PENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI METODE GERAK DAN LAGU PADA ANAK USIA DINI DI RA ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
OLEH
FITRI TRIYANA
NIM 11613019
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
MOTTO
ةح ابساو ةب اتكلا هملعي نا و هب دا و همسا نسحي نا دلِ ولا ىلع دَل َاولا ُّقَح
مك احلا هاور( كردا اذا هجوزي ناو ابيطلاا هقزري لا ناو ةي امرلاو
)Artinya: “Hak anak atas orang tuanya, hendaklah orang tuanya memberi nama yang baik kepadanya, dan mendidiknya dengan baik, dan menempatkannya (tempat tinggal) di tempat yang baik/shaleh.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Semua anggota keluargaku, suami dan anakku, orang tuaku, adik-adikku yang semuanya telah memotivasiku dan memberikan dukungan serta
bantuan.
2. Keluarga besarku yang dengan ikhlas mendo’akanku dan mendukungku. 3. Ibu Dr. Hj. LilikSriyanti M. Si yang dengan sabar membimbingku dalam
penulisan skripsi.
4. Semua dosen dan guru-guruku yang dengan ikhlas dan sabar mendidikku. 5. Semua ustadz-dan ustadzahku yang telah mendidikku dengan sabar.
6. Semua sahabatku di IAIN Salatiga, RA TB 37, MI AL ISLAM BANDING.
ABSTRAK
Triyana, Fitri. 2017.Peningkatan Kemampuan Fisik Motorik Kasar Melalui Metode Gerak dan Lagu pada Anak Usia Dini Di RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan IslamAnakUsiaDini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Hj. LilikSriyanti, M. Si.
Kata Kunci: Motorikkasar, Gerakdanlagu
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan gerak motorik kasar di RA Rowosari Tuntang. Pertanyaan umum yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah Apakah dengan metode pembelajaran gerak dan lagu dapat meningkatkan keterampilan fisik motorik kasar pada siswa kelompok B RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian tindakan kelas.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWt yang telah
memberikan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Fisik
Motorik Kasar Melalui Gerak dan Lagu Pada Anak Usia Dini Di RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta
para pengikutnya yang setia. Beliau adalah utusan Allah untuk membebaskan manusia dari kejahiliahan dengan membawa agama islam.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I) di Sekolah InstitutAgama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Skripsi ini berjudul .“
Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Kasar Melalui Gerak dan Lagu Pada Anak Usia Dini Di RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Jurusan PIAUD IAIN Salatiga.
4. Dr. Hj. LilikSriyanti, M. Si selaku Dosen Pembimbing Skripsikuyang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
6. Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta
bantuan.
7. Semua anggota keluargaku suamiku, ibu serta ayahku, dan anggota keluarga yang lain yang telah menemani, membantu, dan memberikan
motivasi kepada penulis.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini,
sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Semoga amal kebaikan mereka diterima oleh Allah SWT.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Anak pada masa sekarang ini banyak yang lebih menyukai permainan menggunakan media elektronik, anak enggan untuk
bersosialisasi dengan lingkungan melalui permainan dengan teman sebaya. Padahal sebenarnya permainan yang dilaksanakan anak
bersama teman dengan banyak gerak mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan fisik motorik kasar anak tersebut. Anak akan menjadi lebih lincah dalam menggerakkan anggota tubuhnya.
Pada umumnya anak lebih menyukai musik dan lagu, sehingga permainan yang tidak disertai dengan irama musik kurang diminati oleh anak. Irama musik dapat menarik hati anak untuk
mengikuti dentuman musik yang terdengar. Howard Gardner (dalam Hildayani, 2014:5.6) berpendapat bahwa Multipel Inteligence yang dimuliki anak berbeda-beda,diantaranya Musical Inteligence yang
menyatakan bahwa anak-anak yang peka terhadap bunyi-bunyi non verbal dalam lingkungan, seperti irama, tinggi-rendah suara, dan
pola nada. Anak yang memiliki kecerdasan musical senang bersenandung dan dengan mudah dapat mengubah suara-suara menjadi irama. Oleh karena itu seorang pendidik anak usia dini
Indonesia yang cerdas, kreatif, berilmu dan berakhlakul karimah dengan cara yang tepat.
Pendidik berperan sebagai orang tua kedua bagi peserta didik
di sekolah, sehingga mereka juga memiliki kewajiban untuk membekali anak didiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Dalam sebuah hadis telah dijelaskan beberapa
kewajiban orang tua terhadap anak:
ا ُّقَح
َةَح اَبَساَو َةَب اَتك لا ُهَملَعُي نَا َو ُهَب َدَا َو ُهَم سا َنس حُي نَا دلِ َولا ىَلَع دَل َاَوَل
مك احلا هاور( َكَر دَا اَذا ُهَجوَزُي نَاَو اًبيَط َلاا ُهُقُز رَي َلا نَاَو َةَي اَمَرلاَو
)Artinya:“ :Hak anak atas orang tuanya membaguskan namanya dan
akhlak/sopan santun, mengajarkan tulis menulis, berenang, dan memanah, memberi makan dengan makanan yang baik,
menikahkannya bila telah cukup umur.”(Syu’bu Al Iman Li Al
Baihaqi, hadis ke 8137:2856).
Berdasarkan hadis tersebut dapat kita pahami bahwa seorang pendidik juga harus mengajarkan fisik motorik kasar pada anak,
karena dalam hadis tersebut anak perlu diajarkan ketrampilan memanah, berkuda, dan berenang yang termasuk pendidikan fisik
motorik kasar. Agar perkembangan fisik motorik kasar pada anak dapat berkembang dengan baik, dibutuhkan pendidikan fisik motorik kasar sejak usia dini oleh pendidik di sekolah. Pendidik perlu
mengenalkan gerakan-gerakan sederhana yang mudah ditiru oleh anak.
Kecerdasan fisik motorik atau kinestetik adalah suatu
seperti berlari, menari, melakukan gerakan senam, atau membuat berbagai karya seni. Kecerdasan fisik meliputi berfikir melalui
gerakan tubuh secara ekspresif, tahu kapan dan bagaimana bereaksi, meningkatkan ketrampilan fisik.
Ada 5 prinsip utama perkembangan motorik menurut, Malina dan Bouchard ( dalam Montolalu dkk 2009) yaitu :
kematangan, urutan, motivasi,pengalaman, dan praktik, selain kelima prinsip diatas ada juga kebutuhan yg harus dipenuhi
yang berkaitan dengan pengembangan motorik kasar, antara lain : ekspresi melalui gerakan, bermain, kegiatan yang berbentuk
drama, kegiatan yang berbentuk irama.
Perkembangan motorik kasar anak berkaitan dengan kemampuan menggunakan gerak seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaanyya serta ketrampilan
menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu. Perkembangan motorik kasar ini meliputi kemampuan fisik yang
spesifik seperti koordinasi, keseimbangan, ketrampilan, kekuatan dan kelenturan. Menurut Hildayani (2005:39) pengaturan keseimbangan tubuh diperlukan anak untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang lebih sulit dan komplek seperti melompat, berlari, memanjat, menari dan senam yang membutuhkan banyak variasi
terkesan gerakannya kaku, ragu-ragu dan canggung.
Hasil observasi peneliti di RA Rowosari kecamatan Tuntang ditemukan bahwa, saat pembelajaran motorik kasar sebagian siswa
masih merasa tidak tertarik dan kurang aktif bahkan cenderung pendiam. Anak belum antusias untuk menirukan berbagai gerakan yang dicontohkan guru.
Hambatan dan kendala yang di temui di lapangan antara lain :
(1) Faktor dari dalam diri anak itu sendiri misalnya anak tersebut
terlalu pendiam dan malas bergerak (2) Faktor dari gurunya, penyajian kegiatan dalam bentuk gerak sedikit dan monoton. (3)
Faktor dari orang tua dan keluarga yang tidak suka berolah raga sehinga tidak mengulangi kegiatan motorik kasar yang telah diajarkan oleh guru di RA. (4) kurangnya alokasi waktu, karena
ada lima pengembangan dasar (Nili-nilai Agama, Sosial Emosional, Bahasa, Kognitif, Seni) juga harus diberikan kepada
anak usia dini
Melihat uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis ingin meneliti anak dalam gerak dan lagu, dengan mengambil salah satu cara pengembangan motorik kasar melalui gerak dan
lagu.
digunakan dalam meningkatkan perkembangan fisik motorik kasar anak usia dini dengan judul
“ Peningkatan perkembangan fisik motorik kasar melalui gerak dan
lagu pada anak usia dini di RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalah yang di kemukakan di atas dapat di rumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :
Apakah dengan metode pembelajaran gerak dan lagu dapat meningkatkan keterampilan fisik motorik kasar pada siswa kelompok B RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang?
C.
T
UJUANP
ENELITIANADAPUN TUJUAN DARI PENELITIAN INI ADALAH UNTUK MENGETAHUI
ADANYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK
DENGAN METODE GERAK DAN LA]GU PADA SISWA KELOMPOK B RA ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan anggapan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian (Dwiloka, 2012:29). Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam
“ Ada peningkatan perkembangan fisik motorik kasar pada anak
melalui gerak dan lagu pada anak usia dini di RA Rowosari tuntang tahun pelajaran 2016/2017”.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat teoritis yang dapat disampaikan penulis adalah:
a. Memberi masukan bagi peningkatan mutu pembelajaran yang kreatif dan inovatif, dan sebagai sarana pengembangan dan
peningkatan professional guru.
b. Sebagai bahan informasi kepada lembaga lain tentang pentingnya peningkatan kemampuan fisik motorik kasar
melalui gerak dan lagu pada anak usia dini.
c. Bagi guru RA dapat menambah wawasan betapa pentingnnya
memahami karakteristik anak sehingga dapat menentukan metode pembalajaran yang tepat untuk meningkatkan perkembangan fisik motorik kasar melalui gerak dan lagu.
d. Proses belajar dan hasil kegiatan membentuk guru yang lebih kreatif dalam merancang dan mengelola kegiatan yang
menyenangkan untuk anak didik.
2. Manfaat Praktis yang dapat disampaikan oleh penulis adalah a. Bagi Anak Didik
anak.
2) Anak akan lebih terlatih dalam gerak dan lagu
3) Meningkatkan keterampilan motorik kasar anak 4) Anak akan senang bergerak, sehingga akan tumbuh
menjadi anak yang ceria. b. Bagi Guru
1) Mempermudah guru dalam memecahkan masalah tentang perkembangan motorik kasar anak didik.
2) Memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan hasil pembelajaran.
3) Guru lebih percaya diri, jika PTK
mampu membuat Guru berkembang
sebagai tenaga kerja profesional, maka sebagai konsekwensinya PTK juga mampu membuat
guru lebih percaya diri.
4) Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.
c.Bagi RA
1) Meningkatkan kualitas Pendidikan
2) Memberi sumbangan pemikiran yang positif terhadap kemajuan Sekolah yang tercermin atau
perbaikan proses dan hasil belajar serta kondusifnya iklim pendidikan di paud tersebut.
3) Meningkatkan kualitas RA Rowosari Kecamatan
Tuntang.
4) Dapat menarik perhatian masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di RA Rowosari
Kecamatan Tuntang.
F. Definisi oprasional 1. Pendapat Ahli
Gerak motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak (Sujiono dkk, 2010:
1.13). Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh anak. Gerakan ini mengandalkan kematangan
dalam koordinasi. Berbagai gerakan motorik kasar yang dicapai anak tentu sangat berguna bagi kehidupannya kelak. Misalnya, anak dibiasakan untuk terampil berlari atau memanjat jika ia sudah lebih
besar ia akan senang berolahraga.
Pembelajaran gerak dan lagu adalah bernyanyi dan latihan
gerak tubuh yang dapat mempengaruhi dan mengendalikan pusat syaraf membantu anak untuk lebih mengembangkan kecerdasannya tidak hanya pada aspek pengembangan kognitif, bahasa,dan
Teknologi Kejuruan dalam Portal Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, edisi Agustus). Gerak menjadi hal yang sangat kreatif bila
di padukan dengan musik yang diintrepretasikan anak menurut caranya masing-masing.
Menurut kamus bahasa Indonesia, Lagu merupakan ragam suara yang berirama dalam percakapan, bernyanyi, atau membaca. Secara umum yang di maksudkan lagu adalah lagu yang dinyanyikan
oleh anak atau lagu yang dinyanyikan untuk anak. Adapun pengertian musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa
sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian.
2. Menurut Penelitian
Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang
menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. Anak yang cerdas bukan hanya anak yang lancar membaca
saja.
Dari definisi diatas yang dimaksud gerak dan lagu adalah gerakan tubuh yang disertai dengan lagu atau nyanyian berirama
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas) , (menurut Basrowi dalam Suwandi,
2008:25). Merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. PTK merupakan
kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Jadi PTK merupakan penelitian praktis yang
dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar guru sehingga mampu menghasilkan anak didik yang
berkualitas.
Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas
adalah karena peneliti ikut terlibat langsung dalam penelitian. Dalam penelitian ini, kelas yang berisi anak didik dijadikan objek penelitian, maka siswa yang berada di kelas tersebut
adalah sebagai populasi yang diteliti.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak didik RA Rowosari kelompok B, Dusun Rejosari Kidul Rt/Rw 01/04 Desa Rowosari
2016/2017 yang berjunlah 20 anak. Peneliti memilih kelompok B karena anak sudah lebih mudah untuk berkomunikasi dan
untuk mempersiapkan kegiatan akhir tahun.
Model pembelajaran yang digunakan di RA Rowosari
masih menggunakan model klasikal, karena adanya keterbatasan ruang belajar dan tenaga pendidik.
3. Langkah-langkah Penelitian
Menurut Yanto (2013:40) tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan penting, yaitu:
a. Tahap rencana
1) Membuat konsep atau skenario pembelajaran dengan penerapan metode gerak dan lagu yaitu membuat (RKH)
Rencana Kegiatan Harian.
2) Menyiapkan berbagai gerakan yang akan diajarkan pada
anak didik
3) Menyiapkan gerakan yang ditugaskan kepada anak kemudian diberi nilai dan dijadikan data untuk dianalisis
lebih lanjut.
4) Membuat simulasi perbaikan
b. Tahap tindakan
pembelajaran yang tertulis pada (RKH) Rencana Kegiatan
Harian pada tahap perencanaan.
c. Tahap pengamatan
Pada tahap ini segala aktivitas anak didik dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi
beberapa indikator yang telah ditentukan penulis secara terlampir.
d. Tahap analisis dan refleksi
Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan
tujuan penelitian, tahap refleksi meliputi :
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran
2) Evaluasi hasil observasi
Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan
siklus I untuk dilakukan perbaikan pada siklus II
4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam
a. Rencana Kegiatan Harian (RKH), yaitu seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam
mengajar dan menyusun untuk tiap putaran. Masing-masing RKH berisi tentang tingkat pencapaian
perkembangan, indikator, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar, hasil penilaian.
b. Tes buatan peneliti, yaitu berupa praktik gerak dan lagu
yang dikerjakan oleh anak didik, tes buatan peneliti tersebut digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif
berupa nilai yang akan dianalisis dan diolah menjadi data kualitatif nantinya.
c. Lembar Observasi, yaitu lembar yang digunakan untuk
mengamati anak didik selama proses pembelajaran berlangsung secara bersamaan, yaitu anak didik tidak
diperintahkan maju satu per satu dalam melaksanakan tugas, melainkan semua secara bersama-sama mengikuti perintah guru dalam mempraktekkan gerak dan lagu.
d. Wawancara, yang mana ditujukan kepada informan yaitu Kepala Sekolah dan guru pendamping kelompok B di RA
Rowosari Tuntang. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang data atau profil sekolah dan pendapat guru sebelum dan sesudah menerapkan metode
e. Dokumentasi, peneliti membutuhkan dokumentasi meliputi :
1) Foto kegiatan pembelajaran
2) RKH
3) Data siswa, guru dan profil sekolah
f. Catatan lapangan yang diperlukan peneliti disini adalah catatan rinci tentang keadaan selama proses pembelajaran
terjadi pada saat penelitian. Catatan lapangan diperoleh dari apa yang didengar, dilihat , dialami dan dipikirkan oleh
peneliti. 5. Pengumpulan Data
Ada sejumlah strategi pengumpulan data yang dapat
digunakan, akan tetapi tidak semua strategi cocok untuk semua jenis data. Oleh karena itu peneliti harus memilih strategi yang
tepat. Adapun strategi yang digunakan peneliti antara lain yaitu :
a. Metode Observasi
Observasi adalah instrumen yang sering digunakan
dalam penelitian di bidang pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 panca inderanya yaitu penglihatan
dan pendengaran. Menurut Sukardi (2009 :78) menyatakan bahwa observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku
peneliti mengamati proses belajar, praktik gerak dan lagu
pada anak didik.
b. Metode Dokumentasi
Cara lain memperoleh data dari penelitian adalah menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini,
dimungkinkan peneliti memperoleh informasi dari berbagai macam sumber tertulis, dimana anak didik melakukan
kegiatan sehari-harinya. Strategi ini menurut Sukardi (2009 : 81) untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan
guru, keadaan sarana prasarana dan keadaan siswa.
c. Tes
Menurut Depdiknas tahun 2006 tentang Pedoman
Penilaian di Taman Kanak-Kanak bahwa :
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang
berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang kemudian dapat
dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah ditetapkan.
dan lagu, kemudian akan dianalisa dan diambil
kesimpulannya.
6. Analisa Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis yang bersifat diskriptif kualitatif, yaitu mendiskripsikan
data yang diperoleh melalui instrumen penelitian. Setelah data terkumpul kemudian diklasifikasikan ke dalam dua kelompok
data yaitu kuantitatif yang berbentuk angka – angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata dan simbol.
Analisis data menurut Arikunto (2008 : 128) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan cara mengorganisasikan
data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang penting dan mana yang harus dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.
Tahap – tahap yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data adalah
a. Pengumpulan data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan selesai pengumpulan
b. Kesimpulan
Kesimpulan dimaksudkan untuk melihat apakah tujuan
pembelajaran yaitu penggunaan metode kreasi gambar huruf abjad dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Indonesia dan bahasa Inggris pada anak usia dini di RA
Rowosari Kecamatan Tuntang tahun pelajaran 2016/2017 . Apabila penelitian tahap pertama (siklus I) belum
memenuhi tujuan pembelajaran dengan baik, maka diadakan tindak lanjut (penelitian ulang yaitu tahap siklus II). Jika sudah dapat memenuhi atau berhasil dalam tujuan
pembelajaran tersebut maka penelitian dihentikan sampai siklus II.
Selain metode analisis diatas, peneliti juga menggunakan statistik sederhana untuk membantu mengungkapkan data sebagai upaya memperoleh data dan
informasi secara lengkap.
Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Simbol Bintang
Skor/
Nilai
Kategori Kriteria/Ketentuan
2 Mulai Muncul (MM) Jika anak bisa dengan
Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran maupun dari hasil
tindakan yang telah dilakukan. Analisi data observasi terhadap guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran digunakan untuk
melakukan refleksi, agar peneliti dapat menentukan tindakan yang dapat diambil pada siklus berikutnya. Analisi data terhadap anak dilakukan beberapa tahap seperti Mulyasa (2009 :101)
yaitu :
1. Menjumlah skor yang dicapai anak pada setiap butir
amatan.
2. Menghitung presentase peningkatan kosaka anak. Presentase pencapaian kemampuan rumusnya, yaitu :
PROSENTASE KEBERHASILAN KELAS =TOTAL PROSENTASE PENCAPAIAN KELAS X 100%
JUMLAH SISWA
3. Membuat tabulasi skor observasi pengamatan Gerakan motorik kasar melalui metode gerak dan lagu, adapun rancangan tabel sebagai berikut:
Tabel 1.2 Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus
dengan Indikator Keberhasilan
(1) Persentase pencapaian: diperoleh dari perhitungan
persentase pingkatan penguasaan Gerakan Motorik Kasar pada masing-masing anak
(2) Persentase keberhasilan: diperoleh dari persentase standar ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh pihak sekolah, yaitu standar keberhasilan hasil belajar tiap
anak sebesar 75%.
(kurang dari) persentase keberhasilan maka status pencapaian yatu “B” artinya belum tercapai. Dan bila
persentase pencapaian ≥ (lebih dari atau sama dengan) persentase keberhasilan maka status pencapaian yatu “S” artinya sudah tercapai
5. Penelitian pada setiap Siklus akan berhasil bila anak sudah mencapai persentase yang telah ditentukan.
H. Sistematika penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk
mengikuti uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika skripsi ini secara garis besar menjadi beberapa bagian:
Bab I : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian, sistematika penulisa skripsi.
Bab II : Landasan teori, berisi tentang pengertian perkembangan, fisik motorik kasar, gerak, lagu, dan berbagai macam
gerak dan lagu yang dapat digunakan untuk meningkatkan perkembangan fisik motorik kasar pada
anak.
Bab III: Hasil penelitian, Gambaran umum lokasi, Subyek penelitian, dan penyajian data.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Motorik Kasar
1. Pengertian Motorik
Motorik pada anak usia dini sangat diperlukan, untuk mengembangkan kecerdasan anak dibidang pengembangan
bahasa,kognitif,seni dan kreativitas. Dalam bahasa Indonesia kata motor dan movement diterjemahkan sebagai gerak atau gerakan tanpa mengandung perbedaan didalamnya. Movement adalah gerak yang
bersifat eksternal atau dari luar dan mudah diamati, sedang motor adalah gerak yang bersifat internal atau dari dalam, konstan, dan sukar diamati
(Sujiono dkk, 2010: 4.3).
Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh. Untuk itu, anak belajar dari guru tentang beberapa pola gerakan yang dapat mereka lakukan yang dapat
melatih ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatan koordinasi tangan dan mata.Mengembangkan kemampuan motorik sangat diperlukan anak agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal (Sujiono, 2010: 1.12).Pengembangan motorik pada usia TK didasari pada aktivitas. Aktifitas anak usia RA 80% mengunakan aktifitas
Jasmani atau Fisik. Usia 4-6 tahun anak dapat meloncat-loncat, merangkak dibawah meja atau kursi, memanjat, dapat melakukan
jarinya. Pada usia ini juga mata,tangan dan kaki bekerja sama dalam koordinasi yang baik anak dapat mengadakan eksporasi keliling yaitu
melalui manipulasi dengan benda– benda dan berbagai macam alat permainan (Tono, 2005:34).
Pengembangan motorik merupakan salah satu bidang pengembangan yang bias menstimilasi intelegensi seorang anak melalui
bodily/kinesthetic nintelligence (Ariani, 1998:45). Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa motorik merupakan tindakan yang bias
menimbulkan gerak/motorik adalah: semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik dapat
disebut sebagai perkembangan dari unsure kematangan dan pengendalian gerak tubuh.Gerak merupakan unsure utama dalam pengembangan motorik anak. Jika anak banyak bergerak maka akan semakin banyak
manfaat yang akan diperoleh anak ketika ia makin trampil menguasai garakan motoriknya baik motorik halus maupun motorik kasar yang
keduanya berfungsi sebagai rangsangan dalam pengembangan intelegensi dan kesehatan.
2.
P
ENGERTIANM
OTORIKK
ASARMotorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan
otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. Motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga
yang ukuran besar daripada ukuran yang kecil. Karena anak belum mampu mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan
motorik halusnya, seperti meronce, menggunting dan lain-lain.
Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak (Sujiono,2007:13). Gerakan
motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak. Aktivitas yang menggunakan otot-otot besar
diantaranya gerakan keterampilan non lokomotor, gerakan lokomotor, dan gerakan manipulatif. Gerakan non lokomotor adalah aktivitas gerak tanpa
memindahkan tubuh ketempat lain Contoh : mendorong, melipat, menarik dan membungkuk. Gerakan lokomotor adalah aktivitas gerak yang memindahkan tubuh satu ketempat lain. Contohnya: berlari, melompat,
jalan dan sebagainya, sedangkan gerakan yang manipulatif adalah aktivitas gerak manipulasi benda. Contohnya: melempar, menggiring,
menangkap, dan menendang (Musfiroh,2008:46).
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditegaskan bahwa kegiatan motorik kasar adalah menggerakkan berbagai bagian tubuh atas perintah otak dan mengatur gerakan badan terhadap macam-macam pengaruh dari luar dan
dalam. Motorik kasar sangat penting dikuasai oleh seseorang karena bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tanpa mempunyai gerak yang bagus akan
memerlukan dan menggunakan otot-otot besar pada tubuh seseorang. Dengan demikian yang dimaksud motorik kasar dalam penelitian ini
adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi bagian tubuh anak seperti, tangan dan aktivitas otot kaki, dalam menyeimbangkan badan dan
kekuatan kaki.
3.
U
NSUR-
UNSURK
ETERAMPILANM
OTORIKK
ASARKeterampilan motorik setiap orang pada dasarnya berbeda-beda tergantung pada banyaknya gerakan yang dikuasainya. Memperhatikan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik kasar unsur-unsurnya identik dengan unsure yang dikembangkan dalam kebugaran jasmani pada umumnya. Perkembangan motorik merupakan
perkembangan unsure kematangan dan pengendalian gerak tubuh (Depdiknas,2004:1). Ada hubungan yang saling mempengaruhi antara
kebugaran tubuh, keterampilan, dan control motorik.
Kebugaran jasmani dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: (a)
kebugaran statistik, (b) kebugaran dinamis, (c) kebugaran motoris (Musfiroh,2000:3). Unsur-unsur kesegaran jasmani meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelenturan, koordinasi, ketepatan
dan keseimbangan (Sujiono,2007:3). Gerakan yang timbul dan terjadi pada motorik kasar merupakan gerakan yang terjadi dan melibatkan
Keterampilan motorik terdiri atas: kekuatan, kecepatan, power, ketahanan, kelincahan, keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi
(Sujiono dkk, 2009:121). Hal senada juga dijelaskan oleh Mutohir (dalam sujiono 2004:50) bahwa unsur-unsur keterampilan motorik
diantaranya: kekuatan, koordinasi, kecepatan, keseimbangan, dan kelincahan.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan motorik kasar anak usia dini melalui permainan
melempar dan menagkap bola aspek yang harus diamati yaitu: keseimbangan, kekuatan, kelincahan, koordinasi, fleksibel, kecepatan, ketepatan, dan kerja sama.
4.
P
ENGERTIANP
ERKEMBANGANM
OTORIKK
ASARAnak a d a yang mengalami perkembangan motoriknya dengan sangat baik seperti yang dialami para atlet, tetapi ada anak yang
mengalami keterbatasan. Selain itu juga dipengaruhi adanya jenis kelamin. Pengembangan motorik anak prasekolah adalah bahwa suatu perubahan, baik fisik maupun psikis, sesuai dengan masa
pertumbuhannya, keberadaan perkembangan motorik anak juga dipengaruhi hal lain diantaranya asupan gizi, status kesehatan dan
Seperti halnya pendapat Elkind (Montolalu, 2003:15) menyatakan bahwa anak-anak membutuhkan dukungan yang kuat untuk bermain
dan kegiatan yang dipilih sendiri dengan tujuan untuk bertahan dalam keadaan stress yang ada sekarang dalam lingkungan anak. Gerakan
motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak (Sujiono,2007:11). Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan,otot kaki
dan seluruh tubuh anak. Perkembangan motorik kasar anak lebih dulu daripada motorik halus, misalnya anak akan lebih dulu memegang
benda-benda yang ukuran besar daripada ukuran yang kecil. Karena anak belum mampu mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan motorik halusnya, seperti meronce, menggunting dan
lain-lain. Aktivitas yang menggunakan otot-otot besar diantaranya gerakan keterampilan non lokomotor, gerakan lokomotor, dan gerakan
manipulatif. Gerakan non lokomotor adalah aktivitas gerak tanpa memindahkan tubuh ke tempat lain. Contoh: mendorong, melipat, menarik dan membungkuk. Gerakan lokomotor adalah aktivitas gerak
yang memindahkan tubuh satu ke tempat lain. Contohnya: berlari, melompat, jalan dan sebagainya. Sedangkan gerakan yang manipulatef
adalah aktivitas gerak manipulasi benda. Contohnya: melempar, menggiring, menangkap, dan menendang. Pegembangan motorik anak memerlukan koordinasi antara otot-otot untuk keterampilan
kekuatan dan konsentrasi yang baik. Gerakan motorik kasar membutuhkan aktivitas otot tangan, kaki dan seluruh tubuh anak.
Ada beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan gerakan
motorik anak. Misalnya aktivitas berjalan diatas papan tititan, melompat tali, senam, renang dan sebagainya. Hal tersebut selain dapat membuat anak senang juga dapat melatih anak untuk percaya diri.
Bredekamp dkk (dalam Musfiroh,2008:71) berpendapat bahwa anak usia 4 tahun sudah dapat melakukan aktivitas sebagai berikut:
a. Berjalan dengan menggunakan tumit kaki, berjinjit, melompat
tidak beraturan, dan berlari dengan baik.
b. Berlari degan satu kaki selama 5 detik atau lebih, menguasai keseimbangan dengan berdiri di atas balok 4 inci, tetapi mengalami kesulitan meniti balok selebar 5 cm tanpa melihat
kakinya.
c. Menuruni tangga dengan kaki bergantian, dapat memperkirakan tempat kaki berpijak.
d. Melompat dengan memainkan perturan tempo yang memadai
dan mampu mainan-permainan yang membutuhkan reaksi cepat.
e. Mulai mengkoordinasikan gerakan-gerakan pada saat memanjat atau berguling pada trampoline kecil (kain layar
yang direntangkan untuk menampung akrobat).
yang berbahaya dengan lebih baik, tetapi masih membutuhkan pengawasan dijalan atau perlindungan diripada aktivitas yang
penting.
g. Menunjukkan peningkatan daya tahan dalam periode yang lebih lama, kadang-kadang terlalu bersemangat dan kehilangan control diri dalam kegiatan kelompok. Gerakan
motorik anak dapat berkembang dengan baik bila mendapat kesempatan untuk melakukan dengan leluasa untuk mencoba
dan dapat bantuan serta peralatan yang dibutuhkan serta bimbingan dari orang dewasa atau pendidik baik secara
formal maupun informal.
5.
T
UJUANP
ENGEMBANGANM
OTORIKK
ASAR PADAA
NAKTK
Pengembangan motorik kasar di TK/RA bertujuan untuk
memperkenalkan dan melatih gerakan kasar, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat, sehingga
dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan terampil. Sesuai dengan tujuan pengembangan jasmani tersebut, anak didik
dilatih gerakan-gerakan dasar yang akan membantu perkembangan motoriknya kelak (Depdiknas,2004:2). Pengembangan kemampuan
TK perlu membantu mengembangkan keterampilan motorik anak dalam hal memperkenalkan dan melatih gerakan motorik kasar anak,
meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup
sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil. Kompetensi anak TK yang diharapkan dapat dikembangkan guru saat anak memasuki lembaga pra sekolah / TK
adalah anak mampu melakukan aktivitas motorik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan kesiapan untuk menulis, keseimbangan,
dan melatih keberanian .
6.
F
UNGSIP
ENGEMBANGANM
OTORIKK
ASAR PADAA
NAKTK
F
UNGSI PENGEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAKTK
(D
EPDIKNAS,2004:2),
SEBAGAI BERIKUT:
a. Melatih kelenturan dan koordinasi otot jari dan tangan. b. Memacu pertumbuhan dan pengembangan fisik / motorik,
rohani dan kesehatan anak.
c. Membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak. d. Melatih keterampilan / ketangkasan gerak dan berpikir anak.
e. Meningkatkan perkembangan emosional anak. f. Meningkatkan perkembangan social anak.
g. Menumbuhkan perasaan menyenangi dan memahami manfaat kesehatan pribadi.
Metode merupakan cara untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Untuk mengembangkan motorik anak, guru
dapat menerapkan metode-metode yang akan menjamin anak tidak mengalami cidera dan menyesuaikannya dengan karakteristik anak
RA. Hal-hal yang perlu dilakukan guru dalam pemilihan metode untuk meningkatkan motorik anak RA adalah menciptakan lingkungan yang aman dan kegiatan yang menantang,
menyediakan tempat, bahan dan alat yang dipergunakan dalam keadaan baik, serta membimbing anak mengikuti kegiatan tanpa
menimbulkan rasa takut dan cemas dalam menggunakannya. Untuk memilih metode pembelajaran yang sesuai tujuan pengembangan motorik anak. Selain itu, metode yang akan dipilih
harus memungkinkan anak bergerak dan bermain lebih leluasa, karena gerak adalah unsure utama pengembangan motorik anak.
Menurut Hurlock (dalam Musfiroh,2012) ada lima bentuk
cara belajar yang paling penting ialah dengan coba–ralat (trial anderror), menirukan (imitation), mempersamakan (identification), pengondisian (conditioning), dan pelatihan (training), hal senada
diungkapkan oleh Bucher dan Reade ( dalam Montolalu, 2009:4.16) bahwa dalam memenuhi kebutuhan anak usia dini yang
berupa : kegiatan yang menggunakan alat dan atau melakukan kegiatan (permainan) baik secara sendiri maupun bersama
teman-temannya, yang mendatangkan kegembiraan, rasa senang dan asyik bagi anak.
8.
K
ARAKTERISTIKP
ERKEMBANGANM
OTORIKA
NAKU
SIA5-6
T
AHUN.
Dalam pemilihan metode untuk mengembangkan keterampilan motorik anak, guru perlu menyesuaikannya dengan karakteristik anak TK yang selalu bergerak, susah untuk diam, mempunyai rasa
ingin tahu yang kuat, senang bereksperimen dan menguji, mampu mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai imajinasi dan
senang berbicara (Sujiono,2005:14). Menurut Bredekamp dan Copple (Sujiono,2005:15-16) anak usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan aktivitas berikut ini:
a. Berjalan dengan menggunakan tumit kaki, berjinjit, melompat tak beraturan, dan berlari dengan baik.
b. Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik atau lebih, menguasai keseimbangan, berdiri diatas balok 4 inci (10,16cm), tetapi mengalami kesulitan meniti balok selebar 5 cm tanpa melihat
kaki.
c. Menuruni tangga dengan kaki bergantian, dapat memperkirakan tempat berpijak kaki.
mampu memainkan permainan-permainan yang membutuhkan reaksi cepat
e. Mulai mengkoordinasi gerakan-gerakannya pada saat
memanjat atau berguling pada trampoline kecil (kain layar yang direntang untuk menampung akrobat).
f. Menunjukkan peningkatan daya tahan dalam periode yang
lebih lama, kadang-kadang terlalu bersemangat dan kehilangan control diri dalam kegiatan kelompok.
Perkembangan anak usia 5-6 tahun sangatlah pesat. Pada usia ini, anak mulai mengembangkan keterampilan-keterampilan baru dan
memperbaiki keterampilan yang sudah dimilikinya. Perkembangan ini juga ditunjukkan oleh keseimbangan yang baik dalam meniti balok titian / papan titian, melempar, melompati berbagai objek,
meloncat dengan baik, melompati tali, melompat dan turun melewati beberapa anak tangga, memanjat, koordinasi gerakan berenang, dan
bahkan mengendarai sepeda roda dua.
9. Tahapan-tahapan Perkembangan Motorik Kasar
Menurut Fits dan Potsner (dalam Sumantri,2005) proses belajar motorik anak usia dini terjadi dalam 3 tahap yaitu:
a. Tahap verbal kognitif
menonjol terjadi pada diri anak adalah menjadi tahu tentang gerakan yang dipelajari.Sedangkan penguasaan geraknya sendiri
masih belum baik, karena masih dalam taraf mencoba-coba gerakan.Pada tahap kognitif, proses belajar gerak diawali dengan
aktif berfikir tentang gerakan yang dipelajari.
b. Tahap Asosiatif
Tahap ini disebut juga dengan tahap menengah.Tahap ini ditandai gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat pelaksanaannya. Dengan tetap mempraktekkan
berulang-ulang, pelaksanaan gerakan akan menjadi semakin efisien, dengan tingkat penguasaan gerakan dimana anak sudah
mampu melakukan lancar sesuai dengan keinginannya dan kesalahan gerakan semakin berkurang. Pada tahap ini perkembangan anak usia dini memasuki masa pemahaman dari
gerakan-gerakan yang sedang dipelajari.
c. Tahap Otomasi
Pada tahap ini dapat dikatakan sebagai fase akhir dalam
belajar gerak.Pada tahap ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerkan dimana anak mampu melakukan gerakan ketrampilan secara otomatis.Tahap ini dikatakan sebagai tahap otonom
karena anak mampu melakukan gerakan ketrampilan tanpa terpengaruh walaupun pada saat melakukan gerakan itu anak
ini anak sudah dapat melakukan gerakan dengan baik dan spontan.
B.
M
ETODEG
ERAK DANL
AGUPembelajaran gerak dan lagu adalah bernyanyi dan latihan gerak tubuh yang dapat mempengaruhi dan mengendalikan pusat syaraf membantu
anak untuk lebih mengembangkan kecerdasannya tidak hanya pada aspek pengembangan kognitif, bahasa,dan emosionalnya saja tetapi pada pengembangan senidan fisik anak (Widhianawati, 2011: Metode Gerak dan
Lagu, Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan dalam Portal Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, edisi Agustus).Gerak menjadi hal yang sangat kreatif bila di padukan dengan musik yang diintrepretasikan anak menurut caranya
masing-masing.
Menurut kamus bahasa Indonesia, Lagu merupakan ragam suara yang
berirama dalam percakapan, bernyanyi, atau membaca.Secara umum yang di maksudkan lagu adalah lagu yang dinyanyikan oleh anak atau lagu yang
dinyanyikan untuk anak. Adapun pengertian musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan
bunyi-bunyian.
Dari definisi diatas yang dimaksud gerak dan lagu adalah gerakan tubuh yang
disertai dengan lagu atau nyanyian berirama yang menarik untuk diikuti oleh anak.
Sehingga metode ini dapatdigunakan oleh guru untuk meningkatkan perkembangan
yang apabila tidak diperoleh akan membawa dampak perkembangan yang buruk. Anak suka dan butuh bergerak agar mampu tumbuh dan berkembang
dengan baik.Gerak menjadi dasar bagi anak untuk mendapatkan kebutuhan dan mencapai kemajuan yang berarti dalam kehidupannya. Anak yang sedikit
bergerak, penurut, dan tahan duduk manis, mungkin sangat menyenangkan bagi pendidik karena tidak terlalu merepotkan. Sebaliknya anak-anak yang banyak bergerak dan memiliki kebutuhan untuk terus bergerak, tidak begitu
disukai pendidik karena sulit di kendalikan. Tetapi justru anak yang aktif dan banyak gerak perkembangan motorik kasarnya berkembang dengan baik.
C. Kaitan Kemampuan Fisik Motorik Kasar dengan Metode Gerak dan Lagu
Perkembangan pada anak usia dini mencakup berbagai aspek perkembangan, diantaranya yaitu perkembangan fisik motorik kasar. Pada
usia RA telah tampak otot-otot tubuh yang berkembang, sehingga memungkinkan mereka melakukan melakukan berbagai jenis keterampilan.
Gerakan anak usia RA lebih terkendali dan terorganisasi dengan pola-pola seperti menegakkan tubuh dalam posisi berdiri, tangan dapat digerakan dengan santai serta mampu melangkah dengan menggerakkan tungkai dan
kaki.
Namun, Anak pada masa sekarang ini banyak yang lebih menyukai
permainan menggunakan media elektronik, anak enggan untuk bersosialisasi dengan lingkungan melalui permainan dengan teman sebaya. Padahal sebenarnya permainan yang dilaksanakan anak bersama teman
fisik motorik kasar anak tersebut. Anak akan menjadi lebih lincah dalam menggerakkan anggota tubuhnya. Selain itu anak lebih menyukai musik dan
lagu. Irama musik dapat menarik hati anak untu mengikuti dentuman musik yang didengarnya.
Dengan metode gerak dan lagu, anak akan lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran yang dapan meningkatkan kemampuan fisik motorik kasarnya. Oleh karena itu seorang pendidik anak usia dini harus lebih kreatif
dan inoatif dalam meningkatkan berbagai aspek perkembangan pada anak usia dini agar dapat membentuk generasi Indonesia yang cerdas, kreatif,
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya RA Rowosari Kecamatan Tuntang
RA Rowosari berdiri pada tanggal 01 Januari 1967 atas dasar
keprihatinan para tokoh ulama NU desa Rowosari terhadap pendidikan usia dini di desa Rowosari. Anak-anak usia 4-6 tahun belum mempunyai tempat untuk mengembangkan diri dan mendapatkan pendidikan yang
layak. Pada saat itu, satu-satunya lembaga pendidikan hanya MI Ma’arif Rowosari. Setelah dilakukan musyawarah antara tokoh-tokoh masyarakat
dan ulama di desa Rowosari maka disepakati untuk mendirikan embrio pendidikan usia dini dalam nuangan Raudhatul Athfal atau disingkat dengan RA. Karena berada diwilayah Rowosari maka dipilihlah RA
Rowosari sebagai nama yang dipakai hingga sekarang. 2. Profil Sekolah
Profil atau identitas sekolah adalah sebagai berikut :
Nama : RA Rowosari
Tanggal Bardiri : 01 Januari 2017
Ijin Operasional : W.K. 15.b 153/RA/Pgm/1983
Alamat RA : Dusun Rejosari Kidul RW.01 RW.04
Kecamatan : Tuntang
Kabupaten : Semarang
Propinsi : Jawa Tengah
Kode POS : 50773
Email : rarowosari67@gmail.com
3. Visi, Misi, dan Tujuan a. Visi
Mempersiapkan peserta didik menjadi generasi yang islami, cerdas, kreatif serta berakhlak mulia.
b. Misi
1. Menggali potensi peserta didik melalui proses pembelajaran dan
bimbingan
2. Menumbuh kembangkan potensi peserta didik dengan teknik belajar melalui bermain
3. Membimbing dan menanamkan keimanan dan ketakwaan pada peserta didik
4. Melibatkan seluruh elemen lembaga pendidikan dan masyarakat
4. Keadaan Siswa dan Guru
Data Siswa
No Kelompok L P Jumlah
1 Kelompok A 13 11 24
2 Kelompok B 13 7 20
Jumlah 44
Data Guru
No Nama Status Pangkat/Golongan Pendidikan Jabatan
1 Nur Ida
Fathiyati, S.Pd I
GTY - S1 PGMI Kepala
RA
2 Sri Wahyuni,
S.Pd I
GTY - S1 PAI Guru
Kelas A
3 Ariyan Maghfuroh,
S.Pd I
GTY - S1 PGMI Guru
4 Endang
Emawati, S,Pd I
GTY - S1 Bhs.
Inggris
Guru Kelas B
5. Struktur Organisasi
KOMITE RA ROWOSARI
B. Diskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus
Pencarian fakta dan data dilakukan melalui diskusi dan wawancara dengan kepala sekolah dan anak kelompok B di RA Rowosari Tuntang.
KETUA
KY.M. BASROLI
Sekertaris
Ulul Azmi, Sp.di
Bendahara
Fuad Fakhruddin, S.P.di
Anggota
Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara, peneliti dan teman sejawat perlu mengambil langkah untuk meningkatkan kualitas gerak fisik motorik
kasar.Peneliti dan teman sejawat sepakat untuk melaksanakan tindakan Siklus I pertemuan 1 pada hari Jum’at, 10 Maret 2017 dan hari Sabtu, 11 Maret 2017.
Tindakan yang akan dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran gerak fisik
motorik kasar melalui metode gerak dan lagu. Selama ini pembelajaran dilakukan dengan penyampaian gerakan secara langsung tanpa menggunakan
lagu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data bahwa sebagian besar anak kurang tertarik belajar gerakan karena masih
banyak yang enggan untuk menggerakkan anggota tubuhnya.
Hasil pembelajaran Pra Siklus yang dilakukan di RA Rowosari Tuntangkhususnya kelompok B pada hari Jum’at, 10 Maret 2017 diperoleh
daya tangkap anak atau penguasaan tehadap perkembangan gerak fisik motorik
kasar mencapai 20 %. Indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam pembelajaran ini adalah 75 %.Jika hasil penguasaan perkembangan fisik motorik kasar belum mencapai angka yang telah ditetapkan.Maka pebelajaran
Pra Siklus belum berhasil.
C.Diskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I 1. Tahap Perencanaan
tema serta subtema. Tema yang diangkat pada penelitian ini adalah tema Binatang sub t e m a jenis-jenis binatang dan cara berjalan binatang.
Adapun media/alat peraga ya ng digunakan adalah Laptop dan Pengeras Suara. Metode yang akan digunakan adalah praktek langsung,
bercerita, Tanya jawab, demonstrasi. Waktu yang digunakan mulai dari pukul 08.00 wib sampai 09.00 wib.
2.
T
AHAPP
ELAKSANAANTahap ini merupakan penerapan pelaksanaan dari semua tahap
perencanaan yang telah disusun. Setiap siklus pembelajaran terbagi menjadi 3 tahap, yaitu pembukaan, kegiatan inti dan penutup.
Adapun kegiatan dalam siklus 1 ini adalah pembelajaran gerak lagu
dengan judul Bebek berenang.Kegiatan tersebut dilakukan selama 2 (dua) kali pertemuan.Setiap pertemuan selama 60 menit. Gerakan diberikan
secara bertahap dan berulang-ulang sehingga siswa akan lebih cepat menangkap ekspresi dan menguasai gerakan-gerakan yang diajarkan.
3. Tahap Observasi
Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran gerak lagu sedang berlangsung. Aspek yang diamati dalam kegiatan ini sesuai
dengan indikator motorik kasar yang meliputi:
1) Berjalan ke berbagai arah dengan berbagai cara (berjalan maju,
mundur)
2) Melompat ke berbagai arah dengan satu atau dua kaki
4. Tahap Refleksi
Tahap ini untuk mengkaji seluruh tindakan yang dilakukan berdasarkan data
observasi yang telah dikumpulkan.Kemudian dilakukan evaluasi terhadap
kemampuan motorik kasar.Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan teman sejawat melakukan analisis terhadap proses pembelajaran dan penguasaan gerakan fisik motorik kasar anak. Analisis ini dilakukan oleh
peneliti dan teman sejawat dengan cara berdiskusi dan mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Serta melihat kekurangan-kekurangan yang ada. Selain itu peneliti dan teman sejawat juga
berpedoman pada indicator lembar observasi penguasaan gerakan motorik kasar yang diamati.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa :
a. Sebagian besar anak tertarik, antusias, semangat dengan metode yang telah dilaksanakan oleh peneliti.
b. Guru kurang dapat membagi perhatiannya kepada semua anak, karena terdapat anak yang terus meminta perhatian.
c. Terbatasnya waktu pada saat anak diminta satu per satu mengulang
gerakankata yang telah dicontohkan oleh guru.
d. Sudah ada peningkata penguasaan gerakan fisik motorik kasar anak,
jika dibandingkan dengan penguasaan gerakan sebelum menggunakan metode gerak dan lagu, akan tetapi hasil tersebut belum maksimal, ini
e. Peningkatan penguasaan gerakan fisik motorik kasar anak satu kelas kurang merata, dikarenakan ada anak yang mempunyai kemampuan
lebih dan ada anak yang mempunyai kemampuan rendah
f.Ada gerakan yang mudah diingat anak dan ada pula gerakan yang sulit
diingat anak, yaitu gerakan yang masih asing bagi mereka dan sulit melakukannya karena kurang terbiasa.
Dari hasil analisis tersebut, peneliti dan teman sejawat merasa bahwa
hasil penelitian tersebut belum maksimal.Oleh sebab itu peneliti dan teman sejawat membuat perencanaan untuk tindakan pada Siklus berikutnya.
D. Diskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II a. Tahap Perencanaan
Siklus II ini dilakukan ketika pencapaian indikator kemampuan
motorik kasar belum optimal pada siklus I. Siklus II dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang menghambat peningkatan kemampuan
siswa pada siklus I.Perencanaan pada Siklus II ini gerak lagu yang dipersiapkan berjudul Tek Kotek (Anak Ayam).
Proses pembelajaran gerakan fisik motorik kasar pada Siklus I pada
umumnya sudah cukup baik. Namun belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu 75 %, masih ada anak yang kurang memuaskan dalam
dua kali pertemuan.Pertemuan pertama, hari Selasa, 14 Maret 2017 dan
pertemuan kedua hari Rabu,15 Maret 2017.
Peneliti dan teman sejawat setelah melakukan diskusi, bersepakat melakukan beberapa hal yang sebaiknya dilakukan dalam pembelajaran.
Hal–hal tersebut antara lain yaitu :
a. Peneliti memaksimalkan tindakan yang lebih intensif dan interaktif dengan anak didik, peneliti memberi motivasi, balikan dan penguatan.
b. Agar anak tidak bosan, tema dikembangkan lagi menjadi sub tema, tema yang digunakan adalah “Alat Transportasi” dan sub tema yang digunakan adalah “Macam-macam alat transportasi”.
c. Adanya anak yang kurang memperhatikan, maka peneliti mencoba memberikan contoh gerakan dan memintanya untuk menirukannya.
d. Peneliti juga memberikan reward kepada anak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dengan jumlah porsi yang berbeda.
e. Ada gerakan yang mudah diikuti anak dan adagerakan yang sulit diikuti anak, untuk mengatasi gerakan yang sulit diikuti anak, gerakan tersebut diulang beberapa kali baik pada saat pembelajaran dan pada saat
review.
Urutan tindakan yang telah direncanakan dan akan digunakan pada
Siklus II adalah sebagai berikut :
3) Peneliti membuka pelajaran dengan doa dan mengucapkan salam. 4) Tanya jawab tentang gerakan yang sudah diajarakan pada
pertemuan yang lalu.
5) Peneliti memberikan apresepsi.
6) Peneliti menunjukkan gambar tentang macam-macam alat transportasi.
7) Peneliti mengajak anak untuk memperhatikan dan mengikuti
setiap langkah demi langkah dalam mempraktikkan gerakan. 8) Peneliti mengucapkan nama gerakan, lalu anak menirukan
bersama –sama.
9) Peneliti lalu memanggil nama anak satu per satu dan diminta melakukan gerakan yang telah diajarkan.
10) Peneliti memberi reward kepada anak, berupa tanda bintang di tangan.
11) Peneliti mengulang lagi gerakan yang telah diajarkan pada pertemuan lalu dan pertemuan hari ini.
12) Peneliti menutup pembelajaran dengan meyanyikan lagu naik
pesawat, bebek berenang, dan anak ayam,.
Secara umum pembelajaran pada Siklus II, seperti tersebut diatas.
Sama proses pembelajaran pada Siklus I, setiap pertemuan pada Siklus kedua ini, juga sedikit diberi variasi agar anak tidak bosan dan suasana lebih menyenangkan. Adapun variasi setiap pertemuan adalah menambah
Pada Siklus I anak diajak bergerak dan menyanyi serta menirukan gerakan dari guru, sedangkan pada Siklus II anak diajak bergerak dan
menyanyi serta menirukan gerakan dari guru dengan gerakan yang berbeda dari guru serta diakhiri dengan menyanyi bersama dan kegiatan Tanya
jawab, anak yang mampu melakukan gerakan dengan benar akan diberikan reward berupa bintang.
Dalam siklus II peneliti membuat rencana program kegiatan
peningkatan kemampuan motorik kasar dengan pembelajaran gerak lagu sebagai revisi pada siklus I. Peneliti juga membuat lembar observasi
sesuai indikator pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahapan kegiatan pada siklus II masih sama seperti pada siklus I.
Adapun kegiatan dalam siklus II ini adalah pembelajaran gerak lagu dengan judul Tek Kotek (Anak Ayam). Kegiatan tersebut dilakukan
selama 2 (dua) kali pertemuan. Setiap pertemuan selama 60 menit. Gerakan diberikan secara bertahap dan berulang-ulang sehingga siswa akan lebih cepat menangkap ekspresi dan menguasai gerakan-gerakan
yang diajarkan.
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, maka peneliti dan
teman sejawat melaksanakan tindakan pada Siklus II. Pelaksanaan tindakan pada Siklus II yaitu pada pertemuan pertama dimulai pada hari Selasa, 14 Maret 2017 selama 60 menit, dimulai dari jam 08.00 –
Peneliti pada awalnya mengkondisikan anak agar siap untuk belajar.Peneliti mengatur barisan anak agar semua anak dapat melihat
gerakan guru dengan jelas. Peneliti memulai pembelajaran gerakan fisik motorik kasar dengan salam, berdoa dan bernyanyi. Sebelum
menyampaikan materi, peneliti mengulang kembali gerakan yang telah diajarkan pada pertemuan lalu. Peneliti member apresepsi tentang macam-macam alat transportasi.
Setelah anak-anak selesai mempraktikkan gerakan anak – anak diajak bernyanyi “naik pesawat”.
Pada akhir pembelajaran peneliti melakukan review, mengajukan pertanyaan untuk gerakan yang telah diajarkan dan meminta untuk mempraktikkannya dengan benar. Guru akan memberikan reward berupa
bintang di tangan anak, bila anak mampu mempraktikan dengan benar. Peneliti mencatat hasil observasi yang telah dibuat untuk diamati.
Paparan tersebut diatas merupakan proses pembelajaran pada Siklus II pertemuan pertama. Sebagaimana yang telah direncanakan, secara garis besar proses pembelajaran seperti yang telah disebutkan
diatas. Namun demikian pada pertemuan kedua dilakukan variasi yakni gerakan yang diajarkan akan berbeda dan variasi juga akan dilakukan
dengan menambah gerakan serta lagu-lagu untuk anak.
c. Tahap Observasi
Observasi dilakuakan dengan mencatat semua hal yang
dilakukan menggunakan lembar observasi yang mencakup indikator untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar pada siklus II.
Kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajaran. Observasi digunakan untuk mengetahui penguasaan gerakan fisik motorik kasar,
semangat, keaktifan, minat dan motivasi anak didik dalam mengikuti pembelajaran penguasaan gerakan fisik motorik kasar.
Dalam kegiatan ini, peneliti dibantu teman sejawat sebagai
kolaborator di RA Rowosari Tuntang. Observasi ini berpedoman pada tiga indikator yang tertuang dalam lembar observasi yang dibuat peneliti, yaitu:
Penialaian Pada Indikator Berjalan ke Berbagai Arah dengan Berbagai Cara, Melompat ke Berbagai Arah dengan Satu atau Dua Kaki, dan
Menggerakkan Kepala, Tangan dan Kaki Sesuai Irama Musik.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti bersama teman sejawat diperoleh data sebagai berikut :
1) Sebagian besar anak tertarik dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran gerak motorik kasar melalui metode gerak dan lagu. 2) Ada beberapa anak yang mengikuti pembelajaran namun harus
dimotivasi guru terlebih dahulu karena anak ingin diperhatikan.
3) Pada pertemuan pertama, pelaksanaan masih kurang karena anak lupa
Hasil penguasaan gerak motorik kasar anak sudah menunjukkan peningkatan yang sangat baik yaitu dari Siklus I sebesar 50 % dan pada
Siklus II mencapai 94%. Hasil observasi penguasaan gerak motorik kasar anak juga menunjukkan bahwa ada 11 anak yang mendapat nilai
tertinggi.
d. Refleksi
Proses tindakan pada Siklus II berjalan dengan baik. Kelemahan
yang ada pada Siklus 1 dapat teratasi. Hal ini membuat kualitas pembelajaran gerak motorik kasar meningkat. Peningkatan kualitas
pembelajaran dapat terlihat dari tercapainya indicator yang ditetapkan, yaitu tampak peningkatan penguasaan gerak motorik kasar dari Siklus I
BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Per Siklus
1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data
Adapun penilaian yang diberikan pada anak didik, berupa simbol gambar bintang, yang mana simbol tersebut akan diubah ke data yang bersifat angka atau kuantitatif untuk sementara, kemudian akan diolah
ke dalam bahasa kualitatif, dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 4. 1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Simbol
Bintang
Skor/
Nilai
Kategori Kriteria/Ketentuan
1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba, kurang
tepat atau anak tidak mau
Adapun indikator yang digunakan tiap Siklus adalah berbeda, dan gerakan yang digunakan pada setiap pertemuan juga bervariasi. Seperti
terlihat pada tabel indikator yang akan diamati tiap Siklus dibawah ini:
Tabel 4. 2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus
No Tingkat Pencapaian
Perkembangan Indikator (Butir Amatan)
Yang Diamati
1. Melakukan dua gerakan
secara sederhana
V V V
2. Melakukan 2 – 3
gerakandengan baik
V V V
2 Melompat ke berbagai
arah dengan satu atau
dua kaki
3. Melompat kedepan V V V
4. Melompat ke belakang V V V
5. Melompat ke samping V V V
3 Berjalan ke berbagai
arah dengan berbagai
cara
6. Berjalan ke depan V V V
7. Berjalan ke belakang V V V
Peneliti berdiskusi bersama teman sejawat dan kepala sekolah, bahwa penentuan tolak ukur keberhasilan dalam penguasaan gerakan
motorik kasar juga penting dibuat, berdasarkan kesepakatan bersama pihak sekolah, maka diputuskantolak ukur keberhasilan dalam proses pembelajaran yaitu sebesar 75%. Bila anak mampu mencapai
hasil pencapaian kurang dari 75% pada Siklus II, maka anak dikatakan belum mampu menguasai gerakan dengan baik.
2. Data Hasil Pengamatan Pra Siklus
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan
pengolahan data pada Pra Siklus, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra Siklus
No
Nama
Anak
Nilai pada Indikator Pra Siklus
9 Evita 1 1 1 1 25
10 Figo 2 1 1 1 31
11 Fiona 2 1 1 1 31
12 Irfan 1 1 1 1 25
13 Labiba 1 1 1 2 31
14 Marel 1 1 1 2 31
15 Agung 1 1 1 1 25
16 Fatkhur 1 1 1 1 25
17 Reza 1 1 1 2 31
18 Najwa 1 1 1 2 31
19 Nesa 1 1 1 1 25
20 Pandu 1 1 1 1 25
Total prosentase pencapaian kelas 569
Keterangan nilai: 1. Belum muncul
2. Mulai muncul
3. Berkembang sesuai harapan
4. Berkembang sangat baik
Keterangan :
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
Prosentase Pencapaian Anak =Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Tolak ukur Keberhasilan Kelas= Total prosentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
= 569 x 100 %
20
= 28 %
Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui prosentase pencapaian tiap anak, karena nilainya dibawah tolak ukur keberhasilan yaitu 75%,
maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan masih memerlukan perbaikan.Sedang rata–rata prosentase pencapaian
kelas pada saat Pra Siklus sebesar 28%. 5. Data Hasil Pengamatan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan
pengolahan data pada Siklus I, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus I
No
Nama
Anak
Nilai pada Indikator Siklus I Tolak ukur