil.

- Pembuatan Kurva Standar Kuersetin

Dibuat konsentrasi standar kuersetin yaitu 5, 10, 15, 20, dan 25 ppm, dari setiap konsentrasi diambil 10 mL, ditambah 0,5 mL AlCl3 10%, 0,5 mL Na Asetat 1 M

dan 14 mL air suling, sehingga konsentrasi yang didapat yaitu 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm. Dikocok homogen lalu dibiarkan selama waktu optimum, diukur

(5)

absorbannya pada panjang gelombang maksimal.

- Pengukuran absorban diatas dibuat kurva antara konsentrasi larutan standar kuersetin dengan nilai absorban yang diperoleh dan akan dihasilkan persamaan regresi linier . Persamaan regresi ini untuk menghitung kadar ekstrak (ppm) dengan memasukkan absorban ekstrak sebagai nilai y ke dalam persamaan.

- Penentuan Kadar Flavonoid Total

- Sebanyak 2 ml masing-masing ekstrak pisang ambon (50 mg/ 100 mL) dengan pelarut yang sesuai ditambah 2,5 mL AlCl3 10%, 2,5

mL Na Asetat 1 M dan 2,8 mL air suling. Dikocok homogen lalu dibiarkan selama waktun optimum, lalu serapan diukur pada panjang gelombang maksimal. Absorban yang dihasilkan dimasukkan ke dalam persamaan regresi dari kurva standar kuersetin. Kemudian dihitung flavonoid total dengan menggunakan rumus:

- Kadar flavonoid total =

X 100%

Analisis Data

Kadar flavonoid dalam kulit buah pisang ambon kuning dapat dihitung berdasarkan

nilai absorbansi yang terbaca pada spektrofotometer Uv Vis.

Serapan flavonoid yang terkandung dalam kulit dan buah pisang ambon dapat diketahui berdasarkan spektrum serapan maksimum yang terlihat pada pengukuran spektrum flavonoid masing- masing sampel yaitu pada rentang 380-780 nm.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar air pisang ambon kuning

Masing-masing kulit dan daging pisang ambon kuning setelah diblender dilakukan penetapan kadar air terlebih dahulu dan didapatkan kadar air sebesar yang terdapat pada tabel berikut :

Kadar air pada kulit pisang ambon kuning

Sampel Rendemen (%) Kulit pisang mentah 69,76 Kulit pisang matang 73,66 Kulit pisang sangat matang 67,57

Kadar air pada daging pisang ambon kuning Sampel Rendemen (%) Daging pisang mentah 70,56 Daging pisang matang 75,32 Daging pisang sangat matang 71,62

(6)

Rendemen Ekstrak

Rendemen ekstrak kulit pisang ambon

Ektrak Pisang Re ndemen (%) Ekstrak kulit mentah 13,5 Ekstrak kulit matang 20,7

Ekstrak kulit sangat

matang 19

Rendemen ekstrak daging pisang ambon Ektrak Pisang Rendemen (%) Ekstrak daging mentah 30,46 Ekstrak daging matang 32,76 Ekstrak daging sangat matang 38,7

Hasil pembuatan ekstrak pisang ambon kuning (Musa paradisiaca L.)

Hasil ekstrak yang tertinggi adalah kulit pisang matang sebanyak 62,1g kemudian kulit pisang mentah sebanyak 40,7 g, dan yang terendah adalah kulit pisang sangat matang sebanyak 57,0g. Hasil ekstrak daging pisang yang tertinggi adalah daging pisang sangat matang sebanyak 116,1g kemudian daging pisang mentah sebnyak 91,4g ,dan yang terendah adalah daging pisang matang sebanyak 89,3g.

Uji Fitokimia

Uji Fitokimia Kulit Pisang Ambon Kulit

Pisang Flavonoid Tanin Alkaloid Saponin

Mentah ++ - - +++ Matang +++ - - ++ Sangat Matang + - - + Keterangan : + = Ada - = Tidak Ada

Uji Fitokimia Daging Pisang Ambon

Flavonoid Tanin Alkaloid Saponin

Mentah + - - ++ Matang ++ - - ++ Sangat Matang + - - ++ Keterangan : + = Ada - = Tidak Ada

Hasil Penetapan Panjang Gelombang Maksimum

Hasil Optimasi Waktu Inkubasi

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 400 420 440 460 480 A bs o rba ns i Panjang 0.364 0.365 0.366 0.367 0.368 0.369 0.37 0 10 20 30 40 A bs o rba ns i Waktu

(7)

Hasil Pengukuran Kurva Kalibrasi

Hasil Penetapan Kadar Flavonoid

Terlihat rata-rata flavonoid yang dihasilkan oleh kulit dan daging pisang ambon kuning, kadar flavonoid yang tinggi terdapat pada kulit dan daging pisang ambon kuning matang. Hal ini dikarenakan pada pisang ambon mentah proses biosintesis pembentukan glikosida flavonoid belum sempurna sehingga kandungan flavonoid lebih sedikit, namun pada pisang ambon matang proses biosintesis pembentukan glikosida flavonoid sudah terbentuk dengan sempurna sehingga kadar flavonoid yang dihasilkan lebih tinggi daripada kadar pisang mentah dan untuk pisang ambon sangat matang dimana sebagian glikosida flavonoid terhidrolisis secara enzimatis

menjadi aglikon (flavonoid) dan glikon (gula), sehingga hanya sebagian glikosida flavonoid terhidrolisis dalam metanol. Metabolism protein dalam pemasakan buah pisang dapat diketahui berdasarkan enzim yang berperan dalam proses pematangan buah pisang. Kadar protein yang dimaksud adalah jumlah total enzim yang berperan dalam proses pemasakan buah pisang. Proses biokimia yang terjadi pada kulit pisang menyebabkan perubahan tekstur buah sehingga menjadi lunak. Perubahan warna merupakan perubahan yang paling menonjol selama pemasakan buah pisang. Hal ini dikarenakan hilangnya klorofil dan menyebabkan timbulnya karatenoid yang berwarna kuning. Perubahan utama yang terjadi pada pematangan daging buah pisang yaitu berkurangnya pati dan bertambahnya kadar gula total dalam bentuk glukosa.

KESIMPULAN

Kulit dan daging pisang ambon kuning mengandung flavonoid, yaitu 41 mg/kg bahan kering pisang mentah, 200 mg/kg bahan kering kulit pisang matang, bahan 0 0.2 0.4 0.6 0.8 0 5 10 15 A bs o rba n Ppm y = 0,049x + 0,218 41 71 200 180 71 150 0 50 100 150 200 250

kulit mentah daging mentah kulit matang daging matang kulit sangat

matang daging sangat matang Ka da r Fl av on oi d (mg /kg b ah an

(8)

kering kulit pisang sangat matang sebesar 26 mg/kg, Kadar flavonoid bahan kering daging pisang mentah sebesar 71 mg/kg, daging bahan kering pisang matang sebesar 180 mg/kg dan bahan kering pisang sangat matang sebesar 150 mg/kg Kadar flavonoid yang paling tinggi yaitu pada kulit pisang ambon matang sebesar 200 mg/kg dibandigkan dengan daging pisang ambon matang dengan kadar sebesar 180 mg/kg.

DAFTAR PUSTAKA

Rosa,P,E. 2013. Uji Aktivitas Senyawa Antioksidan dari Ekstrak Metanol Kulit Pisang Raja (Musa paradiciaca Sapientum).6(2). Hal: 76-81. Rajendra CE, S.M Gopal, A.N Mahaboob,

S.V. Yashoda, M. Manjula, 2011. PhytochemicalScreening of The Rhizome of Kaempferia galangal. Internasional Journal of Pharmacognosy and Phytochemical Research 2011;3(3): 61-63.

Anonim, 2008. The Biologi Of Musa

L.Departement of Health and AgeingOffice of The Gen TechnologyRegulator.http://www

.ogtr.gov.au. {1Februari 2012,

pukul 20.02 WITA}. Watson, D. G. 2009. Analisis Farmasi.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

(2) dapat dibaca tanpa menggunakan koneksi internet, (3) dikembangkan untuk siswa agar dapat meningkatkan interaksi aktif antar siswa dengan sumber belajar yang mereka

Dalam tulisan ini, penulis ingin memaparkan bagaimana etika profesional dan tanggung jawab moral mampu membentuk para pelayan gereja dengan melihat beberapa

Bantuan Keuangan Kepada Desa Atas Pemanfaatan Tanah Kas Desa Untuk Fasilitas Umum yang selanjutnya disebut bantuan keuangan adalah bantuan keuangan dari Pemerintah

Angkutan umum bus Damri trayek Ngaliyan- Pucanggading di kota Semarang merupakan salah satu jenis moda angkutan umum penumpang transit, yaitu angkutan umum penumpang

This study was focused on the short term memory and the achievement of athletes due to a relationship between athletes who endure loads of exercise and the increase of cognitive

A. Hadits larangan Menawar/Membeli Barang Yang Telah Ditawar Saudaranya Di antara bentuk aplikatif menjual sesuatu dalam transaksi orang lain

1) The melodic structure of a statement, the phrase or the theme is made up of several short “motives”. A musical sentence consists of two phrases, the antecedent phrase and the

To find an explanation of the various types of the English text of the above, let us look at the following related articles: narrative text, recount text, procedure text,