i
PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH
DI BMT SYAMIL AMPEL KAB.BOYOLALI
TUGAS AKHIR
Oleh:
MUH IHSAN NURUDIN
NIM 201 12 022
JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
iii
PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH
DI BMT SYAMIL AMPEL KAB.BOYOLALI
TUGAS AKHIR
Oleh:
MUH IHSAN NURUDIN
NIM 201 12 022
JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
vii
MOTTO PENULIS
P.L.U.R
(Peace Love Unity Repect)
Peace,Damai Letting go of fear and living at peace with oneself, one another and the world for greater good. Seperti makna kata Bhineka Tunggal Ika, berbeda tapi tetap satu dengan Peace.
Love,Cinta as one learns to love oneself ,one is able to love every one conditionaly, karena dengan adanya love atau cinta akan mengalahkan naluri saling menghancurkan.
Unity,Bersatu A mutual,corporate bond is formed from the love and peace experienced with other one. Seperti sila ketiga pancasila “Persatuan Indonesia” dengan bersatu bangsa ini akan menjadi kuat.
Respect,Menghargai,because of the peace,love and unity, one can accept others regardless their beliefs or background, karena dengan menghargai hidup ini akan damai, penuh cinta dan selalu bersatu.
viii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan dengan cinta dan ketulusan hati tugas akhir ini
kepada :
1. Kedua Orang tuaku Bapak Wakimin Ahmad Sodiq dan Ibu Tuminah yang
senantiasa mendoakan,memberikan dukungan dan Kasih sayang dengan
tulus.
2. Kedua kakakku Khadiq Kurniawan dan Arif Fatkurshurur yang telah
mendoakan agar selalu tetap semangat dalam menuntut ilmu dan menjalani
kehidupan di dunia ini.
3. Seseorang yang selalu ada setiap saat. Yang selalu memberi semangat dan
motivasi dalam kehidupanku.
4. Para guru sejak Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi yang
penulissayangi dan hormati dalam memberikan ilmu dan membimbing
dengan penuhkesabaran.
5. Teman-teman satu angkatan D III Perbankan Syari’ah 2012.
6. Sahabat-sahabat STOCK yang selalu memberikan semangat dan dukungan
7. Almamater Tercinta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga
ix
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena
berkatrahmat-Nya. Penulisan Tugas akhirini dapat penulis selesaikan sesuai
dengan yang diharapkan.Penulis juga bersyukur atas rizki dan kesehatan
yang telah diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyusun penulisan tugas
akhirini.
Sholawat dan salam selalu penulis sanjungkan kepada Nabi, Kekasih,
Spirit Perubahan, Rasullah Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan para
sahabat-sahabatnya, syafa’at beliau sangat penulis nantikan di hari pembalasan
nanti.
Penulisan tugas akhirini disusun untuk diajukan sebagai salah satu
persyaratan guna memperoleh gelar sebutan A. Md. E.Sy. (AhliMadya dalambidang Ekonomi Islam)
dalam ilmu Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan D III
Perbankan Syariah yang berjudul:“Perkembangan Pembiayaan Mudharabah di
BMT Syamil Ampel,Kab.Boyolali”. Penulis mengakui bahwa dalam menyusun
Penulisan Tugas Akhir ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak. Karena itulah penulis mengucapkan penghargaan yang
setinggi-tingginya, ungkapan terima kasih kadang tak bisa mewakili kata-kata, namun
perlu kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Dr.Anton BawonoSE,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam di IAIN Salatiga.
3. Bapak Ahmad Mifdhol M.Lc, MSI, selaku Ketua Jurusan D III Perbankan
x
4. Ibu Desi Trisnawati,MM selaku Dosen Pembimbing yang selalu
meberikan saran, pengarahan dan masukan berkaitan penulisan Tugas
Akhir sehingga dapat selesai dengan maksimal sesuaiyang diharapkan.
5. BMT Syamil Ampel yang telah mengijinkan dan memberikan data untuk
penyusunan tugas akhir ini
6. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf adminitrasi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang tidak bisa kami sebut satu
persatu yang selalu memberikan ilmunya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tanpa halangan apapun.
7. Teman-teman Jurusan D III Perbankan Syariah angkatan 2012 di IAIN
Salatiga yang telah memberikan banyak cerita selama menempuh
pendidikan di IAIN Salatiga.
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan
balasan yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis, agar pula senantiasa
mendapatkan maghfirah, dan dilingkupi rahmat dan cita-Nya. Amiin.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan tugas akhir ini masih
jauh dari sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun
xi
Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat khususnya
bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.
Salatiga, 25Agustus 2015
Penulis
MUH IHSAN NURUDIN
xii ABSTRAK
Nurudin,Muh Ihsan.2015.Perkembangan Pembiayaan Mudharbah Di BMT Syamil Ampel,Kab.Boyolali.Tugas Akhir.Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.Jurusan D III Perbankan Syari’ah.Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.Pembimbing:Desi Trisnawati,M.M
Kata Kunci : Perkembangan dan Pembiayaan Mudharabah
Penelitian ini merupakan sarana untuk mengetahui perkembangan pembiayaan Mudharabah di BMT Syamil Ampel kab.Boyolali. hal-hal yang ingin diketahui dari penelitian ini adalah (1) bagaimana perkembangan pembiayaan mudharabah di BMT Syamil Ampel, Kab.Boyolali?,(2) apa saja faktor yang mempengaruhi penurunan pembiayaan mudharabah di BMT Syamil Ampel ?. untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini mengunakan metode analisis deskriptif.
Dalam penelitian ini telah ditemukan tingkat perkembangan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan pembiayaan mudhrabah,yaitu:
(1) perkembangan pembiayaan mudharabah apabila dilihat dari jumlah anggota pemasukan untuk BMT selama tahun 2012-2014 mengalami penurunan yaitu pada tahun 2012 berjumlah 58 anggota, tahun 2013 berjumlah 33 anggota dan pada tahun 2014 berjumlah 47 anggota. (2) bila dilihat dari jumlah nominal juga mengalami penurunan yaitu pada tahun 2012 berjumlah Rp.1.127.100.00, tahun 2013 Rp.472.750.000 dan pada tahun 2014 Rp.697.250.000.
Faktor yang menyebabkan penurunan pembiayaan mudhrabah adalah (a) dari pihak BMT membatasi nasabah pembiayaan mudhrabah bagi pengusaha yang prospek dan sudah berjalan minimal 3 tahun (b) bagi nasabah yang bidang
usahanya perdagangan maka akad akan dialihkan ke Ba’i Bitsaman ‘Ajil(BBA),
xiii DAFTAR ISI
Cover ………... I
Persetujuan Pembimbing………... Iv
Pernyataan Keaslian Tulisan……… V
Motto………... Vi
A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Rumusan Masalah……….. 6
C. Tujuan Penelitian……… 6
D. Kegunaan Penelitian………... 6
E. Metode Penelitian………... 6
F. Sistematika Penelitian………. 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka……… 10
B. Kerangka Teori……… 11
xiv
A. Gambaran Umum BMT……….. 23
B. Produk-Produk di BMT Syamil………... 50
C. Perkembangan Pembiayaan di BMT Syamil………... 56
BAB IV ANALISIS
A. Analisis Perkembangan Pembiayaan Mudharabah di
BMT Syamil Ampel……… 57
B. Faktor-Faktor penyebab Penurunan Pembiayaan
Mudharabah di BMT Syamil……….. 60
BAB V PENUTUP
Kesimpulan……….. 62
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1……….. 57
Tabel 3.2………... 57
Tabel 3.3………... 58
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1……….. 59
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan manusia Islam mensyariatkan lima hal yang
wajib dilindungi yaitu, agama, jiwa, akal, keturunan dan harta. Selain itu
Islam juga telah mengatur berbagai hal yang dibutuhkan dalam kehidupan
manusia mulai dari masalah sosial, politik, sampai pada masalah ekonomi.
Salah satu yang wajib dilindungi dalam Islam adalah Harta. Salah satu
cara melindungi harta adalah dengan menzakati harta yang dimiliki. Selain
itu juga harta yang dimiliki harus dipergunakan dengan sesuai syariat yang
telah ditentukan.
Salah satu cara mempergunakan harta dengan baik adalah dengan
digunakan untuk usaha yang baik pula,misalnya dengan perniagaan atau
usaha lain yang halal.
Harta mempunyai peranan penting dalam kehiduapan manusia, bila
ditinjua dari syariat Islam,maka fungsi harta disini sangat banyak
kegunaan dalam hal yang bagus, maupun kegunaan yang buruk. Diantara
sekalian banyak fungsi harta, antara lain sebagai berikut :
1. Harta berfungsi untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah
(mahdhah), sebab untuk ibadah diperlukan alat-alat, seperti
kain yang menutupi aurat dalam pelaksanaan sholat,bekal
untuk melaksanakan ibadah haji,zakat,sedekah,
2
2. Fungsi lain dari harta adalah untuk meningkatkan keimanan
(ketaqwaan)kepadaAllah swt., sebab kekafiran cenderung
mendekatkan diri kepada kekufuran,sehingga memiliki harta
dimaksudkan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah
swt.
3. Harta juga berfungsi untuk meneruskan kehidupan dari satu
periode ke periode berikutnya, sebagaimana firman Allah
an-nisa ayat 9 , yang berbunyi :
dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.4. Harta berfungsi sebagai sarana atau modal pokok untuk
mengembangkan dan menegakkan ilmu-ilmu, karena ilmu
tanpa modal terasa sulit misalnya, seseorang tidak bisa kuliah
di perguryuan tinggi tanpa danya harta.
5. Harta juga berfungsi untuk memutarkan (mentarufkan)
peranan-peranan kehidupan seperti adanya pembantu dan tuan.
Sehingga tercipta kehidupan yang harmonis antara si miskin
3
6. Untuk menumbukan silaturahmi, misal karena perbedaan
keperluan dan penghasilan. Sehingga bisa saling bertransaksi
danakan ada interaksi antar sesama yang bisa memupuk
silaturahmi antar sesama manusia(Sahrani,2002:27).
Diantara banyaknya fungsi harta ada salah satu fungsi yaitu bisa
saling membantu antar sesama, misal dari pihak kaya membantu yang
miskin.Membantu tidak harus berupa materi yang bisa digunakan secara
lansung, namun bisa juga berupa modal usaha yang mana modal tersebut
bisa digunakan untuk membuka usaha baru sehingga tercipta lapangan
kerja untuk orang tersebut. Membantu dalam bentuk modal selain bisa
meringankan beban orang tersebut juga mempunyai manfaat lain yaitu
mengurangi penganguran. Sehingga perlu adanya pemilik modal atau
shahibal mal dan juga pengerak usaha mudharib.
Tentu banyak orang yang ingin mempunyai usaha sendiri, namun
ini bukan perkara yang mudah mereka harus mempunyai skill tertentu,
selain itu mereka juga membutuhkan modal.Kadang kala ada salah satu
pihak yang mempunyai modal namun tidak mempunyai skill untuk
menjadi pengusaha, atau sebaliknya mereka yang mempunyai skill namun
tidak mempunyai modal usaha.
Maka dari itu solusi yang tepat adalah dengan jalan
mudharabah,dimana pemilik modal bekerjasama dengan pengusaha untuk
4
kesepakatan bersama. Sehingga akan terjalin kerjasama yang saling
menguntungkan.
Dalam fiqih mudharabah mempunyai pengertian Mudharabah adalah akad
antara dua belah pihak untuk salah seorang (salah satu pihak)
mengeluarkan sejumlah uang kepada pihak lainnya untuk
diperdagangkan.Dan laba dibagi dua sesuai kesepakatan(Sabiq, 1987: 31)
Pihak-pihak dalam akad ini adalah sahibul mal dan mudharib,
dimana shahibul mal sebagai pemilik modal dan mudharib sebagai
pengusaha yang menjalankan usaha tersebut. Untuk keuntungannya dibagi
sesuai kesepakatan kedua belah pihak, sehingga tidak saling merugikan.
Dalam dunia perbankan mudharabah telah banyak digunakan sebagai
produk pembiayaan, dengan bank berfungsi sebagai pihak yang
mempertemukan pemilik modal dan pengusaha.
Jadi, fungsi bank dalam kontrak mudharabah adalah menerima dan
menyimpan danashahib al-mal serta menyerahkan kepada mudharib yang
membutuhkan modal. Dengan kata lain,jika shahib al-mal
mendayagunakan dananya, harus melewati bank,begitu juga ketika
mudharib menghendaki dana untuk usahanya.
Kerjasama mudharabah dalam sistem perbankan syariah
menempatkan bank sebagai mudharib sekaligus sebagai shahib
al-mal.Sebagai mudharib, bank mengelola dana yang dititipkan depositor
5
memberikan dana para depositor kepada debitur untuk dikelola sebuah
usaha.
Posisi bank yang berstandar ganda tersebut sedikit banyak
membuat rancu pengertian mudharabah yang dikembangkan ulama
fiqih.Sebab antara shahib al-mal sebagai pemilik modal sesungguhnya dan
mudharib (entrepreneur) yang mempunyai sebuah usaha yang rill tidak
bertemu secara langsung,tetapi terus melewati bank.
Sementara bank sebagai lembaga usaha yang bergerak di bidang
keuangan yang kegiatan oprasionalnya harus didasakan pada tingkat
efisiensi, produktivitas, dan profitabilatas yang layak mempunyai beberapa
ketentuan-ketentuan khusus yang mengatur lalu lintas keuangan yang di
lakukan oleh shahib al mal dan mudharib. Ketentuan tersebut tentu saja
diatur sedemikian rupa sehingga proses intermediary berjalan tanpa
hambatan dan dapat memberikan keuntungan khususnya bagi shahibul mal
dan bank itu sendiri(Muhammad, 2008: 30).
Disini peneliti akan mencoba meneliti perkembangan pembiayaan
mudharabah di BMT Syamil Ampel, serta faktor-faktor yang
6
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Pembiayaan Mudharabah di BMT Syamil
Ampel ?
2. Faktor Apa saja yang mempengaruhi Perkembangan Pembiayaan
Mudharabah di BMT Syamil Ampel ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perkembangan pembiayaan mudharabah di BMT
Syamil Ampel.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan
mudharabahdi BMT Syamil Ampel.
D. Kegunaan Penelitian
1. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang produk-produk Bank
Syariah
2. Untuk mengetahui perkembangan pembiayaan mudharabah di BMT
Syamil Ampel
3. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang Perbankan Syariah
secara khususnya dan untuk berbagi hasil penelitian kepada pembaca
7
Penulisa menggunakan dua jenis pendekatan, yaitu :
a. Library Research, adalah analisis yang digunakan untuk
menjawab pertanyaan dengan dasar bahan pustaka yang relevan,
sehingga didapatkan data yang teoritis.
b. Field Research, yaitu data yang diperoleh dari hasil survei
langsung di lapangan melalaui wawancara atau ikut serta dalam
suatu kegiatan, sehingga data yang diperoleh berupa data empiris
atau data nyata yang ada di lapangan.
3. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Data Primer
Adalah data yang diperoleh langsung dari Sumbernya yang akan
dijadikan sebagai sumber data pokok dalam penelitian. Yaitu
diperoleh langsung dari BMT tempat penelitian.
b. Data Sekunder
Adalah data yang digunakan sebagai data tambahan dan sebagai
sumber penguat data primer, data ini bisa diperoleh dari buku yang
bersangkutan atau dari pengamatan tidak langsung pada suatu
kegiatan. Yaitu dari sumber buku bacaan yang bersangkutan dan
8
4. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Penulis membuat daftar pertanyaan yang mana diperlukan dalam
penelitian tentang perkembangan pembiayaan mudharabah, dan
kemudian ditanyakan kepada Praktisi di tempat penelitian.
b. Observasi
Penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap
kegiatan yang ada di BMT yang bersangkutan.
c. Dokumentasi
Tekhnik pengumpulan data dengan sumber referensi pustaka
berupa buku yang bersangkutan dengan mudharabah atau sumber
internet yang mendukung.
5. Teknik Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
yaitu menjelaskan dan menggambarkan keadaan yang sebenarnya
tentang perkembangan pembiayaan mudharabah.
F. Sistematika Penulisan
Bab I merupakan bagian pendahuluan yang memuat Latar Belakang,
Rumusan Masalah,Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian
serta Sistematika Penelitian.
Bab II merupakan Kajian Pustaka yang mana dibagi menjadi dua pokok
bahasan yaitu tentang pengertian serta fungsi-fungsinya BMT yang
9
objek penelitian, yang mencakup pengertian, rukun dan syarat, dasar
hukum serta implementasi akad mudhrabah dalam lembaga keuangan
syari’ah.
Bab III berisi Gambaran Objek yang memuat Gambaran Umum yang
memuat sejarah BMT Syamil Ampel, Visi dan Misi BMT Syamil Ampel,
identitas BMT Syamil Ampel dan struktur serta tugas serta wewenang
masing-masing bagianProduk-Produk BMT Syamil AmpelBerisi tentang
jenis-jenishasil Produk BMT Syamil Ampel.Perkembangan Pembiayaan
Mudharabah di BMT Syamil Ampel. Berisi tentang Prosedur Pembiayaan
Mudharabah serta perkembangannya di BMT Syamil Ampel.
Bab IV berisi AnalisisPerkembangan Pembiayaan Mudharabah di BMT
Syamil Ampel.Berisi tentang analisis pembiayaan Mudharabah di BMT
SyamilFaktor Perkembangan Pembiayaan Mudharabah di BMT Syamil
Ampel.Berisi faktor-faktor penyebab penurunan nasabah mudharabah di
BMT Syamil Ampel
10 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Di penelitian sebelumnya telah diteliti tentang perkembangan
Pembiayaan mudharabah, dengan judul “Analisis Perkembangan
Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah dalam Pertumbuhan Asset
Bank Muamalat,BankMandiri Syariah dan Bank Mega Syariah” yang
ditulis oleh Nur Ika Ristiana.yaitu untuk mengetahui besarnya
perkembangan pembiayaan mudharabah di Bank Muamalat,Bank Mandiri
Syari’ah dan Bank Mega Syariah.
Sapta LirantiaPurnama Sari dalam skripsinya berjudul “Pengaruh
Pembiayaan Mudharabah terhadap laba Bank Syari’ah Periode
2000-2008”. Diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Selama tahun 2000-2008 pembiayaan mudharabah selalu
mengalami peningkatan pertahunnya
b. Pembiayaan mudharabah berpengaruh positif terhadap laba
pada Bank Syariah
c. Laba dari pembiayaan mudharabah telah banyak berpengaruh
terhadap Bank Syariah.
Dalam Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Mudahrabah
terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah “ yang ditulis oleh Devis Elina
11
pendapatan bagi hasil mudhrabah terhadap tingkat profitabilitas Bank
Umum Syariah.
Dari beberapa penelitian diatas penulis belum menemukan
penelitian yang ada di BMT Syamil Ampel Kab.Boyolali tentang
perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, oleh karena itu
penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut.
B. Kerangka Teori
1. BMT
a. PengertianNBMT
Baitul Mal wa Tamwil sering dikaitkan dengan istilah Koperasi
Jasa Keuangan Syari’ah. Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang perorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan (Kementrian Agama Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengan Republik Indonesia, 2007).
Prinsip Syari’ah menurut Undang-Undang Perbankan No. 7 Tahun
1992 adalah perjanjian berdasarkan Hukum Islam antara Bank
dengan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan
kegiatan usaha atau kewgiatan lain yang dinyatakan dengan
Syari’ah. Dengan demikian, Kopersai Jasa Keuangan Syari’ah
12
pembiayaan, investasi dan simpanan berdasrakan prinsip bagi hasil
(syari’ah).
Baitul Mal wa Tamwil adalah suatu lembaga keuangan non-bank
yang berdasarkan sistem syari’ah yang terdiri dari simpanan
pinjaman dan sektor riil yang merupakan sumber pembiayaan
alternatif yang memberikan bantuan keuangan pada usaha berskala
kecil dan menengah, dengan sistem bagi hasil sesuai syariat Islam.
BMT menggabungkan dua fungsi yaitu Baitul Mal dan Baitul
Tamwil:
1) Baitul Mal
Intitusi atau Lembaga yang usaha pokoknya menerima dan
menyalurkan dana dari umat Islam yang sifatnya non
komersial. Sumber danaBaitul Mal adalah zakat, Infaq,
Shadaqah dan Sumbagan lainnya. Adapun penyalurannya
dialokasikan kepada mereka yang berhak yaitu mustahiq terdiri
dari fakir, miskin, gharim, mualaf, musafir, hamba sahaya,
amil, dan ibnu sabil atau orang-orang yang berjuan di jalan
Allah.
2) Baitul Tamwil
Suatu Instansi atau Lembaga umat Islam yang usaha pokoknya
adalah menghimpun dana dari pihak ketiga (deposan) dan
memberikan pembiayaan kepada usaha-usaha yang produktif
13
Dengan demikian BMT menggabungkan dua kegiatan yang
berbeda sifatnya dalam suatu lembaga.Namun secara
operasioanal, BMT merupakan badan yang terpisah.Dalam
perkembangannya, selain bergerak dalam bidang keunagan,
BMT dijalankan berdasarkan Prinsip muamalah atau ekonomi
Islam.
2. Pembiayaan
Istilah pembiayaan pada dasarnya lahir dari pengertian I
believe, I trust, yaitu ‘saya percaya’ atau ‘saya menaruh kepercayaan’.
Perkataan pembiayaan yang artinya kepercayaan (trust) yang berarti
bank menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan
amanah yang diberikan oleh bank selaku shahibul maal.Dana tersebut
harus digunakan dengan benar, adil, dan harus disertai dengan ikatan
dan syarat-syarat yang jelas serta saling menguntungkan bagi kedua
belah pihak.
` Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin menjelaskan,
pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dan/atau lembaga keuangan lainnya
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil
14 3. Mudharabah
a. Definisi Mudharabah
Mudharabah adalah akad antara dua belah pihak untuk salah
seorang (salah satu pihak) mengeluarkan sejumlah uang kepada
pihak lainnya untuk diperdagangkan.Dan laba dibagi dua sesuai
kesepakatan (Sabiq, 1987: 31).
Mudharabah adalah akad yang dikenal oleh umat muslim sejak
jaman nabi, bahkan telah dipraktikan oleh bangsa Arab sebelum
turunnya Islam. Ketika Nabi Muhammad Saw. berprofesi sebagai
pedagang, ia melakukan akad mudharabah dengan Khatiah.
Dengan demikian, ditinjau dari segi hukum Islam, maka praktik
mudharabah ini dibolehkan, baik menurut Al-Quran, Sunah,
maupun Ijma’ (Adiwarman,2013: 204).
Mudharabah adalah suatu perkongsian antara dua pihak dimana
pihak pertama (shahib al-mal) menyediakan dana, dan pihak kedua
(mudharib) bertanggungjawab atas pengelolaan usaha. Keuntungan
tanggung jawab atas pengelolaan usaha. Keuntungan dibagi sesuai
dengan ratio labayang telah disepakati bersama secara advance,
manakala rugi shahib al-malakan kehilangan sebagian imbalan dari
kerja keras dan ketrampilan managerial(manager skill) selama
15
16
yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
QS Al-Jum’ah : 10
apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntungQS Al Baqarah : 198
17
ِهِلآ َو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص ِالله َل ْوُس َر ُهُط ْرَش َغَلَبَف ،َنِمَض َكِلَذ
َزاَجَأَف َمَّلَس َو
Adalah Abbas bin Abdul Muththalib, apabila ia menyerahkan sejumlah harta dalam investasi mudharabah, maka ia membuat syarat kepada mudharib, agar harta itu tidakdibawa melewati lautan, tidak menuruni lembah dan tidak dibelikan kepada binatang, Jika mudharib melanggar syarat2 tersebut, maka ia ikasdiajukan Abbas tersebut sampai kepada Rasulullah Saw, lalu Rasul membenarkannya” (HR ath_Thabrani).
2) Ijma’
Imam Zailani dalam kitabnya Nasbu ar-Rayah telah menyatakan bahwa
para sahabat telah berkonsensus akan legitimasi pengelolaan harta anak
yatim secara mudharabah. Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan
spirit hadis yang dikutip oleh Abu Ubaid dalam kitabnya Al-Amwal
Hadis tersebut berarti
“Rosulullah SAW.telah berkhotbah di depan kaumnya seraya berkata
wahai para wali yatim, bergegaslah untuk menginvestasikan harta
amanah yng ada ditanganmu janganlah didiamkan sehingga termakan
oleh zakat”
Indikasi hadis ini adalah apabila menginvestasikan harta anak yatim
secara mudharabah dalam harta sendiri. Adapun pengertian zakat disini
adalah seandainya harta tersebut diinvestasikan, maka zakatnya akan
dambil dari return on investment (keuntungan) bukan dari modal.
Dengan demikian harta aman tersebut akan senantiasa berkembang,
18
a. Rukun
Rukun Mudahrabah adalah ijab dan qabul yang keluar dari orang yang
memiliki keahlian. Tidak disyaratkan adanya lafaz tertentu, tetapi
dapat dengan bentuk apa saja yang menunjukkan makna mudharabah.
Karena yang dimaksud dalam akad ini adalah tujuan dan maknanya,
bukan lafaz dan susunan kata (Sabiq, 1987: 33).
Faktor-faktor yang harus ada dalam akad mudharabahadalah :
1) Pelaku (pemilik modal maupun pelaku usaha)
2) Objek mudharabah (modal dan kerja )
3) Persetujuan antara dua belah pihak (ijab dan qabul )
4) Nisbah keuntungan
Pelaku,dalam akad mudharabah sedikitnya harus ada dua orang
yaitu pelaku usaha (mudharib) dan pemilik modal (shahib al mal ).
Objek,merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan
oleh para pelaku.Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai
objek mudharabah, sedangkan pelaksana usaha menyerahkan
kerjanya sebagai objek mudhrabah.Modal yang diserahkan bisa
berbentuk uang atau baranga yang dirinci berapa nilai
uangnya.Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian
atau skill, ketrampilan, selling skill, management skill, dan lain-lain.
Persetujuan,yaitu persetujuan dua belah pihak, merupakan
konsekuensi dan prinsip antara an-tarradin minkum (sama-sama
19
untuk mengikatkan diri kedalam akad mudharabah. Si pemilik dana
setuju dalam perannya untuk menkontribusikan dana, sementara
pelaksana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja.
Nisbah,adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah, yang
tidak ada dalam akad jual beli. Nisbah ini mencerminkan imbalan
yang berhak diterima oleh dua belah pihak yang
bermudharabah.Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya,
sedangkan shahib al-mal mendapatkan imbalan atas penyertaan
modalnya. Nisbah keuntungan inilah yang akan mencegah
terjadinya peselisihan antara kedua belah pihak mengenai cara
pembagian keuntungan.
b. Syarat-Syarat
Di dalam mudharabah, disyaratkan sebagai berikut:
1) Bahwa modal itu berbentuk uang tunai, jika ia berbentuk emas atau
perak batangan (tabar), atau barang perhiasan atau barang
dagangan,maka tidak sah.
2) Bahwa ia diketahui dengan jelas, agar dapat diperdagangkan dengan
keuntugan yang dibagikan untuk kedua belah pihak, sesuai dengan
kesepakatan
3) Bahwa keuntugan yang menjadi milik pekerja dan pemilik modal
jelas prosentasenya. Seperti setengah, sepertiga atau seperempat.
4) Bahwa mudharabah itu bersifat mutlak, pemilik modal tidak
20
atau memperdagangkan barang tetentu,atau perdangan pada waktu
terentu, sementara di waktu lain tidak, atau ia hanya bermuamalah
kepada orang-orang terentu dan syarat-syarat lain misalnya. Karena
persyaratan yang mengikat sering kali dapat menyimpangkan tujuan
akad, yaitu keuntungan. Karena itu harus tidak ada persyaratannya
tanpa itu mudharabah menjadi fasid. Demikian menurut mazhab
Maliki dan Syafi’i.
Adapun Abu Hanifah Dan Ahmad, kedua orangini tidak
mensaratkan syarat tertentu mereka mengatakan “sesungguhnya
sebagaimana mudharabah menjadi sah dengan mutlak, sah pula
dengan muqayad (terikat)”. Dalam keadaan mudharabah muqayad,
pelaksanaan tidak boleh melewati syarat-syarat yang telah
ditentukan. Jika ketentuan tesebut dilanggar, maka ia wajib
menjaminnya.
c. Implementasi Akad Mudharabah dalam Lembaga Keuangan
Syariah
Dalam sistem perekonomian modern,khususnya
perbankan,menjadi berkembang. Pihak yang terlibat dalam
kerjasama ini ada tiga yaitu pihak yang menyimpan dana
(depositor), pihak yang membututuhkan dana atau pengusaha
(debetor), dan pihak yang mempertemukan antara keduanya
(bank). pihak yang pertama,depositor, inilah seharusnya menjadi
21
di gunakan untuk kepentingan usaha.Sementara pihak
kedua,debitur,adalah mudharib-nya depositor karena dia yang
menggunakan dana depositor untuk digunakan sebagai modal
usaha. Sedangkan pihak ketiga, bank adalah pihak yang
menjembatani keinginan keduanya (pihak pertama dan pihak
kedua).
Jadi, fungsi bank dalam kontrak mudharabah adalah
menerima dan menyimpan danashahib al-mal serta menyerahkan
kepada mudharib yang membutuhkan modal. Dengan kata lain,
jika shahib al-mal mendayagunakan dananya, harus melewati
bank,begitu juga ketika mudharib menghendaki dana untuk
usahanya.
Kerjasama mudharabah dalam system perbankan syariah
menempatkan bank sebagai mudharib sekaligus sebagai shahib
al-mal. Sebagai mudharib, bank mengelola dana yang dititipkan
depositor untuk mencari keuntungan. Sementara sebagi shahib
al-mal, bank memberikan dana para depositor kepada debitur untuk
dikelola sebuah usaha.
Posisi bank yang berstandar ganda tersebut sedikit banyak
membuat rancu pengertian mudharabah yang dikembangkan ulama
fikih. Sebab antara shahib al-mal sebagai pemilik modal
22
usahayang rill tidak bertemu secara langsung,tetapi terus melewati
bank.
Sementara bank sebagai lembaga usaha yang bergerak di bidang
keuangan yang kegiatn oprasionalnya harus didasarkan pada
tingkat evisiensi, produktivitas dan profitabilatas yang layak
mempunyai beberapa ketentuan-ketentuan khusus yang mengatur
lalu lintas keuangan yang di lakukan oleh shohibul mal dan
mudharib. Ketentuan tersebut tentu saja diatur sedemikian rupa
sehingga proses intermediary berjalan tanpa hambatan dan dapat
memberikan keuntungan khususnya bagi shahibul mal dan bank itu
23 BAB III
LAPORAN OBJEK
A. Gambaran Umum BMT
1. Sejarah Berdirinya BMT
KJKS BMT Syari’ah Sejahtera Boyolali didirikan pada 6 Juni
2009.Kemudian memiliki cabang otonom yaitu di Ampel. Kemudian
pada 21 Januari 2012, cabang Ampel memisahkan diri dengan nama
KJKS BMT Syamil (BMT Syariah Mandiri Ampel) yang
dipercayakan kepada 5 orang karyawan, yang beroperasi mengelola
keuangan wilayah Pasar Ampel, dan sekitarnya.
2. Visi,Misi dan Tujuan
Komitmen dalam syariah, amanah dalam muamalah.
TujuandidirikannyaBMTSYAMIL adalahuntuk:
a. Meningkatkankesejahteraan dantarafhidupanggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya.
b. Sebagaiwadahpemberdayaanekonomianggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
c. Sebagai gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tataran
perekonomian nasional.
d. Sebagai alternatif pilihan model pengelolaan usaha koperasi.
3. Identitas BMT
Alamat : Jl. Ampel-Candi No. 8 ( Timur Tugu Lilin ) Ampel, Boyolali
24 Telepon : (0276) 334 7000
25
1) Manajer : Sumiyati, S.Hi
2) Admin & Teller : Fitri Yunia Romadhoni, A.Md.Ei
3) Marketing : a. Arief Suryanto, S.Pd
b. Putri Noviant
c. Eva Hindun Khasanah, A.Md
5. Tugas dan Wewenang Masing-Masing Bagian
a. Dewan Pengawas Syari’ah
1) Identitas Jabatan
Dewan Pengawas Syariah (DPS) harus terdiri dari para alim ulama
dibidang syariah muamalah yang juga memiliki pengetahuan umum di
bidang “baytun tamwiil” (keuangan bank dan atau
koperasi).Persyaratan lebih lanjut mempertimbangkan ketentuan
Dewan Syariah Nasional (DSN).
Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, DPS wajib mengikuti fatwa DSN
dalam rangka kesesuaian produk atau jasa KJKS dengan ketentuan dan
prinsip syariah Islam.
2) Fungsi Utama Jabatan
Melakukan pengawasan terhadap keseluruhan aspek organisasi dan
usaha KJKS sehingga benar-benar sesuai dengan prinsip syariah Islam.
3) Tanggung Jawab
26
b) Memastikan tata laksana manajemen dan pelayanan sesuai dengan
syariah
c) Terselenggaranya pembinaan anggota yang dapat mencerahkan dan
membangun kesadaran bersama sehingga anggota siap dan
konsisten bermuamalah secara Islami melalui wadah KJKS.
4) Tugas-Tugas Pokok
a) Memastikan produk dan jasa KJKS sesuai dengan syariah
b) Memastikan tata laksana manajemen dan pelayanan sesuai dengan
syari’ah
c) Membantu pengurus dengan memberikan penjelasan dan atau
nasehat,diminta atau tidak diminta,tentang keadaan anggota pada
khususnya dan KJKS pada umumnya ditinjau dari aspek
kesyariahan. Penjelasan itu dapat disampaikan di dalam maupun di
luar Rapat Pengurus.
d) Membantu terlaksananya pendidikan anggota yang dapat
meningkatkan kualitas aqidah, syari’ah dan akhlaq anggota.
5) Wewenang
a) Meneliti barang, catatan, berkas, bukti-bukti dan dokumen lainnya
yang ada pada KJKS
b) Mendapatkan keterangan yang diperlukan baik dari pengurus,
manajemen atau staf dan anggota.
c) Memberikan koreksi, saran dan peringatan kepada pengurus dan
27
d) Menggunakan fasilitas yang tersedia untuk kelancaran pelaksanaan
tugasnya atas persetujuan pengurus.
e) Melaporkan kepada DSN dan pihak berwenang tentang keadaan
kesyari’ahan KJKS.
a. MANAGER
1) Identitas Jabatan
Posisi dalam Organisasi: Di bawah Badan Pengurus; membawahi
langsung Kepala Bagian (Kabag) Operasional, Kabag. Pemasaran.
2) Fungsi Utama Jabatan
a) Memimpin Usaha KJKS di wilayah kerjanya sesuai dengan tujuan
dan kebijakan umum yang telah ditentukan KJKS.
b) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh
aktivitas lembaga yang meliputi penghimpunan dana dari anggota
dan lainnya serta penyaluran dana yang merupakan kegiatan utama
lembaga serta kegiatan-kegiatan yang secara langsung berhubungan
dengan aktivitas utama tersebut dalam upaya mencapai target.
c) Melindungi dan menjaga asset perusahaan yang berada dalam
tanggung jawabnya.
d) Membina hubungan dengan anggota, calon anggota, dan pihak lain
(customer) yang dilayani dengan tujuan untuk mengembangkan
28
3) Tanggung Jawab
a) Menjabarkan kebijakan umum KJKS yang telah dibuat Pengurus
dan disetujui Rapat Anggota.
b) Menyusun dan menghasilkan rancangan anggaran KJKS dan
rencana jangka pendek, rencana jangka panjang, serta proyeksi
(finansial maupun non finansial) kepada pengurus yang selanjutnya
akan dibawa pada Rapat Anggota.
c) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tak melampaui batas
wewenang manajemen.
d) Mengusulkan kepada pengurus tentang penambahan,
pengangkatan, pemberhentian karyawan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan operasional KJKS.
e) Mengelola dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan
biaya-biaya harian dan Tercapainya target yang telah ditetapkan secara
keseluruhan.
f) Mengamankan harta kekayaan KJKS agar terlindungi dari bahaya
kebakaran, pencurian, perampokan dan kerusakan, serta seluruh
asset KJKS.
4) Tugas- Tugas Pokok
a) Menjabarkan kebijakan umum KJKS yang telah dibuat Pengurus
dan disetujui Rapat Anggota.
b) Menyusun dan menghasilkan rancangan anggaran KJKS dan
29
(finansial maupun non finansial) kepada pengurus yang selanjutnya
akan dibawa pada Rapat Anggota.
c) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tidak melampaui batas
wewenang manajemen.
d) Mengelola dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan
biaya-biaya harian dan tercapainya target yang telah ditetapkan secara
keseluruhan.
e) Membuka peluang atau akses kerja sama dengan jaringan/ lembaga
lain dalam upaya mencapai target.
f) Mengamankan harta kekayaan KJKS agar terlindungi dari bahaya
kebakaran, pencurian, perampokan dan kerusakan.
g) Mengelola dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan
biaya-biaya harian dan tercapainya target yang telah ditetapkan secara
keseluruhan.
5) Wewenang
a) Memimpin Rapat Komite untuk memberikan keputusan terhadap
pengajuan pembiayaan.
b) Menyetujui atau menolak secara tertulis pengajuan rapat komite
secara musyawarah dengan alasan-alasan yang jelas.
c) Menyetujui atau menolak pencairan dropping pembiayaan sesuai
dengan batasan wewenang.
d) Menyetujui pengeluaran uang untuk pembelian aktiva tetap sesuai
30
e) Menyetujui pengeluaran uang untuk pengeluaran kas kecil dan
biaya operasional lain sesuai dengan batas wewenang.
f) Melakukan penilaian prestasi karyawan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
g) Mengusulkan promosi, rotasi dan PHK sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
h) Mengadakan kerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan
lembaga dalam upaya mencapai target proyeksi dan tidak
merugikan lembaga.
b. KEPALA BAGIAN OPERASIONAL
1) Identitas Jabatan
Unit Kerja: Bagian Operasional
Posisi dalam Organisasi: Di bawah Manajer KJKS sejajar Kabag.
Pemasaran, membawahi seksi- Pembukuan atau Akuntansi, Layanan Mitra
usaha, Teller, serta SDM dan Umum.
2) Fungsi Utama Jabatan
Merencanakan, mengarahkan, mengontrol serta mengevaluasi seluruh
aktivitas dibidang operasional baik yang berhubungan dengan pihak
internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan profesionalisme
KJKS atau UJKS Koperasi khususnya dalam pelayanan terhadap mitra
maupun anggota KJKS
31
a) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service excellence)
kepada mitra atau anggota KJKS.
b) Terevaluasi dan terselesaikannya seluruh permasalahan yang ada
dalam operasional KJKS.
c) Terbitnya laporan keuangan, laporan perkembangan pembiayaan dan
laporan mengenai penghimpunan dana secara lengkap, akurat dan sah
baik harian, bulanan ataupun sesuai dengan periode yang dibutuhkan.
d) Terarsipkannya seluruh dokumen-dokumen keuangan, dokumen
lembaga, dokumen pembiayaan serta dokumen penting lainnya.
4) Tugas-Tugas Pokok
a) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service excellence)
kepada mitra atau anggota KJKS.
b) Terevaluasi dan terselesaikannya seluruh permasalahan yang ada
dalam operasional KJKS.
c) Terbitnya laporan keuangan, laporan perkembangan pembiayaan dan
laporan mengenai penghimpunan dana secara lengkap, akurat dan sah
baik harian, bulanan maupun sesuai dengan periode yang dibutuhkan
d) Terarsipkannya surat masuk dan keluar serta notulasi rapat manajemen
dan rapat operasional
e) Terselenggaranya absensi kehadiran karyawan dan dokumentasi hasil
32
5) Wewenang
a) Mengeluarkan biaya operasional rutin dalam batas wewenang
b) Mengajukan biaya operasional dan kebutuhan lain yang dibutuhkan
untuk mendukung pekerjaan di bidang operasional kepada Manajer
KJKS untuk dipertimbangkan
c) Menyetujui pengeluaran kas untuk penarikan tabungan dalam batas
wewenang
d) Melakukan kontrol terhadap kehadiran karyawan
e) Memeriksa seluruh laporan dalam bidang operasional
f) Menegur karyawan bidang operasional apabila bekerja tidak sesuai
dengan prosedur yang berlaku
g) Menyetujui pemotongan biaya administrasi tabungan untuk tabungan
yang tidak bermutasi selama 6 bulan atau sesuai dengan kebijakan
KJKS
h) Meminta pihak-pihak tertentu yang memegang tanggung jawab dana
KJKS (uang muka biaya, TL pembiayaan lainnya) untuk cepat
menyelesaikannya, apabila waktu yang disepakati sudah tiba
i) Memberikan masukan dan membantu bagian operasional lainnya yang
memerlukan bantuan, dalam kapasitasnya sebagai Kabag Operasional
c. TELLER
1) Identitas Jabatan
Unit Kerja: Bagian Operasional
33
2) Fungsi Utama Jabatan
Merencanakan dan melaksanakan seluruh transaksi yang sifatnya tunai
3) Tanggung Jawab
a) Mengelola fisik kas dan terjaganya keamanan kas
b) Terselesaikannya laporan kas harian
c) Tersedianya laporan arus kas pada akhir bulan untuk keperluan
evaluasi
d) Menerima setoran dan penarikan tabungan serta simpanan berjangka
4) Tugas-Tugas Pokok
a) Mengelola fisik kas dan terjaganya keamanan kas
1) Melakukan penghitungan kas pada pagi dan sore hari saat akan
dimulainya hari kerja dan akhirnya hari kerja yang harus disaksikan
oleh petugas yang berwenang
2) Meneliti setiap keaslian uang masuk agar terhindar dari uang palsu
3) Menjaga ruang dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan
4) Mengarsipkan laporan mutasi vault pada tempat yang aman
5) Melakukan cross check antara vault dengan neraca dan rekapitulasi
kas.
b) Terselesaikannya laporan kas harian
1) Menerima dan mengeluarkan transaksi tunai sesuai dengan batas
wewenang
2) Melakukan pengesahan pada bukti transaksi baik paraf maupun
34
3) Menyusun bukti-bukti transaksi keluar dan masuk serta
memberikan nomor bukti
4) Membuat rekapitulasi transaksi masuk dan keluar serta meminta
validasi dari pihak yang berwenang
5) Melakukan cross check antara rekapitulasi kas dengan mutasi
vault dan neraca
6) Tersedianya laporan arus kas pada akhir bulan untuk keperluan
evaluasi
7) Membuat laporan kas masuk dan keluar pada setiap akhir bulan
untuk setiap akun-akun yang penting
8) Meminta pengesahan laporan arus kas dari yang berwenang
sebagai laporan yang sah
9) Menerima setoran dan penarikan tabungan
10) Memeriksa kelengkapan dan kebenaran pengisian slip setoran
(dalam slip setoran harus tertera nilai uang dalam bentuk angka
dan huruf dengan nilai yang sama, pengisian slip harus ditulis
dengan jelas)
11) Mencocokkan saldo tabungan pada buku tabungan anggota
dengan kartu tabungan anggota bersangkutan yang ada di
komputer, bila terjadi selisih maka bagian ini harus mencatat
tambahan itu terlebih dahulu baru kemudian mencatat ke dalam
35
12) Membubuhkan stempel pada slip setelah dimasukkan ke dalam
komputer.
13) Menyerahkan foto copy slip setoran kepada anggota, sebagai
bukti penerimaan setoran
14) Menyerahkan semua slip setoran kepada bagian umum setelah
tutup jam kas.
15) Menerima dan memeriksa slip penarikan, kartu dan buku
simpanan anggota
16) Memeriksa dan membubuhkan paraf tanda persetujuan di slip
penarikan kemudian menyerahkan kembali kepada bagian
pembukuan.
17) Untuk pengambilan di atas batas wewenang diminta persetujuan
pimpinan (paraf pada slip pengambilan) atas pengambilan
tabungan tersebut (perhatikan saldo yang tersisa harus memenuhi
ketentuan yang ada).
18) Mencatat jumlah pengambilan tabungan pada buku tabungan.
c) Wewenang
1) Menerima transaksi tunai dari transaksi-transaksi yang terjadi di
KJKS.
2) Memegang kas tunai sesuai dengan kebijakan yang ada.
3) Mengeluarkan transaksi tunai pada batas nominal yang
36
4) Menolak pengeluaran kas apabila tidak ada bukti-bukti
pendukung yang kuat.
5) Mengetahui kode brankas tetapi tidak memegang kuncinya
ataupun sebaliknya.
6) Meminta pertanggungjawaban keuangan kas kecil jika batas
waktu pertanggungjawaban telah tiba.
d. SDM & Umum
1) Identitas Jabatan
Unit Kerja: Bagian Operasional
Posisi dalam Organisasi: Di bawah Kabag. Operasional
2) Fungsi Utama Jabatan
a) Melakukan pengadministrasian dan pemeliharaan data karyawan, serta
hal-hal yang menyangkut ketenagakerjaan (absensi, cuti dan lain-lain),
pendidikan, pelatihan, karir dan
b) hubungan antar karyawan.
c) Memberikan layanan kepada karyawan serta hal-hal umum lainnya
yang tidak termasuk dalam kegiatan bidang operasional koperasi yang
telah diatur secara khusus dalam bidang pemasaran, operasional dan
37
3) Tanggung Jawab
a) Bertanggung jawab langsung pada Kabag. Operasional untuk bidang
umum dan bertanggung jawab langsung kepada Manajer KJKS atau
untuk bidang SDM.
b) Bertanggung jawab dalam hal pengadministrasian danpemeliharaan
data karyawan serta hal-hal lain yang menyangkut ketenagakerjaan.
c) Bertanggung jawab dalam hal kebutuhan rumah tangga KJKS,
pengelolaan inventaris dan
d) pembelian inventaris kantor.
e) Melakukan kegiatan administrasi pembukuan saldo ke rekening
simpanan harian.
f) Melakukan aktivitas yang berkaitan dengan hubungan kepada
pengawas, pengurus dan seluruh anggota KJKS dan juga pihak
eksternal.
4) Tugas-Tugas Pokok
a) Memberikan layanan kepada karyawan serta hal-hal umum,
pengelolaan inventaris serta pembelian inventaris kantor.
b) Menyediakan segala kebutuhan rumah tangga KJKS dengan
berkoordinasi dengan bagian lain
c) Bertanggung jawab pengelolaan inventaris kantor.
d) Menyediakan Kebutuhan ATK dan hal-hal lain yangberhubungan
38
Melakukan kegiatan administrasi Tabungan dan Simpanan Berjangka:
a) Menerima daftar calon atau anggota yang mempunyai Simpanan dalam
bentuk Tabungan atau Simpanan Berjangka
b) Meminta kesepakatan anggota untuk memindahkan saldo rekening.
c) Mengarsipkan slip-slip transaksi Tabungan dan Simpanan Berjangka
Melakukan aktivitas yang berkaitan dengan hubungan eksternal KJKS
a) Pengurusan pembayaran pajak
b) Membuat laporan bulanan dan slip mutasi berkaitan dengan akuntan
publik
Melakukan pengadministrasian dan pemeliharaan data karyawan, serta hal-hal
yang menyangkut ketenagakerjaan, pendidikan, pelatihan, karir dan hubungan
antar karyawan
a) Mempersiapkan absensi, memonitor dan mengadministrasikannya
dengan baik
b) Mengatur kegiatan dan penjadwalan cuti,ketidakhadiran serta
hal-hal lain yang berhubungan dengan penunjukkan tugas karyawan
(administrasi SPJ, Surat Tugas dan Surat Jalan dan lain-lain)
c) Mengatur pelaksanaan pendidikan, pelatihan, training, seminar dan
lain-lain sehubungan dengan peningkatan dan pengembangan
pengetahuan dan kompetensi karyawan
d) Bersama-sama Manajer KJKS melakukan evaluasi terhadap jenjang
39
e) penetapanJob Description dan Job Goal serta tindakan reward dan
punishment kepada karyawan.
5) Wewenang
a) Memegang kas kecil sesuai dengan kebijakan yang ada untuk
kebutuhan rumah tangga.
b) Membuat kebijakan yang berkaitan dengan hal-hal umum.
c) Membuat usulan tentang kebutuhan inventaris (pengadaan dan
administrasi inventaris).
d) Melakukan pencairan dana untuk kebutuhan pengadaan inventaris
kantor.
e) Membuat kebijakan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan.
f) Membuat evaluasi terhadap absensi,job description dan goal,
kompetensi, motivasi, profesional dan aktivitas karyawan lainnya yang
berhubungan dengan pencapaian prestasi kerja.
g) Memberikan rekomendasi atas prestasi kerja karyawan sehubungan
dengan kegiatan mutasi, promosi, diklat dan training serta reward dan
punishment.
e. AKUNTANSI atau PEMBUKUAN
1) Identitas Jabatan
Unit Kerja: Bagian Operasional
Posisi dalam Organisasi: Di bawah Kabag. Operasional
40
Mengelola administrasi keuangan hingga ke pelaporan keuangan
3) Tanggung Jawab
a) Pembuatan laporan keuangan.
b) Pengarsipan laporan keuangan dan berkas-berkas yang berkaitan
secara langsung dengan keuangan.
c) Menyiapkan laporan-laporan untuk keperluan analisis keuangan
lembaga.
d) Pengeluaran dan penyimpanan uang dari dan ke brankas.
4) Tugas-Tugas Pokok
Pembuatan laporan keuangan:
a) Membuat laporan keuangan harian meliputi neraca dan laba rugi.
b) Membuat laporan keuangan akhir bulan, arus kas dan buku besar.
c) Menyediakan data-data yang dibutuhkan untuk kebutuhan analisis
lembaga.
Pengarsipan laporan keuangan dan berkas-berkas yang berkaitan
secara langsung dengan keuangan:
a) Mengarsipkan seluruh berkas keuangan sesuai dengan kebijakan
pengarsipan yang digunakan.
b) Menjaga keamanan arsip dan memastikan bahwa seluruh arsip
terjaga keamanannya dengan baik.
Menyediakan data-data yang dibutuhkan untuk kebutuhan analisis
lembaga:
41
b) Melakukan analisis khususnya untuk biaya operasional menyangkut
dengan tingkat efisiensi .
Pengeluaran dan penyimpanan uang dari dan ke brankas (sebagai
petugas alternative dan petugas pengganti):
a) Serah terima brankas dari Kabag Operasional.
b) Pengeluaran uang pagi hari, pada saat jam kerja.
c) Penyimpanan uang pada saat jam kerja dan pada saat sore hari.
5) Wewenang
a) Mengarsipkan dan mengamankan bukti-bukti pembukuan atau
transaksi.
b) Meminta kelengkapan administrasi pada pertanggungjawaban
keuangan.
c) Tidak memberikan berkas/arsip kepada pihak-pihak yang tidak
berkepentingan.
d) Menerbitkan laporan keuangan atas persetujuan Manajer KJKS
untuk keperluan publikasi.
f. KEPALA BAGIAN PEMASARAN
1) Identitas Jabatan:
Unit Kerja: Bagian Pemasaran
Posisi dalam Organisas : Di bawah Manajer KJKS
Koperasi, sejajar Kabag.Operasional.Membawahi seksi-seksi dalam
42
2) Fungsi Utama Jabatan:
Merencanakan, mengarahkan serta mengevaluasi target financing dan
funding serta memastikan strategi yang digunakan sudah tepat dalam
upaya mencapai sasaran termasuk dalam menyelesaikanpembiayaan
bermasalah
3) Tanggung Jawab:
a) Tercapainya target pemasaran baik funding, financing maupun
collecting.
b) Terselenggaranya rapat pemasaran dan terselesaikan permasalahan
di tingkat pemasaran.
c) Menilai dan mengevaluasi kinerja bagian pemasaran.
d) Bertanggung jawab dalam proses pengajuan pembiayaan dan
melakukan penilaian terhadap potensi pasar dan pengembangan
pasar serta proses penyelesaian pembiayaan bermasalah.
e) Pengarsipan bukti Nota Debet dan Nota Kredit.
4) Tugas-Tugas Pokok:
a) Tercapainya target pemasaran baik funding maupun financing:
b) Membuat target-target yang ingin dicapai dengan melihat kapasitas
AO yang ada.
c) Melakukan pemantauan terhadap hasil yang dicapai AO sesuai
dengan target yang diberikan.
d) Melakukan evaluasi terhadap hasil yang dicapai AO atas yang
43
e) Memberikan masukan dan perbaikan jika diperlukan.
Terselenggaranya rapat bagian pemasaran dan terselesaikannya
permasalahan di tingkat pemasaran:
a) Membuat jadwal rutin rapat pemasaran dan memastikan
agenda-agenda yang penting untuk dibahas.
b) Memastikan seluruh bahan rapat sudah tersedia dan lengkap (data,
daftar masalah, dan lain-lain).
c) Memimpin rapat.
d) Memastikan diperoleh jalan keluar dalam membahas masalah pada
akhir rapat.
e) Memastikan notulasi rapat dibuat dan terdokumentasidengan baik.
Menilai dan mengevaluasi kinerja bagian pemasaran:
a) Menciptakan alat kontrol untuk memudahkan penilaian kinerja
bagian pemasaran.
b) Melakukan penilaian pada periode tertentu atas kinerja pemasaran
antara lain meliputi capaian target per AO serta mencatat
pelanggaran-pelanggaran dari sisi pemasaran yang dilakukan olah
AO
c) Bertanggung jawab dalam proses pengajuan pembiayaan.
d) Melakukan penilaian terhadap potensi pasar dan pengembangan
44
e) Menerima dari bagian AO berkas pengajuan pembiayaan (daftar
pengajuan pembiayaan, analisis pembiayaan dari bagian
pembiayaan dan kelengkapan
f) syarat administrasi yang mungkin diperlukan, seperti: KTA, KK,
surat izin suami atau istri, surat atas jaminan dan lain-lain.
g) Memeriksa kelengkapan dan kebenaran berkas pengajuan
pembiayaan anggota dan mendiskusikan dengan baik.
h) Secara berkala dan terencana melakukan kunjungan pasar untuk
melihat potensi-potensi yang perlu dikembangkan.
i) Bersama dengan Manajer KJKS membicarakan peluang-peluang
pasar yang ada dan kemungkinan pengembangannya.
j) Menerima daftar pembiayaan anggota yang bermasalah (kurang
lancar, diragukan dan macet) dari bagian AO.
k) Memeriksa daftar pembiayaan bermasalah apakah benar telah
memenuhi kriteria pembiayaan bermasalah dan menandatangani
sebagai tanda persetujuan.
l) Menyerahkannya kembali daftar pembiayaan bermasalah kepada
Staf Pemasaran dan Staf.
m) Penagihan serta melaporkannya pada Manajer KJKS.
Pengarsipan bukti Nota Debet dan Nota Kredit:
1) Menerima data dari bagian pembiayaan (nota debet atau nota
45
plafond, order dari bagian pembiayaan untuk perubahan bagi
hasil atau jatuh tempo atau perubahan plafond.
2) Mendata Komputer
3) Menyimpan bukti ND dan NK dan dikeluarkan kembalisetelah
satu bulan.
n) Wewenang
1) Memberi usulan untuk pengembangan pasar, potensi bisnis dan
strategi-strategi lainnya yang berhubungan dengan bisnis
existing, peluang bisnis dan penyelesaian pembiayaan
bermasalah kepada Manajer KJKS.
2) Menentukan target funding, financing dan penyelesaian
pembiayaan bermasalah bersama dengan Manajer KJKS
3) Memimpin dan menentukan agenda rapat pemasaran.
4) Melakukan penilaian terhadap Staf Pemasaran (AO atau FO)
dan Staf Penagihan (RO).
o) STAF PEMASARAN
1) Identitas Jabatan
Unit Kerja: Bagian Pemasaran
Posisi dalam Organisasi: Di bawah Kabag. Pemasaran
2) Fungsi Utama Jabatan
a) Melayani pengajuan pembiayaan, melakukan analisis kelayakan
serta memberikan rekomendasi atas pengajuan pembiayaan sesuai
46
b) Melayani permohonan penyimpanan dana (tabungan dan
deposito) dengan bekerja sama dengan bagian Layanan Mitra
usaha.
3) Tanggung Jawab
a) Memastikan seluruh pengajuan pembiayaan telah diproses sesuai
dengan proses yang sebenarnya.
b) Memastikan analisis pembiayaan telah dilakukan dengan tepat
dan lengkap sesuai dengan kebutuhan dan mempresentasikan
dalam rapat komite.
c) Memastikan proses penyimpanan dana telah dilakukan dengan
tepat dan lengkap serta sesuai dengan sistem dan prosedur yang
dimiliki.
4) Wewenang
a) Memberi usulan untuk pengembangan pasar kepada Manajer
KJKS Menentukan target funding dan financing bersama dengan
Manajer KJKS
b) Ikut menentukan dan mengatur agenda rapat di bagian pemasaran
c) Melakukan koordinasi dengan Staf Penagihan untuk target
penyelesaian pembiayaan bermasalah.
p) ADMINISTRASI PEMBIAYAAN
1) Identitas Jabatan
Unit Kerja: Bagian Pemasaran
47
2) Fungsi Utama Jabatan
Mengelola administrasi data mitra usaha, melakukan proses
pembiayaan mulai dari pencairan hingga pelunasan, membuat
akad-akad dan surat -surat perjanjian lain.
3) Tanggung Jawab
a) Penyiapan administrasi pencairan pembiayaan (dropping).
b) Pengarsipan seluruh berkas pembiayaan.
c) Pengarsipan jaminan pembiayaan.
d) Penerimaan angsuran dan pelunasan pembiayaan.
e) Penyiapan kupon dan kontrol terhadap kupon.
f) Pembuatan laporan pembiayaan sesuai dengan periode laporan.
4) Wewenang
a) Memberikan nomor rekening mitra pembiayaan.
b) Melakukan pengamanan atas data-data pembiayaan serta
arsip-arsip pendukung.
c) Mengeluarkan laporan resmi mengenai perkembangan
pembiayaan atas persetujuan Manajer KJKS atau UJKS Koperasi.
d) Tidak memberikan berkas atau arsip kepada pihak-pihak yang
tidak berkepentingan.
e) Ikut memberikan kontribusi atau usulan dalam rapat komite.
g. STAF PENAGIHAN
1) Identitas Jabatan
48
Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Pemasaran
2) Fungsi Utama Jabatan
a) Melakukan penagihan terhadap angsuran atau pembayaran pembiayaan
baik untuk mitra usaha yang tidak bermasalah maupun yang
bermasalah serta melakukan pengambilan terhadap mitra usaha
funding.
b) Memberikan jalan keluar dan langkah-langkah penyelesaian bagi mitra
usaha yang bermasalah serta melakukan tindakan penarikan, penyitaan,
penjualan jaminan dan lain-lain yang berhubungan dengan aspek
hukum.
3) Tanggung Jawab
a) Memastikan angsuran yang harus dijemput telah ditagih sesuai
dengan waktunya.
b) Memastikan tidak ada selisih antara dana yang dijemput dengan
dana yang disetorkan ke KJKS.
c) Menyelesaikan pembiayaan yang bermasalah
4) Tugas-Tugas Pokok
a) Memastikan angsuran yang harus dijemput telah ditagih sesuai
dengan waktunya:
b) Membuat rencana atau jadwal penagihan harian, mingguan dan
bulanan.
c) Menyiapkan peralatan administrasi yang dibutuhkan untuk
49
Memastikan tidak ada selisih antara dana yang dijemput dengan dana
yang disetorkan ke KJKS
a) Menghitung seluruh uang yang dijemput.
b) Membuat daftar angsuran seluruh mitra yang menyetorkan uangnya.
c) Menyerahkannya kepada Teller, dan memastikan seluruh setoran
tidak ada yang tertinggal dan tidak terjadi selisih antara catatan
dengan uang yang diserahkan.
d) Membantu memberikan jalan keluar dan solusi bagi mitra usaha
yang bermasalah, melakukan penjualan jaminan, dan upaya-upaya
lainnya baik secara kekeluargaan maupun hukum yang berlaku.
5) Wewenang
a) Menerima setoran dana atas nama KJKS terhadap mitra-mitra
pembiayaan maupun mitra penabung (sesuai dengan kebijakan
yang ada).
b) Melakukan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan aspek
hukum terhadap mitra yang bermasalah.
B. Jenis-Jenis Produk BMT Syamil Ampel
1. Penghimpun Dana
a. Simpanan Pokok Khusus (Si Pokus)
b. Simpanan Umum Islam (Si Umi)
Simpanan yang bisa diambil sewaktu-waktu. Setoran awal minimal