BAB III
PROFIL MADRASAH TSANAWIYAH NURUL HUDA
SUKARAJA OKU TIMUR
Sejarah Berdiri Madrasah
Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja merupakan madrasah di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja yang mengelola pendidikan formal dari jenjang prasekolah/taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, pendidikan diniyah dari jenjang Taman Pendidikan Al-Qur’an sampai Ma’had Aly, selain itu juga menyelenggarakan pendidikan di asrama pada malam harinya.
Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja didirikan pada tahun 1980 oleh KH. Affandi. Untuk tanggal yang tepat sudah tidak dapat ditemukan dokumen tertulisnya. Pada waktu itu di Kecamatan Buay Madang baru ada satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di desa Kurungan Nyawa dengan jarak tempuh sekitar 5 kilo meter dan belum ada madrasah tsanawiyah di wilayah Buay Madang, madasah tsanawiyah baru ada satu, yaitu Madrasah Tsanawiyah Negeri di Martapura dengan jarak tempuh sekitar 25 kilo meter. Anak-anak Sukaraja masih jarang yang mengenyam pendidikan formal, kalaupun ada hanya belajar di pondok pesantren salafiyah seperti di Pondok Pesantren Subulussalam Sriwangi dengan jarak tempuh sekitar 50 kilo meter. Berangkat dari kenyataan tersebut dan beberapa faktor lain menggugah K. H. Affandi untuk membuka madrasah tsanawiyah di Sukaraja (Affandi, wawancara 27-06-2015).
bekal pada generasi muda. Tujuan utama KH. Affandi mendirikan madrasah tsanawiyah adalah untuk menyebarkan dan menegakkan agama Islam serta berjuang di jalan Allah (Affandi, wawancara 27-06-2015).
Awal berdiri, mendidik 35 siswa terdiri dari santri yang mukim di asrama dan beberapa santri dari desa Sukaraja sendiri. Fasilitas gedung yang seadanya menjadi tempat untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dibimbing oleh dua orang guru, yaitu K.H. Affandi sendiri dengan dibantu oleh Ustadz Wasiman (alm). K.H. Affandi mengajar mata pelajaran agama dan Ustadz Wasiman mengajar mata pelajaran umum. Pernah beberapa tahun setelah madrasah tsanawiyah berdiri, didirikan juga sekolah menengah pertama, tetapi karena beberapa alasan akhirnya hanya madrasah tsanawiyah yang dikembangkan. Pembangunan ruang belajar pertama kali melibatkan peran serta masyarakat baik material maupun tenaga. Material bangunan diperoleh dari kerja gotong royong santri membuat batu bata dan sumbangan dari masyarakat sekitar, sementara pengerjaannya dilakukan dengan cara gotong royong melibatkan masyarakat secara sukarela (Affandi, wawancara 27-06-2015).
Tahun 1996, Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja memperoleh status akreditasi dengan predikat DISAMAKAN, nomor: A/Wf/MTs/001/12 tanggal 23 Nopember 1996. Tahun 2007, Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja memperoleh status akreditasi dengan predikat Terakreditasi Tipe B, nomor: B.KW.06/04/MTs/ 007/2007 tanggal 22 Juni 2007. Tahun 2011, Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja kembali memperoleh status akreditasi dengan predikat Terakreditasi B, nomor: tanggal . Jika pada akreditasi tahun-tahun sebelumnya dilaksanakan oleh Kementerian Agama, maka pada tahun 2011 dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah Provinsi Sumatera Selatan (Sugiyanto, wawancara 27-06-2015).
Sejak awal berdiri sampai sekarang, Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja telah berkali-kali mengalami pergantian kepala madrasah. Adapun periodesasi kepala madrasah ditampilkan pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1, Periodesasi Kepala Madrasah
No Periode Kepala Madrasah Keterangan
1 1980 – 1990 KH. Affandi, B.A. 2 1990 – 1992 Abdul Wahib, S.H. 3 1992 – 1995 Ali Shodik, B.A. 4 1995 – 2000 Ali Fauzi, B.A. 5 2000 – 2004 Suradi
6 2004 – 2007 Drs. Tasdiq
7 2007 – 2011 Samsul Hadi, S.Pd.I. 8 2011 – 2015 Sugiyanto, S.Ag. Sumber: Dokumentasi MTs Nurul Huda Sukaraja
Visi Misi dan Tujuan Madrasah
Visi, misi, dan tujuan madrasah ditetapkan dalam suatu rapat yang menghadirkan pengurus yayasan, kepala madrasah, guru, komite madrasah, dan tokoh masyarakat setempat. Dalam forum rapat tersebut, pihak madrasah memperhatikan setiap masukan dari peserta rapat.
Visi Madrasah
Visi madrasah diharapkan menjadi orientasi masa depan tentang harapan yang akan dicapai oleh madrasah. Visi Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja adalah: ”Unggul dalam mutu, iman, takwa, dan perilaku” (Dokumentasi MTs Nurul Huda Sukaraja).
Misi Madrasah
Misi madrasah mendeskripsikan tugas, kewajiban, dan rencana tindakan yang dirumuskan sesuai dengan visi madrasah dan harus digunakan untuk pengembangan madrasah ke depannya. Misi Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja adalah: a. Meningkatkan mutu dan profesionalisme guru.
b. Meningkatkan proses belajar mengajar. c. Menciptakan situasi belajar yang kondusif. d. Meningkatkan daya serap siswa.
e. Melengkapi sarana dan prasarana belajar. f. Meningkatkan perolehan nilai Ujian Nasional. g. Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler.
j. Meningkatkan kesadaran siswa untuk berakhlakul karimah (Dokumentasi MTs Nurul Huda Sukaraja).
Tujuan Madrasah
Rumusan hasil khusus pendidikan di madrasah yang diharapkan dari lulusannya tertuang dalam tujuan madrasah. Tujuan yang ingin dicapai Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja adalah:
1. Meningkatkan profesionalisme kerja tenaga pendidik dan tenaga penunjang kependidikan.
2. Menciptakan situasi dan kondisi madrasah yang aman, nyaman, dan kondusif. 3. Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien.
4. Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai guna menunjang pembelajaran di madrasah.
5. Menumbuhkan jiwa sehat, berbudi luhur dan bertanggungjawab.
6. Mengembangkan kegiatan lomba dan kejuaraan akademik dan non akademik.
7. Membuat jaringan informasi internal madrasah, dengan lembaga pendidikan lain dan masyarakat di lingkungan madrasah.
8. Melestarikan budaya bangsa dan sumber daya alam yang tersedia guna menunjang kegiatan pembelajaran di madrasah (Dokumentasi MTs Nurul Huda Sukaraja).
Letak Geografis Madrasah
sehingga memudahkan transportasi untuk menjangkaunya, baik dari arah Belitang maupun dari arah Martapura. Akan tetapi, dengan letaknya di pinggir jalan terkadang suara bising kendaraan agak mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas. Lokasi madrasah berada tidak jauh dari kompleks asrama pondok pesantren, hanya berjarak sekitar 100 meter (Observasi 28-06-2015).
Lingkungan sekitar yang merupakan daerah pedesaan dengan mata pencaharian utama penduduknya sebagai petani sangat mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar. Madrasah berdiri di areal tanah seluas ± 2.750 m2, tanah tersebut merupakan hal milik Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja yang dibeli dari penduduk dengan batas-batas tanahnya:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan pekarangan milik Bapak H. Sarim, 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan desa,
3. Sebelah Timur berbatasan dengan jalan lintas Martapura-Belitang, dan
4. Sebelah Barat berbatasan dengan pekarangan milik Bapak Sutikno (Dokumentasi MTs Nurul Huda Sukaraja).
Luas tanah yang dimiliki Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja sebenarnya sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan pengembangan khususnya sarana dan prasarana. Pengembangan yang bisa dilakukan hanyalah dengan membangun gedung bertingkat, walaupun sekarang semua gedung sudah berlantai dua.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pangudi Luhur Sukaraja, Madrasah Aliyah (MA) Nurul Huda Sukaraja, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nurul Huda Sukaraja, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 03 Sukaraja, Sekolah Menengah Atas (SMA) Pangudi Luhur, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Nurul Huda Sukaraja, dan Ma’had Aly Nurul Huda Sukaraja (Observasi 04-07-2015).
Keadaan Guru dan Pegawai
Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar, keberadaan guru tetap dibutuhkan dalam setiap proses belajar mengajar. Sedikit banyak guru berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Mengingat kedudukan guru yang penting, maka ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang untuk menjadi guru, salah satunya adalah syarat kualifikasi akademik harus berpendidikan minimal strata satu (S1). Demikian juga dengan guru di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja. Berdasarkan status kepegawaiannya, guru di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja ada tiga macam, yaitu guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberbantukan di madrasah swasta, guru tetap dan guru tidak tetap yayasan yang diangkat berdasarkan surat keputusan dari yayasan. Berikut keadaan guru di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja.
Tabel 3.2, Keadaan Guru Berdasarkan Status Kepegawaian dan Jenis Kelamin
No Status Kepegawaian Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. Guru PNS-DPk 1 1 2
2. Guru Tetap Yayasan 10 4 14
3. Guru Tidak Tetap 8 5 13
Jumlah 19 10 29
Sumber: Laporan MTs Nurul Huda Sukaraja bulan September 2013
madrasah, kelengkapan administrasi pembelajaran, dan syarat lain yang ditentukan yayasan (Sugiyanto, wawancara 06-03-2013).
Tabel 3.3, Keadaan Guru Berdasarkan Pendidikan dan Sertifikasi
No Pendidikan Terakhir
Sertifikasi Guru
Jumlah
Sudah Belum
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Lk Pr Lk+Pr
1. SLTA 1 0 6 2 7 2 9
Sumber: Laporan MTs Nurul Huda Sukaraja bulan September 2013
Melihat Tabel 3.3 diperoleh informasi bahwa dari 14 guru tetap yayasan dan 2 guru PNS, sudah ada 6 guru yang telah memperoleh sertifikat pendidik profesional. Keenam guru tersebut adalah guru mata pelajaran Akidah Akhlak, Al-Qur’an Hadits, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dari enam guru tersertifikasi hanya satu orang guru yang lulus portofolio, sedangkan lima guru lainnya memperoleh sertifikat mengajar melalui Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), empat orang guru yang mengajar mata pelajaran agama mengikuti PLPG di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung, sedangkan satu orang guru yang mengajar mata pelajaran TIK mengikuti PLPG di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) (Sugiyanto, wawancara 06-07-2015).
Selain guru, juga dibutuhkan pegawai untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar, khususnya dalam penyelenggaraan administrasi madrasah.
Tabel 3.4, Keadaan Pegawai
No Jabatan Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. Kepala Tata Usaha 1 0 1
Sama halnya seperti guru, pegawai juga dituntut untuk bekerja secara profesional. Pegawai di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja terdiri dari kepala tata usaha, staf administrasi, staf keuangan, staf perpustakaan, dan keamanan. Semua pegawai tersebut diangkat dengan surat keputusan dari yayasan.
Keadaan Siswa
Siswa menjadi subjek yang menerima materi pembelajaran dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya, ada siswa pandai, kurang pandai, dan tidak pandai. Siswa hadir dengan berbagai karakteristik masing-masing yang berbeda-beda. Karakteristik siswa antara lain ditemukan ada siswa yang pandai, siswa kurang pandai, dan siswa yang tidak pandai. Siswa yang pandai akan lebih mudah menerima materi pembelajaran dibandingkan dengan siswa yang kurang pandai dan yang tidak pandai. Belum lagi perbedaan dalam bakat, emosional, dan sosial. Siswa yang berbakat, emosi stabil, dan lingkungan sosial yang baik akan lebih mudah mengikuti proses pembelajaran bila dibandingkan dengan siswa yang tidak berbakat, emosi tidak stabil, dan siswa yang berasal dari lingkungan sosial yang buruk. Perbedaan karakteristik ini menuntut guru untuk bersikap arif menyikapinya.
Tabel 3.5, Keadaan Siswa Berdasarkan Kelas
No Kelas Siswa Jumlah Keterangan (Wali Kelas)
No Kelas Siswa Jumlah Keterangan (Wali Kelas) Laki-Laki Perempuan
13. IX-3 14 18 32 Ahmad Dawam
14. IX-4 13 20 33 Isriyanto, S.Ag.
15. IX-5 12 20 32 Samsul Hadi, S.Pd.I.
Jumlah 222 262 484
Sumber: Laporan MTs Nurul Huda Sukaraja bulan September 2013
Melihat tabel 3.5 dapat diketahui bahwa banyak siswa setiap kelasnya berkisar antara 31 orang dan 34 orang. Pengelompokkan siswa tidak dilakukan berdasarkan pada kemampuan (kecerdasan) siswa dan tidak ada kelas unggulan. Pengelompokkan lebih heterogen dengan tujuan agar kemampuan siswa lebih merata di setiap kelas, siswa pandai bisa membantu siswa yang kurang pandai, siswa yang kurang pandai tidak merasa minder dan termotivasi untuk belajar mengikuti temannya yang pandai (Sugiyanto, wawancara 09-07-2015).
Tabel 3.6, Keadaan Siswa Berdasarkan Rombongan Belajar
Tingkat VII Tingkat VIII Tingkat IX Jumlah
Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr
5 77 87 5 80 79 5 65 96 15 222 262
164 159 161 484
Sumber: Laporan MTs Nurul Huda Sukaraja bulan September 2013
Kurikulum Madrasah
Kurikulum yang dipakai di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun 2006. Struktur kurikulum pembelajarannya sebagai berikut:
*) Ekuivalen dengan 2 jam pelajaran.
Alokasi waktu satu jam pelajaran = 40 menit.
Minggu efektif satu tahun pelajaran = 34 – 38 minggu.
Sumber: Kurikulum MTs Nurul Huda Sukaraja
Sarana Prasarana Madrasah
Penyelenggaraan pendidikan harus didukung oleh sarana prasarana yang memenuhi standar sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku. Segala sesuatu yang digunakan sebagai alat dan menunjang proses belajar harus disediakan oleh madrasah. Sebagaian besar sarana prasarana di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja diadakan dengan swadaya oleh yayasan dibantu oleh orang tua siswa melalui komite madrasah. Walaupun ada juga yang dibantu oleh pemerintah, tetapi bantuan dari pemerintah tidak bisa dijadikan tumpuan untuk pengembangan sarana prasarana pendidikan di madrasah swasta.
Tabel 3.8, Keadaan Tanah dan Bangunan
Status Tanah Luas Tanah Seluruhnya
Penggunaan
Ket Bangunan Lainnya
Milik Sertifikat 2.100M2 665 M2 1.435 M2
Belum Sertifikat - - -
Bukan Milik - - -
Sumber: Buku Inventaris MTs Nurul Huda Sukaraja
Tabel 3.9, Keadaan Ruangan
No Jenis Ruang Milik Bukan Milik
Jumlah Kondisi Jumlah Kondisi
1. Ruang kelas 15 Baik - -
Sumber: Buku Inventaris MTs Nurul Huda Sukaraja
Tabel 3.9 mendeskripsikan bahwa masih ada beberapa ruang yang belum dimiliki, antara lain laboratorium IPA, perpustakaan, ruang OSIS, ruang keterampilan, dan ruang BK. Berbagai upaya telah dilakukan oleh madrasah untuk memenuhi kekurangan ruang tersebut, antara lain dengan melibatkan komite madrasah, mengajukan permohonan bantuan dana ke pemerintah melalui Kantor Kementerian Agama Kabupaten OKU Timur, dan mengusulkannya ke yayasan. Beberapa perbaikan ringan dilakukan dengan memanfaatkan dana dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sesuai alokasinya.
Ketiadaan laboratorium IPA dan perpustakaan akan sangat mengganggu proses belajar mengajar. Laboratorium IPA menjadi tempat siswa untuk melakukan eksperimen sains, sedangkan perpustakaan menjadi salah tempat sumber belajar bagi siswa. Di
Tabel 3.10, Keadaan Sanitasi
No Jenis Sanitasi Ketersediaan Kondisi
Ada Tidak Baik Rusak
1. Sanitasi untuk memenuhi
keperluan air bersih √ √
2. Saluran air kotor dan air limbah √ √
3. Tempat sampah √ √
4. Saluran air hujan √ √
Sumber: Buku Inventaris MTs Nurul Huda Sukaraja