• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR KOMIK “CEMUT, 5 ROTI DAN 2 IKAN” KARYA ERIK YR SERTA IMPLEMENTASINYA DALAM SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SD SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRUKTUR KOMIK “CEMUT, 5 ROTI DAN 2 IKAN” KARYA ERIK YR SERTA IMPLEMENTASINYA DALAM SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SD SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ba"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR KOMIK “CEMUT, 5 ROTI DAN 2 IKAN”

KARYA ERIK YR SERTA IMPLEMENTASINYA DALAM SILABUS

DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

B. HANANG PRANIDHANA 001224026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

STRUKTUR KOMIK “CEMUT, 5 ROTI DAN 2 IKAN”

KARYA ERIK YR SERTA IMPLEMENTASINYA DALAM SILABUS

DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

B. HANANG PRANIDHANA 001224026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

(3)

SKRIPSI

STRUKTUR KOMIK “CEMUT, 5 ROTI DAN 2 IKAN”

KARYA ERIK YR SERTA IMPLEMENTASINYA DALAM SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SD

Oleh B. Hanang Pranidhana NIM: 0011224026

Telah disetujui oleh

Disetujui pada 25 juli 2008

Pembimbing

(4)

SKRIPSI

UNSUR INTRINSIK KOMIK “CEMUT, 5 ROTI DAN 2 IKAN” KARYA ERIK YR SERTA IMPLEMENTASINYA DALAM SILABUS DAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SD

Dipersiapkan dan disusun oleh: B. Hanang Pranidhana

0011224026

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 15 Agustus 2008

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda tangan

Ketua : Drs. J. Prapta Diharja S.J., M. Hum ……….. Sekretaris : L. Rishe Purnama Dewi, S.Pd ………..

Anggota : Drs. P. Hariyanto ………..

Anggota : Dr. Y. Karmin, M. Pd ………..

Anggota : Drs. J. Prapta Diharja S.J., M. Hum ………..

Yogyakarta, 15 Agustus 2008 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Dekan

(5)

Moto

“Berdiri seperti gunung, mengalir seperti air”

(B. Hanang Pranidhana)

(6)

Persembahan

Bingkisan kecil ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus, Bapak B. Wakid Rismantoro, dan Ibu AL. Suprijati

(7)
(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini ti-dak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya penulisan karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Agustus 2008 Penulis

B Hanang pranidhana

(9)

ABSTRAK

Pranidhana, Bernardus Hanang. 2008. “Struktur Komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” Karya Erik YR serta Implementasinya dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sastra di SD”. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini menelaah struktur komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR. Struktur komik ini meliputi tokoh, alur, latar, tema, dan moral. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan setiap strukturnya dan implementasinya dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sastra di SD. Implementasi dalam pembelajaran memerlukan seperangkat rencana pembelajaran yang disebut silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), peneliti berpedoman pada prinsip-prinsip silabus dan langkah-langkah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Jenis penelitian ini adalah penelitian studi pustaka atau kepustakaan, karena objek kajian penelitian ini berupa bahan-bahan tertulis yaitu struktur komik, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Subjek penelitian ini adalah komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR. Metode yang digunakan peneliti untuk mendeskripsikan setiap strukturnya adalah metode deskriptif. Teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah teknik pustaka.

Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” terdapat empat tokoh, yaitu Cemut Boyaxhiu, Malaikat Kribo atau Ibol (Ibis Cebol), Penjual Ikan, dan Tuhan Yesus. Alur dalam komik ini meliputi lima tahapan, yaitu penyituasian, permunculan konflik, peningkatan konflik, klimaks, dan penyelesaian. Latar dalam komik ini meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat yang terdapat dalam komik ini adalah padang gurun gersang dan kamar tidur. Latar waktu menunjuk pada siang dan pagi hari. Latar sosialnya adalah kehidupan yang identik dengan dunia anak-anak yaitu bermain dan berpetualang. Latar sosial dalam komik ini juga berangkat dari ajaran-ajaran iman kristiani. Tema yang terdapat dalam komik ini adalah iman dan keyakinan Cemut akan Tuhan Yesus mampu mengalahkan perbuatan-perbuatan Roh jahat. Moral dalam komik ini berupa pesan religiusitas yang menitikberatkan pada iman akan tuhan Yesus.

Komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” dapat diimplementasikan dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (PRR) sastra di SD karena komik ini dapat memenuhi prinsip-prinsip silabus dan disusun sesuai dengan langkah-langkah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Contoh silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang terdapat dalam penelitian ini adalah silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk SD kelas V semester II.

(10)

ABSTRACT

Pranidhana, Bernardus Hanang. 2008. “Intrinsic Elements of the Comic “Cemut, Five pieces of Bread and Two Fishes” by Erik YR and its Implementation in both Literature Learning Syllabus and Lesson Plan in Elementary School”. Thesis. Yoyakarta: PBSID, FKIP, Sanata Dharma University of Yogyakarta.

This research analyzed the intrinsic elements of the Comic “Cemut, Five pieces of Bread and Two Fishes” by Erik YR. The intrinsic elements include character, plot, setting, theme, and moral value. The objectives of the research are to describe every intrinsic element of the comic and to implement in both literature learning syllabus and literature learning lesson plan in Elementary School.

This research belonged to a literature study since it investigated the written object, namely the intrinsic element, syllabus, and lesson plan. The research was about the Comic “Cemut, Five pieces of Bread and Two Fishes” by Erik YR. The reseacher use descriptive method to describe every intrinsic element and used literature technique to collect the written data sources.

The analysis shows that there are four characters in the Comic “Cemut, Five pieces of Bread and Two Fishes”. There are Cemut Boyaxhiu, Kribo Angel or Ibol ( Iblis Cebol), Fishmonger and Jesus. The plot of the comic consists of five steps, introduction, stimulus of conflic, complexity of conflict, climax, and finishing. The setting of comic comprises three things, namely place, time, and social setting. The place setting refered to an infertile desert and bedroom. The time setting refered to the time in morning and at noon. The social setting was life identical to the children’s community in which playing and traversing are the main activities. The social setting was also closely related to Christian doctrine. The theme of the comic was the Ce-mut’s belief that jesus was able to defeat the evil. The moral value of the comic is about belief of Jesus.

The comic “Cemut, Five pieces of Bread and Two Fishes” could be imple-mented in literature syllabus and lesson plan since it can fulfil the learning syllabus principles. Syllabus cauld be implemented in lesson plan based on the procedure of writing lesson plan. The examples of the syllabus and lesson plan intended in this research are those desingned for the fifth year students of elementary school in the second semester.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Struktur Komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” Karya Erik YR serta Implementasinya dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sastra di SD. Penyusunan skripsi dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah (PBSID).

Skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. P. Hariyanto, selaku dosen pembimbing tunggal yang telah memberikan kritik, saran, dukungan, dan pengalaman-pengalaman hidup yang membuat penulis terpacu untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. J. Prapta Diharja S.J., M. Hum, selaku kaprodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah (PBSID) yang telah memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Y. Karmin, M. Pd, terimakasih atas dukungannya karena membantu me-nguji skripsi ini.

4. Para dosen PBSID yang dengan sabar mendidik dan membagikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas sanata Dharma Yogyakarta.

(12)

Bapak dan Ibu serta kakak-kakaku yang selalu memberikan dukungan material dan spritual kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

5. Dhini Septarani yang selalu menemani dan memberikan dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

6. Grup band Syalala Spell (Doni, Budi, Agus, Kemala, Juniarso, Panji) yang telah memberikan semangat sehingga penulis terpacu untuk menyelesaikan skripsi ini. 7. Semua teman mahasiswa PBSID dari berbagai angkatan yang tidak dapat penulis

sebutkan satu demi satu, atas dukungan dan semangat kepada penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini, juga atas persaudaraan yang kita jalin selama ini sehingga penulis merasa betah belajar di PBSID.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu demi satu yang telah berjasa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mohon sumbangan pemikiran, kritik dan saran untuk menyempurnakannya. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis

B Hanang Pranidhana

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………. iii

MOTO ………. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….. vi

ABSTRAK ………... vii

ABSTRACT………... viii

KATA PENGANTAR ………. ix

DAFTAR ISI ……… xi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang Masalah……… 1

1.2 Rumusan Masalah………. 3

1.3 Tujuan Penelitian……….. 4

1.4 Manfaat Penelitian……… 4

1.5 Batasan Istilah……….. 5

1.6 Sistematika Penyajian………... 6

BAB II LANDASAN TEORI………. 8

2.1 Penelitian Terdahulu………..……….….. 8

2.2 Hakikat Komik………. 10

2.3 Struktur Komik………. 11

2.3.1 Tokoh……… 12

2.3.2 Alur……….. 13

2.3.3 Latar………. 16

(14)

2.3.5 Moral……….… 18

2.3.6 Hubungan antara unsur tokoh, alur, tema, dan moral…………... 19

2.4 Pembelajaran Komik di SD……….. 21

2.5 Silabus………..……… 23

2.5.1 Prinsip Pengembangan Silabus………. 23

2.5.2 Komponen Silabus……… 25

2.5.3 Format Silabus………. 28

2.6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran………. 31

2.6.1 Langkah-laangkah penyusunan RPP……… 31

2.6.2 Contoh RPP……….. 32

BAB III METODE PENELITIAN………. 41

3.1 Jenis Penelitian………. 41

3.2 Subjek Penelitian……….. 41

3.3 Metode………. 42

3.4 Sumber Data Penelitian……… 42

3.5 Teknik Pengumpulan Data………... 43

3.6 Teknik Analisis Data……… 43

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN………. 45

4.1 Struktur komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR…… 45

4.1.1 Sinopsis………. 45

4.1.7 Hubungan antar unsur………. 67

(15)

BAB V IMPLEMENTASI STRUKTUR KOMIK “ CEMUT, 5 ROTI DAN 2 IKAN” DALAM SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SASTRA DI SD……….… 71

5.1 Silabus………...………. 71

5.1.1 Prisip-prinsip Silabus……….. 71

5.1.2 Contoh Silabus... 78

5.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)……….……… 80

5.2.1 Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 84

BA VI PENUTUP... 91

6.1 Penutup... 91

6.2 Implikasi... 94

6.3 Saran... 95

DAFTAR PUSTAKA……….. 97

LAMPIRAN………. 99

BIODATA……… 118

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) menyatakan bahwa tujuan pem-belajaran sastra Indonesia tingkat satuan pendidikan sekolah dasar (SD) adalah me-nikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (BSNP, 2006: 22). Dengan demikian, karya sastra merupakan salah satu materi pokok pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD.

Sastra yang cocok sebagai bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD adalah sastra anak. Sastra anak adalah buku bacaan yang dibaca oleh, yang secara khusus cocok untuk, dan yang secara khusus pula memuaskan sekelompok anggota yang kini disebut sebagai anak-anak (Hunt via Nurgiyantoro, 2005: 8). Jadi, sastra anak adalah buku-buku bacaan yang isi kandungannya sesuai dengan minat dan dunia anak, sesuai dengan tingkat perkembangan emosional dan intelektual anak, dan buku-buku yang karenanya dapat memuaskan anak.

Nurgiyantoro (2005: 7) mendefinisikan sastra anak sebagai sastra yang secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan dipahami oleh anak. Sastra anak dapat berkisah tentang apa saja, bahkan yang menurut ukuran dewasa tidak masuk akal. Misalnya, kisah binatang yang dapat berbicara, bertingkah laku, berpikir, dan berperasaan layaknya

(17)

manusia. Imajinasi dan emosi anak dapat menerima cerita semacam itu secara wajar dan memang begitulah seharusnya menurut jangkauan pemahaman anak.

Komik adalah cerita bergambar dengan sedikit tulisan, bahkan kadang-kadang ada gambar yang tanpa tulisan karena gambar-gambar itu sudah “berbicara” sendiri. Menurut Nurgiyantoro (2005: 33), komik dimasukkan sebagai salah satu genre sastra anak. Hal ini karena secara faktual banyak digemari oleh anak namun tentu saja terbatas pada komik yang layak dan sengaja dimaksudkan untuk bacaan anak. Selain itu, Bonnef via Nurgiyantoro (2005: 410) mengatakan komik dapat dikategorikan sebagai kesastraan (: sastra anak) popular yang memiliki keunikan tersendiri karena adanya gambar-gambar.

Dalam penelitian ini peneliti akan menelaah unsur-unsur intrinsik yang ter-dapat dalam karya sastra anak, khususnya komik. Komik sebagai sebuah cerita juga terdiri atas unsur-unsur struktural (intrinsik) sebagaimana halnya cerita fiksi. Nurgiyantoro (2005: 417) mengatakan bahwa unsur-unsur struktural yang dimaksud antara lain adalah penokohan, alur, latar, tema, pesan, bahasa, dan lain-lain (ilustrasi). Hal ini yang dijadikan sudut pandang peneliti dalam menganalisis komik yang berjudul “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR , yaitu menganalisis dari unsur intrinsik.

(18)

Peneliti juga ingin membuktikan bahwa komik yang berjudul “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR dapat membantu pembelajaran dan pengajaran di sekolah-sekolah, khususnya Sekolah Dasar (SD). Ditinjau dari segi bahasa, komik ini cocok dengan pembelajaran bahasa dan sastra di SD. Pemilihan komik berjudul “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR juga mengacu pada pembelajaran, khususnya sebagai media pembelajaran. Komik dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran karena dengan adanya gambar, dapat meningkatkan minat siswa-siswi untuk belajar.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang, maka masalah yang akan dibahas hanya dibatasi dan ditekankan pada :

1. Bagaimana tokoh, alur, latar, tema, dan moral dalam komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR?

2. Bagaimana implementasi komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR dalam Silabus pembelajaran sastra di SD?

(19)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan tokoh, alur, latar, tema, dan moral pada komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR.

2. Mendeskripsikan implementasi komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR dalam Silabus pembelajaran sastra di SD.

3. Mendeskripsikan implementasi komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sastra di SD.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah 1. Bagi guru

Sebagai bahan alternatif untuk materi pengajaran. 2. Bagi mahasiswa

Sebagai informasi dan pengetahuan baru akan karya sastra, dalam hal ini sastra anak yang difokuskan dalam komik.

3. Bagi peneliti lain

(20)

1.5 Batasan Istilah

1. Alur

Alur adalah rekaan peristiwa yang bersebab-akibat. Alur cerita tidak lain adalah tokoh, terutama tokoh utama (Nurgiyantoro, 2005: 423).

2. Latar

Abrams via Nurgiyantoro (2005: 217) mengatakan latar atau setting adalah landas tumpu, menyarankan pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

3. Tema

Tema dipandang sebagai dasar cerita yang ditentukan pengarang untuk dikembangkan melalui cerita (Nurgiyantoro, 2005: 428).

4. Moral

Moral ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai akhlak; akhlak dan budi pekerti; kondisi mental yang mempengaruhi seseorang menjadi tetap bersemangat, berani, disiplin dan sebagainya(Chulsum dan Novia, 2006: 468). 5. Tokoh

Tokoh adalah subjek yang dikisahkan dalam komik (Nurgiyantoro, 2005: 418). 6. Implementasi

(21)

7. Silabus

Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar, ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Muslich, 2007: 23).

8. Struktur Karya Sastra

Struktur karya sastra adalah hubungan antara unsur intrinsik yang bersifat timbal balik, saling menentukan, saling mempengaruhi, yang secara bersama-sama membentuk satu kesatuan yang utuh (Nurgiyantoro, 1995: 36).

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas (Muslich, 2007:53)

1.6 Sistematika Penyajian

(22)
(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

Landasan teori pada penelitian ini meliputi 1) Penelitian Terdahulu, 2) Hakikat Komik, 3) Struktur komik, 4) Keterkaitan antar unsur, 5) Pembelajaran Ko-mik di SD, 6) Silabus, 7) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Ketujuh hal tersebut a-kan diuraikan dalam subbab berikut ini.

2.1 Penelitian Terdahulu

Sejauh pengamatan peneliti ada tiga penelitian yang mengambil komik seba-gai bahan penelitian. Pada tahun 2004, Maria Josephine Dini Kusmartanti meneliti Terapi Pustaka Melalui Media Komik Yang Diminati Siswa SLTP Tara-kanita I Jakarta Tahun

Ajaran 2003-2004. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komik apa sajakah yang paling diminati subjek, mencari perbedaan minat antara siswa putra dan siswa putri terhadap komik secara keseluruhan, mencari perbedaan minat antara siswa putra dan siswa putri terhadap tiap judul komik, dan dapatkah komik yang paling diminati subjek tersebut menjadi pilihan dalam terapi pustaka di sekolah yang bersangkutan.

Hasil dari penelitian menggambarkan bahwa komik yang paling diminati subjek adalah komik Jepang dan judul dari komik Jepang tersebut adalah Detektif Conan. Selain itu, komik-komik yang diminati siswa tersebut dapat menjadi pilihan dalam Terapi Pustaka

(24)

yang dilakukan di sekolah karena dengan membaca komik tertentu, subjek telah melakukan terapi pada dirinya sendiri.

Tanjung Niasari meneliti Usaha Mencapai Cita-Cita Dalam Komik Serial Jepang “Delicious”. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan atau mendeskripsi-kan usaha tokoh utama komik Delicious dalam mencapai cita-cita, membandingkan usaha tokoh utamaDeliciousdengan teori ciri-ciri orang yang dapat mencapai cita-cita dan prestasi, dan mengevaluasi usaha tokoh utamaDeliciousdalam mencapai cita-cita.

(25)

Anselmus Derry Iswidharmanjaya meneliti Penggambaran Perilaku Prososial Dalam Komik “Jati Diri Ksatria” Untuk Anak-Anak dan Remaja.Penelitian ini bertujuan membuat penyederhanaan perilaku prososial dalam bentuk komik yang berjudul ‘Jati Diri Ksatria” yang di dalammya memuat unsur pendidikan informal serta hiburan yang bisa diterima dan dipahami oleh pembaca khususnya anak-anak dan remaja.

Hasil penelitian komik “Jatidiri ksatria” telah mampu menggambarkan perilaku prososial dibuktikan dengan adanya hasil evaluasi dari para ahli psikologi sosial yang menunjukkan bahwa kelima aspek perilaku prososial memiliki bobot atau nilai. Tujuan penelitian ini juga terjawab dengan adanya hasil evaluasi yang dilakukan oleh calon pembaca, yaitu anak-anak dan remaja ternyata hasilnya sama atau sebanding dengan hasil evaluasi para ahli psikologi sosial.

2.2 Hakikat Komik

Komik dikategorikan sebagai kesastraan (sastra anak) popular yang mem-punyai keunikan tersendiri karena adanya gambar-gambar (Boneff via Nurgiyantoro, 2005:409). Komik adalah cerita yang bertekanan pada gerak dan tindakan yang ditampilkan lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan panduan kata-kata (Franz dan Meier via

(26)

2.3. Struktur Komik

Menurut Pradopo (1987: 118), struktur adalah bangunan unsur-unsur yang bersistem. Unsur-unsur itu terdiri dari tokoh, latar, alur, tema, dan sudut pandang. Sedangkan menurut Nurgiyantoro (2007: 36), struktur karya sastra adalah hubungan antara unsur intrinsik yang bersifat timbal balik, saling menentukan, saling mem-pengaruhi, yang secara bersama-sama membentuk satu kesatuan yang utuh.

Analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan ke-terkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersana-sama menghasilkan sebuah kesatuan yang menyeluruh. Analisis struktural tak cukup dilakukan hanya sekedar mendata unsur tertentu sebuah karya fiksi. Namun, yang penting adalah me-nunjukkan bagaimana hubungan antarunsur itu dan sumbangan apa yang diberikan terhadap tujuan estetik dan makna keseluruhan yang ingin dicapai (Nurgiyantoro, 2007: 37)

(27)

2.3.1 Tokoh

Tokoh adalah orang yang mengalami peristiwa dalam suatu cerita (Hartoko, 1986: 137). Dalam komik anak, ia tidak hanya mencakup manusia (human) saja, melainkan juga berbagai jenis makhluk yang lain seperti binatang dan makhluk halus, atau bahkan benda-benda yang tidak bernyawa yang semuanya sengaja dipersonifikasikan. Artinya, tokoh-tokoh yangnonhuman tersebut sengaja diberi karakter dan ditingkahlakukan sebagaimana halnya manusia: dapat berbicara, ber-pikir, dan berperasaan layaknya manusia (Nurgiyantoro, 2005: 418).

Sudjiman (1988: 17) mengatakan tokoh dalam karya sastra bersifat rekaan semata. Tokoh tersebut bisa saja ada kemiripannya dengan individu tertentu dalam kehidupan nyata, artinya ia memiliki sifat-sifat yang sama dengan seseorang yang dalam kehidupan nyata.

Dalam fiksi untuk anak, biasanya kita menemukan satu atau dua tokoh utama dan beberapa tokoh bawahan. Secara ideal, setiap tokoh utama yang biasa disebut tokoh protagonis, akan digambarkan secara lengkap, individu kompleks yang memiliki sifat baik maupun buruk, seperti manusia biasa. Tokoh serupa itu disebut dengan tokoh bulat. Beberapa tokoh bawahan digambarkan secara penuh sedangkan beberapa yang lain dibiarkan agak samar. Sebab tujuannya adalah membangun cerita dan membuatnya dapat dipahami, sehingga pemahaman atas tokoh bawahan secara sekedar, dapat diterima (Sarumpaet via Soenardi (Ed), 2003: 115 116).

(28)

penceritaannya. Ia merupakan tokoh yang paling banyak kejadiannya. Karena tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan plot secara keseluruhan. Sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang porsi penceritaannya relatif sedikit dari pada tokoh utama dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitan dengan tokoh utama (Nurgiyantoro, 2007: 176 178).

Dalam skripsi ini, analisis tokoh akan dikaji menurut teori dari Nurgiyantoro yaitu membagi tokoh berdasarkan segi peranannya. Selain itu, dalam menganalisis tokoh peneliti juga menggunakan pendapat dari Sarumpaet yaitu perihal tokoh bawahan dan perkembangan tokoh.

2.3.2 Alur

Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita (Aminuddin, 1995: 83). Alur cerita merupakan kisah tentang tokoh, terutama tokoh utama. Alur adalah perjalanan hidup tokoh cerita yang telah dikreasikan sedemikian rupa sehingga tampak menarik serta mampu memancing munculnya dayasuspensedan suprise.

Nurgiyantoro (2005: 423) mengatakan alur dapat dipahami sebagai rekaan peristiwa yang bersebab-akibat. Hubungan peristiwa-peristiwa yang dikisahkan se-belumnya menyebabkan munculnya peristiwa yang akan datang. Hubungan antar-peristiwa tersebut bukan hanya sekedar hubungan perurutan saja, namun bersifat memprasarati.

(29)

situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal, dan lain-lain yang terutama berfungsi melandas-tumpui cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya.

Tahap yang kedua adalah tahap pemunculan konflik. Jadi, tahap ini meru-pakan tahap awalnya munculnya konflik, dan konflik itu sendiri akan berkembang dan atau dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya.

Tahap yang ketiga adalah tahap peningkatan konflik. Konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. Peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi inti cerita semakin men-cekam dan menegangkan.

Tahap selanjutnya adalah tahap klimaks. Konflik atau pertentangan-perten-tangan yang terjadi, yang dilalui dan atau ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak. Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh utama yang berperan sebagai pelaku dan penderita terjadinya konflik utama.

Tahap kelima adalah tahap penyelesaian. Konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan. Konflik-konflik yang lain, sub-subkonflik, atau konflik-konflik tambahan, jika ada, juga diberi jalan keluar.

(30)

hingga gawatan dan klimaks. Begitu klimaks tercapai, kesimpulan yang memuaskan (biasa disebut leraian) diraih pula dan cerita pun berakhir. Sedangkan alur episodik mengikat beberapa cerita pendek atau episode, masing-masing sebagai sebuah kebulatan dengan konflik dan penyelesaiannya. Episod-episod ini biasanya dipersatukan dengan tokoh yang sama dan latar yang sama pula.

Sorot balik digunakan penulis untuk menyampaikan informasi mengenai pe-ristiwa yang telah terjadi sebelumnya. Dengan demikian, kronologis peristiwa di-ganggu sebentar, dan pembaca di bawa mundur ke peristiwa di waktu sebelumnya (Sarumpaet via Soenardi (Ed), 2003: 112). Dalam penelitian ini, penulis akan menguraikan alur sesuai dengan teori alur dari Nurgiyantoro dan Sarumpaet.

2.3.3 Latar

Abrams via Nurgiyantoro (2007: 217) mengatakan latar atausetting adalah landas tumpu, menyarankan pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan ling-kungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar mem-berikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Sudjiman (1988: 46) menyatakan latar berfungsi memberikan situasi (ruang, sosial, dan waktu) sebagaimana adanya. Latar juga berfungsi sebagai proyeksi keadaan batin para tokoh.

(31)

terjadinya peristuwa-peristiwa yang diceritakan pada sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan peristiwa sejarah. Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks, dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain yang tergolong latar spiritual.

Komik menampilkan gambar-gambar yang berurutan dan akibat adanya “kontrak rahasia dan diam-diam" antara pencipta dan pembaca. Sehingga dalam menganalisis latar dalam komik, diperlukan teori dari McCloud via Nurgiyantoro yang membagi enam cara pengalihan gambar, yaitu : (i) waktu ke waktu, (ii) aksi ke aksi, (iii) subjek ke subjek, (iv) adegan ke adegan, (v) aspek ke aspek, dan (vi) nonsequitur. Dalam penelitian ini, cara menganalisis latar dalam komik mengambil teori peralihan gambar dari adegan ke adegan.

2.3.4 Tema

(32)

Shipley via Nurgiyantoro (2007: 80 82) membagi tingkatan tema menjadi lima, yaitu: tema tingkat fisik, tema tingkat organik, tema tingkat sosial, tema tingkat egoik, dan tema tingkatdivine. Tema tingkat fisik adalah tema karya sastra yang lebih menyarankan dan ataupun ditunjukkan oleh banyaknya aktivitas fisik dari pada kejiwaan. Ia lebih menekankan mobilitas fisik daripada konflik kejiwaan tokoh cerita yang bersangkutan. Tema tingkat organik adalah tema karya sastra yang lebih banyak menyangkut dan atau mempersoalkan masalah seksualitas atau suatu aktivitas yang hanya dapat dilakukan oleh makhluk hidup. Tema tingkat sosial adalah tema karya sastra yang banyak mengandung permasalahan sosial, antara lain masalah ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan, perjuangan, cinta kasih, propaganda, hubungan atasan-bawahan, dan berbagai masalah dan hubungan sosial lainnya. Tema tingkat egiok adalah tema yang mengangkat persoalan individualitas manusia, antara lain egoisitas, martabat, harga diri, citra diri, atau sosok kepribadian seseorang. Tema tingkat divine adalah tema yang menonjolkan hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta, masalah religiusitas atau berbagai masalah yang bersifat filosofis lainnya seperti pandangan hidup, visi, dan keyakinan. Dalam penelitian ini, peneliti meng-ambil teori tema menurut pandangan Nurgiyantoro.

2.3.5 Moral

(33)

misalnya, mesti mengemban misi sebagai sarana untuk mencapaikan moral, ajaran, atau sesuatu yang berkonotasi positif yang lain. Apalagi jika bacaan itu sengaja dikonsumsikan kepada anak-anak yang sedang berada dalam tahap per-tumbuhan untuk mencapai kedewasaan dan kepribadian yang diharapkan. Salah satu pesan moral yang dapat ditemukan adalah pesan religiusitas dan keagamaan. Istilah “religius” membawa konotasi pada makna agama. Religius dan agama memang erat kaitannya, berdampingan, bahkan dapat melebur dalam satu kesatuan, namun se-benarnya keduanya menyaran pada makna yang berbeda. Agama lebih menunjukkan pada kelembagaan kebaktian kepada Tuhan dengan hukum-hukum yang resmi. Sedangkan religiusitas melihat aspek yang ada di lubuk hati, riak getaran hati nurani pribadi, dan totalitas kedalaman priibadi manusia. Dengan demikian, religius bersifat mengatasi lebih dalam, dan lebih luas dari agama yang tampak, formal, dan resmi (Mangunwijaya, 1982: 112).

2.4 Hubungan Antara Unsur Tokoh, Alur, Latar, Tema, dan Moral

Sebuah karya sastra dibangun dari sejumlah unsur. Setiap unsurnya saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan. Jika unsur-uinsur tersebut terpisah dari totalitasnya, maka unsur-unsur tersebut tidak ada artinya dan tidak berfungsi.

(34)

Alur cerita merupakan tulang punggung cerita karena alur itulah yang menentukan perkembangan cerita (Nurgiyantoro, 2005: 236). Alur mengatur berbagai peristiwa dan tokoh itu tampil dalam urutan yang enak, menarik, tetapi juga terjaga kelogisan dan kelancaran ceritanya. Jadi tokoh cerita tidak akan berkembang tanpa alur yang menngerakkannya, dan sebaliknya alur tidak dapat dikembangkan tanpa tokoh yang menjadi fokus pengembangannya.

Sebuah cerita fiksi yang hadir dengan menampilkan tokoh dan alur memerlukan kejelasan tempat di mana cerita itu terjadi, kapan waktu kejadiannya, dan latar belakang kehidupan sosial-budayanya. Tanpa kejelasan latar, cerita yang dihadirkan kurang realistik dan tidak mudah dipahami. Kejelasan mengenai latar ini dapat membantu pembaca untuk memahami alur cerita. Latar dapat dipahami sebagai landas tumpu berlangsungnya berbagai peristiwa dan kisah yang diceritakan dalam cerita fiksi (Nurgiyantoro, 2005: 249). Latar dipergunakan sebagai pijakan pembaca untuk ikut masuk mengikuti alur cerita dan sekaligus mengembangkan imajinasi.

Unsur tokoh, alur, latar, dan tema akan menjadi bermakna jika diikat oleh tema. Tema merupakan dasar pengembangan cerita. Sebagai sebuah gagasan, tema dikonkretkan lewat unsur-unsur intrinsik yang lain terutama tokoh, alur, dan latar. Moral dapat dipahami sebagai sesuatu yang ingin disampaikan pembaca.

(35)

tokoh cerita. Tokoh-tokoh tersebut dapat dipandang sebagai model untuk menunjuk dan mendialogkan kehidupan sebagiamana yang diidealkan penulis.

2.5 Pembelajaran Komik di SD

Pembelajaran sastra mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan, seperti aspek pendidikan susila, sosial, perasaan, sikap penilaian, dan keagamman (Rusyana, 1982: 6). Moody, (1988:16 25) mengatakan bahwa manfaat dari pembelajaran sastra adalah membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan mutu pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak. Pembelajaran sastra dapat membantu keterampilan berbahasa, karena mengikutsertakan pembelajaran sastra dalam kurikulum berarti akan membantu siswa berlatih keterampilan membaca, menyimak, berbicara, dan menulis. Tujuan pembelajaran sastra adalah untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang sastra. Pada anak tingkat sekolah dasar, memperoleh pengalaman harus di-utamakan, melalui pengalaman tentang sastra siswa akan terdorong untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pengetahuan itu.

(36)

berpengaruh terhadap minat siswa dalam mengerjakan tugas, kesiapan kerja sama, daya ingat, dan pemecahan masalah (Moody, 1988: 29 30). Setiap siswa memiliki tahap perkembangan psikologis yang berbeda-beda, untuk itu karya sastra yang hendak diajarkan hendaknya sesuai dengan tahap perkembangan psikologis siswa. Dari segi latar belakang budaya siswa, umumnya siswa akan lebih tertarik pada karya-karya sastra yang erat hubungannya dengan kehidupan siswa itu sendiri. Krisnawati (2003: 13), mengatakan bahwa siswa akan mudah tertarik akan sastra jika karya sastra yang dihadirkan berangkat dari lingkungan mereka dan mempunyai kesamaan dengan mereka atau orang-orang disekitarnya.

(37)

berbahasa, (6) menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia ( BSNP, 2006: 22).

Komik dapat dijadikan alternatif pembelajaran sastra di SD. Komik mempunyai peranan sangat positif yaitu mengembangkan kebiasan membaca (Bonneff, 2001: 99). Lebih jauh lagi Nurgiyantoro (2005: 408) mengatakan bahwa komik bertujuan untuk merangsang membaca, mengembangkan daya imajinasi anak, dan mengembangkan rasa keindahan. Di samping komik menyajikan cerita, komik juga mampu mengekpersikan berbagai gagasan, pemikiran, atau maksud-maksud tertentu.

2.6 Silabus

Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar, ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Muslich, 2007: 23). Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengem-bangan sistem penilaian.

2.6.1 Prinsip Pengembangan Silabus

Dalam menyusun silabus perlu memperhatikan beberapa prinsip pengembangan silabus, yaitu:

a. Ilmiah

(38)

b. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai atau ada kaitannya dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.

c. Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

d. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

e. Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup ub\ntuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

f. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

g. Fleksibel

(39)

h. Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotorik).

2.6.2 Komponen Silabus

Format silabus yang dapat membantu para guru dalam mengelola pem-belajaran adalah sebagai berikut ini.

1. Komponen Identifikasi

Pada komponen identifikasi yang perlu diisi adalah sekolah, nama mata pelajaran, kelas dan semester.

2. Komponen Standar Kompetensi

Pada komponen standar kompetensi, yang perlu dikaji adalah standar kompetensi mata pelajaran yang bersangkutan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu atau tingkat kesulitan materi.

b. Keterkaitan antarstandar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.

c. Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran. 3. Komponen Kompetensi Dasar

(40)

a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan materi.

b. Keterkaitan antarstandar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.

c. Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran. 4. Komponen Materi Pokok

Pada komponen ini yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi materi pokok dengan mempertimbangkan:

a. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik,

b. Kebermanfaatan bagi peserta didik, c. Struktur keilmuan,

d. Kedalaman dan keluasan materi,

e. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, f. Alokasi waktu.

5. Komponen Pengalaman Belajar

Komponen ini perlu memperhatikan hal-hal yang berupa:

a. Pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan mengaktifkan peserta didik, b. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta

didik,

(41)

6. Komponen Indikator

Pada komponen indikator, hal-hal yang perlu memperhatikan rambu-rambu:

a. Indikator merupakan penjabaran Kompetensi Dasar yang menun-jukkan tanda, perbuatan atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik,

b. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendi-dikan, potensi daerah dan peserta didik,

c. Rumusan indikator menggunakan kerja operasional yang terukur atau dapat di observasi.

7. Komponen Jenis Penilaian

Penilaian dilakukan dengan mengguanakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Jenis penilaian bergantung pada rumusan indikatornya.

8. Komponen Alokasi Waktu

Komponen ini harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

a. Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pa-da jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.

(42)

9. Komponen Sumber Belajar

Pada komponen sumber belajar, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

a. Sumber bahan rujukan, obyek atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran,

b. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber, lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya,

c. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

2.6.3 Format Silabus

(43)

SILABUS

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Nama Sekolah: SMP “17” I Yogyakarta Mata Pelajaran: Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas : VIII

Semester : I

Alokasi Waktu: 2x40 menit I. Standar Kompetensi:

Memahami teks drama dan novel remaja II. Kompetensi Dasar:

Mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama. III. Materi Pembelajaran:

Mengidentifikasi unsur intrinsik drama: a. tokoh

b. alur c. tema d. latar

IV. Kegiatan Pembelajaran:

- Siswa membaca teks drama, kemudian mendiskusikan unsur intrinsik teks drama yang terdiri dari tokoh, alur, tema, latar.

(44)

- Siswa mendiskusikan keterkaitan antar unsur-unsur intrinsik agar bisa menemukan makna secara utuh.

V. Indikator:

- Mampu menemukan unsu-unsur intrinsik drama yang terdiri dari tokoh, alur, tema , dan latar.

- Mampu menganalisis teks drama berdasarkan tokoh, alur, tema, dan latar. - Menganalisis keterkaitan antar unsur intrinsik dalam teks drama.

VI. Penilaian:

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas! 1. Apakah tema teks drama Tanda bahaya?

2. Siapa saja tokoh-tokoh yang terdapat dalam teks drama tersebut? 3. Dimanakah tempat terjadinya cerita dan kapan peristiwanya? 4. Jenis alur apakah yang terdapat dalam cerita?

VII. Sumber Belajar: - Naskah Drama

(45)

2.7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berda-sarkan RPP inilah seorang guru (baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan dapat menerapkan pembelajaran secara terprogram (Muslich, 2007: 53).

Komponen-komponen yang terdapat dalam RPP secara garis besar mencakup (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) materi pembelajaran, (4) pen-dekatan dan metode pembelajaran, (5) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (6) alat dan sumber belajar, (7) evaluasi pembelajaran.

2.7.1 Langkah-Langkah Penyusunan RPP

Langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat RPP adalah 1. Memilih silabus yang diterapkan dalam pembelajaran.

2. Menulis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam unit tersebut.

3. Menentukan indicator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut.

4. Menentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indikator tersebut. 5. Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

6. Menentukan materi pembelajaran yang akan diberikan.

(46)

8. Menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan rumusan pembelajaran, yang dikelompokkan menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

9. Menyebutkan sumber atau media belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran secara konkret dan untuk setiap unit pertemuan.

10. Menentukan teknik penilaian, bentuk, dan contoh instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mengukur tercapainya kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran. Jika instrumennya berupa tugas, dirumuskan secara jelas beserta rambu-rambu penilaiannya. Jika instrumennya berupa soal. Cantumkan soal dan tentukan penilaiannya atau kunci jawaban.

2.7.2 Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Berikut ini contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang diambil dari Muslich, 2007: 60 64.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Sekolah : SMP

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/ Semester : VIII/I

Standar Kompetensi : 12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster.

(47)

(2) Mampu merangkai data pokok-pokok berita menjadi

berita yang singkat, padat, dan jelas.

(3) Mampu menyunting berita.

Alokasi waktu: 4x40 menit (2 pertemuan)

1. Tujuan pembelajaran

Siswa mampu menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas.

2. Materi pembelajaran

Penulisan teks bera

a. Teks berita

b. Unsur-unsur berita

c. Cara penulisan teks berita

d. Praktik penulisan teks berita

3. Metode Pembelajaran

a. Permodelan

b. Tanya Jawab

(48)

4. Langkah kegiatan pembelajaran

a. Kegiatan Awal

1) Siswa dapat diajak melihat Koran yang diperlihatkan oleh

guru.

2) Siswa dan guru bertanya jawab tentang berita dan ke-bermaknaan menulis berita.

3) Siswa berkelompok. b. Kegiatan Inti

1) Siswa menerima potongan berita

2) Secara berkelompok siswa memasangkan potongan be-rita sesuai dengan isinya.

3) Siswa diajak membahas hasil kerja dan menyimpulkan cirri-ciri isi berita dan urutan penyajian.

4) Secara berkelompok siswa mengidentifikasi gambar yang berisi peristiwa menarik.

5) Siswa menulis data gambar berdasarkan hasil iden-tifikasi. 6) Secara berkelompok siswa menyusun pokok-pokok be-rita

dengan memperhatikan unsure 5 W + 1 H berda-sarkan hasil identifikasi gambar.

(49)

8) Secara berkelompok siswa dipandu guru menulis teks berita

secara singkat, padat, dan jelas.

c. Kegiatan Akhir

1) Siswa dan guru melakukan refleksi

2) Siswa mendapatkan tugas untuk mendata hal-hal yang

terdapat di lingkungan sekolahnya yang dapat diangkat

sebagai berita dan menuliskan pokok-pokok beritanya

dengan memperhatikan 5W+1H.

Pertemuan Kedua

a. Kegiatan awal

1) Siswa dan guru bertanya jawab tentang tugas rumah

penulisan teks berita.

b. Kegiatan inti

1) Siswa mendiskusikan hasil tugas rumahnya dengan

bimbingan guru.

2) Siswa mengembangkan pokok-pokok berita menjadi sebuah

(50)

3) Secara berkelompok siswa menilai hasil kerja temannya

dengan rubrik yang sudah disepakati kemudian

meny-untingnya.

4) Siswa memperbaiki tulisan berdasarkan hasil suntingan

teman.

5) Siswa dan guru memilih tiga tulisan terbaik.

6) Siswa memajang berita terbaik dari masing-masing

ke-lompok di papan pajang kelas.

7) Tulisan terbaik diberi hadiah.

c. Kegiatan akhir

Siswa dan guru melakukan refleksi

5. Sumber Belajar

a. Koran

b. Buku Pelajaran Bahasa

6. Penilaian

a. Teknik : Penugasan

b. Bentuk Instrumen : Tugas Proyek

(51)

1) Tulislah data pokok berita yang kamu peroleh dari lingkungan sekolahmu!

Pedoman Penskoran

Kegiatan Skor

1. Siswa menuliskan data pokok berita yang diperoleh dari lingkungan sekolah : 5W+1H.

a. Apa

Siswa tidak menuliskan apa-apa.

1

2) Kembangkan data pokok berita menjadi sebuah teks berita! Pedoman penskoran

N o

Aspek Deskriptor Skor Skor

Maksimum 1 Kelengkapan

isi

- Isi berita lengkap (terdapat 5W+1H) - Isi berita mendekati

lengkap (ada 4 unsur atau 2 1

0

(52)

lebih)

- Isi berita tidak lengkap (kurang dari 4 unsur berita).

2 Kesesuaian isi

- Semua tulisan sesuai dengan data.

- Sebagian kecil data tidak sesuai dengan tulisan. - Sebagian data tidak sesuai

dengan tulisan.

- Semua data tidak sesuai dengan tulisan.

3 Sistematika - Urutan sesuai - Urutan tidak sesuai

1

- Tidak ada kesalahan dalam penggunaan tanda baca.

- Terdapat sedikit kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca. - Sebagian besar penulisan

3

2

1

0

(53)

ejaan dan tanda baca salah.

- Penggunaan ejaaan dan tanda baca salah semua

Jumlah Skor Maksimun 10

3) Suntingkan tulisa berdasarkan hasil penilaian temanmu, guru, dan berdasarkan pendapatmu!

No Aspek Deskriptor Jumlah yang

dibetulkan

Skor

1 Ejaan Pembetulan ejaan - Semua

(54)

dibetulkan 2 Pilihan

Kata

Pembetulan pilihan kata - Semua kesalahan

(55)

tidak dibetulkan

Skor maksimal:

No 1) = 5, No 2) = 10, No 3) = 6 Jumlah = 21

Penghitungan nilai akhir dalam skala 0-100 adalah sebagai berikut. Perolehan skor

(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dipaparkan mengenai, 1 Jenis Penelitian, 2. Subjek Penelitian, 3. Metode, 4. Sumber Data dan Penelitian, 5. Teknik Pengumpulan Data, dan 6. Tek-nik Analisis Data. Ketujuh hal tersebut diuraikan selengkapnya seperti pada subbab berikut ini.

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan sumber bahan yang digunakan, jenis penelitian ini adalah pe-nelitian kepustakaan atau disebut dengan studi pustaka. Penelitian studi pustaka ada-lah penelitian yang mengkaji objek kajian berupa bahan-bahan tertulis (Koen-tjaraningrat, 1991: 44). Sumber bahan tertulis yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku tentang analisis struktur komik dan buku acuan lain yang terkaitan dengan judul skripsi.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan (Arikunto, 1990: 116). Subjek pene-litian ini adalah komik berjudul “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural. Pendekatan struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra dan menunjukkan bagaimana hubungan antarunsur ter-sebut (Nurgiyantoro, 2007: 37).

(57)

Pendekatan struktural menganalisis unsur tokoh, latar, tema, dan bahasa yang terdapat dalam komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR. Dalam analisis ini diuraikan mengenai siapa tokoh utamanya; mengapa ia disebut tokoh utama; bagai-mana alurnya; latarnya; temanya; dan bagaimana pesan moral yang ingin disam-paikan oleh pengarang.

3.3 Metode

Metode adalah cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran peneliti (Yudiono, 1986: 14). Peneliti memilih metode deskriptif karena peneliti ingin mengungkapkan tokoh, alur, tema, dan bahasa dalam komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR. Menurut Arikunto (1990: 310), metode deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, melainkan hanya menggambarkan dengan “apa adanya” mengenai suatu variabel, gejala, atau suatu keadaan. Hasil deskrpsi srtuktur komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR akan diterapkan dalam silabus dan rencana pelaksanaan pemblajaran sastra di SD.

3.4 Sumber Data Penelitian

Sumber data yang dipakai sebagai objek penelitian yaitu: Judul Buku : Cemut, 5 roti dan 2 Ikan

Pengarang : Erik YR

Penerbit : Batara, Solo

Cetakan/Tahun Terbit : Pertama/2004

(58)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka. Teknik pustaka adalah teknik penelitian yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk mengumpulkan data-data. Sumber-sumber tertulis itu berupa majalah, surat kabar, buku bacaan umum, dan karya sastra. Data yang diambil dari sumber tertulis adalah data yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah penelitian (Subroto, 1952: 42). Berdasarkan teori tentang teknik pustaka yang dikemukakan di atas, maka sum-ber tertulis penelitian ini adalah komik berjudul “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR dan buku acuan lainnya.

3.6 Teknik Analisis Data

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam menganalisis data:

1) Peneliti membaca terlebih dahulu komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR.

2) Peneliti menganalisis tokoh yang terdapat dalam komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR yang terdiri dari tokoh sentral atau tokoh utama dan tokoh bawahan. 3) Peneliti menganalisis alur apa yang terdapat dalam komik “Cemut, 5 Roti dan 2

Ikan” karya Erik YR.

4) Peneliti menganalisis latar, waktu, dan latar sosial dalam cerita.

5) Peneliti menganalisis tema yang terdapat dalam komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR.

(59)

7) Peneliti mencermati hubungan antarunsur dalam komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR.

8) Peneliti membuat silabus pengajaran sastra untuk SD kelas IV semester II.

(60)

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Pembahasan dan hasil penelitian akan diuraikan dalam sub bab 4.1. Struktur komik “ Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR dan sub bab 4.2 Hubungan antar unsur.

4.1 Struktur komik “ Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR

4.1.1 Sinopsis

Komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya erik YR adalah sebuah komik anak. Tokoh yang terdapat dalam komik ini adalah Cemut, Iblis Cebol yang menjelma menjadi Malaikat Kribo, dan Tukang Penjual ikan.

Kisah ini diawali dengan kebingungan Cemut dalam mencari letak Surga. Cemut mengira bahwa dirinya tersesat di lautan padang pasir. Disaat Cemut kesal dan membuang peta petunjuk Surga, justru ia menemukan tiang kayu petunjuk ja-lan menuju Surga dan Neraka. Cemut bingnung akan memilih Surga atau Neraka. Ketika Cemut hendak memilih jalan menuju Surga, Ia bertemu dengan Malaikat Kribo yang sambil membawa sebuah peti berisi 5 roti, 2 ikan, dan cek 1 Milyar. Malaikat Kribo mengatakan bahwa pilihan Surga atau Neraka ditentukan dari ban-yaknya jumlah roti yang melambangkan kebaikan dan ikan yang melambangkan kejahatan. Melihat jumlah ikan yang lebih banyak, Cemut langsung gembira dan tidak sabar untuk segera memasuki surga. Lalu bagaimana dengan cek 1 Milyar?

(61)

Alangkah kagetnya Cemut ketika mengetahui bahwa ternyata uang 1 Milyar tersebut adalah hasil dari penjualan ikan yang dilakukan Malaikat Kribo kepada Tukang Penjual Ikan. Hal ini dilakukan karena jumlah ikan yang dikum-pulkan Cemut sangat banyak. Bahkan ada yang telah membusuk. Berarti, mau ti-dak mau, Cemut harus tinggal di Neraka. Disaat inilah Cemut sangat menyesali segala perbuatan jahat yang telah Ia lakukan.

Malaikat Kribo lalu membawa Cemut terbang untuk menuju ke Neraka. Tiba-tiba Cemut pun tersadar. Ia percaya bahwa Tuhan Yesus datang membawa jalan kebenaran dan hidup. Cemut pun berhasil membuka kedok Malikat Kribo yang ternyata adalah malaikat gadungan. Ia sebenarnya adalah Iblis Cebol yang datang untuk menyesatkan manusia. Cemut pun bertarung melawan Iblis Cebol dan kekuatan Cemut iman akan Tuhan Yesus akhirnya mampu mengalahkan Ibol. Cemut pun tidak sabar untuk membuka pintu Surga. Ketika ia hendak menekan bel pintu Surga, Cemut terbangun dari tidurnya dan tersadar bahwa ternyata se-mua itu hanya mimpi. Dari mimpi itu, Cemut akhirnya bertaubat dan berjanji bah-wa Ia tidak akan mengulangi segala kesalahan yang telah Ia lakukan. Iman dan keyakinan Cemut akan Tuhan Yesus semakin kuat.

4.1.2 Tokoh

(62)

Peneliti menganalisis tokoh-tokoh yang ada dalam Komik “ Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR dengan tujuan untuk menguraikan tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita tersebut.

4.1.2.1 Tokoh Utama: Cemut Boyaxhiu

Cemut dalam komik “Cemut, 5 Roti dan 1 Ikan” adalah tokoh utama karena memegang peran sentral dalam komik ini. Cemut menjadi pusat kisahan dalam jalannya cerita. Selain itu frekuensi Cemut yang cukup banyak. Intesitas keterlibatan Cemut dalam membangun cerita juga cukup tinggi. Cemut digam-barkan sebagai seorang laki-laki. Hal ini dilukiskan dalam gambar berikut.

(1)

Cemut juga digambarkan sebagai anak yang nakal, bahkan terlalu nakal untuk anak seusianya. Hal ini terlihat pada kutipan dan gambar berikut.

(63)
(64)

Cemut juga digambarkan sebagai anak yang menyesali segala perbuatan dosa yang telah dia lakukan. Hal ini dilukiskan dalam kutipan dan gambar berikut.

(3) Cemut : Kini cemut sadar bahwa ia adalah seorang yang penuh dosa... bahkan ...untuk melihat sorga pun ia tidak layak..! Dan Cemut pun menangis. Siksa api neraka...telah menunggunya...

Cemut digambarkan sebagai anak yang cerdas meskipun suasana hatinya sedang dalam keadaan pasrah. Hal ini dilukiskan dalam kutipan berikut.

(4) Cemut : Eh...tapi! Em malaikat...aku pengen pipis. Malaikat : Apa...?

Cemut : Pengen pipis...Udah kebelet nih...!Ehm... Malaikat : Apa lagi...!

Cemut : Matanya ditutup dong...kan malu...

Malaikat : Huh...! Cepet ya...Aku masih banyak urusan nih...! (malaikat menutup matanya)

Cemut : He..he..he..iya...bentar...(cemut mengambil batu kemudian memukul kepala malaikat dengan menggunakan batu).

Cemut juga digambarkan sebagai anak yang imannya kuat. Hal ini dilukiskan da-lam kutipan berikut.

(65)

Cemut : Memang dulu aku orang yang berdosa, dosa yang besar... membelengguku... Aku tidak mungkin sampai ke Surga... Ada ju-rang pemisah yang sangat dalam... Segala amal dan kebaikanku tidak dapat menolong untuk mencapai surga... Surga hanyalah im-pian... Tinggal menunggu datangnya kematian. Hingga saat itu... Ia datang... Namanya Yesus, ia memelukku, hapus air mataku, mem-beriku kelegaan

Yesus : “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” “Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku”

Narator : Cemut ingat kasihNya, kebaikanNya, anugerahNya slamatkanku...Sebab Kasihnya setinggi langit... Kasih setia Allah kepada kita... Besar kasih Allah kepada kita...

Tuhan Yesus rela mati untuk tebus dosaku, oleh darahNya belenggu dosa dihancurkan... Sehingga aku beroleh keselamatan.

Cemut juga digambarkan sebagai seseorang yang berani melawan kejahatan. Ia berdoa kepada Tuhan agar diberi kekuatan melawan Ibol. Hal ini dibuktikan mela-lui kutipan berikut.

(6) Cemut : Tuhan Yesus tolong cemut...

“Ambilah perlengkapan senjata Allah,supaya kamu dapat men-gadakan perlawanan, berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebe-naran.

Cemut : Ha..le..lu..ya...

“Berbajuzirahkan keadilan” “Pergunakanlah perisai iman, dan pedang Roh yaitu Firman Allah.

Kesimpulan dari tokoh Cemut adalah tokoh yang berkembang. Awalnya dari Cemut yang nakal dengan berbagai perbuatan jahatnya, menjadi Cemut yang berani kejahatan, cerdas, dan memiliki iman yang kuat.

4.1.2.2 Tokoh Bawahan:

1. Malaikat Kribo/Ibol (Iblis Cebol)

Dalam komik ini muncul tokoh bawahan yaitu Malaikat Kribo. Hal ini di-buktikan dengan kutipan dan gambar berikut.

(66)

dimasukkan dalam peti itu...Tapi apabila kamu berbuat baik 1 roti akan dimasukkan dalam peti itu. Apabila jumlah roti lebih banyak daripada ikan..kamu masuk Surga dan sebaiknya apabila roti lebih sedikit daripada ikan..artinya kamu masuk Neraka...!

Malaikat Kribo sebenarnya adalah jelmaan dari Iblis Cebol, seorang Iblis jahat yang ingin menyesatkan jalan Cemut agar masuk Neraka. Hal ini dibuktikan de-ngan kutipan dan gambar berikut.

(2) Malaikat Kribo : Apa-apaan kamu

Cemut : Wig dan aksesoris palsu. Benar dugaanku Malaikat Kribo : Ups..

Cemut : Siapa kamu sebenarnya..!

(67)

Malikat Kribo yang telah berubah menjadi Iblis Cebol digambarkan berniat ingin membunuh Cemut. Hal ini tampak pada kutipan dan gambar berikut.

(68)

2. Penjual Ikan

Dalam komik ini, terdabat juga tokoh bawahan yaitu penjual ikan. Hal ini akan dibuktikan melalui kutipan dan gambar berikut.

Malaikat Kribo : Hey...

Bapak tukang ikan...

Mau bei ikan saya gak pak... Satu ekor... seribu rupiah Penjual Ikan` : Ah... mahal amat...!

Penjual Ikan : Saya berani borong semuanya... Tapi seekornya seratus rupiah... Malaikat Kribo : Emm... ya baiklah..

3. Tuhan Yesus

(69)

4.1.3 Alur

Berdasarkan landasan teori yang ada, peneliti akan menganalisis alur-alur yang digunakan dalam Komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR.

a. Penyituasian

Komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR diwali dengan pen-yituasian yang menggambarkan pencarian jalan hidup yaitu surga. Hal ini di-lukiskan dalam dan kutipan berikut.

Cemut : Lama aku berjalan... tapi juga belum kutemui..Dimana ya... enggak ada...Mestinya aku sudah sampai... petanya bohong nih...

(70)

b. Pemunculan Konflik

Konflik mulai muncul ketika Cemut mendapatkan sebuah papan pe-tunjuk arah. Namun dalam papan petunjuk arah tersebut terdapat dua petunjuk arah yang berlawanan, yaitu surga dan neraka. Dalam situasi ini Cemut bimbang akan memilih surga atau neraka. Hal ini dapat dibuktikan melalui kutipan dan gambar berikut.

(71)

Akhirnya Cemut memutuskan memilih Surga. Hal ini dapat dibuktikan me-lalui kutipan dan gambar berikut.

Cemut : Ya jelas Surga dong…! Asik..! Gambar:

c. Peningkatan Konflik

(72)

yang menyamar. Malaikat gadungan tersebut membawakan sebuah peti yang berisi 5 Roti, 2 Ikan dan cek 1 milyar. Roti berarti kebaikan dan ikan berarti kejahatan. Hal ini dapat dibuktikan melalui kutipan dan gambar.

Malaikat Kribo : Sabar.. Jangan terburu-buru… Cemut : Malaikat Kribo..

Malaikat Kribo : Surga atau Neraka… ditentukan dari apa yang ada di peti ini… Ehm… Ternyata kamu mengumpulkan 5 Roti, 2 Ikan dan cek 1 Milyar.

Cemut : Maksudnya apa…

Malaikat Kribo : Aku adalah Malaikat yang memcatat kebaikan dan kejahatanmu selama di dunia.Apabila kamu berbuat jahat, maka 1 ikan akan dimasukkan dalam peti itu…Tapi apabila kamu berbuat baik, 1 Roti akan dimasukkan dalam peti itu…

Gambar:

(73)

antara roti (lambang kebaikan) jauh lebih sedikit daripada jumlah ikan (lambang dari dosa). Hal ini terlihat dari kutipan berikut.

Malaikat Kribo : Cek itu…

Cemut : Cek ini emangnya kenapa?

Malaikat Kribo : Ehm…Panjang ceritanya. Sebenarnya ikan yang kamu kumpulkan tidak hanya dua…Tapi banyak… buanyaak sekali karena setiap hari terus bertambah seperti kata pe-patah… Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit…

Cemut : Ikan… ikan…

Malaikat Kribo : Seorang penjual ikan lewat…Hey… bapak tukang ikan… Mau beli ikan saya gak pak…Satu ekor seribu rupiah..

Tukang Ikan : Saya berani borong semuanya, tapi seekornya seratus ru-piah… Malaikat Kribo : Em… ya baiklah..Jadi harga semuanya satu milyar…

(74)

Konflik semakin menegang ketika Cemut Berhasi membuka kedok Mala-ikat Kribo yang sebenarnya adalah Ibol yaitu Iblis Cebol. Hal ini dapat dibuk-tikan melalui kutipan dan gambar berikut.

Malaikat Kribo : Apa-apan kamu…

Cemut : Wig dan aksesoris palsu.. Benar dugaanku… Malaikat Kribo : Ups…

Cemut : Siapa kamu sebenarnya…!

(75)

d. Klimaks

Komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR mencapai klimaksnya dengan terjadinya pertarungan antara Cemut dan Ibol atau Iblis Cebol. Hal ini dibuktikan melalui kutipan dan gambar berikut.

Malaikat Kribo : Tapi kau harus tetap mati di tanganku..! Rasakan ini…!

Mampus kau…

Cemut : Tuhan Yesua Tolong Cemut… HA..LE..LU..YA…

(76)

e. Penyelesaian

Penyelesain dalam komik ini diakhiri dengan kemenangan Cemut yang bertarung melawan Iblis Cebol (Ibol). Cemut terbangun dari tidurnya dan ter-sadar bahwa ternyata hanya mimpi, kemudian ia berdoa. Hal ini dapat dibuk-tikan melalui kutipan dan gambar berikut.

(77)

4.1.4 Latar

(78)

1. Latar Tempat

Latar tempat yang terdapat dalam komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR ini adalah padang gurun yang gersang dan kamar tidur. Hal ini akan dibuktikan melalui gambar.

a. Padang Gurun b. Kamar Tidur

2. Latar Waktu

(79)

a. Siang Hari b. Pagi Hari

3. Latar Sosial

(80)

4.1.5 Tema

(81)
(82)

4.1.6 Moral

Komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” karya Erik YR memiliki pesan moral yang mendalam, yaitu pesan religiusitas yang menitikberatkan pada keimanan ter-hadap Tuhan Yesus. Selain itu pesan moral yang tekandung adalah tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana bersikap di dunia ini jika ingin masuk sur-ga. Pesan moral tersebut dibuktikan dalam gambar berikut.

4.2 Hubungan antar unsur

1. Tokoh, tema, dan moral

(83)

dan 2 ikan” , tokoh Cemut sebagai tokoh utama merupakan sosok yang nakal, namun akhirnya bertobat dan kembali ke ja-lanNya. Ia berani melawan kejahatan sebab Tuhan Yesus selalu menyer-tainya dengan kasih karuniaNya. Moral disampaikan oleh tokoh Cemut melalui kejadian-kejadian yang dialami tokoh Cemut, yaitu moral tentang iman terhadap Tuhan Yesus dan perbuatan baik. Hubungan antara tokoh, tema, dan moral akan dibuktikan dalam kutipan dan gambar berikut.

Cemut: Namanya Yesus, Ia memelukku, hapus air mataku, memberiku kelegaan.

Yesus: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup..

Tidak ada seorangpun yang datang kepada bapa, kalau tidak melalui Aku.

Cemut: Ingat kasihNya... ingat kebikanNya... dan anugerahNya... Slamatkanku...

(84)

2. Alur . tokoh, dan latar

(85)
(86)

BAB V

IMPLEMENTASI STRUKTUR KOMIK “ CEMUT, 5 ROTI DAN 2 IKAN”

DALAM SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SASTRA DI SD

Struktur komik “ Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” harus dapat diterapkan dalam pembelajaran sastra di SD. Untuk menerapkan struktur dalam pembelajaran sastra diperlukan seperangkat rencana pembelajaran. Seperangkat rencana tersebut dise-but silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

5.1 Silabus

Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar, ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompe-tensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Muslich, 2007: 23). Si-labus disusun berdasarkan Isi, yang didalamnya berisikan identitas Mata Pela-jaran, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Materi Pokok/Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator, Penilaian, Alokasi Waktu, dan Sumber Belajar. Materi struktur komik “Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” ini disusun dengan memper-hatikan prinsip-prinsip sesuai prinsip-prinsip silabus yang terdapat dalam Kuri-kulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

5.1.1 Prinsip-prinsip Silabus

Stuktur komik “ Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” memperhatikan prinsip-prinsip silabus agar dalam penerapannya dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Prinsip-prinsip

(87)

silabus adalah pedoman yang digunakan oleh guru dalam menyu-sun silabus. Prinsip-prinsip tersebut meliputi keilmiahan silabus, kerelevanan sila-bus, sistematis, konsisten, memadai, actual dan kontekstual, fleksibel, dan menye-luruh. Berikut akan dibahas satu persatu penggunaan prinsp-prinsip silabus ter-sebut dalam mengimplementasikan struktur komik “ Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” dalam silabus pembelajaran sastra di SD.

1. Keilmiahan Silabus

Silabus yang dibuat dan diterapkan dalam pembelajaran sastra harus ilmiah. Ilmiah maksudnya materi yang terdapat dalam silabus dapat dipertanggungjawabkan sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), membaca cerita anak merupakan salah satu materi yang terdapat dalam mata pelajaran Bahasa Indonesiadi SD. Ada berbagai cerita anak yang berupa sastra dan nonsastra. Dalam silabus ini, materi yang dipilih peneliti adalah cerita anak yang berupa sastra anak yaitu komik yang berjudul “ Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan”. Materi yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan materi ilmiah. Silabus yang dibuat peneliti merupakan silabus yang ilmiah karena berisi materi pembelajaran yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

2. Relevan

(88)

Membaca cerita anak merupakan materi mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V semester II. Jadi silabus ini digunakan untuk kelas V semester II.

Silabus struktur komik “ Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” juga mem-perhatikan rambu-rambu materi pembelajaran. Materi Komik “ Cemut, 5 Roti dan 2 Ikan” ini memiliki aspek kebahasaan yang mudah dipahami oleh siswa kelas V semester II, karena menggunakaan bahasa sehari-hari. Gambar-gambar dalam komik ini dapat membantu siswa dalam melakukan penelusuran terhadap tokoh, alur, tema maupun amanat yang terdapat dalam komik. Dengan materi komik, anak dikenalkan pada dunia sastra.

3. Sistematis

Materi yang disampaikan dalam silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. Maksudnya silabus yang dibuat menggunakan langkah-langkah pembelajaran. Langkah-langkah pembela-jaran disusun agar dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Langkah-langkah pembelajaran disusun tidak lain agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Gambar

gambar yang tanpa tulisan karena gambar-gambar itu sudah “berbicara” sendiri. Menurut
gambar berikut.
gambar berikut.
gambar berikut.

Referensi

Dokumen terkait

model yang telah dihipotesiskan fit atau tidak dengan data kriteria fit. menurut (Ghozali, 2011) adalah

Dengan menggunakan metode ekonometrika melalui persamaan data panel pada periode tahun 2001–2010, studi ini menemukan bahwa kebijakan desentralisasi fiskal dapat mendorong

• steps in personal selling process • role of the sales manager.. •

PENGARUH NORMA ORGANISASI DAN KOMITMEN WARGA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI RENSTRA DI SMP SWASTA DI KOTA CILEGON. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Judul Skripsi : Sintesis Pati Sitrat Dari Pati Singkong (Manihot utilissima P.) Dengan Metode Basah (Adebiyi). Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini ditulis berdasarkan

Setiap orang yang dengan senagaja menyediakan, mengumpulkan, memberikan, atau meminjamkan Dana, baik langsung maupun tidak langsung, dengan maksud digunakan seluruhnya atau

Bagi para pelatih dalam proses latihan agar mencoba latihan ladder drill. sebagia varian latihan untuk meningkatkan kemampuan kelincahan

Burung kolibri memiliki bent uk paruh yang kecil, runcing, panjang, dan melengkung dengan t ujuan memudahkan mengisap nekt ar pada bunga. Sedangkan bagian t umbuhan