• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI METODE GERAK DAN LAGU PADA ANAK USIA DINI DI RA ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI METODE GERAK DAN LAGU PADA ANAK USIA DINI DI RA ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI METODE GERAK DAN LAGU PADA ANAK USIA DINI DI RA ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

OLEH

FITRI TRIYANA

NIM 11613019

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

ةح ابساو ةب اتكلا هملعي نا و هب دا و همسا نسحي نا دلِ ولا ىلع دَل َاولا ُّقَح

مك احلا هاور( كردا اذا هجوزي ناو ابيطلاا هقزري لا ناو ةي امرلاو

)

Artinya: “Hak anak atas orang tuanya, hendaklah orang tuanya memberi nama yang baik kepadanya, dan mendidiknya dengan baik, dan menempatkannya (tempat tinggal) di tempat yang baik/shaleh.

(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Semua anggota keluargaku, suami dan anakku, orang tuaku, adik-adikku yang semuanya telah memotivasiku dan memberikan dukungan serta

bantuan.

2. Keluarga besarku yang dengan ikhlas mendo’akanku dan mendukungku. 3. Ibu Dr. Hj. LilikSriyanti M. Si yang dengan sabar membimbingku dalam

penulisan skripsi.

4. Semua dosen dan guru-guruku yang dengan ikhlas dan sabar mendidikku. 5. Semua ustadz-dan ustadzahku yang telah mendidikku dengan sabar.

6. Semua sahabatku di IAIN Salatiga, RA TB 37, MI AL ISLAM BANDING.

(8)

ABSTRAK

Triyana, Fitri. 2017.Peningkatan Kemampuan Fisik Motorik Kasar Melalui Metode Gerak dan Lagu pada Anak Usia Dini Di RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan IslamAnakUsiaDini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Hj. LilikSriyanti, M. Si.

Kata Kunci: Motorikkasar, Gerakdanlagu

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan gerak motorik kasar di RA Rowosari Tuntang. Pertanyaan umum yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah Apakah dengan metode pembelajaran gerak dan lagu dapat meningkatkan keterampilan fisik motorik kasar pada siswa kelompok B RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian tindakan kelas.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWt yang telah

memberikan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Fisik

Motorik Kasar Melalui Gerak dan Lagu Pada Anak Usia Dini Di RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017”.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta

para pengikutnya yang setia. Beliau adalah utusan Allah untuk membebaskan manusia dari kejahiliahan dengan membawa agama islam.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I) di Sekolah InstitutAgama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Skripsi ini berjudul .“

Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Kasar Melalui Gerak dan Lagu Pada Anak Usia Dini Di RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017”.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

(10)

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Jurusan PIAUD IAIN Salatiga.

4. Dr. Hj. LilikSriyanti, M. Si selaku Dosen Pembimbing Skripsikuyang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

6. Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta

bantuan.

7. Semua anggota keluargaku suamiku, ibu serta ayahku, dan anggota keluarga yang lain yang telah menemani, membantu, dan memberikan

motivasi kepada penulis.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini,

sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Semoga amal kebaikan mereka diterima oleh Allah SWT.

Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan

(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Anak pada masa sekarang ini banyak yang lebih menyukai permainan menggunakan media elektronik, anak enggan untuk

bersosialisasi dengan lingkungan melalui permainan dengan teman sebaya. Padahal sebenarnya permainan yang dilaksanakan anak

bersama teman dengan banyak gerak mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan fisik motorik kasar anak tersebut. Anak akan menjadi lebih lincah dalam menggerakkan anggota tubuhnya.

Pada umumnya anak lebih menyukai musik dan lagu, sehingga permainan yang tidak disertai dengan irama musik kurang diminati oleh anak. Irama musik dapat menarik hati anak untuk

mengikuti dentuman musik yang terdengar. Howard Gardner (dalam Hildayani, 2014:5.6) berpendapat bahwa Multipel Inteligence yang dimuliki anak berbeda-beda,diantaranya Musical Inteligence yang

menyatakan bahwa anak-anak yang peka terhadap bunyi-bunyi non verbal dalam lingkungan, seperti irama, tinggi-rendah suara, dan

pola nada. Anak yang memiliki kecerdasan musical senang bersenandung dan dengan mudah dapat mengubah suara-suara menjadi irama. Oleh karena itu seorang pendidik anak usia dini

(17)

Indonesia yang cerdas, kreatif, berilmu dan berakhlakul karimah dengan cara yang tepat.

Pendidik berperan sebagai orang tua kedua bagi peserta didik

di sekolah, sehingga mereka juga memiliki kewajiban untuk membekali anak didiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Dalam sebuah hadis telah dijelaskan beberapa

kewajiban orang tua terhadap anak:

ا ُّقَح

َةَح اَبَساَو َةَب اَتك لا ُهَملَعُي نَا َو ُهَب َدَا َو ُهَم سا َنس حُي نَا دلِ َولا ىَلَع دَل َاَوَل

مك احلا هاور( َكَر دَا اَذا ُهَجوَزُي نَاَو اًبيَط َلاا ُهُقُز رَي َلا نَاَو َةَي اَمَرلاَو

)

Artinya:“ :Hak anak atas orang tuanya membaguskan namanya dan

akhlak/sopan santun, mengajarkan tulis menulis, berenang, dan memanah, memberi makan dengan makanan yang baik,

menikahkannya bila telah cukup umur.”(Syu’bu Al Iman Li Al

Baihaqi, hadis ke 8137:2856).

Berdasarkan hadis tersebut dapat kita pahami bahwa seorang pendidik juga harus mengajarkan fisik motorik kasar pada anak,

karena dalam hadis tersebut anak perlu diajarkan ketrampilan memanah, berkuda, dan berenang yang termasuk pendidikan fisik

motorik kasar. Agar perkembangan fisik motorik kasar pada anak dapat berkembang dengan baik, dibutuhkan pendidikan fisik motorik kasar sejak usia dini oleh pendidik di sekolah. Pendidik perlu

mengenalkan gerakan-gerakan sederhana yang mudah ditiru oleh anak.

Kecerdasan fisik motorik atau kinestetik adalah suatu

(18)

seperti berlari, menari, melakukan gerakan senam, atau membuat berbagai karya seni. Kecerdasan fisik meliputi berfikir melalui

gerakan tubuh secara ekspresif, tahu kapan dan bagaimana bereaksi, meningkatkan ketrampilan fisik.

Ada 5 prinsip utama perkembangan motorik menurut, Malina dan Bouchard ( dalam Montolalu dkk 2009) yaitu :

kematangan, urutan, motivasi,pengalaman, dan praktik, selain kelima prinsip diatas ada juga kebutuhan yg harus dipenuhi

yang berkaitan dengan pengembangan motorik kasar, antara lain : ekspresi melalui gerakan, bermain, kegiatan yang berbentuk

drama, kegiatan yang berbentuk irama.

Perkembangan motorik kasar anak berkaitan dengan kemampuan menggunakan gerak seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaanyya serta ketrampilan

menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu. Perkembangan motorik kasar ini meliputi kemampuan fisik yang

spesifik seperti koordinasi, keseimbangan, ketrampilan, kekuatan dan kelenturan. Menurut Hildayani (2005:39) pengaturan keseimbangan tubuh diperlukan anak untuk melakukan

kegiatan-kegiatan yang lebih sulit dan komplek seperti melompat, berlari, memanjat, menari dan senam yang membutuhkan banyak variasi

(19)

terkesan gerakannya kaku, ragu-ragu dan canggung.

Hasil observasi peneliti di RA Rowosari kecamatan Tuntang ditemukan bahwa, saat pembelajaran motorik kasar sebagian siswa

masih merasa tidak tertarik dan kurang aktif bahkan cenderung pendiam. Anak belum antusias untuk menirukan berbagai gerakan yang dicontohkan guru.

Hambatan dan kendala yang di temui di lapangan antara lain :

(1) Faktor dari dalam diri anak itu sendiri misalnya anak tersebut

terlalu pendiam dan malas bergerak (2) Faktor dari gurunya, penyajian kegiatan dalam bentuk gerak sedikit dan monoton. (3)

Faktor dari orang tua dan keluarga yang tidak suka berolah raga sehinga tidak mengulangi kegiatan motorik kasar yang telah diajarkan oleh guru di RA. (4) kurangnya alokasi waktu, karena

ada lima pengembangan dasar (Nili-nilai Agama, Sosial Emosional, Bahasa, Kognitif, Seni) juga harus diberikan kepada

anak usia dini

Melihat uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis ingin meneliti anak dalam gerak dan lagu, dengan mengambil salah satu cara pengembangan motorik kasar melalui gerak dan

lagu.

(20)

digunakan dalam meningkatkan perkembangan fisik motorik kasar anak usia dini dengan judul

“ Peningkatan perkembangan fisik motorik kasar melalui gerak dan

lagu pada anak usia dini di RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang masalah yang di kemukakan di atas dapat di rumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :

Apakah dengan metode pembelajaran gerak dan lagu dapat meningkatkan keterampilan fisik motorik kasar pada siswa kelompok B RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang?

C.

T

UJUAN

P

ENELITIAN

ADAPUN TUJUAN DARI PENELITIAN INI ADALAH UNTUK MENGETAHUI

ADANYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK

DENGAN METODE GERAK DAN LA]GU PADA SISWA KELOMPOK B RA ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan anggapan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian (Dwiloka, 2012:29). Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam

(21)

“ Ada peningkatan perkembangan fisik motorik kasar pada anak

melalui gerak dan lagu pada anak usia dini di RA Rowosari tuntang tahun pelajaran 2016/2017”.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis yang dapat disampaikan penulis adalah:

a. Memberi masukan bagi peningkatan mutu pembelajaran yang kreatif dan inovatif, dan sebagai sarana pengembangan dan

peningkatan professional guru.

b. Sebagai bahan informasi kepada lembaga lain tentang pentingnya peningkatan kemampuan fisik motorik kasar

melalui gerak dan lagu pada anak usia dini.

c. Bagi guru RA dapat menambah wawasan betapa pentingnnya

memahami karakteristik anak sehingga dapat menentukan metode pembalajaran yang tepat untuk meningkatkan perkembangan fisik motorik kasar melalui gerak dan lagu.

d. Proses belajar dan hasil kegiatan membentuk guru yang lebih kreatif dalam merancang dan mengelola kegiatan yang

menyenangkan untuk anak didik.

2. Manfaat Praktis yang dapat disampaikan oleh penulis adalah a. Bagi Anak Didik

(22)

anak.

2) Anak akan lebih terlatih dalam gerak dan lagu

3) Meningkatkan keterampilan motorik kasar anak 4) Anak akan senang bergerak, sehingga akan tumbuh

menjadi anak yang ceria. b. Bagi Guru

1) Mempermudah guru dalam memecahkan masalah tentang perkembangan motorik kasar anak didik.

2) Memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan hasil pembelajaran.

3) Guru lebih percaya diri, jika PTK

mampu membuat Guru berkembang

sebagai tenaga kerja profesional, maka sebagai konsekwensinya PTK juga mampu membuat

guru lebih percaya diri.

4) Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.

c.Bagi RA

1) Meningkatkan kualitas Pendidikan

2) Memberi sumbangan pemikiran yang positif terhadap kemajuan Sekolah yang tercermin atau

(23)

perbaikan proses dan hasil belajar serta kondusifnya iklim pendidikan di paud tersebut.

3) Meningkatkan kualitas RA Rowosari Kecamatan

Tuntang.

4) Dapat menarik perhatian masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di RA Rowosari

Kecamatan Tuntang.

F. Definisi oprasional 1. Pendapat Ahli

Gerak motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak (Sujiono dkk, 2010:

1.13). Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh anak. Gerakan ini mengandalkan kematangan

dalam koordinasi. Berbagai gerakan motorik kasar yang dicapai anak tentu sangat berguna bagi kehidupannya kelak. Misalnya, anak dibiasakan untuk terampil berlari atau memanjat jika ia sudah lebih

besar ia akan senang berolahraga.

Pembelajaran gerak dan lagu adalah bernyanyi dan latihan

gerak tubuh yang dapat mempengaruhi dan mengendalikan pusat syaraf membantu anak untuk lebih mengembangkan kecerdasannya tidak hanya pada aspek pengembangan kognitif, bahasa,dan

(24)

Teknologi Kejuruan dalam Portal Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, edisi Agustus). Gerak menjadi hal yang sangat kreatif bila

di padukan dengan musik yang diintrepretasikan anak menurut caranya masing-masing.

Menurut kamus bahasa Indonesia, Lagu merupakan ragam suara yang berirama dalam percakapan, bernyanyi, atau membaca. Secara umum yang di maksudkan lagu adalah lagu yang dinyanyikan

oleh anak atau lagu yang dinyanyikan untuk anak. Adapun pengertian musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa

sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian.

2. Menurut Penelitian

Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang

menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. Anak yang cerdas bukan hanya anak yang lancar membaca

saja.

Dari definisi diatas yang dimaksud gerak dan lagu adalah gerakan tubuh yang disertai dengan lagu atau nyanyian berirama

(25)

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas) , (menurut Basrowi dalam Suwandi,

2008:25). Merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. PTK merupakan

kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Jadi PTK merupakan penelitian praktis yang

dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar guru sehingga mampu menghasilkan anak didik yang

berkualitas.

Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas

adalah karena peneliti ikut terlibat langsung dalam penelitian. Dalam penelitian ini, kelas yang berisi anak didik dijadikan objek penelitian, maka siswa yang berada di kelas tersebut

adalah sebagai populasi yang diteliti.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak didik RA Rowosari kelompok B, Dusun Rejosari Kidul Rt/Rw 01/04 Desa Rowosari

(26)

2016/2017 yang berjunlah 20 anak. Peneliti memilih kelompok B karena anak sudah lebih mudah untuk berkomunikasi dan

untuk mempersiapkan kegiatan akhir tahun.

Model pembelajaran yang digunakan di RA Rowosari

masih menggunakan model klasikal, karena adanya keterbatasan ruang belajar dan tenaga pendidik.

3. Langkah-langkah Penelitian

Menurut Yanto (2013:40) tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan penting, yaitu:

a. Tahap rencana

1) Membuat konsep atau skenario pembelajaran dengan penerapan metode gerak dan lagu yaitu membuat (RKH)

Rencana Kegiatan Harian.

2) Menyiapkan berbagai gerakan yang akan diajarkan pada

anak didik

3) Menyiapkan gerakan yang ditugaskan kepada anak kemudian diberi nilai dan dijadikan data untuk dianalisis

lebih lanjut.

4) Membuat simulasi perbaikan

b. Tahap tindakan

(27)

pembelajaran yang tertulis pada (RKH) Rencana Kegiatan

Harian pada tahap perencanaan.

c. Tahap pengamatan

Pada tahap ini segala aktivitas anak didik dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi

beberapa indikator yang telah ditentukan penulis secara terlampir.

d. Tahap analisis dan refleksi

Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan

tujuan penelitian, tahap refleksi meliputi :

1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran

2) Evaluasi hasil observasi

Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan

siklus I untuk dilakukan perbaikan pada siklus II

4. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam

(28)

a. Rencana Kegiatan Harian (RKH), yaitu seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam

mengajar dan menyusun untuk tiap putaran. Masing-masing RKH berisi tentang tingkat pencapaian

perkembangan, indikator, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar, hasil penilaian.

b. Tes buatan peneliti, yaitu berupa praktik gerak dan lagu

yang dikerjakan oleh anak didik, tes buatan peneliti tersebut digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif

berupa nilai yang akan dianalisis dan diolah menjadi data kualitatif nantinya.

c. Lembar Observasi, yaitu lembar yang digunakan untuk

mengamati anak didik selama proses pembelajaran berlangsung secara bersamaan, yaitu anak didik tidak

diperintahkan maju satu per satu dalam melaksanakan tugas, melainkan semua secara bersama-sama mengikuti perintah guru dalam mempraktekkan gerak dan lagu.

d. Wawancara, yang mana ditujukan kepada informan yaitu Kepala Sekolah dan guru pendamping kelompok B di RA

Rowosari Tuntang. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang data atau profil sekolah dan pendapat guru sebelum dan sesudah menerapkan metode

(29)

e. Dokumentasi, peneliti membutuhkan dokumentasi meliputi :

1) Foto kegiatan pembelajaran

2) RKH

3) Data siswa, guru dan profil sekolah

f. Catatan lapangan yang diperlukan peneliti disini adalah catatan rinci tentang keadaan selama proses pembelajaran

terjadi pada saat penelitian. Catatan lapangan diperoleh dari apa yang didengar, dilihat , dialami dan dipikirkan oleh

peneliti. 5. Pengumpulan Data

Ada sejumlah strategi pengumpulan data yang dapat

digunakan, akan tetapi tidak semua strategi cocok untuk semua jenis data. Oleh karena itu peneliti harus memilih strategi yang

tepat. Adapun strategi yang digunakan peneliti antara lain yaitu :

a. Metode Observasi

Observasi adalah instrumen yang sering digunakan

dalam penelitian di bidang pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 panca inderanya yaitu penglihatan

dan pendengaran. Menurut Sukardi (2009 :78) menyatakan bahwa observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku

(30)

peneliti mengamati proses belajar, praktik gerak dan lagu

pada anak didik.

b. Metode Dokumentasi

Cara lain memperoleh data dari penelitian adalah menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini,

dimungkinkan peneliti memperoleh informasi dari berbagai macam sumber tertulis, dimana anak didik melakukan

kegiatan sehari-harinya. Strategi ini menurut Sukardi (2009 : 81) untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan

guru, keadaan sarana prasarana dan keadaan siswa.

c. Tes

Menurut Depdiknas tahun 2006 tentang Pedoman

Penilaian di Taman Kanak-Kanak bahwa :

Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang

berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang kemudian dapat

dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah ditetapkan.

(31)

dan lagu, kemudian akan dianalisa dan diambil

kesimpulannya.

6. Analisa Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis yang bersifat diskriptif kualitatif, yaitu mendiskripsikan

data yang diperoleh melalui instrumen penelitian. Setelah data terkumpul kemudian diklasifikasikan ke dalam dua kelompok

data yaitu kuantitatif yang berbentuk angka – angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata dan simbol.

Analisis data menurut Arikunto (2008 : 128) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan cara mengorganisasikan

data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan mana yang harus dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

Tahap – tahap yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data adalah

a. Pengumpulan data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan selesai pengumpulan

(32)

b. Kesimpulan

Kesimpulan dimaksudkan untuk melihat apakah tujuan

pembelajaran yaitu penggunaan metode kreasi gambar huruf abjad dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Indonesia dan bahasa Inggris pada anak usia dini di RA

Rowosari Kecamatan Tuntang tahun pelajaran 2016/2017 . Apabila penelitian tahap pertama (siklus I) belum

memenuhi tujuan pembelajaran dengan baik, maka diadakan tindak lanjut (penelitian ulang yaitu tahap siklus II). Jika sudah dapat memenuhi atau berhasil dalam tujuan

pembelajaran tersebut maka penelitian dihentikan sampai siklus II.

Selain metode analisis diatas, peneliti juga menggunakan statistik sederhana untuk membantu mengungkapkan data sebagai upaya memperoleh data dan

informasi secara lengkap.

Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak

Simbol Bintang

Skor/

Nilai

Kategori Kriteria/Ketentuan

(33)

2 Mulai Muncul (MM) Jika anak bisa dengan

Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran maupun dari hasil

tindakan yang telah dilakukan. Analisi data observasi terhadap guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran digunakan untuk

melakukan refleksi, agar peneliti dapat menentukan tindakan yang dapat diambil pada siklus berikutnya. Analisi data terhadap anak dilakukan beberapa tahap seperti Mulyasa (2009 :101)

yaitu :

1. Menjumlah skor yang dicapai anak pada setiap butir

amatan.

2. Menghitung presentase peningkatan kosaka anak. Presentase pencapaian kemampuan rumusnya, yaitu :

(34)

PROSENTASE KEBERHASILAN KELAS =TOTAL PROSENTASE PENCAPAIAN KELAS X 100%

JUMLAH SISWA

3. Membuat tabulasi skor observasi pengamatan Gerakan motorik kasar melalui metode gerak dan lagu, adapun rancangan tabel sebagai berikut:

Tabel 1.2 Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus

dengan Indikator Keberhasilan

(1) Persentase pencapaian: diperoleh dari perhitungan

persentase pingkatan penguasaan Gerakan Motorik Kasar pada masing-masing anak

(2) Persentase keberhasilan: diperoleh dari persentase standar ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh pihak sekolah, yaitu standar keberhasilan hasil belajar tiap

anak sebesar 75%.

(35)

(kurang dari) persentase keberhasilan maka status pencapaian yatu “B” artinya belum tercapai. Dan bila

persentase pencapaian ≥ (lebih dari atau sama dengan) persentase keberhasilan maka status pencapaian yatu “S” artinya sudah tercapai

5. Penelitian pada setiap Siklus akan berhasil bila anak sudah mencapai persentase yang telah ditentukan.

H. Sistematika penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk

mengikuti uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika skripsi ini secara garis besar menjadi beberapa bagian:

Bab I : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode

penelitian, sistematika penulisa skripsi.

Bab II : Landasan teori, berisi tentang pengertian perkembangan, fisik motorik kasar, gerak, lagu, dan berbagai macam

gerak dan lagu yang dapat digunakan untuk meningkatkan perkembangan fisik motorik kasar pada

anak.

Bab III: Hasil penelitian, Gambaran umum lokasi, Subyek penelitian, dan penyajian data.

(36)
(37)

BAB

II

KAJIAN

PUSTAKA

A. Motorik Kasar

1. Pengertian Motorik

Motorik pada anak usia dini sangat diperlukan, untuk mengembangkan kecerdasan anak dibidang pengembangan

bahasa,kognitif,seni dan kreativitas. Dalam bahasa Indonesia kata motor dan movement diterjemahkan sebagai gerak atau gerakan tanpa mengandung perbedaan didalamnya. Movement adalah gerak yang

bersifat eksternal atau dari luar dan mudah diamati, sedang motor adalah gerak yang bersifat internal atau dari dalam, konstan, dan sukar diamati

(Sujiono dkk, 2010: 4.3).

Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh. Untuk itu, anak belajar dari guru tentang beberapa pola gerakan yang dapat mereka lakukan yang dapat

melatih ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatan koordinasi tangan dan mata.Mengembangkan kemampuan motorik sangat diperlukan anak agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara

optimal (Sujiono, 2010: 1.12).Pengembangan motorik pada usia TK didasari pada aktivitas. Aktifitas anak usia RA 80% mengunakan aktifitas

Jasmani atau Fisik. Usia 4-6 tahun anak dapat meloncat-loncat, merangkak dibawah meja atau kursi, memanjat, dapat melakukan

(38)

jarinya. Pada usia ini juga mata,tangan dan kaki bekerja sama dalam koordinasi yang baik anak dapat mengadakan eksporasi keliling yaitu

melalui manipulasi dengan benda– benda dan berbagai macam alat permainan (Tono, 2005:34).

Pengembangan motorik merupakan salah satu bidang pengembangan yang bias menstimilasi intelegensi seorang anak melalui

bodily/kinesthetic nintelligence (Ariani, 1998:45). Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa motorik merupakan tindakan yang bias

menimbulkan gerak/motorik adalah: semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik dapat

disebut sebagai perkembangan dari unsure kematangan dan pengendalian gerak tubuh.Gerak merupakan unsure utama dalam pengembangan motorik anak. Jika anak banyak bergerak maka akan semakin banyak

manfaat yang akan diperoleh anak ketika ia makin trampil menguasai garakan motoriknya baik motorik halus maupun motorik kasar yang

keduanya berfungsi sebagai rangsangan dalam pengembangan intelegensi dan kesehatan.

2.

P

ENGERTIAN

M

OTORIK

K

ASAR

Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan

otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. Motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga

(39)

yang ukuran besar daripada ukuran yang kecil. Karena anak belum mampu mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan

motorik halusnya, seperti meronce, menggunting dan lain-lain.

Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak (Sujiono,2007:13). Gerakan

motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak. Aktivitas yang menggunakan otot-otot besar

diantaranya gerakan keterampilan non lokomotor, gerakan lokomotor, dan gerakan manipulatif. Gerakan non lokomotor adalah aktivitas gerak tanpa

memindahkan tubuh ketempat lain Contoh : mendorong, melipat, menarik dan membungkuk. Gerakan lokomotor adalah aktivitas gerak yang memindahkan tubuh satu ketempat lain. Contohnya: berlari, melompat,

jalan dan sebagainya, sedangkan gerakan yang manipulatif adalah aktivitas gerak manipulasi benda. Contohnya: melempar, menggiring,

menangkap, dan menendang (Musfiroh,2008:46).

Berdasarkan uraian diatas, dapat ditegaskan bahwa kegiatan motorik kasar adalah menggerakkan berbagai bagian tubuh atas perintah otak dan mengatur gerakan badan terhadap macam-macam pengaruh dari luar dan

dalam. Motorik kasar sangat penting dikuasai oleh seseorang karena bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tanpa mempunyai gerak yang bagus akan

(40)

memerlukan dan menggunakan otot-otot besar pada tubuh seseorang. Dengan demikian yang dimaksud motorik kasar dalam penelitian ini

adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi bagian tubuh anak seperti, tangan dan aktivitas otot kaki, dalam menyeimbangkan badan dan

kekuatan kaki.

3.

U

NSUR

-

UNSUR

K

ETERAMPILAN

M

OTORIK

K

ASAR

Keterampilan motorik setiap orang pada dasarnya berbeda-beda tergantung pada banyaknya gerakan yang dikuasainya. Memperhatikan

pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik kasar unsur-unsurnya identik dengan unsure yang dikembangkan dalam kebugaran jasmani pada umumnya. Perkembangan motorik merupakan

perkembangan unsure kematangan dan pengendalian gerak tubuh (Depdiknas,2004:1). Ada hubungan yang saling mempengaruhi antara

kebugaran tubuh, keterampilan, dan control motorik.

Kebugaran jasmani dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: (a)

kebugaran statistik, (b) kebugaran dinamis, (c) kebugaran motoris (Musfiroh,2000:3). Unsur-unsur kesegaran jasmani meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelenturan, koordinasi, ketepatan

dan keseimbangan (Sujiono,2007:3). Gerakan yang timbul dan terjadi pada motorik kasar merupakan gerakan yang terjadi dan melibatkan

(41)

Keterampilan motorik terdiri atas: kekuatan, kecepatan, power, ketahanan, kelincahan, keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi

(Sujiono dkk, 2009:121). Hal senada juga dijelaskan oleh Mutohir (dalam sujiono 2004:50) bahwa unsur-unsur keterampilan motorik

diantaranya: kekuatan, koordinasi, kecepatan, keseimbangan, dan kelincahan.

Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan motorik kasar anak usia dini melalui permainan

melempar dan menagkap bola aspek yang harus diamati yaitu: keseimbangan, kekuatan, kelincahan, koordinasi, fleksibel, kecepatan, ketepatan, dan kerja sama.

4.

P

ENGERTIAN

P

ERKEMBANGAN

M

OTORIK

K

ASAR

Anak a d a yang mengalami perkembangan motoriknya dengan sangat baik seperti yang dialami para atlet, tetapi ada anak yang

mengalami keterbatasan. Selain itu juga dipengaruhi adanya jenis kelamin. Pengembangan motorik anak prasekolah adalah bahwa suatu perubahan, baik fisik maupun psikis, sesuai dengan masa

pertumbuhannya, keberadaan perkembangan motorik anak juga dipengaruhi hal lain diantaranya asupan gizi, status kesehatan dan

(42)

Seperti halnya pendapat Elkind (Montolalu, 2003:15) menyatakan bahwa anak-anak membutuhkan dukungan yang kuat untuk bermain

dan kegiatan yang dipilih sendiri dengan tujuan untuk bertahan dalam keadaan stress yang ada sekarang dalam lingkungan anak. Gerakan

motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak (Sujiono,2007:11). Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan,otot kaki

dan seluruh tubuh anak. Perkembangan motorik kasar anak lebih dulu daripada motorik halus, misalnya anak akan lebih dulu memegang

benda-benda yang ukuran besar daripada ukuran yang kecil. Karena anak belum mampu mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan motorik halusnya, seperti meronce, menggunting dan

lain-lain. Aktivitas yang menggunakan otot-otot besar diantaranya gerakan keterampilan non lokomotor, gerakan lokomotor, dan gerakan

manipulatif. Gerakan non lokomotor adalah aktivitas gerak tanpa memindahkan tubuh ke tempat lain. Contoh: mendorong, melipat, menarik dan membungkuk. Gerakan lokomotor adalah aktivitas gerak

yang memindahkan tubuh satu ke tempat lain. Contohnya: berlari, melompat, jalan dan sebagainya. Sedangkan gerakan yang manipulatef

adalah aktivitas gerak manipulasi benda. Contohnya: melempar, menggiring, menangkap, dan menendang. Pegembangan motorik anak memerlukan koordinasi antara otot-otot untuk keterampilan

(43)

kekuatan dan konsentrasi yang baik. Gerakan motorik kasar membutuhkan aktivitas otot tangan, kaki dan seluruh tubuh anak.

Ada beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan gerakan

motorik anak. Misalnya aktivitas berjalan diatas papan tititan, melompat tali, senam, renang dan sebagainya. Hal tersebut selain dapat membuat anak senang juga dapat melatih anak untuk percaya diri.

Bredekamp dkk (dalam Musfiroh,2008:71) berpendapat bahwa anak usia 4 tahun sudah dapat melakukan aktivitas sebagai berikut:

a. Berjalan dengan menggunakan tumit kaki, berjinjit, melompat

tidak beraturan, dan berlari dengan baik.

b. Berlari degan satu kaki selama 5 detik atau lebih, menguasai keseimbangan dengan berdiri di atas balok 4 inci, tetapi mengalami kesulitan meniti balok selebar 5 cm tanpa melihat

kakinya.

c. Menuruni tangga dengan kaki bergantian, dapat memperkirakan tempat kaki berpijak.

d. Melompat dengan memainkan perturan tempo yang memadai

dan mampu mainan-permainan yang membutuhkan reaksi cepat.

e. Mulai mengkoordinasikan gerakan-gerakan pada saat memanjat atau berguling pada trampoline kecil (kain layar

yang direntangkan untuk menampung akrobat).

(44)

yang berbahaya dengan lebih baik, tetapi masih membutuhkan pengawasan dijalan atau perlindungan diripada aktivitas yang

penting.

g. Menunjukkan peningkatan daya tahan dalam periode yang lebih lama, kadang-kadang terlalu bersemangat dan kehilangan control diri dalam kegiatan kelompok. Gerakan

motorik anak dapat berkembang dengan baik bila mendapat kesempatan untuk melakukan dengan leluasa untuk mencoba

dan dapat bantuan serta peralatan yang dibutuhkan serta bimbingan dari orang dewasa atau pendidik baik secara

formal maupun informal.

5.

T

UJUAN

P

ENGEMBANGAN

M

OTORIK

K

ASAR PADA

A

NAK

TK

Pengembangan motorik kasar di TK/RA bertujuan untuk

memperkenalkan dan melatih gerakan kasar, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat, sehingga

dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan terampil. Sesuai dengan tujuan pengembangan jasmani tersebut, anak didik

dilatih gerakan-gerakan dasar yang akan membantu perkembangan motoriknya kelak (Depdiknas,2004:2). Pengembangan kemampuan

(45)

TK perlu membantu mengembangkan keterampilan motorik anak dalam hal memperkenalkan dan melatih gerakan motorik kasar anak,

meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup

sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil. Kompetensi anak TK yang diharapkan dapat dikembangkan guru saat anak memasuki lembaga pra sekolah / TK

adalah anak mampu melakukan aktivitas motorik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan kesiapan untuk menulis, keseimbangan,

dan melatih keberanian .

6.

F

UNGSI

P

ENGEMBANGAN

M

OTORIK

K

ASAR PADA

A

NAK

TK

F

UNGSI PENGEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK

TK

(D

EPDIKNAS

,2004:2),

SEBAGAI BERIKUT

:

a. Melatih kelenturan dan koordinasi otot jari dan tangan. b. Memacu pertumbuhan dan pengembangan fisik / motorik,

rohani dan kesehatan anak.

c. Membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak. d. Melatih keterampilan / ketangkasan gerak dan berpikir anak.

e. Meningkatkan perkembangan emosional anak. f. Meningkatkan perkembangan social anak.

g. Menumbuhkan perasaan menyenangi dan memahami manfaat kesehatan pribadi.

(46)

Metode merupakan cara untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Untuk mengembangkan motorik anak, guru

dapat menerapkan metode-metode yang akan menjamin anak tidak mengalami cidera dan menyesuaikannya dengan karakteristik anak

RA. Hal-hal yang perlu dilakukan guru dalam pemilihan metode untuk meningkatkan motorik anak RA adalah menciptakan lingkungan yang aman dan kegiatan yang menantang,

menyediakan tempat, bahan dan alat yang dipergunakan dalam keadaan baik, serta membimbing anak mengikuti kegiatan tanpa

menimbulkan rasa takut dan cemas dalam menggunakannya. Untuk memilih metode pembelajaran yang sesuai tujuan pengembangan motorik anak. Selain itu, metode yang akan dipilih

harus memungkinkan anak bergerak dan bermain lebih leluasa, karena gerak adalah unsure utama pengembangan motorik anak.

Menurut Hurlock (dalam Musfiroh,2012) ada lima bentuk

cara belajar yang paling penting ialah dengan coba–ralat (trial anderror), menirukan (imitation), mempersamakan (identification), pengondisian (conditioning), dan pelatihan (training), hal senada

diungkapkan oleh Bucher dan Reade ( dalam Montolalu, 2009:4.16) bahwa dalam memenuhi kebutuhan anak usia dini yang

(47)

berupa : kegiatan yang menggunakan alat dan atau melakukan kegiatan (permainan) baik secara sendiri maupun bersama

teman-temannya, yang mendatangkan kegembiraan, rasa senang dan asyik bagi anak.

8.

K

ARAKTERISTIK

P

ERKEMBANGAN

M

OTORIK

A

NAK

U

SIA

5-6

T

AHUN

.

Dalam pemilihan metode untuk mengembangkan keterampilan motorik anak, guru perlu menyesuaikannya dengan karakteristik anak TK yang selalu bergerak, susah untuk diam, mempunyai rasa

ingin tahu yang kuat, senang bereksperimen dan menguji, mampu mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai imajinasi dan

senang berbicara (Sujiono,2005:14). Menurut Bredekamp dan Copple (Sujiono,2005:15-16) anak usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan aktivitas berikut ini:

a. Berjalan dengan menggunakan tumit kaki, berjinjit, melompat tak beraturan, dan berlari dengan baik.

b. Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik atau lebih, menguasai keseimbangan, berdiri diatas balok 4 inci (10,16cm), tetapi mengalami kesulitan meniti balok selebar 5 cm tanpa melihat

kaki.

c. Menuruni tangga dengan kaki bergantian, dapat memperkirakan tempat berpijak kaki.

(48)

mampu memainkan permainan-permainan yang membutuhkan reaksi cepat

e. Mulai mengkoordinasi gerakan-gerakannya pada saat

memanjat atau berguling pada trampoline kecil (kain layar yang direntang untuk menampung akrobat).

f. Menunjukkan peningkatan daya tahan dalam periode yang

lebih lama, kadang-kadang terlalu bersemangat dan kehilangan control diri dalam kegiatan kelompok.

Perkembangan anak usia 5-6 tahun sangatlah pesat. Pada usia ini, anak mulai mengembangkan keterampilan-keterampilan baru dan

memperbaiki keterampilan yang sudah dimilikinya. Perkembangan ini juga ditunjukkan oleh keseimbangan yang baik dalam meniti balok titian / papan titian, melempar, melompati berbagai objek,

meloncat dengan baik, melompati tali, melompat dan turun melewati beberapa anak tangga, memanjat, koordinasi gerakan berenang, dan

bahkan mengendarai sepeda roda dua.

9. Tahapan-tahapan Perkembangan Motorik Kasar

Menurut Fits dan Potsner (dalam Sumantri,2005) proses belajar motorik anak usia dini terjadi dalam 3 tahap yaitu:

a. Tahap verbal kognitif

(49)

menonjol terjadi pada diri anak adalah menjadi tahu tentang gerakan yang dipelajari.Sedangkan penguasaan geraknya sendiri

masih belum baik, karena masih dalam taraf mencoba-coba gerakan.Pada tahap kognitif, proses belajar gerak diawali dengan

aktif berfikir tentang gerakan yang dipelajari.

b. Tahap Asosiatif

Tahap ini disebut juga dengan tahap menengah.Tahap ini ditandai gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat pelaksanaannya. Dengan tetap mempraktekkan

berulang-ulang, pelaksanaan gerakan akan menjadi semakin efisien, dengan tingkat penguasaan gerakan dimana anak sudah

mampu melakukan lancar sesuai dengan keinginannya dan kesalahan gerakan semakin berkurang. Pada tahap ini perkembangan anak usia dini memasuki masa pemahaman dari

gerakan-gerakan yang sedang dipelajari.

c. Tahap Otomasi

Pada tahap ini dapat dikatakan sebagai fase akhir dalam

belajar gerak.Pada tahap ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerkan dimana anak mampu melakukan gerakan ketrampilan secara otomatis.Tahap ini dikatakan sebagai tahap otonom

karena anak mampu melakukan gerakan ketrampilan tanpa terpengaruh walaupun pada saat melakukan gerakan itu anak

(50)

ini anak sudah dapat melakukan gerakan dengan baik dan spontan.

B.

M

ETODE

G

ERAK DAN

L

AGU

Pembelajaran gerak dan lagu adalah bernyanyi dan latihan gerak tubuh yang dapat mempengaruhi dan mengendalikan pusat syaraf membantu

anak untuk lebih mengembangkan kecerdasannya tidak hanya pada aspek pengembangan kognitif, bahasa,dan emosionalnya saja tetapi pada pengembangan senidan fisik anak (Widhianawati, 2011: Metode Gerak dan

Lagu, Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan dalam Portal Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, edisi Agustus).Gerak menjadi hal yang sangat kreatif bila di padukan dengan musik yang diintrepretasikan anak menurut caranya

masing-masing.

Menurut kamus bahasa Indonesia, Lagu merupakan ragam suara yang

berirama dalam percakapan, bernyanyi, atau membaca.Secara umum yang di maksudkan lagu adalah lagu yang dinyanyikan oleh anak atau lagu yang

dinyanyikan untuk anak. Adapun pengertian musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan

bunyi-bunyian.

Dari definisi diatas yang dimaksud gerak dan lagu adalah gerakan tubuh yang

disertai dengan lagu atau nyanyian berirama yang menarik untuk diikuti oleh anak.

Sehingga metode ini dapatdigunakan oleh guru untuk meningkatkan perkembangan

(51)

yang apabila tidak diperoleh akan membawa dampak perkembangan yang buruk. Anak suka dan butuh bergerak agar mampu tumbuh dan berkembang

dengan baik.Gerak menjadi dasar bagi anak untuk mendapatkan kebutuhan dan mencapai kemajuan yang berarti dalam kehidupannya. Anak yang sedikit

bergerak, penurut, dan tahan duduk manis, mungkin sangat menyenangkan bagi pendidik karena tidak terlalu merepotkan. Sebaliknya anak-anak yang banyak bergerak dan memiliki kebutuhan untuk terus bergerak, tidak begitu

disukai pendidik karena sulit di kendalikan. Tetapi justru anak yang aktif dan banyak gerak perkembangan motorik kasarnya berkembang dengan baik.

C. Kaitan Kemampuan Fisik Motorik Kasar dengan Metode Gerak dan Lagu

Perkembangan pada anak usia dini mencakup berbagai aspek perkembangan, diantaranya yaitu perkembangan fisik motorik kasar. Pada

usia RA telah tampak otot-otot tubuh yang berkembang, sehingga memungkinkan mereka melakukan melakukan berbagai jenis keterampilan.

Gerakan anak usia RA lebih terkendali dan terorganisasi dengan pola-pola seperti menegakkan tubuh dalam posisi berdiri, tangan dapat digerakan dengan santai serta mampu melangkah dengan menggerakkan tungkai dan

kaki.

Namun, Anak pada masa sekarang ini banyak yang lebih menyukai

permainan menggunakan media elektronik, anak enggan untuk bersosialisasi dengan lingkungan melalui permainan dengan teman sebaya. Padahal sebenarnya permainan yang dilaksanakan anak bersama teman

(52)

fisik motorik kasar anak tersebut. Anak akan menjadi lebih lincah dalam menggerakkan anggota tubuhnya. Selain itu anak lebih menyukai musik dan

lagu. Irama musik dapat menarik hati anak untu mengikuti dentuman musik yang didengarnya.

Dengan metode gerak dan lagu, anak akan lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran yang dapan meningkatkan kemampuan fisik motorik kasarnya. Oleh karena itu seorang pendidik anak usia dini harus lebih kreatif

dan inoatif dalam meningkatkan berbagai aspek perkembangan pada anak usia dini agar dapat membentuk generasi Indonesia yang cerdas, kreatif,

(53)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A.Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya RA Rowosari Kecamatan Tuntang

RA Rowosari berdiri pada tanggal 01 Januari 1967 atas dasar

keprihatinan para tokoh ulama NU desa Rowosari terhadap pendidikan usia dini di desa Rowosari. Anak-anak usia 4-6 tahun belum mempunyai tempat untuk mengembangkan diri dan mendapatkan pendidikan yang

layak. Pada saat itu, satu-satunya lembaga pendidikan hanya MI Ma’arif Rowosari. Setelah dilakukan musyawarah antara tokoh-tokoh masyarakat

dan ulama di desa Rowosari maka disepakati untuk mendirikan embrio pendidikan usia dini dalam nuangan Raudhatul Athfal atau disingkat dengan RA. Karena berada diwilayah Rowosari maka dipilihlah RA

Rowosari sebagai nama yang dipakai hingga sekarang. 2. Profil Sekolah

Profil atau identitas sekolah adalah sebagai berikut :

Nama : RA Rowosari

Tanggal Bardiri : 01 Januari 2017

Ijin Operasional : W.K. 15.b 153/RA/Pgm/1983

Alamat RA : Dusun Rejosari Kidul RW.01 RW.04

(54)

Kecamatan : Tuntang

Kabupaten : Semarang

Propinsi : Jawa Tengah

Kode POS : 50773

Email : rarowosari67@gmail.com

3. Visi, Misi, dan Tujuan a. Visi

Mempersiapkan peserta didik menjadi generasi yang islami, cerdas, kreatif serta berakhlak mulia.

b. Misi

1. Menggali potensi peserta didik melalui proses pembelajaran dan

bimbingan

2. Menumbuh kembangkan potensi peserta didik dengan teknik belajar melalui bermain

3. Membimbing dan menanamkan keimanan dan ketakwaan pada peserta didik

4. Melibatkan seluruh elemen lembaga pendidikan dan masyarakat

(55)

4. Keadaan Siswa dan Guru

Data Siswa

No Kelompok L P Jumlah

1 Kelompok A 13 11 24

2 Kelompok B 13 7 20

Jumlah 44

Data Guru

No Nama Status Pangkat/Golongan Pendidikan Jabatan

1 Nur Ida

Fathiyati, S.Pd I

GTY - S1 PGMI Kepala

RA

2 Sri Wahyuni,

S.Pd I

GTY - S1 PAI Guru

Kelas A

3 Ariyan Maghfuroh,

S.Pd I

GTY - S1 PGMI Guru

(56)

4 Endang

Emawati, S,Pd I

GTY - S1 Bhs.

Inggris

Guru Kelas B

5. Struktur Organisasi

KOMITE RA ROWOSARI

B. Diskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus

Pencarian fakta dan data dilakukan melalui diskusi dan wawancara dengan kepala sekolah dan anak kelompok B di RA Rowosari Tuntang.

KETUA

KY.M. BASROLI

Sekertaris

Ulul Azmi, Sp.di

Bendahara

Fuad Fakhruddin, S.P.di

Anggota

(57)

Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara, peneliti dan teman sejawat perlu mengambil langkah untuk meningkatkan kualitas gerak fisik motorik

kasar.Peneliti dan teman sejawat sepakat untuk melaksanakan tindakan Siklus I pertemuan 1 pada hari Jum’at, 10 Maret 2017 dan hari Sabtu, 11 Maret 2017.

Tindakan yang akan dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran gerak fisik

motorik kasar melalui metode gerak dan lagu. Selama ini pembelajaran dilakukan dengan penyampaian gerakan secara langsung tanpa menggunakan

lagu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data bahwa sebagian besar anak kurang tertarik belajar gerakan karena masih

banyak yang enggan untuk menggerakkan anggota tubuhnya.

Hasil pembelajaran Pra Siklus yang dilakukan di RA Rowosari Tuntangkhususnya kelompok B pada hari Jum’at, 10 Maret 2017 diperoleh

daya tangkap anak atau penguasaan tehadap perkembangan gerak fisik motorik

kasar mencapai 20 %. Indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam pembelajaran ini adalah 75 %.Jika hasil penguasaan perkembangan fisik motorik kasar belum mencapai angka yang telah ditetapkan.Maka pebelajaran

Pra Siklus belum berhasil.

C.Diskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I 1. Tahap Perencanaan

(58)

tema serta subtema. Tema yang diangkat pada penelitian ini adalah tema Binatang sub t e m a jenis-jenis binatang dan cara berjalan binatang.

Adapun media/alat peraga ya ng digunakan adalah Laptop dan Pengeras Suara. Metode yang akan digunakan adalah praktek langsung,

bercerita, Tanya jawab, demonstrasi. Waktu yang digunakan mulai dari pukul 08.00 wib sampai 09.00 wib.

2.

T

AHAP

P

ELAKSANAAN

Tahap ini merupakan penerapan pelaksanaan dari semua tahap

perencanaan yang telah disusun. Setiap siklus pembelajaran terbagi menjadi 3 tahap, yaitu pembukaan, kegiatan inti dan penutup.

Adapun kegiatan dalam siklus 1 ini adalah pembelajaran gerak lagu

dengan judul Bebek berenang.Kegiatan tersebut dilakukan selama 2 (dua) kali pertemuan.Setiap pertemuan selama 60 menit. Gerakan diberikan

secara bertahap dan berulang-ulang sehingga siswa akan lebih cepat menangkap ekspresi dan menguasai gerakan-gerakan yang diajarkan.

3. Tahap Observasi

Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran gerak lagu sedang berlangsung. Aspek yang diamati dalam kegiatan ini sesuai

dengan indikator motorik kasar yang meliputi:

1) Berjalan ke berbagai arah dengan berbagai cara (berjalan maju,

mundur)

2) Melompat ke berbagai arah dengan satu atau dua kaki

(59)

4. Tahap Refleksi

Tahap ini untuk mengkaji seluruh tindakan yang dilakukan berdasarkan data

observasi yang telah dikumpulkan.Kemudian dilakukan evaluasi terhadap

kemampuan motorik kasar.Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan teman sejawat melakukan analisis terhadap proses pembelajaran dan penguasaan gerakan fisik motorik kasar anak. Analisis ini dilakukan oleh

peneliti dan teman sejawat dengan cara berdiskusi dan mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Serta melihat kekurangan-kekurangan yang ada. Selain itu peneliti dan teman sejawat juga

berpedoman pada indicator lembar observasi penguasaan gerakan motorik kasar yang diamati.

Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa :

a. Sebagian besar anak tertarik, antusias, semangat dengan metode yang telah dilaksanakan oleh peneliti.

b. Guru kurang dapat membagi perhatiannya kepada semua anak, karena terdapat anak yang terus meminta perhatian.

c. Terbatasnya waktu pada saat anak diminta satu per satu mengulang

gerakankata yang telah dicontohkan oleh guru.

d. Sudah ada peningkata penguasaan gerakan fisik motorik kasar anak,

jika dibandingkan dengan penguasaan gerakan sebelum menggunakan metode gerak dan lagu, akan tetapi hasil tersebut belum maksimal, ini

(60)

e. Peningkatan penguasaan gerakan fisik motorik kasar anak satu kelas kurang merata, dikarenakan ada anak yang mempunyai kemampuan

lebih dan ada anak yang mempunyai kemampuan rendah

f.Ada gerakan yang mudah diingat anak dan ada pula gerakan yang sulit

diingat anak, yaitu gerakan yang masih asing bagi mereka dan sulit melakukannya karena kurang terbiasa.

Dari hasil analisis tersebut, peneliti dan teman sejawat merasa bahwa

hasil penelitian tersebut belum maksimal.Oleh sebab itu peneliti dan teman sejawat membuat perencanaan untuk tindakan pada Siklus berikutnya.

D. Diskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II a. Tahap Perencanaan

Siklus II ini dilakukan ketika pencapaian indikator kemampuan

motorik kasar belum optimal pada siklus I. Siklus II dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang menghambat peningkatan kemampuan

siswa pada siklus I.Perencanaan pada Siklus II ini gerak lagu yang dipersiapkan berjudul Tek Kotek (Anak Ayam).

Proses pembelajaran gerakan fisik motorik kasar pada Siklus I pada

umumnya sudah cukup baik. Namun belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu 75 %, masih ada anak yang kurang memuaskan dalam

(61)

dua kali pertemuan.Pertemuan pertama, hari Selasa, 14 Maret 2017 dan

pertemuan kedua hari Rabu,15 Maret 2017.

Peneliti dan teman sejawat setelah melakukan diskusi, bersepakat melakukan beberapa hal yang sebaiknya dilakukan dalam pembelajaran.

Hal–hal tersebut antara lain yaitu :

a. Peneliti memaksimalkan tindakan yang lebih intensif dan interaktif dengan anak didik, peneliti memberi motivasi, balikan dan penguatan.

b. Agar anak tidak bosan, tema dikembangkan lagi menjadi sub tema, tema yang digunakan adalah “Alat Transportasi” dan sub tema yang digunakan adalah “Macam-macam alat transportasi”.

c. Adanya anak yang kurang memperhatikan, maka peneliti mencoba memberikan contoh gerakan dan memintanya untuk menirukannya.

d. Peneliti juga memberikan reward kepada anak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dengan jumlah porsi yang berbeda.

e. Ada gerakan yang mudah diikuti anak dan adagerakan yang sulit diikuti anak, untuk mengatasi gerakan yang sulit diikuti anak, gerakan tersebut diulang beberapa kali baik pada saat pembelajaran dan pada saat

review.

Urutan tindakan yang telah direncanakan dan akan digunakan pada

Siklus II adalah sebagai berikut :

(62)

3) Peneliti membuka pelajaran dengan doa dan mengucapkan salam. 4) Tanya jawab tentang gerakan yang sudah diajarakan pada

pertemuan yang lalu.

5) Peneliti memberikan apresepsi.

6) Peneliti menunjukkan gambar tentang macam-macam alat transportasi.

7) Peneliti mengajak anak untuk memperhatikan dan mengikuti

setiap langkah demi langkah dalam mempraktikkan gerakan. 8) Peneliti mengucapkan nama gerakan, lalu anak menirukan

bersama –sama.

9) Peneliti lalu memanggil nama anak satu per satu dan diminta melakukan gerakan yang telah diajarkan.

10) Peneliti memberi reward kepada anak, berupa tanda bintang di tangan.

11) Peneliti mengulang lagi gerakan yang telah diajarkan pada pertemuan lalu dan pertemuan hari ini.

12) Peneliti menutup pembelajaran dengan meyanyikan lagu naik

pesawat, bebek berenang, dan anak ayam,.

Secara umum pembelajaran pada Siklus II, seperti tersebut diatas.

Sama proses pembelajaran pada Siklus I, setiap pertemuan pada Siklus kedua ini, juga sedikit diberi variasi agar anak tidak bosan dan suasana lebih menyenangkan. Adapun variasi setiap pertemuan adalah menambah

(63)

Pada Siklus I anak diajak bergerak dan menyanyi serta menirukan gerakan dari guru, sedangkan pada Siklus II anak diajak bergerak dan

menyanyi serta menirukan gerakan dari guru dengan gerakan yang berbeda dari guru serta diakhiri dengan menyanyi bersama dan kegiatan Tanya

jawab, anak yang mampu melakukan gerakan dengan benar akan diberikan reward berupa bintang.

Dalam siklus II peneliti membuat rencana program kegiatan

peningkatan kemampuan motorik kasar dengan pembelajaran gerak lagu sebagai revisi pada siklus I. Peneliti juga membuat lembar observasi

sesuai indikator pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahapan kegiatan pada siklus II masih sama seperti pada siklus I.

Adapun kegiatan dalam siklus II ini adalah pembelajaran gerak lagu dengan judul Tek Kotek (Anak Ayam). Kegiatan tersebut dilakukan

selama 2 (dua) kali pertemuan. Setiap pertemuan selama 60 menit. Gerakan diberikan secara bertahap dan berulang-ulang sehingga siswa akan lebih cepat menangkap ekspresi dan menguasai gerakan-gerakan

yang diajarkan.

Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, maka peneliti dan

teman sejawat melaksanakan tindakan pada Siklus II. Pelaksanaan tindakan pada Siklus II yaitu pada pertemuan pertama dimulai pada hari Selasa, 14 Maret 2017 selama 60 menit, dimulai dari jam 08.00 –

(64)

Peneliti pada awalnya mengkondisikan anak agar siap untuk belajar.Peneliti mengatur barisan anak agar semua anak dapat melihat

gerakan guru dengan jelas. Peneliti memulai pembelajaran gerakan fisik motorik kasar dengan salam, berdoa dan bernyanyi. Sebelum

menyampaikan materi, peneliti mengulang kembali gerakan yang telah diajarkan pada pertemuan lalu. Peneliti member apresepsi tentang macam-macam alat transportasi.

Setelah anak-anak selesai mempraktikkan gerakan anak – anak diajak bernyanyi “naik pesawat”.

Pada akhir pembelajaran peneliti melakukan review, mengajukan pertanyaan untuk gerakan yang telah diajarkan dan meminta untuk mempraktikkannya dengan benar. Guru akan memberikan reward berupa

bintang di tangan anak, bila anak mampu mempraktikan dengan benar. Peneliti mencatat hasil observasi yang telah dibuat untuk diamati.

Paparan tersebut diatas merupakan proses pembelajaran pada Siklus II pertemuan pertama. Sebagaimana yang telah direncanakan, secara garis besar proses pembelajaran seperti yang telah disebutkan

diatas. Namun demikian pada pertemuan kedua dilakukan variasi yakni gerakan yang diajarkan akan berbeda dan variasi juga akan dilakukan

dengan menambah gerakan serta lagu-lagu untuk anak.

c. Tahap Observasi

Observasi dilakuakan dengan mencatat semua hal yang

(65)

dilakukan menggunakan lembar observasi yang mencakup indikator untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar pada siklus II.

Kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajaran. Observasi digunakan untuk mengetahui penguasaan gerakan fisik motorik kasar,

semangat, keaktifan, minat dan motivasi anak didik dalam mengikuti pembelajaran penguasaan gerakan fisik motorik kasar.

Dalam kegiatan ini, peneliti dibantu teman sejawat sebagai

kolaborator di RA Rowosari Tuntang. Observasi ini berpedoman pada tiga indikator yang tertuang dalam lembar observasi yang dibuat peneliti, yaitu:

Penialaian Pada Indikator Berjalan ke Berbagai Arah dengan Berbagai Cara, Melompat ke Berbagai Arah dengan Satu atau Dua Kaki, dan

Menggerakkan Kepala, Tangan dan Kaki Sesuai Irama Musik.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti bersama teman sejawat diperoleh data sebagai berikut :

1) Sebagian besar anak tertarik dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran gerak motorik kasar melalui metode gerak dan lagu. 2) Ada beberapa anak yang mengikuti pembelajaran namun harus

dimotivasi guru terlebih dahulu karena anak ingin diperhatikan.

3) Pada pertemuan pertama, pelaksanaan masih kurang karena anak lupa

(66)

Hasil penguasaan gerak motorik kasar anak sudah menunjukkan peningkatan yang sangat baik yaitu dari Siklus I sebesar 50 % dan pada

Siklus II mencapai 94%. Hasil observasi penguasaan gerak motorik kasar anak juga menunjukkan bahwa ada 11 anak yang mendapat nilai

tertinggi.

d. Refleksi

Proses tindakan pada Siklus II berjalan dengan baik. Kelemahan

yang ada pada Siklus 1 dapat teratasi. Hal ini membuat kualitas pembelajaran gerak motorik kasar meningkat. Peningkatan kualitas

pembelajaran dapat terlihat dari tercapainya indicator yang ditetapkan, yaitu tampak peningkatan penguasaan gerak motorik kasar dari Siklus I

(67)

BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Per Siklus

1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data

Adapun penilaian yang diberikan pada anak didik, berupa simbol gambar bintang, yang mana simbol tersebut akan diubah ke data yang bersifat angka atau kuantitatif untuk sementara, kemudian akan diolah

ke dalam bahasa kualitatif, dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 4. 1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak

Simbol

Bintang

Skor/

Nilai

Kategori Kriteria/Ketentuan

1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba, kurang

tepat atau anak tidak mau

(68)

Adapun indikator yang digunakan tiap Siklus adalah berbeda, dan gerakan yang digunakan pada setiap pertemuan juga bervariasi. Seperti

terlihat pada tabel indikator yang akan diamati tiap Siklus dibawah ini:

Tabel 4. 2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus

No Tingkat Pencapaian

Perkembangan Indikator (Butir Amatan)

Yang Diamati

1. Melakukan dua gerakan

secara sederhana

V V V

2. Melakukan 2 – 3

gerakandengan baik

V V V

2 Melompat ke berbagai

arah dengan satu atau

dua kaki

3. Melompat kedepan V V V

4. Melompat ke belakang V V V

5. Melompat ke samping V V V

3 Berjalan ke berbagai

arah dengan berbagai

cara

6. Berjalan ke depan V V V

7. Berjalan ke belakang V V V

Peneliti berdiskusi bersama teman sejawat dan kepala sekolah, bahwa penentuan tolak ukur keberhasilan dalam penguasaan gerakan

motorik kasar juga penting dibuat, berdasarkan kesepakatan bersama pihak sekolah, maka diputuskantolak ukur keberhasilan dalam proses pembelajaran yaitu sebesar 75%. Bila anak mampu mencapai

(69)

hasil pencapaian kurang dari 75% pada Siklus II, maka anak dikatakan belum mampu menguasai gerakan dengan baik.

2. Data Hasil Pengamatan Pra Siklus

Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan

pengolahan data pada Pra Siklus, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra Siklus

No

Nama

Anak

Nilai pada Indikator Pra Siklus

(70)

9 Evita 1 1 1 1 25

10 Figo 2 1 1 1 31

11 Fiona 2 1 1 1 31

12 Irfan 1 1 1 1 25

13 Labiba 1 1 1 2 31

14 Marel 1 1 1 2 31

15 Agung 1 1 1 1 25

16 Fatkhur 1 1 1 1 25

17 Reza 1 1 1 2 31

18 Najwa 1 1 1 2 31

19 Nesa 1 1 1 1 25

20 Pandu 1 1 1 1 25

Total prosentase pencapaian kelas 569

Keterangan nilai: 1. Belum muncul

2. Mulai muncul

3. Berkembang sesuai harapan

4. Berkembang sangat baik

Keterangan :

Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan

(71)

Prosentase Pencapaian Anak =Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %

Tolak ukur Keberhasilan Kelas= Total prosentase pencapaian kelas x 100%

Jumlah siswa

= 569 x 100 %

20

= 28 %

Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui prosentase pencapaian tiap anak, karena nilainya dibawah tolak ukur keberhasilan yaitu 75%,

maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan masih memerlukan perbaikan.Sedang rata–rata prosentase pencapaian

kelas pada saat Pra Siklus sebesar 28%. 5. Data Hasil Pengamatan Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan

pengolahan data pada Siklus I, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus I

No

Nama

Anak

Nilai pada Indikator Siklus I Tolak ukur

(72)

Gambar

Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Tabel 1.2 Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus
Tabel 4. 1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Tabel 4. 2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus
+6

Referensi

Dokumen terkait

Ada banyak faktor yang menyebabkan masyarakat tidak dapat mengenyam pendidikan atau putus sekolah, hal tersebut merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah Kabupaten

Software yang dihasilkan menggunakan bahasa pemrograman Delphi telah mampu untuk melakukan perhitungan economic dispatch yang mempertimbangkan batasan ramp-rate dan

Sahabat MQ/ pelanggan PDAM bantul/ mulai februari 2010 dapat membayar di kantor pos se Indonesia// Kepala PDAM Bantul -Agung Darmadi mengatakan/ kerja sama

menganalisis surat-surat pembaca tersebut dengan teori genre dan tindak tutur. Dari hasil analisisnya, sekuen yang wajib muncul dalam tuturan mengeluh adalah. tahap pembuka

[r]

pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan dengan kekhasan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun

Judul : Sintesis karboksimetil selulosa (cmc) dari selulosa hasil isolasi kulit buah durian (duriozibethinus murr) melalui reaksi dengan asam monokloroasetat.. Kategori :

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan golongan dan jenis anion yang terdapat dalam suatu sampel dengan ujian pendahuluan, uji golongan dan uji